• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF JOB STRESS, WORK ABILITY AND LEADERSHIP STYLE ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE INFLUENCE OF JOB STRESS, WORK ABILITY AND LEADERSHIP STYLE ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

33

JOURNAL OF PERFORMANCE HUMAN RESOURCES

Website : https://edumediasolution.com/index.php/jphr Email:journalofPHR@gmail.com

Call Center: 082234441600

THE INFLUENCE OF JOB STRESS, WORK ABILITY AND

LEADERSHIP STYLE ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION

Sukma Aji Rahsa1, Umi Farida2, Sri Hartono3

1,2,3, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Email Korespondensi :sukmajirah@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat Artikel Received:

Revised: Accepted:

Keywords

Job Stress, Work Ability, Leadership Style, Job Satisfaction

Human resources are assets that are very important for the company or organization which serves as a driving force in every activity that runs in a company or. Every company must maximize its human resources effectively and efficiently. This research was conducted to determine the effect of work stress, work ability and leadership style on employee job satisfaction at PT. Cun Ponorogo Motorcycle. This research is categorized as a quantitative descriptive study, where the research instrument is in the form of a questionnaire. The population in this study were all employees at PT. Cun Motor Ponorogo, amounting to 52 people. The instrument testing uses a validity test and a reliability test. Testing data analysis using multiple linear regression analysis, while testing the hypothesis using the t test and f test. The results of this study indicate that (1) work stress has a negative and insignificant effect with a regression coefficient (-0.022) and a significance level of 0.404, (2) working ability has a positive and significant effect with a regression coefficient of 0.579 and a significance level of 0.000, (3) leadership style has a positive and significant effect with a regression coefficient of 0.713 and a significance value of 0.000. (4) work stress, work ability and leadership style simultaneously have a significant effect on employee job satisfaction with a significance value of 0,000.

A. PENDAHULUAN

Manajemen sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap perusahaan sifatnya terbatas.Hal itu membuat setiap perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan segala sumber daya manusia yang dimilikinya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dari perusahaan tersebut.Penelitian ini dilakukan di PT. Cun Motor Ponorogo, di obyek penelitian tersebut ditemukan bahwa kepuasan kerja karyawan PT. Cun Motor Ponorogo masih rendah hal ini diduga disebabkan pemasalahan stres kerja yang dialami karyawan, kemampuan kerja karyawan yang juga rendah serta gaya kepemimpinan yang ada di PT. Cun Motor dinilai belum mampu membangun kedekatan antara pimpinan dengan bawahan.

(2)

34 Beberapa karyawan Cun Motor Ponorogo yang kemampuan kerjanya masih rendah yakni tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan apa yang diperintahkan. Hasil pekerjaannya tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hasil kualitas kerja karyawan juga rendah dimana masih ditemukannya karyawan menyelesaikan tugasnya dengan merasa tidak puas atas hasil kerjanya, ditemukan beberapa karyawan masuk kerja tidak tepat waktu atau bolos kerja kantor di jam kerja serta ada beberapa karyawan yang suka menunda – nunda pekerjaannya sehingga pekerjaan tersebut tidak terselesaikan dengan tepat waktu.

B. KAJIAN LITERATUR Kepuasan Kerja

Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Hasibuan seperti yang dikutip oleh Afrilian Iradoni dalam skripsinya yang berjudulPengaruh Kompensasi, Motivasi dan Bebab Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Tetap di PDAM Kabupaten Ponorogo (2018:12) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Menurut Robbins & Judge (2011) mengartikan kepuasan kerjasebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaanseseorang yang merupakan hasil dari sebuahevaluasi karakteristiknya.Menurut Mangkunegaran (2016) kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang sangat menyenangkan dari diri pekerja yang telah mencapai kesuksesan dalam suatu pekerjaan. Menurut Hasibuan (2016) kepuasan kerja karyawan merupakan keadaan rasa emosional dari hati karyawan karena terjadi titik temu antara balas jasa karyawan dari sebuah perusahaan dengan tingkat nilai balas jasa

Indikator Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja menurut (Robbins & Judge, 2011)dapat diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Keragaman pekerjaan sangat menyenangkan 2. Setiap pekerjaan memberikan kepuasan tersendiri 3. Senang atas umpan balik atas hasil kerjanya 4. Balas jasa yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan 5. Kesempatan jenjang karir

