• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 Terhadap Aspek Gaya Penyairan Dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya W. S. Rendra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 Terhadap Aspek Gaya Penyairan Dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya W. S. Rendra"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)RESEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANGKATAN 2016 TERHADAP ASPEK GAYA PENYAIRAN DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA W. S. RENDRA. SKRIPSI. OLEH LAILATUZ ZAKIYA UMAMMI NIM 135110701111018. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017.

(2) RESEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANGKATAN 2016 TERHADAP ASPEK GAYA PENYAIRAN DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA W. S. RENDRA. SKRIPSI. OLEH LAILATUZ ZAKIYA UMAMMI NIM 135110701111018. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017. i.

(3) ii.

(4) iii.

(5) iv.

(6) KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dam hidayah Nya sehingga skrpisi yang berjudul Resepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 Terhadap Aspek Gaya Penyairan Dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya W. S. Rendra dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan resepsi dan cakrawala harapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 terhadap aspek gaya penyairan dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mengalami kesulitan serta hambatan, tetapi berkat bantuan, arahan serta dorongan dari berbagai pihak kesulitan tersebut dapat diatasi. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Nanang Bustanul Fauzi, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, Malang. 2. Bapak Maulfi Syaiful Rizal, M.Pd, dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi. 3. Bapak Dr. Sony Sukmawan, M.Pd, dosen penguji yang memberikan saran untuk perbaikan skripsi. 4. Ibu Rubai’atul Arifah dan Bapak Ahmad Zainudin tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan, serta motivasi yang tidak pernah putus. Beliau adalah orang tua yang luar biasa. 5. Adik Jordan Adam Abdillah dan adik Muhammad Firdaus Putra Zen yang selalu memberikan doa, semangat, serta motivasi sehingga skripsi terselesaikan dengan baik. 6. Diniar Rizal Abdi Syaifulloh yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan doa, semangat, serta motivasi dalam pengerjaan dan penelitian skripsi. 7. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FIB UB 2013 yang telah berjuang bersama dalam pengerjaan dan penelitian skripsi.. v.

(7) 8. Teman-teman Kos Putri 292 C yang turut memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi. 9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas semua masukan, saran, dan motivasi yang telah diberikan. Tugas ini tentu jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya penulisan yang lebih baik ke depannya. Semoga skripsi ini berguna bagi yang membaca dan bermanfaat bagi semua.. Malang, 25 Juli 2017. Lailatuz Zakiya Umammi. vi.

(8) ABSTRAK. Umammi, L. Z. 2017. Resepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 Terhadap Aspek Gaya Penyairan dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya W. S. Rendra. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya. Pembimbing: Maulfi Syaiful Rizal, M. Pd. Kata Kunci: resepsi, cakrawala harapan, gaya penyairan, Doa untuk Anak Cucu. W.S. Rendra Resepsi sastra adalah penerimaan pembaca terhadap karya sastra dengan cara memberikan tanggapan dan respon. Perbedaan resepsi pembaca dalam menanggapi karya sastra akan memunculkan suatu masalah yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan resepsi dan cakrawala harapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 dalam aspek gaya penyairan terhadap kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra. Penelitian ini tergolong penelitian survei. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan teori resepsi sastra. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 dengan mengambil keseluruhan populasi yang sekaligus juga digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Data penelitian berupa hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden berupa penilaian atau tanggapan mengenai gaya penyairan dari W.S. Rendra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Resepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 terhadap kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra sebagian besar termasuk dalam kategori sedang. Data hasil penelitian menunjukkan sebanyak 44 mahasiswa (sebesar 65,92%). Hal ini dapat dilihat dari data pengkategorian dan penilaian terhadap aspek intelektual mahasiswa termasuk dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 42 mahasiswa (63,43%) dan resepsi aspek emosional mahasiswa termasuk dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 47 mahasiswa (70,9%). (2) Cakrawala harapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 terhadap kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra sebagian besar termasuk dalam kategori tinggi. Data hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37 mahasiswa (sebesar 55,72%) memiliki pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman yang lebih luas dari pada nilai-nilai yang ada dalam puisi karya W.S. Rendra.. vii.

(9) ABSTRACT. Umammi, L. Z. 2017. Student Reception Education Study Program of Indonesian Language and Literature 2016 toward Style Poem Aspect in the Collection of Poetry Doa untuk Anak Cucu By W. S. Rendra. Education Study Program of Indonesian Language and Literature, Faculty of Science Culture, Brawijaya University. Mentor: Maulfi Syaiful Rizal, M. Pd. Key Words: reception, firmament of hope, Doa untuk Anak Cucu. W.S. Rendra, Literature reception is the reader’s acceptance toward the literary works with how to give reaction and response. The difference of reader receptions in response of literary works will raises some interesting problems for the researched. This research aims to describe the reception and the firmament of the hope students Education Study Program of Indonesian Language and Literature 2016 in the aspect of the style of poem toward the collection of poetry Doa untuk Anak Cucu By W.S. Rendra. This research classified as survey research. The kind of research which using to conduct is a descriptive quantitative research with using approach theory literature reception. Respondents in this research is a student of Education Study Program of Indonesian Language and Literature 2016 with taking the whole population which is also used as a sample of research. Data collection techniques using questionnaires with Likert scale. Research data form of questionnaire that has been filled by respondents form of the assessment or the response of the style of poem from W.S. Rendra. The results of this research showed that (1) The Reception Students Education Study Program of Indonesian Language and Literature 2016 toward the collection of poetry Doa untuk Anak Cucu By W.S. Rendra almost included in the medium category. The results data of the study showed as much as 44 students (of 65,92%). This can be seen from the data of categorization and assessment toward intellectual aspects students included in the medium category, namely 42 students (63,43%) and emotional aspects reception students included in the medium category, as many as 47 students (70,9%). (2) Firmament hope students Education Study Program of Indonesian Language and Literature 2016 toward the collection of poetry Doa untuk Anak Cucu By W.S. Rendra almost included in the high category. The results data of the research showed as much as 37 students (of 55,72%) has a wider knowledge, experience and the understanding than the values contained in the poetry of W.S. Rendra.. viii.

(10) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i. PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii. HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii. HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv. KATA PENGANTAR ......................................................................................... v. ABSTRAK ............................................................................................................ vii. ABSTRACT .......................................................................................................... viii. DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix. DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii. DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii. DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1. 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5. 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 6. 1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 6. 1.5 Definisi Operasional ................................................................................... 7. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 8. 2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 11. 2.2.1 Resepsi Sastra .................................................................................. 11. 2.2.2 Stilistika ........................................................................................... 16. 2.2.3 Hakikat Puisi.................................................................................... 18. 2.2.3.1 Struktur Batin Puisi ............................................................ 19. ix.

(11) 2.2.3.2 Struktur Fisik Puisi ............................................................. 20. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 22. 3.2 Populasi Penelitian .................................................................................... 23. 3.3 Data dan Sumber Data .............................................................................. 23. 3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 24. 3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................. 24. 3.6 Uji Validasi Instrumen ............................................................................. 27. 3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................ 28. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 30. 4.1.1 Resepsi Mahasiswa terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra ....................................................................... 31. 4.1.1.1 Resepsi Mahasiswa pada Aspek Intelektual terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra .............. 35. 4.1.1.2 Resepsi Mahasiswa pada Aspek Emosional terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra .............. 39. 4.1.2 Cakrawala Harapan Mahasiswa terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra .................................................... 42. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 45. 4.2.1 Resepsi Mahasiswa terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra ......................................................................... 45. 4.2.1.1 Resepsi Mahasiswa pada Aspek Intelektual terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra .............. 46. 4.2.1.2 Resepsi Mahasiswa pada Aspek Emosional terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra .............. x. 64.

(12) 4.2.2 Cakrawala Harapan Mahasiswa terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra ...................................................... 69. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................................ 75. 5.2 Saran ...................................................................................................... 76. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 78. LAMPIRAN ........................................................................................................ 80. xi.

(13) DAFTAR TABEL. Tabel. Halaman. Tabel 3.1 Penskoran Nilai Kuesioner .................................................................. 25. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Resepsi ................................................................. 26. Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Cakrawala Harapan .............................................. 27. Tabel 3.4 Kategori Klasifikasi Resepsi Mahasiswa ............................................. 29. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Kuesioner Resepsi dan Cakrwala Harapan Mahasiswa ............................................................................ 31. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa ............................................. 31. Tabel 4.3 Kecenderungan Mahasiswa tiap Indikator dalam Kuesioner Resepsi. 33. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa pada Aspek Intelektual ....... 36. Tabel 4.5 Kecenderungan Mahasiswa tiap Indikator dalam Kuesioner Resepsi Aspek Intelektual ........................................................................................... 37. Tabel 4.7 Kecenderungan Mahasiswa tiap Indikator dalam Kuesioner Resepsi Aspek Emosional ............................................................................................ 40. Tabel 4.8 Distibusi Frekuensi Cakrawala Harapan Mahasiswa ........................... 42. Tabel 4.9 Kecenderungan Mahasiswa tiap Indikator dalam Kuesioner Cakrawala Harapan ................................................................................................ 43. Tabel 4.10 Perbandingan Tingkat Kecenderungan Resepsi dan Cakrawala Harapan Mahasiswa ........................................................................................... xii. 73.

