• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Sistem penggajian di Indonesiadimana pertimbangan untuk mengaitkan insentif atau berbagai bentuk tunjangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan kinerja masih merupakan persoalan pokok.Tunjangan masih diberikan bukan berdasarkan prestasi atau kinerja, tetapi hanya sekadar jumlah anaknya, masa kerja, atau hal-hal lain yang tidak selalu terkait dengan tantangan pekerjaan yang harus dihadapi atau kinerja yang dituntut pada jenis pekerjaan tertentu.Akibatnya, insentif berbentuk tunjangan disamping tidak memenuhi rasa keadilan juga mengakibatkan kecemburuan dan menurunkan semangat kerja secara keseluruhan.Namun peta permasalahan penggajian bagi PNS di Indonesia tampaknya memang demikian rumit dan pemecahannya sangat membutuhkan kemauan politik yang kuat serta langkah-langkah kebijakan yang konsisten.

Sejak masa Orde Baru sebenarnya sudah terdapat pengakuan bahwa gaji PNS skalanya terlalu rendah bahkan untuk kebutuhan pokok pun kurang memadai. Gaji yang diterima oleh pegawai negeri seringkali hanya cukup untuk memenuhi taraf hidup minimal untuk waktu sekitar 20 hari. Lalu, untuk menutup kebutuhan pada 10 hari berikutnya, para pegawai itu mencoba memperoleh pendapatan lain. Ada dua cara yang ditempuh oleh para pegawai tersebut. Pertama, mereka mencoba memanfaatkan waktu-waktu di luar kantor untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mulai dari yang sederhana seperti menjadi makelar, membuka bisnis kecil-kecilan di rumah, hingga mencari pekerjaan sebagai tenaga paruh-waktu. Kedua, mereka memanfaatkan dana publik yang berasal dari kas pemerintah dan secara sengaja mengambil bagian dari berbagai projek yang didanai dari anggaran pemerintah tersebut. Kedua pola penambahan pendapatan di luar gaji resmi ini sama-sama mempunyai implikasi yang buruk.Pola yang pertama mengakibatkan para pegawai tidak lagi fokus pada pekerjaannya sebagai pelayan publik (public servant). Jika pegawai mulai mendapati bahwa penghasilan di luar kantor ternyata lebih

(2)

menggiurkan, mereka tidak lagi melihat perlunya menjaga kualitas kerja agar dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Banyak pegawai yang tetap bertahan sebagai PNS sekadar sebagai status dan tidak ada lagi ada motivasi untuk berprestasi lebih baik.Korupsi waktu yang diakibatkan karena pegawai lebih berkonsentrasi di luar pekerjaan utama ini seolah-olah merupakan persoalan kecil, tetapi sesungguhnya kerugian negara dan rakyat akibat kinerja lembaga pemerintah yang buruk sangat besar.

Sistem pengembangan karir dalam konteks penghargaan bagi perawat di rumah sakit tersebut, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem jenjang karir perawat yang sedang berjalan di Indonesia pada umumnya. Sistem yang ada belum sepenuhnya berbasis profesional, lebih menekankan pada peningkatan jabatan struktural dan fungsional perawat. Sistem yang dikembangkan mengacu pada aturan yang diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil (PNS), berdasarkan SK Menpan No.94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional perawat termasuk angka kreditnya (Depkes, 2006).

Dengan mengabdikan tenaga, waktu, pengetahuan dan keterampilannya dalam membantu mencapai tujuan rumah sakit, maka setiap perawat layak untuk mendapatkan imbalan dan kompensasi sebagai reward atas apa yang telah dihasilkan. Pemberian insentif jasa perawat merupakan bagian dari sistem remunerisasi atau manajemen imbalan di rumah sakit. Dalam manajemen imbalan tidak ada organisasi yang bebas dari ketidaksetujuan dan ketidakpuasan karyawan. Begitu pula dengan sistem imbalan bagi perawat di rumah sakit, tidak mungkin sistem insentif jasa yang digunakan dapat diterima dan mampu memuaskan semua perawat dalam rumah sakit tersebut.

