• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN ATTACHMENT BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN ATTACHMENT BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI JAKARTA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN ATTACHMENT BERDASARKAN

GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA

MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI

JAKARTA

Nurcahyati

Psikologi, Swadaya 2 No.6, 08971756401, nurcahyati19@gmail.com (Nurcahyati, Esther Widhi Andangsari, M.Psi., Psikolog.)

ABSTRAK

Perkembangan teknologi semakin maju, salah satu perkembangan yang paling berpengaruh terdapat

pada bidang terknologi terutama informasi adalah internet. Internet digemari oleh masyarakat karena

banyak fungsi yang bisa dinikmati. Penggunaan internet biasanya akrab dengan media sosial, media

sosial sendiri terdapat banyak macamnya. Media sosial dapat digunakan untuk berbagai hal oleh

penggunanya, namun penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan rasa ketergantungan. Penelitian

ini ingin melihat Gambaran Attachment Berdasarkan Gejala Problematic Internet Use Pada Mahasiswa

Pengguna Media Sosial Di Jakarta. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif yaitu dengan melakukan penyebaran data yang di dapat dari alat ukur dan kemudian diolah

menggunakan excel dan SPSS. Penelitian ini dilakukan terhadap 349 subjek

,

partisipan dalam penelitian

ini adalah mahasiswa yang masuk ke dalam tahap Emerging Adult serta memiliki dan menggunakan

media sosial. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah

mayoritas mahasiswa berada pola Fearful

yang memiliki total tertinggi yaitu 100 orang subjek 28.7% dengan dimensi PIU tertinggi yaitu 99 orang

subjek 28.4% pada dimensi Mood Regulation.

(2)

ABSTRACT

The most significant development is technology development, especially information is internet.

Internet is popular among people because it has many functions which can be used by all people.

Internet usage is commonly close-related to social media which is consisted of many types.

Social media can be used for everything by its user; however, excessive usage can cause

dependence. This research wants to see Attachment Image according to Problematic Internet

Use Symptoms in college students who use social media in Jakarta. This research uses

quantitative method with distribution of the data which is gained from measurer and processed

by Excel and SPSS. This study was conducted on 349 subjects, the participant in this research is

college students who are categorized as Emerging Adult and have social media. The result from

this research is Fearful majority of students are patterns that have the highest total of 100

subjects 28.7% with the highest PIU dimensions of 99 subjects in the dimensions 28.4% Mood

Regulation.

Kata kunci

: Attachment Style, Problematic Internet Use, Social Media.

PENDAHULUAN

Internet digemari oleh masyarakat karena banyak fungsi yang bisa dinikmati, salah satu fungsi tersebut adalah berinteraksi, berkomunikasi, bertukar informasi, dll. Penggunaan internet biasanya akrab dengan media sosial, media sosial sendiri terdapat banyak macamnya, yaitu Twitter, Instagram, Google Plus, Skype, Facebook, Path, Blog dll. Menurut Anand Tilak, Head of Facebook Indonesia, jumlah pengguna aktif Facebook di Indonesia tiap bulannya mencapai 69 juta orang. Jika dibandingkan dengan media sosial lain, Facebook masih memiliki pangsa pasar 98 persen di Indonesia. Google Plus berada di peringkat dua dengan torehan 54 persen. Sementara itu,

Twitter dengan 140 karakter, berada di peringkat tiga dengan capaian 44 persen. Menyusul di belakangnya adalah

Yahoo Messenger (42 persen), WhatsApp (21 persen), WeChat (16 persen), Line (10 persen), Instagram (5 persen), dan Skype (4 persen) (Nistanto, 2014).

Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) telah merilis hasil riset nasional terkait jumlah penetrasi dan pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2014. Menurut hasil riset yang digelar atas kerjasama dengan pihak Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) FISIP Universitas Indonesia, disebutkan bahwa pengguna di Indonesia kini telah mencapai angka 88,1 juta. Bila dilihat dari wilayah domisilinya, 78,5 persen dari total 88,1 juta pengguna internet di Indonesia tinggal di wilayah Indonesia bagian barat. Ibukota DKI Jakarta menjadi wilayah dengan penetrasi paling tinggi dengan 65 persen.

