• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gagal ginjal kronik - Ririn Farina BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gagal ginjal kronik - Ririn Farina BAB II"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gagal ginjal kronik 1. Definisi

Gagal ginjal kronik adalah penyakit yang tidak dapat pulih, ditandai dengan penurunan fungsi ginjal progresif, mengarah pada penyakit ginjal tahap akhir dan kematian (Tucker, 1998). Definisi lain menyebutkan gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjalprogresifyang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah) serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal (Nursalam dan Fransiska, 2006).

Gagal ginjal di bagi menjadi dua yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Gagal ginjal akut ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus yang cepat biasanya dalam beberapa hari, azotemia, gangguan homeostasis elektolit, cairan dan asam basa. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan berlangsung beberapa tahun. Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit merusak massa nefron ginjal, pada gagal ginjal kronik terjadi anemia berat osteodistrofi ginjal (Price dan Wilson, 2006).

(2)

Menurut Sja’bani (2005) penyebab terbanyak gagal ginjal kronik di Indonesia adalah glomeruloneprhritis (2,51%), diabetic nephropati (17,54%), hipertensi (15,72%), ginjal polikistik ( 2,51%), nefritis lupus (0,23%), sedangkan data di negara barat penyebab utama glomerulonefritis 14%, diabetes mellitus 30% dan hipertensi 26%.

3. Patofisiologi

Patofisiologigagal ginjal dapat dijelaskan denganhipotesis Bricker atau hipotesis nefron yang utuh. Bila nefron terserang penyakit, maka seluruh unitnya akan hancur.Sisa nefron yang masih utuh tetap bekerjanormal. Kekurangan jumlah nefron akan mengakibatkan uremia sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Adaptasi yang dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidakseimbangan cairan dan elektrolitadalah hipertrofi dan peningkatan kecepatan filtrasi. Pada ginjal dengan 75% masa nefron sudah hancur kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap nefron terlalu tinggi sehingga keseimbangan antara peningkatan filtrasi dan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus tidak dapat dipertahankan. Beban zat terlarut yang meningkat akan menyebabkan hilangnya kemampuan memekatkan atau mengencerkan urin secara progresif. Hal ini mengakibatkan berat jenis urin akan tetap (Price dan Wilson, 2006).

(3)

a. Cairan tubuh

Pasien gagal ginjal kronik mengalami kelebihan cairan tubuh karena laju filtrasi glomerulus dan haluaran urine berkurang.

b. Nutrisi

Semua pasien yang mengalami dialisis mempunyai pembatasan nutrisi, natrium, kalium dan cairan karena keseimbangan filtrasi ginjal terjadi terbatas hanya beberapa jam perminggu. Pasien yang menjalani hemodialisis peritoneal mempunyai pembatasan diet sedikit lebih longgar. Kepatuhan terhadap diet kebiasaan makan seumur hidup harus di ubah, hal ini membuat aktivitas sosial sangat terbatas. Ketidakpatuhan terhadap diet dapat mengakibatkan hipertensi maligna, gagal jantung kongestif, edema paru, hiperkalemia, dan potensial henti jantung.

c. Sistem Hematologi

Gagal ginjal kronis ditandai dengan ginjal tidak mampu membentuk faktor perangsang eritropoetin dalam jumlah yang adekuat sehingga pembentukan sel darah merah menurun dan masa hidup sel darah merah memendek pada pasien uremik . Anemia menyebabkan keletihan dan frustasi. Pasien gagal ginjal kronik memerlukan terapi eritropoetin manusia kombinasi ( epoetin alfa atau EPO) untuk mencapai target hematokrit, menurunkan simpanan zat besi dengan cepat pada pembentukan hemoglobin.

(4)

Ginjal mempunyai peran utama dalam mempertahankan keseimbangan fosfor kalsium dalam tubuh. Ginjal berfungsi mengekskresi fosfor dan mengubah vitamin d menjadi kolekalsiferol. Kehilangan fungsi nefron menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan perkembangan dari satuan kompleks masalah – masalah komorbiditas yang disebut sebagai osteodistropi ginjal yang mengacu pada proses penyakit tulang yaitu osteomalasia (pelunakan tulang), osteoporosis (meningkatnya pori –pori tulang diikuti tulang kehilangan kalsium) , osteofibrosa kistitis. Osteofibrosa kistitis mempunyai gejala gatal, metastase kalsifikasi jaringan lunak sekitar sendi dan tendon, kalsifikasi vaskular pada pembuluh darah besar dan kecil, nyeri tulang lokal atau menyebar.

