• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai analisis hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota koperasi dilaksanakan pada KUD Puspa Mekar, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa KUD Puspa Mekar penah mengalami kebangkrutan dan berusaha untuk terus berkembang dengan berasosiasi dengan KPSBU Jawa Barat. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama enam bulan dari bulan Februari sampai Juli 2012. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Maret 2012.

4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data langsung yang didapat dari sumber informasi melalui pengamatan langsung, diskusi, wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang disesuaikan untuk menjawab masalah penelitian terhadap pengurus dan anggota KUD Puspa Mekar. Data sekunder merupakan data yang diambil berdasarkan data dari internal laporan tahunan KUD Puspa Mekar, Badan Pusat Statistik, Kementerian Koperasi dan UMKM, artikel, jurnal, internet dan hasil penelitian sebelumnya yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini. Data tersebut digunakan sebagai data pendukung dan pembanding penelitian ini.

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan melalui suatu prosedur secara sistematis. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi di lapangan, melakukan wawancara dengan narasumber (responden) dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Jenis pertanyaan pada kuesioner tersebut merupakan pertanyaan terstruktur tertutup dan pertanyaan tidak berstruktur untuk memperoleh deskripsi yang jelas mengenai gambaran usaha KUD Puspa Mekar. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara setiap hari pada pukul 05.00 – 19.00 diluar jam kerja peternak pada saat memerah susu dan mencari pakan hijauan.

(2)

4.3. Metode Penentuan Responden

Responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peternak yang tergabung dalam keanggotaan KUD Puspa Mekar yang telah menjadi anggota lebih dari satu tahun. Anggota KUD Puspa Mekar berjumlah 355 orang. Penentuan responden dari anggota KUD pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sesuai kebutuhan penelitian berdasarkan penilaian peneliti berdasarkan kemampuan responden dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Metode ini digunakan karena keterbatasan peneliti untuk mengetahui karakteristik anggota misalnya keterbatasan mengetahui jumlah ternak yang dimiliki, lama bergabung, dan sebagainya. Peneliti hanya memiliki informasi mengenai jumlah dan lokasi Tempat Penampungan Susu (TPS) pada setiap daerah. Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan kemudahan pengumpulan data mengingat medan/ lokasi yang ditempuh terpencar dan tersebar di beberapa desa dan rata-rata sulit dijangkau oleh kendaraan bermotor.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terlebih dahulu oleh peneliti guna mengukur ketepatan dari kuesioner yang digunakan. Menurut Rangkuti (2003), umumnya uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 responden. Jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini adalah 30 responden. Responden yang telah digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas tidak digunakan kembali untuk analisis selanjutnya.

Menurut Siagian dan Sugiarto (2006) syarat minimal sampel data tersebar secara normal didalam statistik adalah 30 responden. Screening dilakukan untuk menentukan anggota yang lebih dari satu tahun menjadi anggota yang menjadi responden. Hal ini dilakukan karena anggota yang telah bergabung lebih dari satu tahun pernah mengikuti RAT dan mendapatkan SHU. Alasan lain menggunakan responden yang telah bergabung lebih dari satu tahun adalah anggota KUD Puspa Mekar selalu mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir. Anggota yang pernah mengikuti RAT dan mendapatkan SHU lebih mengetahui mengenai keragaan koperasi serta visi dan misi koperasi.

Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 111. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kemampuan

(3)

yang dimiliki oleh peneliti dan sudah mencukupi syarat minimal. Responden yang diambil dalam penelitian ini diharapkan mampu mewakili jumlah anggota KUD Puspa Mekar. Setiap TPS diambil minimal satu responden untuk lebih mewakili jumlah anggota dan keragaan koperasi.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif melalui tahap pengolahan, deskripsi dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan KUD Puspa Mekar. Analisis kualitatif juga menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan secara mendalam mengenai hubungan koperasi dengan anggota yang didukung dengan alat bantu berupa tabulasi frekuensi sederhana berdasarkan jawaban responden. Pengolahan data secara kuantitatif, tabulasi data, dan analisis rasio keuangan dilakukan dengan alat bantu software komputer Microsoft Excel 2010. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui hubungan variabel kinerja, partisipasi, dan manfaat bagi anggota. Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan program LISREL 8.30 untuk analisis jalur. Uji validitas dan uji reabilitas kuesioner, dan analisis korelasi Rank Spearman menggunakan SPSS versi 17.