(3)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis teknik non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan tidak secara acak (Kothari, 2004). Sesuai dengan pernyataan Guildford dan Frutcher (1978) sampel yang dibutuhkan dalam penelitian kuantitatif minimal berjumlah 30 orang. Hal tersebut dilakukan dengan alasan untuk mendapatkan penyebaran skor yang mendekati penyebaran normal, sehingga dapat dilakukan perhitungan statistik. Teknik non-probability sampling yang peneliti gunakan yaitu accidental sampling,

yaitu Accidental sampling atau yang biasa juga disebut convinience sampling dimana sample didapat dengan mengambil partisipan yang mudah didapat berdasarkan kesediaan untuk menjawab (Gravetter & Forzano, 2012).

Alat ukur dari Caplan tahun 2003 yaitu GPIUS2 (Generalized Problematic Internet Use Scale 2) terdiri atas 15 item pertanyaan yang dianggap mewakili faktor-faktor dalam penggunaan internet bermasalah. GPIUS2 adalah versi revisi dan diperbarui dari Generalized Problematic Internet Use Scale (GPIUS) (Caplan, 2002 dalam Caplan, 2010).

Alat ukur dari Bartholomew dan Horowitz tahun 2007 yaitu RSQ (Relationship Style Questionnaire) alat ukur ini memiliki 30 item pertanyaan yang dianggap dapat melihat 4 pola dari attachment.

HASIL DAN BAHASAN

1.1 Gambaran Umum Responden

Table 1.1 Jenis Kelamin Subjek

Jenis Kelamin N (%)

Pria 160 45.8%

Wanita 189 54.2%

Total 349 100%

Table 1.1 menggambarkan distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. Dari total 349 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini terdapat 160 subjek (45.8%) yang berjenis kelamin pria dan 189 subjek (54.2%) yang berjenis kelamin wanita.

1.2 Gambaran Hasil Skor Attachment

(4)

Pola Attachment N % Secure 84 24.1% Preoccupied 72 20.6% Fearful 100 28.7% Dismissing 93 26.6% Total 349 100%

Tabel 1.2 menggambarkan subjek berdasarkan dari pola attachment. Mayoritas sample menunjukan 100 orang subjek (28.7%) berada pada pola fearful, yaitu memiliki persepsi yang negative terhadap diri dan orang lain. Selanjutnya jumlah sample terbanyak kedua yaitu 93 orang subjek ( 26.6%) berada pada pola dismissing, yaitu memiliki persepsi positif mengenai dirinya, tapi negatif terhadap orang lain.Kemudian untuk jumlah sample ketiga dengan 84 orang sampel (24.1%) berada pada pola secure, yaitu memiliki persepsi yang positif terhadap dirinya dan orang lain.Sementara jumlah subjek paling sedikit yaitu 72 orang sample (20.6%) berada dalam pola preoccupied, dimana memiliki persepsi yang positif terhadap orang lain, tapi negatif terhadap dirinya sendiri.

1.3 Gambaran Hasil Skor PIU

Tabel 1.3 Subjek berdasarkan dimensi PIU

Dimensi PIU N %

POSI 53 15.2%

Mood Regulation 99 28.4%

cognitive preoccupation 80 22.9%

compulsive internet use 60 17.2%

negative outcomes 57 16.3%

Total 349 100.0%

Table 1.3 menggambarkan subjek berdasarkan dari dimensi PIU. Mayoritas sample menunjukan 99 orang subjek (28.4%) berada pada dimensi Mood Regulation. Selanjutnya sampel terbanyak kedua yaitu 80 orang subjek ( 22.9%) berada pada dimensi cognitive preoccupation. Kemudian untuk jumlah sampel ketiga dengan 60 orang sampel (17.22%) berada pada dimensi compulsive internet use. Jumlah sampel keempat yaitu 57 orang sampel (16.3%) berada pada dimensi negative outcomes. Sementara untuk jumlah subjek paling sedikit yaitu 53 orang sampel (15.2%) berada pada dimensi Preference for online social interaction,