e. Kontrol Sistem Saraf

Pada pasien gagal ginjal kronik yang mengalami uremia berat atau kronik terjadi neuropati. Neuropati menyebabkan kelemahan otot. Fungsi sistem saraf otonom pada saluran gastrointestinal mengalami kerusakan . Pasien akan mengalami kontrol tekanan darah yang buruk dan dapat mengalami hipotensi kronik karena neuropati sistem saraf otonom.

f. Disfungsi Seksual

(5)

dan tidak mengalami menstruasi saat dialisis, setelah transplantasi dapat berevolusi dan menstruasi.

g. Fungsi hepatik

Pasien dengan hemodialisis beresiko tertular hepatitis karena seringnya menerima sirkulasi ekstraporeal. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah berisiko mendapat hepatitis virus B, hepatitis virus C,

dan human immunodeficiency virus (HIV), hal ini adalah ancaman

integritas fungsi hati. h. Fungsi Kardiovaskuler

Penderita gagal ginjal kronik mengalami peningkatan arteri sklerosis dengan etiologi tidak diketahui. Mortalitas pasien dialisys jangka panjang penyebab terbesarnya adalah perdarahan kardiovaskuler. Komplikasi system kardiovaskular yang lain adalah hipervolemia akibat masukkan cairan yang berlebihan, gagal jantung kongestif dan edema paru. Komplikasi tersebut harus ditangani dengan membuang cairan melalui dialisis.

i. Fungsi gastrointestinal

Pasien gagal ginjal kronik meengalami kenaikan produksi asam lambung akibat kadar hormon paratiroid meningkat dan penurunan degradasi gastrin oleh ginjal.

j. Sistem Imun

(6)

k. Pertukaran Gas

Hipervolemia menyebabkan gagal jantung kongestif , kongestif pulmoner dan edema paru. Pengobatan dilakukan dengan dialisis dan diuritik.

l. Konsep Diri dan Citra Diri

Penderita gagal ginjal kronik tergantung pada mesin dan cairan. Keadaan ini dapat mengubah konsep diri seseorang sebagai orang yang mandiri. Waktu yang diperlukan untuk prosedur dialisis bervariasi antara 6 sampai 12 jam perminggu, hal ini akan mengurangi aktivitas dan kontak sosial . Energi emosional mereka dipusatkan pada pengobatan dialisis sehingga timbul rasa komunitas dan kontak sosial di dalam lingkungan pengobatan. Perubahan terhadap citra diri tampak pada dialisis kronis seperti perubahan kulit yang berhubungan dengan anemia dan uremia juga kehilangan massa otot (Hudak & Gallo, 1996).

B. Hemodialisa

1. Pengertian Hemodialisa

(7)

mengeluarkan zat toksin tersebut secara cepat. Pada hemodialisis darah arteri mengalir ke dialiser atau ke mesin hemodialisis, di mana toksin dan kelebihan cairan melalui membrane artificial ke dalam larutan dialisat dan dibutuhkan elektrolit dan elemen lain melalui system vena (Carpenito, 1997).

Pembiayaan hemodialisa yang meningkat menjadi isu strategis yang menjadi perhatian dan menyebabkan kebijakan penanganan kasus ginjal harus diantisipasi segera. Berdasarkan data PT. Askes, biaya pelayanan yang di alokasikan untuk hemodialisa sebesar 19,12 milyar per tahun. Mekipun alokasi pembiayaan sangat besar tetapi tidak semua pasien terlayani kebutuhan cuci darahnya karena keterbatasan mesin hemodialisis. Menurut Indonesia Renal Registry terdapat 238 unit hemodialisis di Indonesia yang tersebar dalam 12 PENEFRI koordinator regional. Jumlah mesin yang digunakan mencapai lebih dari 2400 mesin. Setiap mesin melayani terbatas hanya sekitar 6 pasien per hari, dan pada umumnya setiap mesin selalu penuh (Nasution, 2013).

(8)

sampah dengan cara serupa dengan filtrasi glomerulus (Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 2003).

Indikasi hemodialisis pada gagal ginjal kronis menurut Perhimpunan Nefrologi Indonesia (2003) adalah Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) < 10 ml/mnt dengan gejala uremia. Kontraindikasi hemodialisa adalah pada keadaan akses vaskuler sulit, tidak stabil hemodinamiknya, koagulopati, penyakit alzheimer, dimensia multi infark, sindroma hepatorenal sirosis hati lanjut dengan ensepalopati, keganasan lanjut. Karena pada keadaan di atas terdapat kendala medis atau bedah sehingga dialysis sulit dilakukan atau bila dilakukan hasilnya tidak maksimal bahkan dapat membahayakan pasien. Fungsi organ yang buruk dan irreversible akan membuat prognosis yang buruk. Hemodialisis memperpanjang usia pada penderita gagal ginjal tanpa batas waktu yang jelas , namun hemodialisis tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit yang mendasari dan juga tidak mengembalikan fungsi ginjal.