Stres Kerja

Pengertian Stres Kerja

Hal penting yang berperan dalam mempengaruhi kepuasan kerja adalah stres kerja. Stres kerja merupakan kondisi seseorang yang merasa tertekan ketika bekerja sehingga akan menganggu pekerjaan dan akan mengakibatkan bekerja tidak maksimal. Mangkunegara (2015) mengemukakan bahwa stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Siagian (2014) juga mendefinisikan bahwa stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah kondisi seseorang yang merasa tertekan ketika bekerja sehingga akan menganggu pekerjaan dan akan mengakibatkan bekerja tidak maksimal.Stres dapat berpengaruh positif dan dapat juga berpengaruh negatif. Stres yang berdampak positif akan menjadikan sebuah tantangan bagi para pegawai dalam melakukan pekerjaan sehingga akan termotivasi untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Namun jika stres tidak dikelola dengan baik, maka akan berdampak negatif pada

(3)

35 organisasi. Hal ini jika dibiarkan terus-menerus, stres akan meningkat dan akan menurunkan kepuasan kerja karena seorang karyawan akan merasa tertekan, frustasi, dan tidak nyaman dalam bekerja.

Indikator Stres Kerja

Menurut Sopiah, (2008:89) Indikator yang dipergunakan untuk mengukur variabel stress kerja adalah;

1. Beban kerja yang besar atau berlebihan 2. Kehilangan daya konsentrasi

3. Mulai munculnya perasaan marah dan cemas 4. Mudah lelah dan menunda pekerjaan

5. Menurunnya produktivitas

Kemampuan Kerja

Pengertian Kemampuan Kerja

Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko, (2011) kepuasan kerja sangat berkaitan dengan keahlian atau kemampuan kerja yang dimiliki oleh karyawan. Masalah kemampuan kerja juga menjadi suatu hal yang penting untuk diamati oleh perusahaan sebab kemampuan kerja berperan penting dalam menciptakan kepuasan kerja. Menurut Robbins (2011) kemampuan kerja adalah kapasitas yang dimiliki oleh individu untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Indikator Kemampuan Kerja

Menurut Robbins (2011) Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan kerja adalah;

1.Kesanggupan Kerja.

2.Karyawan memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah – masalah yang muncul dalam pekerjaan

3.Karyawan mampu bekerja dengan cepat dan tepat

4.Karyawan aktif mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebutuhan keterampilan kerja

Gaya Kepemimpinan

Pengertian Gaya Kepemimpinan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah gaya kepemimpinan.(Thoha, 2014)mengemukakan bahwa pimpinan yang tidak mempunyai kemampuan dalam memimpin, maka permasalahan perusahaan tidak dapat terselesaikan dengan baik. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh gaya kepemimpinan yang berkualitas.Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain.

Indikator Gaya Kepemimpinan

Menurut Kartoo (2008), gaya kepeimpinan seseorang dapat dilihat dan dinilai dari beberapa indikator sebagai berikut :

1. Kemampuan Mengambil Keputusan 2. Kemampuan Memotivasi

3. Kemampuan Komunikasi 4. Tanggung Jawab

(4)

36

Model Penelitian

Pengembangan Hipotesis

Menurut Dantes (2012), hipotesis adalah suatu praduga atauasumsi yang harus di ujimelalui data ataufakta yang di peroleh dengan jalan penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka pengembangan hipotesis penelitian yang diajukan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

Hubungan Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Moorhead dan Griffin (2013), menyatakan bahwa salah satu konsekuensi organisasi nyata dari terlalu banyak stres adalah penurunan dalam kepuasan kerja. Namun menurut Hasibuan (2016) stres kerja dapat berpengaruh positif dan dapat berpengaruh negatif terhadap kinerja dan kepuasan karyawan. Stres kerja yang berpengaruh positif akan meningkatkan kepuasan dan kinerja, sedangkan stres kerja yang berpengaruh negatif akan menurunkan kepuasan dan kinerja karyawan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti menyusun hipotesis yang pertama adalah:

H1 : Stress Kerja (X1) berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja (Y) pada

PT. Cun Motor Ponorogo.

Hubungan Pengaruh Kemampuan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (2011) tingkat kepuasan karyawan akan sangat tergantung pada faktor kemampuan kerja karyawan itu sendiri seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman dimana dengan tingkat kemampuan yang semakin tinggi akan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi dan kinerja semakin tinggi pula. Berdasarkan penjabaran tersebut maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H2 : Kemampuan Kerja (X2) berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja (Y)

pada PT. Cun Motor Ponorogo.

