• Tidak ada hasil yang ditemukan

P.T. KEDAUNG INDAH CAN Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P.T. KEDAUNG INDAH CAN Tbk"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 31 MARET 2015 DAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA

TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK

PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 MARET 2015 DAN 2014

(2)
(3)

2

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI 1

DAFTAR ISI 2

LAPORAN KEUANGAN – Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014.

Laporan Posisi Keuangan 3 - 4

Laporan Laba Rugi Komprehensif 5

Laporan Perubahan Ekuitas 6

Laporan Arus Kas 7

(4)

31 Maret 2015 31 Desember 2014 Catatan (Tidak diaudit) (Diaudit) ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,2e,4,26 4.883.628.707 4.520.594.521

Saldo bank yang dibatasi penggunaannya 5, 26 2.398.210.838 2.307.065.969

Piutang usaha 2e,2f,6,23,26

Pihak berelasi - bersih setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 7.027.482.941

tahun 2015 dan 2014 3.971.368.639 3.239.996.615

Pihak ketiga - bersih setelah dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu sebesar Rp 467.806.895 tahun 2015 dan 2014 8.270.817.211 6.353.158.595

Piutang lain-lain 2e 276.157.541 326.052.063

Uang muka 601.611.235 401.439.541

Persediaan 2e,2g,8,11 56.366.144.465 47.833.812.926

Pajak dibayar di muka 20a 58.313.649

-Aset lancar lainnya 53.709.061 45.480.957

TOTAL ASET LANCAR 76.879.961.346 65.027.601.187

ASET TIDAK LANCAR

Piutang pajak 2m,20b 1.443.583.983 1.443.583.983

Aset pajak tangguhan 2m,20d 17.428.340.466 17.502.657.737

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2i,9

sebesar Rp46.890.330.325 pada tahun 2015 8.628.691.103 8.253.323.849

dan Rp 46.645.491 pada tahun 2014

Properti investasi 2j,10 4.518.577.465 4.518.577.465

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 32.019.193.017 31.718.143.034

JUMLAH ASET 108.899.154.363 96.745.744.221

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini

(5)

31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

31 Maret 2015 31 Desember 2014

Catatan (Tidak diaudit) (Diaudit) LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman jangka pendek 2e,11,26 10.441.440.406 6.221.264.439

Utang usaha - pihak ketiga 12, 26 5.010.349.826 874.860.248

Utang lain-lain - pihak ketiga 31.435.100 31.435.100

Utang kepada pihak berelasi 7, 23 76.746.010

-Uang muka penjualan 26 253.017.230 198.816.841

Utang pajak 2m,20c 323.236.194 467.354.405

Biaya yang masih harus dibayar 2e,13,26 1.405.306.421 433.435.876

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 17.541.531.187 8.227.166.909

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas imbalan pasca kerja 2l, 22 10.558.490.468 9.838.490.468

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 10.558.490.468 9.838.490.468

JUMLAH LIABILITAS 28.100.021.655 18.065.657.377

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 500 per lembar saham Modal dasar - 200.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 138.000.000 saham 14 69.000.000.000 69.000.000.000

Tambahan modal disetor 15 3.300.000.000 3.300.000.000

Saldo laba 8.499.132.708 6.380.086.844

JUMLAH EKUITAS 80.799.132.708 78.680.086.844

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 108.899.154.363 96.745.744.221

-Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini

(6)

31 Maret 2015 31 Maret 2014

Catatan (Tidak diaudit) (Tidak diaudit)

PENJUALAN BERSIH 2k,16,23 23.063.876.746 26.567.437.116

BEBAN POKOK PENJUALAN 2k,17,23 17.423.058.549 20.865.027.237

LABA KOTOR 5.640.818.197 5.702.409.879

Beban penjualan 2k, 18 (459.383.810) (460.622.807)

Beban umum dan administrasi 2k, 19 (3.211.480.147) (2.761.826.281)

LABA USAHA 1.969.954.240 2.479.960.791

Laba (rugi) selisih kurs, neto 2c (98.296.641) 458.161.467

Penghasilan bunga dan jasa giro 20.750.166 17.417.918

Beban bunga (142.678.078) (154.697.928)

Lain-lain, neto 1.081.955.948 147.817

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2.831.685.635 2.800.990.065

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2m,20d

Pajak kini (638.322.500) (724.244.000)

Pajak tangguhan (74.317.271) 1.502.964

LABA PERIODE BERJALAN 2.119.045.864 2.078.249.029

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -

-JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 2.119.045.864 2.078.249.029

LABA PER SAHAM DASAR 2n, 21 15 15

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini

(7)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2015 DAN 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

Tambahan Modal

Modal Disetor Disetor Saldo Laba Total Ekuitas

Saldo Per 1 Januari 2014 14, 15 69.000.000.000 3.300.000.000 1.676.578.603 73.976.578.603

Jumlah laba komprehensif tahun 2014 - - 4.703.508.241 4.703.508.241 Saldo per 31 Desember 2014 (Diaudit) 69.000.000.000 3.300.000.000 6.380.086.844 78.680.086.844 Jumlah laba komprehensif periode berjalan - - 2.119.045.864 2.119.045.864 Saldo per 31 Maret 2015 (Tidak diaudit) 69.000.000.000 3.300.000.000 8.499.132.708 80.799.132.708

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini

(8)

31 Maret 2015 31 Maret 2014

(Tidak diaudit) (Tidak diaudit)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 20.579.216.483 22.392.567.725

Pembayaran kas kepada pemasok (14.780.314.456) (17.660.520.115)

Pembayaran kas kepada karyawan (8.287.578.141) (7.422.781.251)

Kas digunakan untuk aktivitas operasi (2.488.676.114) (2.690.733.641)

Pembayaran pajak penghasilan (571.169.734) (655.265.875)

Pembayaran bunga dan beban keuangan (142.678.078) (154.697.928)

Penerimaan penghasilan bunga 20.750.166 17.417.918

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (3.181.773.760) (3.483.279.526)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (620.052.088) (11.880.000)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (620.052.088) (11.880.000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan pinjaman jangka pendek 4.699.504.017 8.438.858.065

Pembayaran pinjaman jangka pendek (740.376.340) (3.329.257.911)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 3.959.127.677 5.109.600.154

KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS 157.301.829 1.614.440.628

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 4.520.594.521 4.632.638.583

Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 205.732.357 (251.748.161)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 4.883.628.707 5.995.331.050

(679.729.846) Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan

(9)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Kedaung Indah Can Tbk ("Entitas") didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-Undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan akta notaris No. 37 tanggal 11 Januari 1974 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat keputusan No. Y.A.5/239/18, tanggal 24 Juli 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 27 tanggal 2 April 1976, Tambahan No. 237.

