• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EFEKTIVITAS PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH DI JAKARTA (THE EFFECTIVENESS STUDY OF SCHOOL BUSES IN JAKARTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EFEKTIVITAS PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH DI JAKARTA (THE EFFECTIVENESS STUDY OF SCHOOL BUSES IN JAKARTA)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EFEKTIVITAS PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH DI JAKARTA

(THE EFFECTIVENESS STUDY OF SCHOOL BUSES IN JAKARTA)

Hari Nugraha, Ir. Ellen S.W. Tangkudung, M.Sc., Ir. Martha Leni Siregar, M.Sc

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

hari_nugraha1310@yahoo.com

Abstrak

Bus sekolah dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dijalan, sehingga dapat mengurangi kemacetan di Jakarta. Bus sekolah di DKI Jakarta beroperasi di sembilan rute dengan jumlah bus setiap hari sebanyak 44 kendaraan. Namun sampai saat ini masih memiliki beberapa permasalahan diantaranya pada kapasitas yang tersedia sebagian lebih banyak dan sebagian lagi kurang dibandingkan demand pelajar menggunakan bus sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya kajian untuk mengetahui efektivitas pengoperasian bus sekolah yaitu dengan metode survey menggunakan kuisioner tertutup dan dilakukan terhadap pelajar pengguna bus sekolah. Kajian terbatas terhadap rute Pasar Minggu – Lenteng Agung dan Pondok Kopi – Pulo Gadung. Analisis dengan menggunakan perangkat lunak statistik.

Menganalisis data dengan metode statistik deskriptif, yaitu korelasi dan regresi linier. Hasil analisis rute Pasar Minggu - Lenteng Agung menunjukkan bahwa variabel kehandalan yang paling berpengaruh kuat. Sedangkan yang paling berpengaruh kuat untuk rute Pondok Kopi - Pulo Gadung adalah variabel kenyamanan. Maka hasil dari kajian efektivitas pengoperasian bus sekolah kedua rute dikatakan efektif dari sisi pelajar yaitu sebagai pengguna bus sekolah. Dibandingkan anatara kedua rute dan yang paling efektif adalah rute Pondok Kopi – Pulo Gadung.

Kata kunci : Bus Sekolah, Efektivitas, Metode statistik deskriptif

Abstract

School buses can reduce the use of private vehicles on the street, so it can reduce traffic congestion in Jakarta. A number of school buses operated in Jakarta for nine routes are 44 buses per day. However, until now the school buses overcome some problems such as on the available capacity that are some more and some less than the demands of the students using school buses. Therefore, this study is needed to determine the effectiveness of school buses operation by doing survey method that using a closed questionnaire system which is conducted for the student that used school buses. The study restricted to the Pasar Minggu – Lenteng Agung route and Pondok Kopi – Pulo Gadung route. Analyze by statistical software.

Analyzing data with the descriptive statistic methods are correlations and linear regression. The results of the analysis for Pasar Minggu - Lenteng Agung route indicated that reliability is the most influential variable. While the most influential for Pondok Kopi – Pulo Gadung route is comfort variable. Thus between of two routes the results of the effectiveness study of school buses operation is effective which is conducted for the student that used school buses. Compared between of two routes the most effective route is the Pondok Kopi – Pulo Gadung.

(2)

1. Pendahuluan

Kondisi lalu-lintas ibukota Jakarta saat ini sangat mengkhawatirkan, kemacetan bukan hal yang aneh. Hampir setiap hari jalan di ibukota mengalami kemacetan. Kondisi tersebut dikarenakan pertumbuhan kendaraan pribadi dan sepeda motor yang sangat tinggi. Sedangkan fasilitas angkutan umum dikota Jakarta sangat terbatas dan juga kurang dapat diandalkan.

Bus sekolah merupakan sarana transportasi alternatif bagi para pelajar yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai wujud nyata kepedulian dari pemerintah provinsi DKI Jakarta terhadap perjalanan anak sekolah. Bus sekolah merupakan Bantuan Langsung Pelayanan (BLP) untuk meringankan biaya pendidikan. Pertama kali Bus sekolah ini diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta Bapak Sutiyoso pada 19 Juli 2007. Dengan tujuan sebagai sarana edukasi yang memberikan kemudahan, kelancaran dan kenyamanan bagi pelajar pengguna angkutan sekolah. Dengan adanya bus sekolah, para pelajar diharapkan dapat lebih aman selain itu dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor yang pada akhirnya dapat mengurangi kemacetan lalu-lintas di Jakarta.

Pengoperasian bus sekolah dilakukan dalam tiga shift yakni pukul 05.30-07.00 untuk shift pagi, 11.00-14.00 untuk shift siang, dan 14.30-16.00 dan 17.00-18.30 untuk shift sore. Sebanyak 44 bus beroperasi untuk melayani sembilan rute dan empat bus sebagai cadangan. Rute pertama Lapangan Banteng – Kemayoran – Pulo Gadung (5 bus), rute kedua Plumpang – Sunter - Kemayoran (5 bus), rute ketiga Cilincing - Tanjung Priok (5 bus), rute keempat Pulo Gadung – Pondok kopi (6 bus), rute kelima Kampung Melayu - Taman Mini (6 bus), rute keenam Pasar Minggu - Kebayoran (4 bus), rute ketujuh Pasar Minggu- Lenteng Agung (5 bus), rute kedelapan Manggarai - Pasar Minggu (4 bus), rute kesembilan Cawang - Plumpang (4 bus).

Beberapa pelajar merasa terbantu dengan disediakannya bus sekolah. Karena disamping tidak dipungut biaya, bus sekolah ini dianggap lebih nyaman dikarenakan memakai sistem pendingin didalamnya. Namun ada pula hal yang menjadi pertimbangan dalam perkembangan diantaranya yaitu masih kurangnya jumlah pengguna bus sekolah dikarenakan beberapa alasan. Para pelajar biasanya lebih memilih menggunakan transportasi lain seperti

ojek, atau pun angkutan umum. Namun beberapa bagi pengguna yang merasa dekat merasa diuntungkan dengan adanya bus sekolah tersebut.

