• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SITI NURBAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SITI NURBAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SITI NURBAYA

(Studi Kasus: Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Kota Padang)

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

DAHNIL

NIM. 09070287

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

Socio-Economic Conditions Society Changing at Development

Post Siti Nurbaya Bridge

(Case Study: Batang Arau Village Padang Selatan Urban District City of Padang )

Oleh :

Dahnil *Surya Prahara**Nilda Elfemi** * The Sosiology education student of STKIP PGRI Sumatera west. ** The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI Sumatera west

ABSTRACT

Thesis examines the socio-economic changes after the construction of the Bridge Siti Nurbaya (Case Study: Batang Arau Village Padang Selatan Urban District City of Padang), namely social interaction, social behavior and education as well as changes in livelihood and income levels. The goal is achieved in this study was to describe: "Socio-Economic Conditions Society Changing at Development". The theory used is the Theory of Social Change Neil Smelser. Changes to the existing range Smelser is a separate process, as well as the process of social units that were formed specifically think (Long, 1987:162). Informants research taken by purposive sampling. Informants in the study of 20 people, consisting of sub-district staff and the community in the village of Batang Arau which utilizes Siti Nurbaya Bridge as a place to trade. This type of data is the primary data derived from interviews with informants and secondary data obtained from the relevant references. Data were collected through observations, interviews and documentation. Data analysis was performed with data reduction techniques, the presentation of the data and draw conclusions. These results indicate that: 1) the social condition before Bridge Siti Nurbaya built, people have a good attitude and behavior, good manners and mutual respect, but with the construction of the Siti Nurbaya bridge result in changes to behavior, attitudes and education community. More individualized society, the lack of respect and passion for the decline in mutual cooperation, while public education is progressing with a number of children through education and (2) the economic condition of the people of Batang Arau Village before the bridge Siti Nurbaya, including employment and income poor, after the construction of bridge Siti Nurbaya economic conditions cause changes Batang Arau Village community, opening jobs, livelihood began to grow and increase revenues. People who switched livelihood and some even have two jobs and increased revenue on a new livelihood.

Key Words: socio-economic, behavior, attitudes, education

(3)

ABSTRAK

Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca

Pembangunan Jembatan Siti Nurbaya

(Studi Kasus: Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Kota

Padang

Skripsi ini mengkaji tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan Jembatan Siti Nurbaya (Studi Kasus di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Kota Padang) yaitu interaksi sosial, perilaku sosial dan pendidikan serta perubahan mata pencaharian dan tingkat pendapatan. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: “Perubahan Sosial ekonomi masyarakat pasca Jembatan Siti Nurbaya”. Teori yang digunakan yaitu teori Teori Perubahan Sosial Neil Smelser. Perubahan bagi Smelser adalah berkisar ada proses tersendiri, proses itu sama halnya sebagaimana unit-unit sosial yang khusus beronotomi itu dibentuk (Long, 1987:162). Informan penelitian di ambil secara purposive sampling. Informan dalam penelitian berjumlah 20 orang, terdiri dari staf kelurahan dan masyarakat di Kelurahan Batang Arau yang memanfaatkan Jembatan Siti Nurbaya sebagai tempat berdagang. Jenis data adalah data primer berasal dari wawancara dengan informan dan data sekunder yang diperoleh dari referensi yang relevan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Kondisi sosial sebelum dibangun Jembatan Siti Nurbaya, masyarakat memiliki sikap dan perilaku yang baik, sopan santun dan saling menghargai, tetapi dengan adanya pembangunan jembatan Siti Nurbaya menimbulkan perubahan terhadap perilaku, sikap masyarakat dan pendidikan. Masyarakat lebih individual, kurangnya rasa saling menghargai dan menurunnya semangat untuk gotong royong, sementara pendidikan masyarakat mengalami kemajuan dengan banyaknya anak yang menempuh pendidikan dan (2) Kondisi ekonomi masyarakat Kelurahan Batang Arau sebelum adanya Jembatan Siti Nurbaya, pekerjaan dan pendapatan termasuk kurang baik, sesudah adanya pembangunan Jembatan Siti Nurbaya menyebabkan berubahnya kondisi ekonomi masyarakat Kelurahan Batang Arau, terbukanya lapangan pekerjaan, mata pencaharian mulai berkembang dan pendapatan meningkat. Masyarakat yang beralih mata pencaharian bahkan ada yang memiliki dua pekerjaan serta mengalami peningkatan pendapatan pada mata pencaharian yang baru.

