• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS Analisis Pelaku Kegiatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS Analisis Pelaku Kegiatan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

57 BAB IV

ANALISIS

Analisis menggunakan metode G. Broadbent yang berisi bagaimana pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan arsitektur diantaranya adalah ditinjau dari aspek manusia aspek lingkungan, dan aspek bangunan.

4.1 ASPEK MANUSIA

Analisis manusia bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan pelaku yang terlibat dalam sekolah dan asrama arsitektur Binus ini, sehingga dengan mengetahui kegiatan apa saja yang terjadi dalam sekolah dan asrama Binus ini maka akan muncul kebutuhan ruang dan hubungan ruangnya.

4.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan

Analisis pelaku kegiatan adalah analisis yang melibatkan siapa saja pelaku yang berperan dalam kegiatan di sekolah maupun di asrama, berikut adalah analisis pelaku kegiatan dalam sekolah dan asrama binus university : 1. Mahasiswa

Mahasiswa pun terdiri dari 2 tipe yaitu mahasiswa yang tidak tinggal dalam asrama dan mahasiswa yang tinggal dalam asrama, asrama arsitektur binus ini pun ditujukan bagi mahasiswa tahun pertama dengan asumsi mahasiswa tahun pertama dari luar daerah dapat menjalani proses adaptasi di kota Jakarta dan sehabis tahun pertama di area asrama, mereka dapat mencari tempat tinggal atau kos di sekitar area sekolah. Hal ini bertujuan untuk mencegah kapasitas ruang kamar asrama yang terbatas karena luasan lahan yang harus berbagi porsi dengan sekolah. Keterbatasan ini dapat dijadikan suatu pengeksklusifan diri dari asrama binus itu sendiri.Pengajar

Tenaga pengajar atau dosen dalam sekolah memiliki 2 pencapaian bagaimana mereka masuk ke dalam wilayah kampus, ada yang menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.

(2)

58 2. Pengelola

Pengelola sekolah dan asrama memiliki ruang yang berbeda dan kegiatan yang berbeda lingkupannya.

3. Staff

Staff sekolah dan asrama pun dibedakan sehingga ruangan yang dibutuhkan juga berbeda.

4. Pengunjung

Pengunjung di dalam konteks ini cukup luas, lingkupan pengunjung dalam sekolah dan asrama arsitektur binus ini adalah orang tua yang ingin mengunjungi anaknya di asrama, orang tua yang diundang bila ada kegiatan sekolah, professional yang diundang dalam acara sekolah, masyarakat umum yang dapat masuk ketika diadakannya sebuah pameran, dan lain-lain.

5. Service

Cakupan servis diataranya janitor, satpam, petugas kantin, dan lain-lain. Sehingga servis pun harus dibedakan antara sekolah dan asrama karena lingkupan wilayah yang besar.

4.1.2 Analisis Pola Kegiatan

Analisis pola kegiatan akan diolah mengacu pada jenis-jenis pelaku dalam sekolah dan asrama arsitektur binus berdasarkan hasil yang didapatkan dalam analisis kegiatan pelaku.

(3)

59 • Mahasiswa

Gambar 4.1.1. Diagram Pola kegiatan mahasiswa

• Pengajar

(4)

60 • Pengelola

Pada pola kegiatan pengelola sekolah dibuat sama seperti pengelola asrama, berikut adalah diagram pola kegiatan pengelola asrama

Gambar 4.1.3. Diagram Pola kegiatan pengelola

• Staff

Staff dalam sekolah melingkupi bagian administratif, building management, bagian kemahasiswaan dan lain-lainnya berikut adalah diagram pola kegiatannya :

2.

(5)

61 • Cleaning Service

Secara garis besar diagram kegiatan pekerja kebersihan di sekolah adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1.5. Diagram Pola kegiatan cleaning service

• Petugas Keamanan

Diagram kegiatan pada petugas keamanan tidak terlalu jauh berbeda dengan petugas kebersihan, berikut ada diagramnya :

(6)

62 • Petugas Kantin

Area pendukung fasilitas kantin merupakan area yang di akses dengan jalur berbeda dari akses utama mahasiswa, para petugas memasukan bahan makanan dari jalur belakang untuk kebutuhan kantin, berikut adalah diagram kegiatan petugas kantin :

Gambar 4.1.6. Diagram Pola kegiatan petugas kantin

2. Asrama

• Mahasiswa Interen Asrama

Berikut adalah pola kegiatan mahasiswa yang berasrama di area sekolah arsitektur Binus University :

(7)

63 Gambar 4.1.7. Diagram Pola kegiatan mahasiswa asrama

• Mahasiswa luar atau pengunjung luar asrama

Berdasarkan hasil survey, sistem berkunjung pada asrama arsitektur binus ini mengacu pada sistem binus square karena dirasa lebih aman untuk penghuninya. Pengunjung tidak boleh langsung berkunjung ke kamar mahasiswa yang dituju melaikan harus melewati berbagai prosedur diantaranya harus menitipkan kartu tanda pengenal, dan apabila kegiatan berkunjung dirasa hanya membutuhkan waktu singkat maka disediakan sebuah ruang komunal untuk bertemu di area itu. Berikut adalah diagram pola kegiatan pengunjung :

Gambar 4.1.8. Diagram Pola kegiatan tamu asrama

4.1.3 Analisis Kebutuhan dan Luasan Ruang Kurikulum Sekolah

Pada proyek sekolah tentu saja akan membahas kurikulum dan sistem perkuliahan dari mata kuliah apa saja yang akan diasumsikan ada di dalam sekolah, sistem pergantian kelas, mata kuliah dan di ruang mana akan diletakan. Menurut kepala jurusan arsitektur Binus, Bapak Bobby Saragih, pada saat ini

(8)

64 arsitektur binus mempunyai target sebesar 90 orangnya per angkatan, namun jumlah yang membengkak di tahun 2011 memaksa jumlah per angkatan bertambah menjadi 120 orang. Pada proyek sekolah dan asrama ini target mahasiswa per angkatannya dinaikan menjadi 150 orang dengan tetap membuat kelas penjurusan khusus yaitu real estate, interior dan digital.

