• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA BAGI GURU MI DAN PAIS MELALUI DUALMODE SYSTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA BAGI GURU MI DAN PAIS MELALUI DUALMODE SYSTEM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

MONITORING DAN EVALUASI

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI

SARJANA BAGI GURU MI DAN PAIS MELALUI DUALMODE SYSTEM

KEMENTERIAN AGAMA RI

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM

TAHUN 2012

(2)

Sebagai realisasi amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun akademik 2009/2010 mulai menyelenggarakan Program Peningkatan Kualifikasi Akademik Sarjana bagi Guru MI dan Guru PAI pada Sekolah dengan menggunakan pendekatan

dualmode system (Program DMS). Berbeda dengan program peningkatan

kualifikasi yang dilaksanakan secara reguler, Program DMS memiliki karakteristik yang khusus dan telah tertuang dalam rambu-rambu penyelenggaraan program.

Program DMS tertuang dalam Kepmenag RI Nomor 179 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S-1) bagi Guru RA, MI, dan PAIS melalui Dual Mode System dan Surat Keputusan Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor DJ.I/ 26/ 2009 tentang Penunjukkan Penyelenggara Program Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S-1) bagi Guru RA, MI, dan PAIS melalui Dual Mode System.Dengan penerapan Program DMSdiharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan masih banyaknya guru-guru di lingkungan Departemen Agama yang belum memenuhi kualifikasi akademik sarjana (S-1).

Program DMS yang dilaksanakan dalam upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru MI dan PAIS ini, bukan saja sebagai implementasi amanat perundang-undangan, tetapi juga dalam kerangka peningkatan layanan pendidikan madrasah dan sekolah yang berkualitas dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Untuk menjaga keberlajutan kualitas Program DMS, diperlukan upaya yang dapat menjamin keterlaksanaan mutu layanan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi Program DMS merupakan rangkaian kegiatan pemantauan, pengkajian/analisis, pengendalian dan pelaporan yang diperlukan untuk mengetahui kemajuan hasil yang telah dicapai dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, serta mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Monitoring dan evaluasi ini penting juga dilaksanakan agar penyelenggaraan Program DMS tidak keluar dari rambu-rambu yang telah ditetapkan dan untuk mengukur kinerja para pelaksana program dalam pencapaian sasaran kegiatan secara efektif sesuai dengan tujuan yang telah dicanangkan.

(3)

2. Dasar Hukum

Kegiatan monitoring dan evaluasi Program DMS dilaksanakan dengan berlandaskan peraturan perundang-undangan sebagai berikut.

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

f. Permendiknas RI Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan.

g. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 179 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S-1) bagi Guru RA, MI, dan PAIS melalui Dual Mode System.

h. Surat Keputusan Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor DJ.I/ 26/ 2009 tentang Penunjukkan Penyelenggara Program Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S-1) bagi Guru RA, MI, dan PAIS melalui Dual Mode System.

3. Tujuan

Kegiatan monitoring dan evaluasi secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran dan informasi mengenai keterlaksanaan penyelenggaraan Program DMS pada PT Induk dan PT Mitra.Adapun secara khusus, kegiatan ini bertujuan sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi keterlaksanaan Program DMS yang terkait dengan: 1) proses pembelajaran tatap muka dan pembelajaran mandiri, 2) pengakuan hasil belajar lampau (recognition of prior learning/RPL)

3) pengadaan, distribusi, dan pemanfaatan bahan belajar mandiri/modul DMS,

4) optimalisasi pemanfaatan SDM (dosen dan tenaga kependidikan lainnya), 5) penggunaan sarana dan prasarana pendukung

6) sistem penilaian dan kelulusan peserta program 7) kerjasama dan kemitraan PTinduk dan PT mitra.

(4)

b. Memperoleh data tentang jumlah dan karakteristik peserta Program DMS dan perkembangan belajarnya.

c. Mengidentifikasi berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program DMS dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan kendala tersebut.

d. Mengidentifikasi berbagai alternatif pemecahan masalah untuk pengembangan Program DMS lebih lanjut dalam rangka penuntasan peningkatan kualifikasi akademik guru.

4. Sasaran

Sasaran kegiatan monitoringdan evaluasi adalah Perguruan Tinggi Penyelenggara (PT Induk dan PT Mitra) yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Dirjen Pendis Kemenag RI Nomor DJ.I/ 26/ 2009, yang terdiri atas 18 PT Induk dan 30 PT Mitra dengan unsur-unsur sasaran monitoring dan evaluasi sebagai berikut.

a. Pengelola Program DMS di PT Induk dan PT Mitra. b. Dosen pengampu mata kuliah pada Program DMS. c. MahasiswaProgram DMS

d. Staf (Administrasi) Pengelola Program DMS

5. Prosedur Pelaksanaan

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut.

a. Pengembangan panduan monitoring dan evaluasi.

b. Penyusunan dan ujicoba/validasi instrumen monitoring dan evaluasi.

c. Pengiriman instrumen melalui internet ke seluruh PT penyelenggara (PT Induk dan PT Mitra).

d. Pengumpulan data dan visitasi ke PT Induk dan PT Mitra. e. Pengolahan data hasil monitoring dan evaluasi

f. Penyusunan laporan dan rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi.