Hubungan Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja

Gaya kepemimpinan erat hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan karena tindakan pemimpin dapat menghilangkan kekecewaan karyawan terhadap pekerjaannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasibuan (2016), bahwa kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Melalui gaya kepemimpinan yang optimal dan positif akan memberikan dampak

H1

H2

H3

Kemampuan Kerja (X2) Kepuasan Kerja

Stress Kerja (X1)

Gaya Kepemimpinan

(5)

37 terhadap persepsi karyawan akan vigur pemimpin yang berkualitas, sehingga karyawan akan mendapatkan dorongan moral untuk mencintai pekerjaannya dan bekerja secara maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja. Berdasarkan penjabaran tersebut maka hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

H3 : Gaya Kepemimpinan (X3) berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja (Y)

pada PT. Cun Motor Ponorogo.

Hubungan Pengaruh Stres Kerja, Kemampuan Kerja dan Gaya Kepemimpinan Secara Simultan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Stres kerja akan berdampak terhadap tidak nyamannya karyawan dalam melaksanakan tugas kerjanya sehingga akan menyebabkan karyawan tidak dapat menyelesaikan tugas dengan maksimal dan tentu saja hal tersebut akan melemahkan kepuasan dalam diri kryawan atas hasil kerja yang dicapainya. Demikian pula dengan kemampuan kerja, karyawan yang dibebankan tugas kerja yang tidak sesuai dengan kemampuannya akan berdampak terhadap kepuasan kerja karyawan sebab karyawan tidak dapat optimal dalam menuntaskan pekerjaan tersebut. Gaya kepemimpinan yang dipandang negatif oleh karyawan akan mendorong timbulnya ketidak puasan dalam diri karyawan oleh sebab itu sangat penting bagi penting dalam mengaplikasikan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan perilaku karyawan agar dapat mencegah terjadinya ketidak puasan karyawan atas gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan perusahaan. Berdasarkan penjabaran tersebut maka hipotesis keempat yang diajukan adalah sebagai berikut;

H4 : Stress Kerja (X1), KemampuanKerja (X2) dan Gaya

Kepemimpinan (X3) secara simultan berpengaruh terhadap KepuasanKerja (Y)

padaPT. Cun Motor Ponorogo.

C. PELAKSANAAN DAN METODE Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2017) sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Metode sensus adalah metode dimana seluruh populasi penelitian digunakan menjadi sampel penelitian. Seluruh karyawan PT. CUN Motor Ponorogo adalah sampel penelitian ini yakni berjumlah 52 responden. Adapun karyawan yang diteliti adalah : 31 orang bagian sales, 14 orang bagian non-sales (admin) dan 7 orang bagian bengkel.

Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2016), Analisis regresi linier berganda adalah peramalan dalam kemungkinan yang mendekati kenyataan antara variabel yang ada dan memperhatikan variabel lain yang mempengaruhinya. Analisis ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas stress kerja, kemampuan kerjadan gaya kepemimpinan terhadap variabel terikat (dependen) yakni kepuasan kerja karyawanke dalam bentuk persamaan regresi.

Menurut Ghozali (2016), Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

(6)

38

Koefisien Determinasi

Menurut (Ghozali, 2016:87), koefisien determinasi (𝑅2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).Nilai 𝑅2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2016), Analisis regresi linier berganda adalah peramalan dalam kemungkinan yang mendekati kenyataan antara variabel yang ada dan memperhatikan variabel lain yang mempengaruhinya. Analisis ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas stress kerja, kemampuan kerjadan gaya kepemimpinan terhadap variabel terikat (dependen) yakni kepuasan kerja karyawanke dalam bentuk persamaan regresi. Hasil dari analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut;

Tabel Hasil Output Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.561 .807 3.173 .003 Stres Kerja -.022 .026 -.022 -842 .404 Kemampuan Kerja .579 .064 .487 9.002 .000 Gaya Kepemimpinan .713 .073 .521 9.773 .000

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

Sumber : Data Primer Diolah SPSS 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi yang diperoleh adalah :

Y = 2,561 - 0,22X1 + 0,579X2 + 0,713X3

Uji T

Menurut (Ghozali, 2016:88), uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Kriteria pengujian :

1. Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. 3. Jika nilai signifikasi ≤ 0,05, maka Ha diterima

(7)

39 Berikut adalah hasil pengolahan uji t dengan menggunakan SPSS:

Hasil Pengolahan Uji T

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.561 .807 3.173 .003 Stres Kerja -.022 .026 -.022 -842 .404 Kemampuan Kerja .579 .064 .487 9.002 .000 Gaya Kepemimpinan .713 .073 .521 9.773 .000

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

Sumber Data : diolah dari SPSS 2019 c.

