• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Ppt PKN Bab 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi Ppt PKN Bab 6"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN ANCAMAN TERHADAP NEGARA

STRATEGI INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN ANCAMAN TERHADAP NEGARA

Ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu : Ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu : 1.

1. Ancaman Ancaman militer militer adalah adalah ancaman ancaman yang yang menggunakan menggunakan kekuatan kekuatan bersenjata bersenjata yangyang

terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenapa bangsa

keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenapa bangsa

2.

2. Ancaman Ancaman nir-militer nir-militer adalah adalah ancaman ancaman yang yang tidak tidak bersifat bersifat fisik fisik serta serta bentuknya bentuknya tidak tidak terlihatterlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini

seperti ancaman militer, karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosialberdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, serta keselamatan umum.

budaya, teknologi, informasi, serta keselamatan umum.

Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman yang Dihadapi Bangsa Indonesia Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman yang Dihadapi Bangsa Indonesia 1.

1. Strategi Strategi menghadapi menghadapi ancaman ancaman militermiliter

Menurut pasal 30 ayat 2 UUD 1945, dalam menghadapi berbagai macam ancaman Menurut pasal 30 ayat 2 UUD 1945, dalam menghadapi berbagai macam ancaman militer, Indonesia melaksanakan sistempertahan dan keamanan rakyat semesta

militer, Indonesia melaksanakan sistempertahan dan keamanan rakyat semesta

(Sishankamrata). Penyelenggaraan Sishankamrata didasarkan pada kesadaran hak dan (Sishankamrata). Penyelenggaraan Sishankamrata didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakianan akan

kewajiban seluruh warga negara serta keyakianan akan kekuatan sendiri untukkekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.

mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Ciri-ciri sistem pertahan dan keamanan yang

(2)

a. Kerakyatan, yaitu pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk rakyat

b. Kesemestaan, yaitu sumber daya nasional digunakan semaksimal mungkin sebagai upaya pertahanan

c. Kewilayahan, yaitu melaksanakan pertahanan dan keamanan negara secara menyebar di seluruh wilayah NKRI.

Dalam menghadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama un tuk

melaksanakan operasi militer dalam perang (OMP) dan komponen cadangan disiapkan sebagai pendukung komponen utama bila diperlukan. Namun setiap bentuk perselisihan diutamakan melalui jalan damai terlebih dahulu. Penggunaan kekuatan pertahanan hanya dilaksanakan apabila cara damai tidak berhasil.

Berikut adalah beberapa ancaman militer yang pernah dihadapi Indonesia : 1. Agresi militer Belanda II Di kota Yogyakarta pada 19 Desember 1948

2. Kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darusalam pada 4 Desember 2011

3. Terjadinya pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia yang berlokasi di Ambalat pada 24 dan 25 Febuari 2007

2. Strategi Menghadi Ancaman Nir-Militer

a) Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideologi

Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:

(3)

1) Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur pertahanan nir-militer, yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang

membidangi ideologi.

2) Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri mengerahkan seluruh istrumen pemerintahan untuk menangkal pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.

3) Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat gerakan untuk melakukan operasi informasi imbangan sehingga masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang mengancam ideologi.

4) Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut.

5) Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama untuk membangun kerjasama dengan pemerintah demi membetengi masyarakat dari penetrasi ideologi asing.

6) Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti TNI.

b) Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik

Strategi pertahanan ancaman di bidang pol itik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia. Terwujud dengan kehidupan politik berlandaskan demokrasi Pancasila dan politik luar negeri bebas aktif. Langkah

 –

langkah yang ditempuh:

1) Pendekatan ke dalam

Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa. Tertulis dalam 3 pilar penataan kedalam :

- Penguatan penyelenggaraan pemerintah Negara yang sah, efektif, bersih, berwibawa, dan bebas KKN, serta bertanggung jawab.

(4)

- Penguatan kekuatan politik nasional 2) Pendekatan keluar

menciptakan diplomasi dengan Negara lain secara dinamis , diwujudkan dengan : - Pada lingkup internal: Penciptaan kestabilan Negara dan ekonomi bangsa. - Pada lingkup regional: diplomasi aktif dalam peningkatan kerjasama.

- Pada lingkup supraregional : politik luar negeri Indonesia untuk meningkatkan kerjasama antar Negara dengan fokus menjaga keutuhan wilayah NKRI.

- Pada lingkup global : memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia dalam PBB serta mengidentifikasi ancaman yang mungkin terjadi sehingga dapat mencegah ancaman tersebut.

c) Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi Diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Menghadapi ancaman ekonomi dari internal : - penciptaan lapangan kerja padat karya

- pembangunan infrastruktur,

- penciptaan iklim usaha yang kondusif, - pemilihan teknologi tepat guna

2) Menghadapi ancaman ekonomi dari eksternal:

- Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi-politik dunia.

(5)

- mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari pertahanan nir-militer

- meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional dan kebutuhan pokok masyarakat terutama di daerah-daerah pedalaman.

- Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur pertahanan nir-militer lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak pada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.

d) Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya

Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Ancaman dari dalam

Faktor pendorong ancaman dari dalam yaitu: - Isu kemiskinan

- Isu kebodohan - Isu keterbelakangan - Isu ketidakadilan

Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal berbagai permasalahan, antara lain: - Separatisme

(6)

- Terorisme - Kekerasan

- Konflik horizontal (antarmasyarakat) yang biasanya berdimensi SARA - Konflik vertikal (antara pemerintah pusat dan daerah)

- Perusakan lingkungan - Bencana buatan manusia

2) Ancaman dari luar

Sebaiknya kita melakukan penyaringan atau penyesuaian dengan budaya bangsa Indonesia terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia. Apabila kita tidak menyaring budaya asing tersebut, maka dapat mengakibatkan terdesaknya nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa oleh beberapa nilai berikut:

- Nilai individualisme - Nilai konsumerisme - Nilai hedonisme

Strategi Bangsa Indonesia dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya: - Memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu:

a. Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan

b. Keseimbangan antara manusia dengan alam semesta c. Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat d. Keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin

(7)

- Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsam persatuan dan kesatuan bangsa dan pelestarian alam.

4. Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam upaya bela negara

Menurut Pasal 9 ayat (2) UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dikemukakan bahwa keikutsertaan warga negara dalam usaha pembelaan negara diselenggarakan melalui :

a. Pendidikan Kewarganegaraan

Pada pasal 37 ayat (1) UU No. 20/2003 dijelaskan bahwa pembentukan rasa kebangsaan dan cinta tanah air dapat dibina melalui pendidikan kewarganegaraan, dimana pendidikan

kewarganegaraan ini berfungsi :

- Sebagai wahana untuk membina kesadaran peserta didik untuk ikut serta dalam bela negara

- Untuk membina dan meningkatkan usaha pertahanan negara.

- menanamkan komitmen kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia.

(8)

Salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa) atau Unit K egiatan Mahasiswa (UKM) Bela Negara. Setelah memasuki organisasi tersebut, mereka harus

mengikuti latihan dasar kemiliteran. Anggota Menwa bisa didayagunakan dalam kegiatan pembelaan terhadap negara. Di luar organisasi tersebut, para pemuda pun dapat melakukan kegiatan latihan dasar bela negara, seperti yang dilakukan BPK (Barisan Pemuda Kutai).

c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara wajib

Tentara Nasional Indonesia merupakan alat pertahanan NKRI. Dalam pasal 10 ayat (3) UU No. 3 tahun 2002 disebutkan bahwa TNI memiliki tugas untuk :

- Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah. - Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.

- Melaksanakan operasi militer selain perang.

- Aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.

d. Pengabdian sesuai dengan profesi

Dalam penjelasan UU No. 3 tahun 2002 yang dimaksud pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh

(9)

perang, bencana alam atau bencana lainnya. Beberapa profesi yang terutama berkaitan dengan hal tersebut yaitu antara lain petugas PMI, para medis, tim SAR, Polri, petugas bantuan sosial, dan Linmas (Perlindungan Masyarakat).

Untuk mengatasi ancaman non-militer perlu adanya keamanan atau ketahanan lingkungan, energi, pangan dan ekonomi, maka pengabdian bela negara melalui profesi terbuka sangat luas. Misalnya para petani dan nelayan melakukan upaya bela negara melalui

pengabdiannya terutama untuk keamanan pangan. Usaha Kecil Me nengah (UKM) dan para pengusaha besar melakukan upaya bela negara melalui pengabdiannya pada keamanan ekonomi. Begitu pula yang menekuni bidang lingkungan melakukan pengabdiannya untuk keamanan lingkungan. Ketika semua warga negara mengabdikan diri sesuai dengan profesi dalam usaha pembelaan negara, maka tentu saja a kan meningkatkan ketahanan nasional kita.

Referensi

Dokumen terkait

 Main memory adalah memori yang memiliki kapasitas yang cukup besar yangmenampung semua instruksi dan data sebelum diproses CPU.  Memori ini dibutuhkan karena

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelayanan Kesehatan bagi Peserta Asuransi Kesehatan (ASKES) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau yaitu

Dalam penelitian ini data primer yang digunakan merupakan staff Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman serta persepsi responden terhadap variabel yang akan diteliti melalui

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Kuasi Eksperimen Dalam Kompetensi Dasar Menganalisis

PENINGKATAN ECOLITERACY PESERTA DIDIK DALAM PEMANFAATAN LIMBAH KEMASAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Seperti halnya kualitas pelayanan E-KTP yang menjadi obyek analisis pada penelitian ini masih mengalami berbagai permasalahan, baik yang bersumber dari internal maupun

Serta mendapatkan pelajaran agar bagaimana dapat mengetahui tentang bagaimana peran kepolisian yang harus dijalankan dan ditaati oleh anggota kepolisian, dan

Dengan data yang diperoleh dari survei pada kantor akuntan publik di Surabaya, penulis melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan penerapan