(14) DAFTAR GAMBAR. Gambar. Halaman. Gambar 4.1 Histogram Distibusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa ....................... 32. Gambar 4.2 Pie Chart Tingkat Kecenderungan Resepsi Mahasiswa .................. 34. Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa pada Aspek Intelektual ....................................................................................... 36. Gambar 4.4 Pie Chart Tingkat Kecenderungan Resepsi Aspek Intelektual Mahasiswa ....................................................................... 38. Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa pada Aspel Emosional ...................................................................................... 40. Gambar 4.6 Pie Chart Tingkat Kecenderungan Resepsi Aspek Intelektual Mahasiswa ....................................................................... 41. Gambar 4.7 Histogram Distribusi Frekuensi Cakrawala Harapan Mahasiswa .... 43. Gambar 4.8 Pie Chart Tingkat Kecenderungan Cakrawala Harapan Mahasiswa. 44. xiii.

(15) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran. Halaman. Lampiran 1: Puisi Karya W.S. Rendra ................................................................. 80. Lampiran 2: Kisi-kisi Instrumen Resepsi dan Cakrawala Harapan .................... 89. Lampiran 3: Instrumen Resepsi dan Cakrawala Harapan ................................... 91. Lampiran 4: Data Hasil Penelitian ....................................................................... 94. Lampiran 5: Persentase Jawaban Responden ...................................................... 98. Lampiran 6: Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi .......................................... 100. Lampiran 7: Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif ............................................ 105. Lampiran 8: Rumus Kategori Klasifikasi .......................................................... 107. Lampiran 9: Kategori Responden ....................................................................... 108. Lampiran 10: Berita Acara Bimbingan Skripsi .................................................... 114. Lampiran 11: Curriculume Vitae ......................................................................... 116. xiv.

(16) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan karya yang media penyampaiannya menggunakan bahasa. Bahasa yang dimaksud adalah susunan atau pilihan kata yang mampu memunculkan kesan bagi pembacanya serta mampu meningkatkan emosi pembaca yang ikut larut dalam bacaan karya sastra tersebut. Karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang memuat gagasan dari seorang pengarang itu sendiri. Gagasan dari seorang pengarang tersebut akan memunculkan berbagai orientasi atau sudut pandang dalam memahami karya sastra. Abrams (dalam Pradopo, 2013: 206-207) memaparkan bahwa pada dasarnya orientasi terhadap karya sastra itu ada empat macam. Pertama, karya sastra itu merupakan tiruan alam atau penggambaran alam; kedua, karya sastra merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan tertentu pada pembacanya; ketiga, karya sastra merupakan pancaran perasaan, pikiran, ataupun pengalaman sastrawan; dan keempat, karya sastra itu merupakan sesuatu yang otonom, mandiri, lepas dari alam sekelilingnya, baik pembaca maupun pengarangnya. Penciptaan karya sastra pada dasarnya bertujuan untuk dinikmat oleh pembacanya. Seorang pembaca dapat mengambil pelajaran dari setiap karya sastra yang dibacanya kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Akan tetapi, pada 1.

(17) 2. kenyataanya masih banyak masyarakat pembaca yang kurang mengenal karya sastra sehingga usaha dalam meningkatkan minat baca pun sulit untuk dikembangkan. Padahal, sebuah karya sastra tidak akan lepas dari pembacanya. Pradopo (2013: 207) menegaskan bahwa karya sastra itu tidak akan mempunyai arti tanpa ada pembaca yang menanggapinya. Karya sastra itu mempunyai nilai karena ada pembaca yang menilai. Salah satu usaha dalam meningkatkan minat baca adalah dengan cara pembelajaran sastra dimasukkan dalam kurikulum pada bidang Bahasa Indonesia. Dengan usaha tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat baca serta dapat menambah wawasan mengenai karya sastra. Selain itu, masyarakat pembaca juga dapat memberikan apresiasi terhadap karya sastra yang telah dibaca tersebut. Wujud karya sastra bermacam-macam, salah satunya adalah puisi. Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poesis ‘pembuatan’ dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia sendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasanasuasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Mengutip pendapat McCaulay, Hudson (dalam Aminudin, 2013: 134) memaparkan bahwa puisi adalah salah satu jenis sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Bahasa atau susunan kata yang digunakan dalam puisi relatif lebih padat bila dibandingkan prosa. Penggunaan susunan kata dan ungkapan-ungkapan dalam puisi.

(18) 3. selalu memperhatikan beberapa aspek seperti makna, rima, ritme, nada, ragam bunyi, rasa, dan simbol. Puisi merupakan karya sastra yang khas dengan penyusunan katakata yang khas pula untuk memcapai sebuah keindahan dalam puisi tersebut. Membaca puisi merupakan salah satu kegiatan dalam mengapresiasi sebuah puisi. Kegiatan apresiasi ini merupakan langkah pembaca dalam memahami makna yang terkandung di dalam sebuah puisi. Selain memahami makna puisi, kegiatan membaca puisi juga bertujuan agar pembaca mampu memberi komentar maupun tanggapan mengenai puisi yang telah dibacanya. Dari komentar maupun tanggapan pembaca akan terlihat apakah pesan dan tujuan puisi tersebut sudah tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Pembelajaran mengenai karya sastra, khususnya puisi sudah masuk dalam kurikulum. Bukan hanya pada kurikulum sekolah formal, melainkan juga pada jenjang perguruan tinggi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap puisi agar lebih mendalam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan mahasiswa mengenai puisi atau yang biasa disebut dengan resepsi mahasiswa mengenai puisi. Selain itu kebermanfaatan penelitian ini adalah sebagai alternatif pembelajaran sastra khususnya penerapan teori resepsi sastra dalam mengkaji puisi. Puisi yang akan ditanggapi oleh mahasiswa adalah kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu terdiri dari puisi-puisi yang pernah ditulis sejak tahun 1971-2009 karya W.S. Rendra. Kumpulan puisi tersebut merupakan salah satu karya W.S. Rendra semasa hidupnya. Kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu ini diterbitkan setelah.

(19) 4. beliau meninggal dunia. Dalam kumpulan puisi tersebut terdapat 22 judul puisi. Puisi W.S. Rendra yang terdapat dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu ini merupakan puisi yang belum pernah dipublikasikan. Puisi karya W.S. Rendra banyak mengandung tema kritikan, perjuangan, kolonialisme, kemerdekaan dan lain sebagainya. Dari 22 judul puisi yang terdapat dalam kumpulan buku puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra terpilih 5 judul puisi yang akan ditanggapi oleh mahasiswa, yaitu “Tentang Mata”, “Hak Oposisi”, “Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia”, “Pertanyaan Penting”, dan “Maskumambang”. Pemilihan puisi dilakukan secara acak, tetapi masih disesuaikan dengan sampel penelitian, yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016. Alasan pemilihan subjek penelitian didasarkan pada beberapa aspek, yaitu mahasiswa angkatan 2016 sudah memiliki pengetahuan mengenai karya sastra sehingga dirasa sudah mampu dalam memberikan apresiasi dan resepsi terhadap puisi yang dibaca. Selain itu, angkatan 2016 juga dirasa sudah mampu dalam berpikir kontekstual dengan memberikan tanggapan serta harapan terhadap karya sastra sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kelima judul puisi yang sudah terpilih tersebut sudah dapat mewakili gaya penyairan dari seorang W.S Rendra. W. S. Rendra merupakan salah satu penyair yang masuk dalam angkatan 50. Ciri yang menonjol dari angkatan 50 adalah berkembangnya puisi-puisi yang menggunakan gaya epik (bercerita) dan puisi balada. Puisi-puisi yang terpilih tersebut mengandung pesan-pesan yang dapat menumbuhkan.

(20) 5. semangat para mahasiswa. Selain itu, puisi-puisi tersebut tidak hanya mengutamakan keindahan kata-kata, tetapi lebih pada realita yang dilihat, didengar, maupun dirasakan oleh W.S. Rendra sehingga mahasiswa dapat memberikan komentar maupun tanggapan terhadap puisi-puisi tersebut secara individu. Perbedaan. resepsi. mahasiswa. dalam. menanggapi. puisi. tersebut. akan. memunculkan suatu masalah yang menarik untuk diteliti. Peminatan terhadap suatu karya sastra khususnya puisi dapat diketahui dengan melakukan penelitian resepsi sastra. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan resepsi dan cakrawala harapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 dalam aspek gaya penyairan terhadap kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra.. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana resepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 terhadap aspek gaya penyairan dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra? 2. Bagaimana cakrawala harapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Saatra Indonesia angkatan 2016 terhadap aspek gaya penyairan dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra?.

