SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561 E-ISSN: 2615-1553
689
KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN BERBASIS E-LEARNING MENGGUNAKANAPLIKASI MOODLE
PADA SEKOLAH MENENGAH TINGKAT ATAS DAN SEDERAJAT
Tri Hartati1
AMIK BSI Bekasi
Jalan Cut Mutia Raya No.88, Sepanjang Jaya, Rawalumbu, Sepanjang Jaya, Bekasi
1tri.tri@bsi.ac.id
ABSTRAK
E-learning merupakan suatu media atau fasilitator terhadap proses pembelajaran di dalam suatu sekolah. Hal ini digunakan sebagai proses pengembangan kompetensi dari setiap guru maupun siswa di dalamnya. Di dalam membangun sebuah e-learning, diperlukan suatu pengelolaan terhadap pengetahuan – pengetahuan yang beredar di dalam suatu sekolah, maka dari itu setiap sekolah harus memiliki pengelolaan terhadap pengetahuan yang ada, yang mana disebut sebagai knowledge management. Dari sebuah knowledge management , maka guru dan siswa dapat meng-capture setiap pengetahuan yang ada kemudian distrukturisasi untuk digunakan kembali sebagai proses pembelajaran. Proses pengakusisian objek pengetahuan ini digunakan untuk fasilitas pembelajaran pada e-learning. Dengan begitu e-learning merupakan sebuah alat dalam knowledge management untuk mendukung budaya pembelajaran dalam meningkatkan keunggulan kompetitif dari sebuah sekolah
Keyword : E-Learning, Knowledge Management, Moodle
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan bangsa. Dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Upaya dalam mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang tangguh, berkualitas, dan mampu bersaing perlu dilakukan pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan secara optimal.Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan maka wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat perlu dibekalkan kepada guru dan siswa. Dengan demikian setiap guru hendaknya mengerti komputer sebagai bagian dari perkembangan teknologi yang akan menjadi bagian dari kehidupan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (Perpres No. 7 Tahun 2005) disebutkan bahwa pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan ini adalah membantu mewujudkan tujuan Pendidikan nasional dengan memperhatikan tahapan perkembangan peserta anak didik dan kesesuaiannya dengan kebutuhan nasional, perkembangan IPTEK yang sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan khususnya pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Sedangkan tujuan penulisan paper ini antara lain:
1. Pengenalan teknologi komputer sebagai bagian dari kehidupan masa kini 2. Pengenalan program aplikasi komputer yang biasa digunakan untuk belajar 3. Pengenalan intranet dan internet sebagai media komunikasi
4. Memberikan acuan bagi guru untuk merencanakan pelaksanaan pembelajaran komputer e-learning menggunakan jaringan intranet di sekolah dan mendekatkan teknologi komputer berbasis e-learning menggunakan jaringan intranet kepada peserta didik sejak dini
5. Mengidentifikasi knowledge management yang ada, mengembangkan model knowledge management system dan membangun prototype knowledge management system yang sesuai dengan peranan e- learning pada pendidikan di sekolah
II. LANDASAN TEORI
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561 E-ISSN: 2615-1553
690
Menurut Dave dalam (Sansprayada, 2013), Knowledge management adalah proses-proses organisasi yang meliputi proses identifikasi knowledge asset yang ada di organisasi, merefleksikan apa saja yang diketahui dan tidak diketahui organisasi, membagi knowledge kepada yang membutuhkan, dan menggunakan knowledge tersebut untuk meningkatkan performa organisasi.Knowledge management mempunyai arti yang sama yaitu merupakan kegiatan untuk mengelola knowledge yang pada akhirnya adalah memberikan nilai lebih bagi organisasi. Pengelolaan kbm yang menunjang pengembangan mutu pendidikan pada sekolah sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sekolah sehingga sekolah terutama pihak swasta dapat bersaing secara signifikan dalam kurikulum yang mengacu pada kebijakan pemerintah pusat.