Dengan rute yang ada serta dengan armada bus yang ada saat ini serta jalur – jalur yang dilalui perlu adanya pengkajian efektifitas dari bus sekolah di Jakarta. Untuk mengembangkan operasional bus sekolah dalam rangka mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, maka perlu dikaji variabl - variabel yang mempengaruhi efektifitas operasional bus sekolah yang ada saat ini di Jakarta. Sehingga sebagian besar pelajar di Jakarta dapat menggunakan bus sekolah dengan efektif tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi.

1.1.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pengoperasian bus sekolah di Jakarta ditinjau dari variabel yang mempengaruhi seperti waktu tunggu pelajar di halte, waktu perjalanan di dalam bus, jarak antara rumah ke halte bus sekolah serta jarak antara halte bus sekolah dengan lokasi sekolah serta varibel - variabel kualitatif.

1.2.Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat menjadi tolak ukur dalam perencanaan dan pengembangan bus sekolah di Jakarta maupun di kota lain

2. Dapat memberikan saran sebagai solusi terbaik dalam mengurangi volume lalu lintas dijalan karena penggunaan bus sekolah

3. Dapat memberikan saran agar menjadikan bus sekolah sebagai moda transportasi pengganti selain angkutan umum bagi pelajar

4. Dapat mengetahui hal- hal yang dibutuhkan bagi para pengguna bus sekolah dan dapat digunakan sebagai saran unit pengelola bus sekolah

(3)

2. Tinjauan Pustaka

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan KM. 49 Tahun 2005 tentang sistem transportasi nasional, transportasi yang efektif adalah transportasi yang memenuhi hal seperti keselamatan, kenyamanan, aksesibilitas tinggi, kapasitas mencukupi, tertaur, lancar, cepat, kehandalan, tepat waktu, tertib dan aman.

Gambar 1. Diagram Variabel Efektivitas

3. Metode Penelitian

Kebutuhan data dalam penelitian dibagi atas dua yaitu data sekunder yaitu data yang didapatkan melalui permohonan terhadap pihak pengelola untuk mengetahui rute, jumlah sekolah, bus, halte dan lainnya. Lalu yang dibutuhkan selanjutnya adalah data primer yaitu data yang didapatkan melalui tinjauan lapangan langsung dengan survey menggunakan kuisioner.

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Data yang didapatkan melalui survey lapangan lalu diolah dengan menggunakan teknik scoring dan

MULAI

Kajian Pustaka

Identifikasi permasalahan yang timbul pada bus Sekolah

Kebutuhan Data

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Efektifitas bus sekolah

SELESAI Data primer : kuisioner dan

tinjauan lapangan

Data Pihak Pengelola : Rute, jumlah sekolah, jumlah

penumpang, unit bus, dll

Korelasi Pearson Analisis Data Korelasi Spearman Regresi Linier Coding dan Skoring Statistik Deskriptif Valid? Analisis Hasil YA TIDAK Kualitatif Kuantitatif

(4)

coding. Dari data dipilih juga hasil yang tidak vakid maka erlu dikeluarkan. Untuk metode penyelesaian digunakan dengan metode Kualitatif dengan statistic deskriptif dan korelasi Spearman. Untuk data kuantitatif menggunakan metode regresi linier berganda dan korelasi Pearson. Analisis data yang telah dihitung maka dapat menganalisis hasil dengan mencari hal apa saja yang berpengaruh kuat terhadap efektivitas pengoperasian bus sekolah.

4. Hasil dan Analisis Data

4.1. Konsep Pengamatan Survey

Konsep pengamatan survey lapangan ini meliputi pengamatan terhadap pengguna bus sekolah rute Pasar Minggu – Lenteng Agung dan rute Pondok Kopi – Pulo Gadung. Berikut konsep penelitian mengenai Kajian Efektivitas Pengoperasian Bus Sekolah di Jakarta, yaitu:

4.1.1. Data Primer Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan cara

cross sectional yang pengukuran variabel dependen dan independen dapat dilakukan secara bersamaan. Penelitian lintas-bagian (cross sectional) relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah efektivitas pengoperasian bus dan variabel independennyaadalah keselamatan, kenyamanan, tepat waktu, cepat, kapasitas mencukupi, aksesibilitas tinggi, tertib dan aman.

Penelitian ini terdiri dari survey lapangan dengan menggunakan kuisioner tertutup dan dilakukan didalam bus sekolah terhadap pelajar pengguna bus sekolah. Setelah itu pengumpulan data penelitian keseluruhan dari responden selanjutnya dilakukan pengolahan data. Setelah data diolah lalu data – data hasil kuisioner akan di analisis dengan statistik yaitu dengan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

4.1.2. Tempat dan Waktu Survey

Survey dilaksanakan didalam bus sekolah rute Pondok Kopi – Pulo Gadung dan Pasar Minggu – Lenteng Agung. Waktu dilakukan pada jam pengoperasian bus sekolah shift pagi, siang, dan sore.

Pelaksanaan survey dilakukan pada beberapa bus sekolah menyebar pada tiap rute. Bis yang digunakan dalam menyebarkan kuisioner :

Rute 07 Pasar Minggu – Lenteng Agung :

BS 46 : Universitas Pancasila

BS 26 : ISIP

BS 28 :Terminal Ps. Minggu Rute 04 Pondok Kopi – Pulo Gadung :

BS 45 : Walikota Jakarta Timur

BS 09 : PIK

BS 10 :BBG-Pedongkelan

Bus berangkat dari kantor operator P.P.D menuju rute dan lokasi masing – masing pukul 04.00 WIB. Dan mulai beroperasi pada pukul 05.30 WIB atau shift pagi. Untuk pagi bus sekolah hana 1 (satu) kali Pergi - Pulang,

shift siang untuk rute Pasar Minggu – Lenteng Agung tiga kali Pergi - Pulang karena hanya 8 km, untuk rute Pondok Kopi – Pulo Gadung hanya dua kali Pergi - Pulang karena jaraknya yang jauh yaitu 11 km.