(21) 6. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan resepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 dalam aspek gaya penyairan terhadap kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra. 2. Mendeskripsikan cakrawala harapan mahasiswa Program Studi Pendidiakan Bahasa dan Saatra Indonesia angkatan 2016 terhadap kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra.. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak berikut. 1. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi penulis, penelitian ini akan menjadi bentuk pengabdian, penerapan ilmu yang didapat dan dapat memberikan pengalaman baru. b. Manfaat bagi pendidik, penelitian ini dapat memberikan alternatif pembelajaran sastra, khususnya penerapan teori resepsi sastra dalam mengkaji karya sastra. c. Manfaaat bagi mahasisiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang minat dan motivasi baca mahasiswa, serta kemampuan mereka dalam meresepsi puisi..

(22) 7. 2. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai pembelajaran sastra khususnya puisi serta memberi alternatif tambahan mengenai cara mengevaluasi pembelajaran sastra.. 1.5 Definisi Operasional 1. Resepsi adalah penerimaan atau tanggapan. 2. Cakrawala harapan adalah kesesuaian penilaian antara isi karya sastra dengan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki oleh pembaca. 3. Resepsi sastra adalah penerimaan pembaca terhadap karya sastra dengan cara memberikan tanggapan dan respon. 4. Puisi adalah salah satu wujud karya sastra yang media penyampaiannya menggunakan bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara imajinatif dengan memperhatikan unsur pembentuknya. 5. Gaya penyairan adalah ciri khas yang dimiliki oleh seorang penyair. Ciri khas tersebut dapat dilihat dari pilihan kata yang digunakan dalam karya sastra, bagaimana proses kreatif seorang pengarang memunculkan ide-ide dalam karya sastra yang diciptkannya dan lain sebagainya..

(23) BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Aning Fiftiani (2013) dalam bentuk skripsi yang berjudul “Resepsi Siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Banyumas terhadap Cerpen Remaja Maafkan Aku Ibu Karya Herawati”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa resepsi siswa kelas VII Kabupaten Banyumas terhadap cerpen remaja “Maafkan Aku Ibu” Karya Herawati termasuk dalam kategori tinggi. Hal itu didukung dengan faktor kebaruan cerita, dampak yang ditimbulkan serta faktor desain cerita yang tinggi. Selain itu, didukung pula oleh kualitas sekolah yang baik, fasilitas sekolah yang memadai, dan guru bahasa Indonesia yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan resepsi siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Banyumas terhadap Cerpen Remaja Maafkan Aku Ibu Karya Herawati. Permasalahan tersebut meliputi, (1) resepsi siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Banyumas terhadap Cerpen Remaja Maafkan Aku Ibu Karya Herawati, dilihat dari faktor kebaruan cerita, dampak yang ditimbulkan serta faktor desain cerita. Penelitian relevan yang lain adalah penelitian Tita Purnama Wati (2014) dalam bentuk skripsi yang berjudul “Resepsi Siswa Kelas VII SMP di Kecamatan Patikraja 8.

(24) 9. Banyumas Terhadap Kumpulan Puisi Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) Resepsi siswa kelas VII SMP di Kecamatan Patikraja Banyumas terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar termasuk dalam kategori sedang, yakni sebanyak 138 siswa (sebesar 58,09%). Hal ini dapat dilihat dari data pengkategorian dan penilaian siswa terhadap resepsi aspek intelektual termasuk dalam kategori sedang yakni sebanyak 144 siswa (sebesar 60,68%) dan resepsi aspek emosional siswa termasuk dalam kategori sedang yakni sebanyak 126 siswa (sebesar 52,92%). (2) Cakrawala harapan siswa kelas VII SMP di Kecamatan Patikraja Banyumas terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar termasuk dalam kategori tinggi yakni sebanyak 117 siswa (49,30%). Hal ini didukung oleh pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman siswa yang lebih luas daripada nilainilai yang ada dalam puisi Chairil Anwar sehingga cakrawala harapan siswa kelas VII SMP di Kecamatan Patikraja Banyumas dapat memenuhipuisi Chairil Anwar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan resepsi siswa kelas VII SMP di Kecamatan Patikraja Banyumas terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar dan mendeskripsikan cakrawala harapan yang melatarbelakangi siswa dalam meresepsi kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar. Penelitian relevan yang lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Wulan Rahmawati (2016) dalam bentuk skripsi yang berjudul “Tanggapan Siswa Kelas XI SMA Terhadap Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata”. Hasil penelitian adalah.

(25) 10. sebagai berikut. Pertama, tanggapan siswa kelas XI SMA terhadap novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari data pengkategorian dan penilaian terhadap aspek intelektual (tema, sudut pandang, plot, tokoh, judul, latar, dan gaya bahasa) dan emosional (keterlibatan dan emosi, minat, keaslian, rasa haru, dan kemampuan untuk percaya). Kedua, horison harapan siswa termasuk dalam kategori sedang. Hal ini didukung oleh pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman siswa yang cukup luas sehingga horison harapan siswa dapat memenuhi atau sesuai dengan makna yang ada dalam novel Andrea Hirata. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa SMA terhadap novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata dan mendeskripsikan horison harapan yang melatarbelakangi siswa dalam menanggapi novel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS1 SMA N 3 Bantul dengan teknik random sampling sebanyak 20 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner Rien T. Segers. Data dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif berbantuan SPSS 22.0. Keabsahan data diperoleh melalui validitas konstruk (expert judgement). Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena mempunyai kesamaan, yaitu merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode eksperimental. Selain itu, instrumen yang digunakan berupa karya sastra yang nantinya akan diresepsi dengan menggunakan kuesioner atau angket. Perbedaan terletak pada karya sastra yang diteliti dan sampel yang digunakan. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya juga terletak pada fokus penelitian. Penelitian ini bertujuan.

(26) 11. untuk mendeskripsikan resepsi dan cakrawala harapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 yang berfokus pada aspek gaya penyairan W.S. Rendra dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu.. 2.2 Landasan Teori Deskripsi teori akan memaparkan dua teori yang mendukung dalam penelitian ini. Kedua teori tersebut yaitu teori mengenai resepsi sastra, stilistika, dan puisi. Berikut adalah teori resepsi sastra, stilistika, dan puisi. 2.2.1 Resepsi Sasta Resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception (Inggris), yang diartikan sebagai penerimaan dan penyambutan pembaca. Ratna (2011: 165) memaparkan bahwa resepsi didefinisikan sebagai pengolahan teks, cara-cara pemberian makna terhadap karya, sehingga dapat memberikan respon terhadapnya. Pradopo (2013: 206) mengungkapkan bahwa estetika resepsi atau estetika tanggapan adalah estetika (ilmu keindahan) yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan atau resespsi-resepsi pembaca terhadap karya sastra. Menurut Jabrohim (Ed) (2001: 108) memaparkan bahwa resepsi sastra secara singkat dapat disebut sebagai aliran yang meneliti teks sastra dengan berfokus pada pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks tersebut. Mendukung pendapat para tokoh di atas, Junus (1985: 1) juga mengungkapkan bahwa resepsi sastra merupakan tanggapan atau respon yang diberikan oleh pembaca terhadap karya sastra yang telah dibacanya. Tanggapan yang diberikan oleh pembaca dapat berupa.

(27) 12. tanggapan aktif maupun tanggapan pasif. Tanggapan aktif yaitu bagaimana seorang pembaca merealisasikan karya sastra yang telah dibacanya dalam kehidupan nyata, sedangkan tanggapan pasif, yaitu bagaimana seorang pembaca dapat memahami makna dalam karya sastra serta dapat mengetahui nilai estetika dalam karya sastra tersebut. Karya sastra sejak munculnya selalu mendapat tanggapan dari pembacanya. Tanggapan tersebut bisa berupa tanggapan positif maupun negatif sesuai dengan sudut pandang pembacanya. Maka dari itu, penelitian ini memfokuskan pada analisis respon pembaca yang berbeda-beda. Jauss (dalam Pradopo 2013: 209) memaparkan bahwa apresiasi pembaca pertama terhadap sebuah karya sastra akan dilanjutkan dan diperkaya melaui tangggapan-tanggapan yang lebih lanjut dari generasi ke generasi. Penelitian resepsi sastra ini dibedakan dalam dua bentuk, yaitu resepsi secara sinkronik dan resepsi secara diakronik. Pradopo (2013: 211) memaparakan bahwa bentuk resepsi secara sinkronik adalah pengkajian karya sastra dalam satu kurun waktu atau satu periode, sedangkan bentuk resepsi secara diakronik adalah pengkajian karya sastra dengan mengumpulkan tanggapan dari pembaca tiap periode. Dalam penelitian ini, akan menggunakan bentuk resepsi sastra secara sinkronik. Peneliti ingin mengetahui apresiasi dan resepsi dari pembaca dalam satu periode terhadap karya sastra. Hasil apresiasi dan resepsi pembaca yang nantinya akan dianalisis dan disimpulkan. Sehingga peneliti akan mengetahui apakah pesan dan tujuan dari karya sastra tersebut sudah tersampaikan dengan baik kepada pembaca..

