• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK PEMBERIANEKSTRAK DAUN SRIKAYA (ANNONA SQUAMOSA L) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA(CCL4) - Repository UNRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEK PEMBERIANEKSTRAK DAUN SRIKAYA (ANNONA SQUAMOSA L) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA(CCL4) - Repository UNRAM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK PEMBERIANEKSTRAK DAUN SRIKAYA (ANNONA SQUAMOSA L) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI KARBON

TETRAKLORIDA(CCL4)

I Gusti Lanang Krisna Wiracakra, Nurhidayati, Novrita Padauleng , Mohammad Rizki

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Abstract

Background: Damage to the liver can be caused by free radicals like CCl4. Sugar apple leaves (Annona

squamosa L) contains flavonoids which are antioxidants and potentially protect the liver against damage. This study was conducted to determine the effect of sugar apple leaf extract (Annnona squamosal L) on SGOT and SGPT level of mice induced by CCl4.

Methodology: This research was an experimental study with a post-test only control group design. Twenty rats were divided into 4 groups, two groups of control and 2 treatment groups.Positive control groupwasgivenCCl410% 1ml/ kgintraperitoneal, the negative control groupwasgiven olive oil1ml/

kgintraperitoneal,treatment for group1was given CCl4 andsugar appleleaf extract withdosage of 300mg/ kg, group

2 was given CCl4 and extract with dosage of350mg/ kg.

Results: The average value ofSGOT and SGPT in positive control were the highest among all the groups and the average value of treatment group 2 is lowest among all groups. One-way ANOVA test shows there was a significant (<0.05) in the levels of SGPT, whereas SGOT was not significant (p> 0.05). Post Hoc test (LSD) shows there was a significant difference (p <0.05) ofSGPT levels in treatment group 2towards positive control. There was no significant diference between treatment group 2 and treatment group 1.

Conclusion:Sugar apple leaves (Annona squamosa L) extract with the dose of 300 mg/kgBB and 350 mg/kgBB have potential as a hepatoprotective agent.

Keywords:Sugar apple leaves (Annona squamosal L), Carbon Tetrachloride (CCl4), SGOT and SGPT.

Abstrak

Latar belakang:Kerusakan hepar dapat disebabkan oleh radikal bebas yaitu CCl4. Daun srikaya (Annona

squamosa L) mengandung senyawa flavonoid yang merupakan antioksidan dan berpotensi melindungi hepar terhadap kerusakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun srikaya (Annnona squamosal L) terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus yang diinduksi CCl4.

Metodologi penelitian: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan post-test only control group design. Duapuluh ekor tikus dibagi dalam 4 kelompok, 2 kelompok kontrol dan 2 kelompok perlakuan.kontrol positif diberikan CCL4 10% 1 ml/kgBB, kontrol negatif diberikan minyak zaitun 1 ml/kgBB,

perlakuan 1 diberi CCl4 dan ekstrak daun srikaya dosis 300 mg/kgBB, serta perlakuan 2 diberi CCl4 dan ekstrak

daun srikaya dosis 350 mg/kgBB

Hasil:Nilai rerata SGOT dan SGPT kontrol positif tertinggi diantara semua kelompok dan rerata perlakuan 2 terendah diantara semua kelompok. Uji One-way ANOVA terdapat signifikansi (<0,05) pada kadar SGPT, sedangkan pada kadar SGOT tidak signifikan (p>0,05). Uji Post Hoc (LSD) terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) kadar SGPT perlakuan dua terhadap kontrol positif. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan 2 dan perlakuan 1.

Simpulan:Potensi efek hepatoprotektor ditemukan pada kelompok perlakuanyang diberi ekstrak daun srikaya dengan dosis 300 mg/kgBB dan 350 mg/kgBB

Kata kunci:Daun srikaya (Annona squamosal L), karbon tetraklorida (CCL4), kadar SGOT dan

(2)

PENDAHULUAN

Hepar merupakan organ yang sangat penting dalam mengatur homeostasis meliputi metabolisme,

biotransformasi, sintesis,

penyimpanan dan proses

imunologi.1Kerusakan hepar dapat

disebabkan oleh infeksi virus, salah satunya adalah virus hepatitis yang merupakan virus yang tersering

menyebabkan kerusakan hepar.2

Selain virus,radikal bebas juga dapat menyebabkan kerusakan hepar. Salah satu senyawa yang dapat membentuk radikal bebas dan menyebabkan kerusakan hepar

adalah karbon tetraklorida(CCl4).