Untuk jumlah bus yang beroperasi serta

Tabel 1. Jumlah Bus Operasional

Tabel 2. Jadwal Operasional Bus Sekolah 2012

2012 Shift Waktu Shift 1 (Pagi) 05.30 WIB – 07.00 WIB 1,5 jam Shift 2 (Siang) 11.00 WIB – 14.00 WIB 3,0 jam Shift 3 (Sore) 14.30 WIB – 16.00 WIB dan 17.00 WIB – 18.30 WIB 3,0 jam Total Jam 7,5

(5)

Gambar 5. Diagram Nama Sekolah yang dilayani oleh bus sekolah rute Pasar Minggu – Lenteng Agung

Gambar 6. Diagram Nama Sekolah yang dilayani oleh bus sekolah rute Pondok Kopi – Pulo Gadung 4.1.3. Responden

Purposive sampling adalah pengambilan sampel (responden) dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Djarwanto, 2001, hal.18). Pengambilan sampel berdasarkan atas karakteristik tertentu antara lain sampel yang dipilih adalah pelajar pengguna bus sekolah berpendidikan SMP dan SMA atau setara.

Besarnya sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus :

= N. P(1– P)

(N– 1). d + P(1– P)

Dari rumus diatas maka dapat dihitung dengan jumlah populasi N = 10022 pelajar per bulan diambil pada bulan terakhir yaitu November dari pengguna bus sekolah untuk rute Pasar Minggu – Lenteng Agung. Sedangkan untuk rute Pondok Kopi – Pulo Gadung sebanyak 34.178 pelajar per bulan pada bulan November. Dengan asumsi tingkat kepercayaan

(keakuratan) sebesar 95 % Derajat Kepercayaan = 1 -  = 0,05

= 10022. (0,5(1−0,5))

(10022−1). (0,05 ) + (0,5(1−0,5)) = 99,02responden≈ 100 responden

Jadi, Berdasarkan rumus diatas maka didapatkan jumlah sampel 99,02 tetapi dibulatkan menjadi 100 responden untuk sampel.

= 34178. (0,5(1−0,5))

(34178−1). (0,05 ) + (0,5(1−0,5)) = 99,71responden≈ 100 responden

Maka untuk Rute Pondok Kopi- Pulo Gadung dan Pasar Minggu – Lenteng Agung dengan jumlah 100 responden per rute diharapkan dapat memenuhi syarat sampel. Diharapkan dengan hasil sampel sebanayak 100 orang sudah dapat menunjukkan bahwa penggunaan bus sekolah untuk kedua rute sudah efektif.

4.2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan cara memisahkan antara data-data hasil kuisioner yang tidak valid (tidak dapat diolah) dalam pengisiannya dengan yang dapat digunakan atau valid. Apabila ditemukan data yang kosong maka data hasil survey tersebut tidak dapat digunakan karena akan berpengaruh terhadap standar eror dalam menganalisis.

Berikut langkah - langkah yang dilakukan dalam melakukan pengolahan data kuisioner.

1.

Memasukkan variabel kedalam program SPSS

pada kolom dan baris variabel view

2.

Memasukkan angka kode agar program dapat memproses apabila data dalam bentuk nominal atau ordinal.

Jenis kelamin : 1 = laki – laki ; 2 = perempuan

Skala Likert : 1 = Tidak Setuju ; 2 = Biasa Saja ; 3 = Setuju

3.

Menenetukan metode yang akan digunakan dalam mengolah data.

4.

Menganalisis dan membaca hasil proses dari program SPSS.

(6)

4.3. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui hasil pengolahan data dan menjawab tujuan dari penelitian pengoperasian bus sekolah ini. Untuk kualitatif dapat menggunakan dua metode dalam proses analisisnya, yang pertama dengan menggunakan statistik deskriptif dan korelasi

Spearman. Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui frekuensi responden dalam menanggapi suatu pernyataan. Pengertian korelasi adalah mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih.

Gambar 7. Diagram Alir Metode Analisis

Metode deskriptif kuantitatif menggunakan regresi linier untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh variabel tersebut dan juga korelasi

Pearson.Kuisioner isian akan menggunakan korelasi Pearson, karena dengan regresi linier tidak memenuhi nilai R yang menunjukkan bahwa variabel yang ada tidak berpengaruh dan tidak bisa untuk memprediksi.

4.3.1. Statistik Deskriptif

Menganalisis Dengan menggunakan SPSS untuk mengetahui frekuensi dari tiap pilihan responden yang tertinggi dan juga untuk mengetahui nilai median (titik tengah) dan nilai yang sering orang pilih dalam menjawab pertanyaan kuisioner yaitu Modus. Pada tabel 1 dan tabel 2 merupakan sebagian dari tabel hasil statistik deskriptif.

Pada kolom (tabel 1 dan tabel 2) bus sekolah menghindari pelajar dari tawuran dan

pemalakan menjelaskan bahwa nilai median sebesar 3 dan nilai modus sebesar 3, dan berarti bahwa data urutan 50 dan 51 secara logika adalah data dengan nilai 3 dan 3 sehingga Median yang didapat adalah ( )= 3, Median adalah titik tengah sikap dari penilaian responden pengguna bus sekolah terhadap efektivitas pengoperasian bus sekolah adalah SETUJU (kode 3). Sedangkan Modus menjelaskan keseringan orang memilih dari penilaian sikap responden terhadap suatu masalah adalah SETUJU. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa para responden menilai dengan menggunakan bus sekolah dapat menghindari pelajar dari tawuran dan pemalakan pelajar.

4.3.2. Korelasi Spearman

Korelasi antara variabel dengan bus sekolah pulang dari sekolah tepat waktu sampai rumah (Tepat Waktu) dengan variabel bus sekolah mengantar tepat waktu ke rumah atau ke sekolah adalah positif terbesar dengan nilai korelasi 0,531 menunjukkan korelasi kuat dengan signifikansi 0,000 menunjukkan kedua variabel berhubungan secara signifikan.