4.5.1. Analisis Deskriptif

Nazir (2009) menyatakan bahwa analisis deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, interpretasi, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode deskriptif ini juga menyelidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor, menguji hipotesa dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik anggota yaitu karakteristik demografi. Pengumpulan data digunakan teknik wawancara. Hasil data kuisioner mengenai karakteristik serta kepuasan

(4)

responden dikelompokkan berdasarkan jawaban yang disajikan dalam bentuk tabulasi deskriptif.

4.5.2. Skala dan Rentang Skala

Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan responden terhadap suatu produk atau jasa (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan yang lain (Durianto et al. 2001).

Tahapan penggunaan skala Likert adalah sebagai berikut:

1. Peneliti mengumpulkan karakterisktik produk yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

2. Terhadap karakteristik tersebut diminta tanggapan dari sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. Pertanyaan diupayakan sedemikian rupa agar tidak mengarahkan responden ke tendensi tertentu.

3. Tanggapan dikumpulkan dan jawabannya dikonversikan ke skala nilai yang terkait dengan bobot tanggapan. Tanggapan yang memberikan indikasi menyenangi atau setuju diberi skor tertinggi.

Rentang skala digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap penenilaian konsumen. Adapun rumus rentang skala:

Keterangan: m = Skor maksimum n = Skor minimum

b = banyaknya kelas yang terbentuk

Skala Likert yang digunakan pada penelitian ini merupakan skala seimbang. Menurut Sumarwan et al. (2011) skala seimbang merupakan angka untuk kategori yang menyenangkan dan tidak menyenangkan mempunyai jumlah yang sama. Skala yang akan digunakan menggunakan skala yang seimbang agar dapat menghasilkan data yang objektif. Menurut Elbany (2009) penggunaan empat skala didasarkan pada kebijaksanaan untuk menghindari ekstrim bias yang

RS = m − n b

(5)

cenderung memberikan pendapat yang netral (tengah). Adapaun empat skala yang digunakan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4.5.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, atribut-atribut pada kuesioner tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Melalui pengujian tersebut diharapkan data yang terkumpul benar-benar dapat menggambarkan fenomena yang diukur dan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Umar (2010) mengartikan validitas sebagai suatu pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel atau atribut-atribut yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur. Jika terdapat konsistensi antara variabel satu dengan variabel lainnya, maka kerangka suatu konsep yang telah dibangun dapat dikatakan telah memiliki validitas.

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengkorelasikan skor setiap item atau pertanyaan dengan skor total. Pengujian validitas ini dibantu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17. Perhitungan indeks validitas yang diperoleh kemudian diuji tingkat korelasinya. Bila diperoleh hasil rhitung lebih besar dari rtabel dari product moment pada taraf nyata (α) = 0,05 maka pertanyaan yang telah disusun pada kuisioner memiliki validitas atau terdapat konsistensi antara variabel satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan uji validitas dari 36 indikator yang diuji, indikator yang valid berjumlah 30 indikator seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun indikator yang valid yaitu visi terhadap pengembangan bisnis koperasi, visi terhadap pengembangan sosial koperasi, efektivitas koperasi melakukan hubungan dengan anggota, struktur organisasi dan keadaan staf, langkah koperasi untuk menekan biaya, pelayan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anggota, kebijakan di dalam organisasi koperasi, hubungan dengan koperasi atau organisasi lain, kebijakan simpan pinjam, kebijakan SHU, hubungan baik antar anggota, hubungan baik dengan pengurus, fasilitas yang tersedia, pembinaan dan pelatihan, peningkatan pendapatan, kepastian perolehan bahan baku, harga pakan yang ditawarkan KUD, harga kebutuhan yang ditawarkan waserda KUD, kemudahan

(6)

perolehan pinjaman, kinerja koperasi keseluruhan, performa keuangan, perkembangan pasar, teknologi yang digunakan, pemahaman mengenai KUD, keaktifan memberikan saran dan evaluasi, kesediaan menjadi pengurus, keinginan untuk terus bergabung, pembelian pakan, pembelian kebutuhan di waserda, dan melakukan pinjaman.