Anggaran dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 13, tanggal 10 Nopember 2008 dari Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., notaris di Jakarta. Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat keputusan No. AHU-99739.AH.0102, tanggal 24 Desember 2008 yang isinya antara lain mengenai persetujuan untuk penyesuaian seluruh anggaran dasar Entitas dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Entitas berdomisili di Jalan Raya Rungkut No.15-17, Surabaya dengan pabrik berlokasi di tempat yang sama. Entitas tergabung dalam kelompok usaha Kedaung Group dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1975.

Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas terutama meliputi industri peralatan dapur dari logam dan produk sejenis serta industri kaleng dan produk sejenis. Jumlah karyawan Entitas rata-rata 752 karyawan pada tahun 2015 dan 804 karyawan pada tahun 2014.

Pada tahun 2007, Entitas memiliki kepemilikan langsung atas Borneo Enamel Industrial Sdn. Bhd. (BEISB) dan entitas anaknya (Indo-Ghana Enamel Industrial Ltd.). Terhitung sejak tanggal 5 September 2007, CIMB Bank Berhad, Malaysia melakukan pengambilalihan aset BEISB dalam rangka penyelesaian utang bank BEISB. Atas pengambilalihan tersebut Entitas tidak memiliki kendali lagi atas BEISB dan entitas anaknya. Sehingga sejak tanggal tersebut laporan keuangan Entitas tidak dikonsolidasi.

Susunan pengurus Entitas pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama : Philip Lam Tin Sing

Komisaris : Djoni Sukohardjo Komisaris Independen : Eli Rosiana, SE Direktur Utama : Ir. Ratna Setyakusuma Direktur : Ir. I Made Indrawan Direktur : Hadi Muliyono, SE, Ak.

b. Penawaran Umum Efek Entitas

Pada tanggal 7 Oktober 1993 Entitas memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1733/PM/1993 untuk melakukan penawaran umum atas 10.000.000 saham Entitas kepada masyarakat. Pada tanggal 28 Oktober 1993, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014, seluruh saham Entitas atau sejumlah 138.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Manajemen Entitas bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini yang diselesaikan pada tanggal 25 April 2015.

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan ini disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ("SAK"). Kebijakan akuntansi yang dipakai telah sesuai dengan kebijakan yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

(10)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan-peraturan mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (dahulu BAPEPAM-LK) sesuai dengan Surat Keputusan No.Kep-347/BL/2012 tertanggal 25 Juni 2012.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk akun-akun tertentu disajikan dengan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi akun-akun yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali arus kas.

Laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Transaksi-transaksi yang termasuk dalam laporan keuangan Entitas diukur dengan mata uang lingkungan ekonomi utama ("mata uang fungsional"). Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian.

c. Transaksi dan Saldo Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Entitas diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.

Pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca), aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

e. Instrumen Keuangan

Entitas telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian", PSAK No. 55 (Revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok berikut:

1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan, yaitu jika dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat atau terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.

(11)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba (rugi) yang belum direalisasi pada tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Pada tahun 2015 dan 2014, Entitas tidak mempunyai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

2. Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

Pada saat pengakuan awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

Pada tahun 2015 dan 2014, Entitas tidak mempunyai aset keuangan berupa investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.

3. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya, ditambah dengan biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan dan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk pinjaman yang diberikan dan piutang jangka pendek dimana perhitungan bunga tidak material.

Pada tahun 2015 dan 2014, pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, saldo bank yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang muka.

4. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual

Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang yang tidak memenuhi kriteria kelompok lainnya. Aset keuangan ini dicatat sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai perolehan dan nilai wajar merupakan laba (rugi) yang belum direalisasikan pada tanggal laporan posisi keuangan yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas.

Pada tahun 2015 dan 2014, Entitas tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok berikut:

1. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah liabilitas keuangan yang dapat dipindahtangankan dalam waktu dekat. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Pada tahun 2015 dan 2014, Entitas tidak mempunyai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

2. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Pada tahun 2015 dan 2014, Entitas mempunyai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi meliputi utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, pinjaman jangka pendek, dan uang muka penjualan.

Penurunan nilai aset keuangan, pinjaman yang diberikan dan piutang:

Pada setiap tanggal pelaporan, Entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi:

- Kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak peminjam atau penerbit instrumen keuangan;

- Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;

- Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;

- Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

- Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapus dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan (neraca) ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

f. Piutang Usaha

Piutang usaha diakui dan disajikan sebesar nilai realisasi neto. Cadangan penurunan nilai piutang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

g. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

(13)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

h. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Aset Tetap

Entitas telah menerapkan PSAK No. 16 "Aset Tetap" (Revisi 2011) sebagaimana ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Entitas telah menetapkan model biaya terhadap pengelolaan aset tetapnya.

Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), suatu entitas harus memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetap. Entitas memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Entitas.

Aset tetap dinyatakan menurut harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus. Tanah tidak disusutkan. Masa manfaat aset tetap diestimasukan sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 25

Mesin dan perlengkapan 15

Peralatan kantor 10

Kendaraan 8

Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke perhitungan laba rugi pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut; sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari akun aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan ke laba rugi tahun berjalan.

Aset dalam pelaksanaan merupakan akumulasi dari biaya-biaya pembelian bahan dan peralatan serta biaya konstruksi lainnya hingga aset tersebut selesai dan siap untuk digunakan. Biaya-biaya ini dipindahkan ke akun aset tetap pada saat pekerjaan selesai dan aset tersebut siap untuk digunakan.

j. Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:

a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif;

b. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan setiap akumulasi kerugian penurunan nilai.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (F.O.B. Shipping Point). Beban diakui sesuai manfaatnya pada periode yang bersangkutan (accrual basis).

l. Liabilitas diestimasi atas imbalan pasca kerja karyawan

Entitas telah menerapkan kebijakan akuntansi untuk mengakui liabilitas pasca kerja karyawan sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2010) mengenai "imbalan kerja". Pemberian imbalan pasca kerja dilakukan oleh Entitas dengan berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003.

Beban imbalan pasca kerja karyawan yang dihitung berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama ditentukan dengan metode projected unit credit. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus sepanjang rata-rata sisa masa kerja karyawan.

m. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

n. Laba per Saham Dasar

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi pendapatan komprehensif pada periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

o. Informasi Segmen

Entitas menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi". PSAK revisi ini memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

(15)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Penurunan nilai aset non-keuangan

Setiap tanggal pelaporan, Entitas menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Aset non-keuangan ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terjadi perubahan atau keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset yang melampaui nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset.

Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah (cash-generating units). Aset non-keuangan yang diturunkan nilainya ditelaah untuk kemungkinan adanya pembalikan terhadap nilai penurunan setiap tanggal pelaporan.

q. Transaksi dengan pihak berelasi

Entitas melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.7 (Revisi 2010), "Pengungkapan Pihak-Pihak yang berelasi". Seluruh transaksi dan saldo material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (lihat catatan 23).

r. Penerapan pernyataan standar akuntansi baru

Standar-standar akuntansi baru/revisi yang telah dipublikasikan dan efektif pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. PSAK No. 1 (Revisi 2013), "Penyajian Laporan Keuangan"; b. PSAK No. 4 (Revisi 2013), "Laporan Keuangan Tersendiri";

c. PSAK No. 15 (Revisi 2013), "Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama"; d. PSAK No. 24 (Revisi 2013), "Imbalan Kerja";

e. PSAK No. 46 (Revisi 2014), "Pajak Penghasilan"; f. PSAK No. 48 (Revisi 2014), "Penurunan Nilai Aset";

g. PSAK No. 50 (revisi 2014) “Instrumen keuangan: Penyajian”;

h. PSAK 55 (revisi 2014) “Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”; i. PSAK 60 (revisi 2014) “Instrumen keuangan: Pengungkapan”;

j. PSAK No. 65, "Laporan Keuangan Konsolidasian"; k. PSAK No. 66, "Pengaturan Bersama";

l. PSAK No. 67, "Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain"; m. PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai Wajar";

n. ISAK 26 (revisi 2014) “Penilaian ulang derivatif melekat”; o. ISAK No. 27, "Pengalihan Aset dari Pelanggan";

p. ISAK No. 28, "Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas"; q. Pencabutan PSAK 12 (revisi 2009) “Bagian partisipasi ventura bersama”; r. Pencabutan ISAK 7 "Konsolidasi entitas bertujuan khusus";

s. Pencabutan ISAK 12 "Pengendalian bersama entitas: Kontribusi non moneter oleh venturer".

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

(16)

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Entitas menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Entitas seperti diungkapkan pada catatan 2.e.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Entitas mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Estimasi dan asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode/tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Entitas mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Entitas. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Imbalan pasca kerja

Penentuan liabilitas dan imbalan pasca kerja Entitas bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Entitas langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Entitas berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Entitas dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan pasca kerja dan beban imbalan pasca kerja.

Nilai tercatat atas liabilitas diestimasi atas imbalan kerja Entitas pada masing-masing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp10.558.490.468 dan Rp9.383.490.468. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 22.

Penyusutan aset tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 8 sampai dengan 25 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Entitas menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat neto atas aset tetap Entitas masing-masing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp8.628.691.103 dan Rp8.253.323.849. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 9.

(17)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Estimasi dan asumsi (lanjutan)

Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha

Entitas mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Entitas mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan, untuk mencatat provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Entitas. Cadangan yang spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai piutang. Nilai tercatat piutang usaha Entitas sebelum cadangan kerugian penurunan nilai per tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar 19.737.475.686 dan Rp17.088.445.046 per tanggal 31 Desember 2014. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam catatan 6.

(18)

4. KAS DAN SETARA KAS

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2015 31 Desember 2014 Kas 585.146.806 584.695.345 Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank CTBC Indonesia 1.682.689.012 1.513.725.558

PT Bank Central Asia Tbk 24.708.326 859.273.809

PT Bank UOB Buana Tbk 2.085.477 241.612.577 Dollar Amerika Serikat

PT Bank CTBC Indonesia 2.492.130.699 1.228.999.226 PT Bank Central Asia Tbk 96.868.387 92.288.006

Jumlah 4.883.628.707 4.520.594.521

Entitas tidak mempunyai saldo kas dan setara kas pada pihak berelasi.

5. SALDO BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Saldo bank pada PT Bank CTBC Indonesia yang dibatasi penggunaannya terdiri dari :

31 Maret 2015 31 Desember 2014

Rekening Giro

Rupiah 1.180.522.408 1.079.109.886

Dollar Amerika Serikat 446.313.537 486.486.975 Deposito Berjangka

Dollar Amerika Serikat 611.199.493 581.293.708

Rupiah 160.175.400 160.175.400

Jumlah 2.398.210.838 2.307.065.969

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Rupiah 6,25% 6,25%

Dollar Amerika Serikat 1,00% 1,00%

Saldo rekening giro yang dibatasi penggunaannya dijaminkan untuk penerbitan Letter of Credit (fasilitas kredit L/C) dari PT Bank CTBC Indonesia (lihat Catatan 11) dengan jangka waktu kurang dari satu tahun.

Sedangkan saldo deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka yang ditempatkan di PT Bank CTBC Indonesia yang digunakan sebagai jaminan berlangganan gas kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Entitas tidak memiliki hubungan istimewa dengan bank dimana deposito berjangka tersebut ditempatkan.

(19)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

6. PIUTANG USAHA

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2015 31 Desember 2014 a. Berdasarkan pelanggan

Pihak yang berelasi

Borneo Enamel Industrial Sdn. Bhd. 7.027.482.941 7.027.482.941 PT Kedaung Sentra Distribusi 1.871.964.545 663.679.577

PT Kedawung Subur 896.117.127 573.066.392

Komodo International Corporation 519.505.162 796.054.260

PT Kedaung Industrial 347.311.193 836.816.693

PT Kedaung Medan Industrial 336.470.612 322.004.080

PT Kedawung Surya Industrial - 38.475.363

Forincorp International Ltd - 9.900.250

Jumlah 10.998.851.580 10.267.479.556

Penyisihan piutang ragu-ragu (7.027.482.941) (7.027.482.941)

Jumlah 3.971.368.639 3.239.996.615

Pihak ketiga

Pelanggan dalam negeri 5.743.462.592 5.318.814.003 Pelanggan luar negeri 2.995.161.514 1.502.151.487

Jumlah 8.738.624.106 6.820.965.490

Penyisihan piutang ragu-ragu (467.806.895) (467.806.895)

Jumlah 8.270.817.211 6.353.158.595

Jumlah bersih 12.242.185.850 9.593.155.210

b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari)

Belum jatuh tempo 11.083.982.741 8.239.034.510

Lewat jatuh tempo

1 s/d 30 hari -

-Lebih dari 30 hari 8.653.492.945 8.849.410.536

Jumlah 19.737.475.686 17.088.445.046

Penyisihan piutang ragu-ragu (7.495.289.836) (7.495.289.836)

Jumlah Bersih 12.242.185.850 9.593.155.210

c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang

Rupiah 16.222.809.010 14.780.339.049

Dollar Amerika Serikat 3.514.666.676 2.308.105.997

Jumlah 19.737.475.686 17.088.445.046

Penyisihan piutang ragu-ragu (7.495.289.836) (7.495.289.836)

Jumlah Bersih 12.242.185.850 9.593.155.210 adalah sebagai berikut:

(20)

6. PIUTANG USAHA (lanjutan)

Entitas melakukan penyisihan terhadap piutang tak tertagih pada BEISB senilai Rp7.027.482.941 pada tahun 2007, dikarenakan oleh hilangnya pengendalian Entitas pada BEISB (lihat Catatan 1a). Dengan demikian, manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha Entitas pada BEISB kemungkinan kecil dapat tertagih.

Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari. Piutang usaha Entitas kepada pihak yang berelasi dan kepada pihak ketiga tidak ada yang digunakan sebagai jaminan pinjaman Entitas.

7. PIUTANG DARI DAN UTANG KEPADA KEPADA PIHAK YANG BERELASI

31 Maret 2015 31 Desember 2014 Piutang

Borneo Enamel Industrial Sdn. Bhd. 47.628.631.978 47.628.631.978 Indo-Ghana Enamel Industrial Ltd. 8.990.522.315 10.072.475.180

Jumlah 56.619.154.293 57.701.107.158

Penyisihan piutang ragu-ragu (56.619.154.293) (57.701.107.158)

Jumlah bersih -

-Mutasi cadangan kerugian nilai piutang adalah sebagai berikut :

31 Maret 2015 31 Desember 2014

Saldo awal 57.701.107.158 57.701.107.158

Penerimaan piutang yang telah dicadangkan (1.081.952.865)

-Saldo akhir 56.619.154.293 57.701.107.158

31 Maret 2015 31 Desember 2014 Utang

PT Kedawung Surya Industrial 76.746.010

-Jumlah 76.746.010

-Piutang kepada pihak yang berelasi, timbul dari transaksi arus dana, sewa tanah, pembebanan atas pemakaian fasilitas bersama dan pembayaran biaya Entitas yang dilakukan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang berelasi dan/atau sebaliknya (lihat Catatan 23).

Entitas melakukan penyisihan terhadap piutang tak tertagih pada BEISB dan Indo Ghana Enamel Industrial Ltd (IGEI) senilai Rp57.701.107.158 pada tahun 2007 dikarenakan oleh hilangnya pengendalian Entitas pada BEISB (lihat Catatan 1a). Pada bulan Pebruari 2015, Entitas telah menerima pembayaran sebagian dari nilai piutang dari IGEI sebesar Rp1.081.952.865. Pembayaran tersebut dicatat sebagai penghasilan lain-lain serta sebagai pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu piutang IGEI. Namun demikian, manajemen masih berkeyakinan bahwa piutang usaha Entitas pada BEISB kemungkinan kecil dapat tertagih.

(21)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

8. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2015 31 Desember 2014 Barang jadi 20.472.277.583 18.357.729.746 Bahan baku 19.994.537.865 16.755.558.095 Barang dalam proses 15.071.390.829 11.839.947.690 Bahan pembantu 827.938.188 880.577.395

Jumlah 56.366.144.465 47.833.812.926

Pada tahun 2015 dan 2014, manajemen tidak melakukan penyisihan penurunan nilai persediaan karena manajemen berpendapat bahwa persediaan yang ada dalam kondisi baik dan tidak mengalami keusangan atau penurunan nilai.

Seluruh persediaan Entitas pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 3.000.000 pada tahun 2015 dan US$ 4.000.000 pada tahun 2014. Manajemen berpendapat jumlah pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas resiko yang mungkin dialami Entitas.

Sejumlah persediaan senilai US$ 100.000 dan Rp 23.000.000.000 masing-masing pada tahun 2015 dan 2014, dijaminkan untuk pinjaman jangka pendek masing-masing kepada Combined Way Ltd. Hongkong dan PT Bank CTBC Indonesia (lihat Catatan 11).

9. ASET TETAP

1 Januari 2015 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret 2015 Biaya perolehan:

Bangunan dan prasarana 6.328.170.668 - - - 6.328.170.668 Mesin dan perlengkapan 38.289.208.094 32.300.000 - - 38.321.508.094

Peralatan kantor 7.685.405.653 2.650.000 - - 7.688.055.653

Kendaraan 2.232.429.085 - - - 2.232.429.085

Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana 44.413.500 23.951.750 - - 68.365.250 Mesin dan perlengkapan 319.342.340 561.150.338 - - 880.492.678

Jumlah 54.898.969.340 620.052.088 - - 55.519.021.428

Akumulasi penyusutan:

Bangunan dan prasarana 2.927.542.163 52.929.360 - - 2.980.471.523 Mesin dan perlengkapan 35.098.280.286 120.646.535 - - 35.218.926.821 Peralatan kantor 7.044.425.677 28.733.762 - - 7.073.159.439

Kendaraan 1.575.397.365 42.375.177 - - 1.617.772.542

Jumlah 46.645.645.491 244.684.834 - - 46.890.330.325

(22)

9. ASET TETAP (lanjutan)

1 Januari 2014 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2014 Biaya perolehan:

Bangunan dan prasarana 6.223.791.282 104.379.386 - - 6.328.170.668 Mesin dan perlengkapan 38.242.108.094 47.100.000 - - 38.289.208.094 Peralatan kantor 7.645.919.903 39.485.750 - - 7.685.405.653

Kendaraan 2.232.429.085 - - - 2.232.429.085

Aset dalam penyelesaian

Bangunan dan prasarana - 44.413.500 44.413.500

Mesin dan perlengkapan 29.478.206 289.864.134 - - 319.342.340

Jumlah 54.373.726.570 190.965.136 - - 54.898.969.340

Akumulasi penyusutan:

Bangunan dan prasarana 2.705.404.040 222.138.123 - - 2.927.542.163 Mesin dan perlengkapan 34.616.660.164 481.620.122 - - 35.098.280.286 Peralatan kantor 6.928.633.844 115.791.833 - - 7.044.425.677

Kendaraan 1.405.896.659 169.500.706 - - 1.575.397.365

Jumlah 45.656.594.707 989.050.784 - - 46.645.645.491

Jumlah Tercatat 8.717.131.863 8.253.323.849

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

2015 2014

Pemilikan langsung:

Biaya pabrikasi 201.044.756 203.193.725

Beban administrasi (Catatan 20) 43.640.078 43.747.670

Jumlah 244.684.834 246.941.395

Seluruh aset tetap Entitas telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap risiko

kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$6.650.000 dan Rp 552.000.000 pada 31 Maret 2015 serta sebesar US$7.650.000 dan

Rp735.000.000 pada 31 Desember 2014. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Gedung dan bangunan pabrik milik Entitas didirikan di atas tanah yang disewa dari PT Kedawung Subur, pihak yang berelasi, dengan masa sewa sesuai dengan Hak Guna Bangunan (HGB) yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2029 dan dapat diperpanjang (lihat Catatan 23 dan 25). Aset dalam penyelesaian per tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 merupakan bangunan dan prasarana, serta mesin produksi kaleng dan peralatannya. Pembuatan mesin tersebut dikerjakan sendiri dan diperkirakan akan selesai pada bulan April 2015 dengan persentase penyelesaian per 31 Maret 2015 and per 31 Desember 2014 masing-masing sebesar 95% dan 90%. Pada saat konstruksi selesai, nilai tercatat akan direklasifikasi ke aset tetap.

Manajemen Entitas telah melakukan pengkajian ulang atas estimasi umur ekonomis, metode penyusutan dan nilai residu pada setiap akhir pelaporan.

Manajemen Entitas menyatakan bahwa tidak terdapat aset tetap yang masih memiliki nilai buku namun berhenti beroperasi.

(23)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

9. ASET TETAP (lanjutan)

Menurut pendapat pihak manajemen, nilai wajar per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :

31 Maret 2015 31 Desember 2014

Bangunan dan prasarana 12.038.365.250 12.014.413.500

Mesin dan perlengkapan 3.983.073.951 3.510.270.148

Peralatan kantor 614.896.214 640.979.976

Kendaraan 614.656.543 657.031.720

Jumlah 17.250.991.958 16.822.695.344

Per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, manajemen Entitas menyatakan bahwa tidak terjadi penurunan nilai yang signifikan terdapat nilai tercatat aset tetap.

10. PROPERTI INVESTASI

Akun ini terdiri dari tanah milik Entitas yang berlokasi di :

31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014

Porong, Sidoarjo 2.552.890.925

Sumberejo, Surabaya 1.965.686.540

Jumlah Tercatat 4.518.577.465

Pada tahun 2006 terjadi semburan lumpur dari Lapindo Brantas Incorporation (Lapindo) yang merusak tanah Porong. Pada tanggal 18 Januari 2007, Entitas mengajukan klaim atas rusaknya

lahan kepada Lapindo sesuai dengan Surat No.015/KIC-DIR/I/2007, sebesar Rp21.413.000.000. Per 31 Maret 2015 klaim tersebut masih dalam proses penyelesaian.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut.

Nilai properti investasi pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 4.518.577.465, yang berasal dari dasar penilaian manajemen yang dilakukan berdasarkan

metode biaya. Menurut pendapat pihak manajemen, nilai wajar atas properti investasi yang dimiliki saat ini pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp14.800.000.000 sesuai dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) terakhir.

11. PINJAMAN JANGKA PENDEK

Saldo pinjaman jangka pendek per tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :

31 Maret 2015 31 Desember 2014

PT Bank CTBC Indonesia 9.133.440.406 4.977.264.439

Combined Way Ltd. 1.308.000.000 1.244.000.000

Jumlah 10.441.440.406 6.221.264.439

Pinjaman jangka pendek dari PT Bank CTBC Indonesia

Entitas memperoleh fasilitas pinjaman jangka pendek dari PT Bank CTBC Indonesia yang efektif sejak tanggal 4 Juli 2008, di mana perjanjian fasilitas kredit ini telah beberapa kali diperpanjang, dan terakhir adalah Perubahan Atas Perjanjian Fasilitas Kredit No.CTBCI SBY-567/VII-2014 tertanggal 23 Juli 2014.

(24)

11. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)

Pinjaman jangka pendek dari PT Bank CTBC Indonesia (lanjutan)

Adapun fasilitas pinjaman jangka pendek dari PT Bank CTBC Indonesia tersebut mencakup: 1. Fasilitas Surat Kredit Berdokumen (L/C) dalam bentuk sight termasuk juga L/C lokal dengan

limit yang semula sebesar USD1.000.000, kemudian ditingkatkan hingga mencapai limit USD2.250.000. Fasilitas Surat Kredit Berdokumen (L/C) tersebut hanya diterbitkan untuk impor bahan baku dan pembelian lokal dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Pelat Timah Nusantara Tbk sebagai pemasok utama Entitas.

2. Entitas mendapat tambahan fasilitas kredit berupa Akad Trust. Fasilitas kredit Akad Trust ini dapat digunakan secara bersama-sama dengan Fasilitas Surat Kredit Berdokumen atas Unjuk (Sight L/C) sampai jumlah yang tidak melebihi limit sebesar USD2.250.000. Jangka waktu setiap penarikan fasilitas Akad Trust ini adalah maksimal selama 120 hari sejak tanggal pemakaian.

3. Fasilitas pinjaman jangka pendek yang semula sebesar USD500.000 kemudian ditingkatkan dan diberikan sampai dengan jumlah tidak melebihi USD1.250.000. Jangka waktu setiap penarikan fasilitas pinjaman jangka pendek ini adalah maksimal selama 180 hari sejak tanggal pemakaian.

4. Fasilitas pinjaman bank garansi yang semula sebesar USD500.000 kemudian ditingkatkan dan diberikan sampai jumlah tidak melebihi USD2.250.000.

Keseluruhan fasilitas kredit di atas berlaku sampai dengan tanggal 27 Juli 2015. Tingkat bunga yang dikenakan untuk penarikan pinjaman jangka pendek dalam mata uang Rupiah masing-masing pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebesar 11,675% dan 11,375%, sedangkan untuk penarikan pinjaman dalam mata uang Dollar Amerika Serikat pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebesar 5,25%.

Fasilitas kredit dari PT Bank CTBC Indonesia tersebut dijamin dengan:

- Rekening escrow pada PT Bank CTBC Indonesia dengan nilai minimal sebesar 20% dari setiap nilai Letter of Credit yang diterbitkan.

- Jaminan fidusia atas persediaan, dengan nilai jaminan sebesar Rp23.000.000.000 (lihat Catatan 8).