Korelasi antara bus sekolah mengantar (Tepat Waktu) ke sekolah atau ke rumah dengan variabel naik dan turun bus sekolah di halte (Tertib dan Aman) adalah positif dengan nilai 0,512 menunjukkan korelasi kuat dengan signifikansi 0,000 berarti bahwa kedua variabel hubungannya benar - benar signifikan.

(7)

Tabel 3. Frekuensi Statistik Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung

Tabel 4. Frekuensi Statistik Rute Pondok Kopi - Pulo Gadung

Tabel 5. Hasil Terbesar Korelasi Spearman Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung A B I Correlation Coefficient .595(**) Sig. (2-tailed) 0.000 N 100 II Correlation Coefficient .570(**) Sig. (2-tailed) 0.000 N 100 Dimana,

A : Saya merasa perjalanan dengan bus sekolah lebih cepat daripada kendaraan lain

B : Saya lebih nyaman dan tenang mengunakan bis sekolah dibandingkan kendaraan lain

I : Dengan naik bis sekolah saya cepat sampai sekolah (tidak terlambat) (Teratur, Lancar, Cepat) II : Saya merasa aman jika naik bus sekolah

dibandingkan naik kendaraan lain (tertib dan aman)

Tabel 6. Hasil Terbesar Korelasi Spearman Rute Pondok Kopi - Pulo Gadung A) B) I Correlation Coefficient .531(**) .512(**) Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 N 100 100 II Correlation Coefficient .451(**) .333(**) Sig. (2-tailed) 0.000 0.001 N 100 100 Dimana,

A) : Dengan bus sekolah, pulang dari sekolah saya tepat waktu sampai rumah

B) : Saya naik dan turun bus sekolah di halte

I : Bus sekolah mengantar saya tepat waktu ke sekolah/rumah (Tepat Waktu)

II : Saya merasa perjalanan dengan bus sekolah lebih cepat daripada kendaraan lain (Teratur,Lancar, Cepat)

Hasil tabel dari analisis data rute Pondok Kopi – Pulo Gadung menunjukkan bahwa :

 Korelasi antara dengan bus sekolah cepat sampai ke sekolah ( tidak terlambat) (teratur, lancar, cepat) dengan variabel dengan bus sekolah lebih cepat dibandingkan kendaraan lain (teratur, lancar, cepat) adalah positif denan nilai korelasi 0,595 menunjukkan bahwa korelasi kuat signifikansi 0,000 berarti bahwa kedua variabel berhubungan secara signifikan.

 Korelasi antara lebih nyaman dan tenang (kenyamanan) dengan bus sekolah dibanding kendaraan lain dengan variabel merasa aman (tertib dan aman) dengan bus sekolah dibanding kendaraan lain adalah positif dengan nilai korelasi 0,570 menunjukkan bahwa korelasi kuat dengan signifikansi 0,000 berarti hubungan kedua variabel benar- benar signifikan.

Dimana,

A : Jenis Kelamin B : Umur

C : Bus sekolah menghindari saya dari tawuran dan pemalakan

D : Saya percaya kepada supir bus sekolah (tidak ugal-ugalan)

E : Saya tidak takut kecelakaan jika naik bus sekolah (yakin selamat sampai tujuan)

F : Saya tidak perlu naik angkutan umum/ ojek/ kendaraan pribadi menuju halte bus sekolah G : Halte bus sekolah dekat dengan rumah saya (waktu

berangkat)

H : Halte bus sekolah dekat dengan sekolah saya (waktu pulang) 3 A B C D E F G H N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100 Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Median 2.00 15.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 Mode 2 15 3 3 3 3 1 3 4 A B C D E F G H N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100 Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Median 2.00 2.00 16.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 Mode 2 2 17 3 3 3 3 3

(8)

4.3.3. Deskriptif Kuantitatif

Kuisioner yang telah didesain dan memiliki jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu kategorik, sehingga perlu dikonversikan menjadi data numerik yaitu dengan cara skoring pada tiap pilihan yang digunakan lalu ditotal dari scoring pada tiap item. Adapun skor nilai yang diberikan pada hasil pilihan jawaban, yaitu:

 Tidak Setuju skor 1

 Biasa Saja skor 2

 Setuju skor 3

Berikut ini adalah pertanyaan didalam kuisioner : 1 Bus sekolah menghindari saya dari tawuran dan

pemalakan

2 Saya percaya kepada supir bus sekolah (tidak ugal-ugalan)

3 Saya tidak takut kecelakaan jika naik bus sekolah (yakin selamat sampai tujuan)

4 Saya tidak perlu naik angkutan umum/ ojek/ kendaraan pribadi menuju halte bus sekolah

5 Halte bus sekolah dekat dengan rumah saya (waktu berangkat)

6 Halte bus sekolah dekat dengan sekolah saya (waktu pulang)

7 Bus sekolah membantu perjalanan saya ke sekolah/pulang ke rumah

8 Jumlah pelajar yang menggunakan bus sekolah lebih banyak dibandingkan tempat duduk dan tempat berdiri yang tersedia didalam bus

9 Dengan naik bus sekolah saya terhindar dari macet 10 Dengan naik bis sekolah saya cepat sampai sekolah

(tidak terlambat)

11 Saya naik bus sekolah karena alasan tidak ngetem 12 Bus sekolah yang saya gunakan tidak pernah mogok

(kondisi baik)