Menurut Umar (2010) reliabilitas merupakan suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama secara berulang dua kali atau lebih. Alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution 2007). Berbagai macam teknik yang dapat digunakan dalam pengukuran reliabilitas adalah Teknik Test-Retest, Teknik Spearman-Brown, Teknik K-R 20, Teknik K-R 21, Teknik Croncbach Alpha, dan Teknik Observasi.

Teknik pengukuran reliabilitas pada penelitian ini yaitu dengan teknik Cronbach Alpha, yakni metode perhitungan reliabilitas yang dikembangkan oleh Cronbach. Koefisien Cronbach’s Alpha merupakan koefisien reliabilitas yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi internal consistency.

Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0–1. Semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas maka semakin reliabel sebuah kuisioner. Koefisien reliabilitas yang dianggap baik adalah yang memiliki nilai lebih besar dari 0,7. Nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan akan memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Apabila terdapat atribut yang tidak reliabel harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden.

Nilai reliabilitas yang diperoleh selanjutnya diuji tingkat korelasinya. Jika diperoleh hasil rhitung lebih besar dari rtabel product moment pada taraf nyata (α) = 0,05 maka variabel atau atribut pertanyaan yang telah disusun pada kuisioner sudah reliabel. Nilai uji reliabilitas yaitu sebesar 0,734.

4.5.4. Analisis Rasio Keuangan

Analisis kinerja keuangan merupakan analisis kuantitatif dengan pendekatan akuntansi terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini dilakukan dengan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan KUD. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu laporan keuangan dengan yang lain yang mempunyai hubungan yang relevan

(7)

dan signifikan (Harahap 2008; Jumingan 2008). Analisis rasio keuangan digunakan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan koperasi sebagai bagian dari kinerja koperasi secara keseluruhan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya koperasi. Menganalisis rasio keuangan membantu seorang manajer untuk mengambil keputusan mengenai keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang (Kasmir & Jakfar 2003). Analisis rasio yang digunakan terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas. 1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Kasmir & Jakfar 2003). Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap 2008). Menurut Jumingan (2008) current ratio yang rendah menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Rasio lancar lebih aman adalah jika berada di atas 200 persen (Suwandi 1986). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid untuk menutupi utang lancar tanpa memperhitungkan persediaan, karena persediaan memiliki sifat yang kurang likuid karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk dicairkan. Standar yang baik rasio ini adalah 150 persen (Suwandi 1986). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

QR

=Aktiva Lancar − persediaan

Utang Lancar 𝑥 100% CR =Aktiva Lancar

(8)

ETFAR =Total Modal Sendiri

Total Aktiva Tetap 𝑥 100% 2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasai (Harahap 2008). Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini:

a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity To Total Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas koperasi dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaoprkan dalam neraca. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50 persen (Suwandi 1986). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva koperasi. Rasio ini dirumuskan dengan:

b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity To Fixed Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi 1986). Rumus rasio ini adalah:

c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang (Fixed Asset To Long Term Debt Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi 1986). Semakin tinggi rasio semakin besar jaminan, kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin, dan semakin besar kemampuan koperasi untuk mencari pinjaman. Rumus rasio ini adalah:

ETTAR = Total Modal Sendiri

(9)

d. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio)

Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibiayai dari hutangnya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 50 persen (Suwandi 1986). Semakin kecil rasio ini maka semakin kecil risiko yang akan ditanggung oleh koperasi. Rumus rasio ini adalah:

e. Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri (Debt Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modalnya sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 67 persen (Suwandi 1986). Jika nilai rasio ini lebih dari satu berarti kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah. Namun jika rasio lebih kecil dari satu maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin seluruh hutangnya lebih besar. Rasio in dirumuskan:

3. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas dipergunakan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam mengelola koperasi (Suwandi 1986). Rentabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio, yaitu:

a. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio)

Rasio laba bersih menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan koperasi setiap satu rupiah penjualan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal empat persen (Suwandi 1986). Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

b. Rasio Operasional (Operating Margin Ratio)