B. Definisi E-Learning
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, pengembangan e-learning menjadi salah satu pilihan untuk peningkatan kualitas mutu pendidikan. Menurut (Surjono, 2010), e-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan dukungan teknologi internet. Pengembangan e-learning pada sekolah dan lembaga pendidikan lainnya cenderung memanfaatkan perangkat LMS seperti aplikasi moodle karena selain sebagai LMS yang open source, moodle juga sangat mudah dalam pengaplikasiannya serta menyediakan fasilitas penunjang e-learning.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan metode studi kasus. Metode ini digunakan dengan maksud untuk mempelajari secara intensif dan mendalam tentang pemanfaatan sistem e-learning pada tingkat sekolah menengah atas dan sederajat . Hasil dari penelitian ini adalah sebuah model knowledge management system e-learning menggunakan aplikasi moodle yang dapat diusulkan dan diterapkan pada tingkat sekolah menengah atas dan sederajat.Langkah-langkah metodologi penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian
1. Perumusan Masalah
Langkah awal dari penelitian ini adalah dengan merumuskan masalah yang terdapat pada sistem pembelajaran konvensional dengan melakukan wawancara secara langsung kepada beberapa guru di beberapa sekolah menengah atas dan sederajat untuk mendapatkan gambaran yang jelas akan keadaan kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan. Hasil dari langkah ini adalah rumusan permasalahan.
2. Tinjauan Studi
Langkah berikutnya adalah melakukan tinjauan studi. Masukan bagi langkah ini adalah rumusan
masalah yang telah didapat sebelumnya. Tinjauan studi ini dilakukan untuk mendapatkan teori knowledge
management yang terkait dengan perumusan masalah. Metode yang dilakukan penulis adalah dengan
membaca berbagai referensi terkait knowledge managementpeningkatan mutu pendidikan dengan basis e-
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561 E-ISSN: 2615-1553
691
3. Analisis Aktifitas Organisasi
Dengan langkah ini ditentukan aktifitas-aktifitas dari proseskegiatan belajar mengajar antara guru dan
siswa yang menjadi prioritas dari pengembangan model Knowledge Management. Dengan diketahui aktifitas-
aktifitas tersebut dapat ditentukan area yang merupakan prioritas pengembangan KMS.
4. Analisis Strategi dan Knowledge
Menganalisis strategi dan knowledge dengan menyelaraskan diantara keduanya sehingga akan didapat
peta knowledge yang dibutuhkan, sehingga diharapkan pengembangan KMS e-learning akan tepat sasaran.
5. Analisis Kebutuhan Knowledge
Dari data dan informasi yang didapat dari aktifitas proseskegiatan belajar mengajar, dikelompokan mana saja data dan informasi yang telah dimiliki oleh pihak sekolah serta mana saja yang dapat dijadikan
knowledge. Dengan ini akan diketahui knowledge yang dimiliki sekolah dan seberapa penting knowledge
yang dibutuhkan oleh sumber daya manusia dalam proses KBM. Dengan dianalisis kebutuhan knowledge maka
akan diketahui knowledge gap yang ada pada sekolah menengah tingkat atas dan sederajat.
6. Analisis Karakteristik Knowledge
Langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisa terhadap knowledge yang ada pada sekolah
menengah tingkat atas dan sederajat. Masukan bagi langkah ini adalah hasil wawancara dan literatur terkait
karakteristik knowledgesekolah. Metode yang dipakai adalah dengan melakukan wawancara dan membaca
tupoksi. Hasil dari langkah ini adalah karakteristik knowledgesekolah bidang kurikulum.
7. Analisis Karakteristik Organisasi
Analisis karakteristik task sekolah dilakukan dengan cara melihat task uncertainty dan task
interdependence yang ada pada sekolah menengah tingkat atas dan sederajatyang sudah didapat dari proses-
proses sebelumnya. Hasil dari proses ini adalah karakteristik aktifitas dari proseskegiatan belajar mengajar antara guru dan siswapada sekolah menengah tingkat atas dan sederajat.
8. Analisis Faktor Kontingensi
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis faktor kontingensi. Masukan bagi proses ini adalah
karakteristik sekolah, knowledge dan kegiatan kbm yang berlangsung. Analisis faktor kontingensi ini
dilakukan dengan cara menghitung bobot dari semua item yang terkait tadi, yaitu karakteristik sekolah,
knowledge dan aktifitas dari proseskegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa pada sekolah menengah
tingkat atas dan sederajat yang sudah didapat dari proses-proses sebelumnya. Hasil dari proses ini adalah
usulan proses-proses knowledge managementsystem peningkatan mutu pendidikan berbasis e-learning.