(5)

Tabel 1.4 Crosstab pola

attachment

dan dimensi

PIU

Pola attachment Dimensi PIU POSI mood regulation cognitive preoccupation compulsive internet use negative outcomes Total Secure 16 4.6% 23 6.6% 17 4.9% 14 4.0% 14 4.0% 84 Preoccupied 11 3.2% 19 5.4% 20 5.7% 12 3.4% 10 2.9% 72 Fearful 14 4.0% 31 8.9% 16 4.6% 18 5.2% 21 6.0% 100 Dismissing 12 3.4% 26 7.4% 27 7.7% 16 4.6% 12 3.4% 93 Total 53 99 80 60 57 349

Tabel 1.4 menggambarkan hasil perhitungan pola attachment dan dimensi PIU berdasarkan uji

crosstab. Pada pola attachment, pola Fearful memiliki total tertinggi yaitu 100 orang subjek 28.7% dengan dimensi PIU tertinggi yaitu 99 orang subjek 28.4% pada dimensi mood regulation. Pola Dismissing, memiliki total tertinggi kedua yaitu 93 orang subjek 26.6% dengan dimensi PIU tertinggi kedua yaitu 80 orang subjek 22.9% pada dimensi cognitive preoccupation. Pada pola Secure memiliki 84 orang subjek dengan 60 orang subjek 17.2% pada dimensi compulsive internet use. Kemudian pada pola Preoccupied, memiliki 72 orang subjek 20.6% dengan 57 orang subjek 16.3% pada dimensi negative outcomes.

1.5 Analisa crosstab attachment dengan data control

Table 1.5 Crosstab variabel attachment dengan jenis kelamin Variabel RSQ Jenis kelamin Total Laki-laki Perempuan Secure 48 36 84 Preoccupied 28 44 72 Fearful 41 59 100 Dismissing 43 50 93 Total 160 189 349

Tabel 4.10 menggambarkan hasil uji crosstab variabel attachment dengan jenis kelamin. Pada jenis kelamin memiliki nilai rendah yaitu 160 jenis kelamin laki-laki dan nilai tinggi yaitu 189 dengan jenis kelamin perempuan. Pada pola secure terdapat 48 laki-laki dan 36 perempuan dengan jumlah total 84 partisipan, kemudian pola preoccupied terdapat 28 laki-lai dan 44 perempuan dengan total 72 partisipan. Pola fearful terdapat 41 laki-laki dan 59 perempuan dengan total 100 partisipan dan yang terakhir pada pola

(6)

partisipan terendah berada pada dimensi secure yaitu 84 dan jumlah partisipan tertinggi berada pada dimensi fearful yaitu 100 dengan total keseluruhan partisipan sebanyak 349 orang. Kesimpulan yang didapat dari tabel diatas yaitu pada pola secure memiliki jumlah partisipan laki-laki yang lebih banyak disbanding dengan perempuan dan partisipan terbanyak dibanding dengan pola yang attachment lainnya

1.6 Analisa crosstab PIU dengan jenis kelamin

Table 1.6 Crosstab PIU dengan jenis kelamin

Dimensi PIU Laki-laki % Perempuan % Total

POSI 26 7.4% 27 7.7% 53 Mood regulation 33 9.5% 66 18.9% 99 Cognitive preoccupation 39 11.2% 41 11.7% 80 Compulsive internet use 29 8.3% 31 8.9% 60 Negative outcomes 33 9.5% 24 6.9% 57 Total 160 189 349

Tabel 1.6 menggambarkan hasil uji crosstab variabel PIU dengan jenis kelamin. Pada jenis kelamin laki-laki dengan dimensi POSI memiliki 26 orang partisipan dengan 7.4% dan kelamin perempuan 27 orang partisipan dengan 7.7%, dengan total partisipan pada dimensi POSI yaitu 53 orang partisipan. Jenis kelamin laki-laki pada dimensi Mood regulation yaitu 33 orang partisipan dengan 9.5%, dan jenis kelamin perempuan 66 orang partisipan dengan18.9%, dengan total partisipan 99 orang partisipan. Jenis kelamin laki-laki pada pola Cognitive preoccupation memiliki 39 orang partisipan dengan 11.2%, dan jenis kelamin perempuan 41 orang partisipan dengan 11.7%, dengan total 80 orang partisipan. Dimensi