Saldo pinjaman pada PT Bank CTBC Indonesia per tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar Rp9.133.440.406 yang terdiri dari pinjaman dalam uang Dollar Amerika Serikat sebesar USD422.801,01 atau ekuivalen sebesar Rp5.530.237.211 dan pinjaman dalam mata uang Rupiah yaitu sebesar Rp3.603.203.195. Sedangkan Saldo pinjaman pada PT Bank CTBC Indonesia per tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4.977.264.439 yang terdiri dari pinjaman dalam uang Dollar Amerika Serikat sebesar USD218.959,09 atau ekuivalen sebesar Rp2.723.851.080 dan pinjaman dalam mata uang Rupiah yaitu sebesar Rp2.253.413.359.

Pinjaman jangka pendek dari Combined Way Ltd.

Pada tanggal 23 Mei 2008, Entitas menandatangani Perjanjian Kredit dengan Combined Way Ltd. Hongkong berupa Fasilitas Kredit Modal Kerja senilai USD300.000. Fasilitas kredit tersebut jatuh tempo dalam jangka waktu 2 tahun atau sampai dengan 23 Mei 2010. Berdasarkan Surat Perubahan Perjanjian Kredit No.20140515KIC tanggal 15 Mei 2014, Entitas telah memperoleh perpanjangan jatuh tempo kredit tersebut di atas sampai dengan tanggal 15 Mei 2015. Pinjaman tersebut dijamin dengan persediaan senilai tidak kurang dari USD300.000 (lihat catatan 7). Tingkat suku bunga atas pinjaman ini adalah 1% per tahun pada tahun 2014 dan 2013. Saldo pinjaman per 31 Desember 2013 adalah sebesar USD50.000 atau setara dengan Rp609.450.000. Entitas telah melunasi pinjaman tersebut pada tanggal 11 Agustus 2014.

(25)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

11. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)

Pinjaman jangka pendek dari Combined Way Ltd. (lanjutan)

Berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No.CW20090402.KIC, tertanggal 2 April 2009, Entitas menandatangani Perjanjian Kredit dengan Combined Way Ltd. Hongkong berupa Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan limit kredit sebesar USD200.000, dengan tingkat suku bunga sebesar 1%. Pinjaman tersebut dijamin dengan persediaan yang dimiliki Entitas dengan nilai yang tidak kurang dari USD100.000 (lihat catatan 7). Perjanjian tersebut sudah beberapa kali mengalami perubahan, dengan perubahan terakhir berdasarkan amandemen kedua Perjanjian Kredit No.CW20130402.KIC tertanggal 2 April 2013, sehingga fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada tanggal 2 April 2015. Syarat, kondisi dan jaminan atas pinjaman tersebut sama dengan perjanjian awal. Per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo pinjaman tersebut senilai USD100.000 atau masing-masing setara dengan Rp1.308.000.000 dan Rp1.244.000.000.

Manajemen memiliki rencana untuk melakukan pelunasan atas kedua pinjaman tersebut di atas di tahun 2015, sehingga saldo pinjaman diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka pendek.

Pinjaman jangka pendek tersebut di atas tidak mempersyaratkan adanya ketentuan yang penting selain sejumlah jaminan yang telah disebutkan di atas. Per 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Entitas tidak memiliki saldo pinjaman jangka pendek dari pihak yang berelasi.

12. UTANG USAHA

Akun ini merupakan utang usaha pihak ketiga dari pemasok dalam dan luar negeri. Klasifikasi utang usaha berdasarkan kelompok umur dan mata uang adalah sebagai berikut :

31 Maret 2015 31 Desember 2014 Berdasarkan umur (hari) :

Belum jatuh tempo 4.249.059.201 611.900.766

Lewat jatuh tempo

1 s/d 30 hari 718.933.875 262.882.482

Lebih dari 30 hari 42.356.750 77.000

Jumlah 5.010.349.826 874.860.248

Berdasarkan mata uang :

Dollar Amerika Serikat 2.871.086.029 299.227.282

Rupiah 2.139.263.797 575.632.966

Jumlah 5.010.349.826 874.860.248

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 15 sampai 120 hari.

Entitas tidak memiliki utang usaha yang dilakukan kepada pihak yang berelasi dan tidak ada jaminan yang diberikan Entitas atas saldo utang usaha tersebut diatas.

(26)

13. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2015 31 Desember 2014

Gaji dan tunjangan 600.000.000

-Gas 300.956.077 287.436.702

Biaya lain-lain 504.350.344 145.999.174

Jumlah 1.405.306.421 433.435.876

14. MODAL SAHAM

Persentase Jumlah Modal Nama Pemegang Saham Lembar Saham Pemilikan Disetor

PT Kedawung Subur 60.195.140 43,62% 30.097.570.000

DK Lim & Sons Investment Pte. Ltd. 43.332.000 31,40% 21.666.000.000

UOB Kay Hian Pte Ltd 11.096.400 8,04% 5.548.200.000

Djoni Sukoharjo, Komisaris 312.700 0,23% 156.350.000

Phillp Lam Tin Sing, Komisaris Utama 380 0,00% 190.000 Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) 23.063.380 16,71% 11.531.690.000 Jumlah 138.000.000 100,00% 69.000.000.000

31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014

15. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Akun ini merupakan agio saham atas emisi saham pada penawaran umum dan pembagian dividen saham dan saham bonus, dengan rincian sebagai berikut:

31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Harga Penawaran/Pasar

Penawaran umum

10.000.000 saham x Rp 2.600 26.000.000.000 Pembagian dividen saham

3.000.000 saham x Rp 2.100 6.300.000.000

Jumlah 32.300.000.000

Nilai Nominal

Penawaran umum (10.000.000.000)

Pembagian dividen saham (3.000.000.000) Pembagian saham bonus (16.000.000.000)

Jumlah (29.000.000.000)

Tambahan Modal Disetor 3.300.000.000

16. PENJUALAN BERSIH

Penjualan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

2015 2014

Lokal 16.866.246.262 21.133.504.880

Ekspor 6.793.182.804 5.434.091.936

Jumlah 23.659.429.066 26.567.596.816

Retur dan potongan penjualan (595.652.320) (159.700)

(27)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

16. PENJUALAN BERSIH (lanjutan)

41,54% dan 25,75% dari penjualan masing-masing pada tahun 2015 dan 2014 dilakukan dengan pihak-pihak yang berelasi (Catatan 23).

Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

2015 % 2014 %

Komodo International Corporation 4.407.195.168 19% 2.329.431.348 9% PT Nissin Biscuit Indonesia 4.091.359.450 18% 6.918.601.950 26% PT Kedawung Subur 2.922.901.810 13% 2.614.172.490 9,8% PT Coronet Crown 2.352.045.600 10% 1.765.576.800 7% Jumlah 13.773.502.028 60% 13.627.782.588 59%

Penjualan masing-masing ke Komodo International Corporation, PT Kedawung Subur dan PT Coronet Crown pada tahun 2014 adalah kurang dari 10% dari total jumlah penjualan.