Banyak studi yang dilakukan mengenai kesejahteraan di tempat kerja juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kesejahteraan tenaga kesehatan dan performa kerja mereka, hubungan mereka dengan pasien/klien, dan kesejahteraan dari pasien.Secara khusus, empati dan disposisi positif dari tenaga kesehatan terhadap pasien mereka menumbuhkan kepuasan dalam diri pasien, yang akhirnya membuat aktivitas pencegahan dan perawatan berjalan dengan lebih efektif.Sayangnya, kualitas hidup dan pengalaman kerja tenaga kesehatan seringkali

(3)

m d p d D k K k p n d i d d m d masih disep dalam mem peningkatan dirawat di R Gam Sumbe Dari Datu Sangg keseluruhan Kesehatan. Rumah kesehatan m pendapatan r nantinya ak dihasilkan. imbalan yan dalam rangk dan atau pel merupakan s dihasilkan. 0 5 10 15 20 25 30 35 pelekan dan mpromosikan n kualitas pel RSUD Datu S mbar 1. Prose er : Laporan tah gambar gra gul tapin ada

68 %, ha h sakit seb menghasilka rumah sakit kan dibagi Jasa pelaya ng diterima ka observasi layanan lain salah satu su Untuk men Askes 25 diabaikan.P n kesehatan layanan pasi Sanggul Tap entase Pasien hunan RSUD Da

fik dapat dil alah peserta anya 32 % bagai suatu an pendapat termasuk di ke karyawa anan menuru oleh pelak , diagnosis, nnya. Penjela umber dana ningkatkan Jamkesm 8 Padahal, me di tingkat k ien di Rumah pin : n Rawat Inap tu Sanggul Tapi lihat sebagia a Asuransi a pasien Um organisasi tan dari pro

i dalamnya j an sesuai k ut SK-Men ksanaan atas pengobatan asan tersebu insentif yan kesejahteraa as Subsidi ereka merup komunitas d h Sakit.Berik p RSUD Dat n 2012 an besar pasi atau Jaminan mum yang yang mem oduk yang jasa pelayan kontribusiny nkes RI No s jasa yang n, konsultasi ut menunjukk g diterima s an dan sek i/Jamkesda 35 akan sumbe dan berpeng kut prosenta tu Sanggul T

ien yang dira n Kesehatan tidak mem mproduksi ja dihasilkann an.Jasa pela ya terhadap 560 tahun diberikan k , visite, reha kan bahwa j sesuai denga kaligus mem Umum 32 er daya utam garuh terhad asi pasien ya Tapin awat di RSU n yang juml miliki Jamin asa pelayan nya.Hasil d ayanan terseb produk ya n 2003 adal kepada pasi abilitasi med jasa pelayan an kinerja ya motivasi ke ma dap ang UD lah nan nan dari but ang lah ien dik nan ang rja

(4)

p l d Ga k y j y k m o f s m i perawat, m langsung be dibagikan se ambar 2. Pe se Sa Sumber : Bila ki keperawatan yang paling jasa pelayan yang lain 20 karyawan te RSU meningkatka oleh karyaw fungsional d sistem pemb mampu seca insentif jasa 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Pe Jumlah  Uang  Yang  Diter ima  (R upiah) maka RSUD erupa gaji etiap bulan. erbandingan eorang Pera anggul Tapin : Data Bagian K ita melihat g n yang diter rendah jasa nan yang jau

00 % sampa rutama pera UD Datu San an kualitas k wan sesuai ha dan struktura bagian jasa p ara maksima perawat sec 510.656 enyakit Dalam  Pria Pe D Datu San dan tunjang n Rata-Rata awat Perbul n Bulan Janu Keuangan Tahun gambar graf rima seorang a pelayanan uh lebih bes ai 300%. H wat di instal nggul Tapin kerja telah m asil kerja m al, 2) Tunjan pelayanan p al meningka cara sama rat