Compulsive internet use memiliki 29 orang partisipan dengan 8.3% dan jenis kelamin perempuan 31 orang partisipan dengan 8.9%, dengan total keselurahan partisipan 60 orang partisipan. Dimensi Negative outcomes memiliki 33 orang partisipan dengan 9.5% dan jenis kelamin perempuan 24 orang partisipan dengan 6.9% dengan total keseluruhan 57 orang partisipan.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Adhi (2014), Jejaring Sosial Terpopuler di Indonesia, Berita Teknologi. Diakses 30 Maret 2015 from http://tech.dbagus.com/jejaring-sosial-terpopuler-di-indonesia

Ahdani, S. (2014). Kecanduan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa. Kompas Tekno. Diakses 20 Maret 2015, from http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2014/06/18/kecanduan-media-sosial-di-kalangan-mahasiswa-662925.html

Arnett J.J (2000), Emerging Adulthood; A Theory of Development From the Late Teens Through the Twenties.

American Psychologist, 55,469-480

Bartholomew, K. (1990) Avoidance of Intimacy : An Attachment Perspective. Journal of Social Personal Relationship, 147-148

Bartholomew, K. & Horowitz, L.M. (1991). Attachment styles among young adults: A test of a four-category model.

Journal of Personality and Social Psychology, 61, 226-244.

Bowlby, J. (1978). Attachment and Loss. Volume 2 : Separation. Middle Sex : Penguin Books

Caplan, S.E.(2002). Problematic Internet Use and Psychosocial Well-Being: Development of a Theory-Based Cognitive-Behavioral Measurement Instrument. Computers in Human Behaviour, 18(5).553-575.

Caplan, S.E.(2003). Preference for Online Social Interaction: A Theory of Problematic Internet Use and Psychosocial Well Being. Communication Research, 30 (6).625-648.

Caplan, S.E. (2005a). A Social Skill Account of Problematic Internet Use. Journal of Communication, 55, 721-736. Caplan, S.E. (2005b). Refining The Cognitive Behavioral Model of Problematic Internet Use. Paper Presented at

the Annual Conference of the American Psychological Association, Washington, DC, August 2005.

Caplan, S. E. (2010). Theory and Measurement of Generalized Problematic Internet Use Approach. Compuiters in Human Behavior,26(2),1090-1094

Chadha, N. K. (2009). Applied Psychometry.New Delhi: SAGE

(8)

Collins, N. L., & Feeney, B. C. (2004). Working Models of Attachment Shape Perceptions of Social Support: Evidence from Experimental and Observational Studies. Journal of Personality and social psychology, 87, 363-383.

Davis, R.A. (2001). A Cognitive-Behavioral Model of Pathological Internet Use. Computers in Human Behaviour, 17, 187-195.

Debernardi, N.R. (2012). Problematic Internet Use: Exploring The Roles of Attachment and Social Competency. Kansas City, Missouri: University of Missouri.

Downing, D., Covington, M., Covington, M., Covington C (2009). Dictionary of Computer and Internet Terms. New York: Barron’s Educational Series, Inc.

Feeney, J., & Noller, P. (1996). Adult Attachment. United States of America: Sage Publications.

Fraley, R. C., Waller, N. G., & Brennan, K. A. (2000). An item response theory analysis of self-report measures of adult attachment. Journal of Personality and Social Psychology, 78, 350-365.

Geddes, H. (2007). Attachment in the Classroom. London: Worth Publishing Ltd.

Gravetter, F.J. & Forzano, L.B. (2012). Research Methods for the Behavioral Sciences (4t h ed.).International

Edition. Exchange Learning.

Guilford, J. P., & Fruchter, B. (1978). Fundamental Statistics Psychology and Education (6th). Singapore: McGraw-Hill, Inc.

Gunuc, S. & Dogan, A. (2013). The Relationship Between Turkish Adolescents’ Internet Addiction, Their Perceived Social Support, and Family Activities. Computer in Human Behavior, 29, P. 2197-2207.