17. BEBAN POKOK PENJUALAN

Beban Pokok Penjualan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

2015 2014

Bahan baku yang digunakan 13.474.567.108 12.999.622.127

Tenaga kerja langsung 5.626.312.549 5.013.373.279

Biaya pabrikasi 3.618.489.867 3.381.710.396

Jumlah Biaya Produksi 22.719.369.524 21.394.705.802

Persediaan barang dalam proses

Awal periode 11.839.947.690 14.777.613.817

Akhir periode (15.071.390.828)- (14.062.331.323) -Jumlah Beban Pokok Produksi 19.487.926.386 22.109.988.296 Persediaan barang jadi

Awal periode 18.357.729.746 16.660.588.970 Pembelian 49.680.000 Akhir periode (20.472.277.583) (17.905.550.029)

Jumlah 17.423.058.549 20.865.027.237

1,68% dan 5,80% dari jumlah pembelian bahan baku masing-masing pada tahun 2015 dan 2014 dilakukan dengan pihak-pihak yang berelasi (Catatan 23).

Pada tahun 2015 dan 2014, beban sewa masing-masing sebesar Rp135.000.000 dicatat sebagai beban pabrikasi, yang merupakan sewa kepada pihak yang berelasi (lihat catatan 25).

Pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

2015 % 2014 %

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 3.483.256.215 7% 3.296.048.299 23% Jiangyin Comat Metal Product Co. Ltd - - 4.438.161.576 31% Jumlah 3.483.256.215 7% 4.438.161.576 31%

(28)

18. BEBAN PENJUALAN

Beban penjualan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 terdiri dari:

2015 2014

Gaji dan kesejahteraan 165.357.653 144.066.261

Beban ekspor 162.431.429 168.000.953

Beban pemasaran 120.899.367 133.387.712

Lain-lain 10.695.361 15.167.881

Jumlah 459.383.810 460.622.807

19. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Beban umum dan administrasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 terdiri dari:

2015 2014

Gaji dan kesejahteraan karyawan 2.128.381.897 1.866.583.820

Imbalan pasca kerja 720.000.000 570.000.000

Transportasi dan perjalanan 166.494.006 150.257.344

Registrasi dan pencatatan saham 48.713.700 73.542.400

Penyusutan (Catatan 9) 43.640.077 43.747.670 Telekomunikasi 16.961.881 16.164.714 Sewa 15.000.000 15.000.000 Lain-lain 72.288.586 26.530.333 Jumlah 3.211.480.147 2.761.826.281 20. PERPAJAKAN

a. Pajak Dibayar Dimuka

Akun ini merupakan kelebihan pembayaran pajak pertambahan nilai sebesar Rp58.313.649. b. Piutang Pajak

Akun ini merupakan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun pajak 2014 sebesar Rp1.443.583.983 sesuai dengan laporan SPT PPh Badan tahun 2014 yang telah dilaporkan ke Kantor Pelayan Pajak.

c. Utang Pajak

31 Maret 2015 31 Desember 2014

PPh pasal 21 96.097.650 144.747.667

PPh pasal 23 dan pasal 4 (2) 300.000 60.181.622

PPh pasal 25 159.685.778 159.685.778

PPh pasal 26 - 2.440.000

PPh pasal 29 (lihat Catatan 20d) 67.152.766

Pajak Pertambahan Nilai - 100.299.338

(29)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

20. PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Beban (Manfaat) Pajak

Beban (manfaat) pajak Entitas terdiri dari :

2015 2014 638.322.500 724.244.000 Pajak tangguhan 74.317.271 (1.502.964) Jumlah 712.639.771 722.741.036 Pajak kini Pajak kini

Rekonsiliasi antara total laba sebelum pajak penghasilan badan sebagaimana ditunjukkan dalam laporan laba rugi dan akumulasi laba fiskal Entitas adalah sebagai berikut:

2015 2014

Jumlah laba sebelum pajak menurut laporan

laba rugi dan penghasilan komprehensif lain 2.831.685.635 2.800.990.065 Perbedaan temporer:

Imbalan pasca kerja 720.000.000 (27.150.000)

Penyusutan aset sewa guna usaha 5.549.925 4.858.788

Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal 59.133.858 28.303.066

Penyisihan piutang ragu-ragu (1.081.952.865)

-Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal:

Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal 15.905.843 15.693.472

Penghasilan bunga atas jasa giro (20.750.166) (17.417.918)

Lain-lain 23.718.016 91.699.368

Laba Fiskal Entitas 2.553.290.246 2.896.976.841

Beban pajak kini

25% x Rp2.553.290.000 638.322.500

25% x Rp2.896.976.000 - 724.244.000

Jumlah pajak kini 638.322.500 724.244.000

Pajak penghasilan dibayar dimuka

Pph Pasal 22 (92.112.400) (167.080.000)

Pph Pasal 25 (479.057.334) (488.185.875)

Taksiran utang (piutang) pajak penghasilan 67.152.766 68.978.125

Pajak tangguhan

Pajak tangguhan dihitung berdasarkan efek perbedaan temporer antara jumlah aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan jumlah aset dan liabilitas menurut peraturan perpajakan.

(30)

20. PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Beban (Manfaat) Pajak (lanjutan) Pajak tangguhan (lanjutan)

Dibebankan (dikreditkan)

1 Januari 2015 ke laporan laba rugi 31 Maret 2015 Aktiva pajak tangguhan:

Penyisihan piutang ragu-ragu 16.299.186.748 (270.488.216) 16.028.698.532 Imbalan pasca kerja 2.459.622.616 180.000.000 2.639.622.616 Beban penyusutan

aset sewa guna usaha 14.327.589 1.387.481 15.715.070 Liabilitas pajak tangguhan:

Angsuran sewa

aset sewa guna usaha (48.642.640) - (48.642.640) Penyusutan aset tetap (732.113.764) 14.783.464 (717.330.300)

Pendapatan bunga (489.722.812) - (489.722.812)

Aktiva Pajak Tangguhan

-Bersih 17.502.657.737 (74.317.271) 17.428.340.466

Dibebankan (dikreditkan)

1 Januari 2014 ke laporan laba rugi 31 Desember 2014 Aktiva pajak tangguhan:

Penyisihan piutang ragu-ragu 16.299.186.748 - 16.299.186.748 Imbalan pasca kerja 3.184.775.035 (725.152.419) 2.459.622.616 Beban penyusutan

aset sewa guna usaha 9.468.801 4.858.788 14.327.589 Liabilitas pajak tangguhan:

Angsuran sewa

aset sewa guna usaha (48.642.640) - (48.642.640) Penyusutan aset tetap (759.025.204) 26.911.439 (732.113.764)

Pendapatan bunga (489.722.812) - (489.722.812)

Aktiva Pajak Tangguhan

-Bersih 18.196.039.928 (693.382.192) 17.502.657.737

Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

2015 2014

Jumlah laba sebelum pajak menurut laporan

laba rugi dan penghasilan komprehensif lain 2.831.685.632 2.800.990.065 Tarif pajak yang berlaku :

25% x Rp2.831.685.632 707.921.408 25% x Rp2.800.990.065 - 700.247.516 Jumlah 707.921.408 700.247.516 Pengaruh atas penghasilan (beban) yang tidak

dapat diperhitungkan menurut fiskal:

Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal 3.976.461 3.923.368 Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final (5.187.542) (4.354.480) Penghasilan (beban) lain-lain 5.929.444 22.924.632 Jumlah 4.718.363 22.493.520 Beban Pajak - Bersih 712.639.771 722.741.036

(31)

Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

21. LABA PER SAHAM DASAR

Perhitungan laba per saham dasar berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

2015 2014

Jumlah laba komprehensif 2.119.045.864 2.078.249.029 Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 138.000.000 138.000.000 Laba per saham dasar 15 15 Pada tanggal laporan posisi keuangan, Entitas tidak memiliki transaksi yang berpotensi pada penurunan saham biasa.

22. IMBALAN PASCA KERJA Program Pensiun

Entitas mengikutsertakan karyawannya dalam program pensiun iuran pasti. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Asuransi Aviva Indonesia (sebelumnya PT Asuransi Winterthur Life Indonesia), yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-545/KM.10/2010 tanggal 16 September 2010.

Iuran Pensiun ditentukan dari jumlah tertentu yang ditanggung Entitas dan karyawan dengan proporsi 30% oleh karyawan dan 70% oleh Entitas. Beban untuk dana pensiun yang timbul pada tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp29.602.500 dan Rp33.655.000 dicatat dalam beban gaji dan kesejahteraan karyawan (lihat catatan 19).

Imbalan Pasca Kerja Karyawan Lainnya

Entitas juga menghitung dan mencatat estimasi imbalan pasca kerja karyawan yang berhak sesuai peraturan yang berlaku setelah memperhitungkan program pensiun. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan Entitas sehubungan dengan estimasi liabilitas tersebut. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah masing-masing sejumlah 677 dan 735 karyawan pada 31 Maret 2015 dan 2014.

Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan beban manfaat karyawan adalah sebagai berikut:

Umur pensiun normal

Tingkat bunga teknis (per tahun) Kenaikan gaji (per tahun)

Tingkat kematian Tabel Mortalita Indonesia Tahun 2011 di tahun 2015 dan 2014 Tingkat cacat dari tingkat kematian

55 tahun 8,00%

8,00% pada tahun 2014 dan 2013 1%

2015 dan 2014

Beban atas imbalan pasca kerja karyawan untuk tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut :

2015 2014

Biaya jasa kini 264.820.820 224.469.005

Amortisasi biaya jasa lalu 94.409.095 71.338.978

Amortisasi kerugian aktuaria 13.221.155 13.657.004

Biaya bunga 347.548.930 260.535.013

(32)

22. IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan)

Imbalan Pasca Kerja Karyawan Lainnya (lanjutan)

Jumlah tercantum pada laporan posisi keuangan (neraca) yang timbul dari liabilitas Entitas dalam rangka liabilitas imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut :

31 Maret 2015 31 Desember 2014

Nilai kini liabilitas yang tidak didanai 15.990.551.068 24.143.609.588 Kerugian aktuarial yang belum diakui (4.740.640.791) (13.572.743.387)

Biaya jasa lalu yang belum diakui (691.419.809) (732.375.733)

Jumlah 10.558.490.468 9.838.490.468

Mutasi liabilitas imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut :

31 Maret 2015 31 Desember 2014

Saldo Awal 9.838.490.468 12.739.100.144

Beban manfaat karyawan tahun berjalan 720.000.000 2.910.962.076

Pembayaran tahun berjalan - (5.811.571.752)

Saldo akhir 10.558.490.468 9.838.490.468

23. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Sifat Relasi

a. Pemegang saham Entitas termasuk:  PT Kedawung Subur

 DK Lim & Sons Investment Pte. Ltd.  Philip Lam Tin Sing

 Djoni Sukohardjo

b. Pihak yang sebagian pemegang saham dan atau manajemennya sama dengan Entitas:  PT Kedaung Medan Industrial Ltd.

 Komodo International Corporation  Forincorp International Ltd.  PT Pratama Gelas

 PT Kedaung Sentra Distribusi  PT Kedawung Surya Industrial Ltd.  PT Kedaung Industrial Ltd.

Transaksi-transaksi dengan Pihak Berelasi

Dalam kegiatan usahanya, Entitas juga mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi, antara lain:

a. 41,54% dan 25,75%dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada tahun 2015 dan 2014, merupakan penjualan kepada pihak yang berelasi, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal laporan posisi keuangan, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 3,65% dan 3,35%dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.

Gambar

Tabel berikut menyajikan aset dan liabilitas keuangan Entitas pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31  Desember 2014 :

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2005 nilai dollar Amerika Serikat terhadap rupiah juga mengalami nilai yang stabil juga tetapi pada periode 20005.3 nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2012 DAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK

Pada persamaan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, terlihat bahwa variabel neraca perdagangan Indonesia Amerika Serikat periode sebelumnya

Pada tanggal 31 Desember 2015, jika nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel lain dianggap konstan, laba sebelum pajak

Hal ini berarti jika indeks saham DJIA mengalami peningkatan yang berarti nilai dollar Amerika Serikat melemah atau terdepresiasi, dalam hat ini nilai rupiah menguat, maka

Jika nilai tukar Rupiah melemah atau menguat sebesar 5% dibandingkan dengan nilai tukar Dolar Amerika Serikat, Dolar Singapura dan Euro Eropa pada tanggal 31 Desember 2016 (dengan

Jika nilai tukar Rupiah melemah atau menguat sebesar 14,90% dibandingkan dengan nilai tukar Dolar Amerika Serikat per tanggal 30 September 2021 dan 2020 (dengan

Variabel independen (X), yaitu nilai tukar Rupiah atas Dolar Amerika Serikat yang menunjukkan posisi Rupiah terhadap US Dolar, melemah atau menguat. Data nilai tukar