ASET
KAS 2a 315.746.897 201.359.028
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA 2a,2d,3 2.120.005.705 1.381.906.403
GIRO PADA BANK LAIN 2a,2b,2c,2e,4,40
Pihak ketiga 245.682.590 47.937.944
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 60.115.912 70.523.068
Jumlah Giro pada Bank Lain 305.798.502 118.461.012
Penyisihan kerugian (3.057.985) (4.905)
Bersih 302.740.517 118.456.107
PENEMPATAN PADA BANK LAIN 2c.2f,5
Pihak ketiga 30.000.000 184.045.200
Penyisihan kerugian (300.000) (3.297.194)
Bersih 29.700.000 180.748.006
INVESTASI PADA EFEK/SURAT BERHARGA 2c,2g,6
Pihak ketiga
Tersedia untuk dijual 8.765.497 6.000.000
Dimiliki hingga jatuh tempo 1.265.096.512 780.444.070
Jumlah investasi pada efek/surat berharga 1.273.862.009 786.444.070
Penyisihan kerugian (12.738.620) (8.034.697)
Bersih 1.261.123.389 778.409.373
PIUTANG 2b,2c,2h,7,40
Murabahah
Pihak ketiga 6.792.039.969 5.178.707.666
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2.898.441 1.625.639
Jumlah Piutang Murabahah 6.794.938.410 5.180.333.305
Istishna Pihak ketiga 141.760.811 117.346.235 Pendapatan Ijarah Pihak ketiga 2.134.476 2.421.291 Jumlah Piutang 6.938.833.697 5.300.100.831 Penyisihan kerugian (272.317.835) (180.447.059) Bersih 6.666.515.862 5.119.653.772 PINJAMAN QARDH 2c,2j,8 Pihak ketiga 618.845.394 526.169.107 Penyisihan kerugian (6.821.408) (3.804.690) Bersih 612.023.986 522.364.417
PEMBIAYAAN 2c,2i,9 Mudharabah Pihak ketiga 2.963.646.872 2.339.676.256 Penyisihan kerugian (37.575.801) (25.024.012) Bersih 2.926.071.071 2.314.652.244 Musyarakah 2c,2i,10 Pihak ketiga 2.613.729.398 1.997.758.463 Penyisihan kerugian (256.539.526) (124.822.506) Bersih 2.357.189.872 1.872.935.957 Jumlah Pembiayaan 5.577.376.270 4.337.434.719 Penyisihan kerugian (294.115.327) (149.846.518) Bersih 5.283.260.943 4.187.588.201
ASET YANG DIPEROLEH UNTUK IJARAH 2k,11
Nilai perolehan 269.424.722 235.162.360
Akumulasi penyusutan (123.965.948) (72.492.634)
Bersih 145.458.774 162.669.726
ASET ISTISHNA DALAM PENYELESAIAN 2l - 5.024.000
ASET TETAP DAN AKUMULASI PENYUSUTAN 2m,12
Nilai perolehan 383.675.892 262.933.089
Akumulasi penyusutan (191.659.670) (160.140.176)
Nilai buku 192.016.222 102.792.913
ASET LAIN
Aset pajak tangguhan 2ac, 19 11.509.812 9.807.914
Agunan yang diambil alih 2c2
Nilai buku yang dapat direalisasi 26.765.759 28.031.269
Penyisihan kerugian (22.300.000)
-Nilai bersih 4.465.759 28.031.269
Lainnya 2c,2n,2o,13 121.370.120 86.579.429
Jumlah aset lain 137.345.691 124.418.612
KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS KEWAJIBAN
KEWAJIBAN SEGERA 2a,2p,14 161.990.949 104.432.800
BAGI HASIL YANG BELUM DIBAGIKAN 2w,15 71.210.802 52.251.302
SIMPANAN WADIAH 2b,2q,16,40
Giro Wadiah
Pihak ketiga 1.812.310.538 1.845.748.441
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 14.613 25.849 Tabungan Wadiah
Pihak ketiga 38.359.066 11.952.957
Jumlah Simpanan Wadiah 1.850.684.217 1.857.727.247
SIMPANAN DARI BANK LAIN 2r,17
Giro Wadiah 11.695.606 2.512.370
Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA) - 15.000.000
Jumlah simpanan dari Bank lain 11.695.606 17.512.370
KEWAJIBAN KEPADA BANK LAIN 18 5.527.861 5.834.067
UTANG PAJAK 2ac,19 33.807.860 13.440.456
ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI 2c,20 2.421.504 1.528.907
KEWAJIBAN LAIN-LAIN 2b,21,40
Pihak ketiga 191.139.321 142.510.454
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 14.295.146 19.374.573
Jumlah kewajiban lain-lain 205.434.467 161.885.027
SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN 2s,22 200.000.000 400.000.000
PINJAMAN SUBORDINASI 23 - 32.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN 2.542.773.266 2.646.612.176
DANA SYIRKAH TEMPORER 2b,2t,24,40,53
Bukan Bank Investasi terikat
Pihak ketiga
Tabungan 89.760.806
-Jumlah investasi terikat 89.760.806
-Investasi tidak terikat tabungan Mudharabah
Pihak ketiga 5.153.102.513 3.857.750.225
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2.777.449 2.674.286
Jumlah investasi tidak terikat tabungan Mudharabah 5.155.879.962 3.860.424.511 Investasi tidak terikat deposito Mudharabah
Pihak ketiga 7.800.101.803 5.386.703.705
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2.260.163 1.122.960
Jumlah investasi tidak terikat deposito Mudharabah 7.802.361.966 5.387.826.665
Bank
Investasi tidak terikat tabungan Mudharabah
Pihak ketiga 48.352.825 40.616.968
Investasi tidak terikat deposito Mudharabah
Pihak ketiga 218.380.535 138.534.050
Jumlah dana syirkah temporer Bank 266.733.360 179.151.018
Jumlah dana syirkah temporer 13.314.736.094 9.427.402.194
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 5.000 per saham Modal dasar - 200.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 111.648.713 saham
untuk tahun 2008 dan 71.674.513 saham untuk tahun 2007 558.243.565 358.372.565 Laba (rugi) belum terealisasi - surat berharga 765.497 -Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 206.993.156 206.993.156
Belum ditentukan penggunaannya 442.426.408 246.010.467
Jumlah Ekuitas 1.208.428.626 811.376.188
JUMLAH KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH TEMPORER
Pendapatan dari jual beli:
Pendapatan Margin Murabahah 2u,29,53 824.274.869 552.679.012
Pendapatan bersih Istishna Paralel 12.226.444 8.241.105
Jumlah pendapatan dari jual beli 836.501.313 560.920.117
Pendapatan dari sewa:
Pendapatan bersih Ijarah 15.240.458 24.713.676
Pendapatan bagi hasil:
Pendapatan bagi hasil Mudharabah 443.355.992 264.813.301
Pendapatan bagi hasil Musyarakah 260.521.406 200.090.296
Jumlah pendapatan dari bagi hasil 703.877.398 464.903.597
PENDAPATAN USAHA UTAMA LAINNYA 2v,30,53 180.770.412 146.736.008
JUMLAH PENDAPATAN PENGELOLAAN DANA OLEH
BANK SEBAGAI MUDHARIB 1.736.389.581 1.197.273.398
HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL DANA SYIRKAH TEMPORER 2w,31,53 (793.049.197) (511.873.694)
PENDAPATAN USAHA LAINNYA
Pendapatan imbalan jasa perbankan 32,53 285.181.366 193.375.976
Pendapatan imbalan investasi terikat 15.805.055 16.544.134
Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya 300.986.421 209.920.110
BEBAN USAHA
Kepegawaian 33,53 (294.251.847) (207.798.478)
Administrasi 34,53 (241.669.986) (195.391.229)
Beban penyusutan dan amortisasi: 35,53
Beban penyusutan aset tetap (31.999.963) (34.236.284)
Beban penyisihan kerugian aktiva produktif (309.296.455) (253.812.932)
Beban penyisihan kerugian aktiva non produktif (24.300.000)