13 Bus sekolah datang dan pergi sesuai jadwal di halte (tidak menunggu lama)

14 Bus sekolah mengantar saya tepat waktu ke sekolah/rumah

15 Saya merasa perjalanan dengan bus sekolah lebih cepat daripada kendaraan lain

16 Dengan bus sekolah, pulang dari sekolah saya tepat waktu sampai rumah

17 Saya naik dan turun bus sekolah di halte

18 Kalau naik dan turun dari bus sekolah tidak berdesakan (satu persatu/tidak dorong-dorongan) 19 Saya merasa aman jika naik bus sekolah

dibandingkan naik kendaraan lain

20 Bus sekolah memiliki fasilitas yang baik dan nyaman (AC, kursi, handle berdiri)

21 Ramahnya supir bus membuat saya bertambah nyaman naik bus sekolah

22 Kalau saya berdiri (tidak duduk) didalam bus saya tetap merasa nyaman

23 Saya lebih nyaman dan tenang mengunakan bis sekolah dibandingkan kendaraan lain

24 Saya akan sering menggunakan bus sekolah dibandingkan kendaraan lain

25 Pelayanan bus sekolah saat ini sudah baik (efektif) 26 Sejak pertama menggunakan bus sekolah saya sudah

merasa aman, tenang, nyaman, dan tidak takut telat ke sekolah

27 Bus sekolah sudah bisa dikatakan sebagai kendaraan pelajar yang efektif

Kuisioner isian : Isilah titik – titik dibawah ini dengan benar!

1. Berapa lama anda (dari rumah/sekolah) menuju bus sekolah/ halte bus sekolah? (menit)

2. Berapa jarak anda dari rumah menuju ke sekolah? (kilometer)

3. Berapa lama waktu anda dalam menunggu kedatangan bus sekolah?(menit)

4. Berapa lama perjalanan anda didalam bus sekolah? (menit)

5. Apakah anda menggunakan kendaraan lain sebelum naik bus sekolah? (Ya/Tidak)*coret salah satu Jika Ya maka berapa kali naik kendaraan sebelum anda menggunakan bus sekolah? (kali)

6. Berapa hari anda menggunakan bus sekolah dalam satu minggu? (hari)

A. Regresi Linier Berganda

Setelah menganalisis dengan SPSS metode regresi linier, dan mengalami pengeluaran variabel yang tidak dibutuhkan atau dengan signifikansinya diatas 0.05 maka hasil yang didapatkan persamaan (model) regresi sebagai berikut:

Y = 2,3 + 0,359 (X3) + 0,776 (X5) + 0,193 (X6) + 0,306(X8)

Dimana :

X1 Keselamatan (maks. 9) X2 Aksesibilitas tinggi (maks. 12) X3 Kapasitas mencukupi (maks. 3) X4 Teratur, lancar, cepat (maks. 9) X5 Kehandalan (maks. 3)

X6 Tepat Waktu (maks. 12) X7 Tertib dan aman (maks. 9) X8 Kenyamanan (maks. 12) Y Efektivitas (maks.12)

(9)

 Variabel Kapasitas mencukupi, Kehandalan, Tepat Waktu, dan Kenyamanan mempunyai angka signifikan dibawah 0,05. Karena itu variabel keempat ini memang mempengaruhi keefektivitasan pengoperasian bus sekolah

Memprediksi persamaan model regresi

Misalkan ingin memasukkan nilai kapasitas 3, kehandalan 3, tepat waktu 12, kenyamanan 12, maka dapat dihitung sebagai berikut:

Y = 2,3 + 0,359 (3) + 0,776 (3) + 0,193 (12) + 0,306 (12) = 11,693

 Pengguna bus sekolah dengan Keselamatan 9 (menilai seluruh pernyataan Setuju), Kehandalan 3, Tepat waktu 12, maka Efektivitas 11,693 atau maksimum nilai Y=12 berarti responden setuju bahwa bus sekolah

efektif dengan variabel yang

mempengaruhinya.

 Sebenarnya secara keseluruhan variabel yang dikeluarkan dalam regresi merupakan variabel yang berpengaruh namun karena didalam perangkat lunak menyatakan nilai yang tidak signifikan maka harus dikeluarkan. Berikut ini merupakan ranking penilaian variabel dilihat dari segi pengaruh terhadap efektivitas pengoperasian bus sekolah: (dilihat dari nilai signifikansi semakin jauh dibawah 0,05 semakin berpengaruh) 1) Kehandalan 2) Kenyamanan 3) Tepat waktu 4) Kapasitas mencukupi 5) Keselamatan 6) Teratur,lancar,cepat 7) Aksesibilitas 8) Tertib dan aman

Grafik 1. Histogram Normalitas Regresi Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung

Deteksi normalitas

Dari grafik terlihat sebaran data mempunyai kurva yang dapat dianggap berbentuk lonceng, karena itu error

model regresi dapat dikatakan normal.

Grafik 2. Normalitas Regresi Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung

Deteksi normalitas:

Dengan melihat titik- titik yang berada pada sumbu diagonal pada grafik. Maka dapat diambil keputusan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sehingga dari kedua grafik diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi layak untuk dipakai memprediksi keefektivitasan pengoperasian bus sekolah berdasarkan variabel independennya.

(10)

1. Korelasi Pearson Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung

a. Kategorik ordinal

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 15.0 maka dapat dihasilkan tabel korelasi

Pearson untuk data kategorik. (tabel pada lampiran). Berikut hasilnya:

Hipotesis

H0 : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

Hi : Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel Dasar pengambilan keputusan

Berdasarkan signifikansi (probabilitas)

 Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

 Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

Tabel 7. Hasil Terbesar Korelasi Pearson Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung

Hal ini berarti:

 Korelasi positif 0,336 menunjukkan korelasi lemah tetapi karena positif maka semakin tinggi Keselamatan maka semakin Teratur, Lancar, Cepat. Begitu pula sebaliknya. Namun dengan signifikansi 0,001 dibawah 0,05 maka kedua variabel tersebut ada hubungan.

 Korelasi positif 0,487 menunjukkan korelasi lemah tetapi karena positif maka semakin tinggi variabel Teratur, Lancar, Cepat maka semakin Tepat Waktu dan sebaliknya. Namun dengan signifikansi 0,000 dibawah 0,05 maka kedua variabel tersebut ada hubungan.

 Korelasi positif 0,513 menunjukkan korelasi kuat karena diatas 0,5, maka semakin tinggi Kenyamanan maka semakin tinggi Ketertiban dan Keamanan. Dengan signifikansi 0,000 jauh dibawah 0,05 maka dapat dikatakan kedua variabel berhubungan.