(4)

PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan suatu proses dinamis yang senantiasa berkembang terus dalam menjawab tuntutan kebutuhan serta perkembangan zaman. Pembangunan ada yang diusahakan dan ada juga sektor kesengajaan di dalam memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat secara tidak berlangsung secara spontan melainkan diusahakan atau direncanakan. Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan yang direncanakan menuju pada arah kemajuan dan perbaikan sesuatu, yang ingin dicapai. Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia pada prinsipnya adalah suatu usaha meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dengan cara mengadakan perubahan-perubahan di bidang sosial, budaya, dan ekonomi (Soekanto, 2007:358-360)

Sejalan dengan itu Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang mendapatkan kewenangan untuk menjalankan pembangunan daerah tersebut, dengan kewenangan itu maka pemerintah daerah berhak menentukan pembangunan di daerah sesuai kebutuhan masyarakatnya, hal itu diharapkan dapat meratakan pembangunan didaerah provinsi Sumatera Barat yang dijalankan melalui pemekaran pemekaran daerah yang ada di Sumatera Barat, Sejarah Kota Padang tidak terlepas dari peranannya sebagai kawasan rantau Minangkabau, yang berawal dari perkampungan nelayan di muara Batang Arau lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai.

Pada tahun 1996 pemerintah daerah kota Padang melaksanakan pembangunan jembatan layang yang melintasi sungai Batang Arau, yang menghubungkan Kecamatan Padang Barat dengan Kecamatan Padang Selatan, tepatnya di Kelurahan Berok Nipah sampai Kelurahan Batang Arau. Jembatan layang tersebut dinamakan Jembatan Siti Nurbaya. Setelah dua tahun pembangunan, proses pembangunan terhenti pada tahun 1998 dikarenakan krisis moneter yang melanda negara Indonesia. Setelah tiga tahun terhenti, proses pembangunan dilanjutkan kembali pada tahun 2001, dan selesai pada tahun 2003, diresmikan dan digunakan pada tahun yang sama.

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku antara kelompok-kelompok dalam mayarakat (Selo Soemarjan, 2012), sedangkan Kingsley

Davis perubahan sosial adalah perubahan sosial yang sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam masyarakat mencakup sistem sosial, maka adanya perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Dengan demikian akan mengakibatkan dimensi dan ruang waktu. Dimensi ruang menunjukkan pada wilayah terjadi perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya. Dimensi waktu studi perubahan meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan (Martono, 2011: 2-5).

Dengan demikian perubahan yang dimaksud penulis adalah perubahan masyarakat sebelum dan sesudah adanya Jembatan Siti Nurbaya. Dimana dulunya sebelum adanya Jembatan Siti Nurbaya masyarakat Kelurahan Batang Arau kalau pergi ke pusat kota atau pergi ke pasar menaiki sampan (perahu kecil) untuk pergi ke pusat kota atau pergi ke pasar. Sedangkan setelah adanya pembangunan Jembatan tersebut masyarakat Kelurahan Batang Arau banyak mengalami perubahan, dulu nya mau pergi ke pusat kota menaiki sampan dulu sekarang bisa naik angkot atau naik ojek langsung ke pusat kotanya, serta hubungan antara masyarakat dulu sangat berbeda dengan adanya jembatan ini diantaranya masyarakat bersifat individual. Dimana kondisi ini mempengaruhi masyarakat yang khususnya masyarakat Kelurahan Batang Arau.

Keberadaan jembatan Siti Nurbaya seharusnya memperoleh dukungan dari semua pihak seperti pemerintah daerah sebagai pengelola, masyarakat yang berada di lokasi jembatan Siti Nurbaya serta partisipasi pihak swasta sebagai pengembang. Selain peran yang dimilikinya, jembatan Siti Nurbaya merupakan suatu sektor yang tidak jauh berbeda dengan sektor ekonomi yaitu dalam proses perkembangan yang mempunyai pengaruh di bidang sosial dan ekonomi. Jembatan Siti Nurbaya merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terdapat diwilayah kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Kota Padang, yang dinilai mempunyai potensi yang cukup tinggi dalam memberikan peningkatan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan observasi peneliti, di Kelurahan Batang Arau selama ini diperoleh kesan bahwa kunjungan wisatawan pada Jembatan Siti Nurbaya dapat menyebabkan terjadinya interaksi sosial antara masyarakat setempat dengan wisatawan yang dapat mengakibatkan perubahan pola atau tata nilai