-Pembalikan (beban) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (796.521) 701.724 Beban usaha lain:
Beban bonus 2x,36 (19.560.249) (17.514.528)
Beban Lainnya 36,53 (42.512.354) (20.200.553)
Jumlah beban usaha lain (964.387.375) (728.252.280)
LABA USAHA 279.939.430 167.067.534
PENDAPATAN DAN BEBAN NON USAHA 37,53
Pendapatan non usaha 8.651.995 1.147.548
Beban non usaha (4.506.497) (31.930)
Jumlah pendapatan dan beban non usaha 4.145.498 1.115.618
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 284.084.928 168.183.151
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2ac,19,53
Kini (89.370.886) (53.421.644)
Tangguhan 1.701.898 693.691
Jumlah Beban Pajak (87.668.988) (52.727.953)
Rp Rp Rp Rp Saldo Per 31 Desember 2006 358.372.565 206.993.156 131.865.270 697.230.991 Laba bersih tahun 2007 - - 115.455.198 115.455.198 Pembayaran tantiem 27 - - (1.310.000) (1.310.000) Saldo Per 31 Desember 2007 358.372.565 206.993.156 246.010.468 811.376.189 Setoran Saham 28 199.871.000 - - 199.871.000 Laba (rugi) belum terealisasi - surat berharga - - 765.497 765.497 Laba bersih tahun 2008 - - 196.415.940 196.415.940 Saldo Per 31 Desember 2008 558.243.565 206.993.156 443.191.905 1.208.428.626
Penerimaan pendapatan usaha lainnya 300.986.422 209.920.090
Penerimaan pembiayaan dan piutang yang dihapusbukukan 34.328.629 14.930.341
Pembayaran kepada karyawan (290.788.191) (204.383.674)
Pembayaran tantiem (3.463.656)
-Pembayaran beban usaha (297.505.538) (442.560.064)
Pembayaran pajak (87.668.988) (49.877.182)
Penerimaan pendapatan non usaha 3.866.190 395.768
Penurunan (kenaikan) aset usaha:
Penerimaan (Penempatan) dari (pada) Bank Indonesia (635.000.000) 110.000.000
Penerimaan (Penempatan) dari (pada) Bank Lain 154.101.086 14.979.232
Piutang (1.881.608.887) (1.005.796.201)
Pinjaman qardh (89.659.570) (275.873.276)
Pembiayaan mudharabah (611.418.826) (1.220.563.913)
Pembiayaan musyarakah (484.253.915) (443.562.062)
Aset yang diperoleh untuk ijarah 17.210.953 37.643.516
Aset lain (7.903.078) (27.207.960)
Kenaikan (penurunan) kewajiban usaha:
Kewajiban segera 49.489.565 12.443.123
Simpanan wadiah (7.043.030) (201.266.658)
Simpanan dari bank lain (5.816.764) 12.136.937
Kewajiban kepada bank lain 1.129.363
-Utang pajak 20.367.403 (361.463)
Kewajiban lain-lain (62.769.879) (45.469.868)
Arus Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Operasi (2.879.415.264) (2.743.726.538)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian efek tersedia untuk dijual dan
dimiliki hingga jatuh tempo (481.948.518) (284.213.059)
Pembelian aktiva tetap 12 (21.424.766) (21.355.892)
Hasil penjualan aktiva tetap 12 279.309 645.971
Arus Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (503.093.975) (304.922.980)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Surat berharga yang diterbitkan (200.000.000)
-Kenaikan investasi tidak terikat 3.797.573.094 3.227.259.917
Kenaikan investasi terikat 89.760.806
-Setoran Saham 100.000.000
-Pembayaran Tantiem - (1.310.000)
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 3.787.333.900 3.225.949.917
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 404.824.661 177.300.399
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 1.031.726.443 854.426.044
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1.436.551.104 1.031.726.443
Kas dan setara kas akhir tahun terdiri dari:
Kas 315.746.897 201.359.028
Giro pada Bank Indonesia 3 815.005.705 711.906.403
Giro pada bank lain 4 305.798.502 118.461.012
Saldo Awal 2a 291.710.424 255.213.860
Penerimaan Dana 109.336.340 146.569.682
Keuntungan investasi 26.356.800 29.599.392
Imbalan bank sebagai agen investas 32 (15.805.055) (16.544.134)
Penarikan dana 14 (140.951.200) (123.128.376)
Sumber dana zakat 2y, 43
Zakat dari dalam Bank Syariah 34 2.886.380 1.640.000
Zakat dari pihak luar Bank Syariah 1.372.224 888.089
Jumlah Sumber dana zakat 4.258.604 2.528.089
Penggunaan dana zakat
Disalurkan melalui LAZ BSM Ummat 2a 7.657 1.898.727
Jumlah penggunaan dana zakat 7.657 1.898.727
Kenaikan (penurunan) dana zakat 4.250.947 629.362
Saldo awal dana zakat 816.571 187.209
Sumber dana kebajikan
Denda 44 2.151.357 1.237.510
Pendapatan non halal 2.e 223.252 379.274
Jumlah sumber dana kebajikan 2.374.609 1.616.784
Penggunaan dana kebajikan
Disalurkan melalui LAZ BSM Ummat 2a 1.459.231 967.248
Jumlah penggunaan dana kebajikan 1.459.231 967.248
Pendapatan Selisih kurs 55.193 46.236
Kenaikan (penurunan) dana kebajikan 970.571 695.772
Saldo awal dana kebajikan 2.049.534 1.353.762
Pendapatan Usaha Utama (Akrual) 2a,2u,29 1.736.389.580 1.197.273.397 Pengurang:
Pendapatan periode berjalan yang kas atau setara kasnya belum diterima:
Pendapatan margin murabahah 7 27.632.169 18.467.066
Pendapatan istishna -
-Hak bagi hasil:
Pembiayaan mudharabah - Pembiayaan musyarakah -
-Pendapatan sewa 7 2.134.476 2.421.291
Jumlah Pengurang 29.766.645 20.888.357
Penambah:
Pendapatan periode sebelumnya yang kasnya diterima pada periode berjalan:
Penerimaan pelunasan piutang:
Margin murabahah 7 18.467.067 11.659.290
Istishna -
Pendapatan sewa 7 2.421.291 2.418.104
Penerimaan piutang bagi hasil:
Pembiayaan mudharabah -
Pembiayaan musyarakah -
-Jumlah Penambah 20.888.358 14.077.394
Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil 2a 1.727.511.293 1.190.462.434
Bagi hasil yang menjadi hak bank syariah 934.462.096 678.588.740
Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana 31 793.049.197 511.873.694
Dirinci atas:
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang sudah didistribusikan 723.505.844 461.192.198 Hak pemilik dana atas bagi hasil yang belum didistribusikan 15 69.543.353 50.681.496
a. Latar Belakang
PT Bank Syariah Mandiri (selanjutnya disebut Bank) didirikan pertama kali dengan nama PT Bank Industri Nasional disingkat PT BINA atau disebut juga PT National Industrial Banking Corporation Ltd, berkantor pusat di Jakarta, berdasarkan Akta No.115 tanggal 15 Juni 1955 dibuat dihadapan Meester Raden Soedja, Notaris di Jakarta. Akta mana telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (d/h Menteri Kehakiman Republik Indonesia) berdasarkan Surat Keputusan No.J.A.5/69/23 tanggal 16 Juli 1955, dan telah didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.1810 tanggal 6 Oktober 1955, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.37 tanggal 8 Mei 1956, Tambahan No.390.
Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.12 tanggal 6 April 1967 yang diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.37 tanggal 4 Oktober 1967, keduanya dibuat dihadapan Adlan Yulizar, S.H., Notaris di Jakarta, yang mana telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.34 tanggal 29 April 1969, Tambahan No.55, nama Bank diubah dari PT Bank Industri Nasional disingkat PT BINA atau disebut juga PT National Industrial Banking Corporation Ltd. menjadi PT Bank Maritim Indonesia.
Sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat No.146 tanggal 10 Agustus 1973 dibuat dihadapan Raden Soeratman, S.H., No.146, Notaris di Jakarta, yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.79 tanggal 1 Oktober 1974, Tambahan No.554, nama Bank diubah dari PT Bank Maritim Indonesia menjadi PT Bank Susila Bakti.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.29 tanggal 19 Mei 1999 dibuat dihadapan Machrani Moertolo Soenarto, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-1210.HT.01.04.TH 99 tanggal 1 Juli 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.87 tanggal 31 Oktober 2000, Tambahan No.6587, nama Bank diubah dari PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah Mandiri.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.7 tanggal 7 Juli 1999 dibuat dihadapan Machrani Moertolo Soenarto, S.H., Notaris di Jakarta, yang diubah berturut-turut dengan Akta Berita Acara Rapat No.6 tanggal 22 Juli 1999 dan Akta Berita Acara No.9 tanggal 23 Juli 1999, keduanya dibuat dihadapan Hasanal Yani Ali Amin, S.H., Notaris di Jakarta, serta Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.23 tanggal 8 September 1999 dibuat dihadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.16495.HT.01.04 TH 99 tanggal 16 September 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.87 tanggal 31 Oktober 2000, Tambahan No.6588, nama Bank diubah dari PT Bank Syariah Sakinah Mandiri menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.38 tanggal 10 Maret 2000 dibuat dihadapan Lia Muliani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang perubahannya telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C-11545.HT.01.04 TH.2000 tanggal 6 Juni 2000, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.87 tanggal 31 Oktober 2000, Tambahan No.6589.
Perubahan terakhir anggaran dasar adalah sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bank Syariah Mandiri No.59 tanggal 17 Mei 2006, dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.74 tanggal 15 September 2006, Tambahan No.960.
Kantor Pusat Bank berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No.5 Jakarta 10340. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, Bank memiliki 57 kantor cabang, 79 kantor cabang pembantu, 76 kantor kas, 43 payment point, 47 kantor layanan syariah dan 13 kantor kas keliling. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bank Syariah Mandiri No.10 tanggal 19 Juni 2008, yang dibuat dihadapan Badarusyamsi, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Pengawas Syariah pada tanggal 19 Juni 2008 sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan ke 3 (tiga) setelah pengangkatannya adalah sebagai berikut:
Dewan Pengawas Syariah
Ketua: Profesor K.H. Ali Yafie
Anggota: Drs. H. Muhamad Hidayat, M.B.H., M.H.
Anggota: Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah antara lain meliputi:
- Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional Bank terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN;
- Menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan Bank; - Memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional Bank secara
keseluruhan dalam laporan publikasi Bank;
- Mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada DSN; - Menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Juni 2008 yang berita acaranya dituangkan dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No.09 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No.10 sekaligus mengubah seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan kebutuhan Perseroan, akta mana telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 5 September 2008 No.72, Tambahan No.17106 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Juni 2007 yang berita acaranya telah dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No.119 dan surat dari Bank Indonesia No.9/11/DpG/DPbS tanggal 13 Juli 2007, susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Achmad Marzuki A. Noor Ilham
Komisaris: Abdillah Drs. H. Zainul Arifin, M.B.A.
Komisaris: Lilis Kurniasih Djakfarudin Junus
Komisaris: Tardi
Dewan Direksi
Direktur Utama: Yuslam Fauzi, S.E. Yuslam Fauzi, S.E.
Direktur: Sugiharto Ir. Muhammad Haryoko
Direktur: Hanawijaya Hanawijaya
Direktur: Amran P. Nasution Amran P. Nasution
Direktur: Zainal Fanani Zainal Fanani
Direktur: Srie Sulistyowati Srie Sulistyowati
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bank Syariah Mandiri No.59 tanggal 17 Mei 2006, yang dibuat oleh Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah dituangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.74 tanggal 15 September 2006, Tambahan 960, tentang perubahan penyebutan Presiden Komisaris dan Presiden Direktur menjadi Komisaris Utama dan Direktur Utama, dan perubahan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Susunan komite audit pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007
Komite Audit
Ketua: Abdillah Drs. H. Zainul Arifin, M.B.A.
Anggota: Tjeppy Kustiwa Abdillah
Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada Direksi, Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah per 31 Desember 2008 dan 2007 sebesar Rp 10.101.164 dan Rp 7.006.306.
Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah 2.547 orang dan 2.228 orang.
b. Penawaran Umum Obligasi Syariah Mudharabah
Pada tanggal 22 Oktober 2003 Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No.S 2545/PM/2003 untuk melakukan penawaran umum obligasi syariah mudharabah kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200.000.000. Obligasi berjangka waktu 5 (lima) tahun yang jatuh tempo pada tanggal 31 Oktober 2008. Seluruh dana obligasi syariah sebesar Rp 200.000.000 telah dibayar kembali pada tanggal 31 Oktober 2008.
Pada tanggal 3 Nopember 2003 seluruh obligasi Bank yang beredar telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya).
c. S u bordin ated N otes Syariah Mudharabah
Pada tanggal 31 Januari 2007, Bank telah melakukan penawaran dan penjualan secara terbatas
Subordinated Notes Syariah Mudharabah atau disingkat “Subnotes Bank” dengan nilai nominal
Rp 200.000.000. Subnotes Bank ini berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan hak melunasi
(call option) pada tahun ke-5 (lima) sejak tanggal penerbitan. Adapun penerbitan Subnotes
Bank dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu:
- Tahap I tanggal 31 Januari 2007 dengan nominal sebesar Rp 105.000.000; - Tahap II tanggal 27 Pebruari 2007 dengan nominal sebesar Rp 65.000.000; - Tahap III tanggal 5 April 2007 dengan nominal sebesar Rp 30.000.000.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Bank disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.101 tentang “Penyajian Laporan Keuangan Syariah“, PSAK No.59 tentang “Akuntansi Perbankan Syariah”, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia, mencakup pula pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia serta Peraturan BAPEPAM No.VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No.KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”.
Laporan keuangan disajikan berdasarkan konsep biaya historis dan konsep akrual kecuali efek-efek tertentu yang dinyatakan sebesar nilai wajar, aset yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi dan tanah serta bangunan tertentu yang telah dinilai kembali dan perhitungan pendapatan untuk tujuan
dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijadikan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.
Kas terdiri dari kas besar, kas kecil, kas titipan dan kas ATM.
Berdasarkan PSAK No.101, laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
(i) Neraca;
(ii) Laporan laba rugi;
(iii) Laporan arus kas;
(iv) Laporan perubahan ekuitas;
(v)
(vi) Laporan perubahan dana investasi terikat; Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil;
(vii) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
(viii) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan;
(ix) Catatan atas laporan keuangan.
Laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas merupakan laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial bank.
Laporan perubahan dana investasi terikat merupakan laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh bank untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah atau agen investasi.
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil merupakan rekonsiliasi antara pendapatan bank Syariah yang menggunakan dasar akrual (acrual basis) dengan pendapatan yang dibagi hasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas (cash basis).
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan penggunaan dana kebajikan merupakan laporan keuangan yang mencerminkan peran bank sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah.
Laporan sumber dan penggunaan zakat merupakan laporan yang menunjukkan sumber dana, penggunaan dan dalam jangka waktu serta sumber dana zakat yang menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh Bank sebagai agen investasi berdasarkan akad mudharabah muqayyadah. Investasi terikat bukan merupakan aset maupun kewajiban Bank karena Bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta Bank tidak memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung risiko investasi. Bank mendapatkan
Zakat adalah sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh muzaki (pembayar zakat) untuk diserahkan kepada mustahiq (penerima zakat). Sumber dana zakat, infak dan shadaqah berasal dari Bank dan pihak lain yang diterima Bank untuk disalurkan kepada pihak yang berhak. Penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah berupa penyaluran kepada yang berhak sesuai dengan prinsip syariah.
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan merupakan laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama suatu jangka waktu tertentu serta saldo dana kebajikan pada tanggal tertentu.
Bank tidak secara langsung menjalankan fungsi pengelolaan dana zakat, infak, dan shadaqah dan dana kebajikan.
Sejak tahun 2002 Bank telah menyalurkan penerimaan zakat kepada Lembaga Amil Zakat, LAZ BSM Ummat.
Efektif 1 Januari 2005, Bank telah membuat laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah dan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
b. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Dalam usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang didefinisikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa maupun tidak, diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan masing-masing akun. Transaksi Bank dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
c. Penyisihan Penghapusan, Aset Produktif, Aset Non Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi
1) Aset produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan dalam bentuk pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
b) transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
d) transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e) transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Penyisihan kerugian aset produktif serta estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi dibentuk berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi terhadap kualitas dari masing-masing aset produktif serta komitmen dan kontinjensi pada akhir tahun. Dalam menentukan jumlah keseluruhan penyisihan kerugian tersebut, Bank menggunakan ketentuan Bank Indonesia tentang pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva sebagai pedoman.
Pedoman pembentukan penyisihan kerugian aset produktif adalah sebagai berikut:
a) Cadangan Umum, sekurang-kurangnya sebesar 1% dari aset produktif yang
digolongkan lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan surat berharga yang diterbitkan pemerintah berdasarkan prinsip syariah, serta bagian aset produktif yang dijamin dengan jaminan pemerintah dan agunan tunai berupa giro, tabungan, deposito, setoran jaminan, dan/atau emas yang diblokir dan disertai dengan surat kuasa pencairan.
b) Cadangan Khusus, sekurang-kurangnya sebesar:
(1) 5% dari aset produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus setelah dikurangi nilai agunan; dan
(2) 15% dari aset produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi agunan; dan
(3) 50% dari aset produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi agunan; dan (4) 100% dari aset produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi agunan. c) Kewajiban untuk membentuk PPA tidak berlaku bagi aset produktif untuk transaksi sewa
dengan perpindahan hak milik berupa akad ijarah atau ijarah muthahiyah bittamlik. Bank wajib membentuk penyusutan/amortisasi aset ijarah muntahiyah bittamlik (Catatan 2.k).
Saldo aset produktif dikurangkan dari masing-masing penyisihan kerugian pada saat manajemen berpendapat bahwa aset tersebut harus dihapuskan karena sudah tidak dapat tertagih lagi. Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian selama tahun berjalan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.9/9/PBI/2007 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, untuk pembiayaan dan kualitas transaksi rekening administratif ditetapkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet, sedangkan khusus untuk surat-surat berharga dan penempatan pada bank kualitasnya ditetapkan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu lancar, kurang lancar dan macet, sedangkan untuk penyertaan modal kualitasnya ditetapkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. 2) Aset Non Produktif adalah aset Bank selain Aset Produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account, serta persediaan.
a) Agunan yang Diambil Alih yang untuk selanjutnya disebut AYDA adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank.
Bank wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki dan mendokumentasikan upaya penyelesaian AYDA.
Bank wajib melakukan penilaian kembali terhadap AYDA untuk menetapkan net
realizable value dari AYDA yang dilakukan saat pengambilalihan agunan dan pada
masa-masa berikutnya setelah dilakukan pengambilalihan agunan. Penetapan net
realizable value wajib dilakukan oleh Penilai Independent, untuk AYDA dengan nilai
Rp 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) atau lebih. Sementara untuk AYDA dengan nilai dibawah Rp 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) dapat menggunakan penilai intern Bank.