(9)

C. Keputusasaan

1. Pengertian Keputusasaan

NANDA (2011) mendefinisikan keputusasaan adalah keadaan subyektif dimana individu tampak terbatas atau tidak memiliki alternatif pilihan dan tidak dapat memanfaatkan energi atas kemauannya sendiri. Keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika individu melihat keterbatasan atau tidak adanya alternatif atau tidak adanya pilihan pribadi dan tidak mampu untuk mengerahkan energi atas dirinya sendiri (Mijakim, Gertrude, Farland, Audrey dan Mclane,2005). Keputusasaan yaitu suatu kondisi emosional seseorang dimana individu tersebut melihat tidak ada lagi pilihan pribadi yang tersedia untuk mengatasi masalah atau untuk mencapai apa yang diinginkan dan tidak dapat menggerakkanenergy diri sendiri untuk membuat tujuan (Carpenito,1998). Keputusasaan adalah kondisi subyektif ketika individu melihat keterbatasan atau ketiadaan alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy untuk kepentingan individu (Wilkinson dan Ahern, 2011).

2. Tanda Keputusasaan

(10)

menimbulkan isolasi, kegagalan atau penyimpangan kondisi fisiologis, stres jangka panjang, pengabaian, kehilangan keyakinan dalam nilai atau Tuhan. Batasan karakteristiknya adalah pasif, penurunan verbalisasi, afek menurun, petunjuk verbal (menandakan patah semangat, keluhan “saya tidak bisa”, tidak punya inisiatif, penurunan respon terhadap stimuli, memalingkan muka dari pembicara, penurunan nafsu makan, peningkatan atau penurunan tidur, kurang keterlibatan perawatan secara pasif membiarkan perawatan. (Mijakim, Gertrude, Farland ,Audrey& Mclane,2005).

Tanda keputusasaan ditunjukkan dengan tanda lisan berupa isi pembicaraan pesimis, menyatakan tidak bias dan menghela nafas.Secara objektif seseorang yang putus asa akan menunjukkan respon menutup mata, penurunan nafsu makan, penurunan afek, penurunan respon terhadap stimuli, penurunan pengungkapan verbal, kurang inisiatif, kurang terlibat dalam perawatan, pasif, mengangkat bahu sebagai respon terhadap pembicara, gangguan pola tidur, diam, dan menghindari kontak mata (Wilkinson dan Ahern, 2011).

(11)

tidak dapat mencari kesempatan yang baik, nasib atau pertolongan Tuhan, hidupnya merasa tidak berarti atau tidak ada tujuan dalam kehidupannya, kesepian, merasa sia-sia,merasa kehilangan dan rugi, tidak berdaya, tidak mampu, terperangkap, individu tersebut akan memperlihatkan pasif dan tidak terlibat dalam perawatan, menurunnya percakapan,penurunan afek, tidak berambisi, berinisiatif dan tidak merasa tertarik, tidak mampu melakukan apapun, pesimis, proses berfikir lambat, tidak bertanggungjawab pada keputusannya dan kehidupannya sendiri.

(12)

Keputusasaan menggambarkan seseorang yang merasa tidak mungkin dapat memperbaiki dan mempertahankan kehidupannya dan merasa tidak ada seorangpun yang dapat membantunya melakukan sesuatu.Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan. Pada seseorang yang putus asa tidak ada solusi pada masalahnya atau tidak ada cara untuk mencapai apa yang diinginkan, walaupun ia merasa dapat mengontrol kehidupannya. Sebaliknya seseorang yang tidak berdaya masih dapat terlihat dari cara memilih atau menjawab untuk mengatasi masalahnya, tidak dapat melakukan sesuatu untuk mengatasinya, yang berhubungan dengan kurang dapat mengontrol dan atau tidak adanya sumber. Perasaan ketidakberdayaan terus menerus dapat menjadi perasaan putus asa. Keputusasaan pada umumnya berhubungan dengan rasa berduka,depresi dan keinginan bunuh diri (Carpenito,1998).