(28) 13. Selain bentuk penelitian, ada dua hal penting dalam teori resepsi sastra menurut Pradopo (2013: 207), yaitu cakrawala harapan dan tempat terbuka. Kedua hal tersebut merupakan teori dasar dalam memahami resepsi sastra. Cakrawala harapan atau horizon harapan adalah harapan pembaca terhadap karya sastra. Tanggapan mengenai karya sastra dari pembaca satu dengan pembaca yang lain pasti berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan cakrawala harapan setiap pembaca. Seorang pembaca sesungguhnya mengharapkan bahwa karya sastra yang dibacanya akan sesuai dengan pengertian sastra yang dimilikinya, hal tersebut dipaparkan oleh Pradopo (2013: 207). Pradopo (2013: 208) memaparkan bahwa cakrawala harapan seorang pembaca ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan dalam menanggapi karya sastra. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Segers (dalam Pradopo 2013: 208) bahwa cakrawala harapan ditentukan oleh tiga kriteria; pertama, ditentukan oleh norma yang terpancar dari teks yang telah dibaca oleh pembaca; kedua, ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman atas semua teks yang telah dibaca sebelumnya; ketiga, pertentangan antara fiksi dan kenyataan, yaitu kemampuan pembaca untuk memahami, baik dalam horizon “sempit” dari harapan sastra maupun horizon “luas” dari pengetahuan tentang kehidupan. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa cakrawala harapan setiap pembaca akan berbeda-beda sesuai dengan latar belakang yang dimilikinya dan kemampuan dalam mengapresiasi serta meresepsi sebuah karya sastra. Selain adanya perbedaan cakrawala harapan setiap pembaca, ada juga tempat terbuka di dalam karya sastra yang harus diisi oleh pembaca atau yang sering disebut.

(29) 14. ruang kosong. Iser (dalam Ratna 2011: 171) mengungkapkan bahwa konsep ruang kosong, ruang yang disediakan oleh penulis untuk pembaca, sehingga pembaca diharapkan dapat mengisinya secara bebas dan kreatif. Pembaca diperbolehkan untuk mengisi ruang kosong dalam karya sastra sesuai dengan pemikiran sendiri berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Pradopo (2013: 208) memaparkan bahwa tempat terbuka atau ruang kosong sangat erat hubungannya dengan sifat karya sastra yang mengandung banyak makna. Karya sastra merupakan gagasan dari seorang pengarang. Dalam karya sastra yang dihasilkan, terdapat hal-hal yang mungkin tidak digambarkan secara langsung oleh pengarang. Secara tidak langsung, pengarang seolah-olah menyediakan tempat terbuka atau ruang kosong sehingga pembaca diharapkan mampu mengisi ruang tempat terbuka tersebut secara kreatif. Junus (1985: 52) memaparkan bahwa pembaca dalam resepsi sastra dibagi menjadi dua, yaitu pembaca biasa dan pembaca ideal. Pembaca ideal dibagi lagi menjadi dua, yaitu pembaca implisit dan pembaca eksplisit. Pembaca biasa adalah pembaca yang hanya sekedar membaca karya sastra sebagai hiburan atau kebutuhan saja, bukan sebagai bahan penelitian. Sedangkan, pembaca ideal adalah pembaca yang dipilih atau dibentuk oleh peneliti dari pembaca biasa berdasarkan pengetahuan, tanggapan, dan kompetensi yang dimilikinya. Dalam mengetahui cara penilaian yang dilakukan oleh pembaca terhadap karya sastra yang telah dibacanya dapat dilakukan dengan model yang berbeda-beda. Segers (dalam Junus, 1985: 65) memaparkan bahwa aspek dalam mengetahui cara penilaian.

(30) 15. yang dilakukan oleh pembaca yaitu aspek intelektual dan aspek emosional. Aspek intelektual meliputi struktur, penggunaan bahasa, penokohan atau perwatakan, tema, tempo, dan plot. Sedangakan aspek emosional meliputi tarikan, emosi, minat, orisinalitas, ketegangan, dan dapat dipercaya. Deskripsi dari aspek-aspek tersebut akan dituangkan dalam kuesioner atau daftar pertanyaan yang akan dipakai untuk meneliti resepsi dari pembaca terhadap karya sastra. Penelitian dengan menggunkan metode resepsi sastra dapat dibedakan ke dalam tiga jenis pendekatan. Teeuw (dalam Jabrohim (Ed) 2003: 110) mengungkapkan tiga jenis pendekatan tersebut adalah (1) penelitian resepsi sastra secara eksperimental, (2) penelitian resepsi sastra lewat kritik sastra, (3) penelitian resepsi sastra intertekstualitas. Penelitian ini berfokus pada metode resepsi sastra secara eksperimental sehingga untuk penelitian akan dibatasi dalam metode tersebut. Resepsi sastra menggunakan pendekatan eksperimen ini dilakukan dengan studi lapang, yaitu peneliti menyediakan teks sastra kepada pembaca secara individu. Setelah membaca karya sastra yang sudah dibagikan, mereka akan memberi tanggapan sesuai dengan pengetahuan sastra yang dimilikinya dengan mengisi angket atau daftar pertanyaan yang talah disediakan. Jawaban dari pembaca itulah yang nantinya akan dianalisis secara sistematik dan kuantitatif, dapat pula dipancing analisis yang tak terarah dan bebas, yang kemudian diberikan analisis kualitatif (Teeuw, 2015: 160). Dalam penelitian ini pembaca dihadapkan langsung dengan karya sastra, selain itu pembaca juga dapat memberikan tanggapan secara kreatif. Ketika hal itu.

(31) 16. dilakukan secara berulang-ulang maka pembaca akan memperoleh pengalaman membaca sekaligus pengalaman dalam menanggapi karya sastra yang lebih banyak, sehingga daya apresiasi pembaca juga akan meningkat. 2.2.2 Stilistika Ilmu yang mempelajari gaya berbahasa dari seorang pengarang dalam menyampaikan karya sastranya merupakan pengertian stilistika. Gaya tersebut merupakan cara yang digunakan oleh seorang pengarang dalam memaparkan gagasan dan perasaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Aminuddin (1995: 4) memaparkan bahwa gaya diartikan sebagai teknik dan bentuk gaya bahasa seseorang berdasarkan ciri pribadinya dalam mengungkapkan gagasan sesuai dengan ide dan norma yang digunakan. Ratna (2016: 3) mengungkapkan bahwa stilistika merupakan ilmu tentang gaya, sedangkan gaya itu sendiri merupakan cara-cara khas, segala sesuatu yang dipaparkan dengan cara tertentu, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal. Corbett dan Burke (dalam Aminuddin, 1995: 5) mengungkapkan bahwa dalam The New Century Composition Rhetoric tidak hanya membahas retorika dalam karya ilmiah tetapi juga membahas wacana dan penulisan dalam karya sastra. Kajian stilistika dalam karya sastra diantaranya, yaitu masalah metafora, pemilihan diksi, penggunaan bunyi, penggunaan simbol, dan lain sebagainya. Pada sisi lain ada juga yang melakukan pembahasan dengan berfokus pada salah satu aspek, misalnya pada aspek metafora, bunyi, pemilihan diksi dan lain sebagainya..

(32) 17. Aminuddin (1995: 7) mengungkapkan bahwa dalam retorika klasik dikenal wawasan Stilus virum argiud atau ‘gaya mencerminkan orangya’. Dalam wawasan Enkvist gaya juga disebut sebagai ‘sekumpulan ciri pribadi’. Pribadi disini dihubungkan dengan ciri pribadi yang diungkapkan oleh pengarang lewat karya sastranya. Dalam konteks yang lebih luas, gaya juga dapat digunakan dalam mengidentifikasi ciri pribadi seorang pengarang berdasarkan lingkungan sosial budayanya. Ratna (2016: 95) memaparkan bahwa gaya bukan lagi masalah baju, melainkan kulit, bahkan seseorang itu sendiri. Sehingga gaya tidak dapat dipisahkan dengan pengarangnya. Setiap pengarang atau penyair memiliki perbedaan, yang diakibatkan oleh kekuatan imajinasi dari masing-masing pengarang, seperti penggunaan citraan dalam karya sastranya. Setiap pengarang atau penyair akan membangun dunia baru, yaitu dunia imajinasi sebagai representasi kenyataan dalam karya sastra. (Ratna, 2016: 98). Karya sastra dihasilkan melalui hubungan antara ciri indivual setiap pengarang dan komunitas. Karena setiap pengarang pasti memiliki ciri masing-masing, di sisi lain pengarang juga merupakan wakil dari setiap angkatannya, maka gaya dianggap sebagai gabungan antara individu dan masyarakat. W.S. Rendra merupakan salah satu penyair pada periode 1953-1961 yang masuk dalam Angkatan 50. Ciri yang menonjol dari Angkatan 50 ini adalah berkembangnya puisi-puisi yang menggunakan gaya epik (bercerita) dan puisi balada yang tentunya lebih sederhana dari puisi lirik. Dalam estetika pun W.S. Rendra tidak begitu mementingkan kata-kata sastra yang indah atau bermain-main dengan.