CCl4 pada level molekular

mengaktifkan tumor nekrosis faktor

(TNF) alpha, nitric oxide (NO), dan

Tumor Growth Factor(TGF) alpha

dan beta di sel. Proses yang timbul

menyebabkan sel mengalami destruksi dan fibrosis. TNF-α

adalah srikaya (Annona squamosa L)

yang banyak terdapat di Indonesia khususnya NTB. Produksi srikaya di NTB mencapai total 9.298 ton, dengan penghasil terbanyak yaitu

Lombok Timur 2.290 ton pada tahun 2009 dan 2.304 ton pada tahun

2010.5 Daun srikaya mengandung

flavonoid yang merupakan senyawa yang sudah terbukti memiliki efek hepatoprotektor dan antioksidan

yang baik.6 Melihat manfaat dari

daun srikaya, peneliti ingin mengetahui efek hepatoprotektor dari ekstrak daun srikaya terhadap kerusakan hepar yang ditandai dengan peningkatan kadar SGOT dan SGPT. Banyaknya produksi dari tanaman srikaya dapat kita manfaatkan sebagai sumber pengobatan yang murah dan berkhasiat.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan desain penelitian eksperimentalmurniLaboratoriumdeng

anrancangan post-test only control

(3)

Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus wistar

jantan (Rattus norvegicus) dengan

berat badan antara 250 – 350 gram, usia 4 bulan dan sehat. Jumlah hewan coba yang digunakan adalah 20 ekor, yang terbagi menjadi 4 kelompok. Kelompok Perlakuan 1 (P1) diinduksi

kerusakan hati dengan CCl4 10% dosis

1 ml/kgBB selama 5 minggu dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun srikaya dosis 300 mg/kgBB dari minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8. Kelompok Perlakuan 2 (P2)

diinduksi kerusakan hati dengan CCl4

10% dosis 1 ml/kgBB selama 5 minggu dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun srikaya dosis 350 mg/ kgBB dari minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8. Kelompok Kontrol positif (K1) diinduksi kerusakan hati dengan

CCl4 10 % dosis 1 ml/kgBB selama 5

minggu. Kelompok negatif (K2) yang

diberi minyak zaitun 1 ml/kgBB selama

5 minggu. CCl4 dan minyak zaitun

diberikan secara intraperitoneal sedangkan ekstrak daun srikaya diberikan per oral.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah kadar SGOT dan

SGPT. Berikut adalah tabel rerata kadar SGOT dan SGPT.

Tabel 1. Rerata kadar SGOT dan SGPT

Kelompok

Jumlah sampel (ekor)

Rerata  Standar Deviasi Rasio De Ritis

SGOT (U/L) SGPT (U/L)**

P1 P2 K1 K2

5 5 5 5

165,40 13.50*

152,80 24.40*

172,40 51.30*

162,00 7.01*

64,60 10.90* >1

55,60 9.70 * >1

74,20 7.01* >1

72,80 10.80* >1

Keterangan:

P1: Kelompok perlakuan yang diberi CCl4 10% dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5 dan ekstrak daun srikaya

dengan dosis 300 mg/kgBB dari minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8, P2: Kelompok perlakuan yang diberi CCl4 10% dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5 dan ekstrak daun srikaya dengan dosis 350 mg/kgBB dari

minggu ke-5 sampai dengan minggu ke-8, K1: Kelompok kontrol positif yang hanya disuntikan CCl4 10% 1 ml/

kgBB selama 5 minggu, K2: Kelompok kontrol negatif yang hanya disuntikan minyak zaitun selama 5 minggu. *Uji normalitas: data terdistribusi normal (p>0,05), **Uji One-Way ANOVA: terdapat signifikansi (p< 0,05) pada kadar SGPT.

Tabel 2. Uji Post Hoc (dengan LSD) perbedaan kadar SGPT antara Kelompok

Kontrol dan Kelompok Perlakuan

K1 K2 P1 P2

K1 - 0,800 0,097 0,004

K2 0,800 - 0,125 0,006

P1 0,097 0,125 - 0,118

P2 0,004* 0,006* 0,118

-*p<0,05: Terdapat perbedaan yang bermakna

Dari hasil rerata dapat dilihat bahwa rerata kadar SGOT dan SGPT pada K1 memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan kelompok lain.

(5)

sebesar 4%, sedangkan pada kelompok P2 dibandingkan dengan K1 lebih rendah sebesar 11,4%. Kadar SGPT pada kelompok perlakuan (P1 dan P2) lebih rendah dibandingkan kelompok K1. P1 jika dibandingkan dengan kelompok K1 lebih rendah sebesar 12%, sedangkan P2 terhadap K1 lebih rendah sebesar 25%. Berdasarkan rerata kadar SGOT dan SGPT, pemberian ekstrak daun srikaya memiliki pengaruh terhadap kadar SGOT dan SGPT hewan coba pasca perlakuan. Rasio De Ritis >1 pada penelitian ini menunjukkan bahwa hepar sudah mengalami kerusakan hepar yang bersifat kronis.