Bila berbicara kurikulum, kemungkinan kurikulum dalam sebuah sekolah bisa saja berubah sesuai perkembangan ilmu pengetahuannya, namun peneliti berusaha mengumpulkan berbagai asumsi untuk mewadahi kemungkinan yang akan terjadi dengan melakukan berbagai analisis sistem sekolah. Berikut adalah table mata perkuliahan yang diasumsikan ada pada proyek sekolah dan asrama ini mengacu pada mata perkuliahaan arsitektur Binus yang terbaru yaitu tahun 2011 :

Semester Ruang Kelas teori Ruang Studio Laboratorium Semester 1 Pengantar Arsitektur

Perancangan

Arsitektur I

Estetika

Teknik Komunikasi Arsitektur Metode Perancangan Arsitektur

Bahasa Inggris

Character Building I

Semester 2 Bahasa Inggris II

Teknologi Bangunan I Komputasi Desain I Arsitektur Tradisional Perancangan Arsitektur II Teknologi Bahan

Semester 3 Bahasa Inggris III

Perancangan Tapak Komputasi Desain II Arsitektur Modern Perancangan Arsitektur III Perilaku dalam Arsitektur

teknologi Bangunan II

Semester 4 Character Building III

Perancangan arsitektur IV Komputasi desain III Entrepreneurship Teknologi Bangunan III Matematika Arsitektur Arsitektur Tropis Presentasi Interior

Pengantar Real Estate

Kuantitaf Bisnis Analisis

(9)

65

Prinsip Interior

Semester 5 Character Building IV

Perancangan arsitektur V Digital Arsitektur IV Fisika Bangunan Teknologi bangunan IV Fotografi Arsitektur

Utilitas Real Estate II

IT for Management Penilaian Properti I Perancangan Interior Leadership

Semester 6 Arsitektur Perkotaan

Perancangan

Arsitektur (RE) Multimedia Management Proyek

Perancangan

Arsitektur (Dig) Animasi Arsitektur Berkelanjutan

Perancangan Arsitektur (INT)

Metode Penelitian Arsitektur

Penilaian Properti II

Finacial Accounting

Semester 7 Seminar

Kota dan Pemukiman

Kerja praketek

Semester 8 Tugas Akhir

Penjurusan Interior Penjurusan Real Estate Penjurusan Digital

Tabel 4.1.1. Tabel Perkuliahan Binus

Kelas akan dibagi menjadi 3 tipe yaitu kelas teori dengan meja dan kursi model konvensional, kelas studio dengan meja khusus untuk menggambar manual, dan laboratorium.

Semua kelas akan dibuat fleksible dengan menerapkan sekat-sekat ruangan sehingga banyaknya murid terhadap besarnya ruangan dapat disesuaikan, sekat- sekat berlaku pada 3 jenis ruang kelas tersebut.

(10)

66 Apabila perkuliahan tahun pertama di mulai maka semester pertama yang mulai berjalan adalah semester 1, semester 3, semester 5 dan semester 7, maka asumsi banyak kelas teori akan menjadi seperti berikut :

• 16 mata kuliah teori yang berjalan di semester ganjil setiap minggu

Rata-rata mata kuliah bernilai 2 sks atau sama dengan 1 kali shift jam kuliah • Dalam 1 kelas perkuliahan akan dilakukan sebanyak 5 hari dengan 5 kali

pergantian shift, maka :

5 hari x 5 shift perkuliahan = 25 shift setiap minggu

• Asumsi setiap semester terdapat 150 orang mahasiswa sehingga bila kelas dibagi berdasarkan kelompoknya, maka :

150 mahasiswa x 4 semester = 600 mahasiswa

600 mahasiswa : 16 kelompok kelas = ± 37 shift mahasiswa • Sehingga jumlah kelas teori yang didapatkan adalah :

37 shift kelas : 25 shift = sekitar ± 2 shift kelas dengan cadangan kelas 1 buah yang digunakan bergantian

Pada kebutuhan kelas laboratorium komputer menggunakan cara penghitungan yang sama, berikut adalah asumsi jumlah kelas laboratorium komputer :

• 5 mata kuliah yang berjalan di semester genap setiap minggunya

• Rata-rata mata kuliah bernilai 4 sks atau sama dengan 2 kali shift jam kuliah • Perkuliahan akan dilakukan sebanyak 5 hari dengan 5 kali pergantian shift,

maka :

5 hari x 10 shift perkuliahan = 50 shift setiap minggunya dalam 1 lab • Asumsi pada semester 2 dan semester 4 memiliki jumlah mahasiwa 150 orang

dan pada semester 6 terdapat 50 orang, dengan asusmsi semester 6 kelas terbagi 3 akibat peminatan yang ada di sekolah, maka :

(150 x 2 semester) : 4 kelompok kelas + 50 mahasiswa digital : 2 kelompok kelas = 100 shift

(11)

67 100 shift kelas : 50 shift = 2 buah lab komputer dengan cadangan lab komputer 1 buah

Untuk bagian studio akan diterapkan sistem setiap mahasiswa mendapat sebuah meja khusus selama 1 semester, sehingga setiap mahasiswa dibiasakan dengan memiliki meja kerja sendiri layaknya dikonsultan arsitektur, maka asumsi meja dalam sebuah studio adalah :

• 150 mahasiswa x 7 semester = 1050 meja gambar,

• Dengan asumsi pada semester 7 mahasiswa tidak memerlukan meja pada studio akibat adanya mata kuliah kerja praktek

Eksklusifitas Asrama

Jumlah kamar dalam asrama pun dibatasi, asrama menerapkan sistem hunian bagi mahasiswa tahun pertama atau untuk mahasiswa semester 1 dan semester 2 dengan pertimbangan mahasiswa dari luar kota atau daerah dapat tinggal dan mengenal daerah Jakarta selama 1 tahun lalu berikutnya mereka dapat mencari tempat tinggal baru di area sekitar sekolah. Asrama arsitektur binus ini menyediakan 300 kamar, dengan asumsi apabila jumlah kamar berlebih atau tidak terpakai akibat banyak mahasiswa yang berasal dari daerah Jakarta atau tinggal di sekitar sekolah, maka akan diberlakukan sistem khusus dengan memberlakukan sistem asrama dapat dihuni oleh mahasiswa semester berapa pun apabila mahasiswa tersebut mendapat prestasi pada nilai IPKnya, sehingga kamar dapat asrama tidak akan kosong dikemungkianan terburuknya.