9. Analisis Infrastruktur Organisasi
Proses analisis infrastruktur organisasi ini terdiri atas analisis infrastruktur teknologi informasi, dan kbm sebagai enabler untuk proses berbagi pengetahuan. Masukan dari langkah ini adalah hasil wawancara dan literatur terkait infrastruktur sekolah. Metode yang dilakukan adalah melalui observasi dan wawancara ke beberapa sekolah menengah tingkat atas. Hasil dari langkah ini adalah infrastruktur sekolah penunjang KMS peningkatan mutu pendidikan berbasis e-learning.
10. Analisis Skenario Knowledge Management System
Pada tahap ini dilakukan analisis setiap aktivitas untuk membuat dan merumuskan sebuah knowledge,
dimana akan dilakukan daur dari proses knowledge management yang terdapat pada sekolah.
11. Perancangan Model Knowledge Management System
Langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan model knowledge management systemberbasis e-
learning. Masukan bagi proses ini adalah hasil analisis faktor kontingensi dan existing KM process. Metode
yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan hasil analisis faktor kontingensi dan existing KM
process. Hasil dari langkah ini adalah model knowledge management systempeningkatan mutu pendidikan
berbasis e-learning untuk diterapkan pada sekolah menengah tingkat atas dan sederajat.
12. Pembuatan Prototype Knowledge Management System
Langkah selanjutnya adalah membuat prototype knowledge management systemberbasis e-learning
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561 E-ISSN: 2615-1553
692
didapat dari proses sebelumnya yaitu perancangan model knowledge management system. Hasil dari proses
ini adalah prototype knowledge management system.
13. Pengujian Prototype Knowledge Management System
Langkah selanjutnya adalah melakukan testing terhadap prototype knowledge management system yang
telah didapat dari proses sebelumnya. Testing yang dilakukan adalah dengan mencoba melakukan proses-
proses knowledge management yang didukung oleh prototype model knowledge management system ini.
Hasil dari proses ini adalah knowledge management system yang sudah dites dan dapat diusulkan kepada
sekolah menengah tingkat atas dan sederajat.
IV. PEMBAHASAN
A. Analisis Infrastruktur Teknologi Informasi
Dalam perencanaannya pembangunan e-learning disekolah sangat membutuhkan tempat penyimpanan dan jaringan yang stabil dan dapat diandalkan. Ada beberapa pilihan tempat penyimpanan yang dapat di gunakan, seperti Cloud Computing ataupun membangun tempat penyimpanan sendiri. Dalam kasus ini karena area yang di jangkau adalah intranet maka kami menyarankan pembangunan tempat penyimpanan sendiri dengan memanfaatkan fasilitas dan peralatan yang sudah tersedia. Rancangan intranet yang akan di gunakan:
Gambar 2. Rancangan infrastuktur intranet
B. Kebutuhan Fungsional Knowledge Management System
Kebutuhan fungsional dari knowledge management system peningkatan mutu pendidikan berbasis e-
learning dapat dilihat dari diagram alir data dan normalisasi berikut ini:
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561 E-ISSN: 2615-1553
693
Gambar 4. Normalisasi Rancangan E-Learning
C. Knowledge Management pada Moodle
Untuk selanjutnya dapat kita lihat bagaimana data yang terdapat pada MOODLE dapat diambil sebagai
suatu KnowledgeManagement, yaitu keaktifan siswa dalam belajar dan keaktifan guru dalam mentransfer
ilmunya dan lain sebagainya
Gambar 5. Urutan proses konversi MOODLE database menuju Knowledge Management
Dimulai dari pengambilan data dari table yang dipilih dilanjutkan dengan preprosessing (proses awal
menyiapkan data, membersihkan data kotor) dilanjutkan dengan pemakaian software WEKA sebagai data
maining dengan teknik Apriori.