Berdasarkan uji normalitas (Shapiro-Wilk) didapatkan nilai yang

signifikan p>0,05 pada semua

kelompok. Disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal sehingga dapat dilakukan uji hipotesis

parametrik One-Way ANOVAuntuk

melihat pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap kadar SGOT dan

SGPT tikus.Uji One-Way

ANOVAdidapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar SGOT tikus (p>0,05). Data menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kadar SGPT tikus

(p<0.05). Untuk melihat nilai p antar

dua kelompok, maka dilanjutkan

dengan melihat hasil uji Post Hoc

dengan LSD. Berdasarkan uji Post

Hoc terdapat perbedaan yang

bermakna (p<0,05) pada kadar SGPT

P2 terhadap K1 dan K2. P1 terhadap K1 dan P2 tidak terdapat perbedaan

yang bermakna (p> 0,05).

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan

ekstrak daun srikaya (Annona

squamosal L) sebagai agen hepatoprotektor. Kandungan beberapa senyawa antioksidan seperti flavonoid dapat mencegah proses kerusakan hepar. Parameter kerusakan hepar yang dinilai pada penelitian ini adalah kadar SGOT dan SGPT. SGOT dan SGPT dipilih karena serum ini sensitif terhadap kerusakan hepar.

Kerusakan hepar, baik kerusakan akut maupun kronis, sering

menyebabkan peningkatan

(6)

total aktifitas) dan mitokondria (80% dari total aktifitas). Zona 3 pada asinus hepar memilki konsentrasi SGOT yang paling tinggi, dan kerusakan pada zona 3, yang bersifat toksik maupun

iskemi, dapat menyebabkan

peningkatan kadar SGOT yang

bermakna.7

Penelitian ini menggunakan

CCl4 sebagai senyawa untuk

menginduksi terjadinya kerusakan

hepar. CCl4 merusak hepar dengan

membentuk radikal bebas. Radikal bebas ini akan memacu proses inflamasi, aktifasi TNF-α, nitric oksida,

dan TGF. CCl4 diaktivasi oleh enzim

sitokrom P450, aktivasi ini akan

mengubah CCl4 menjadi metabolit

yang lebih toksik yaitu radikal triklorometil yang dapat bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk

radikal triklorometilperoksi. yang

merupakan suatu radikal bebas yang

bersifat poten sehingga dapat

mengakibatkan kerusakan hepar pada hewan coba. Radikal bebas yang

dibentuk oleh CCl4 secara berlebihan

akan menyebabkan stress oksidatif

yang dapat merusak hepar.4,8

Rusaknya sel hepar

menyebabkan aktivasi sel stelata yang menyebabkan terbentuknya akumulasi komponen matriks ekstraselular (ECM) pada hepar. Kerusakan yang lama dan

akumulasi ECM yang menetap akan menyebabkan pergantian yang progresif dari parenkim hepar normal

menjadi jaringan parut(fibrosis hepar).9

Tabel 1 menunjukkan rerata kadar SGOT dan SGPT pada kelompok kontrol positif (K1) lebih tinggi dibandingkan nilai normal pada tikus dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain. Hal ini

menunjukkan bahwa induksi CCl4

sudah berhasil merusak hepar. De Ritis rasio adalah perbandingan rerata kadar SGOT dan SGPT untuk menilai proses kerusakan hepar yang berlangsung akut atau kronis. De Ritis rasio <1 merupakan indikasi kerusakan hepar akut sedangkan De Ritis rasio > 1 menunjukkan kerusakan hepar yang kronis (Botros dan Sikaris, 2013). Perbandingan rerata kadar