Bank wajib menggunakan nilai yang terendah apabila terdapat beberapa nilai dari penilai independen atau penilai intern Bank.
AYDA yang telah dilakukan penyelesaian, ditetapkan memiliki kualitas:
- Lancar, apabila dimiliki sampai dengan 1 (satu) tahun;
- Kurang Lancar, apabila dimiliki lebih dari 1(satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun;
- Diragukan, apabila dimiliki lebih dari 3 (tiga) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun; - Macet, apabila dimiliki lebih dari 5 (lima) tahun.
AYDA yang tidak dilakukan upaya penyelesaian ditetapkan memiliki kualitas satu tingkat dibawah sesuai ketentuan yang berlaku.
Agunan yang diambilalih sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan (disajikan dalam akun aset lain-lain) diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar aset setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasikan dengan saldo piutang atau pembiayaan yang tidak dapat ditagih diakui sebagai penambah atau pengurang penyisihan kerugian piutang atau pembiayaan.
b) Properti Terbengkalai
Bank wajib melakukan identifikasi dan penetapan terhadap properti terbengkalai yang dimiliki. Penetapan properti terbengkalai wajib disetejui oleh Direksi dan didokumentasikan.
Bank wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap properti terbengkalai yang dimiliki dan wajib mendokumentasikan upaya penyelesaian properti terbengkalai.
Properti terbengkalai yang telah dilakukan upaya penyelesaian, ditetapkan memiliki kualitas sebagai berikut:
- Lancar, apabila dimiliki sampai dengan 1 (satu) tahun;
- Kurang Lancar, apabila dimiliki lebih dari 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun;
- Diragukan, apabila dimiliki lebih dari 3 (tiga) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun; - Macet, apabila dimiliki lebih dari 5 (lima) tahun.
Properti terbengkalai yang tidak dilakukan upaya penyelesaian, ditetapkan memiliki kualitas satu tingkat dibawah sesuai ketentuan yang berlaku.
c) Rekening Antar Kantor adalah akun tagihan yang timbul dari transaksi antar kantor yang belum diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Bank wajib melakukan upaya penyelesaian Rekening Antar Kantor. Kualitas Rekening Antar Kantor ditetapkan sebagai berikut:
- Lancar, apabila tercatat dalam pembukuan Bank sampai dengan 180 (seratus delapan puluh) hari.
- Macet, apabila tercatat dalam pembukuan Bank lebih dari 180 (seratus delapan
puluh) hari.
d) Suspense Account adalah akun yang digunakan untuk menampung transaksi yang tidak teridentifikasi atau tidak didukung dengan dokumentasi pencatatan yang memadai sehingga tidak dapat direklasifikasi dalam akun yang seharusnya.
Kualitas Suspense Account ditetapkan sebagai berikut:
- Lancar, apabila tercatat dalam pembukuan Bank sampai 180 (seratus delapan puluh) hari.
- Macet, apabila tercatat dalam pembukuan Bank lebih dari 180 (seratus delapan
puluh) hari.
e) Persediaan adalah akun sementara untuk menampung aset non kas sebelum diserahkan kepada nasabah pembiayaan dalam transaksi berdasarkan akad Murabahah, Salam dan Istishna.
Bank wajib melakukan identifikasi dan penetapan terhadap persedian yang dimiliki dan disetujui oleh Direksi, dan didokumentasikan.
Bank wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap persediaan yang dimiliki, dan wajib didokumentasikan.
Persediaan yang telah dilakukan upaya penyelesaian, ditetapkan memiliki kualitas sebagai berikut:
- Lancar, apabila dimiliki sampai dengan 1 (satu) tahun;
- Kurang Lancar, apabila dimiliki lebih dari 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun;
- Diragukan, apabila dimiliki lebih dari 3 (tiga) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun; - Macet, apabila dimiliki lebih dari 5 (lima) tahun.
Persediaan yang tidak dilakukan upaya penyelesaian, ditetapkan memiliki kualitas satu tingkat dibawah sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Transaksi Rekening Administratif adalah komitmen dan kontinjensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi/endosemen,
Irrevocable Letter of Credit (L/C) yang masih berjalan, akseptasi, wesel impor atas dasar
L/C berjangka, standby L/C dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.
Komitmen dan kontinjensi yang memiliki resiko kredit terdiri dari L/C tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dan penerbitan jaminan dalam bentuk garansi bank. Penyisihan kerugian kewajiban komitmen dan kontinjensi dicatat pada akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”.
d. Penempatan pada Bank Indonesia
Penempatan pada Bank Indonesia terdiri dari Giro wadiah pada Bank Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip Jualah.
e. Giro pada Bank Lain
Giro pada Bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bonus yang diterima dari bank umum syariah diakui sebagai pendapatan operasi lainnya. Pendapatan jasa giro dari bank umum konvensional tidak diakui sebagai pendapatan Bank dan digunakan untuk dana kebajikan (qardhul hasan).
f. Penempatan pada Bank Lain
Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana Bank pada bank lainnya yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah berupa deposito berjangka mudharabah, investasi mudharabah, dan/atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan kerugian.
g. Investasi Pada Efek/Surat Berharga
Surat Berharga Syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal antara lain obligasi syariah, sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.
Investasi pada Efek/Surat Berharga diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat pembelian efek-efek tersebut didasarkan atas klasifikasi sesuai PSAK No.50 (Revisi 2001) tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” sebagai berikut:
1) Dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehan. Penurunan permanen nilai efek dilaporkan dalam laba rugi tahun berjalan.
2) Tersedia untuk dijual, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan sebagai komponen ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan pada saat realisasi.
Investasi dalam unit penyertaan reksadana syariah dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca.
Wesel ekspor merupakan transaksi yang timbul karena adanya pembayaran dimuka kepada pihak lain sehubungan dengan transaksi ekspor impor nasabah, wesel ekspor dinyatakan sebesar saldonya.
Penyisihan kerugian disajikan sebagai pengurangan dari akun efek-efek.
h. Piutang
Pembiayaan murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan tersebut kepada pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan dan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeli. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh (diangsur). Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan “marjin yang ditangguhkan” yang dapat direalisasikan. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yakni saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian. Dalam transaksi murabahah, Bank bertindak sebagai penyedia dana.
Istishna adalah jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang di sepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk membuat atau mengadakan
al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan
harga yang disepakati. Piutang istishna disajikan sebesar tagihan kepada pembeli akhir dikurangi penyisihan kerugian. Dalam transaksi istishna, Bank bertindak sebagai penyedia dana.
Ijarah adalah sewa menyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik obyek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatakan imbalan atas obyek sewa yang disewakan. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa baik dengan jual beli atau pemberian (hibah) pada saat tertentu sesuai akad sewa.
Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan:
(i) hibah;
(ii) penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding dengan sisa cicilan sewa;
(iii) penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati pada
awal akad; dan
(iv) penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam akad.
Piutang pendapatan ijarah diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan yakni saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian.
Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas piutang berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang.
i. Pembiayaan
Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana
Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan.
Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka rugi tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik modal dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan misbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing.
Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.
Musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan.
j. Pinjaman Qardh
Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak meminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Qardh meliputi hawalah dan rahn.
Hawalah merupakan akad pemindahan utang piutang nasabah kepada Bank. Atas transaksi ini
Bank mandapatkan ujroh (imbalan) dan diakui pada saat diterima.
Rahn merupakan transaksi menggadaikan barang atau harta dari nasabah kepada Bank dengan
uang sebagai gantinya. Barang atau harta yang digadaikan tersebut dinilai sesuai harga pasar dikurangi persentase tertentu. Atas transaksi ini Bank mandapatkan ujroh (imbalan) dan diakui pada saat diterima.
Qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan penerimaan dari pinjaman atas qardh yang dilunasi diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya. Qardh disajikan sebesar saldonya dikurangi penyisihan kerugian.
k. Aset yang Diperoleh untuk Ijarah
Aset yang diperoleh untuk ijarah adalah aset yang dijadikan obyek sewa (ijarah) dan diakui sebesar harga perolehan. Obyek sewa dalam transaksi ijarah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aset sejenis, sedangkan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik disusutkan sesuai masa sewa.
Aset yang diperoleh untuk ijarah disajikan sebesar nilai buku dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
l. Aset Istishna dalam Penyelesaian
Aset istishna dalam penyelesaian adalah aset istishna yang masih dalam proses pembuatan. Jika penyelesaian pembayaran dilakukan bersamaan dengan proses pembuatan aset istishna, maka: 1) Biaya ditangguhkan yang berasal dari biaya pra akad diakui sebagai aset istishna dalam
penyelesaian pada saat akad ditandatangani.
2) Biaya istishna diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya. 3) Biaya istishna parallel diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat
diterimanya tagihan dari sub kontraktor sebesar jumlah tagihan.
m. Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali hak atas tanah dan bangunan yang telah dinilai kembali dengan harga pasar pada tahun 1998 berdasarkan peraturan pemerintah. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20
Instalasi, inventaris kantor dan kendaraan bermotor 4 - 5
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Nilai buku aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
Sesuai dengan PSAK No.47 tentang “Akuntansi Tanah” perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jumlah biaya yang material sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Bank melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset sesuai dengan PSAK No.48 mengenai “Penurunan Nilai Aset” pada akhir tahun. Bank diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali atas nilai semua asetnya apabila terdapat situasi atau keadaan yang memberikan indikasi terjadinya penurunan nilai aset dan mengakuinya sebagai rugi dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
n. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka (disajikan dalam akun “Aset Lain”) diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
o. Pendapatan dan Biaya yang Ditangguhkan
Pendapatan yang ditangguhkan merupakan pendapatan rahn yang diamortisasi selama jangka waktu perjanjian dan disajikan dalam akun kewajiban lain-lain. Biaya yang ditangguhkan antara lain merupakan biaya-biaya dalam rangka pembukaan cabang baru dan akan dibebankan jika cabang tersebut telah beroperasi secara penuh.
p. Kewajiban Segera
Kewajiban segera merupakan kewajiban Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Kewajiban segera dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank.
q. Simpanan Wadiah
Simpanan wadiah merupakan simpanan pihak lain dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran, dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai kebijaksanaan Bank. Simpanan dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar titipan di Bank.
r. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain adalah kewajiban Bank kepada bank lain dalam bentuk giro wadiah, tabungan wadiah dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA). Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada bank lain.
s. Surat Berharga yang Diterbitkan
Surat berharga yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal. Biaya-biaya yang timbul dari penerbitan surat berharga diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
t. Dana Syirkah Temporer
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh entitas syariah dimana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan entitas syariah atau kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan; sedangkan dalam hal dana syirkah temporer berkurang disebabkan kerugian normal yang bukan akibat dari unsur kesalahan yang disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan, entitas syariah tidak berkewajiban mengembalikan atau menutup kerugian atau kekurangan dana tersebut. Contoh dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasi mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, mudharabah musytarakah, dan akun lain yang sejenis.
1) Mudharabah mutlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib/Bank) dalam pengelolaan investasinya.
2) Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi. 3) Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan
modal atau dananya dalam kerja sama investasi.
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban. Hal ini karena entitas syariah tidak berkewajiban, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan jumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi entitas syariah. Disisi lain dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak
voting dan hak atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non investasi
(current and other non investment accounts).
Hubungan antara entitas syariah dan pemilik dana syirkah temporer merupakan hubungan kemitraan berdasarkan akad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah atau musytarakah. Entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana yang diterima dengan atau tanpa batasan seperti mengenai tempat, cara atau obyek investasi. Dana syirkah temporer merupakan salah satu unsur neraca dimana hal tersebut sesuai dengan prinsip syariah yang memberikan hak kepada entitas syariah untuk mengelola dan menginvestasikan dana, termasuk untuk mencampur dana dimaksud dengan dana lainnya. Pemilik dana syirkah temporer memperoleh bagian atas keuntungan sesuai kesepakatan dan menerima kerugian berdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagian hasil dana syirkah temporer dapat dengan konsep bagi hasil atau bagi untung.
u. Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib
Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai Mudharib terdiri dari pendapatan atas margin murabahah, pendapatan bersih istishna, pendapatan bersih dari sewa (ijarah) dan pendapatan bagi hasil dari mudharabah dan musyarakah serta pendapatan usaha utama lainnya.
Pengakuan Keuntungan Murabahah yaitu apabila transaksi murabahah pembayarannya dilakukan secara angsuran atau tangguh, maka pengakuan pokok dan pendapatan (keuntungan) dilakukan secara proporsional sesuai dengan praktik akuntansi perbankan yang berlaku umum (vide: Surat Bank Indonesia nomor 10/1260/DPbS tanggal 15 Oktober 2008 dan Surat Bank Indonesia No.9/634/DPbS tanggal 20 April 2007).
Dalam kaitannya dengan tingkat risiko piutang murabahah, bank menetapkan kebijakan atas pengakuan keuntungan murabahah sebagai berikut:
1) Untuk murabahah dengan pembayaran tangguh satu tahun atau kurang (tanpa dikaitkan dengan risiko penagihan kas dari piutang (piutang tak tertagih) dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya) keuntungan diakui dengan menggunakan metode efektif (anuitas) sesuai jangka waktu.