 Korelasi positif 0,520 menunjukkan korelasi kuat karena diatas 0,5, maka semakin tinggi Tepat waktu maka semakin tinggi Tertib dan Aman. Dengan signifikansi 0,000 jauh dibawah 0,05 maka dapat dikatakan kedua variabel berhubungan.

 Korelasi positif 0,535 menunjukkan korelasi kuat karena diatas 0,5, maka semakin tinggi Kenyamanan maka semakin tinggi Efektivitas. Dengan signifikansi 0,000 jauh dibawah 0,05 maka dapat dikatakan kedua variabel berhubungan.

 Jadi variabel berkorelasi kuat dan dengan signifikansi jauh dibawah 0,05 berarti variabel yang berhubungan adalah variabel Kenyamanan, Tepat waktu, Tertib dan Aman yang mempengaruhi efektivitas.

b. Numerik

Pada kuisioner isian dalam hal ini akan menggunakan metode korelasi Pearson karena dengan regresi setelah diolah tidak memenuhi syarat. Adapun variabel bebas yang dimasukkan kedalam proses perhitungan adalah:

T E P A T W A K T U T E R T IB D A N A M A N K E N Y A M A N A N TERTIB DAN AMAN Pearson Correlation .520 (**) Sig. (2-tailed) 0.000 N 100 KENYAMANAN Pearson Correlation .513 (**) Sig. (2-tailed) 0.000 N 100 EFEKTIVITAS Pearson Correlation .535 (**) Sig. (2-tailed) 0.000 N 100

(11)

Tabel 8. Hasil Terbesar Korelasi Pearson Numerik Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung

 Variabel Q1: Berapa lama anda (dari rumah/sekolah) menuju bus sekolah/ halte bus sekolah?

 Variabel Q2: Berapa jarak anda dari rumah menuju ke sekolah?

 Variabel Q3: Berapa lama waktu anda dalam menunggu kedatangan bus sekolah?

 Variabel Q4: Berapa lama perjalanan anda didalam bus sekolah?

 Variabel Q5: Apakah anda menggunakan kendaraan lain sebelum naik bus sekolah? Jika ya berapa kali?

 Variabel Q6: Berapa hari anda menggunakan bus sekolah dalam satu minggu?

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 15.0 maka dapat dihasilkan tabel korelasi

Pearson untuk data rasio. (tabel pada lampiran). Berikut hasilnya:

Hipotesis

H0 : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

Hi : Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel Dasar pengambilan keputusan

Berdasarkan signifikansi (probabilitas)

 Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

 Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak Maka dapat dijelaskan hasil berdasarkan signifikansi adalah sebagai berikut:

 Korelasi positif 0,472 menunjukkan korelasi lemah tetapi karena positif maka semakin lama dari rumah/ sekolah maka akan semakin lama perjalanan didalam bus, dan sebaliknya. Namun dengan signifikansi 0,000 dibawah 0,05 maka kedua variabel tersebut ada hubungan.

 Korelasi negatif -0,233 menunjukkan bahwa korelasi lemah. Menunjukkan bahwa semakin lama menunggu kedatangan bus sekolah maka akan

semakin menurun frekuensi

penggunaan bus sekolah dalam seminggu.

 Jadi variabel berkorelasi dan dengan signifikansi jauh dibawah 0,05 berarti variabel yang berhubungan dan mempengaruhi efektivitas adalah variabel Jarak dari Rumah ke Sekolah, Lama

Waktu Menunggu Bus, Lama

Perjalanan Bus.

1. Korelasi Pearson Rute Pondok Kopi – Pulo Gadung a. Kategorik Ordinal

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 15.0 maka dapat dihasilkan tabel korelasi Pearson

untuk data kategorik.

Tabel 9. Hasil Terbesar Korelasi Pearson Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung T E R T IB D A N A M A N K E N Y A M A N A N KENYAMANAN Pearson Correlation .406 (**) Sig. (2-tailed) 0.000 N 100 EFEKTIVITAS Pearson Correlation .400 (**) Sig. (2-tailed) 0.000 N 100

 Korelasi positif 0,400 menunjukkan korelasi lemah tetapi karena positif maka semakin tinggi kenyamanan maka semakin tinggi efektivitasnya, dan sebaliknya. Namun dengan signifikansi 0,000 dibawah 0,05 maka kedua variabel tersebut ada hubungan. Berapa lama perjalanan anda didalam bus sekolah? Berapa lama anda (dari

rumah/sekolah) menuju bus sekolah/ halte bus sekolah? Pearson Correlation .472(**) Sig. (2-tailed) 0.000 N 100

(12)

 Korelasi positif 0,491 menunjukkan korelasi lemah tetapi karena positif maka semakin teratur, lancar, cepat maka semakin tepat waktu, dan sebaliknya. Namun dengan signifikansi 0,000 dibawah 0,05 maka kedua variabel tersebut ada hubungan.

 Jadi variabel yang memiliki korelasi cukup kuat adalah yang mendekati nilaii 0,5 adalah variabel Teratur, Lancar, Cepat, Tepat Waktu, Kenyamanan dengan signifikansi dibawah 0,05 maka ketiga variabel tersebut mempengaruhi keefektivitasan

b. Numerik

Menganalisis data pada kuisioner isian dalam hal ini akan menggunakan metode korelasi Pearson karena dengan regresi setelah diolah tidak memenuhi syarat. Adapun variabel bebas yang dimasukkan kedalam proses perhitungan adalah :

Tabel 10. Hasil Terbesar Korelasi Pearson Numerik Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung

2 Berapa lama waktu anda dalam menunggu kedatangan bus sekolah? Berapa lama anda

(dari rumah/sekolah) menuju bus sekolah/ halte bus sekolah?

Pearson

Correlation .229(*)

Sig. (2-tailed) 0.022

N 100

 Korelasi positif 0,229 menunjukkan korelasi lemah tetapi karena positif maka semakin lama dari rumah/ sekolah menuju bus sekolah maka akan semakin lama menunggu kedatangan bus sekolah, dan sebaliknya. Namun dengan signifikansi 0,022 dibawah 0,05 maka kedua variabel tersebut ada hubungan.