Kaplan, Andreas M., Haenlein, M (2010) Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media. Business Horizons 53, 59–68.

Kothari, C. (2004). Research Methodology. New Delhi: New Age Internasional.

Kriyantono, R (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Kurdek, L. A. (2002). On Being Insecure About The Assessment of Attachment Styles. Journal of Social and Personal Relationship,19(6), 811-834.SAGE Publications.

Mikulincer, M, & Shaver, P. (2007). Attachment in Adulthood. New York: The Guildford Press.

Morahan-Martin, J., & Schumacher, P. (2003), Loneliness and Social Uses of the Internet. Computers in human behavior, 19, 659-671.

Nistanto, R. K. (2014). Facebook Ungkap Jumlah Penggunanya di Indonesia. Kompas Tekno. Diakses 20 Maret

2015, from

http://tekno.kompas.com/read/2014/09/22/15205237/Facebook.Ungkap.Jumlah.Penggunanya.di.Indonesia Neti, Sisira. (2011) Social Media and It’s Role in Marketing. International Journal of Entreprise Computing and

Business Systems.

Odaci, H., & Celik, C. B., (2013) Who are problematic internet users? An investigation of the correlations between problematic internet use and shyness, loneliness, narcissism, aggression and self-perception. Computers in Human Behavior, 29, 2382 – 2387

(9)

Papalia. D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2001). Developmental Psychology. (8th Ed.). New York : McGraw Hill.

Santrock, J. W. (2001). Adolescence. (8th ed). USA : McGraw Hill Companies, Inc.

Shaughnessy, J. J & Zechmeister E. B. (2007). Metodologi Penelitian Psikologi. (7th Ed). New York: McGraw-Hill Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surahman , R (2015), APJII: Pengguna Internet di Indonesia Capai 88,1 Juta Orang, Enciety.co. diakses 30 Maret 2015 from http://www.enciety.co/apjii-pengguna-internet-di-indonesia-capai-881-juta-orang/

Yusuf, O. (2014). Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia. Kompas Tekno. Diakses 20 Maret 2015, from http://tekno.kompas.com/read/2014/11/24/07430087/pengguna.internet.indonesia.nomor.enam.dunia Ward, S. (2012). Social Media Definition. Diakses 20 Maret 2015, from

Gambar

Table 1.1 Jenis Kelamin Subjek
Tabel 1.3 Subjek berdasarkan dimensi PIU
Tabel 1.4 menggambarkan hasil perhitungan pola attachment dan dimensi PIU berdasarkan uji
Tabel 1.6  menggambarkan hasil uji crosstab variabel PIU dengan jenis kelamin. Pada jenis  kelamin laki-laki dengan dimensi POSI memiliki 26 orang partisipan dengan 7.4% dan kelamin perempuan  27 orang partisipan dengan 7.7%, dengan total partisipan pada d

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, analisis perkembangan sosial ekonomi Metropolitan Sema- rang dilakukan dengan mempertimbangkan tiga variabel, yaitu kepadatan penduduk, rasio perempuan

Dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan, maka didapatlah sebuah kesimpuan bahwa pada saat ini informasi yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa adalah tentang jadwal

Akan tetapi hasil penelitian yang berbeda (pada pengujian hipotesis 7) menunjukkan bahwa secara tidak langsung pengembangan (X2) dapat berpengaruh signifikan

1) Pengintegrasian filosofis, yakni bila tujuan fungsional mata pelajaran umum sama dengan tujuan fungsional mata pelajaran agama. Misalnya: Islam mengajarkan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah pohon berpengaruh positif di mana nilai t hitung -4,305 dengan signifikasi 0,000 lebih kecil dari taraf

Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang cara keterampilan gerak permainan bola voli (Passing bawah, passing atas, servis, smesh dan block) serta pengertian

Sedangkan literasi informasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses,

Indikator self-efficacy berpikir krtiis yang muncul pada S, dan AE adalah merasa berminat, merasa optimis, merasa yakin, dapat meningkatkan upaya, memiliki