2) Untuk murabahah dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun dimana risiko penagihan kas dari piutang (piutang tak tertagih) dan atau beban pengelolaan piutang tersebut relatif kecil, keuntungan diakui dengan menggunakan metode efektif (anuitas). 3) Untuk murabahah tangguh lebih dari dari satu tahun dimana risiko piutang tidak tertagih
dan atau beban pengelolaan serta penagihan piutangnya relatif besar, keuntungan diakui secara proporsional atau dengan menggunakan metode proporsional sesuai periode akad. 4) Untuk murabahah tangguh lebih dari satu tahun dimana risiko penagihan kas dari piutang (piutang tak tertagih) dan atau beban pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar, keuntungan diakui saat seluruh piutang berhasil ditagih.
Bank menetapkan kebijakan risiko berdasarkan ketentuan internal.
Pendapatan istishna diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode akad selesai. Akad adalah selesai jika proses pembuatan pesanan selesai diserahkan kepada pembeli.
Pendapatan ijarah diakui selama masa akad secara proporsional.
Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak mitra aktif diakui sebesar haknya sesuai dengan kesepakatan atas pendapatan usaha musyarakah. Sedangkan pendapatan usaha untuk mitra pasif diakui sebagai hak pihak mitra pasif atas bagi hasil dan kewajiban.
Pendapatan usaha mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati, dan tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi mudharabah.
v. Pendapatan Usaha Utama Lainnya
Pendapatan usaha utama lainnya terdiri dari pendapatan dari Sertifikat Bank Indonesia Syariah, pendapatan dari penempatan pada bank syariah lain dan pendapatan bagi hasil surat berharga syariah. Pendapatan usaha utama lainnya diakui pada saat diterima (cash basis).
w. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi hasil milik pihak ketiga yang didasarkan pada prinsip mudharabah mutlaqah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh Bank. Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan yang telah diterima (cash basis). Pembagian hasil usaha dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil usaha yaitu dihitung dari pendapatan bank yang telah diterima berupa laba bruto (gross profit margin).
Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan dari aset produktif lainnya yang akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Bank, dihitung secara proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Bank yang dipakai dalam pembiayaan yang diberikan dan aset produktif lainnya yang disalurkan. Dari jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung dan deposan sebagai shahibul maal dan Bank sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan aset produktif lainnya yang memakai dana Bank, seluruhnya menjadi milik Bank, termasuk pendapatan dari transaksi Bank berbasis imbalan.
x. Sumber dan Penggunaan Dana Zakat dan Dana Kebajikan
Sumber dan penggunaan dana zakat dan dana kebajikan, pengelolaannya diserahkan kepada Lembaga Amil Zakat Bank Syariah Mandiri Ummat dan bank tidak meminta pertanggungjawaban atas hasil pengelolaan dana tersebut.
y. Pendapatan Provisi dan Komisi
Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pembiayaan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima.
z. Program Pensiun dan Manfaat Karyawan P rog ra m P en siu n
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetapnya yang berusia dibawah 56 tahun. Kontribusi pensiun dibayarkan oleh karyawan sebesar 5% dan ditanggung oleh Bank sebesar 10% dari gaji pokok bersih yang diterima setiap bulan. Kontribusi yang
P ro gra m M a n fa a t K a ry a w a n
Bank membukukan kewajiban manfaat karyawan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2003. Sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2004) mengenai imbalan kerja, kewajiban atas masa kerja lalu diestimasi dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Penerapan pernyataan tersebut telah menyebabkan perubahan dalam kebijakan akuntansi Bank.
Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), beban manfaat karyawan diakui langsung, kecuali laba (kerugian) aktuaria dan biaya jasa lalu (non-vested). Akumulasi keuntungan (kerugian) aktuaria lebih dari 10% dari nilai sekarang kewajiban manfaat pasti diamortisasi selama sisa masa kerja. Tetapi keuntungan (kerugian) aktuaria dari kewajiban pegawai yang masih aktif bekerja setelah usia pensiun akan diakui langsung karena kewajiban sudah terjadi.
aa. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Akad jual beli suatu valuta asing dengan valuta lainnya disebut sharf. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs Neraca (Reuters pukul 16.00 WIB), yaitu masing-masing sebesar (dalam Rupiah penuh):
2008 2007
Rp Rp
1 Euro 15.356 13.822
1 Dollar Amerika Serikat 10.900 9.393
1 Dollar Australia 7.554 8.266
1 Dollar Singapura 7.588 6.533
1 Riyal Saudi Arabia 2.856 2.504
1 Yen Jepang 121 84
Selisih penjabaran aset dan kewajiban valuta asing dalam Rupiah (revaluasi) diakui sebagai pendapatan atau beban tahun berjalan.
Transaksi valuta asing pada bank syariah (diluar jual beli bank notes) hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedging) dan tidak dibenarkan untuk tujuan spekulatif. Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai (mark to market) pada tanggal penyerahan valuta diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan atau penarikan dana.
ab. Informasi Segmen
PSAK No.5 (Revisi 2000) tentang “Pelaporan Segmen” mensyaratkan identifikasi dan pengungkapan pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen jenis usaha (produk atau jasa) dan segmen wilayah geografis operasi perusahaan. Bank menyajikan informasi pelaporan segmen berdasarkan wilayah geografis operasi.
ac. Pajak Penghasilan
Bank menerapkan metode kewajiban untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode kewajiban, aset dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aset dan kewajiban yang tercatat di neraca dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan kewajiban tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak yang belum digunakan apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan diterapkan pada periode aset atau kewajiban tersebut direalisasi atau diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan-peraturan pajak) yang berlaku atau secara substansi telah berlaku pada tanggal neraca.
Koreksi atas kewajiban pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan atau banding tersebut diterima.
ad. Laba Bersih Per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata saham tertimbang yang ditempatkan dan disetor penuh adalah (angka penuh) 111.648.713 dan 71.674.513 saham masing-masing pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007.
ae. Penggunaan Estimasi
Dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan perinsip akuntansi yang berlaku umum, manajemen telah menggunakan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
3. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA
2008 2007
Rp Rp
Giro wadiah
Rupiah 800.835.705 688.423.903
Dollar Amerika Serikat 14.170.000 23.482.500
Jumlah Giro Wadiah 815.005.705 711.906.403
Sertifikat Bank Indonesia Syariah 1.305.000.000 670.000.000
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 dan peraturan Bank Indonesia No.8/23/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008, setiap bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah dan valuta asing yang besarnya ditetapkan sebesar 5% dan 1% dari dana pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing. Selain memenuhi ketentuan tersebut, Bank yang memiliki rasio pembiayaan dalam rupiah terhadap dana pihak ketiga dalam rupiah kurang dari 80% dan:
(i) memiliki dana pihak ketiga lebih besar dari Rp 1 triliun sampai dengan Rp 10 triliun wajib memelihara tambahan GWM sebesar 1% dari dana pihak ketiga dalam rupiah;
(ii) memiliki dana pihak ketiga lebih besar dari Rp 10 triliun sampai dengan Rp 50 triliun wajib memelihara tambahan GWM sebesar 2% dari dana pihak ketiga dalam rupiah;
(iii) memiliki dana pihak ketiga lebih besar dari Rp 50 triliun wajib memelihara tambahan GWM sebesar 3% dari dana pihak ketiga dalam rupiah.