Kebutuhan ruang dalam sekolah

Berikut adalah table pelaku dan kegiatannya sehingga dengan begitu akan didapatkan kebutuhan ruang apa saja yang akan diperlukan dalam sekolah asrama arsitektur binus ini beserta sifat ruang untuk penzoningan area dalam tapak :

(12)

68

No

. Pelaku Kegiatan

Kebutuhan

Ruang Sifat Ruang Ketegori

1

Mahasiswa dan

Belajar dan mengajar

teori Kelas teori Semi publik

BELAJAR MENGAJAR

pengajar Berdiskusi Ruang diskusi Semi publik

Belajar dan mengajar

perancangan Studio Semi publik

Belajar dan mengajar

komputer Lab. Komputer Semi publik

Foto maket, belajar

dan mengajar Ruang fotografi Semi publik Mengecat model

Ruang

pengecatan Semi publik

Membuat model dari

kayu Workshop kayu Semi publik

Membuat model dari

besi Workshop Besi Semi publik Mencari literatur Perpustakaan Semi publik Memamerkan maket Area maket Semi publik Menyimpan maket Gudang Maket Semi publik 2 Mahasiswa

, pengajar, dan Staff

Menyimpan barang

dan peralatan Gudang Semi publik SERVICE 3 Mahasiswa , pengajar, tamu, dan Staff Menerima, menunggu,

menjemput tamu dll Lobby Publik

PENUNJANG

Buang air, cuci tangan Toilet Publik Melihat pameran

Gallery/

showroom Publik Beribadah (muslim) Mushola Publik Mengambil Wudhu Ruang Wudhu Publik

Istirahat, makan,

minum kantin Publik

4 Mahasiswa Berkumpul organisasi

Ruang

organisasi Semi publik Bersantai, bermain Student Center Semi publik 5 Pengajar Menunggu jam

mengajar ruang tunggu Semi publik

Berdiskusi dengan

mahasiswa Ruang Diskusi Semi publik Rapat interen dosen Ruang rapat Private Istirahat, bekerja Ruang dosen Private

Pantry Private

Buang air, cuci tangan Toilet Dosen Private

(13)

69 administrasi F Melayani organisasi mahasiswa Ruang

mahasiswa Semi publik

Mengontrol absen

dan kelas Ruang akademis Semi publik Memantau Workshop

Ruang kepala

workshop Semi publik Mematau studio

Ruang kepala

studio Semi publik

Memantau Laboratorium

Ruang kepala

lab Semi publik

Memberikan informasi berkaitan sekolah Ruang informasi Publik

Rapat staff intern

Ruang rapat

staff Private Struktural sekolah Ruang Rektor Private

Ruang Wakil rektor Private Ruang kepala bagian Private 7 Service Tempat absen Ruang HRD Private

SERVICE

Menyimpan peralatan Gudang Private Ganti pakaian Ruang ganti Private

Menyimpan barang

pribadi Ruang loker Private Buang air, cuci tangan Toilet Karyawan Private

Makan, minum Pantry Private

Istirahat Ruang instirahat Private

memasak Dapur kantin Private

Simpan suplay makanan

Gudang

makanan Private Kontrol pompa air

Ruang pompa

air Private

Kontrol listrik darurat Ruang genset Private Kontrol limbah Ruang STP Private

Kontrol Kelistrikan

asrama Ruang pannel Private Tabel 4.1.2. Kebutuhan ruang sekolah

Berikut adalah table data kebutuhan ruang dan program ruang dalam bangunan asrama arsitektur Binus University :

(14)

70

No. Pelaku Kegiatan

Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Ketegori 1 Mahasiswa, tamu dan karyawan

Bertemu dengan orang lain, menunggu

Lobby Publik

PENUNJ ANG

Buang air, cuci tangan Toilet Publik

Makan, minum,

bersosialisasi Foodcourt Publik

Membeli barang

sehari-hari Minimarket Publik

Kegiatan transaksi bank Ruang ATM Publik Beribadah (muslim) Mushola Publik Mengambil Wudhu Ruang Wudhu Publik Kegiatan lain, seminar,dll

Ruang

serbaguna Publik

Merokok Ruang merokok Publik

2

Mahasiswa

dan tamu Bermain, bersosialisasi Lounge Publik Diskusi, belajar Ruang diskusi Publik 3 Mahasiswa

dan karyawan Check up kesehatan Poliklinik

Semi publik 4 Mahasiswa Tidur, istirahat Ruang tidur Private

UTAMA

mandi, buang air KM/ WC Private

Bermain, bersosialisasi Ruang bermain Private

PENUNJ ANG makan, minum, bersantai Kantin, cafe outdoor Private Laudry pakaian Ruang laundry Private Fotokopi dokumen Fotokopi Private Olahraga basket / futsal

Lapangan basket/futsal Semi publik PENUNJ ANG OLAHRA GA

Olahraga renang Kolam renang Private Ganti pakaian renang Ruang ganti Private

Simpan loker renang,

fitnes Ruang loker Private

Bilas sehabis berenang,

fitnes Ruang bilas Private

Fitness Ruang fitnes Private

5 Staff Mengontrol penghuni asrama Ruang Administrasi Private ADMINIS TRATIF

Pengawasan bertamu Ruang security Private

Tempat absen Ruang HRD Private

Menyimpan peralatan Gudang Private Ganti pakaian Ruang ganti Private

(15)

71

Menyimpan barang

pribadi Ruang loker Private Buang air, cuci tangan Toilet Staf Private

Makan, minum Pantry Private

Istirahat Ruang instirahat Private

Ruang kepala asrama Private Ruang wakil asrama Private Ruang kepala bagian Private 6 Service Tempat absen Ruang HRD Private