Aktifitas anti radikal bebas telah diteliti terkandung di dalam daun srikaya. Ekstrak alkohol dari daun

srikaya (Annona squamosal L) telah

digunakan dalam skrining terhadap

aktifitas hepatoprotektor.6 Daun

(7)

sebagai antioksidan. Salah satu senyawa antioksidan yang terdapat pada daun srikaya adalah flavonoid. Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa alami dengan variasi struktur fenol dan biasa ditemukan pada tumbuhan. Flavonoid memiliki struktur

kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid

terdiri dari satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung

oksigen.10,11,12

Flavonoids memiliki banyak manfaat secara biologis, tapi manfaat yang paling sering dipaparkan dari flavonoid adalah kemampuan senyawa ini sebagai antioksidan. Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan yaitu dengan menekan pembentukan dari senyawa radikal bebas dengan menghambat enzim yang berperan dalam pembentukan radikal bebas, mendonasikan atom hidrogennya atau berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon dan meningkatkan proteksi terhadap radikal bebas. Peroksidasi lemak merupakan salah satu tahapan dari stress oksidatif. Flavonoid dapat menghambat pembentukan TNF-α sehingga aktifitas TNF-α oleh radikal bebas dapat dihambat. Flavonoid dapat melindungi lemak terhadap

kerusakan oksidatif oleh berbagai

mekanisme.6,11,12 Proses ini dapat

menekan kerusakan hepar yang

disebabkan oleh CCl4 dan menurunkan

kadar SGOT dan SGPT.

Selain flavonoid, daun srikaya juga mengandung senyawa seperti terpenoids, saponin, fenol dan alkaloid yang memiliki aktivitas antioksidan. Terpenoid, fenolik dan alkaloid dapat menyumbangkan atom hidrogennya, sehingga radikal bebas dapat diubah menjadi bentuk yang lebih stabil. Saponin terdiri dari sapogenin yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, senyawa ini membentuk hidroperoksida sebagai antioksidan sekunder sehingga menghambat

pembentukan peroksidasi lemak.14,15,16

Uji One-wayANOVA pada kadar SGPT menunjukkan nilai yang signifikan (p< 0,05). Setelah dilakukan

uji Post Hoc terhadap kadar SGPT,

(8)

hepatoprotektor, namun secara deskriptif pemberian ekstrak daun srikaya dengan dosis 350 mg/kgBB memiliki pengaruh yang lebih baik dibandingkan dosis 300 mg/kgBB.

Peneliti menduga tidak signifikannya penurunan kadar SGOT pada penelitian ini dapat disebabkan oleh berbagai hal mulai dari tingkat stress tikus, serta kemungkinan lisis sel darah merah pada saat pengambilan sampel. SGOT tidak hanya ditemukan di hepar, SGOT juga dihasilkan oleh otot rangka, sel darah merah, dan jantung sehingga terjadinya stress yang berlebih pada tikus serta terjadinya lisis pada saat pengambilan darah tikus diduga dapat menyebabkan tidak signifikannya kadar SGOT pada penelitian ini.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun

Srikaya (Annona squamosal L) dosis

300 mg/kgBB dan 350mg/kgBB

terhadap kadar SGPT tikus (Rattus

norvegicus) yang diinduksi karbon

tetraklorida (CCl4). Hasil uji Post Hoc

menunjukan ada perbedaan yang bermakna P2 terhadap K1 dan tidak ada perbedaan yang bermakna antara P2 terhadap P1.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengaruh pemberian ekstrak

ethanol daun srikaya (Annona

squamosal L.), maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Untuk menghindari bias akibat infeksi cacing pada penelitian ini dapat diberikan obat anti cancing.

2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan uji berseri

sebelum induksi CCl4, setelah

induksi dan setelah

penghentian induksi CCl4

kemudian dilakukan

(9)

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2007. Pharmaceutical Care untuk

Penyakit Hepar. Available from : http://binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/

PC_HEPAR.pdf (Accessed : 2014, December 13)

2. Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007 Provinsi Nusa Tenggara Barat. Available from : http:// dinkes.ntbprov.go.id/sistem/data- dinkes/uploads/2013/10/Laporan-RISKESDAS-NTB-2007.pdf (Accessed : 2014, December 13) 3. Webber L.W., Boll M., Stampfl A.

2003. Hepatotoxicity and mechanism of action of

haloalkanes: carbon tetrachloride as a toxicological toxicological

model. Crit Rev Toxicol.

33(2):105-36 . Available at: http://

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 12708612(Accessed : 2014, December 15)

4. Tappi E.S., Poppy L., Lily L.H. 2013. Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar yang Diberikan

Jus Tomat (Solanum

Lycopersicum) Pasca Kerusakan Hepar Wistar yang Diinduksi

Karbon Tetraklorida (CCl4). Jurnal

e-Biomedik (eBM) 2013; 1(3): 1126-1129 (Accesed: 2015, Januari 26)

5. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) NTB, 2011. Sari Buah Srikaya. Available at http:// ntb.litbang.pertanian.go.id/ind/ index.php?

option=com_content&view=article&

id=716:sari-buah-srikaya-annonaceae&catid=53:artikel&Itemi d=49 (Accesed: 2015, Januari 30) 6. Saha R. 2011. Parmacognosy and