(5)

kehidupan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari suasana masyarakat yang kurang nyaman. Dahulu warga Batang Arau sebelum adanya Jembatan Siti Nurbaya menyebrang menuju pusat kota padang menggunakan alat transportasi sampan (perahu kecil). Masyarakat menaikki sampan ini harus membayar untuk menyebrang, biaya lebih harus dikeluarkan warga Batang Arau untuk menuju pusat Kota. Akibatnya proses pemasaran hasil SDA di Batang Arau menjadi terhambat, setelah berdirinya Jembatan Siti Nurbaya mulai ada perubahan yang terjadi bagi masyarakat Batang Arau dan sekitarnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena metode kualitatif mempelajari data di lapangan secara alamiah dan mengutamakan teknik observasi dan wawancara serta dokumen

Dalam hal ini yang menjadi alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah untuk mengetahui, mengungkapkan dan mendeskripsikan tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat setelah Pembangunan Jembatan Siti Nurbaya Kelurahan Batang Arau

Informan penelitian di sesuaikan dengan kriteria yang telah ada. Informan dalam penelitian ini berjumlah 20 orang, terdiri dari staf kelurahan 2 orang dan masyarakat Kelurahan Batang Arau sebanyak 18 orang.

Analisis Data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku dan sikap masyarakat Kelurahan Batang Arau sebelum dibangunnya Jembatan Siti Nurbaya terlihat dari adanya jalinan kerjasama yang lancar antar masyarakat serta masih memiliki kesadaran untuk ikut bergotong royong. Cara berhubungan sesama warga, cara sikap dan berbicaranya sopan santu sesama warga Kelurahan Batang Arau masih terjaga, walaupun masyarakat memiliki latar belakang ekonomi, budaya dan agama yang berbeda. Kerjasama masyarakat di Kelurahan Batang Arau tersebut terwujud dalam berbagai kegiatan, seperti perayaan hari-hari besar nasional, hari besar agama dan sebagainya. Beragamnya agama yang dianut oleh masyarakat di Kelurahan Batang Arau juga menjadi perekat kebersamaan masyarakat. Pada saat Idul Fitri yang dirayakan oleh umat Muslim, masyarakat

non muslim di Kelurahan Batang Arau berpartisipasi dengan mendatangi rumah-rumah masyarakat Muslim dan ikut merasakan kebahagian. Begitu juga ketika umat beragama lain, masyarakat Muslim di Kelurahan Batang Arau ikut memeriahkannya dengan ikut bergembira saat perayaan hari besar agama tersebut, seperti Natal dan Tahun Baru.

Mata pencaharian masyarakat di Kelurahan Batang Arau sebelum dibangun jembatan, umumnya sebagai nelayan, kuli bangunan, kuli angkut pelabuhan, tukang sampan penyeberangan, serta menjadi ABK kapal. Mata pencarian tersebut sesuai dengan keadaan alam tempat tinggal masyarakat di Kelurahan Batang Arau. Mata pencaharian tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat di Kelurahan Batang Arau memiliki kondisi ekonomi yang sulit, karena mata pencaharian sebagian besar penduduk nelayan dan tidak memiliki pekerjaan lain.

Pendapatan masyarakat Kelurahan Batang Arau sebelum adanya Jembatan Siti Nurbaya yang berasal dari mata pencaharian dapat dikatakan kurang mencukupi, karena keluarga hampir menghabiskan semua pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan perumahan. Walaupun begitu, masih ada masyarakat yang mampu menabung pendapatan tersebut. Kondisi pendapatan ini menyebabkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan termasuk belum memadai.

Kondisi pendidikan masyarakat sebelum adanya jembatan Siti Nurbaya juga belum maju, karena masyarakat Batang Arau untuk pergi sekolah harus menyeberang untuk mencapai sekolah SMP dan SMA karena SMP dan SMA tidak ada di Kelurahan Batang Arau. Kondisi ekonomi masyarakat sebelum adanya Jembatan Siti Nurbaya berpengaruh terhadap pendidikan anak karena keterbatasan biaya untuk pendidikan anak. Kondisi pendidikan anak-anak sebelum adanya Jembatan Siti Nurbaya terlihat sangat banyak yang tidak bersekolah dikarena untuk mencapai ke sekolah termasuk sulit serta biaya sekolah yang dirasakan oleh masyarakat mahal.

