BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengasan Judul
Sebelum penulis menguraikan pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan istilah dalam judul skripsi ini. Demi menghindari kekeliruan bagi pembaca, maka perlu adanya penegasan pemahaman yang benar terhadap suatu judul. Dimaksudkan untuk menghindari kesalahan tersebut diperlukan adanya pembatasan terhadap arti kalimat dalam skripsi ini, dengan harapan pembaca dapat memperoleh gambaran yang jelas dari makna yang dimaksud. Adapun judul skripsi adalah “Pelaksanaan Zakat Harta Anak di Bawah Perwalian (Studi Kasusdi Lembaga
Amil Zakat Masjid As-Salam BTN III Way Halim Permai)” .
1. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb)1
2. Zakat ditinjau dari segi bahasa, berasal dari kata zakat yang mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakutu “keberkahan”, al-namaa “pertumbuhan dan
perkembangan”, atha-thaharatu “ kesucian”, dan ash-shalahu “keberesan”2. Ditinjau dari segi istilah fikih, zakat berarti “Sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak.”3 Sedangkan, zakat menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah adalah nama atau
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011) hlm. 774
2
Didin Hafiddudhin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), hlm. 7
3
sebutan dari suatu hak Allah Ta’Ala yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena didalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan pelbagai kebaikan.4
Harta adalah sesuatu yang digandrungi tabiat manusia dan memungkinkan untuk disimpan hingga dibutuhkan.5
Zakat Harta yang dimaksud dalam skripsi ini adalah bagian dari harta kekayaan seseorang atau badan hukum yang wajib diberikan kepada orang tertentu setelah mencapai jumlah minimal tertentu dan setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu pula.6
3. Anak di bawah perwalian adalah pengawasan terhadap anak-anak yang di bawah umur yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut diatur oleh Undang-Undang.7
Intisari dari uraian penegasan judul tersebut, bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah tata cara pembayaran zakat harta anak di bawah perwalian oleh walinya.
4
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 3, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 2003), hlm. 5
5
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 9
6
M. Rizal Qosim, Pengamalan Fikih, (Yogyakarta: PT. Tiga Serangkai Mandiri, 2009), hlm. 21
7
B. Alasan Memilih Judul
Penulis memiliki beberapa alasan yang kuat dalam penulisan proposal penelitian ini, sehingga penulis tertarik mengangkat permasalahan dalam judul diatas, yaitu:
1. Alasan Objektif
a. Karena anak di bawah perwalian merupakan salah satu yang termasuk dalam golongan orang yang tidak cakap hukum, sebagaimana diatur dalam Pasal 1330 KUHPerdata. Para ulama sependapat tentang wajib zakat pada kekayaan seorang muslim dewasa dan waras (baligh dan rasyid) ketika kekayaan yang mereka punyai sudah tercapai syarat-syaratya yaitu mencapai nisab dan haulnya tetapi tidak sependapat tentang wajibnya zakat pada kekayaan anak-anak (di bawah perwalian) dan orang gila. Penulis merasa perlu mengadakan penelitian pada masyarakat tentang pemahaman mereka atas zakat anak di bawah perwalian.
2. Alasan Subjektif
a. Berdasarkan aspek yang akan diteliti dari permasalahan tersebut, serta dengan tersedianya literatur yang menunjang, maka sangat memungkinkan untuk dilakukan suatu penelitian.
c. Tema tentang “Pelaksanaan Zakat Harta Anak di Bawah Perwalian (Studi Kasus di Lembaga Amil Zakat Masjid As-Salam BTN III
Way Halim Permai)” menurut penulis sangatlah menarik untuk dikaji dan diteliti.