SERVICE

Menyimpan peralatan Gudang Service Ganti pakaian Ruang ganti Service

Menyimpan barang

pribadi Ruang loker Service Buang air, cuci tangan Toilet Staf Service

Makan, minum Pantry Service

Istirahat Ruang instirahat Service Mencuci pakaian

Ruang cuci

laundry Service

memasak Dapur kantin Service

Simpan suplay makanan

Gudang

makanan Service Kontrol pompa air

Ruang pompa

air Service

Kontrol listrik darurat Ruang genset Service Kontrol limbah Ruang STP Service

Kontrol Kelistrikan

asrama Ruang pannel Service Tabel 4.1.3. Kebutuhan ruang Asrama

Program Ruang No Ruangan Standar Ruang (m2) Kapasi tas Luasan Ruang (m2) Jumla h Ruang Luas total (m2) A SEKOLAH Ruang Belajar

Kelas teori 1 m2 /org 36 36 m2 4 144 m2 Studio 9 m2 / org 36 320 m2 12 3840 m2 Ruang dikusi 2 m2 / org 200 400 m2 1 400 m2 Lab. Komputer 3 m2 / org 40 128 m2 3 384 m2

(16)

72

Workshop

(fotografi,cat, kayu

dan besi) 5 m2 / org 60 300 m2 1 300 m2 Kepala workshop 6 m2 / org 1 6 m2 1 6 m2

Toilet 1.5m2/org 20 30 m2 8 160 m2

Ruang Janitor 1 m2 / org 1 1 m2 6 6 m2

Gudang Peralatan - - 12 m2 3 42 m2

Perpustakaan

Ruang baca 10m2 /org 200 2000 m2 1 2000 m2 Ruang komputer 10m2 /org 20 200 m2 1 200 m2 Ruang penitipan barang - - 400 m2 1 400 m2 Ruang peminjaman/peng

embalian dan info 2 m2 / org 15 300 m2 1 300 m2 Ruang diskusi 10m2 /org 100 1000 m2 1 1000 m2

Ruang rak buku 300 ex 1000 m2

Kantin

Ruang makan 3 m2 / org 300 900 m2 1 900 m2 Tenant kantin 2 m2 / org 4 8 m2 8 64 m2

Ruang cuci 2 m2 / org 2 4 m2 1 4 m2

Toilet kantin 1.5m2/org 10 16 m2 2 32 m2 Area Wastafel 1 m2 / org 10 10 m2 1 10 m2

Hall serba guna

Hall 2 m2 / org 250 500 m2 1 500 m2

Gudang simpan

R.serbaguna - - 40 m2 1 40 m2

Ruang organisasi 1.6m2/org 40 64 m2 1 64 m2

Klinik 3.5m2/org 4 18 m2 1 72 m2

Student Center 2/org 350 700 m2 1 700 m2

Mushola 2 m2 / org 6 12 m2 2 24 m2

Ruang Wudhu 1 m2 / org 5 5 m2 2 10 m2 Ruang fotokopi 5 m2 / org 6 30 m2 1 30 m2

Intern Sekolah

Ruang admisi

2.5 m2 /

(17)

73 Ruang mahasiswa 2 m2 / org 15 30 m2 1 30 m2 Ruang akademis 3 m2 / org 10 30 m2 1 30 m2 Ruang informasi 2 m2 / org 60 125 m2 1 125 m2 Ruang rapat staf 2 m2 / org 15 30 m2 2 60 m2

Area Pengajar

Ruang tunggu 2 m2 / org 10 20 m2 1 20 m2 Ruang diskusi 2 m2 / org 60 120 m2 1 120 m2 Ruang rapat dosen 1.5m2/org 20 35 m2 1 35 m2 Ruang dosen 3 m2 / org 3 10 m2 30 300 m2

Pantry 2 m2 / org 3 6 m2 1 6 m2

Area Karyawan

Time Keeper 2 m2 / org 1 2 m2 1 2 m2

Ruang toilet/ganti 1.5m2/org 4 6 m2 2 12 m2 Ruang loker 1 m2 / org 5 5 m2 2 10 m2

Pantry 1.5m2/org 2 3 m2 1 3 m2

Ruang Istirahat 2 m2/org 20 40 m2 1 40 m2

TOTAL LUASAN SEKOLAH - 30%

SIRKULASI 13625

B ASRAMA

Hunian

Ruang tidur single 16 m2/org 1 16 m2 80 1280 m2 Ruang tidur double 12 m2/org 2 24 m2 40 960 m2

KM / WC 4 m2 / org 10 40 m2 8 320 m2

Pantry 2 m2 / org 6 12 m2 8 96 m2

Ruang Bersama 2 m2/ org 10 20 m2 8 160 m2

Ruang Jemur - - 20 m2 8 160 m2

Fasilitas

Lounge 3 m2 / org 150 450 m2 1 450 m2 Ruang diskusi 2m2/org 5 10 m2 5 50 m2

Area ATM 2 m2 / org 5 10 m2 2 20 m2

Ruang loker 1 m2 / org 15 15 m2 1 15 m2 Ruang bilas 5 m2 / org 15 75 m2 2 150 m2 Ruang fitnes

3.5 m2 /

org 50 175 m2 1 175 m2

(18)

74

Staf

Ruang admisi 2.5m2/org 8 200 m2 1 200 m2 Ruang security 3 m2 / org 3 9 m2 2 18 m2

Pantry 6 m2 / org 1 6 m2 1 6 m2

Ruang internal 4 m2 / org 20 80 m2 1 90 m2 Ruang rapat 1.5m2/org 8 12 m2 1 12 m2

Service

Ruang pompa air 1 12 m2 1 12 m2

Ruang genset 1 130 m2 1 130 m2

Ruang STP 1 40 m2 1 40 m2

Ruang pannel 1 4 m2 8 32 m2

TOTAL LUASAN ASRAMA - 30% SIRKULASI 4396

TOTAL LUAS BANGUNAN L. Sekolah + L. Asrama 13625 + 4396 =

18021

+ 30 % Sirkulasi

23.427,3

Tabel 4.1.4. Program ruang

4.1.4 Analisis Hubungan Ruang

Dalam proyek ini terdiri dari 2 buah kegiatan besar yaitu sekolah dan asrama, sehingga hubungan makro antar ruang perlu direncanakan agar sifat-sifat ruang tidak berbentrokan satu sama lain. Berikut adalah hubungan antar ruang secara lingkup besar :

(19)

75 Gambar 4.1.9. Hubungan antar ruang makroproyek

Hubungan Antar Ruang Sekolah • Hubungan ruang dalam lingkup besar

(20)