(33) 18. perumpamaan dan simbol yang menghasilkan teka-teki dan ambiguitas. W.S. Rendra lebih menggunakan diksi yang jelas dan lugas tetapi tetap memperhatikan pemilihan kata, sehingga meskipun puisi W.S. Rendra menggunakan kata-kata yang lugas dan langsung menggunakan kalimat yang mengandung makna sebenarnya, tetap tidak kehilangan nilai keindahan atau estetika pada setiap puisinya. 2.2.3 Hakikat Puisi Menurut KBBI puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poesis ‘pembuatan’ dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia sendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Mengutip pendapat McCaulay, Hudson (dalam Aminudin 2013: 134) memaparkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan katakata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Jassin (dalam Rokhmansyah, 2014: 13) mengungkapkan bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan. Selain mengutamakan unsur perasaan, puisi juga merupakan penghayatan dari kehidupan nyata yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Puisi tidak lepas dari proses berfikir penyair. Waluyo (1987: 25) memaparkan bahwa puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang mengungkapkan gagasan.

(34) 19. penyair secara imajinatif dan disusun dengan memperhatikan struktur fisik dan struktur batinnya. Tjahjono (2011: 10) mengungkapkan bahwa puisi adalah hasil dari pemikiran dan perasaan dalam bentuk larik dan bait yang padat dan berirama dengan menggunakan bahasa yang indah untuk memunculkan nilai estetik. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu wujud karya sastra yang mengungkapkan gagasan serta perasaan penyair melalui media bahasa yang mampu memunculkan imajinasi dengan memperhatikan struktur fisik dan struktur batinnya. 2.2.3.1 Struktur Batin Puisi Waluyo (1987: 28) memaparkan bahwa unsur-unsur puisi tidaklah berdiri sendiri, tetapi terbentuk dalam sebuah struktur yang saling berhubungan satu unsur dengan unsur yang lainnya dalam membentuk sebuah puisi. Struktur tersebut adalah struktur batin puisi dan struktur fisik puisi. Struktur batin meliputi tema, nada, perasaan, dan amanat. Tema adalah suatu pokok permasalahan yang akan disampaikan oleh penyair di dalam sebuah karya sastra puisi. Tema inilah yang merupakan latar belakang tercapainya sebuah puisi, yang tidak dapat dipisahkan dari pengarangnya (Waluyo 1987: 107). Aminuddin (2013: 151) mengungkapkan bahwa tema adalah ide dasar yang menjadi inti dari keseluruhan makna dalam puisi. Aminuddin (2013: 150) mengungkapkan bahwa nada adalah sikap penyair terhadap pembaca yang berhubungan dengan pokok pikiran atau ide yang dituangkan.

(35) 20. dalam puisinya. Sikap tersebut dapat berupa keterharuan, kesenangan, kesedihan, semangat, menggurui, masa bodoh, atau berbagai macam sikap yang lainnya. Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran atau ide yang dituangkan dalam puisinya. Sikap penyair inilah yang melatarbelakangi apakah lapis makna yang terkandung dalam puisi sudah sejalan dengan pokok pikiran atau ide (Aminuddin, 2013: 150). Amanat adalah pesan, maksud, tujuan, atau pandangan moral yang hendak disampaikan oleh penyair kepada pembaca melalui puisinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Waluyo (1987: 130) mengungkapkan bahwa puisi selalu ingin mengandung amanat (pesan), meskipun penyair tidak secara langsung mencantumkan amanat di dalam puisinya, amanat tersebut dapat tersirat di balik kata dan juga di balik tema yang diungkapkan oleh penyair. 2.2.3.2 Struktur Fisik Puisi Struktur fisik puisi adalah media pengungkap struktur batin dalam puisi. Struktur fisik puisi meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi puisi. berikut pemaparan mengenai unsur yang termasuk dalam struktur fisik puisi. Diksi adalah kata-kata yang dipilih, ditata, diolah, dan diatur oleh penyair secara cermat. Diksi yang baik tentu berhubungan dengan pemilihan kata yang tepat, padat, serta memiliki makna yang mampu mempengaruhi imajinasi pembaca Aminuddin (2013: 143). Situmorang (dalam Rokhmansyah 2014: 16) mengungkapan.

(36) 21. bahwa diksi sudah menjadi satu dengan penyairnya, sehingga dalam penggunaan diksi di dalam puisi secara tidak langsung kita dapat mengenal penyairnya. Aminuddin (2013: 141) memaparkan bahwa pengimajian adalah susunan kata yang mampu menggambarkan makna abstrak menjadi konkret dan cermat. Pembaca mampu mengembangakan daya imajinasi serta daya kritis dalam memahami makna puisi dengan adanya kekonkretan dan kecermatan makna kata-kata dalam puisi. Waluyo (1987: 79) membagi pengimajian menjadi tiga, yaitu imajian suara (auditif), imajian penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Majas adalah cara yang dipakai atau digunakan oleh penyair untuk memanfaatkan bahasa agar tercapai efek semantik dan efek estetik pada diri pembaca. Dengan demikian, makna dan pesan yang ingin disampaikan penyair dapat dipahami oleh pembaca. Secara garis besar majas dibagi menjadi 4 ragam, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran (Tjahjono, 2011: 56). Verifikasi dalam puisi terdiri dari rima, ritma, dan metrum. Tjahjono (2011: 44) mengungkapkan bahwa tipografi ialah bentuk, artinya bagaimana seorang penyair itu mengungkapkan puisinya secara grafis. Penggunaan huruf kapital dan tanda baca juga merupakan bagian dari tipografi. Aminuddin (2013: 146) memaparkan peranan tipografi dalam puisi, selain menampilkan aspek artistik secara visual, juga menciptakan makna tertentu..

(37) BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian survei. Penelitian survei merupakan jenis penelitian yang mengumpulkan informasi tentang karakteristik, tindakan, pendapat dari populasi. Pemilihan populasi atau sampel secara acak merupakan salah sau ciri dari penelitian survei. Dalam penelitian ini dilakukan studi lapang, yaitu peneliti menyediakan teks sastra kepada pembaca secara individu. Setelah membaca teks sasttra, pembaca dapat memberikan tanggapan sesuai pengetahuan yang dimilikinya dengan mengisi kuesioner yang telah disediakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Azwar (2013: 7) memaparkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara akurat dan sistematik fakta dan karakteristik mengenai populasi atau suatu bidang tertentu. Data yang diperoleh dalam penelitian deskriptif hanya bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud untuk mencari sebuah penjelasan, membuat prediksi, mempelajari implikasi, maupun untuk menguji hipotetis. Semua data yang diperoleh merupakan hasil sebenarnya dari apa yang dilakukan pada saat penelitian. Data dalam penelitian ini berupa jawaban yang diberikan oleh pembaca. Jawaban dari pembaca itulah yang nantinya akan dianalisis secara sistematik dan kuantitatif. 22.

(38) 23. 3.2 Populasi Penelitian Sesuai dengan judul penelitain yaitu “Resepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 Terhadap Aspek Gaya Penyairan dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra”, populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 yang kelas C 31 mahasiswa. Jadi, jumlah keseluruhan populasi pada penelitian ini terdiri dari 87 mahasiswa. Thoifah (2015: 15) mengungkapkan bahwa peneliti tidak perlu menentukan sampel jika jumlah populasi terlalu sedikit atau tidak lebih dari 100. Jumlah populasi yang tidak lebih dari 100 akan menghasilkan jumlah sampel yang tidak representatif atau tidak dapat dipercaya sehingga dapat membuat hasil penelitian menjadi kurang akurat. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan keseluruhan jumlah populasi yang sekaligus menjadi sampel penelitian.. 3.3 Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden berupa penilaian atau tanggapan mengenai gaya penyairan dari W.S. Rendra. Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 dan kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra pada matakuliah Teori Sastra..

(39) 24. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut Narbuko (2013: 76) kuesioner merupakan suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Rangakian pertanyaan tersebut dapat berupa pertanyaan yang bersifat tertutup maupun terbuka yang akan dijawab oleh responden. Penelitian ini akan menggunakan kuesioner dengan rangkaian pertanyaan yang bersifat tertutup. Proses pengumpulan data diawali dengan peneliti meminta izin kepada dosen pengampu matakuliah Teori Sastra. Setelah izin diperoleh, peneliti bekerja sama dengan dosen pengampu matakuliah Teori Sastra pada kelas sampel, kemudian peneliti menyediakan teks sastra kepada pembaca secara individu. Setelah membaca teks sastra yang sudah dibagikan, mereka akan memberi tanggapan sesuai dengan penegetahuan sastra yang dimilikinya dengan mengisi kuesioner yang telah disediakan. Setelah diisi oleh responden, kuesioner tersebut dikembalikan kepada peneliti untuk dianalisis.. 3.5 Instrumen Penelitian Tipe pertanyaan yang akan digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah rating scale questionaire. Tipe pertanyaan tersebut dipilih karena data yang diharapkan berupa tanggapan yang memiliki tingkatan-tingkatan. Rating scale atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Selain itu rating scale questionaire memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat dengan cepat dijawab.