Uji F

Menurut (Ghozali, 2016:88), uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.Berikut adalah hasil pengolahan uji F dengan menggunakan SPSS:

Hasil Pengolahan Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 361.811 3 120.604 531.999 .000b

Residual 10.882 48 .227

Total 372.692 51

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Stres Kerja, Kemampuan Kerja

Sumber Data : diolah dari SPSS 2019

Pembahasan

Pengaruh Stres Kerja (X1) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa stres kerja mempunyai koefisien regresinegatifsebesar (-0,022), ini dapat diartikan bahwa semakin turun stres kerja sebesar 1 satuan, maka kepuasan kerja akan meningkatkan sebesar 0,022 satuan, sedangkan nilai t hitung (-0,842) < T tabel sebesar 2,010 dengan nilai signifikan 0,404 > 0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi stress kerjaberpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Cun Motor Ponorogo ditolak. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan oleh Hamsinah, Sjahruddin, & Gani, (2017)yang berjudul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan”. Hasil

(8)

40 penelitian tersebut menemukan bahwa gaya kepemimpinan yang ditunjukan atasan kepada bawahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan sedangkan untuk stress kerja ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan

Pengaruh Kemampuan Kerja (X2) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa kemampuan kerja mempunyai koefisien regresi positif sebesar 0,579, ini dapat diartikan bahwa semakin naik kemampuan kerja sebesar 1 satuan, maka kepuasankerja akan meningkat sebesar 0,579, sedangkan nilai t hitung sebesar 9.002> T tabel sebesar 2,010 dan nilai signifikan 0,000< 0,05, artinya kemampuan kerja karyawan dianggap penting atau berarti karena memberikan pengaruh atau dampak terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Cun Motor Ponorogo.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi kemampuan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Cun Motor Ponorogo diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mirza(2015)yang berjudul “Pengaruh Kemampuan kerja dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat”. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa pengaruh kemampuan kerja dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat,

Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai koefisien regresi positif sebesar 0,713, ini dapat diartikan bahwa semakin naik gaya kepemimpinan sebesar 1 satuan, maka kepuasan kerja akan meningkat sebesar 0,713, sedangkan nilai t hitung sebesar 9.002> T tabel sebesar 2,010 dan nilai signifikan 0,000< 0,05, artinya gaya kepemimpinan dianggap penting atau berarti karena memberikan pengaruh atau dampak terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Cun Motor Ponorogo. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan oleh Hamsinah, Sjahruddin, & Gani, (2017)yang berjudul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan”. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa gaya kepemimpinan yang ditunjukan atasan kepada bawahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan sedangkan untuk stress kerja ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Pengaruh Stres Kerja (X1), Kemampuan Kerja (X2) dan Gaya Kepemimpinan (X3) Secara Simultan Terhadap Kepuasan Kerja (Y)

Berdasarkan hasil uji F,diperoleh hasil nilai F hitung sebesar 531,999 dan Sig. sebesar 0,000, sehingga 531,999 ≥ 2,80 dan 0,000 ≤ 0,05, maka Ha diterimadan Ho ditolak artinya stres kerja, kemampuan kerja dan gaya kepemimpinan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Cun Motor Ponorogo.Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan oleh Hamsinah, Sjahruddin, & Gani, (2017)yang berjudul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan”. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa gaya kepemimpinan yang ditunjukan atasan kepada bawahan dan stress kerja secara bersama-sama

(9)

41 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan sedangkan untuk stress kerja ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Selain itu juga memperkuat penelitian yang telah dilakukan oleh Mirza(2015)yang berjudul “Pengaruh Kemampuan kerja dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat”. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa pengaruh kemampuan kerja dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat.

E. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan serta pada pembahasan di Bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan :

1. Variabel StresKerja (X1), KemampuanKerja (X2) dan Gaya Kepemimpinan (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) di PT. Cun Motor Ponorogo dengan nilai F hitung sebesar 531,999 dan Sig. sebesar 0,000, sehingga 531,999≥ 2,80 dan 0,000 ≤ 0,05

2. Variabel Gaya Kepemimpinan (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) di PT. Cun Motor Ponorogo dengan hasil t hitung sebesar 9,773 > T tabel sebesar 2,010dannilai signifikan 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.