76 • Hubungan antar ruang lobby

Gambar 4.1.11. Hubungan antar ruang lobby • Hubungan antar ruang kelas

(21)

77 • Hubungan antar ruang perpustakaan

Gambar 4.1.13. Hubungan antar ruang perpustakaan

• Hubungan antar ruang hall

(22)

78 • Hubungan antar ruang kantin

Gambar 4.1.15. Hubungan antar ruang kantin

• Hubungan antar ruang dosen

(23)

79 • Hubungan antar ruang admin intern

Gambar 4.1.17. Hubungan antar ruang admin interen

• Hubungan antar ruang service

(24)

80 Hubungan Antar Ruang Asrama

• Hubungan antar ruang asrama secara umum

Gambar 4.1.19. Hubungan antar ruang asrama makro

• Hubungan antar ruang fasilitas olahraga

(25)

81

• Hubungan antar ruang admisi

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

87

4.3 ASPEK BANGUNAN

4.3.1 Analisis Zoning Zoning Horisontal

Pada umumnya dalam menentukan zoning ruang, yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah hubungan antar ruang, orientasi matahari dan kebisingan.

Gambar 4.3.1. Analisis Zoning Ruang Horisontal

Gambar 4.3.1 merupakan zoning ruang secara horizontal, sepintas susunan zona dalam tapak mempunyai urutan dari publik atau servis menuju ke area privasi, zoning tersebut merupakan hasil analisis terbaik mengenai panas dari arah barat dan kebisingan dari jalan utama.

Area private diletakan lebih kearah timur karena pada area tersebut tidak terlalu banyak kebisingan sehingga tidak akan mengganggu privasi kegiatan belajar ataupun istirahat pada asrama. Pada sisi barat diletakan area publik karena area tersebut bersinggungan dekat dengan jalan utama yang akan menjadi pusat kegiatan publik bangunan yang mendukung area luar sekitarnya. Area private sekolah dan hunian tidak disatukan dikarenakan kebutuhan dan pelaku dalam masing-masing fungsi pun berbeda, sehingga dengan membedakan area dan mengoneksikannya dengan jalur private khusus dari sekolah ke asrama bagi penghuni asrama dan koneksi jalur publik bagi tamu asrama merupakan menjadi solusi terbaik.

(32)

88 Zoning Vertikal

Pengelompokan area secara vertical pun diperlukan agar hubungan antar kegiatan berdasarkan sifat tidak hanya berlangsung secara horizontal, namun dengan menentukan zoning ruang vertikal, ruangan akan menjadi lebih dinamis dalam peletakannya. Hubungan ruang yang berdekatan dan disusun secara vertikal, akan memperkaya kualitas ruang secara estetik maupun fungsi. Berikut adalah analisis zoning vertikal pada area sekolah :

Gambar 4.3.2. Analisis Zoning Ruang vertikal pada sekolah

Area servis diletakan paling bawah untuk mempermudah dalam jalur service, dalam area service dapat diletakan mesin genset, STP, ruang pompa dan lain-lain. Area service bersinggungan secara langsung dengan area publik yang diletakan di area bawah agar area publik seperti plaza, lapangan olah raga, dan lain-lain lebih dekat dengan lingkungan sekitarnya.

Pada tingkatan selanjutnya diletakan area publik juga diletakan dengan kemungkinan area hall atau tempat pameran dibuat split level agar ruangan terasa lebih dinamis dan dari segi pencahayaan pun akan lebih maksimal bila dipadukan dengan void dari atas bangunan. Pada pengelompokan secara mikro fungsi kelas menjadi semi publik karena dalam berjalannya sistem, mahasiswa dari universitas lain pun dapat berkunjung ke kelas-kelas dan area administrasi menjadi sebuah area private yang tidak dapat dikunjungi oleh orang luar.

Pada tingkatan ketiga yang berisi area private juga digabungkan dengan area semi publik yang kemungkinan akan dijadikan perpustakaan dan pada tingkatan sisa diatasnya akan berisi kelas, studio, lab, workshop dan lain-lain.

Berikut ini adalah pengelompokan zona pada bagian bangunan asrama yang dibedakan dengan sekolah :

(33)

89 Gambar 4.3.3. Analisis Zoning Ruang vertikal pada asrama

Sama seperti bagian bangunan sekolah, pada asrama pun peletakannya disesuaikan dengan hubungan ruang secara vertikal agar ada beberapa ruangan yang dapat diberikan jendela besar dan tepat agar pencahayaan dalam ruangan dapat maksimal.

Zoning 3 Dimensi

Bangunan memiliki tipe landed sehingga perletakan ruang lebih kearah samping dari pada ke atas karena jumlah ketinggian yang hanya 8 lantai. Dari analisis zoning ruang pada bab sebelumnya dapat disimpulkan menjadi diagram zoning horizontal dan vertikal berikut :

(34)

90 Gambar 4.3.5. Zoning horizontal dan vertikal Asrama

4.3.2 Analisis Bentuk Massa Bangunan

Berdasarkan analisis-analisis sebelumnya dapat disimpulkan bentukan massa sementara, permasalahan yang ditemukan diolah dengan cara menganalisis dan diselesaikan dalam skematik konsep. Salah satu elemen utama dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut adalah dengan gubahan massa bangunanan. Dalam proyek ini lebih menekankan antara sekolah dan asrama, namun penelitin mengambil 2 kegiatan penunjang besarnya lainnya yaitu perpusatakaan dan hall pameran. Berikut adalah diagram skematik konsep fungsi utama bangunan :

Gambar 4.3.5. Analisis Zoning massa bangunan

Pada proyek ini menggabungkan 2 buah fungsi yaitu antara sekolah dan asrama, kemudian 2 fungsi tersebut disatukan oleh fungsi kantin yang bersifat lebih sosial dan dapat berbaul sehingga menciptakan suatu sifat ruang yang komunal.