C. Latar Belakang Masalah
Ketidak seimbangan tingkat ekonomi masyarakat Indonesia menjadi salah satu masalah sosial ekonomi yang mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Adanya jurang kesenjangan yang cukup lebar antara orang kaya dan orang miskin berdampak juga terhadap aspek-aspek lain seperti aspek tingkat akademik masyarakatnya yang seakan sudah menjadi mata rantai sejak dulu. Manusia yang dilahirkan sebagai makhluk sosial oleh Allah SWT mengharuskan manusia hidup bermasyarakat dan saling membutuhkan, tidak terkecuali dalam aspek sosial ekonomi tersebut. Mayoritas masyarakat Indonesia yang memeluk agama Islam yang sebenarnya memiliki potensi strategis untuk menyelesaikan masalah sosial ekonomi yang terjadi melalui kewajiban berzakat, serta dorongan berinfak dan bersedekah di jalan Allah SWT. Zakat yang juga merupakan bagian penting dalam kehidupan Islam diharapkan mencapai tujuan idealnya sebagai pemerata pendapatan jika semua orang yang wajib untuk berzakat (muzakki) memiliki kesadaran yang tinggi atas kewajibannya.
oleh pemerintah, namun, pada Pasal 17 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 yang berisi “Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat masyarakat dapat membentuk LAZ.
Al-Quran sering memerintahkan kewajiban berzakat berkaitan dengan perintah kewajiban mendirikan shalat sebanyak 82 kali, seperti firman Allah yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
Artinya: “dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja
yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”8
Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, dalam ayat ini Allah memerintahkankan kaum Muslimin untuk melaksanakan shalat secara baik dan berkesinambungan, serta memerintahkan untuk menunaikan zakat dengan sempurna baik kadar ataupun cara pemberiannya tanpa menunda-nunda.9
Ayat tersebut di atas menegaskan adanya hubungan antara ibadah shalat dan berzakat, jika shalat berdimensi vertikal ketuhanan sedangkan zakat merupakan
8 Rifai’I, H. Moh, Abdulghoni, Rosihin, Al-Qur’an dan Terjemahan Cet. 1, (Semarang: Wicaksana,
1991), hlm. 16-17
9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jilid I, (Jakarta:
ibadah horizontal kemanusiaan10, namun zakat juga memiliki dimensi horizontal ketuhanan bila ditunaikan dengan baik akan meningkatkan keimanan, kebersihan dan menyucikan jiwa,11 serta menjadikan kebaikan jika sebagian harta yang dizakatkan oleh wajib zakat (muzakki) digunakan dengan amanah dan disalurkan kepada saudara sesama Muslim yang masuk dalam 8 golongan penerima zakat (mustahik).
Ditinjau dari ayat diatas, sudah jelas bahwa dalil-dalil tersebut sudah memberikan ketentuan hukum yang sangat jelas akan wajibnya mengeluarkan zakat pada harta seseorang dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang seluruh umat Muslim terdapat hak dan kewajiban untuk menjalankannya. Setiap Muslim yang mempunyai harta sudah mencukupi syarat-syaratnya, yakni tercapai nisab dan haulnya harus mengeluarkan sebagian hartanya untuk berzakat. Membayar zakat merupakan kewajiban dan juga sebagai bukti bahwa orang tersebut benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Ulama sependapat tentang wajibnya zakat pada kekayaan seorang Muslim dewasa dan waras, namun berbeda pendapat tentang zakat kekayaan untuk orang di bawah perwalian (anak-anak) dan orang di bawah pengampuan (orang gila). Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa hukum zakat harta milik anak kecil dan orang gila adalah tidak wajib. Namun sebaliknya, Imam Syafi’I berpendapat kewajiban berzakat
10
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf Cet. 1, (Jakarta: UI Pers, 1998), hlm. 90
11
diturukan kepada seluruh umat Muslim tanpa terkecuali jika harta yang mereka miliki sudah mencapai nisab dan haulnya, termasuk didalamnya orang-orang di bawah perwalian (anak-anak) dan orang di bawah pengampuan (orang gila).12
Menurut Pasal 1330 KUHPerdata, orang di bawah perwalian (anak-anak) dan orang di bawah pengampuan (orang gila) dikategorikan sebagai orang yang tidak cakap hukum sehingga untuk melakukan perbuatan hukum13. Dalam hal ini untuk melakukan kewajiban membayar zakat, orang yang bersangkutan harus didampingi oleh orang tua/walinya atau pengampunya.