(40) 25. atau diisi oleh responden serta langsung dapat dikodekan untuk proses analisis data (Narbuko, 2013: 74). Alternatif jawaban dalam kuesioner yang digunakan untuk resepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban yakni SS (Sangat Setuju), S (setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Berikut adalah kriteria penskoran jawaban angket penelitian. Tabel 3.1 Penskoran Nilai Kuesioner Pertanyaan/ Pernyataan Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju. Skor + 4 3 2 1. Skor 1 2 3 4. Dari tabel tersebut maka dapat diketahui skor tertinggi pada pernyataan positif adalah 4, sedangkan skor tertendahnya adalah 1. Namun, jika pernyataan tersebut bernilai negatif maka skor tertinggi adalah 1 dan skor terendah adalah 4. Instrumen dalam penelitian ini mengadaptasi dari instrumen penelitian yang dilakukan oleh Rien T. Segers (1978) pada mahasiswa graduate Indiana terhadap cerpen. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rien T. Segers terletak pada objek penelitiannya sehingga dalam menyusun instrumen penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi yang telah disesuaikan dengan elemen-elemen yang sesuai dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan karena objeknya adalah puisi. Instrumen berbentuk kuesioner. Sebelum kuesioner dibuat maka dibuat terlebih dulu kisi-kisi untuk setiap variabelnya. Kemudian kisi-kisi dikembangkan dalam.

(41) 26. bentuk pernyataan dalam angket. Kisi-kisi instrumen resepsi sastra dan cakrawala harapan siswa berdasarkan Segers (dalam Junus 1985: 65) dengan berbagai modifikasi tersebut adalah sebagai berikut.. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Resepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 Aspek Intelektual. Variabel Judul. Bunyi. Keindahan puisi apabila dilihat dari kesamaan bunyi.. Butir Soal 1, 2. Jml 2. 3. 1. Diksi. Pemahaman mahasiswa mengenai pilihan kata yang tegas dan lugas dalam puisi.. 4, 5. 2. Bahasa kias. Pemahaman mahasiswa mengenai bahasa kias simbolik, metafora, dan retoris.. 6, 7. 2. Citraan. Pemahaman mahasiswa mengenai citraan yang dapat menambah keindahan puisi.. 8, 9. 2. Sarana retorika. Pemahaman mahasiswa mengenai pengulangan kata yang ditekankan oleh penyair dalam puisi.. 10. 1. 11, 12. 2. 13, 14. 2. 15, 16. 2. 17, 18. 2. Bentuk visual. Makna Emosional. Indikator Pengetahuan mahasiswa mengenai isi dan kepuitisan puisi.. Keterlibatan dan emosi. Pemahaman mahasiswa mengenai penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan pemenggalan baris dalam puisi. Pemahaman mahasiswa mengenai makna yang terkandung di dalam puisi. Keterlibatan pribadi dan emosi mahasiswa dalam makna yang terkandung puisi.. Minat. Ketertarikan mahasiswa untuk memberikan reaksi terhadap puisi.. Keaslian. Penilaian mahasiswa terhadap.

(42) 27. keaslian puisi. Kemampuan untuk percaya. Keyakinan mahasiswa terhadap isi puisi.. 19, 20. 2. 21, 22, 23. 3 23. Jumlah. Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Cakrawala Harapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 Aspek Norma-norma dalam teks Pengetahuan dan pengalaman pembaca Pertentangan antara fiksi dan kenyataan. Indikator Pengetahuan tentang nilai-nilai dalam puisi - Pengetahuan mahasiswa tentang puisi sebelumnya - Minat membaca puisi - Penilaian mahasiswa tentang makna dalam puisi - Penilaian mahasiswa terhadap nilainilai yang ada dalam kehidupan nyata Jumlah. Butir Soal 5, 6. Jumlah 2. 1. 3. 2, 3 4. 3. 7, 8. 8. 3.6 Uji Validitas Instrumen Pada uji validitas terdapat dua instrumen, yaitu kuesioner resepsi mahasiswa dan kuesioner cakrawala harapan mahasiswa. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut mempunyai kesahihan. Keabsahan data dipertimbangkan dengan validitas isi. Butir-butir pernyataan yang telah disusun terlebih dahulu kemudian ditelaah dan dinyatakan baik. Penelaahan dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidang yang bersangkutan atau expert judgement, dalam hal ini dilakukan oleh dosen ahli sekaligus dosen pembimbing, yaitu bapak Maulfi Syaiful Rizal, M.Pd. Setelah instrumen disusun dan telah dikonsultasikan validitasnya melalui expert judgement kemudian dibagikan kepada responden untuk dijawab..

(43) 28. 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data statistik deskriptif dengan persentase. Kegiatan analisis dimulai dengan memberi skor dan melakukan tabulasi untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase. Untuk mendapatkan gambaran hasil keseluruhan resepsi mahasasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 dalam aspek gaya penyairan terhadap kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra, langkah langkah yang dilakukan adalah memberikan skor jawaban dari setiap responden pada setiap butir pernyataan. Skor masing-masing responden kemudian dijumlahkan sesuai kriteria. Setelah kuesioner yang telah diisi diberikan skor, maka langkah selanjutnya menghitung persentase responden untuk mengetahui besar resepsi mahasiswa pada setiap indikator masing-masing kuesioner. Perhitungan persentase dilakukan dengan menggunakan rumus berikut menurut Sudijono (2012: 43). Keterangan:. P= Angka presentase. 𝑓. P= 𝑁 x 100%. F= Frekuensi N= Jumlah responden. Setalah. mengetahui. presentase. responden,. langkah. selanjutnya. adalah. menghitung distribusi frekuensi. Langkah ini dimaksudkan untuk mencari sebaran skor masing-masing siswa. Penghitungan tersebut, diolah menggunakan program aplikasi IBM SPSS..

(44) 29. Selain mencari sebaran skor responden, dihitung pula deskripsi statistik yang berkaitan dengan resepsi dan horison harapan mahasiswa. Deskripsi data yang disajikan meliputi nilai mean (M), median (Me), mode (Mo), standar diviasi (SDi), range (r), minimum dan maximum pada program aplikasi yang sama. Untuk penentuan kategori pengelompokan data responden digunakan acuan klasifikasi berdasarkan teori Arikunto (2009: 264) berikut ini. Tabel 3.4 Kategori Klasifikasi Resepsi Mahasiswa Norma > Mi +1SDi (Mi–1SDi)-(Mi+1SDi) < Mi-1SDi. Kategori Tinggi Sedang Rendah. Keterangan : 1. Mi= Mean (rata-rata)= 2 (skor tertinggi + skor terendah) 1. SDi= Standar Deviasi= 6 (skor tertinggi – skor terendah) Untuk memudahkan dalam penghitungan, rata-rata yang digunakan adalah ratarata ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi). Penentuan skor rata-rata ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi) didasarkan pada skor tertinggi dan terendah dari variabel penelitian. Skor yang diperoleh oleh responden kemudian dikategorikan sesuai dengan rumus. Skor responden yang lebih dari penjumlahan antara rata-rata dan standar deviasi dinyatakan berkategori tinggi. Sebaliknya, skor responden yang kurang dari pengurangan antara rata-rata dan standar deviasi dinyatakan berkategori rendah. Skor responden yang berada di antara kategori tinggi dan rendah dinyatakan berada pada tingkat sedang..

(45) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi penelitian adalah bagian yang memaparkan hasil penelitian. Hasil penelitian diperoleh dari hasil analisis data. Data dalam penelitian ini terdiri atas dua instrumen penelitian, yaitu kuesioner resepsi dan kuesioner cakrawala harapan. Kuesioner resepsi berkaitan dengan aspek inti dalam mengetahui cara penilaian yang dilakukan oleh pembaca, yaitu aspek intelektual dan aspek emosional. Kuesioner cakawala harapan berkaitan dengan harapan-harapan pembaca tentang teks sastra yang telah dibacanya sesuai dengan pemahaman masing-masing yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pendidikan, pengalaman pengetahuan, dan kemampuan dalam menanggapi karya sastra. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 Universitas Brawijaya. Adapun jumlah responden dalam penelitian ini adalah 67 mahasiswa. Deskripsi data yang akan disajikan meliputi nilai mean (M), median (Me), mode (Mo), standar deviation (SD), range, minimal, dan maximal yang diolah menggunakan program SPSS. Berikut data hasil penelitian kuesioner resepsi mahasiswa dan kuesioner cakrawala harapan mahasiswa terhadap. kumpulan. puisi. Doa. untuk. 30. Anak. Cucu. karya. W.S.. Rendra..

(46) 31. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Kuesioner Resepsi dan Cakrawala Harapan Mahasiswa No.. 1.. 2.. Variabel. Resepsi a. Resepsi Intelektual b. Resepsi Emosional Cakrawala Harapan. Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Mode Std. Range Min. Deviasi 71 4.60 27 57 44 2.68 13 36. Mean. Median. 71.54 43.97. 71 44. 27.57. 27. 27. 2.67. 18. 25.54. 26. 26. 1.98. 9. Max.. Sum. 84 49. 4793 2946. 18. 36. 1874. 21. 30. 1711. Deskripsi data masing-masing instrumen secara rinci dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini. 4.1.1 Resepsi Mahasiswa terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra Data resepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 Universitas Brawijaya diperoleh dengan menggunakan kuesioner bersifat tertutup yang terdiri dari 23 butir pertanyaan dan 67 responden. Berdasarkan tabel 4.1 variabel resepsi mahasiswa jika dibuat distribusi frekuensi maka akan diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.. Kelas Interval 57-60 61-64 65-68 69-72 73-76 77-80 81-84 Jumlah. Frekuensi (f) 1 3 9 32 12 8 2 67. Frekuensi Kumulatif (fk) 1 4 13 45 57 65 67.