(35)

91 Gambar 4.3.6. Analisis Zoning Gabungan

Pada gambar 4.3.6 merupakan zoning gabungan dari kedua fungsi bangunan dengan menyusunnya secara vertikal sehingga meminimalisir perusakan lahan eksisting dan dapat dijadikan penghijauan sekitar bangunan. Pada bagian asrama tetap diletakan zoning fungsi lobby kemudian akses menuju unit hunian dan fasilitas lainnya diberika transfer level langsung menuju lantai 4 melewati fungsi sekolah di lantai 2 dan 3. Berikut adalah analisis gubahan massa dalam tapak setelah melalui berbagai analisis lainnya :

(36)

92 Bentuk tapak sebelum

diolah, site memanjang dan menghadap arah barat

Site diolah dengan luas lantai dasar yang boleh dibangun adalah 8.062,56 m2, bangunan dibuat seperti panggung untuk

mengurangi KDB bangunan dan tidak merusak tapak eksisting

Penambahan akses jalur kendaraan utama berasal dari jalan Letnan Soepono yang bebas dari rawan kemacetan dan keluar di jalan permata hijau. Jalur akses service masuk melalui jalan Kalimaya. Jalur sirkulasi kendaraan dibuat simple agar tidak terjadi crossing ataupun silrkulasi yang terlalu banyak berputar-putar di dalam tapak karena akan mengganggu aktifitas belajar dan asrama Parkir diletakan dibawah bangunan sekaligus memberikan akses berputar untuk drop off bagian depan bangunan

Jalur Akses Kendaraan dan Parkir

Massa berwarna merah merupakan bangunan utama sekolah yang bersifat semi publik dan akan menjadi pusat kegiatan mahasiswa dan area komunal bagi

Fungsi internal sekolah juga diletakan di depan ditandai denganwarna hijau agar mudah diakses dan terlihat bagi pengunjung yang hendak mendaftarkan dirinya di sekolah ini.

(37)

93 SEKOLAH

ASRAMA

Area kantin asrama dan dan sekolah dijadikan satu dan sehingga menghemat dalam penggunaan ruang dan ruang service(kuning)

Perletakan Kantin dan konektor fungsi bangunan

Bangunan asrama yang ditandai dengan warna hijau lumut diletakan lebih kearah selatan tapak dengan memberikan akses drop off yang berbeda antara sekolah dan asrama. Sirkulasi kearah area asrama pun dikurangi agar area tidak terlalu berisik. Massa Bangunan Asrama dan drop berbeda

Area fungsi penunjang mahasiswa sekolah diperluas (merah) dengan memberikan hubungan vertikal

Fungsi vertikal dan entrance bangunan bagi mahasiswa

KANTIN Kantin difungsikan menjadi semacam area komunal yang dapat

digunakan oleh 2 fungsi bangunan dan penghubung antara sekolah dan asrama

Fungsi area penerima lebih formal bagian asrama diberikan untuk memberikan akses utama bagi mahasiswa yang ingin ke fungsi sekolah, dengan membedakan area entrance mahasiswa dan kantor internal membuat jalur masuk ke fungsi sekolah tidak terlalu acak-acakan

Akses mahasiswa masuk dapat dibuat langsung ke lantai 2 (jingga) sekaligus memerikan area komunal tambahan pada tangga

(38)

94 Ruang Serba Guna di lantai 2

Fungsi hall serbaguna diletakan dilantai 2 agar jauh dari kebisingan jalan. Hall serba guna bersifat fleksible, dapat digunakan untuk area diskusi mahasiswa, pameran karya mahasiswa, ataupun untuk melalukan seminar ataupun kuliah umum dalam jumlah besar

Fungsi perpustakaan diletakan dilantai 3agar jauh dari kebisingan jalan, kemudian diletakan sedikit menjorok ke depan untuk membuat semacam ruang dibawahnya untuk kegiatan mahasiswa yang bersifat semi outdoor

Hasil Gubahan Massa Massa bangunan berwarna ungu merupakan kelas dan diletakan diatas fungsi penerima asrama hingga lantai 3 guna efisiensi lahan dengan meletakan fungsi keatas, sehingga bagian penerima asrama dihubungkan diatas fungsi sekolah yang nantinya berisi fasilitas asrama dan unit asrama lainnya

Pada sisi selatan bangunan fungsi fasilitas pendukung asrama berlanjut ke lantai 4 berisikan ruang fitness, kolam renang, laundry, dan lain.

Penambahan unit kamar ke atas diletakan memanjang dari sisi utara ke selatan dikarenakan untuk efisiensi ruang dan area bawah yang tidak terpakai dapat dijadikan penghijauan ataupun barrier pepohonan untuk menampis suara dan debu dari kepadatan jalan. Bentukan bangunan unit asrama menghadap matahari barat dan timur akan diatasi dengan kanopi dan balkon untuk memantulkan cahaya langsung ke dalam tiap unit hunian

(39)

95 4.3.3 Analisis Pencahayaan dalam Ruang

Setiap ruang memiliki standar kekuatan pencahayaan yang berbeda-beda menurut porsi pekerjaan yang dilakukan pada ruangan tersebut. Selain itu peneliti membagi 3 kategori jenis bukaan, yaitu dari tengah seperti jendela pada umumnya, jendela atas dan jendela dari atas atau biasa disebut void. Berikut adalah table kekuatan pencahayaan tiap ruang dan jenis bukaan seperti apa yang tepat :

Kekuatan Pencahayaan dan Letak Bukaan pada Ruang Sekolah

No. Sifat Kegiatan Nama Ruang

Kekuatan pencahaya an (lux)

Jenis Bukaan yang Cocok Middle Upper Top 1

Belajar

mengajar Kelas teori 250

Ruang diskusi 300 Studio 750 Lab. Komputer 350 Ruang fotografi Ruang pengecatan 750 Workshop kayu 750 Workshop Besi 750 Perpustakaan 300 2 Penunjang Lobby 100 Toilet 250 Gallery/ showroom 500 Mushola 200 Ruang Wudhu 250 kantin 250 Ruang organisasi 300 Ruang komunal 250 ruang tunggu 250 Ruang Diskusi 300 Ruang rapat 300 Ruang dosen 350 Pantry 300 Toilet Dosen 250

3 Administratif Ruang Admisi 350

Ruang mahasiswa 350

(40)