Rasio operasional menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam menjalankan usahanya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal

DR =Total Hutang

Total Aktiva 𝑥 100%

DER = Total Hutang

Total Modal Sendiri 𝑥 100%

NPMR

= Laba Bersih

(10)

RONWR = Laba Bersih

Total Modal Sendiri 𝑥 100%

dua persen (Suwandi 1986). Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba operasi. Rasio ini dirumuskan:

c. Ratio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return on Net Worth Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas modal yang digunakan koperasi, suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi atas modal yang diinvestasikan. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 15 persen. Semakin besar rasio ini maka modal sendiri semakin produktif dalam menyumbangkan laba bersih bagi koperasi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

d. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Invesment)

ROI menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan dan mengindikasikan koperasi menggunakan seluruh aset yang tersedia dengan baik. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas keseluruhan koperasi. Analisis ROI merupakan hubungan antara pendapatan dengan investasi pada aktiva yang ditanamkan koperasi. Standar yang baik adalah minimal 4 persen. ROI dapat diukur dengan rumus:

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas dapat menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam mengelola aset yang dimilikinya. Rasio aktivitas disebut juga rasio perputaran (turnover ratio) karena rasio ini dapat menjelaskan kecepatan antara perputaran dengan aset. Keseimbangan antara penjualan dan aset menunjukkan manajemen tekah bekerja secara optimal. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio aktivitas usaha sebagai berikut:

OMR

= Laba Operasi

Penjualan 𝑥 100%

ROI = Laba Bersih

(11)

TATR = Penjualan

Total Aktiva 𝑥 100%

𝑟𝑠 ==

1 − 𝑛1=𝑖d N(N2− 1)

a. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn-Over Ratio)

Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari operasi koperasi tersebut. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 5 kali (Suwandi 1985). Semakin besar rasio perputaran total aktiva, maka akan semakin besar tingkat efisiensi penggunaan harta dari suatu koperasi. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus:

b. Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn-Over Ratio)

Rasio ini menginformasikan berapa kali piutang diputar dalam satu tahun. Semakin tinggi rasio, semakin singkat waktu antara penjualan dan penagihan kas. Standar rasio piutang ini adalah kurang dari 30 hari (Baga et al. 2011). Rumus rasio perputaran piutang yaitu:

4.5.5. Analisis Korelasi

Korelasi Rank Spearman dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara karekteristik demografi dengan partisipasi anggota. Karakteristik demografi terdiri dari usia, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, lama menjadi anggota, dan jumlah ternak yang dimiliki. Partisipasi anggota terdiri dari partisipasi anggota di bidang organisasi dan usaha. Penelitian ini tidak mengukur hubungan antara karakteristik demografi dengan partisipasi di bidang modal. Hal ini dilakukan karena seluruh anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif dalam bidang permodalan. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar membayar simpanan pokok dan simpanan wajib tepat waktu.

Koefisien korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan antara dua variabel ordinal (Nazir 2009). Penggunaan metode korelasi Rank Spearman adalah untuk membuktikan berhubungan atau tidaknya antara masing-masing variabel. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for windows dengan rumus:

(12)

Keterangan:

rs = koefisien korelasi Rank Spearman

N = jumlah responden

di = beda antara dua variabel berpasangan

Berdasarkan nilai korelasi tanda positif yang terdapat pada nilai rs menunjukkan hubungan yang searah, jika nilai korelasi bertanda negatif menunjukkan hubungan yang tidak searah. Kriteria pengujian hubungan observasi dilakukan pada taraf nyata ( = 5 persen). Secara deskriptif nilai rs dapat dikategorikan menjadi beberapa katogori. Pilihan kategori dibagi menjadi lima kategori sebagai berikut:

1. Bila, 0< rs<0,2, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat lemah. 2. Bila, 0,2< rs<0,4, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi lemah. 3. Bila, 0,4< rs<0,6, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sedang. 4. Bila, 0,4< rs<0,8, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi kuat. 5. Bila, 0,8< rs<1, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat kuat. 4.5.6. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur adalah model analisis data multivariat dependensi perluasan regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antara dua atau lebih variabel (Ghozali 2005). Analisis jalur digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat yang dapat diobservasi secara langsung (Kusnedi 2008). Model yang diuji menjelaskan hubungan kausal antarvariabel yang dibangun berdasarkan kajian teori tertentu. Analisis jalur berbeda dengan teknik analisis regresi lainnya, analisis jalur memungkinkan pengujian dengan menggunakan variabel mediating/intervening/perantara (Ghozali 2005).

Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan empat jalur. Model empat jalur yaitu model yang memiliki empat persamaan struktural. Terdapat empat peubah eksogen dan empat peubah endogen dalam model ini. Peubah eksogen dalam penelitian ini adalah empat faktor yang mempengaruhi kinerja koperasi, yaitu (1) visi koperasi, (2) kapasitas, (3) jaringan

(13)

Visi Koperasi Kapasitas Jaringan Kerja Sumberdaya Manfaat Sosial Manfaat Ekonomi Kinerja Koperasi Partisipasi Anggota Є Є Є Є

kerja, (4) sumberdaya. Peubah endogen dalam penelitian ini adalah (1) kinerja koperasi (2) partisipasi anggota (3) manfaat sosial dan (4) manfaat ekonomi.

Model diagram jalur dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6. Model Diagram Jalur (Path)

Diagram jalur terdiri atas persamaan struktural dengan empat substruktur. Peubah X1, X2, X3, X4 disebut sebagai peubah eksogen dan Y1, Y2, Y3, Y4 sebagai peubah endogen dengan persamaan struktural sebagai berikut:

Y1 = Py1x1 + Py1x2 + Py1x3 + Py1x4 + Py1y2 + Є1 Y2 = Py2y3 + Py2y4 + Є2 Y3 = Py3y1 + Є3 Y4 = Py4y1 + Є4 Keterangan: X1 = Visi Koperasi X2 = Kapasitas X3 = Jaringan Kerja X4 = Sumberdaya Y1 = Kinerja Koperasi Y2 = Partisipasi Anggota Y3 = Manfaat Sosial Y4 = Manfaat Ekonomi

(14)

Kinerja koperasi menurut Soedjono (2003) dipengaruhi oleh visi, kapasitas, jaringan kerja dan sumberdaya. Partisipasi anggota sangat berpengaruh dan menentukan terhadap keberhasilan koperasi, karena partisipasi anggota merupakan unsur utama dan paling penting dalam mencapai keberhasilan koperasi (Hendar & Kusnadi 2005; Aini & Setiawan 2006). Anggota akan terus mempertahankan keanggotaannya dan terus mengadakan transaksi dengan perusahaan apabila mereka memperoleh manfaat sosial maupun manfaat ekonomi dari kinerja koperasi (Roepke 2000; Hendar & Kusnadi 2005). Manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diterima anggota akan berkorelasi positif terhadap partisipasi anggota (Koswara 2011; Jakiyah 2011; Handayani 2011).

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan analisis jalur dapat dilakukan beberapa analisis, yaitu melihat pengaruh terhadap hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota koperasi, sebagai berikut: 1. Melihat pengaruh visi koperasi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya dan

partisipasi anggota terhadap kinerja koperasi, melihat pengaruh peubah manfaat sosial dan manfaat ekonomi terhadap partisipasi anggota dan melihat pengaruh kinerja koperasi terhadap manfaat sosial dan ekonomi anggota. Untuk mengetahui kebenaran model regresi tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut:

a. Visi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya, dan partisipasi anggota berpengaruh secara langsung terhadap kinerja koperasi.

b. Manfaat sosial dan manfaat ekonomi berpengaruh langsung terhadap partisipasi anggota.

c. Kinerja koperasi berpengaruh langsung terhadap manfaat sosial dan ekonomi.

2. Melihat besarnya pengaruh peubah visi koperasi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya, dan partisipasi anggota terhadap kinerja koperasi. Melihat besarnya pengaruh manfaat sosial dan ekonomi bagi partisipasi anggota koperasi. Melihat besarnya pengaruh kinerja koperasi terhadap manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota koperasi. Digunakan angka Beta atau Standardized Coefficient untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing peubah X terhadap peubah Y.