Mayoritas masyarakat Muslim di Indonesia mengacu pada ajaran yang diajarkan oleh Imam Syafi’i dan mermazhab Syafi’i yang notabene mewajibkan zakat
untuk seluruh Muslim yang hartanya sudah mencapai syarat-syaratnya termasuk anak-anak dan orang gila. Namun, kenyataan yang banyak ditemui di masyarakat, masih banyak para wali dari orang di bawah perwalian melalaikan kewajiban mereka untuk membayarkan zakat orang yang ada di bawah perwaliannya, dengan alasan mereka masih anak-anak padahal harta yang mereka miliki sudah mencapai syarat-syaratnya, disamping itu juga ada anak di bawah perwalian yang sudah sadar kewajibannya untuk membayarkan zakat atas hartanya namun terhalang karena mereka belum cakap hukum untuk melakukan transaksi pembayaran zakat.
12 Surniasih, Skripsi Analisis Pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’I Tentang Zakat
Orang yang Tidak Cakap Hukum
13
Salah satu kasus anak di bawah perwalian yang penulis temui adalah MGS. Noorsy Rachman Alifa yang merupakan putri dari pasangan MGS. Yudi Heryawan dan Almarhumah Maryani Nasution, namun pada tahun 2001 pasangan MGS. Yudi Heryawan dan Almarhumah Maryani Nasution telah bercerai dan hak adhonah dari anak mereka jatuh ke Almarhumah Maryani Nasution. Setelah bercerai, Almarhumah Maryani Nasution memilik Asuransi Jiwa yang ia daftarkan di Asuransi Bumi Putera 1912 dan juga memesan secara kredit satu unit apartment IZZARA APARTMENT. Pada tahun 2015 Almarhumah Maryani Nasution menderita penyakit kanker dan meninggal pada tanggal 16 Mei 2015, namun sebelum meninggal Beliau telah berpesan secara lisan kepada Siti Aminah yang merupakan adik dari Almarhumah Maryani Nasution untuk menjaga anaknya sampai ia dewasa dan memiliki keluarga sendiri. Kemudian, Siti Aminah mengajukan permohonan perwalian atas MGS Noorsy Rachman Alifa kepada Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang dan dikabulkan pada tanggal 12 Januari 2016 atas Nomor Perkara 112/PdtP/2015/PN. TJK.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembayaran zakat harta anak di bawah perwalian di Lembaga Amil Zakat Masjid As-Salam?
2. Apakah pelaksanaan tersebut sesuai dengan hukum Islam?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pokok masalah di atas, yaitu untuk:
a. Untuk menelaah cara yang tepat untuk orang dalam perwalian melaksanakan kewajiban membayar zakat harta mereka.
b. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
b. Secara ilmiah penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah jurusan Muamalah dalam upaya mengembangkan pemikiran dalam bidang hukum Islam.
F. Metode Penelitian
Metode merupakan aspek penting dalam melakukan penelitian. Bagian ini menjelaskan tentang hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan penelitian ini, yaitu:
1. Jenis dan Sifat a. Jenis Penelitian
Apabila dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu kelompok sosial, individu, lembaga, badan atau masyarakat.14 Namun, karena penelitian ini pada akhirnya akan dianalisa, maka prosesnya mengangkat data dan permasalahan yang ada di lapangan yang berkenaan dengan profil MGS Noorsy Rachman Alifa sebagai anak dibawah perwalian dan Lembaga Amil Zakat Masjid As-Salam serta data-data pendukung lainnya.
Penelitian ini selain berjenis lapangan juga berjenis pustaka (library research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi dengan
14
bantuan material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya buku-buku, majalah, naskah-naskah, dokumen dan lain-lain.15
b. Sifat Penelitian
Apabila dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian yuridis empiris, yakni penelitian yang mempelajari fenomena sosial dalam masyarakat yang tampak aspek hukumnya (mengkaji bagaimana kenyataannya).
Penulis ingin menyajikan hasil penelitian tentang pelaksanaan zakat harta yang dimiliki oleh MGS. Noorsy Rachman Alifa sebagai anak dibawah perwalian Siti Aminah.
2. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah “Jumlah keseluruhan dari unit analisa yang menjadi ciri-ciri yang akan diduga”. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah MGS
Noorsy Rachman Alifa sebagai anak dibawah perwalian dan Siti Aminah sebagai walinya serta beberapa pengurus Lembaga Amil Zakat Masjid As-Salam Way Halim Permai.
b. Sampel
Sampel adalah “Sebagian populasi yang karakteristiknya hendak diteliti”
Penulis dalam pelaksanaannya menggunakan Purposive Sampling, yaitu “Sampel yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih oleh peneliti
menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel”. Berdasarkan hal ini, yang
15
menjadi sampel adalah MGS Noorsy Rachman Alifa sebagai anak dibawah perwalian dan Siti Aminah sebagai walinya serta beberapa pengurus Lembaga Amil Zakat Masjid As-Salam Way Halim Permai
3. Metode Pengumpulan Data
Penulis menggunakan beberapa metode agar dapat memperjelas dan mendapatkan data yang jelas dan objektif, atara lain:
a. Metode Observasi
Metode observasi sebagai suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena yang diselidiki, dimana orang melakukan observasi langsung, mengamati dan melihat kejadian atau pernyataan langsung dengan kehidupan orang-orang yang diobervasi.
Observasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data langsung dari objek penelitian, tidak hanya terbatas pada pengamatan saja, melainkan pencatatan, yang dilakukan untuk memperoleh data yang konkrit dan jelas. Maka dari itu yang menjadi objek obervasi dari penelitian ini meliputi mekanisme pelaksanaan zakat harta MGS Noorsy Rachman Alifa sebagai anak dibawah perwalian dan Siti Aminah sebagai walinya.
b. Metode Interview
Interview adalah “Percakapan dua orang atau lebih yang diarahkan kepada
Metode interview yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan interview
bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin. Maksudnya wawancara dilakukan dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci juga bebas menanyakan apa saja yang masih bisa berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan responden.
Interview dilakukan terhadap MGS Noorsy Rachman Alifa sebagai anak dibawah perwalian dan Siti Aminah sebagai walinya serta beberapa pengurus Lembaga Amil Zakat Masjid As-Salam Way Halim Permai yang dianggap dapat memberikan data lengkap tentang masalah yang dikaji dalam penelitian ini.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah “Mencari data atau mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, buku-buku, majalah, notulen, agenda dan lain-lain.
Penulis dalam memanfaatkan dokumen sebagai penelitian ini tidak keseluruhan isi dokumen dimasukkan secara tertulis, akan tetapi diambil pokok-pokok isinya yang dianggap penting, sedangkan yang lainnya digunakan sebagai data pendukung dalam analisa.
4. Analisa Data
data hasil interview, dokumentasi dan observasi. Selanjutnya data tersebut dianalisa dengan data yang bersifat kualitatif yang merupkan metode sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Setelah data terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan metode:
a. Metode deduktif, yaitu menarik konklusi yang berhubungan dengan suatu problema dari peraturan-peraturan (prinsip-prinsip umum). Berdasarkan pelaksanaannya, metode ini menarik suatu kesimpulan yang berdasarkan prinsip-prinsip umum diarahkan kepada kesimpula yang bersifat khusus. Maksudnya adalah cara menganalisa data dari perpustakaan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada. Berdasarkan data tersebut ditarik generalisasi yang bersifat khusus, yaitu fakta yang terjadi di lapangan mengenai pelaksanaan zakat harta dari MGS Noorsy Rachman Alifa sebagai anak dibawah perwalian dan Siti Aminah sebagai walinya.
b. Metode induktif, yaitu berawal dari fakta-fakta yang bersifat khusus, ditarik untuk menjadi kesimpulan dari kenyataan atau pendapat individu yang sifatnya khusus sehingga menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
c. Komparatif yaitu analisa tentang perhubungan-perhubungan sebab akibat yakni meneliti faktor-faktor tertentu dan membandingkan suatu faktor pendapat dengan pendapat lain (variable satu dengan variable yang lain untuk mendapatkan kesamaan antara lapangan dan pustaka yang kemudian diambil kesimpulan.