96 Ruang kepala workshop 350 Ruang kepala studio 350

Ruang kepala lab 350

Ruang informasi 350

Ruang rapat staff 300

Ruang Rektor 350 Ruang Wakil rektor 350 Ruang kepala bagian 350 Gudang 100 4 service Ruang HRD 350 Ruang ganti 250 Ruang loker 250 Toilet Karyawan 250 Pantry 300 Ruang instirahat 250 Dapur kantin 300 Gudang makanan 250

Ruang pompa air 300

Ruang genset 300

Ruang STP 300

Ruang pannel 300

Parkir 50

Tabel 4.3.8. Kekuatan pencahayaan pada bangunan sekolah Kekuatan Pencahayaan dan Letak Bukaan pada Ruang Asrama

No. Sifat Kegiatan Nama Ruang

Kekuatan pencahay

aan (lux)

Jenis Bukaan yang Cocok

Middle Upper Top

1 Utama Hunian Ruang tidur 250

KM/ WC 250 2 Penunjang Lobby 100 Toilet 250 Foodcourt 250 Minimarket 250 Ruang ATM 300 Mushola 200 Ruang Wudhu 250 Ruang serbaguna 200 Ruang merokok 250

(41)

97 Lounge 250 Ruang diskusi 300 Ruang bermain 300 Ruang laundry 200 Fotokopi 250 3 administratif Ruang Administrasi 350 Ruang security 350 Ruang HRD 350 Gudang 100 Ruang ganti 250 Ruang loker 250 Toilet Staf 250 Pantry 300 Ruang instirahat 250 Ruang kepala asrama 350 Ruang wakil asrama 350 Ruang kepala bagian 350

4 Penunjang OR Ruang ganti 250

Ruang loker 250 Ruang bilas 250 Ruang fitnes 250 5 Service Ruang instirahat 250 Ruang cuci laundry 300 Dapur kantin 300 Gudang makanan 250 Ruang pompa air 300 Ruang genset 300 Ruang STP 300 Ruang pannel 300

(42)

98 4.3.3 Analisis Dimensi Bukaan Bangunan

Analisis dilakukan dengan cara mengambil sample ruang, dan mengukur besaran bukaan yang dimiliki ruang tersebut, dengan membandingkan pada standar SNI yang dimiliki maka peneliti memiliki gambaran secara kasar mengenai dimensi bukaan pada ruang yang cocok, analisis pun dibantu dengan software ecotect untuk mengetahui dimensi besaran yang kurang lebih cocok. • Studi Pencahayaan dalam Ruangan Kelas Arsitektur Binus University

Gambar 4.3.8. Denah Kampus Anggrek Binus University

Gambar 4.3.9. Titik pengukuran pada kelas

Peneliti mengambil contoh ruang 406 di kampus anggrek yang biasa digunakan sebagai mata kuliah non desain dengan penataan kursi meja yang memaksimalkan penggunaan ruang. Peneliti melakukan penelitian pada pukul 12.00 WIB dengan kondisi cuaca cerah, pengukuran menggunakan luxmeter

(43)

99 dengan meletakannya di 4 titik kelas dengan ketinggian 75 cm asumsi ketinggian orang duduk di dalam kelas, berikut adalah data kekuatan pencahayaannya :

• Titik A, 1260 lux • Titik B, 1400 lux • Titik C, 219 lux • Titik D, 180 lux

Pengukuran ini bersifat pengasumsian karena banyak faktor lain yang mempengaruhi kuatnya pencahayaan misalnya dari cat ruangan, material ruangan, iluminasi dari sumber cahaya lain, dan lain-lain.

Gambar 4.3.10. Ruang 406 kampus anggrek

(44)

100 Ruang kelas dianalisis menggunakan bantuan software ecotect, didapatkan bangunan mencapai standar kekuatan pencahayaannya sekitar 250 lux dengan spesifikasi sebagai berikut

Gambar 4.3.10. Analisis Dimensi Bukaan Kelas Ruang 406

Gambar 4.3.120. Analisis Dimensi Bukaan Kelas Ruang 406

Bukaan sisi sisi timur = 3 x 2,2 x 1,5 = 9,9 cm2 Total luasan dinding = 10,5 x 3,2 = 33,6 cm2

Persentase dimensi bukaan terhadap dinding = 9,9/33,6 x 100 = 29,5 % Bukaan sisi sisi barat = 3 x 0,7 x 1,8 = 3,78 cm2

Total luasan dinding = 10,5 x 3,2 = 33,6 cm2

(45)

101 • Studi Pencahayaan dalam Ruangan Hunian dalam Asrama

Gambar 4.3.13. Letak kamar Binus Square sample

Berikutnya penelitian dilakukan di asrama binus square, di bagian kamar double pada lantai 14 Ruangan diukur dalam keadaan cerah sekitar pukul 11.30, dengan diukur dari beberapa titik dengan ketinggian 75 cm dari lantai. Berikut adalah hasilnya :

382 lux • 402 lux • 1342 lux • 1389 lux

(46)

102 Kamar tidur dianalisis menggunakan bantuan software ecotect, didapatkan bangunan mencapai standar kekuatan pencahayaannya sekitar 250 lux dengan spesifikasi sebagai berikut

Gambar 4.3.14. Analisis Ecotect Kamar tidur

Gambar 4.3.15. Analisis dimensi bukaan Kamar tidur Bukaan = 0,8 x 0,6 = 0,48 cm2

Total luasan dinding = 3,2 x 3= 9,6 cm2

Persentase dimensi bukaan terhadap dinding = 0,48/9,6 x 100 = 5%

Dari persentase tersebut dapat dijadikan acuan garis besar dalam menentukan besarnya bukaan pada tiap ruang. Dikarenakan banyak faktor lain

(47)

103 yang menentukan kekuatan pencahayaan maka persentase dari analisa akan digunakan sementara kemudian setelah bangunan sudah di desain dan diletakan pada tapak beserta sekitarnya baru akan dilakukan penghitungan kecocokan kekuatan pencahayaan ruang-ruang utama dalam bangunan.