3. Variabel Kemampuan Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) di PT. Cun Motor Ponorogo dengan hasil t hitung sebesar 9,002 > T tabel sebesar 2,010dannilai signifikan 0,000 < 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya Kemampuan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.

4. Variabel Stres Kerja (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) di PT Cun Motor Ponorogo, dengan hasil t hitung sebesar (-0,842)< T tabel sebesar 2,010 dannilai signifikan 0,404> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya Stres Kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.

Saran

1. Stres Kerja yang muncul karena beban pekerjaan yang terlalu besar atau berlebihan menjadi salah satu faktor terbesar yang menyebabkan karyawan PT. Cun Motor Ponorogo mengalami stress kerja saat melakukan pekerjaannya. Pihak perusahaan sebaiknya tidak memberikan pekerjaan yang berlebihan kepada karyawannya sehingga karyawan bisa merasa lebih nyaman dan tidak mengalami stress saat melakukan pekerjaannya. Hal ini tentunya dapat menurunkan stress kerja yang dialami oleh karyawan dan nantinya akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan di PT. Cun Motor Ponorogo.

(10)

42 2. Kemampuan kerja dalam indikator kesanggupan menyelesaikan pekerjaanya harus lebih di perhtikan lagi oleh perusahaan, hal ini di karenakan beberapa karyawan merasa tidak sanggup menyelesaikan pekerjaannya. Dalam hal ini perusahaan harus lebih teliti lagi dalam memberikan pekerjaan kepada karyawan, sehingga setiap karyawan sanggup dan tidak terbebani karena memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kerjanya. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan di PT. Cun Motor Ponorogo.

3. Gaya kepemimpinandalam indikator tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang pemimpin harus lebih diperhtikan lagi oleh perusahaan, terutama oleh seorang pimpinan. Dalam hal ini seorang pemimpin sebaiknya harus lebih memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya, sehingga setiap karyawan merasa bahwa pemimpin mereka adalah orang yang tepat dan sanggup melakukan apa yang menjadi tanggung jawab dan tugas dari seorang pemimpin. Jika karyawan merasa seperti itu, tentunya hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan di PT. Cun Motor Ponorogo.

F. Daftar Pustaka

Iradoni, Afriliyan (2018). Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Tetap di PDAM Kabupaten Ponorogo.

Desi, Natalia, Pipit (2018). Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Babadan.

Adams, J. S. (1963). Toward An Understanding of Inequity. Journal of Abnormal and Social Psychology, 422-436.

Amalia, U. R., Suwendra, I. W., & Bagia, I. W. (2016). Pengaruh Stress Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. E-Jurnal Bisma, 1-10.

Baron, R. A., & Greenberg, J. (2003). Behavior in Organization International Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program. IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro. Hamsinah, Sjahruddin, H., & Gani, M. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan

dan Stress Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 62-77.

Harianja, M. T. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.

Sopiah (2008). Pengaruh Kepemimpinan dan Stress Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 89.

Gambar

Tabel Hasil Output Regresi Linier Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Hasil desain rigid riser sangat berpengaruh pada proses instalasinya termasuk tebal dinding riser yang menentukan apakah riser tersebut akan berhasil untuk

Oleh karena itu, studi tentang keanekaragaman yaitu identifikasi jenis tumbuhan liana diharapkan memiliki potensi sebagai sumber belajar bagi pendidikan.Pemanfaatan sumber

The influence of psychological capital and employee engagement on work performance with job satisfaction as a mediator (a study on nautical polytechnic employees,

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sebagai perwujudan akuntabilitas, transparansi, dan pertanggungjawaban keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

“The Effect of Transformational Leadership, Religiosity, Job Satisfaction, and Organizational Culture on Organizational Citizenship Behavior and Employee Performance in the

• • THE BEHAVIORS OF EFFECTIVE LEADERS THE BEHAVIORS OF EFFECTIVE LEADERS – – JOB CENTERED AND EMPLOYEE CENTERED LEADERSHIP JOB CENTERED AND EMPLOYEE CENTERED LEADERSHIP –

[r]

Makna mitos/ideologi yang terdapat dalam sequence, perbedaan ideologi mampu memicu adanya konflik antar kelompok, dengan kurangnya pemahaman dan pengetahuan maka