(47) 32. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa resepsi mahasiswa sebagian besar memiliki skor antara 69 sampai 72, yaitu sebanyak 32 mahasiswa. Sebanyak 22 mahasiswa memiliki skor di atas 72. Skor tertinggi, yaitu berada pada interval 81-84 sebanyak 2 mahasiswa sedangkan skor terendah, yaitu berada pada interval 57-60 hanya 1 mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa perolehan skor resepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 Universitas Brawijaya terhadap kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra berada pada interval tengah. Tabel distribusi frekuensi skor resepsi mahasiswa di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut. 35. 32. 30 25 20 15. 12. 9. 10 5. 1. 8. 3. 2. 0 57-60. 61-64. 65-68. 69-72. 73-76. 77-80. 81-84. Skor. Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa. Setelah diketahui perolehan skor resepsi mahasiswa kemudian dilakukan pengkategorian data resepsi mahasiswa pada masing-masing aspek. Identifikasi kecenderungan penilaian resepsi mahasiswa dikategorikan menjadi tiga yaitu tinggi,.

(48) 33. sedang dan rendah. Berikut perolehan kecenderungan mahasiswa tiap indikator dalam kuesioner resepsi mahasiswa. Tabel 4.3 Kecenderungan Mahasiswa tiap Indikator dalam Kuesioner Resepsi Aspek Intelektual. Variabel Judul. Bunyi. Diksi. Bahasa kias. Citraan. Sarana retorika. Bentuk visual. Makna. Emosional. Keterlibatan dan emosi. Indikator T 23 mhs 34,33%. Kategorisasi S 44 mhs 65,67%. 16 mhs 23,88%. 51 mhs 76,12%. Pemahaman mahasiswa mengenai pilihan kata yang tegas dan lugas dalam puisi.. 18 mhs 26,87%. 49 mhs 73,13%. Pemahaman mahasiswa mengenai bahasa kias simbolik, metafora, dan retoris.. 19 mhs 28,36%. 48 mhs 71,64%. Pemahaman mahasiswa mengenai citraan yang dapat menambah keindahan puisi.. 21 mhs 31,34%. 46 mhs 68,66%. Pemahaman mahasiswa mengenai pengulangan kata yang ditekankan oleh penyair dalam puisi.. 37 mhs 55,22%. 29 mhs 43, 29%. 25 mhs 37,31%. 42 mhs 62,69%. 36 mhs 53,73%. 31 mhs 46,27%. 13 mhs 19,4%. 54 mhs 80,6%. Pengetahuan mahasiswa mengenai isi dan kepuitisan puisi. Keindahan puisi apabila dilihat dari kesamaan bunyi.. Pemahaman mahasiswa mengenai penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan pemenggalan baris dalam puisi. Pemahaman mahasiswa mengenai makna yang terkandung di dalam puisi. Keterlibatan pribadi dan emosi mahasiswa dalam makna yang terkandung puisi. R. 1 mhs 1,49%.

(49) 34. Ketertarikan mahasiswa untuk memberikan reaksi terhadap puisi. 4 mhs 5,97%. 63 mhs 94,03%. Keaslian. Penilaian mahasiswa terhadap keaslian puisi. 24 mhs 35,82%. 43 mhs 64,18%. Kemampuan untuk percaya. Keyakinan mahasiswa terhadap isi puisi. Jumlah Rata-rata. 37 mhs 55,22% 407,45% 33,96%. 30 mhs 44,78% 791,06% 65,92%. Minat. 1,49% 0,12%. Resepsi mahasiswa hampir keseluruhan masuk dalam kategori tinggi dan sedang. Terbukti bahwa hanya ada 1 mahasiswa (1,49%) yang berada pada kategori rendah untuk pertanyaan aspek sarana retorika. Hasil rata-rata penghitungan kategorisasi penilaian mahasiswa tiap indikator dalam resepsi tersebut, apabila disajikan dalam bentuk pie chart adalah sebagai berikut. 0,12% (1mhs). 33,96% (22 mhs) 65,92% (44 mhs). Tinggi Sedang Rendah. Gambar 4.2 Pie Chart Tingkat Kecenderungan Resepsi Mahasiswa. Tingkat kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa terdapat 22 mahasiswa (33,96%) yang berada dalam kategori tinggi, 44 mahasiswa (65,92%) berada dalam.

(50) 35. kategori sedang, dan hanya 1 (0,12%) mahasiswa yang berada dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan resepsi mahasiswa berada pada kategori sedang, artinya kemampuan mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 berada pada kemampuan normal. Kuesioner resepsi berkaitan dengan aspek inti di dalam mengetahui cara penilaian yang dilakukan oleh pembaca yakni aspek intelektual dan aspek emosional. Dari data yang telah diperoleh, dapat diperinci lagi ke dalam dua bagian sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan pembaca. Berikut hasil penghitungan masing-masing aspek tersebut. 4.1.1.1 Resepsi Mahasiswa pada Aspek Intelektual terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra Sesuai dengan kisi-kisi penyusunan instrumen, aspek intelektual berkaitan dengan judul, bunyi, diksi, bahas kias, citraan, sarana retorika, bentuk visual, dan makna. Instrumen yang memuat tentang aspek-aspek tersebut terdapat pada pernyataan butir 1 sampai 14. Berdasarkan tabel 4.3 kecenderungan mahasiswa tiap indikator dalam kuesioner resepsi, resepsi aspek intelektual mahasiswa jika dibuat distribusi frekuensi, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa pada Aspek Intelektual No. 1. 2. 3.. Kelas Interval 36-40 41-45 46-49 Jumlah. Frekuensi (f) 5 48 14 67. Frekuensi Kumulatif (fk) 5 53 67.

(51) 36. Dapat diketahui resepsi mahasiswa berdasarkan aspek intelektual sebagian besar berada pada interval 41 sampai 45 sebanyak 48 mahasiswa. Skor tertinggi berada pada interval 46-49 dengan jumlah 14 mahasiswa, sedangkan untuk skor terendah berada pada interval 36-40 dengan jumlah 5 mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa kemampuan resepsi mahasiswa terhadap kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu berdasarkan aspek intelektual berada pada kelas interval tengah. Tabel distribusi frekuensi resepsi aspek intelektual mahasiswa di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut. 60 48. 50 40. 30 20 10. 14 5. 0 36-40. 41-45. 46-49. Skor. Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Resepsi Mahasiswa pada Aspek Intelektual Setelah diketahui perolehan skor mahasiswa terhadap resepsi aspek intelektual, agar lebih rinci dilakukan pengkategorian data resepsi aspek intelektual tiap indikator. Identifikasi penilaian masing-masing indikator dalam resepsi aspek intelektual.

(52) 37. mahasiswa dikategorikan menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berikut hasil perolehan tersebut. Tabel 4.5 Kecenderungan Mahasiswa tiap Indikator dalam Kuesioner Resepsi Aspek Intelektual Aspek Intelektual. Variabel Judul. Bunyi. Diksi. Bahasa kias. Citraan. Sarana retorika. Bentuk visual. Makna. Indikator T 23 mhs 34,33%. Kategorisasi S 44 mhs 65,67%. 16 mhs 23,88%. 51 mhs 76,12%. Pemahaman mahasiswa mengenai pilihan kata yang tegas dan lugas dalam puisi.. 18 mhs 26,87%. 49 mhs 73,13%. Pemahaman mahasiswa mengenai bahasa kias simbolik, metafora, dan retoris.. 19 mhs 28,36%. 48 mhs 71,64%. Pemahaman mahasiswa mengenai citraan yang dapat menambah keindahan puisi.. 21 mhs 31,34%. 46 mhs 68,66%. Pemahaman mahasiswa mengenai pengulangan kata yang ditekankan oleh penyair dalam puisi.. 37 mhs 55,22%. 29 mhs 43, 29%. 25 mhs 37,31%. 42 mhs 62,69%. 36 mhs 53,73%. 31 mhs 46,27%. 291,04% 36,38%. 507,47% 63,43%. Pengetahuan mahasiswa mengenai isi dan kepuitisan puisi. Keindahan puisi apabila dilihat dari kesamaan bunyi.. Pemahaman mahasiswa mengenai penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan pemenggalan baris dalam puisi. Pemahaman mahasiswa mengenai makna yang terkandung di dalam puisi. Jumlah Rata-rata. R. 1 mhs 1,49%. 1,49% 0,19%.