4.3.5 Analisis Sun Shading

Perlakuan sun shading pada bukaan utara-selatan menanggapi cahaya matahari

Bila berbicara berhubungan dengan dimensi besarnya bukaan jendela tentu saja terkait dengan sun shading pada jendela tersebut, gambar 4.3.14 adalah peta pergerakan cahaya matahari tiap jamnya yang menghasilkan sudut kemiringan datangnya cahaya matahari

Gambar 4.3.16. diagram solar chart Sumber : gaisma.com

Dari gambar 4.3.14, dapat dihitung berapa panjang kanopi untuk jendela yg bukaannya menghadap arah utara dan selatan dengan mendapatkan sudut cahaya mataharinya yaitu sekitar 70 derajat

(48)

104 Gambar 4.3.17. Panjang sun shading utara-selatan

Untuk sun shading jendela utara dan selatan sebaiknya jendela memiliki sirip pada sisi jendelanya, berikut adalah penghitungan perkiraan panjang sirip jendela

Gambar 4.3.18. Rumus sirip sun shading Sumber : google.com

H = D x tan ( solar altitude )

Cos ( solar azimuth – window azimuth )

Dari rumus di atas, dapat diketahui bahwa : Solar altitude = 70o Solar azimuth = 60o Window azimuth = 90o H = 200cm 200cm = D x tan 70o Cos ( 90o - 60o )

(49)

105 200cm = D x 1,221 0,154 200cm = D x 1,221 0,154 30,8 = D 1,221 D = 24,57cm => 25cm

Gambar 4.3.19. ilustrasi bentuk sun shading jendela utaran-selatan

Perlakuan sun shading pada bukaan timur-selatan menanggapi cahaya matahari

Cahaya matahari timur dan barat merupakan cahaya panas yang layaknya patut dihindari bagi peletakan ruangan-ruangan yang bersifat inti/frekuensi pemakaian ruangnya tinggi, berikut adalah diagram pergerakan sudut matahari dalam setiap jam

(50)

106 Gambar 4.3.20. Diagram pergerakan matahari timur-barat

Sumber : google.com

Dengan mengambil sampel jam 09.00 WIB dan 15.00 WIB dengan asumsi jam tersebut merupakan waktu dimana matahari paling panas dalam setiap harinya, berikut adalah ilustrasi panjang sun shadingnya

Gambar 4.3.21. .Panjang sun shading timur-barat

Didapatkan panjang sun shading bagian timur dan barat adalah sekitar 200 cm dari badan bangunan, dalam variasinya sun shading juga tidak hanya selalu bidang horisontal yang berada diatas jendela namun bisa jg diberikan semacam secondary skin ataupun kanopi berbentuk kotak.

4.3.6 Analisis Sistem Struktur Bangunan

Sistem stuktur dalam sekolah asrama ini tidak terlalu rumit dikarenakan oleh ketinggian bangunan maksimal 8 lantai dan masih dapat menggunakan sistem portal dengan fondasi bored pile. bentukan gubahan massa yang kotak maju mundur, kemungkinan terdapat banyak overstek sehingga struktur pengaku tambahan seperti dinding geser dan balok-balok yang besar.

(51)

107 Gambar 4.3.22. Struktur Portal pada Bangunan

Bentuk massa bangunan yang sedikit berbelok menyebabkan struktur bangunan sedikit tidak rigit, sehingga sistem struktur portal digabungkan dengan dilatasi dengan membuat sistem struktur portal masing-masing bentuk dan menyatukannya di tekukannya.

Gambar 4.3.23. Struktur Portal pada Bangunan

4.3.6 Analisis Sistem Utilitas Bangunan

Sistem utilitas adalah segala sistem yang bersifat penunjang pada bangunan. Sistem utlitas tersebut terdiri dari :

1. Pencahayaan dan Penghawaan

Pencahayaan dimaksimalkan dengan pencahayaan alami dengan berusaha memanfaatkan cahaya matahari yang merapa ke seluruh ruangan dalam bangunan sehingga ketika siang tidak perlu digunakan lampu untuk pembantu cahaya utama sehingga penekanan penghematan energi dalam bangunan dapat dilakukan.

Penghawaan dalam bangunan pun diusahakan bagaimanan angindapat turun serta dalam penurunan suhu yaitu dengan menerapkan sistem bagian bangunan yang menggunakan penghawaan alami seperti lounge, lorong kelas, lorong asrama, dan lain-lain sehingga penghematan energi dari penghawaan bangunan dapat di hemat.

(52)

108 2. Proteksi Kebakaran

Tangga darurat diletakan setiap jarak maksimal 60 meter dengan radius jangkauan menuju tangga darurat kebakaran tidak lebih dari jarak 30 meter. Pada jalan buntu tangga harus di tempatkan pada jarak maksimal 20 meter dari pintu paling ujung

Gambar

Gambar 4.1.2. Diagram Pola kegiatan pengajar
Diagram  kegiatan  pada  petugas  keamanan  tidak  terlalu  jauh  berbeda  dengan petugas kebersihan, berikut ada diagramnya :
Tabel 4.1.2. Kebutuhan ruang sekolah
Tabel 4.1.3. Kebutuhan ruang Asrama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengeringan daun kelor yang ideal terdapat pada beban 600 gram karena pada kondisi ini Qevap yang dihasilkan lebih besar yaitu 63.642 Watt, begitupula

2rogram keahlian memfasilitasi siswa untuk memiliki keterampilan 2rogram keahlian memfasilitasi siswa untuk memiliki keterampilan bertindak produktif mandiri

Evaluasi berdasarkan atas pemeriksaan eko- kardiografi pada saat 24 jam, 1, 3, 6, 12 bulan pascaprosedur berupa: 1). penutupan lengkap bila tidak didapatkan

32 Maka dipanggil oleh Jesus akan murid-muridnja, lalu katanja, "Hatiku sangat kasihan akan orang banjak ini, karena sudah tiga hari lamanja mereka itu tinggal bersama-sama

tentang aktivitas siswa, ada dua orang siswa kurang dalam partisipasi, kreativitas dan inisiatif. Berdasarkan perolehan nilai serta presentase peningkatan belum

Dari data kualitas air di atas, oksigen terlarut pada Rawa Bawang Latak berkisar antara 4,19- 5,91 mg/l, kondisi ini masih sesuai untuk kehidupan ikan tembakang, seperti apa

Program Improvement, dimana asesmen dapat digunakan dalam dalam perbaikan program, yaitu yang berkenaan dengan: (a) evaluasi terhadap informasi-informasi yang nyata,

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)