(15)

4.6. Definisi Operasional

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

1. Responden adalah anggota KUD Puspa Mekar yang telah menjadi anggota lebih dari satu tahun.

2. Usia adalah umur responden ketika penelitian ini dilakukan yang diukur dalam satuan tahun.

3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden pada saat penelitian dilakukan.

4. Pengalaman beternak adalah pengalaman responden dalam menjalankan usaha ternak pada saat penelitian dilakukan.

5. Lama menjadi anggota adalah lama responden menjadi anggota KUD Puspa mekar pada saat penelitian dilakukan.

6. Jumlah ternak adalah jumlah ternak sapi yang siap diperah yang dimiliki responden pada saat penelitian dilakukan.

7. Pekerjaan adalah pekerjaan responden pada saat penelitian dilakukan.

8. Visi koperasi adalah dasar bagi sebuah koperasi yaitu dalam dimensi sosial dan ekonomi untuk menjelaskan cita-cita atau keinginan yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga atau organisasi.

9. Kapasitas terkait dengan manajemen organisasi KUD Puspa Mekar yaitu dilihat dari tingkat struktur dan staf sudah memenuhi persyaratan, langkah-langkah menurunkan biaya, dan pelayanan yang sesuai kebutuhan.

10. Jaringan kerja terkait mengenai kebijakan yang dibuat dalam anggaran koperasi dan hubungan koperasi dengan organisasi lainnya.

11. Sumberdaya terkait mengenai pengelolaan sumberdaya keuangan untuk anggota seperti kebijakan simpan pinjam dan kebijakan pembagian SHU. 12. Kinerja koperasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai

dan mencerminkan keberhasilan manajemen dalam melaksanakan suatu program-program koperasi. Kinerja koperasi dinilai dari kinerja secara keseluruan, performa keuangan, perkembangan pasar, dan teknologi yang digunakan KUD Puspa Mekar.

(16)

13. Partisipasi anggota adalah keterlibatan mental dan emosional terhadap koperasi dan berbagai tanggung jawab atas pencapian tujuan organisasi maupun usaha koperasi. Partisipasi dinilai dari pemahaman mengenai KUD Puspa Mekar, keaktifan memberikan evaluasi dan saran, kesediaan menjadi pengurus, keinginan untuk terus bergabung, melakukan pembelian pakan dan kebutuhan di waserda dari KUD, dan melakukan pinjaman.

14. Manfaat sosial merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia yang dipandang dari sudut sosial. Manfaat ini dinilai dari hubungan antar anggota dan pengurus, fasilitas yang disediakan, dan pembinaan dan pelatihan.

15. Manfaat ekonomi merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia yang dipandang dari sudut ekonomi. Manfaat ini dinilai dari adanya penambahan pendapatan, kemudahan memperoleh pakan dan kebutuhan di waserda, tingkat kepuasan terhadap harga pakan dan kebutuhan di waserda, dan kemudahan memperoleh pinjaman.

Gambar

Gambar 6. Model Diagram Jalur (Path)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sistem berbasis SMS Gateway ini dapat melakukan respon otomatis terhadap pesan singkat (SMS) yang dikirimkan oleh siswa ataupun orangtua siswa dengan format tertentu sehingga

Berdasarkan pada hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a) bentuk-bentuk aktivitas di dalam kegiatan independent

Skizogoni banyak terjadi pada organ dalam (hati, limpa, dan sumsum tulang) dan kelainan patologis pada organ tersebut sering ditandai dengan adanya pigmen malaria yang dideposit

Praktikum terhadap sampel hiu paus yang telah dilakukan menggunakan metode ekstraksi chelex dan dilanjutkan dengan kegiatan PCR (polymerasi Chain Reaction) dan

Berdasarkan hasil penelitian d iatas ma ka pelatihan menggunakan rope jump sela ma 20 detik dengan metode interval training 1 : 5 tidak me miliki pengaruh yang

16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bahwa Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau

Terakhir, Warga Kampung Tepi Sungai ini dapat mengurangi biaya transportasi, kemacetan di kota dan polusi transportasi Dan tetap diperlukan pengembangan lanjutan