• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran budaya organisasi dalam membentuk citra perusahaan (studi kasus penerapan budaya ‘at your side’ di PT Brother International Sales Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran budaya organisasi dalam membentuk citra perusahaan (studi kasus penerapan budaya ‘at your side’ di PT Brother International Sales Indonesia)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(3) Foto bersama Founder PlusMind.co, Temy Hilman Hartawan. (16/06/18) Lotte Shopping Avenue. Foto bersama HRD Brother Indonesia, Nilla Maharani (28/05/18) Ruang Kerja HRD Brother Indonesia. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(4) Foto bersama Public Relations Brother Indonesia, Andre Arlis (29/05/18) Head Office Brother Indonesia. Foto bersama Customer Service Manager Brother Indonesia, Ahmad Nurallam (30/05/18) Head Office Brother Indonesia. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(5) Foto bersama Marketing Manager Brother Indonesia, Rae Maya (30/05/18) Ruang Kerja Divisi Marketing Brother Indonesia. Foto bersama Marketing Branding Executive Brother Indonesia, Katarina Siena (01/06/18) Ruang kerja divisi marketing Brother Indonesia. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(6) Foto bersama Corporate Sales Brother Indonesia, Anissa Hamaki. (05/06/18) Head Office Brother Indonesia. Foto bersama President Directur, Isobe San (21/02/18) Family Gathering di Jungle Land, Bogor.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(7) Foto bersama karyawan Brother Indonesia beserta seluruh pimpinan Brother Indonesia saat surprise ulang tahun salah satu karyawan. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(8) Transkrip Wawancara Narasumber : Nila Maharani Jabatan: HRD and GE Brother Indonesia WAWANCARA 1 Tempat: Ruang Meeting Brother Indonesia Waktu: Jumat, 25 Mei 2018 , pukul 10.00 – 10.30 Oke bu, bisa disebutkan dulu sebelumnya, nama, jabatan, tanggal lahir, dan lama ibu bekerja di Brother? Oke.. Nila Maharani. Jabatan HR and GE, kemudian tanggal lahir tujuh April, saya enggak bisa sebutin tahunnya ya hahaha, lama bekerja sejak 2014. Kurang lebih sudah empat tahun, pas empat tahun di tanggal 21 April kemarin. Menurut ibu nih, apasi budaya organisasi dari Brother Indonesia? Kalau aku bilang sih budaya .. hmm.. sebenernya tagline kita itu sudah paling bagus sih. Kita satu-satunya company yang punya tagline At Your Side. At Your Side itu mengartikan bahwa kita berpikir pada pihak yang lain, apakah itu customer kita, shareholder kita, environment. Kita selalu menempatkan diri kita hm.. pada sisi orang itu. Kalau kita enggak mau di perlakukan seperti itu, maka kita tidak boleh memperlakukan orang lain seperti itu. Hmm.. dan kita selalu,.. dengan adanya At Your Side itu, kita berharap bahwa semua elemen dalam Brother ini, kita selalu berfikir, bagaimana kita bisa service customer kita dengan baik, bagaimana selalu memberikan yang terbaik. Apakah itu dari sisi pelayanan, penjualan, bahkan dari sisi produksi pun kita selalu memikirkan yang terbaik untuk customer. Jadi, sebenernya, tagline At Your Side itu untuk ke customercustome ya bu? Apa At Your Side ini sebenernya di internal juga di terapkan ke masing---masing karyawan juga digunakan? Ya..kalau marketing dan sales customer nya adalah orang luar. Tetapi kalau HR itu customer kita adalah orang dalem. Jadi.. kenapa kita selalu bilang customer, karena customer itu enggak selalu orang luar, tetapi termasuk di dalem, kalau kita HR customer kita itu didalam. Di internal itu kita pasti membudayakan At Your Side, artinya.. kita selalu berpikir oh okay.. kalau dari sisi karyawan itu pengennya seperti apa sih. Karyawan itu nyamannya bekerja seperti apa sih, dan kita mencoba untuk mengakomodir itu semua.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(9) Kan Brother sendiri itu kalau di Jakarta, Brother ini kan mewakili yang di Indonesia nih ya bu. Brother juga banyak nih tersebar di seluruh dunia, nah At Your Side itu adalah culture Brother secara global atau culture Brother Indonesia aja sih bu? Global..itu dipakai global. Jadi diseluruh dunia pun At Your Side itu dijadikan sebagai culture, Kalau kita bandingkan.. karena saya kan tau beberapa negara, saya sering meeting bersama Asean atau asia pasifik, quarter kita tahu bahwa akhirnya itu membuka mata saya juga bahwa ternyata culture Brother itu sangat berbeda dengan culture perusahaan Jepang yang lain. Di kita itu bahkan lebih ke arah kekeluargaan yang profesional. Artinya kita disini justru mengutamakan bagaimana karyawan itu bisa nyaman, bagaimana si kita bisa men-service karyawan dengan nyaman. Tapi, tetap dalam situasi yang profesional, artinya kalau karyawan salah pun kita harus berlaku tegas seperti itu.. Hmm.. menurut ibu kenapa si At Your Side yang dipakai sebagai culture dari perusahaan Brother? Apakah ada hubungannya dengan budaya Jepang, atau gimana nih bu menurut pengalaman ibu selama empat tahun bekerja bersama Brother? Mengapa sih At Your Side? Kalau menurut saya sih, justru itu bukan budaya Jepang ya, karena budaya Jepang itu mereka santun tapi mereka kaku. Kalau At Your Side ini kan kita lebih fleksibel, apalagi di dunia yang sekarang ini berkembang. Kalau menurut saya sih ini mungkin didapatkan dari.. kalau kita ngomongin history ya..karena kita itu awalnya adalah service mesin jahit dari Yasui bersaudara. Dari service itu , mereka terbiasa untuk bagaimana melayani konsumen dengan baik. Dan itu akan menjadi budaya, yang kemudian mereka temukan, mereka gabungkan.. lalu oh seperti ini loh cara kita berbisnis, seperti ini cara kita memberikan pelayanan kepada konsumen, jadi ya budaya “At Your Side” tersebutlah yang sampai sekarang kita gunakan. Jadi bisa dibilang At Your Side itu lahir dari history nya gitu ya bu? Iya.. kalau saya lihat itu jelas dari history nya ya. Terus bu, bagaimana upaya ibu dalam menanamkan budaya organisasi itu ke seluruh karyawan, apakah dari Brother sendiri puny acara tersendiri untuk sosialisasi culture At Your Side itu bu? Sebenernya kalau At Your Side itu sudah menjadi DNA kita ya, artinya orang ketika berada di Brother, mereka harus punya darah At Your Side dan itu brainstorming seperti itu bukan sesuatu yang gampang, terutama bagi karyawan baru. Tetapi dari awal ketika mereka masuk orientation mereka dapat orientasi itu sudah digaungkan, kita harus berpikir At Your Side. Kemudian seperti yang kita tahu bahwa tiap quarter kita juga ada meeting dimana kita harus present dan itu tempatnya kita untuk remind,. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(10) internal branding kita juga cukup banyak, kita punya global charter dimana itu juga mengakomodir dari At Your Side tadi. Dan kita gaung-gaung kan terus, kita remind terus, dari setiap materi training pun.. either sales training kemudian communications dan sebagainya, lalu service training itu pasti kita selalu masukan DNA dari At Your Side. Karena itu basic dari all training. Contoh simple nya aja kalau kita ngomong At Your Side, missal kalau ada telefon masuk itu kalau tiga kali itu harus kita angkat, kita harus berfikir kalau itu customer yang telefon. Kemudian bagaimana kita bisa merespon dengan cepat. Bagaimana kita take quick actions, itu kan artinya kalau kita tidak mau menunggu, berarti kita juga jangan membuat orang lain untuk menunggu. Itu harus digaungkan setiap hari sih. Disetiap brosur-brosur itu kan pasti selalu ada At Your Side nya. Terus kalau dari pertama kali pas wawancara itu ibu juga kasih tau juga enggak sih bu tentang budaya nya bila bekerja di Brother? Dijelasin enggak sih bu, waktu pertama kali tahap penyeleksian karyawan itu At Your Side nya? Kalau di interview pertama itu belum tentu, karena kalau kita lihat dari interview pertama itu kira-kira saya akan bisa melihat kalau orang ini stylenya seperti apa, cocok enggak ya dengan culture kita, kalau dia sudah masuk di tahap kedua, lalu mulai deh kita negosiasi, baru deh kita masukin di situ. Untuk tahu lebih dalam bahwa orang ini siap dengan budaya kita atau enggak, dan kalau misalnya dia berpotensi, maka kita harus mulai brainstorming… ini kultur kita itu seperti ini. Saya selalu terangkan ketika pertama kali itu, motivasi dia apa saat bekerja. Kalau mereka motivasinya hanya untuk mengejar uang, so better mereka tidak apply ke kita. Karena kita disini itu perusahaan, dimana kita mengakomodir untuk karyawan agar bisa improve. Mereka bukan cuman cari duit aja, tetapi mereka juga punya hati. Taruh hati mereka dalam pekerjaan itu, karena kalau mereka sungguh-sungguh bekerja ya.. maka mereka akan bisa memberikan dengan sepenuh hati, bekerja sepenuh hati, melayani sepenuh hati. Akhirnya kalau saya bilang, uang itu akan datang, berkat itu akan datang mengikuti mereka. Itu sih.. Terus kalau misalnya.. kan beda nih bu penyeleksian karyawan di level karyawan biasa, sama yang eksekutif, apa budaya organisasi At Your Side itu lebih dalam di salah satu level tertentu, tentang penanaman kultur At Your Side nya sendiri bu? Semuanya sebenernya rata, hanya saja ekspetasinya berbeda. Rata, mengapa? Karena meskipun mereka outsourcing, meskipun mereka cuman promotor, mereka kan membawa nama kitam, maka mereka pun harus bertingkah laku seperti standar dari Brother. Hanya untuk level eksekutif, kita godok lebih dalam lagi, kita pun memberikan ekspetasi kita lebih dalam lagi. Ini lho kalau kalian kerja di Brother itu kalian harus sperti ini, bertingkah laku seperti A, B, C, D. Supaya apa? permanent stuff itu kita selalu berfikir kalau mereka itu adalah the future leader. Suatu saat leader bisa berganti, dan suatu saat mereka harus siap menjadi seorang leader, dan. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(11) kalau leader, sebagai seorang leader itu mereka juga harus memberikan impact itu ke karyawan , memberikan impact untuk lingkungan. Tetap membawa nama kita, hanya saja ekspetasinya lebih, trainingnya akan lebih dalem gitu sih. Apakah penanaman At Your Side ini ibu lakukan sendiri atau bekerja dengan divisi lain? Karena pada dasarnya PR sendiri punya fungsi sosialisasi budaya organisasi itu sendiri bu sebenarnya. Apakah di Brother sendiri itu ibu bekerja sama dengan PR, atau bahkan ada divisi lain? Kalau untuk karyawan dan ranah HR, saya bekerja sendiri, itu pasti PR. Setiap dari kita itu ibaratnya brand ambassador, kita harus tahu nih menjadi agen dari At Your Side tadi. Makanya saya sebagai leader dengan sesame leader itu juga pasti berkolaborasi, terutama dengan PR untuk membangun At Your Side itu. Lalu, bagaimana sih bu respon karyawan sendiri dalam berbagai upaya sosialisasi At Your Side itu? Apakah perilaku setiap anggota organisasi sudah sesuai dengan kultur At Your Side tersebut bu? Kalau yang lama saya bisa bilang mereka sudah brainstorming ya. Meskipun, ada juga nih.. pencapaiannya kan berbeda-beda. Ada yang darahnya sampai biru nih untuk Brother, namun ada juga yang okelah menerapkan itu. Tapi yang jelas, mereka tahu mereka harus memberikan yang terbaik seperti At Your Side sendiri seperti itu. Tapi kalau responnya seperti apa, itu juga kalau misalnya yang baru itu responnya itu masih yang… apasih At Your Side itu, dan mereka masih harus menyesuaikan dengan kultur itu. Tentu awalnya mereka masih yang “ah apasih ini” tapi, kesininya mereka menyadari sendiri At Your Side adalah tagline yang sangat bagus, dan mereka berusaha untuk menerapkan hal tersebut meskipun hasilnya berbeda-beda. Tapi sejauh ini tidak pernah ada penolakan. Oke bu, jadi ini aku mau jelasin dulu dari salah satu buku menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara perusahaan Jepang dengan perusahaan US, kalau perusahaan Jepang itu mereka percaya kalau misalnya shared value yang kuat akan berpengaruh sekali terhadap seluruh sistem dari perusahaan itu. Di Brother sendiri aku tahu bahwa kita punya working DNA ya bu kayak quality and speed, teamwork dan innovation. Itu bagaimana sih bu penerapan shared value Brother itu seperti apa? Nah bener sih… kita menerapkan shared value tersebut melalui working DNA kita ya. Karena buat kita itu hal yang penting, kalau kita punya value yang bagus, maka kita punya result company yang bagus, kultur juga akan lebih bagus, dan untuk mencapai goals sendiri akan jauh lebih mudah. Diabndingkan kalau kita berbicara tentang perusahaan US, mereka hanya orientasi pada result. Result itu misalnya terserah mau kerja kayak gimana, tetapi orientasinya pada result. Itu kalau menurut saya itu sometimes bonding ke setiap manajemen itu tidak terlalu bisa dekat. Tetapi. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(12) kalau disini kita bisa capai satu teamwork untuk mencapai ke goal itu. Kalau ini sih mulai dari level manajemen pun mereka juga selalu sharing kan tentang value kita. Bahkan kalau kita ngomong itu dalam QBR misalnya, kita itu open. Open ini artinya ke pencapaian kita, ini hasil yang kita capai dari ahsil kerja keras kita, apa yang kurang, apa yang lebih itu selalu di share ke kita. Makanya itu kenapa meeting QBR itu selalu kita bilang this only for your eyes,hanya didalam sini aja, kita keluar itu tidak boleh ngomong tentang materi itu, sebenernya itu bagus karena buat karyawan ngerti “oh sebenernya dengan kerja saya sekarang ini impactnya seperti ini loh, dampak penjualan jadi sperti ini loh” artinya mereka akan mulai sadar. Beda jika karyawan enggak tau sama sekali ya akan bodo amat dengan segala sesuatu. Bahkan mereka nantinya enggak akan tau visi misinya perusahaan itu seperti apa. Dari hasil employee survey pun yang terbagus dari saat ini itu result nya adalah communications, yang artinya directions dari atas ke bawah itu clear, jelas. Dan mereka merasa kalau disini itu komunikasinya sangat jelas, membuat kalian itu mengerti. Bahkan visi misi leader aja dipasang di website kan. Jadi visi misi leader dan perusahaan itu diketahui oleh seluruh anggota, dan tidak ada yang ditutupi. Nah aku lanjut ya bu, bagaimana pandangan ibu tentang budaya organisasi di Brother Indonesia? Apakah At Your Side ini sudah sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan sendiri? Satu sampai sepuluh mungkin saya bisa bilang ini baru diangka delapan ya. Karena kalau sepuluh itu berarti sudah sempurna. Karywan kita itu selalu bertambah dan berubah, dan tidak mudah untuk me-maintain visi dan misi perushaan. Kadang karyawan yang lama pun sudah semangatnya berkurang. Mungkin, At Your Side sendiri pun sudah mulai luntur bagi mereka. Makanya kalau boleh dibilang disini kita masih progress untuk menggaungkan, untuk selalu mengingatkan At Your Side loh., setiap meeting juga kita gaungkan Jadi mereka tetap keep aware. Karena kalau tidak dingetin terus bisa lupa, dan seperti yang saya bilang ini bukan project jangka pendek tapi jangka panjang. Kita itu sudah sepuluh tahun, tapi karyawan kita itu baru banyak baru sekitar dua sampai tiga tahun lalu. Dan itu belum cukup waktu untuk kita brainstorming sesorang untuk menjadikanya berdarah biru. Oke bu, budaya organisasi itu kan sistem yang dianut oleh setiap anggota organisasi , yang membedakan organisasi kita dengan organisasi lainnya, nah menurut ibu apakah At Your Side ini menjadikan setiap karyawanya punya identitas sebagai bagian dari Brother? Iya.. seharusnya iya. Tetap kembali ke manusianya masing-masing ya, sekeras apapun kita berusaha, pencapaian pasti berbeda-beda, tapi at least mereka mengerti tentang At Your Side. Mengerti standar kita tentang At Your Side. Jadi, saya yakin sejelek-jeleknya result, mereka masih tetapi standar At Your Side. Saya pernah interview seseorang dan saya tanya “kenapa tertarik di Brother?” Which is dia itu dari kompetitor, lalu dia bilang “Saya lihat Brother itu sales nya bagus ya bu” Sales means. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(13) manusianya. Mereka sepertinya kompak dan bagus, kultur kerja mereka itu bagus. Dan itu membuat saya hm… itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ya. Dengernya itu saya wow sekali.. karena at least kita bisa menunjukan orang lain, perusahaan yang lain kalau kita punya kultur yang bagus, dan itu memberikan dampak terhadap lingkungan. Itu yang membuat saya.. oke sebagus apa ? dia bilang “iya bu, mereka tidak pernah sikut-sikutan, mereka good manner, good attitude, mereka bisa melayani customer dengan baik. Dan itu dikatakan oleh kompetitor. Boleh dong kita berbangga karena ternyata At Your Side itu dikenal bagus juga ya. Sejauh aku sudah hampir setahun ya bu disini, dan aku juga sudah ketemu beberapa vendor dan orang-orang luar. Kebanyakan dari mereka itu enggak tau kalau kita itu perusahaan Jepang. Karena kita Brother dan tagline kita At Your Side kira kita itu adalah perusahan US. Menurut ibu kenapa statement itu muncul? Karena namanya, karena kalau perusahaan Jepang itu kayak Fujima, sementara brother itu kan enggak ya. Kenapa? Kita bisa balik lagi ke sejarah, Brother itu kan dari Yasui bersaudara kakak beradik, cowok-cowok kan , akhirnya mereka bikin nama Brother. Semua orang jarang yang mengerti kalau itu Brother itu Jepang, dan kita ekspor pertama itu di Amerika. Kita penjualan paling tertinggi itu juga di Amerika. Sampai dengan saat ini, dan engga semua orang aware kalau Brother itu Jepang karena ya dari nama itu tadi. At Your Side lagi kan, dipikirnya itu ya mana aja Jepang yang begitu. Kalau secara market share itu Brother nomer satu di US, surprisingly karena kan sebenarnya US itu rumahnya HP. HP sendiri kan perusahaan Amerika, tapi justru Brother yang nomer satu di US. Kita di Eropa itu nomer dua, di Australi kita nomer satu, di Asia ini khususnya di Indonesia itu karena kita juga kan masuknya terlambat, baru sepuluh tahun. Tapi bagus kita sudah di nomer tiga kan. Kita itu bisa dibilang masih growing. Mungkin ya kita ekspor pertama itu ke amerika ya. Apakah Brother Indonesia menerapkan budaya Jepang dalam keseharaiannya bu? Engga semua seratus persen budaya Jepang disini, bisa dibilang budaya Jepang itu punctuality, nah itu baru kita mengadaptasi dari budaya Jepang. Kita harus tetap ikutin, prosesnya itu kita harus ikutin, mulai dari kedisiplinannya, report timeline itu kita masih ada. Tapi ya kita lebih fleksibel, artinya begini.. hmm.. kita masih lihat ya lingkungan di Jakarta itu seperti apa ya. Kalau diterapkan brother serratus persen ya berarti kita enggak boleh ada makanan sama sekali diatas meja, semua harus clean. Tetapi ya itu karena kita lebih fleksibel, tidak semuanya diterapkan sesuai dengan Jepangm tapi tetapkita ada 5R, hanya saja penerapanya kita enggak bisa serratus persen.