 Korelasi negatif -0,198 menunjukkan bahwa korelasi lemah. Menunjukkan bahwa semakin banyak menggunakan kendaraan pengumpan menuju bus sekolah maka akan semakin menurun frekuensi penggunaan bus sekolah dalam seminggu. Dengan signifikansi 0,049 maka menunjukkan ada hubungan kedua variabel tersebut

 Jadi variabel berkorelasi keseluruhan lemah dan dengan signifikansi jauh dibawah 0,05 berarti variabel yang berhubungan adalah variabel Lama Dari Rumah/Sekolah Menuju Bus

Sekolah, Lama Menunggu Bus Sekolah, Penggunaan Kendaraan Pengumpan Sebelum Bus Sekolah, Frekuensi Penggunaan Bus Sekolah, mempengaruhi efektivitas.

B. Rute Pondok Kopi- Pulo Gadung

Setelah menganalisis dengan SPSS metode regresi linier, dan mengalami pengeluaran variabel yang tidak dibutuhkan atau dengan signifikansinya diatas 0.05 maka hasil yang didapatkan persamaan (model) regresi sebagai berikut:

Y = 5,519 + 0,550 X3 + 0,199 X7 + 0,265 X8

 Variabel Kapasitas mencukupi, Tertib dan Aman, dan Kenyamanan mempunyai angka signifikan dibawah 0,05. Karena itu variabel ketiga ini memang mempengaruhi keefektivitasan pelayanan bus sekolah.

Memprediksi persamaan model regresi

Misalkan ingin menambah kapasitas 3 (setuju), tertib dan aman 9 satuan, kenyamanan 12 satuan, maka dapat dihitung sebagai berikut:

Y = 5,519 + 0,550 (3) + 0,199 (9) + 0,265 (12) = 12,14

Hasil menunjukkan bahwa:

 Pengguna bus sekolah dengan kapasitas 3 satuan, tertib dan aman 9 satuan, kenyamanan 12 satuan, maka Efektifitas 12,14 atau maksimum nilai Y=12 berarti responden setuju bahwa bus sekolah efektif dengan variabel yang mempengaruhinya.

 Sebenarnya secara keseluruhan variabel yang dikeluarkan dalam regresi merupakan variabel yang berpengaruh namun karena didalam perangkat lunak menyatakan nilai yang tidak signifikan maka harus dikeluarkan. Berikut ini merupaka urutan variabel dilihat dari segi pengaruh terhadap efektivitas pengoperasian bus sekolah: (dilihat dari nilai signifikansi)

1) Kenyamanan 2) Kapasitas mencukupi 3) Tertib dan aman 4) Tepat waktu 5) Teratur,lancar,cepat 6) Kehandalan 7) Keselamatan 8) Aksesibilitas

(13)

Grafik 3. Histogram Normalitas Regresi Rute Pondok Kopi – Pul Gadung

Deteksi normalitas

Dari grafik terlihat sebaran data mempunyai kurva yang dapat dianggap berbentuk lonceng, karena itu error

model regresi dapat dikatakan normal.

Grafik 4. Normalitas Regresi Rute Pondok kopi – Pulo Gadung

Deteksi normalitas:

Dengan melihat titik- titik yang berada pada sumbu diagonal pada grafik. Maka dapat diambil keputusan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sehingga dari kedua grafik diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi layak untuk dipakai memprediksi Keefektivitasan pengoperasian bus sekolah berdasarkan variabel independennya.

4.4. Analisis Hasil

A. Rute Pasar Mingu – Lenteng Agung

 Statistik deskriptif menunjukkan variabel Aksesibilitas tinggi, Tepat waktu, kenyamanan, tertib dan aman perlu adanya perbaikan

 Korelasi Spearman variabel tepat waktu dan tertib dan aman variabel yang berhubungan erat terhadap efektivitas.

 Regresi kategorik skoring Kapasitas mencukupi, Kehandalan, Tepat Waktu dan Kenyamanan variabel yang berpengaruh terhadap efektivitas.

 Korelasi Pearson (kategorik) skoring Kenyamanan,tepat waktu, tertib dan aman yang berpengaruh terhadap efektivitas.

 Korelasi Pearson Numerik (Korelasi Pearson

kuisioner isian) variabel jarak dari rumah kesekolah, lama waktu menunggu bus, lama perjalanan bus, mempengaruhi efektivitas.

B. Rute Pondok Kopi- Pulo Gadung

 Statistik Deskriptif menunjukkan bahwa variabel Tepat Waktu, Tertib Dan Aman, Kenyamanan perlu adanya perbaikan

 Korelasi Spearman Teratur, Lancar, Cepat, Tertib dan Aman, serta Kenyamanan variabel yang berhubungan erat dengan efektivitas.

 Regresi kategorik skoring kapasitas mencukupi, kenyamanan, tertib dan aman.

 Korelasi Pearson (kategorik) skoring yang didapat adalah variabel Teratur, Lancar, Cepat, Tepat Waktu, Kenyamanan yang berpengaruh terhadap efektivitas.

 Korelasi Pearson Numerik (Korelasi Pearson

kuisioner isian) variabel yang mempengaruhi Efektivitas adalah Lama dari rumah/sekolah menuju bus sekolah , Lama menunggu bus sekolah, Penggunaan kendaraan pengumpan sebelum bus sekolah, Berapa hari menggunakan bus sekolah dalam satu minggu (frekuensi penggunaan bus sekolah)

5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Setelah mengolah dan menganalisis data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

(14)

1) Pada regresi linier untuk rute Pasar Minggu – Lenteng Agung didapat hasil persamaan:

Y = 2,3 + 0,359 (X3) + 0,776 (X5) + 0,193 (X6) + 0,306 (X8)

Menunjukkan bahwa variabel Kapasitas, Kehandalan, Tepat Waktu, Kenyamanan mempengaruhi efektivitas dan pelajar lebih mengutamakan hal tersebut.