Sejak berdirinya Jembatan Siti Nurbaya banyak sekali perubahan perilaku dan sikap masyarakat Kelurahan Batang Arau, dimana sejak adanya jembatan Siti Nurbaya, masyarakat lebih individual dengan mementingkan kepentingan pribadi. Masyarakat lebih fokus dengan pekerjaan masing-masing, karena pekerjaan saat ini menyita waktu sehingga masyarakat kekurangan waktu untuk berkumpul dengan masyarakat lain. Selain itu, perubahan

(6)

sikap saling menghargai di tengah masyarakat Kelurahan Batang Arau. Persoalan ini timbul karena berkurangnya frekuensi untuk berkumpul antar masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang kurang peduli dengan persoalan yang dihadapi masyarakat lain.

Terlihat adanya perubahan sikap masyarakat dalam mengikuti gotong royong sesudah dibangunnya Jembatan Siti Nurbaya. dengan alasan pekerjaan, masyarakat jarang ikut gotong royong dan ada masyarakat yang rela menyumbang dalam bentuk uang dibanding ikut gotong royong karena terbatasnya waktu yang dimiliki.

Terlihat adanya perubahan pasca pembangunan jembatan Siti Nurbaya dari segi pendidikan membawa perubahan yang positif bagi masyarakat di Kelurahan Batang Arau, yaitu meningkatkan pendidikan karena perekonomian keluarga mulai membaik dan pendapatan masyarakat meningkat. Hal ini berarti peningkatan kondisi ekonomi keluarga diiringi dengan perubahan pendidikan keluarga terutama berkurangnya anak yang putus sekolah. Perubahan dari pasca pembangunan jembatan Siti Nurbaya terhadap mata pencaharian dan pendapatan masyarakat, terlihat adanya perubahan pasca pembangunan jembatan Siti Nurbaya dari segi lapangan pekerjaan masyarakat Kelurahan Batang Arau lebih diuntungkan dengan dibangunnya jembatan Siti Nurbaya terbukanya lapangan pekerjaan.

Kehidupan masyarakat di Kelurahan Batang Arau sebelum dibangun jembatan, masyarakat lebih bergantung pada kehidupan sebagai nelayan, kuli bangunan, kuli angkut pelabuhan, tukang sampan penyeberangan, serta menjadi ABK kapal. Kehidupan tersebut sesuai dengan keadaan alam tempat tinggal masyarakat di Kelurahan Batang Arau.

Sejak adanya Jembatan Siti Nurbaya masyarakat sekitar Jembatan Siti Nurbaya banyak beralih pekerjaan dari nelayan jadi pedagang jagung, buruh menjadi pedagang jagung bakar, Ibu Rumah Tangga menjadi pedagang jagung bakar, sehingga masyarakat di sekitar Jembatan Siti Nurbaya ada yang memiliki 2 jenis mata pencaharian, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan. Perubahan mata pencaharian yang terjadi pada masyarakat di Batang Arau tidak hanya meninggalkan pekerjaan utama, tetapi ada yang memiliki dua pekerjaan setelah adanya jembatan Siti Nurbaya. Dengan adanya perubahan mata pencaharian masyarakat setelah pembangunan jembatan Siti Nurbaya. Perubahan mata pencaharian ini tidak hanya bertukar mata pencaharian, tetapi ada yang memiliki dua mata

pencaharian setelah pembangunan jembatan Siti Nurbaya.

Pada tingkat pendapatan masyarakat Kelurahan Batang Arau setelah adanya Jembatan Siti Nurbaya sangat dikatakan meningkat, dikarenakan masyarakat Batang Arau tingkat pendapatannya bisa menjadi dua pekerjaannya. Dulunya dari satu orang saja penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan perumahan. Sekarang bisa dikatakan sudah berlebih karena penadapatan atau penghasilan dalam satu keluarga bisa dua penghasilan.