D. Keterkaitan Knowledge Management dan E-Learning
Keterkaitan antara knowledge management dan e-learningdapat juga dikatakan simetris, personalisasi,
dan akses regulasi. Simetris : kedua system memakai konsep client dan server dimana pada bagian server
bersifat teknis dan system yang kompleks di sisi client disediakan interface yang lengkap dan mudah
digunakan. Lalu terdapat teamwork dan interaksi dari peserta didik dan instruktur berinteraksi satu sama lain
di kedua sistem dengan fasilitas komunikasi sinkron dan asinkron. Keduanya dapat mendiskusikan topik tertentu dengan materi yang relevan yang tersedia dalam sistem. Personalisasi: pengetahuan yang tersedia pada sistem dapat dimodifikasi dan diperpanjang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Akses regulasi: kedua sistem tidak mengizinkan masuknya pengguna yang aneh. Pendaftaran untuk mengakses pengetahuan yang tersedia
pada sistem yang diperlukan. User yang sudah terdaftar juga tidak dengan mudahnya dapat mengakses semua
informasi, mereka hanya dapat mengakses mata pelajaran tertentu yang relevan untuk mereka atau mereka dapat mengajukan diri kepada pendidik untuk didaftarkan.
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561 E-ISSN: 2615-1553
694
E. Tampilan dari prototipe Knowledge Management System
Pada penulisan ini akan dititik beratkan kepada pemanfaatan Moodle sebagai sarana penunjang yang nantinya akan menghasilkan sebuah knowledge management. Dalam prakteknya Moodle sangatlah terstruktur dalam pengoperasian dan pengaturan.
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561 E-ISSN: 2615-1553
695
Gambar 7. Tampilan course PHP and MySQL Grade XI
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pentingnya pengelolaan pengetahuan dalam mengelola sebuah e-learning akan memberikan banyak
manfaat terhadap pengetahuan guru maupun siswa, sehingga ada saling interaksi antar guru dan siswa yang
menyebabkan bertambahnya kumpulan pengetahuan dalam data base e-learning itu sendiri
2. Diwajibkan untuk selalu meng-update data-data baru dalam pengelolaan e-learning ini dari guru guru
yang ada sehingga knowledge management dalam pengelolaan e-learning akan sangat bermanfaat
terhadap siswa maupun guru lain yang ada. Selain itu keaktifan dari guru selalu meng-update data akan
merangsang minat belajar dari siswa sehingga siswa juga selalu meng-update pengetahuannya.
3. Dalam melakukan sebuah pembentukan media belajar, maka knowledge management merupakan
sebuah aspek utama untuk mengarah kepada pembelajaran online (e-learning) di dalam suatu organisasi
yang dalam hal ini adalah sekolah. Sebuah organisasi harus dapat terlebih dahulu membangun
pengelolaan pengetahuan di dalamnya baru dapat menggerakkan pembelajaran online. Dalam
membangun sebuah budaya belajar pada organisasi, maka dalam literatur knowledge management
dengan tegas menyatakan orang merupakan bagian terutama untuk menyukseskan pembelajaran online
pada organisasi. Jika sebuah budaya yang pembelajaran sudah terbentuk, maka dengan sendirinya proses belajar dalam organisasi akan berjalan dengan baik.
B. Saran
Penulis mencoba memberikan saran yang berkaitan dengan knowledge management peningkatan mutu pendidikan berbasis e-learning, yaitu:
1. Perencanaan dan leadership yang terarah dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi serta kemampuan guru dalam mengadopsi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar
2. Prinsip dan komunikasi pembelajaran perlu didesain seperti layaknya pembelajaran konvensional
3. Mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator- indikator yang telah ditetapkan
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561 E-ISSN: 2615-1553
696
4. Guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media
DAFTAR PUSTAKA
Dalkir.K. (2005). Knowledge Management in Teory and Practice. Elsevier Butterworth: Heinemann. Gadsdon.
(2010). Moodle 1,9 Theme Design: Beginner's Guide. Birmingham UK: Packt Publishing Ltd. Samidi. (2008).
Pengembangan Model Knowledge Management Pada IT-Helpdesk: Studi Kasus Pada PT.
Pasifik Satelit Nusantara. Universitas Budi Luhur.
Samsinar. (2011). Pengembangan Knowledge Management System Untuk Mendukung Kegiatan Operasional
Internal: Studi Kasus Pada Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi PERPUSNAS RI. Universitas Budi
Luhur.
Sansprayada, A. (2013). Knowledge Management Berbasis Web: Studi Kasus Budidaya Lele ARRA Farm.
STMIK Nusa Mandiri.
Surjono, H. D. (2010). Membangun Course E-Learning Berbasis Moodle. Yogyakarta: UNY Press.
Tiwana, A. (2000). The Knowledge Management Toolkit. Prentise Hall.