Pharmacology of Annona

Squamosa: A Review. International

Journal of Pharmacy and Life Sciences.Vol. 2, Issue 10, 1183-1189. Available at http://

www.ijplsjournal.com/issues %20PDF%20files/

oct2011/12.pdf(Accessed : 2015, January 20)

7. Giannini E.D., Testa R., Savarino

V. 2005. Hepar Enzyme

alteratsion: a guide for

clinicians.CMAJ. Vol 172 (3):367-379. Available at: http://

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC545762/pdf/

20050201s00028p367.pdf (Accesed: 2015, Januari 26) 8. EHC 208. 1999. “Carbon

Tetrachloride”. Enviromental health criteria. International Program on Chemical Safety. Available from : http://whqlibdoc.who.int/ehc/ WHO_EHC_208.pdf (Accessed : 2015, January 15)

9. Liedtke C., et al. 2013.

Experimental Hepar Fibrosis Research : Update on Animal Models, Legal Issues and

Translational Aspects. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/24274743 (Accessed : 2014, December 15)

10. Dixit A., Singh H., Sharma R.A., Sharma A. 2015. Determination of Free Radical Scavenging Activity of

(10)

Journal of Pharmaceutical

Sciences Review and Research.

30(1): 67-73. (Accessed : 2014, December 13)

11.Kumar S., Pandey A.K. 2013. Chemistry and Biological Activities

of Flavonoids: An Overview. The

Scientific World Journal. Available at http://www.hindawi.com/journals/ tswj/2013/162750/ (Accesed: 2015, September 20)

12.Redha A. 2013. Flavonoid : Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam Sistem Biologis. Available from : http:// repository.polnep.ac.id/xmlui/ bitstream/handle/

123456789/144/13-Abdi.pdf? sequence=1 (Accessed : 2015, January 20)

13.Wesolowska A., Gajewska A., Kozlowska K.S., Kotomski G., Wedrychowicz H. 2012. Effect of Faciola Hepatica Protein on The Functioning of Rat Hepatocyt.

Parasitol Res. 110; 395-402. (Accessed : 2015, December 15) 14.Chen Y et al., 2014. Antioxidant

activities of saponins extracted from Radix Trichosanthis: an in

vivo and in vitro evaluation. BMC

Complementary and Alternative Medicine. Available at http://

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC3973866/pdf/1472-6882-14-86.pdf (Accessed : 2016, Januari 03)

15.Grabmann J., 2005. Terpenoids as

Plant Antioxidant. Institute of

Vegetable Science-Quality of Vegetal Foodstuff. Available at ttps://www.researchgate.net/profile/ Johanna_Grassmann/publication/ 7285715_Terpenoids_as_Plant_An tioxidants/links/

0c96052d3b7c16a313000000.pdf? inViewer=1&pdfJsDownload=1&ori gin=publication_detail (Accessed : 2016, Januari 03)

16. Kurniati R.I., 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Eyanol Daun

Buas-Buas (Premna cordifolia linn.)

Dengan Metode DPPH. Available at http://download.portalgaruda.org/ article.php?

article=269823&val=7113&title=Pe ngaruh%20Pelayanan

%20Kesehatan%20terhadap %20Gizi%20Buruk%20Anak %20Usia%206%20_

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a) Pekerja rental komputer laki-laki dan perempuan dengan usia 20-30 tahun, b) Pekerja rental yang mengalami nyeri otot

Penelitian ini adalah tentang bagaimana pemanfaatan fitur internet pada smartphone oleh masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga yang berada di kelurahan

Berdasarkan penjelasan tersebut, dirasa penggunaan komputer sebagai salah satu bentuk multimedia pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep

Berbeda dengan budidaya tanaman bengkuang, tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang intensif dari segi air, pupuk, pengendalian gulma, dan pemangkasan serta umur

Oleh karena itu penulis membuat Aplikasi Resensi Film menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dengan harapan dapat membuat para pecinta film dapat menghemat waktu dan

Untuk menghindari timbulnya salah pengertian dalam memahami permasalahan dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Burung Murai Batu dengan Sistem Frost

Penanaman nilai sosial kemasyarakatan pada anak putus sekolah telah dilakukan dengan baik oleh orang tua. Hal ini terlihat saat peneliti melakukan observasi

Pola rajungan dalam mendekat cahaya putih, biru, ungu, dan hijau yang secara langsung dengan laju yang lebih cepat dapat menjadi saran sebagai alat bantu penangkapan rajungan