Pendapatan masyarakat tersebut sudah meningkat karena masyarakat Kelurahan Batang Arau sejak adanya Jembatan Siti Nurbaya ini, yang dulunya penghasilan dari satu orang, sekarang lapangan usaha sudah terbuka di Jembatan Siti Nurbaya ini. Masyarakat di sekitar Jembatan Siti Nurbaya bisa berjualan disepanjang atau disekitar Jembatan Siti Nurbaya.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kondisi sosial sebelum dibangun Jembatan Siti Nurbaya masyarakat memiliki sikap dan perilaku yang baik, sopan santun dan saling menghargai, tetapi dengan adanya pembangunan jembatan Siti Nurbaya menimbulkan perubahan terhadap hubungan, perilaku, sikap masyarakat dan pendidikan dimana masyarakat terpengaruh oleh pekerjaan sehingga lebih individual dibanding sebelum adanya jembatan Siti Nurbaya, kurangnya rasa saling menghargai dan menurunnya semangat untuk gotong royong di lingkungan, sementara pendidikan masyarakat mengalami kemajuan dengan banyaknya anak yang menempuh pendidikan.

2. Kondisi ekonomi masyarakat Kelurahan Batang Arau sebelum adanya Jembatan Siti Nurbaya dilihat dari segi pekerjaan dan pendapatan termasuk kurang baik, akan tetapi sesudah adanya pembangunan Jembatan Siti Nurbaya terjadi perubahan kondisi ekonomi masyarakat Kelurahan Batang Arau, terbukanya lapangan pekerjaan, mata pencaharian mulai berkembang dan pendapatan meningkat. Dengan adanya jembatan ini banyak

(7)

masyarakat yang beralih mata pencaharian bahkan ada yang memiliki dua pekerjaan serta mengalami peningkatan pendapatan pada mata pencaharian yang baru.

Saran

1. Untuk masyarakat, untuk memanfaatkan pembangunan yang dilakukan pemerintah, terutama Jembatan Siti Nurbaya ke arah yang positif yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

2. Untuk pihak pengelola jembatan, yaitu Pemerintah Kota Padang, untuk mengatur penggunaan jembatan Siti Nurbaya serta lebih meningkatkan promosi tentang Jembatan Siti Nurbaya sehingga lebih banyak masyarakat yang berkunjung. Hal ini dapat meningatkan gairah lapangan kerja masyarakat di sekitar jembatan Siti Nurbaya.

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi.

Jakarta: Kencana

Ngurah, I Gusti Putra. 1992. Manajemen Hubungan Masyarakat, Univ Atmajaya Yogyakarta

Lauer. H. Robert. 1993. Perspektif Tentang Perbahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Martono, Nanang. 2011. Sosiologi, dan

Perubahan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 1999. Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sani, Abdul. 1994. Sosiologi Masyarakat Perkotaan. Jakarta: Rineka Cipta

Setia, Elly M, Kamal Abdul Hakam, dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Cetakan 2. Jakarta: Fajar Interpratama Offset

Soejono, Soekanto. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Perss. _____________. 2007. Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta: Rajawali Perss. Yusuf, Muri. 2005. Metodologi Penelitia.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan, seleksi atribut menggunakan metode MRMR dapat menghasilkan nilai akurasi yang lebih baik daripada menggunakan metode db4 karena, metode ini hanya mengambil

rebus air hingga mendidih, masukkan gula merah, gula pasir, garam, jahe, kencur yg sudah dicuci, asam jawa, daun pandan, masak hingga gula larut aduk aduk, matikan api.. pisahkan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 88 orang mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi USU menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Literasi Digital

Nilai gaya geser setiap lantai didapat dari hasil pemodelan struktur dengan menggunakan program analisis struktur dengan cara Run – Display – Story Respon Plot

Untuk seleksi mikrob pelarut fosfat dilakukan kegiatan sebagai berikut a pembuatan ekstrak tanah, ekstrak suspensi tanah dibuat dan diencerkan dengan konsentrasi mencapai 106

Diksi (pilihan kata). Berdasarkan data di atas, diperoleh gambaran atau temuan bahwa kemampuan PHQXOLV NHPEDOL LVL FHUSHQ ³ Sepotong Burger ´ NDU\D 6DQLFH $OILHWD oleh siswa

Sikap sosial kerjasama peserta didik mengalami peningkatan dibuktikan bahwa peserta didik antusias terhadap pembelajaran dengan model Numbered Heads Together, terbiasanya

Karena modal memulai usaha Network Marketing yang sangat rendah (terjangkau oleh siapapun juga), memiliki sistem yang telah teruji yang memungkinkan penghasilan