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(14) Berkaitan dengan proses sosialisasi budaya organisasi nih bu, bagaimana cara ibu memastikan setiap karyawan mampu bersosialisasi dengan baik? Tidak ada satu hal yang pasti ya, tapi secara daily ya kita kan bisa lihat. Ada orang yang bisa bersosialisasi dengan baik bekerja sama dengan baik , ada yang dia sibuk dengan dirinya sendiri, kita tetap akan encourage. Tapi tidak bisa memastikan organg ini bisa bekerja sama dengan baik serratus persen, tetapi kita selalu mengingatkan entah melalui leader nya “eh ini loh anakmu yang ini belum bisa kerja sama atau berpotensi menimbulkan konflik” nah dari leader nya mereka akan remind dan ingetin. Nah makanya kita sebenernya menyarankan setiap divisi punya weekly meeting. Dari situ kan bisa evaluasi, bisa tahu untuk planning kedepanya, dan mengingatkan juga untuk behavior-nya misalnya “eh kalau begini jangan terlalu keras dong jawabnya, kan bisa dijawab dengan baik” karena kan intinya kerja sama, bukan untuk mencari kesalahan. Lalu bu, bagaimana cara ibu untuk memastikan setiap karyawan sudah tercukupi dalam pendalaman pengetahuan mengenai tanggung jawab dan pekerjaannya bu? Kita bisa lihat dari result nya kok, ada orang yang achieve ada yang enggak. Dalam arti begini, dalam pekerjaannya, kita tahu nih daily work-nya orang ini bisa menguasai pekerjaan, dan ada juga yang enggak. Kita kan bisa lihat sebenernya sih. Dari leader nya juga kan kita bisa lihat kan, misalnya dari finance, ini saya sudah submit finance tapi salah-salah mulu, nah dari situ kan kita bisa lihat ya. Apakah ada training tersendiri bu di setiap divisi bu? Kita itu training ada macem-macem dan ini diperuntukan untuk semua staff ya, ada internal, internal itu yang wajib seperti sosial media dan sebagainya. Ada juga eksternal training yang misalnya seperti leadership training, kemudian soft skill training, service excellent training, tapi ada juga yang training by request. training by request ini lebih kearah mereka yang skill nya kurang, mereka bisa request training sesuai yang mereka butuhkan, contohnya misalnya mereka tidak mengerti pajak, tetapi mereka harus mengerjakan pajak, maka mereka harus mengambil training tentang pajak. Itu sih untuk menambah skill mereka dan untuk membantu pekerjaanya. Jadi Brother sendiri sebenarnya lebih terbuka ya untuk training request yang dibutuhkan oleh karyawanya ya bu? Iya, dan itu benefit yang bagus ya untuk karyawan. Karena kalau saya bilang tidak semua perusahaan yam au mengakomodir untuk itu ya. Karena itu kan mahal ya, tapi Brother sendiri terbuka ya, kita oke untuk training seperti itu.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(15) Terus bagaimana sih bu cara ibu untuk mengapresiasi karyawan, missal kalau karyawan berprestasi? Kalau kita sih untuk saat ini missal untuk penghargaan the best employee belum ada ya. Karena itu sangat kompleks, beberapa kali kita discuss, sepertinya kita belum nemu formula yang tepat. Tapi yang kita berikan untuk apresiasi biasanya itu simple things adalah karyawan itu melakukan hal yang bagus ya leader-nya akan memuji dan terima kasih. Biasanya itu juag berpengaruh terhadap pendapatan akhir tahun, kan ada bonus ya. Dan bonus itu kan enggak semua sama ya, kalau memang dia bagus dan achieve, kita akan beri apresiasi lebih. Kita beri lebih seperti itu. Terus bagaimana sih cara ibu menanamkan loyalitas ke karyawan? Loyalitas itu kan sesuatu yang tidak bisa diukur ya, kita enggak bisa ngomong karyawan ini loyal. Karyawan yang pulang larut malem belum tentu dia loyal. Tapi kita bisa lihat karyawan itu dari mannernya dia jika berhadapan dengan orang lain, let’s say bagaimana dia bisa membawa Brother itu , ada pride nya enggak? Dan kalau mau kita lihat loyal nya ya kita lihat saat dia bekerja ketika tidak ada satupun yang melihat. Kita bisa bilang dia loyal, karena orang yang pulang malem itu belum tentu dia loyal. Bisa saja memang itu hanya tuntutan pekerjaan. Tapi kalau dia bisa memilih ya mending enggak deh. Tetapi ya itu, kita bisa lihat pada saat tidak ada siapapun tidak ada leader yang melihat, tetapi dia bisa selesaikan itu secara dan dia tetap tekun dan melakukan itu dengan baik, baru bisa dibilang dia loyal. Tapi bu, cara ibu sendiri untuk menanamkan loyalitas itu ke karaywan sendiri itu seperti apa sih bu? Kalau saya bilang ya, untuk buat karyawan betah itu ya paling gampang dengan imingiming uang, tetapi tidak segala sesuatu bisa dibeli dengan uang. Karena artinya itu cuman sementara, dan saya enggak mau kalau setiap karyawan disini itu pikiranya hanya soal duit. Tetapi bagaimana cara saya menanamkan loyalitas ke mereka ya kita buat mereka bangga bekerja disini, kita dengan menghargai mereka, kita berikan mereka ruang untuk improve. Atau sebenarnya bisa dilihat sendiri ya kita disini diijinkan untuk berbuat salah, artinya seperti ini, kalau kita mencoba inovasi yang baru bisa saja itu salah, itu kita bisa tolerir, sepnajang itu sudah diukur dan dicoba tapi tidak berhasil itu tidak masalah, kita mengharagai prosesnya. Bukan cuman result, kalau perusahaan lain enggak mau tahu pokoknya result-nya harus bagus. Tapi kalau kita disini itu selalu lihat prosesnya. Orang ini sudah berusaha keras tapi ternyata gagal. Ya kita akan tetap apresiasi. At least, mereka belajar dari kegagalanya.Tidak cuman disini, saya mau mereka melihat Brother juga secara global . Membuat mereka bangga dari misalnya kita punya produk yang bagus loh, dan lain sebagainya yang akan menimbulkan kebanggaan buat mereka. Kita memberikan juga apresiasi pasti terkait dengan uang juga, bisa dibilang standar perusahaan IT itu diatas perusahaan lain. Karena rata-rata biasanya di perusahaan IT itu dari segi salary itu. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(16) pun juga mereka cukup bagus. Kemudian kita juga mengakomodir dengan event-event, dan misalnya juga dengan memperhatikan kesehatan mereka, seperti medical check up, kita punya insurance, kita kasih mereka medical claim misalnya. Yang membuat mereka berpikir, ya disini yang saya butuhkan. Hmm terus kalau Brother sendiri apakah memiliki kriteria baku yang diterapkan secara konsisten dalam proses kenaikan jabatan bu? Iya, kita punya punya misalnya minimum dua tahun , ada posisi yang lowong, dan dia capable. Kemudian dia harus memenuhi requirement nya. Contohnya missal dia punya leadership yang bagus, kemudian hasil KPI yang baik, at least mereka selalu berada di kategori A selama dua tahun itu. Dan otomatis kalau misalnya ada orang yang hasil KPI nya bagus, tetapi dia tidak bisa memimpin tim ya itu akan menjadi pertimbangan kita. Dan itu pun ada masa probation-nya sendiri ya bu? Iya, ada masa percobaan dulu ya, terutama jika mereka punya otoritas ya , menjadi leader untuk suatu department, itu kita akan coba. Misalnya mereka itu tidak mampu ya terpaksa ya kita akan turunkan , tetapi untuk naik jabatan itu juga tidak mudah, harus diseleksi dulu. Nah menurut ibu apa sih karakteristik dari Brother Indonesia dan diakui oleh public? Brother itu perusahaan yang seperti apa kalau menurut ibu? Kalau ngomong soal public ya, Brother itu perusahaan yang punya kultur yang bagus, punya attitude dan behavior yang bagus. Mereka sopan, mereka treat konsumen dengan baik, komunikasi skill nya bagus. Ya itu menurut saya yang cukup dikenal. Tapi sejauh ini belum ada complain yang cukup membawa dampak yang jelek untuk kita ya sejauh ini belum ada. Terus kalau citra perusahaan Brother di luar sendiri menurut ibu seperti apa? Apakah At Your Side ini berpengaruh ke citranya Brother sendiri? Iya dong pasti. Itu kan basic. Semua kalau kita diluar kantor, ya kita harus mengutamakan At Your Side, karena sejauh ini belum ada complain yang berarti sih saya rasa diluar masih oke ya, karena kita masih berusaha naik ya, karena setiap perusahaan pun pasti ada plus minus nya. Tapi karena kita masih mencoba naik, kita berusaha untuk menjadi perusahaan yang bertanggung jawab. Kalau dari sisi HR itu, kita bisa dibilang perusahaan yang sangat patuh terhadap peraturan. Kita tidak pernah cheating sama sekali dengan aturan yang ada di disnaker. Kalau mereka bilang A ya kita ikutin A. , kalau B ya kita ikutin B, kita pecat karyawan, kita berikan pesangon dan berikan haknya. Kita ikutin BPJS, pokoknya semua aturan kita ikuti. Tidak ada yang di rekayasa. Setiap hak dan kewajiban karyawan kita akan informasikan diawal terlebih dahulu. Itu sih yang bagus sih menurut saya.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(17) Okay bu, menurut ibu apa Brother punya kegiatan-kegiatan tertentu untuk mempertahankan citranya selama ini? Sebenernya sih kalau dari sisi internal sendiri sih paling dari event-event, training. Dan itu bertujuan itu tadi ya untuk meningkatkan pride mereka. Itu sih paling yang membuat mereka keep remind. Secara enggak langsung ya dari At Your Side itu mereka akan terus menerapkan, masalah result ya itu nanti public yang akan melihat. Menurut ibu apa sih komponen-komponen yang memudahkan pengenalan public tentang Brother?Apakah logonya, warna, atau bahkan event-event nya.. Kalau saya bilang si logo dan tagline-nya ya, itu sih yang paling berpengaruh. Brother itu satu-satunya yang punya tagline dibawah logonya. Ya Brother At Your Side. Kalau event sih menurut saya itu semua perusahaan masih sama, orang sudah mulai kenal ya dari logonya itu. Mulai dari branding nya dimana-mana kan. Kalau watna sih BCA juga warnanya sama dengana kita. Oke bu terima kasih banyak untuk waktunya nih. Okay… sama – sama. Sukses selalu.