530.544 enyakit Dalam  Wanita nggul Tapi gan insentif Jasa pelaya lan Pada R uari s/d Dese 2011 fik terlihat p g perawat p sementara d sar dibandin Hal ini menim

lasi ICU dan dalam mem memberikan i ereka diluar ngan daerah, perawat yang atkan motiv ta, masih be 775.889 Anak/ICU Ruang Raw inmemberika f jasa pelay anan Keper Ruang Rawa ember 2011 perbandingan perbulan, Ru diruang Raw ngkan peraw mbulkan ke n Ruang Peny menuhi kebu imbalan berb r gaji pokok 3) Jasa Pel g ada saat ini

asi kerja pe lum bisa me 351.547 ICU wat Inap an kompen yanan kepe awatan yan at Inap RS n rata-rata J uang ICU a wat Inap VIP wat di instala luhan sebag yakit Dalam utuhan karya bentuk uang antara lain: layanan. Nam i tampaknya erawat. Siste eningkatkan 753.228 Bersalin nsasi finans erawatan ya g diterima SUD Datu Jasa pelayan dalah ruang P mendapatk asi rawat in gian kelomp m. awannya unt yang diterim 1) Tunjang mun demikia a masih belu em pembagi motivasi ker 950.876 VIP sial ang nan gan kan nap pok tuk ma gan an, um ian rja

(5)

perawat, hal ini disebabkan karena insentif jasa pelayanan yang diterima dianggap masih belum mampu memberikan imbalan sesuai dengan kinerja tiap perawat.

Berdasarkan fenomena diatas maka penulistertarik melakukan penelitian untuk mengetahui penilaian perawat terhadap pembagian Insentif Jasa Pelayanan keperawatandan mengetahui gambaran pelayanankeperawatan antara pasien yang dijamin oleh asuransi kesehatan dengan pasien umum yang dirawat inap di RSUD Datu Sanggul Tapin.

B. Perumusan Masalah

Pemberian kompensasi merupakan kegiatan manajemen sumberdaya manusia dan merupakan tugas yang paling rumit karena halini menyangkut pemberian balas jasa dari organisasi kepada karyawan atas kinerjanya. Pemberian kompensasi harus dapat memberikan kepuasan dan keadilan bagi semua pihak baik dari Manajeman Rumah Sakit maupunkaryawan. Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian yaitu Bagaimanakah sistem pembagian Insentif Jasa Pelayanan keperawatan di RSUD Datu Sanggul Tapindan apakah mempengaruhi kinerja perawat dalam melayani pasien?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sistem insentif jasa pelayanan yang diberikan kepada perawat bersumber dari Asuransi Kesehatan di RSUD Datu Sanggul Tapin.

2. Mengevaluasi sistem pembagian insentif jasa pelayanan keperawatan di RSUD Datu Sanggul Tapin

3. Mengetahui persepsi perawat tentang kinerjanya dalam melayani pasien dari program asuransi kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi RSUD Datu Sanggul Tapin, diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar dalam rangka merencanakan pola distribusi sistem kompensasi insentif jasa

(6)

pelayanan keperawatan dan tenaga kesehatan lain yang bersumber dari asuransi di RSUD Datu Sanggul Tapin.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin, diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar dalam menyusun kebijakan insentif jasa pelayanan tenaga kesehatan di RSUD Datu Sanggul Tapin.

3. Bagi Perawat meningkatkan motivasi dan lebih memahami perannya dalam merawat pasien yang di jaminan asuransi kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RSUD Datu Sanggul Tapin.