2) Pada regresi linier untuk rute Pondok Kopi – Pulo Gadung didapat hasil persamaan:

Y = 5,519 + 0,550 (X3) + 0,199 (X7) + 0,265 (X8)

Menunjukkan bahwa variabel Kapasitas,

Tertib dan Aman, Kenyamanan

mempengaruhi efektivitas dan pelajar lebih mengutamakan hal tersebut.

3) Ranking variabel efektivitas dari yang paling berpengaruh terhadap variabel yang kurang berpengaruh sebagai berikut:

Rute Pasar Minggu – Lenteng Agung 1.Kehandalan 2.Kenyamanan 3.Tepat waktu 4.Kapasitas mencukupi 5.Keselamatan 6.Teratur,lancar,ce pat 7.Aksesibilitas 8.Tertib dan aman

Rute Pondok Kopi – Pulo Gadung

1. Kenyamanan 2. Kapasitas

mencukupi 3. Tertib dan aman 4. Tepat waktu 5. Teratur,lancar,ce pat 6. Kehandalan 7. Keselamatan 8. Aksesibilitas 4) Hasil pengamatan perhitungan rata- rata

tanggapan responden maka kedua rute yaitu Pasar Minggu – Lenteng Agung dan Pondok Kopi- Pulo Gadung dapat dikatakan Efektif. 5) Hasil perbandingan nilai persamaan regresi

linier antara rute Pasar Minggu – Lenteng Agung dengan rute Pondok Kopi - Pulo Gadung yang lebih efektif adalah rute Pondok Kopi - Pulo Gadung.

5.2. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas dapat disarankan beberapa pertimbangan sebagai masukan sebagai berikut:

1) Perlu ada kajian lebih lanjut mengenai efektivitas pengoperasian bus sekolah untuk

mengetahui variabel yang kurang mempengaruhi seperti pada:

 Rute Pasar Minggu - Lenteng Agung Keselamatan, Aksesibilitas, Teratur, lancar, cepat, Tertib dan Aman

 Rute Pondok Kopi – Pulo Gadung

Keselamatan, Aksesibilitas, Teratur, lancar, cepat, Kehandalan, Tepat waktu Dari pemaparan diatas merupakan dari segi pengguna bus sekolah namun perlu ada kajian lebih lanjut mengenai efektivitas pengoperasian bus sekolah dari segi operator maupun pengelola bus sekolah

2) Diperlukan adanya kajian analisis demand untuk mengetahui kapasitas terhadap bus sekolah. 3) Penilaian kurang baik responden terhadap

variabel pada hasil statistik deskriptif maka perlu ada perbaikan pada variabel Aksesibilitas tinggi, Tepat waktu, Kenyamanan, Tertib dan Aman untuk rute Pasar Minggu – Lenteng Agung.

4) Penilaian kurang baik responden terhadap variabel pada hasil statistik deskriptif maka perlu adanya perbaikan pada variabel Tepat waktu, Tertib dan Aman, serta Kenyamanan untuk rute Pondok kopi – Pulo Gadung.

Daftar Pustaka

Bina M., Dani. 2012. Deskriptif Kualitatif. (Paper Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Surakarta: Universitas Sebelas Maret 2012). Danfar. 2008. Definisi atau Pengertian Efektifitas.

Diakses pada 11 April 2012.

(http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengerti an-efektifitas/)

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat. 2007.

Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Sekolah.

Peraturan Menteri Perhubungan. 2005. Sistem

Transportasi nasional (SISTRANAS) No.KM.49 th.2005.

Purnawati , Diana. 2008. Studi Kasus Efektifitas dan Efisiensi Bis Kuning Universitas Indonesia. (Skripsi Sarjana Universitas Indonesia, 2008).

(15)

Rahmawati. 2010. Supervisi dalam Penggunaan Bus Sekolah. 24 November 2012.

(http://amahanguk.blogspot.com/2010/06/supervis i-dalam-penggunaan-bus-sekolah.html)

Ronald J. Wonnacott dan Thomas H. Wonnacott. 1989.

Pengantar Statistika Edisi 4 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: Penerbit Gramedia, Indonesia.

_____. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Non-Parametrik. Jakarta: Penerbit Gramedia, Indonesia.

_____. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: Penerbit Gramedia, Indonesia.

Gambar

Gambar 1. Diagram Variabel Efektivitas
Gambar 5. Diagram Nama Sekolah yang dilayani oleh bus  sekolah rute Pasar Minggu – Lenteng Agung
Gambar 7. Diagram Alir Metode Analisis  Metode  deskriptif  kuantitatif  menggunakan  regresi  linier  untuk  memprediksi  seberapa  jauh  pengaruh  variabel  tersebut  dan  juga  korelasi  Pearson.Kuisioner  isian  akan  menggunakan  korelasi Pearson, kar
Tabel 3. Frekuensi Statistik Rute Pasar Minggu – Lenteng  Agung
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara intonasi suara manusia dengan sinyal EMG otot leher, yang pada akhirnya nanti akan dipergunakan untuk memperbaiki kualitas

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep aktivitas ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam menggunakan model pembelajaran

Hasil ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian di SMK Kartika Surabaya tahun 2011 yang menyatakan tidak adanya hubungan antara pengetahuan siswa tentang kanker

Berdasarkan uraian tersebut, terdapat empat hal pokok sebagai patokan hubungan pusat dan daerah menurut desentralisasi berdasarkan UUD 1945, yaitu : Pertama, bentuk

“Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, independensi juga berarti adanya

Prinsip dari proses ini adalah memanfaatkan material jalan yang ada pada lapis permukaan atas yang lama untuk diolah dengan campuran aspal baru dan bahan tambah

menyampaikan tema, Sasaran, Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan yang telah disetqjui oleh Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada.. seluruh

Adapun sebagai masukan pada analisis persepsional, tanaman yang dibutuhkan adalah tanaman rindang (namun tidak menutupi seluruh area tapak), tanaman yang tidak