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(18) Narasumber : Andre Arlis Jabatan: Digital Marketing dan Public Relations Brother Indonesia WAWANCARA 2 Tempat: Ruang Meeting Brother Indonesia Waktu: Selasa, 29 Mei 2018, pukul 12.00 – 12.45 Hai ko, hmm.. bisa sebutkan nama lengkap,tanggal lahir,jabatan,dan lama koko bekerja di brother ? Oke nama aku Andre Arlis Chouwanto,aku lahir 11 Januari 1995.jabatan aku sekarang sebagai Digital Marketing dan Public Relations dari PT.Brother International Sales Indonesia. Hmm.. udah berapa lama kerja di Brother hmm.. , Aku udah kerja di Brother selama dua tahun Oke ko aku lanjut aja ya hmm.. menurut koko apasih budaya organisasi dari Brother Indonesia sendiri ? Sebenernya budaya organisasi dari Brother Indonesia adalah ehh.. kita menganut value kita dan juga yang menganut tag line kita yaitu “at your side” value ,”at your side” value itu yang akhirnya di adopsi sebagai culture dari Brother Indonesia sendiri ,dan Brother group secara globally Oh jadi secara gak langsung koko jelasin kan Brother itu gak cuman di Indonesia ya tapi kan di Asia,Eropa,bahkan afrika juga ada,ini secara global berarti budaya organisasinya itu adalah “at your side” itu ya ko ya ? Iya betul jadi budaya organisasi kita memang “at your side” value kita yang sudah di tanamkan di seluruh hmm.. group dari Brother,itu yang tadi sudah kamu sebutin yang ada di Amerika,Eropa,Afrika,Asia semuanya. Ok eh.. kalo menurut koko nih pribadi sepengalaman koko sebagai seorang PR dari Brother Indonesia kenapa sih “at your side” dijadikan sebagai budaya organisasi atau apakah ini ada hubungannya dengan budaya Jepang atau apa ? Jadi kalo dari culture “at your side” kenapa ditanam sebagai budaya organisasi hmm.. karena memang dari budaya itu hmm.. ,itu yang akan menjadikan value saat semua pekerja Brother itu bekerja,itu menjadi cermin yang menjadi refleksi buat perusahaan pada umumnya supaya kita mencapai goal kita hmm.. visi dan misi kita itu semuanya resolve dengan culture kita bekerja.Jadi budaya “at your side” sendiri adalah kita pengen put our customer first dimana kita selalu mau mendengarkan kata-kata konsumen kita dan juga kita mau memberikan produk yang memang hmm.. sangat membantu di tempat mereka bekerja dan juga membantu mereka dirumah jadi kita selalu pengen berada “at your side” dimana di sisi customer nya kita itu kenapa “at your side” culture itu ditanamin secara global.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(19) Tapi untuk budaya Jepangnya sendiri gaada something yang apa related gitu ya? Ok ini budaya Jepang itu kan sebenarnya mostly budaya Asia ya kita kan cukup kolektif dimana hmm.. kita gak bekerja sendiri gitu wich is kayak kalo di Jepang kan mereka kan abis kerja kayak minum-minum nah itu value yang seperti itu, maksudnya culture seperti itu yang masih terbawa dengan “at your side” ini ,masih di adopsi dari “at your side” ini dimana juga kita di brother kita bekerja juga bukan individual tapi kita juga team player disini jadi kalo ada kaitannya apa enggak ,pasti ada kaitannya dan ada benang merahnya antara budaya Jepang dan juga “at your side” value ini.. PR kan disini memiliki fungsi manajemen ni ko yang bukan hanya membina hubungan baik dengan eksternal tapi juga hubungan harmonis di internalnya sendiri antar anggota organisasi gitu,nah menurut koko gimana upaya koko sendiri dalam menanamkan budaya organisasi “at your side” itu ke seluruh karyawan ? Ok hmm.. saya sebagai PR pasti saya gak bekerja sendiri untuk menanamkan “at your side” value dan culture ini ke seluruh perusahaan karena memang pasti dibantu dari tim HRD (Human Resource Departement) yang memang membantu melakukan training ke seluruh karyawan tentang apasih “at your side” value ,apasih “at your side” culture .Kita juga punya yang namanya global chartered dimana global chartered ini yang merupakan basic policies dimana setiap karyawan tuh harus bekerja berdasarkan global chartered ini jadi untuk “at your side” value nya itu saya tidak bekerja sendiri tapi saya dibantu dengan tim HRD untuk melakukan training ,habis itu ada sosialisasi lagi dan juga dirasakan dimana saat kita bekerja kita merasakan hmm.. perusahaan yang cukup kolektif antara karyawan satu dengan karyawan lainnya kita bukan individualis tapi kita team player kayak gitu. Menurut anda seberapa penting budaya organisasi untuk ditanamkan ke seluruh anggota organisasi? Ok,menurut saya penting banget karena kalo dari budaya organisasi nya itu karyawan dapat merasakan budaya organisasinya. kita bisa terapin itu disaat kita kerja, itu akan resolve ke gimana kita memperlakukan customer kita ,gimana cara kita memperlakukan kolega kita itu juga mencerminkan kalo kita facing ke customer. kita juga akan terapkan “at your side” value itu yang nantinya dapat bring impact gitu disaaat kita hmm.. approach ke customer itu juga kita bring “at your side” value dimana kalo dia butuh apa kita selau ada di sisi mereka kayak gitu,itu yang kita mau tanamin memang di brother. Hmm.. kalo boleh tau nih gimana sih respon dari karyawan saat penerapan budaya organisasi tersebut yang selama ini koko jalanin ?. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(20) Kalo dari penerapannya ke karyawan kalo dari karyawan baru pasti mereka butuh proses untuk penerapannya dia butuh training dia butuh sosialisasi juga tentang “at your side” value ini tapi memang kita terapkan saat kita kerja jadi orang-orangnya yang baru masuk ke perusahaan dia juga harus menyesuaikan nih dengan culture nya kita,dengan culturenya kita kita bekerja dengan tidak individual tapi lebih kerja tim.Nah orang-orang yang masuk kesini dia harus tau cara gimana si kita put our customer first,gimana kita bisa bekerja satu sama lain kita work as a team ,mereka harus menyesuakan dengan culturenya kita bukan kita menyesuaikan dengan karyawan baru ini gitu. Ok nih,kalo menurut koko sendiri apakah perilaku karyawannya sendiri udah sesuai belum dengan “at your side” nih,apa ada yang perlu diperbaiki ada yang kurang atau gimana ? Ok kalo dari secara internalnya pasti ehm.. saya gak bilang seratus persen orangorangnya menanamkan “at your side” culture karena memang karyawan itu kan ada yang baru masuk,ada yang belum tau apa-apa tentang culture ini wich is culture itu kan gak ditanemin gak over night gitu tapi itu by the time gitu, by the time orang itu culturenya dari perusahaan seperti apa dia bisa work secara culture itu dia juga butuh waktu butuh proses untuk mencapai penerapan culture itu jadi sudah cukup banyak karyawan yang menanamkan culture ini tapi memang masih ada karyawan-karyawan yang masih belajar ,masih di proses untuk menanam kan culture perusahaan yaitu “at your side” culture ini gitu. Contohnya seperti apa tuh ko yang perlu di ehh.. perilaku seperti apa yang masih kurang mencerminkan “at your side” yang selama ini koko liat di karyawan brother? contohnya kan kita juga pengen ada di sisi customer kita wich is kalo aku bisa angkat dari hal-hal simpel aja gitu contohnya saat ada telpon masuk ke kantor ada karyawankaryawan yang lebih lama gitu ngangkatnya dibanding yang memang sudah lama bekerja di brother gitu, kita tahu telepon mungkin dari customer kita, bisa di tingkatkan lagi dengan kita ngangkat telpon lebih cepat karyawan-karyawan itu ya ada trainingnya gimana mengangkat telpon dari customer yang benar itu mesti ditingkatkan lagi sih kalo menurut aku pribadi. Nah terus menurut koko nih apakah budaya organisasi tersebut berlaku di seluruh karyawan atau di beberapa karyawan saja,maksud aku pengen tahu nih apakah ehh.. kayak budaya organisasi harus di kuatin banget nih marketingnya kah atau di finance atau di corporate sales gitu ? Kalo dari “at your side” culture ini kita gamau cuman tanamin di satu divisi aja tapi lebih di keseluruhan perusahaan, kenapa? Karena disaat semua orang bisa menanam culture yang sama kita ibarat perahu tuh kita gak kepecah gitu ,kita utuh ,kita jadi. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(21) satu,kita bisa mencapai tujuan yang sama,itu bisa di tanamkan ke semua organisasi, mereka harus punya culture yang sama,mereka punya value yang sama jadi mereka tau tujuan yang sama ,jadi bisa mencapai tujuan itu.Nah kalo dari brother sendiri memang culture itu penting banget buat ditanemin ke semua divisi jadi gak Cuma satu divisi aja tapi memang ada yang lebih penting misalnya sales gitu ya mereka merupakan lini depannya perusahaan mereka langsung handle ke customer langsung,divisi ini yang paling harus ditanamkan culture “at your side” itu tapi kalo dari culturenya sendiri memang harus diterapkan ke seluruh divisi,tapi kalo ada yang paling penting atau enggak memang menurut aku divisi sales dan marketing juga harus jadi lini depan perusahaan dimana kita harus menerapkan menunjukan “at your side” culture itu ke pihak eksternal. Seperti yang sebelumnya aku jelasin ko, jadi ada perbandingan antara perusahaan US dengan perusahaan Jepang, dimana perusahaan Jepang ini lebih mengutamakan shared value, karena mereka percaya shared value yang kuat akan berdampak ke seluruh whole system dari perusahaan itu. Menurut koko, dari Brother sendiri apakah menanamkan paham yang sama? Bisa dijelaskan enggak seperti apa sih shared value nya ditanamkan di Brother? Adakah kegiatan-kegiatan yang mendukung pemahaman itu? Oke. Kalua kita ngomongin shared value, tadi kan kamu ngomongin perbanding perusahaan Jepang dengan perusahaan US ya? Memang pasti ada perbedaan yang signifikan dengan culture yang disana, yang lebih individualis yang lebih cubicle, dan juga di Brother juga kita punya working space juga bukan yang cubicle tapi lebih ke divisi, dan itu lebih open, tujuannya apa? Ya itu supaya kita lebih kolektif, teamwork nya lebih jalan, kayak gitu. Nah kalau dari shared value itu kita pasti ada reason nya, nah dari At Your Side ini juga dirasain gak cuman ke pelanggan tetapi ke karyawan, kita pengen mereka seperti enggak kerja sendiri nih, tapi mereka juga ada Brother Brother yang ada disisi mereka gitu, disisi mereka buat bantu mereka bekerja, nah disitu juga mau kita tanamkan juga di potential customer kita. Which is kita pengen misal customer kita butuh apa ya kita ada disana, itu engga cuman cara kita menyikapi customer, tetapi dari segi produk kita sendiri, produk yang kita jual itu punya value at your side itu, well kalau kamu punya Brother which is pekerjaan kamu jadi lebih mudah. Selalu kita tuh pengen nanemin kayak ada Brother disisi kamu, kalau kamu punya produk Brother. Itu sih yang aku rasain, dan itu juga pasti bring benefit ke kita, karena kan disuatu brand kita juga harus punya unique selling point juga kan, nah unique selling point itu bisa dilihat dari at your side nya juga, itulah yang jadi keunikan dari produk-produk Brother. Selama satu tahu ada disini, selama itu aku melakukan pra riset yang aku juga ngobrol dengan banyak vendor, kebanyakan dari mereka berasumsi bahwa Brother itu adalah perusahaan US, menurut koko sebagai PR, kenapa sih statement itu muncul?. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(22) Oke kalau pandangan aku sendiri kenapa kita sering dibilang perusahaaan Amerika, bukan perusahaan Jepang, gini yak arena Brother itu di Amerika nomer satu. Jadi karena nomer satu di Amerika, makanya Brother itu sering dikira dari US. Nah itu dari segi penjualan ya, ini satu lagi dari segi nama. Brother itu enggak resolve menjadi perusahaan Jepang gitu, misalnya kayak Toyota, Honda, itu kan pasti ketauan banget dari Jepang. Sementara Brother sendiri enggak gitu kan. Nama nya sendiri dari nama Amerika juga, nah memang butuh waktu buat kasih tau orang-orang kalua Brother itu adalah perusahaan Jepang, karena dari segi namanya itu enggak resolve Jepang, yak arena dari namanya itu kan. Hanya saja kan butuh proses untuk mencapai kesana.. Nah bagaimana sih pandangan koko terhadap budaya organisasi di Brother Indonesia ini, apakah sudah sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan ? Oke kalau dari at your side culture itu kita memang sudah sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan. Visi misi kita juga pengen kalau kita selalu menjadi yang terdepan. Kita selalu juga pengen ada disisi customer kita, nah itu juga kita tanemin dengan at your side culture ini. Misalnya dengan cara kita menghadapi business partner, juga perlakuan company terhadap karyawannya. Kita selalu tanamkan At your side culture ini. Lalu dikeseharianya sendiri apa Brother menerapkan budaya Jepang? Kalau suasana Jepang sendiri sih kalua menurut aku itu enggak, karena bosnya langsung, which is orang Jepang nya langsung itu dia belajar bahasa Indonesia gitu , jadi sebenarnya Brother itu, walaupun kita global company tapi kita juga act local gitu, Which is bos kita aja juga belajar bahasa Indonesia, karena dia tau kalau kultur budaya Jepang dengan Indonesia itu berbeda. Enggak mungkin kultur Jepang itu diterapkan sepenuhnya di Indonesia, karena enggak akan sesuai gitu. Pasti ada perbedaan gitu, yang bagus-bagusnya di adopsi, tapi yang jelek-jeleknya kita engga ambil. Yang bagus-bagusnya seperti apa tuh ko yang dicontoh dari Jepang? Kalau Jepang kan disiplin kerja banget ya, kita juga work by time based. Nah itu juga penting banget di adopsi di kultur kerja kita. Menurut koko bagaimana sih komunikasi internal yang terjalin selama ini? Kalau komunikasi itu cukup baik ya, balik lagi kalau dari kultur kita itu kita bukan yang individualis tapi kerja tim, Kita juga banyak banget hal yang didiskusikan, dan juga memang perusahaan Jepang itu lebih berlayer approval nya, nah itu membuat dari karyawan ke atasan itu tek tok-an nya cukup banyak, yang membuat komunikasinya juga cukup banyak. Jadi semua staff dan atasan tuh informasinya lancar, semua pasti tahu dan kita juga kerja sama tim itu kerasa banget ya, kalau kerja di Brother dengan kultur at your side ini.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(23) Menurut koko gimana sih pelayanan dari Brother sendiri? Oke kalau dari aku liat langsung, kita itu pengen put our customer first dengan kultur tadi itu At Your Side. Which is saat pelanggan butuh apa kita ada disana, saat mereka lagi enggak satisfied dengan service dan produk kita juga harus ada disana, Kita harus kasih fast response ke customer. Makanya ya balik lagi, At Your Side culture itu bantu banget untuk kita untuk doing service gitu. Gini jadi Brother itu IT company yang memang target kita itu ke korporasi, jadi pelayanan kita emang sudah prima, dan kita kasih solusi-solusi terbaik ke customer korporat kita, dengan doing fast response, jadi kalau ada trouble shooting juga kita bisa kesana. Kita bisa do on side service, kalau memang customer perusahaan itu dia printernya rusak atau scannernya rusak, ya kita datengin teknisi kita ke mereka gitu. Jadi kalau kamu ngomongin service itu yang dilakukan oleh Brother Indonesia gitu. Kita pengen jualnya dengan after sales service kita, nah after sales service kita itu juga paling panjang dibanding perusahaan competitor lain, dimana juga garansi nya itu competitor lain itu cuman setahun dua tahun, tapi all product kita itu tiga tahun garansi. Ini aku mau nanya berkaitan dengan produk Brother ya, hmm bagaimana pendapat koko mengenai harga? Kalau dari segi harga, kita tergolong harga kita itu lebih mahal dibandingkan dari competitor kita, karena ya kita jauh lebih durable, itu yang kita jual ya kita jual durability nya, which is kita enggak mungkin tiga tahun garansi kalau sebenarnya produk life time kita itu cuman setahun, makanya kalau dari segi produk itu emang mahal karena ya kita jual durability, karena buat apa kita beli printer, beli mesin yang murah cuman hanya tahan setahun, atau bahkan sebulan, kan males ya beli lagi beli lagi. Itu kenapa kita dari segi harga lebih mahal. Berarti kalau dari keseluruhan itu menurut koko harga sudah sesuai dengan kualitasnya ya? Betul. Bagaimana dengan inovasi dan variasi produk Brother? Oke kalau invoasi itu sebenarnya kita mengikuti teknologi Jepang. Seperti yang kita tahu produk Jepang termasuk produk yang advance ya di dunia. Jadi kalau dari inovasi produk, semua produk kita enggak ada yang di produksi di Indonesia, semua produk kita itu import, karena idea dan inovasi produk itu dari Jepang. Tapi kalau misalnya dari sisi marketing dan program nya itu dari Brother Indonesia sendiri. Darimana sih ko inovasi produk Brother itu berkembang? Mengingat koko sudah banyak training kemana-mana kan. Apakah inovasi Brother muncul dari kebutuhan customer atau gimana?. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(24) Oke betul seperti yang kamu bilang ya, berdasarkan pengalaman aku dikirim keluar juga gitu, banyak yang aku perhatikan itu sama ya. Well, ada dimana saat kita punya regional meeting yaitu saat kita mengeluhkan sesuatu, misalkan di Indonesia produk ini kekurangan nya disini, masalahnya disini. Nah itu kita report ke Jepang, dan Jepang pun enggak ngediemin gitu. Tapi mereka juga take actions, dengan keluhan yang dari regional country ini, misalnya dari Singapura, Indonesia, Thailand, Vietnam dan lain lain, itu ya mereka tampun untuk inovasi yang berikutnya, contohnya misalnya ya ini misalnya HT produk kita, yang dulu cetak warna enggak bagus compare to our competitor, dan itu kita report ke Jepang dan do research and development. Makanya keluarlah seri inktank terbaru dari Brother.yang memang kita dari segi warna itu memang jauh lebih bagus dari sebelumnya. Kalau dari segi variasinya sendiri, menurut koko sudah cukup atau Brother perlu untuk tambah variasi lain? Apakah varian seperri printer, scanner, mesin jahit, dan ptouch itu sudah cukup memenuhi kebutuhan customer atau belum? Dari segi variasi, kita untuk printer laser juga udah banyak banget line up nya, scanner, mesin jahit juga sama. Menurut aku kalau dari segi variasi itu sudah cukup memenuhi kebutuhan customer. Sebenarnya lebih baik itu kita enggak terlalu banyak variasi tapi kita itu lebih focus ke misalnya beberapa produk yang menjadi product hero nya nih. Jadi kalau menurut aku variasi udah enggak perlu ditambah lagi, tapi sebenarnya kita butuh product hero yang bisa bersaing banget dipasar. Bagaimana sih ko ketersediaan produk di brother? Kalau product availability itu kita sudah banyak perbaikan. Kita mulai impor lebih banyak dan juga kita nambah reseller – reseller kita nih diseluruh Indonesia. Which is service point kita juga selalu nambah terus nih. Nah balik lagi dengan at your side culture itu kita pengen gampang untuk dicari nih di berbagai e-commerce seperti tokopedia, lazada dan lain-lain. Juga kalau misal mau beli juga kita tahun ini sudah develop apps, yaitu Brother Ishop. Jadi kita juga pengen customer itu kalau mau beli produk kita tinggal melalui apps itu dan kita langsung hubungkan ke reseller nya dari Brother ini. Jadi ya kita mau memudahkan mereka kalau mereka mau beli tinta, aksesoris, dan produk-produk dari Brother, kita pengen availability nya jauh lebih gampang didapatkan oleh customer kita. Apasih ko karakteristik yang dimiliki oleh Brother Indonesia dan diakui oleh public? Sebagai bentuk kredibilitas dari Brother. Nah kalau menurut aku di public sendiri itu Brother dikenal sebagai brand yang established nya udah lama dan udah mature. Juga dari segi produk itu kita cukup detail dan tahan lama. Detail disini maksudnya itu, setiap produk yang diluncurkan oleh Brother itu semuanya dipikirin, misalnya mulai dari posisi tray nya dibawah karena kertasnya biar gak lecek pas di print. Semua itu hal-hal detail itu dipikirin, jadi aku. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(25) juga sering ngomong sama media juga. Dan mereka semua mengakui hal itu. Dimana Brother tuh kalau mengeluarkan produk itu enggak pernah ngasal ya, jadi semua halhal detail itu dipikirin, gimana caranya kita bisa memberikan inovasi dan juga kemudahan dengan produknya Brother ini. Jadi At Your Side culture nya ini selalu ada di setiap produk yang kita keluarin. Jadi image kita itu, kita durable product, mature company, dan detail. Nah karakteristik yang tadi disebutin itu apa sudah sesuai dengan objektif perusahaan? Kalau dari aku sih sebenernya sudah cukup sesuai. Tapi kita juga pengen.. hmm.. jadi Brother itu harganya dibanding dengan competitor itu cukup tinggi, lebih tinggi compare to other competitor kita juga pengen dikenal sebagai premium brand. Itu sih yang mau kita achieve di tahun berikutnya. Orang itu kenal Brother itu misalnya kayak Mercy nya mobil lah gitu. Jadi kita mau dikenal premium, biar orang itu engga terlalu lihat harga kalau beli Brother. Tapi lebih lihat ke kualitas, jadi kita mau bring pride lah kalau misal perusahaan pakai Brother itu berarti perusahaan yang berada gitu. Perusahaan yang well managed money nya. Terus ko, untuk citra perusahaannya sendiri. Citra itu bisa dilihat dari keyakinan public terhadap tumbuh kembang perusahaan yang bernilai bagi masyrakat. Menurut koko bagaimana citra Brother Indonesia selama sepuluh tahun ini?. Hm.. kita di tiga tahun terakhir menangin most valued business. Nah kita di tahun kemarin juga dapet The Most Responsible Company, menurut aku dari segi at your side culture, dari segi citranya sendiri. Kalau kita sudah ditetapkan sendiri sebagai Most responsible Company. Which is kita Brother ini bisa grow business ethically dengan kita punya citra bagus di perusahaan. Somehow orang beli produk juga lihat dari brand nya dan Brother kalau tidak punya kultur yang bisa menjual, tidak punya inovasi yang bisa membantu orang-orang. Atau tidak memiliki citra yang bagus, misalnya Brother produksi dengan label yang dipaksa, itu pasti enggak akan bagus dengan pertumbuhan company. Itu gak mungkin Brother bisa bertahan sampai 110 tahun ini, which is di Indonesia juga sudah sepuluh tahun. Kalau kita enggak punya citra yang bagus, kita enggak punya image yang bagus di luar juga internally, kita enggak mungkin bisa achieve yang namanya satu most responsible company, dan kita juga enggak mungkin bisa bertahan selama ini. As PR, bagaimana cara koko mempertahankan citra Brother selama ini? Sebagai PR , tugas saya itu pasti menjaga nama baik dari perusahaan. Itu sudah pasti. Tapi dengan cara seperti apa, which is kita selalu memuat pemberitaan yang baik gitu. Untuk perusahaan Brother ini. Kita selalu memuat pemberitaan ke media-media yang membanggakan dari Brother sendiri. Misal, kalau kita buka cabang baru ya kita naikin berita, misalnya kalau kita bekerja sama dengan perusahaan apa ya kita juga naik berita.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(26) Jadi ya kita selalu mikirin eksistensi pemberitaan dari Brother. Nah, untungnya belum ada isu buruk tentang produk kita, misalnya printer Brother meledak di pesawat gitu kan enggak ada ya? hahaha. Jadi untungnya belum ada seperti itu, misalnya terjadi di kedepanya, itu adalah tugas saya sebagai Public Relations untuk memberikan hak jawab ke media-media. Saya juga harus memberitakan hal yang sebenarnya, juga memberitakan hal-hal yang baik tentang Brother ini. Tapi lebih jauh nya lagi nih ada enggak sih kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan citra? Oke untuk kegiatanya sendiri itu Brother aktif ngadain CSR, CSR yaitu Corporate Social Responsibility, kita juga sempet ikut clean up Jakarta, kita waktu ke Belitung juga kasih sepatu untuk anak-anak yang membutuhkan, menurut saya itu yang kita lakukan untuk menumbuhkan kesan yang baik terhadap Brother bagi orang-orang. Kita create image dimana image itu bagus gitu untuk diinget bagi perusahaan sendiri di benak masyarakat dan dibenak customer. Oke ko sekian wawancaranya terima kasih banyak untuk waktunya. Sama-sama…. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(27) Narasumber : Ahmad Nuralam Jabatan: Customer Service Manager Brother Indonesia WAWANCARA 3 Tempat: Ruang Meeting Brother Indonesia Waktu: Rabu, 30 Mei 2018, pukul 11.00 – 11.20 Selamat siang pak, bisa sebutkan nama, tanggal lahir, jabatan, dan lama bapak bekerja di Brother? Ahmad Nuralam, tanggal lahir 25 July, customer service manager, lamanya kurang lebih sepuluh tahun. Berarti bapak udah dari awal banget Brother berdiri ya pak? Hahah iya.. Nah menurut bapak apa budaya organisasi dari Brother? Oke, budaya organisasi sesuai dengan company direction-nya atau tagline nya yaitu At Your Side , maka seluruh karyawan yang bekerja di Brother harus memiliki fislosofi At Your Side, atau selalu siap berada disisi dari customer, customer itu bisa end-user atau partner, dealer, dan lain lain. Menurut Pak Ahmad nih.. kan Brother itu enggak cuman di Indonesia, di Asia, Eropa, , nah menurut Pak Ahmad At Your Side itu diterapin secara global atau hanya di Indonesia aja? Secara global, seluruh Brother di dunia gitu ya, menerapkan itu. Karena directions-nya jelas dari Jepangnya langsung Oke kalau menurut Pak Ahmad kenapa sih At Your Side? Menurut saya At Your Side itu lebih ke yang masuk kemana-mana, kan kalau misalnya secara harafiah itu berarti berada di sisi anda, jadi seorang yang siap selalu sedia apapun itu berada disisi customer. Ada hubunganya sih pak sama budaya Jepang? Bisa jadi ada ya, karena enggak tau juga asal-usulnya dulu bagaimana. Mungkin karena namanya Brother, kalau saya ditanya untuk Brother nya sendiri saya tau kenapa, karena dua laki-laki bersaudara mendirikan perusahaan, dan dari At Your Side ini karena mereka ingin selalu ada dekat dengan customer-nya.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(28) Terus bagaimana upaya Pak Ahmad dalam menanamkan budaya organisasi tersebut ke selruuh karyawan bawahan Pak Ahmad? Apakah Pak Ahmad puny acara tersendiri untuk mensosialisasikan At Your Side itu? Secara tersendiri sih enggk ya, tapi lebih ke perilaku tiap hari. Bahwa kita harus selalu memiliki tanggung jawab ke teman kerja, partner bisnis atau user. Berperilaku At Your Side, orang yang selalu berada disisi untuk membantu atau memberikan solusi. Jadi dari perilaku, tidak secara khusus, diterapkan setiap hari dalam bekerja. Bisa kasih contoh nyata penerapan At Your Side tersebut enggak pak di customer service sendiri? Contoh nyata nya, misalnya kalau ada customer satu orang di handle handle oleh salah satu CS. Nah pelanggan kedua dan ketiga itu ngantri , misalnya dari tim kita kalau melihat situasi seperti itu pasti datang untuk meng-handle pelanggan kedua dan ketiga. Jadi customer tidak menunggu lama, jadi gimana tergantung situasi dan kondisinya. Jadi enggak melulu ngandelin receptionist untuk handle pelanggan waktu datang pertama. Tapi yang lain juga bisa handle. Bagaimana respon karyawan sendiri pak dalam penerapan At Your Side tersebut? Responnya positif ya, yang pasti kalau kita memberikan contoh, memberikan arahan tapi tidak melanggar pastinya mereka tidak ada masalah untuk ngikutin. Karen ajika kita beri contoh dan mereka mengamini ya, bahwa hal tersebut adalah untuk kebaikan jadi enggak ada masalah. Apakah tanggung jawab dari budaya organisasi berlaku hanya di customer service aja atau diseluruh divisi? Harusnya diseluruh divisi, dalam kenyataannya saya juga kurang tau ya, karena di dapartemen dan di divisi lain juga saya tidak terlalu terlibat. Jadi saya tahu nya hanya di customer service. Kelihatanya untuk departemen lain itu sudah menerapkan, tapi untuk di divisi lain saya kurang bisa merasakan, karena saya jarang berhubungan langsung. Menurut sebuah buku nih pak, ada dijelaskan perbedaan antara manajemen perusahaan Jepang dan perusahaan US, dimana di perusahaan Jepang ini mereka mengutamakan shared value karena shared value yang kuat menurut mereka berdampak ke whole system dari perusahaan itu. Menurut Pak Ahmad, apakah Brother juga menerapkan paham yang sama dalam manajemen? Iya, jadi misalnya mungkin kalau di Amerika itu bisa fleksibel datang kerja atau pulang. Tapi kalau di perusahaan Jepang itu jelas datang pagi itu telat satu menit juga dianggapnya telat, nah dari hal-hal kecil seperti itu pun masih dijunjung tinggi gitu. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(29) kedisiplinannya. Jadi hal-hal yang kecil sudah diberikan perhatian, lalu bagaimana halnya yang besar, jadi value nya tersendiri pastinya. Lalu, bagaimana pandangan Pak Ahmad dalam budaya organisasi At Your Side ini? Apakah sudah sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan atau belum? Hm.. menurut saya budaya organisasinya sudah sesuai dengan visi misinya ya. Misalnya ya kita biasa melibatkan customer untuk support, biasanya untuk.. hm.. missal ada project. Kita pasti akan melakukannya dengan fair. Jadi missal ada dua customer, kita selalu salam perlakuannya. Tidak pilih kasih. Jadi menurut saya sudah diterpakan dengan baik, jadi kita lebih menerapkan keterbukaan dan fair, open-lah semuanya. Terus menurut Pak Ahmad, apakah budaya organisasi Brother membuat seluruh karyawannya memiliki identitas menjadi bagian dari Brother? Iya .. karena biasanya kalau sudah masuk itu diberikan orientasi dari Brother itu mereka biasanya sudah tau motto dari perusahaan itu At Your Side, jadi dari awal orientasi pengenalan lingkungan oleh tim dari HRD ke berbagai divisi lain itu sangat berpengaruh ke karyawan. Apakah mereka itu punya At Your Side atau tidak. Apakah Brother Indonesia menerapkan budaya Jepang di keseharianya? Misalnya sapa menyapa atau lain sebagainya. Iya menerapkan, karena kalau misalnya.. hmm.. minimal itu budaya malu kalau datang terlambat. Kalau itu biasanya atasan yang memberi contoh tidak datang terlambat ya itu biasanya kita malu untuk datang terlambat, dan juga pasti ditegor kalau sering terlambat. Terus kan Pak Ahmad terlibat langsung dalam perkerutan karyawan dibawah Pak Ahmad, nah waktu pertama kali penyeleksian karyawan itu Pak Ahmad menanamkan enggak sih At Your Side itu? Kalau waktu pertama kali itu engga, waktu penyeleksian enggak nanemin. Tapi melihat apakah si calon karyawan itu bisa atau tidak menanamkan At Your Side tersebut. Jadi tidak secara langsung menanamkan budaya organisasi tersebut, tapi kita lihat saat kita mengajukan pertanyaan itu bagaimana cara menjawabnya mereka. Kalau misalnya contohnya kalau ada customer seperti gini, bagaimana cara dia menghadapinya, kalau mereka handle dengan cara yang negative kita sudah bisa tahu, dalam tanda kutip At Your Side tersebut itu. Jadi biasanya kita enggak ambil yang seperti itu. Oke Pak, terus berkaitan dengan proses sosialisasi At Your Side itu sendiri. Bagaimana cara bapak memastikan bahwa bawahan bapak mampu bersosialisasi dengan baik dan saling menghargai?. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(30) Biasanya kalau di kegiatansehari-hari saya akan tegur langsung ya, misalnya ada sesuatu yang kurang relevan, atau terlihat tidak sopan atau apa gitu saya langsung memberikan teguran supaya lebih menghargai satu sama lain begitu. Gimana cara Pak Ahmad sebagai customer service manager memastikan karaywan-karyawan bapak telah tercukupi pendalaman pengetahuannya mengenai pekerjaan dan tanggung jawabnya? Itu biasanya review tahunan, biasanya dalam akhir tahun kalau dalam semester itu kita adakan review. Terlihat dari quantity dan quality pekerjaanya tim dari service center , contohnya misal ada satu tekhnisi dalam sehari bisa ngrjain berapa mesin gitu, nah dari situ keliatan kalau yang satu bisa ngerjain dua mesin, yang satu bisa ngerjain dua mesin, nah itu keliatan. Teknisi yang hanya bisa kerjain satu itu berarti punya masalah dalam menerapkan dan menggunakan skill nya, nah itu liat dari situ. Apa ada training tersendiri pak untuk customer service? Ada.. setiap launching new product atau setiap enam bulan sekali itu kita ada satu kali training.I Apa Pak Ahmad memberikan apresiasi pada karyawan-karyawan yang misalnya kerjanya itu bagus? Kalo apresiasi jangka panjang.. hmm iya. Seperti di promosikan untuk naik jabatan, atau dari karyawan kontrak menjadi karyawn tetap.Kalau yang short term itu seperti terima kasih, ya atau kerja bagus itu hanya sekedar ucapan atau dari email, seperti itu. Terus bagaimana bapak menanamkan loyalitas kepada karyawan? Hm.. memberikan contoh yang baik, jadi misalnya supaya dia loyal ya kita kasih contohnya ya kita juga harus loyal gitu kan. Hm.. tidak loyal ya gimana mengharapkan bawahan itu loyal, gitu aja sih paling memberikan contoh. Apakah menurut bapak, Brother memiliki kriteria baku yang diterapkan secara konsisten dalam proses kenaikan jabatan? Oh.. ada.. kita biasanya itu ada beberapaitem ya, misalnya waktu lama bekerja ya, terus KPI atau key performance indicator ya, dari situ dia akan keliatanapakah dapat achieve target yang udah di set atau enggak. Dari awal itu ada lima level misalnya, nah level dia dimana nih di satu dua tiga empat lima. Kalau misalnya baik terus, dilevel empat atau level lima, berarti dia memiliki kesempatan untuk di promote. Lalu apasih pak karakteristik yang dimiliki oleh Brother Indonesia dan diakui oleh publik? Karena bapak kan secara langsung sering berkomunikasi dengan pelanggan di customer service.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(31) Kalau menurut saya Brother itu legend. Jadi dari dulu Brother itu sebenarnya sudah terkenal, tapi mungkin hanya sebatas produknya saja, sementara Brother Indonesia kan baru sepuluh tahun tapi produknya sudah seratus tahun, ya jadi kalau orang rata-rata ketemu, nanya dimana kerja. Ya kita jawab Brother, biasanya sih mereka tau kok Brother itu yang mesin jahit yang printer, dia dalam jangka waktu yang lama tuh dia udah pernah lihat gitu. Hanya mereka baru engeh kalau di Jakarta itu Brother udah buka kantor. Gitu aja sih. Lalu citra perusahaan itu kan kepercayaan public terhadap tumbuh kembang perusahaan itu kan pak, bagaimana pendapat Pak Ahmad tentang citra perusahaan Brother Indonesia selama sepuluh tahun ini di Indonesia? Citranya adalah perusahaan yang masih terus berkembang meskipun kompetitor atau produk lain yang sejenisnya itu hmm.. mengalami penurunan. Kalau Brother itu masih terus naik peertumbuhanya Bagaimana bapak menanggapi ini, misalnya kan Brother terkenalnya tuh mahal gitu ya pak. Bagaimana bapak menanggapi hal ini? Hmm saya sih biasanya kalau ada pertanyaan mahal atau apa gitu ya biasanya saya memberi jawaban value for money gitu ya..Hm.. kita enggak main di posisi harga, kita mainya di kualitas. Karena menurut saya pelanggan akan bayar seberapapun harganya, asal kualitasnya bagus. Jadi pernah ada partner bilang, janganlah kita nurunin harga kalau misalnya kualitas bagus, toh customer akan cari kualitas. Terus kita akan buktikan, karena customer pasti akan bayar sebebrapun harganya dengan kualitas bagus. Bagaimana menurut bapak tentang ketersediaan produk? Menurut saya ya kalau dilihat di lapangan sih masih kurang, karena di Indonesia paling di dominasi oleh Sumatra dan Jawa, namun daerah lain di Indonesia kan masih banyak ya Kalimantan, Sulawesi, segala macem itu ketersediaan produk karena jaringan distribusi dari dealer lokal nya masih belum menjual Brother. Jadi di tempat lain selain Jawa dan Sumatra itu masih kurang lah ya. Lalu apakah menurut bapak Brother Indonesia punya kegiatan-kegiatan tertentu guna menjaga citra perusahaannya? Yang saat ini saya lihat sih kita lagi agresif di dunia maya ya, di sosial media, di kegiatan-kegiatan online , jadi taruh iklan dan segala aktivitas yang mendukung awareness nya. Lalu pak adakah komponen-komponen yang memudahkan pengenalan public terhadap Brother Indonesia?. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(32) Apa ya… hmm kualitas produknya. Kalau di customer ervice itu ada enggak sih pak produk yang diunggulin gitu sepanjang pengalaman bapak di area CS? Oh kalau di CS sendiri itu enggak ada yang diunggulin, karena kan yang datang ke kita itu yang rusak. Tapi sepanjang pengalaman saya ya itu mereka admit value for money, jadi memang mesinnya rusak nih, tapi rusaknya disaat-saat mereka sudah puas waktunya. Jadi misalnya harga mesin lima juta, tapi dia sudah mengahsilkan uang lebih dari lima juta.. gitu, jadi udah balik modal lah. Misalnya A3 itu untuk mesin foto copy, karena dia jual copy A3 kan itu lumayan mahal tuh, misalnya Rp5.000,00 atau berapa gitu haragnya. Jadi itu sudah balik modal dari harga dia beli mesinnya, seperti itu.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(33) Narasumber: Rae Maya Jabatan: Marketing Manager Brother Indonesia WAWANCARA 4 Tempat: Ruang Meeting Brother Indonesia Waktu: Rabu, 30 Mei 2018 , pukul 15.00-15.30 Hi Ci.. bisa disebutkan nama, tanggal lahir, jabatan, dan lama cici bekerja di Brother? Nama lengkapnya Rae Maya, tanggal lahir tujuh Desember 1988, jabatan marketing manager, lama bekerja di Brother itu empat tahun. Oke, menurut cici apasih budaya organisasi dari Brother Indonesia? Disini sih kita pakai At Your Side, kenapa? Karena disini kita diajarkan untuk tidak boleh egois, maksudnya adalah kita harus mengedepankan stakeholder-stakeholder kita, nah disini kan stakeholder kita enggak cuman customer aja tapi kan juga rekan kerja, client, vendor, dan segala macem kan. Sebenernya menurut saya, intinya adalah harus mengedepankan at your side, it means kita tidak boleh egois dan kita harus bisa kerja teamwork Terus Brother kan enggak cuman di Indonesia nih ci, at your side itu diterapkan di Indonesia aja atau Brother diseluruh dunia secara global ya? Secara global, karena kalau dilihat secara culture memang mengdepankan budaya teamwork, mengedepankan kepentingan stakeholder, dan bukan kepentingan individual gitu tapi kelompok juga. Terus kenapa sih ci “At Your Side” apakah ada hubungannya dengan asal usul Brother dari perusahaan Jepang? Hmm.. Kenapa at your side? Yahh karena ya itu tadi yang aku bilang. Culture dari company Brother ini itu ya at your side, ya gakbisa selfish, engga bisa individualistis, dana pa-apa itu harus mementingkan kepentingan client dan customer, atau hanya mementingkan suatu divisi secara personal gitu. Jadi semua temanya harus at your side, kemanapun dan kapanpun. Kalau misalnya kita ada masalah itu kita selalu bisa sharing, dan segala macem, maksudnya disini ya kita enggak ada gap- lah gitu. Kan kalau di perusahaan lain itu mungkin senioritas ya, kalau disini kita culturenya tidak begitu. Walaupun ada orang baru atau gimana, kita diajarkan untuk tidak senioritas, kita harus merangkul dan harus sharing ke mereka. Jadi ya harus maju bersama untuk kepentingan bersama.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(34) Lalu cici sendiri sebagai MM itu gimana upaya cici dalam menanamkan budaya at your side ke bawahan cici di divisi marketing, apakah cici puny acara tersendiri untuk sosialisasi at your side itu ? Kalau saya caranya adalah, saya selalu bertanya ide-ide apa yang muncul dari tim saya. Jadi saya itu enggak mau kalau saya aja yang ber-ide, atau saya aja yang punya keputusan. Tapi saya disini lebih suka untuk.. oke kita discuss bareng, kita solve bareng. Terus abis itu apa yang bisa saya bantu dan apa yang bisa kalian bantu Lalu, bagaimana respon karyawan sendiri terhadap penerapan yang cici tadi jabarkan? Apa sudah sesuai dengan harapan cici? Responnya sih, beberapa sudah. Tapi beberapa belum. Dan itu lah yang menjadi tugas aku untuk encourage mereka untuk lebih bisa bekerja secara teamwork dan bekerja secara culture At Your Side ini, dimana kita itu… tadi yang aku bilang, kita tidak boleh individualistis dan egois. Jadi semua harus kita rembukin bareng demi kepentingan bersama, yaitu kepentingan perusahaan. Kalau menurut cici nih, tanggung jawab at your side ini dibebankan ke satu divisi aja atau ke seluruh karyawan secara merata kalau di brother sendiri? Keseluruhan karyawan sih.. karena memang budaya at your side ini adalah budaya organisasi dari brother sendiri, jadi semua karyawan diharuskan untuk mempunyai culture at your side gitu, tidak boleh menang sendiri, atau mementingkan diri sendiri gitu.. Nah ini aku mau jelasin dulu ci, disini ada pemahaman mengenai manajemen perusahaan US dan manajemen perusahaan Jepang, dimana perusahaan Jepang ini dia lebih menekankan shared value-nya, karena mereka percaya shared value yang kuat itu akan berpengaruh ke whole system juga, apa di Brother menekankan hal yang sama? Iya.. value nya Brother itu ada yang diterapin ya. Bedanya perushaan Jepang dan perusahaan US itu mereka mungkin lebih individualistis ya, mereka hanya fokus pada result result dan result. Tapi kita di Brother company Jepang ini mereka peduli dengan result, tetapi mereka juga peduli dengan prosesnya gimana, dan karakter dari personal itu, mereka snagat peduli. That’s why di perusahaan Jepang itu mereka sangat peduli terhadap training, atau men-encourge apa namanya.. personal character dari masingmasing kita gitu. Ditunjukan dari tadi kitaada training gitu kan. Lalu apakah At Your Side ini sudah sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan atau belum?. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(35) Iya dong, sudah sangat sesuai, karena setiap visi dan misi dari company kita atau dari presdir sebagai kita sendiri itu dia harus selalu mengedepankan sisi At Your Side, baik di internal maupun keluar ke client kita. Terus apakah menurut cici At Your Side itu jadi membuat cici pribadi membuat timbulnya rasa identitas sebagai bagian dari Brother Indonesia? Oh iya dong, karena disini itu.. hmm ini pengalaman pribadi saya ya. Kalau di company lain itu beda culture, ya biasanya sih karyawan ya karyawan aja, tapi kalau disini itu kita dilatih untuk berkembang. Maksudnya itu kita juga tidak dipaksa untuk mengerjakan tugas yang tidak kita suka, kita feel free untuk misalnya kita punya kendala, atau opini enggak setuju ya kita bisa menyampaikan ke atasan kita. Intinya kalau disini budayanya emang At Your Side banget dan itu menjadikan karakter saya jadi At Your Side. Saya dan tim saya juga tidak one way communication tapi lebih ke two way communications, dan saya itu lebih based on discussion. Terus berarti At Your Side itu enggak cuman ke customer tetapi juga ke internal juga ya ? Yess .. Apakah Brother Indonesia menerapkan budaya Jepang dalam keseharianya? Ohiya, kalau dari brother Indonesia itu sangat menerapkan budaya Jepang ya. Jadi kayak oke kita dianjurkan untuk menghormati yang lebih tua tapi diajarkan juga kalau kita tidak boleh senioritas disini. Jadi semua dianggap sama, even presdir kita pun dia mau mingle sama kita, walaupun beliau orang Jepang, beliau mau untuk ngobrol sama kita, mingle dengan kita. Nah itu kan budaya yang sangat bagus ya. Terus kayak misalnya aku kan sudah hampir satu tahun disini, dan dari selama aku ketemu dengan client dan ketemu dengan orang diluar kantor, banyak yang kira Brother itu perusahaan US, menurut cici kenapa sih ada statement tersebut? Karena namanya brother ya. Jadi, brother kan bahasa Inggris ya, jadi terlihat dari font dan design-nya itu terlihat seperti HP ya. Kalau HP kan dari US memang, jadi orang itu ambigu. Ini perusahaan Jepang atau perusahaan US sih. Jadi namanya sendiri sih yang membuat muncul statement itu. Apa ada hubunganya dengan penjualanya misalnya? Hm.. actually di Amerika penjualan Brother itu oke banget, maksudnya mereka itu tinggi penjualanya, kalau enggak salah mereka itu diatasnya Eropa ya. Mungkin karena penjualanya tinggi, jadi mereka lebih terkenal di Amerika. Jadi Brother dikiradari Amerika.. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(36) Nah ini sebagai Marketing Manager , pasti kan cici juga ikut seleksi karyawan yang masuk di marketing. Apakah cici juga menanamkan budaya organisasi dalam proses penyeleksian karyawan? Ohiya dong.. setiap kali saya mau merekrut karyawan, saya harus tau, ini orang basicnya individualistis apa tidak, karena kalau ini orang indivualistis ya tidak bisa kerja disini, saya maunya dapet orang yang bisa kerja team work, dan pastinya mau belajar dan berkembang. Pinter itu bonus ya. Memang yang dilihat itu pengalaman tapi seperti budaya Jepang kan harus bisa teamwork dan punya kemauan dan keinginan untuk berfikir kreatif, berinovasi dan berkembang dan maju dan maju lagi, itu yang diprioritaskan. Berkaitan dengan proses sosialisasi budaya At Your Side ini, bagaimana sih cara cici dalam memastikan bawahan cici mampu bersosialisasi dengan baik dan saling menghargai? Caranya adalah saya harus memperhatikan bagaimana tim saya berkomunikasi dengan orang lain, misalnya dia lagi telfon atau segala macem dan tidak sengaja saya dengar, dan kalau misalnya ada yang kurang dari dia ya harus saya sampaikan. Karena kita juga pengen tim kita juga maju, enggak cuman satu person to person aja yang maju. Bagaimana cara cici memastikan karyawan sudah tercukupi dalam pendalaman pengetahuan dan jobdesk kerja mereka mengerti dengan benar? Yang pasti sih kalau saya bertanya tentang pekerjaan mereka, mereka sudah menguasai dna harus bisa menjawab dengan alasan-alasan yang menruut saya masuk akal. Apakah ada training tersendiri ci? Training untuk tim sih belum ya, tapi kita sih punya leadership training, tapi hanya untuk orang-orang yang menurut manajemen bisa menjadi calon leader aja gitu yang bisa ikut, dan itu akan diseleksi dari manajemen. Lalu apa cici sebagai MM pernah provide untuk kasih seminar atau training tersendiri? Selama ini sih saya tidak buat menyuruh untuk tim saya untuk ikut training dan segala macem ya, karena menurut saya training atau seminar dan segala macem itu pengaruhnya hanya 20%, dan untuk mengubah karakter sesorang itu butuh praktek pengalaman langsung., bukan seminar atau training. Kalau seminar atau training yaudah just a knowledge. Tapi yan kita butuhkan itu kan perubahan behavior, perubahan cara piker yang langsung dipraktekan dari sudut pandnag sini, sudut. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

(37) pandang sini, seperti itu. Dan menurut saya itu harus berdasarkan pengalaman ya, bukan seminar atau training. Apakah cici turut memberikan apresiasi ke karyawan jika ada karyawan yang berprestasi atau kerjanya baik? Hmm.. kalau mereka kerjanya bagus biasa saya akan mengapresiasi, biasanya say thankyou dulu udah do a great job, dan biasanya sih kita thank you ya. Dan misalnya udah signifikan banget ya saya akan ngomong dengan manajemen ya biasanya saya mau dia di promosikan, seperti itu. Kalau menurut cici punya kriteria baku yang diterapkan secara konsisten saat proses kenaikan jabatan? Standar nya yang pasti dia harus udah bisa nguasain ya, maksudnya itu dalam melakukan job desk dia itu dia sudah benar-benar menguasai, dan kedua dia harus punya jiwa leadership, dan ketiga dia harus punya analytical thinking yang bagus, jadi dia enggak bisa berpikir dari sudut pandang dia saja, tapi dia harus berpikir dari sudut pandang atasan kita, bawahan kita, lalu manajemen kita. Gimana sih cici menanamkan loyalitas ke bawahan cici? Hmm.. caranya itu adalah ya saya harus selalu merangkul mereka, saya harus mau apresiasi mereka kalau mereka kerja bagus, dan kalau mereka ada yang salah pasti saya harus nasehatin. Menurut cici karakteristik yang dimiliki oleh Brother apa? Brother itu perusahaan yang seperti apa sih ci? Hmm.. perusahaan yang isinya rata-rata masih muda, jadi masih dinamis, dna kita selalu mau mencoba sesuatu yang baru dan kita selalu mau untuk berkembang, jadi masih banyak challenge lagi. Jadi paling itu sih udah. Kalau mengenai produk sendiri, bagaimana tentang harga dari produk Brother? Kalau harga sih pastinya dibandingin dengan kompetitor ya pasti lebih mahal, memang kita dari awal itu jual kualitas dan juga service. Misalnya harganya mahal tapi ada beberapa fitur di printer kita yang free. Kalau di kompetitor lain itu harganya lebih murah tapi kalau nambah fitur itu nambah lagi, gitu lah pokoknya. Kalau untuk ketersediaan barangnya sendiri itu gimana kalau di Brother Indonesia? Kalau ketersediaan barang sih selama ini cukup ya, maksudnya apalagi kayak produkproduk seperti inkjet, kita sudah tersedia banyak. Bahkan kita itu lebih banyak. Peran Budaya Organisasi..., Claudia Desty Yuniar, FIKOM UMN, 2018.

Gambar

Foto bersama Founder PlusMind.co, Temy Hilman Hartawan  (16/06/18) Lotte Shopping Avenue
Foto bersama Public Relations Brother Indonesia, Andre Arlis  (29/05/18) Head Office Brother Indonesia
Foto bersama Marketing Manager Brother Indonesia, Rae Maya  (30/05/18) Ruang Kerja Divisi Marketing Brother Indonesia
Foto bersama Corporate Sales Brother Indonesia, Anissa Hamaki  (05/06/18) Head Office Brother Indonesia
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti akan meneliti yang berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan akhlak pemuda dan kendala apa saja yang mempengaruhi pembinaan akhlak pemuda di lembaga pemasyarakatan kelas

yang dibangun dari blok-blok training data , dan melakukan klasifikasi dengan cara voting terhadap hasil prediksi yang dibuat oleh masing-masing base classifier ,..

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian selanjutnya tidak hanya pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), ukuran perusahaan (size),

membujur pegunungan Meratus Utara dari barat ke timur yang juga menjadi.. batas wilayah Provinsi

Pentingnya belajar grafik fungsi Aljabar di perguruan tinggi adalah menyediakan suatu konteks yang mana mahasiswa dapat melihat bahwa mata kuliah bidang Matematika merupakan

 Ekspansi ini diharapkan dapat mendukung target penjualan CSAP pada tahun 2018 yang diharapkan naik 14% menjadi Rp11 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.. Penjualan dari

Menjelaskan Kewajiban Wajib Pajak dalam Pemeriksaan Tujuan Lain dengan benar 5.21.. Menjelaskan Kewajiban Wajib Pajak dalam Pemeriksaan Kantor untuk