4. Bagi peneliti lain yang ingin mendalami masalah sistem insentif jasa pelayanan keperawatan, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian lain yang serupa penelitian ini yang pernah dilakukan antara lain:

1. Tri Siswiyati (2002) melakukan penelitian tentang analisis jasa perawat ditinjau dari beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Bedah RS Panti Rahayu Purwodadi. Tujuan penelitian ini adalah menyusun jasa perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Bedah RS Panti Rahayu berdasarkan beban kerja perawat dimana beban kerja perawat ini didasarkan pada kegiatan perawat pada tiap-tiap klasifikasi pasien tertentu. Penelitian ini adalah penelitian terapan dengan menganalisis pekerjaan fungsional perawat secara kualitatif dan sistematik sebagai dasar penghitungan beban kerja perawat. Unit analisisnya adalah Ruang Rawat Inap Penyakit Bedah RS Panti Rahayu Purwodadi. Subjek penelitiannya adalah perawat ruang tersebut dan pasien yang dirawat inap selama penelitian itu. Selain itu dilakukan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion) untuk menetapkan jasa perawat dan faktor kompensasi perawat. Hasil penelitiannya menghasilkan empat kategori pasien berdasarkan waktu ketergantungan pasien kepada perawat dan untuk menentukan besarnya tarif jasa perawat diambil 10% dari tarif kamar dengan alasan perbedaan tarif kamar mewakili perbedaan ketergantungan pasien masing-masing kategori. Dengan demikian jumlah pasien

(7)

dalam tiap kategori dianggap sebanding dengan jumlah kelas perawatan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah unit analisisnya adalah seluruh ruang rawat inap dan subjek penelitiannya adalah hanya perawat di seluruh ruang rawat inap di RSUD Datu Sanggul Tapin.

2. Nofrinaldi (2005) melakukan penelitian tentang persepsi dan pengaruh sistem pembagian jasa pelayanan terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit Jiwa Madani Propinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak revisi sistem pembagian jasa pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Madani, serta hubungan persepsi dan kinerja karyawan. Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan pre dan post test. Subjek penelitian seluruh karyawan berjumlah 202 orang. Variabel bebas penelitian adalah revisi sistem pembagian jasa pelayanan, persepsi karyawan tentang sistem jasa pelayanan. Variabel terikat adalah kinerja dokter meliputi presensi, jumlah pasien dilayani, jumlah visite dan kinerja karyawan meliputi mutu dan jumlah pekerjaan, efektifitas pembiayaan, inisiatif. Alat ukur yang digunakan kuesioner dan cek dokumen. Data dianalisis dengan deskriptif kuantitatif, paired-t test, dan uji korelasi product-moment. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek penelitiannya adalah hanya perawat di seluruh ruang rawat inap di RSUD Datu Sanggul Tapin, Alat ukur yang digunakan pedoman wawancara mendalam

(in-depth interview) dan cek dokumen, data dianalisis dengan content analysis.

3. Endang Purwanti (2006) melakukan penelitian tentang proses dan hasil implementasi sistem informasi beban kerja perawat dan jasa keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Sinopati Bantul. Penelitian ini bertujuan apakah penerapan SIM Beban Kerja Perawat dan Jasa Keperawatan (SIM BKPJK) dapat menghitung lebih akurat beban kerja dan jasa keperawatan sehingga meningkatkan kepuasan kerja perawat. Penelitian ini cenderung menggunakan metode studi kasus implementasi software beban kerja perawat dan jasa keperawatan, dan survei hasil implementasi software tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat dan pasien di Instalasi Rawat Inap Ruang Flamboyan dan Melati. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan check-list. Perbedaan dengan penelitian ini adalah rancangan penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif

(8)

kualitatif, dan menggunakan pedoman wawancara mendalam (in-depth interview) dan cek dokumen.