(5)

Untuk mendukung kegiatan monitoring dan evaluasi disusun instrumen dalam bentuk kuesionerdan daftar isian dengan rincian jumlah responden sebagai berikut.

N

o Jenis Instrumen/Responden PT Induk PT Mitra 1 Instrumen 01 : Pengelola Program DMS 1 orang 1 orang 2 Instrumen 02 : Dosen Program DMS 5 orang 5 orang 3 Instrumen 03 : Peserta Program DMS 5 orang 5 orang

4 Daftar Isian Data 04:

Staf (Administrasi) Program DMS

1 orang 1 orang

7. Skenario Kegiatan Visitasi

Untuk menghimpun data dan informasi secara langsung melalui kegiatan visitasi penyelenggaraan Program DMS di PT Induk dan PT Mitra, dapat dilakukan dengan skenario sebagai berikut.

a. Tim Monev Kemenag memberikan penjelasan mengenai target dan sasaran kegiatan monitoring dan evaluasi

b. Pengumpulan instrumen yang telah diisi oleh masing-masing responden c. Pemaparan mengenai keterlaksanaan Program DMS pada PT

penyelenggara (Induk dan Mitra) oleh pengelola program

d. Melakukan FGD untuk mengungkapkan berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan Program DMS. FGD dilakukan secara terpisah dengan: (1) peserta Program DMS

(2) dosen pengampu mata kuliah Program DMS.

e. Penyampaian resume hasil monitoring dan evaluasi dan menghimpun berbagai masukan bagi pengembangan Program DMS selanjutnya.

8. Waktu dan Lokasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan tanggal 7 s.d. 25 Desember 2012 pada semua PT penyelenggarayang terdiri atas 18 PT Induk dan 30 PT

(6)

Mitra. Jadwal dan petugas yang dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi secara rinci dilampirkan dalam pedoman ini.

9. Pelaporan

Laporan monitoring dan evaluasi, khususnya visitasi lapangan dilaporkandalam bentukhardcopy (printout) dan/atau softcopy sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan dilampiri data pendukung dari lapangan. Penyusunan laporan menggunakan sistematika sebagai berikut.

a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi

b. Rekapitulasi, deskripsi dan analisis data hasil pelaksanaan Monev c. Permasalahan dan alternatif mengatasi permasalahan di lapangan d. Kesimpulan dan tindak lanjut hasil pelaksanaan Monev

e. Lampiran-lampiran (data pendukung termasuk instrumen yang sudah terisi) f. Laporan ditandatangani oleh Tim Monev.

10. Organisasi Pelaksana

Penanggung jawab : Direktur Direktorat Diktis Ditjen Pendis Kemenag RI

Koordinator : Kasubdit Kelembagaan Dit Diktis Ditjen Pendis Kemenag RI

Pelaksana : Tim Taskforce DMS: 1. Prof. Dr.Ahmad Tafsir

2. Prof. Dr. Aziz Fahrurrozi, M.A. 3. Prof. Dr. Achmad Hufad, M.Ed. 4. Prof. Dr. Maksum Muchtar 5. Dr. Mastuki Hs, M.Ag.

6. Dr. Asep Herry Hernawan, M.Pd. 7. Drs. Rudi Susilana, M.Si.

8. Drs. Mizan Syahroni, M.A. 9. Chumaedi, S.E.

10. Anis Masykur, M.A. .

(7)

Kegiatan monitoring dan evaluasi pada Program DMSmerupakan bagian integral dalam suatu aktivitas untuk mengidentifikasi tingkat ketercapaian pelaksanaan program dan kendala-kendala yang dihadapinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan Program DMS.Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Program DMS di lingkungan Kementerian Agama RI.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pemberian vitamin E bagi induk dengan kadar yang lebih kecil atau lebih besar dari 210 mg/kg pakan akan menghasilkan telur dengan rasio asam lemak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara overjet dan overbite dengan status psikososial dewasa awal mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

tentang Kumpulan Adat bagi Masyarakat Adat di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Keputusan Bupati No 338 tahun 2005 tentang Pengangkatan Jenang Kutai, Peraturan Bupati No 231 tahun

dihancurkan. Panjang kunci One Time Pad – panjang teks asli sehingga tidak ada kebutuhan untuk menggulang penggunaan kunci selama proses enkripsi.. Aturan enkripsi

Dari hasil tersebut dengan pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang efektif terhadap siswa dapat memberikan pemahaman perilaku siswa terutama dalam proses pembelajaran

Implikasi praktis dari adanya kualitas pelayanan pengujian kendaraan bermotor berkala ini yaitu untuk lebih meningkatkan kualitas layanan yang ada di Dinas Perhubungan

Hal ini didasarkan pada anamnesis dimana didapatkan terdapat trauma kepala pada pasien yang terjatuh dari pohon dengan ketinggian 4 meter merupakan resiko terjadinya