D. Pengertian Terapi Spiritual Bimbingan do’a 1. Pengertian Terapi Spiritual

Terapi spiritual adalah terapi dengan pendekatan terhadap kepercayaan yang dianut oleh klien dengan cara memberikan pencerahan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat keimanan seseorang erat hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan tubuh (Setyoadi dan Kushariyadi,2011).

(13)

mempertahankan keharmonisan dengan dunia luar, memberikan kekuatan ketika sedang menghadapi stres emosional, penyakit fisik, atau kematian. (Hamid, 2008).

Menurut Burkhadrt (1993) spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:

1) Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan.

2) Menemukan arti tujuan hidup

3) Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.

4) Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan Yang Maha Tinggi.

(14)

musik, buku, alam atau dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pasien yang telah menunjukkan kesejahteraan spiritual menunjukkan adanya harapan, makna dan tujuan hidup, filosofi hidup yang menyenangkan, membaca literature keagamaan,berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan serta berdoa.

2. Pengertian Do’a

Menurut agama Islam, doa adalah permohonan penyembuhan kepada Tuhan yang Maha Esa, dan dzikir adalah mengingat Tuhan dengan segala kekuasaan-Nya. Doa dan dzikir dilihat dari ilmu kedokteran jiwa merupakan terapi psikiatri setingkat lebih tinggi dari psikoterpi biasa. Doa dan dzikir membangkitkan harapan dan rasa percaya diri sehingga kekebalan tubuh serta proses penyembuhan dapat meningkat.Kesehatan harus dijaga dengan makan minum yang baik dan halal. Makanan dan minuman yang baik akan membantu menjaga kesehatan badan, sedangkan makanan yang halal membantu menjaga kesehatan mental atau jiwa (Setyoadi dan Kushariyadi,2011).

(15)

E. Tujuan Terapi Spiritual

Tujuan terapi spiritual adalah mereduksi lamanya waktu perawatan klien gangguan psikis, memperkuat mentalitas dan konsep diri klien, mengembalikan persepsi terkait dirinya, orang lain dan lingkungan, serta menurunkan stres.Terapi spiritual dilakukan menggunakan peralatan ibadah (kitab suci) dan lingkungan yang hening sehingga klien dapat berkonsentrasi penuh( Setyoadi dan Kushariyadi, 2011).

F. Kerangka Teori Penelitian

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah) serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal (Nursalam dan Fransiska, 2006).

(16)
(17)

Gambar 2.1 Skema Landasan Teori

Nursalam & Fransisca, (2006); Ethical Digest, (2011); Price & Wilson, (2006) ; Mijakim, (2005); Wilkinson & Ahern (2011); Setyoadi & Kusharyadi, (2011).

(18)

G. Kerangka Konsep Penelitian

Sesuai dengan kerangka teori yang sudah dijelaskan sebelumnya, gagal ginjal kronik dengan penatalaksanaan hemodialisis akan menyebabkan keputusasaan, keadaan keputusasaan tersebut dapat dipengaruhi oleh terapi spiritual bimbingan doa dan karakteristik pasien seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pekerjaan.

Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan : diteliti.

Gagal ginjal kronik

Hemodialisa

Keputusasaan

1. Terapi spiritual bimbingan doa metode group 2. Karakteristik usia 3. Jenis kelamin 4. Tingkat

(19)

H. Hipotesis Penelitian

1. H0 diterima H1 ditolak, tidak ada perbedaan antara angka keputusasaan sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan yang diberikan intervensi terapi spiritual bimbingan doa.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Landasan Teori
Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

'empat tidur terbuka adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memasang perlengkapan tempat tidur tanpa sprei penutup. 'indakan ini dilakukan ika ada pasien baru dan

- Bahwa ia terdakwa pada hari dan waktu sebagaimana tersebut diatas, berawal pada saat terdakwa Roni Als.Aciang dengan mengendarai Mopen Toyota Kijang No.Pol.BK.1838-XJ

Dari 10 spesies yang diamati memiliki bentuk dua pasang polinia yang bermacam- macam, antara lain bentuk heart shape terdapat pada Dendrobium strepsiceros,

throle valve throle valve  membuka sedikit untuk mengatasi jumlah udara 'ang masuk ban'ak   membuka sedikit untuk mengatasi jumlah udara 'ang masuk ban'ak dan suplai

Tujuan umum: memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).. Pembahasan:

[r]

Hal ini menyatakan bahwa setiap sinyal periodik dapat dinyatakan oleh deret harmonik (karena output dari sebuah eksitasi sinus pada sistem statik dapat dinyatakan sebagai

Karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan judul “ KAJIAN FENOMENOLOGI PERAN GANDA WANITA