4. Rahmat Fitriadi (2006) melakukan penelitian tentang hubungan antara insentif dan persepsi kinerja dengan kepuasan kerja dokter dan perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Tanjung Pinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat insentif, persepsi kinerja dan kepuasan kerja serta mengetahui hubungan insentif dan persepsi kinerja dan kepuasan kerja dokter dan perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Tanjung Pinang. Memprediksi kepuasan kerja melalui insentif dan persepsi kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional survey. Data primer menggunakan kuesioner kepada responden. Skala yang digunakan adalah skala interval dengan scoringnya menggunakan skala Likert. Analisis statistik menggunakan regresi korelasi terhadap kedua variabel. Subjek penelitiannya adalah seluruh perawat dan dokter yang merawat pasien di semua Ruang Rawat Inap RSUD Tanjung Pinang. Kesimpulan penelitian menunjukkan insentif, persepsi kinerja dan kepuasan kerja responden tinggi. Insentif dan persepsi kinerja berperan terhadap kepuasan kerja. Untuk mempertahankan kepuasan kerja RSUD Tanjung Pinang dan Pemerintah Kota Tanjung Pinang perlu memperhatikan insentif dan persepsi kinerja yang tepat bagi dokter dan perawat. Perbedaan dengan penelitian ini adalah rancangan penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, data primer diambil dari wawancara mendalam (in-depth interview) dengan Kepala Ruangan, Tim Distribusi Jasa Pelayanan, Kepala Instalasi Rawat Inap dan perawat pelaksana ruangan yang menjadi subjek penelitian, data dianalisis dengan content analysis, subjek penelitiannya adalah hanya perawat di seluruh ruang rawat inap di RSUD Datu Sanggul Tapin.

5. Nani Sumarni Achmad (2007) melakukan penelitian tentang evaluasi sistem insentif perawat di RS Pertamina Balikpapan. Penelitian bertujuan menyusun kembali sistem insentif yang sedang diberlakukan dan menyusun usulan model insentif jasa perawat berdasarkan beban kerja dan kompetensi sesuai harapan para perawat dan beban kerja perawat ini adalah kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada pasien secara bio-psiko-sosio-spiritual. Penelitian ini

(9)

adalah penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner yang dilengkapi data kualitatif menggunakan wawancara mendalam dan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion) untuk menetapkan faktor usulan perbaikan sistem insentif perawat. Unit analisisnya adalah 9 ruang rawat inap dan subjek penelitiannya adalah perawat di ruang rawat inap RS Pertamina Balikpapan. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa jumlah perawat di ruang rawat inap masih kurang, beban kerja perawat ternyata melebihidari jumlah perawat yang ada. Usulan perbaikan sistem remunerasi insentif jasa pelayanan keperawatan yang baru dirancang dengan memperhitungkan beban kerja dan kompetensi sesuai dengan harapan para perawat. Perbedaan dengan penelitian ini adalah rancangan penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, menggunakan pedoman wawancara mendalam (in-depth interview) dan cek dokumen.

Referensi

Dokumen terkait

Susilawati, A (2015) Promosi Kesehatan Pada Kader Kesehatan untuk Pencegahan Kekambuhan pada Pasien Pasca Pasung. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

シZテムρ吻 蜥 歴 考憲乙た1柵 (1)あるプロセスに投 入され た財 の持ち込 むCO2配 分量 とその プロセスに おいて発 生する∞2量 の 和 は

Menurut penelitian yang dilakukan dari hasil survei dari 572 responden, (Ford et al,2003) mendefinisikan Workplace Fun sebagai lingkungan kerja menyenangkan

Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh tenaga tata usaha dalam bentuk pelayanan kepada mahasiswa/i magister

Selain itu, perlunya peningkatan, pemantapan dan rehabilitasi RTH juga menjadi fokus utama di dalam implementasi rencana tata ruang salah satunya Taman Maccini

Dengan resistansi gangguan sebesar 5 ohm besar tegangan dip yang terjadi pada jaringan distribusi 3 fasa BSB-4 20 kV akibat gangguan fasa ke tanah di sepanjang saluran

Penelitian penilaian mengenai pengembangan instrumen telah dilakukan sebelumnya oleh Romika Rahayu di SMP Negeri Kota Semarang (2016) dari kegiatan pra

Dari data letak titik pertemuan Katak Pohon Jawa yang di tumpang susun (overlay) pada masing-masing peta tematik (ketinggian, kemiringan lereng, jarak dari sungai, kerapatan tajuk