Sesuai Pasal 3 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia No.6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2003, GWM Bank dalam mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 5,61% dan 6,62%. Sedangkan Dollar Amerika Serikat pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 1,95% dan 3,84%.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah memperoleh bonus per tahun berkisar antara setara 5,95% sampai dengan 11,42% pada tahun 2008 dan setara 4,72% sampai 7,83% pada tahun 2007, yang diperhitungkan pada saat jatuh tempo. Jangka waktu Sertifikat Bank Indonesia Syariah berkisar antara 7 sampai dengan 28 hari.
4. GIRO PADA BANK LAIN
2008 2007
Rp Rp
a. Pihak ketiga
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah: Rupiah
PT Bank Bukopin Tbk. - Unit Usaha Syariah -- 4.317
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Usaha Syariah 46.615.887
Riyal Saudi Arabia
Al Rajhi Banking & Investment 517.577 446.006
Dollar Amerika Serikat
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. - Unit
Usaha Syariah 82.864.987
Rupiah
PT Bank Pembangunan Daerah Aceh 43.269 162.611
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1.192.976 500.242
PT Bank Central Asia Tbk. (ATM Prima) 2.252.164 2.626.748
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah 1.993 990
Dollar Amerika Serikat
Wachovia Bank N.A. 2.097.472 7.323.819
Citibank N.A. New York 1.465.531 23.326.134
PT Bank Central Asia Tbk. - Jakarta 85.756.253 6.714.087
Dollar Singapura
United Overseas Bank 1.960.572 1.174.478
Euro
Dresdner Bank AG 13.002.704 4.690.555
Dollar Australia
Australia and New Zealand Bank 1.314.383 546.684
Yen Jepang
Sumitomo Mitsui Banking 6.550.250 381.140
Jumlah 115.637.567 47.447.488
Jumlah pihak ketiga 245.682.590 47.937.944
b. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Rupiah 53.338.030 66.761.771
Dollar Amerika Serikat 786.624 1.448.415
Dollar Singapura 5.991.258 2.312.882
Jumlah 60.115.912 70.523.068
Jumlah bank umum konvensional 175.753.479 117.970.556
Jumlah giro pada bank lain 305.798.502 118.461.012
Penyisihan kerugian (3.057.985) (4.905)
Bersih 302.740.517 118.456.107
Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
2008 2007
Mata uang
Uang Mata uangUang
Rupiah Asing Jumlah Rupiah Asing Jumlah
Saldo awal 43 4.862 4.905 -- 4.659 4.659
Penyisihan (pembalikan)
selama tahun berjalan 1.034.400 2.017.900 3.052.300 43 -- 43
Selisih kurs -- 780 780 -- 203 203
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas seluruh giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 digolongkan lancar. Manajemen Bank berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain yang berdasarkan prinsip syariah serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
Seluruh jasa giro yang diterima dari giro pada bank umum konvensional yang belum disalurkan sampai dengan tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 1.234.582 dan Rp 698.186 dicatat sebagai dana kebajikan (Catatan 14).
5. PENEMPATAN PADA BANK LAIN
2008 2007
Rp Rp
Rupiah
Deposito berjangka
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk. -- 10.000.000
PT Bank Tabungan Negara (Persero) - Unit Usaha
Syariah 30.000.000
--Investasi Mudharabah
PT Bank Syariah Mega Indonesia -- 20.000.000
Dollar Amerika Serikat Deposito berjangka
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk. -- 28.179.000
Investasi Mudharabah
PT Bank DKI - Unit Usaha Syariah -- 64.811.700
OCBC Singapura -- 61.054.500
Jumlah 30.000.000 184.045.200
Penyisihan kerugian (300.000) (3.297.194)
Bersih 29.700.000 180.748.006
Bagi hasil untuk investasi mudharabah Rupiah dan Dollar Amerika serikat untuk tahun 2007 masing-setara sebesar 7,35% dan 4,60 %.
Bagi hasil untuk deposito berjangka Rupiah masing-masing untuk tahun 2008 dan 2007 adalah setara sebesar 5,03% sampai dengan 11,25% dan sebesar 6,60% sampai dengan 8,05%.
Penempatan pada bank lain berdasarkan jatuh tempo sebelum dikurangi penyisihan kerugian adalah sebagai berikut:
2008 2007
Investasi Deposito Investasi Deposito
M udharabah Berjangka Jumlah M udharabah Berjangka Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kurang dari 1 bulan -- 30.000.000 30.000.000 145.866.200 10.000.000 155.866.200
1 - 3 bulan -- -- -- -- 28.179.000 28.179.000
Jumlah -- 30.000.000 30.000.000 145.866.200 38.179.000 184.045.200
Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut:
2008 2007
Dollar Dollar
Am erika Am erika
Rupiah Serikat Jumlah Rupiah Serikat Jumlah
Saldo awal 1.272.876 2.024.318 3.297.194 969.894 450.150 1.420.044 Penyisihan (pem balikan)
Selama tahun berjalan (972.876) (2.349.096) (3.321.972) 302.983 1.555.380 1.858.363
Selisih kurs -- 324.778 324.778 -- 18.787 18.787
Saldo akhir 300.000 -- 300.000 1.272.877 2.024.317 3.297.194
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh penempatan pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 digolongkan lancar. Manajemen Bank berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penempatan pada bank lain adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
6. INVESTASI PADA EFEK/SURAT BERHARGA a. Berdasarkan Jenis
2008 2007
Rupiah Dollar Amerika Jumlah Rupiah Dollar Amerika Jumlah
Serikat Serikat
Tersedia untuk dijual
Reksadana Syariah 8.765.496 -- 8.765.497 6.000.000 -- 6.000.000 8.765.496 -- 8.765.497 6.000.000 -- 6.000.000 Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi Syariah 986.120.810 -- 986.120.810 776.360.323 -- 776.360.323 SBSN 277.000.000 -- 277.000.000 -- -- Wesel Ekspor -- 1.975.702 1.975.702 -- 4.083.747 4.083.747 1.263.120.810 1.975.702 1.265.096.512 776.360.323 4.083.747 780.444.070 Jumlah 1.271.886.306 1.975.702 1.273.862.009 782.360.323 4.083.747 786.444.070 Penyisihan kerugian (12.718.863) (19.757) (12.738.620) (7.823.603) (211.094) (8.034.697) Bersih 1.259.167.443 1.955.945 1.261.123.389 774.536.720 3.872.653 778.409.373