(53) 38. Hasil rata-rata penghitungan kategorisasi penilaian mahasiswa terhadap masing-masing indikator dalam resepsi aspek intelektual tersebut apabila disajikan dalam bentuk pie chart adalah sebagai berikut.. 0,19% (1 mhs). 36,38% (24 mhs) 63,43% (42 mhs). Tinggi. Sedang Rendah. Gambar 4.4 Pie Chart Tingkat Kecenderungan Resepsi Aspek Intelektual Mahasiswa. Dari tingkat kecenderungan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 24 mahasiswa (36,38%) berada dalam kategori tinggi, 42 mahasiswa (63,43%) berada dalam kategori sedang, dan hanya 1 mahasiswa (0,19%) yang berada dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan resepsi aspek intelektual mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berada dalam kategori sedang atau dalam kemampuan normal..

(54) 39. 4.1.1.2 Resepsi Mahasiswa pada Aspek Emosional terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra Aspek emosional merupakan aspek yang berkaitan dengan keterlibatan dan emosi, minat, keaslian dan kemampuan untuk percaya. Instrumen yang memuat tentang aspek-aspek tersebut terdapat pada nomor 15-23. Berdasarkan tabel 4.3 kecenderungan mahasiswa tiap indikator dalam kuesioner resepsi, resepsi aspek emosional mahasiswa jika dibuat distribusi frekuensi, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Resepsi Aspek Emosional Mahasiswa No. 1. 2. 3. 4.. Kelas Interval 18-22 23-27 28-32 33-36 Jumlah. Frekuensi (f) 2 37 26 2 67. Frekuensi Kumulatif (fk) 2 39 65 67. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar resepsi aspek emosional mahasiswa berada pada skor 23-27. Sebanyak 28 mahasiswa memiliki skor lebih dari 27. Skor terendah berada pada interval 18-22 sebanyak 2 mahasiswa. Tabel distribusi frekuensi skor resepsi aspek emosional siswa di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut..

(55) 40. 40. 37. 35 30. 26. 25 20 15 10 5. 2. 2. 0 18-22. 23-27. 28-32. 33-36. Skor. Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Resepsi Aspek Emosional Mahasiswa Setelah diketahui perolehan skor mahasiswa terhadap resepsi aspek emosional, agar lebih rinci dilakukan pengkategorian data resepsi aspek emosional tiap indikator. Identifikasi penilaian masing-masing indikator dalam resepsi aspek emosional mahasiswa dikategorikan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Berikut hasil perolehan tersebut. Tabel 4.7 Kecenderungan Mahasiswa tiap Indikator dalam Kuesioner Resepsi Aspek Emosional Aspek Emosional. Variabel Keterlibatan dan emosi. Minat. Keaslian. Indikator Keterlibatan pribadi dan emosi mahasiswa dalam makna yang terkandung puisi. T 13 mhs 19,4%. Kategorisasi S 54 mhs 80,6%. Ketertarikan mahasiswa untuk memberikan reaksi terhadap puisi. 4 mhs 5,97%. 63 mhs 94,03%. Penilaian mahasiswa terhadap keaslian puisi. 24 mhs 35,82%. 43 mhs 64,18%. R.

(56) 41. Kemampuan untuk percaya. Keyakinan mahasiswa terhadap isi puisi. Jumlah Rata-rata. 37 mhs 55,22% 116,41% 29,1%. 30 mhs 44,78% 283,59% 70,9%. Hasil rata-rata penghitungan kategorisasi penilaian mahasiswa terhadap masing-masing indikator dalam resepsi aspek emosional tersebut apabila disajikan dalam bentuk pie chart adalah sebagai berikut. 0%. 29,1% (20 mhs) 70,9% (47 mhs). Tinggi Sedang Rendah. Gambar 4.6 Pie Chart Tingkat Kecenderungan Resepsi Aspek Emosional Mahasiswa. Dari kecenderungan tersebut dapat diketahui bahwa resepsi aspek emosional mahasiswa tidak ada yang berada dalam kategori rendah. Terdapat 20 mahasiswa (29,1%) berada dalam kategori tinggi, sedangkan 47 mahasiswa (70,9%) berada dalam kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan resepsi aspek emosional mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berada dalam kategori sedang atau dalam kemampuan normal..

(57) 42. 4.1.2 Cakrawala Harapan Mahasiswa terhadap Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra Cakrawala harapan mahasiswa diperoleh dari angket dengan 8 butir pernyataan dengan jumlah responden 67 dan skala jawab berkisar 1-4 atau skala Likert. Berdasarkan tabel 4.1 hasil perhitungan statistik deskriptif kuesioner rresepsi dan cakrawala harapan mahasiswa, diperoleh skor tertinggi 30 dan skor terendah 21 sehingga range 9. Selain itu, didapatkan nilai mean 25.54, median 26, mode 26, dan standar deviasi 1.98. Jika dibuat distribusi frekuensi, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Cakrawala Harapan Mahasiswa No. 1. 2.. Kelas Interval 21-25 26-30 Jumlah. Frekuensi (f) 31 36 67. Frekuensi Kumulatif (fk) 31 67. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar skor cakrawala harapan mahasiswa berada pada interval 26-30 dengan jumlah 36 mahasiswa. Sedangkan untuk interval 21-25 dengan jumlah 31 mahasiswa. Tabel distribusi frekuensi cakrawala harapan siswa di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut..

(58) 43. 37. 36. 36 35 34 33 32. 31. 31 30 29 28 21-25. 26-30 Skor. Gambar 4.7 Histogram Distribusi Frekuensi Cakrawala Harapan Mahasiswa Berdasarkan tabel dan histogram distribusi frekuensi cakrawala harapan mahasiswa, sebagian besar skor yang diperoleh berada pada interval 26-30 dengan jumlah 36 mahasiswa. Sedangkan untuk interval 21-25 dengan jumlah 31 mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa skor penilaian cakrawala harapan mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berada dalam kategori tinggi. Selanjutnya diidentifikasi kecenderungan atau tinggi rendahnya cakrawala harapan mahasiswa pada masing-masing indikator dibagi menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berikut hasil penghitungan kategorisasi tersebut. Tabel 4.9 Kecenderungan Mahasiswa tiap Indikator dalam Kuesioner Cakrawala Harapan Aspek Norma-norma dalam teks Pengetahuan dan pengalaman pembaca Pertentangan antara. Indikator Pengetahuan tentang nilai-nilai dalam puisi - Pengetahuan mahasiswa tentang puisi sebelumnya - Minat membaca puisi - Penilaian mahasiswa tentang. T 37 mhs 55,22% 18 mhs 26,87% 57 mhs. Kategorisasi S 30 mhs 44,78% 49 mhs 73,13% 10 mhs. R.

(59) 44. fiksi dan kenyataan -. makna dalam puisi Penilaian mahasiswa terhadap nilai-nilai yang ada dalam kehidupan nyata Jumlah Rata-rata. 85,07%. 14,93%. 167,16% 55,72%. 132,84% 44,28%. Hasil rata-rata penghitungan kategorisasi penilaian mahasiswa untuk masingmasing indikator dalam kuesioner cakrawala harapan tersebut, apabila disajikan dalam bentuk pie chart adalah sebagai berikut. 0%. 44,28% (30 mhs). 55,72% (37 mhs). Tinggi Sedang Rendah. Gambar 4.8 Pie Chart Tingkat Kecenderungan Cakrawala Harapan Mahasiswa. Berdasarkan pie chart tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan cakrawala harapan mahasiswa tidak ada yang berada dalam kategori rendah. Terdapat 37 mahasiswa (55,72%) berada dalam kategori tinggi, sedangkan sebanyak 30 (44,28%) mahasiswa berada dalam kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa cakrawala harapan mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berada dalam kategori tinggi..

Gambar

Gambar  Halaman
Tabel 3.1 Penskoran Nilai Kuesioner
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Resepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan  Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Cakrawala Harapan Mahasiswa Program  Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fakta penelitian lapangan menyatakan bahwa citra diri pada remaja putri yang memakai kosmetik di Samarinda memiliki hubungan yang sangat rendah, yang mengartikan bahwa walaupun

Penulis saat melakukan wawancara dengan tukang sayur gendong menemukan falsafah hidup mereka yang narima ing pandum, walau mereka tidak fasih menjelaskan namun mereka

Data transportasi masih belum beragam dan hanya dapat mengetahui sampai tingkat kabupaten. Oleh karena itu kita belum bisa melihat data panjang jalan, jumlah kendaraan bermotor,

Jika verba keadaan menghadirkan dua partisipan pada struktur logisnya, dan dalam kelompok verba itu termasuk verba kognisi, pengetahuan, emosi, persepsi (yang disengaja),

Hasil posttest menunjukkan bahwa model inkuiri terbimbing memberikan pengaruh terhadap penguasaan konsep peserta didik, ini sejalan dengan penelitian yeritial et al

Jalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199 Malang 65152, Indonesia Telp. Hama pada tanaman tebu menyebabkan penurunan produksi gula sekitar 10%. Hama penting pada

penelitian yang diperoleh yaitu penilaian terhadap stresor pada responden menunjukkan penilaian positif (52,5%) dan sejumlah 50% pasien menggunakan sumber koping dengan

Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Nomor 02 Tahun 2007 tanggal 10 Januari 2007