i
PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR
GURU, MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR EKONOMI
Studi Kasus : SMA N 1 Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
RETNO FITRI YULIANTI NIM : 061334043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR
GURU, MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR EKONOMI
Studi Kasus : SMA N 1 Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
RETNO FITRI YULIANTI NIM : 061334043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan terimakasih
kepada:
Tuhan Yesus ”yang selalu menyertai,
memberikan jalan terang dan menuntun tiap
langkahku”
Orangtuaku dan Kakakku “yang selalu
memberikan dorongan dan semangat”
Sahabat-sahabatku “kalian yang menjadi
motivasiku untuk berjuang meraih cita-cita”
Almamaterku –Universitas Sanata Dharma-
vi
MOTTO
If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done. ~ Thomas Jefferson
In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love. ~ Mother Teresa
The way to get started is to quit talking and begin doing. ~ Walt Disney
ix
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR EKONOMI
Studi kasus: Siswa-siswi SMA N 1 Sleman
Retno Fitri Yulianti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar ekonomi (2) pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar ekonomi (3) pengaruh disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi (4) pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, motivasi belajar, disiplin belajar terhadap prestasi belajar ekonomi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 1 Sleman yang berjumlah 720 siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas XII IPS sejumlah 51 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik
purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan regresi ganda..
x
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF STUDENDTS' PERSEPTION ABOUT THE STYLE OF
TEACHERS' TEACHING, LEARNING MOTIVATION, LEARNING
DISCIPLINE TOWARDS THE ACHIEVEMENT OF STUDYING ECONOMICS
A Case Study on the Students of the Eleventh Grades of Social Science Departement of State 1 Sleman Senior High School
Retno Fitri Yulianti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The purpose of this study is to describe: (1) the influence of students' perceptions about the style of teachers' teaching towards the learning achievement of studying economics; (2) the influence of learning motivation towards the learning achievement of studying economics; (3) influence of the discipline of students' learning towards the achievement of studying economics; (4) the influence of students' perceptions about the style of teachers' teaching, learning motivation, learning discipline towards the learning achievement of studying economics.
The population of this study is 720 high school students of State 1 Sleman Senior High School. The samples are 51 students of the eleventh grades of Social Science Departement. The samples were drawn by applying purposive sampling technique. The data were analysed by the techniques of simple regression analysis and double regression.
xi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelasikan skripsi dengan judul “PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI”.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Drs. Tulus Raharjo selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Sleman yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
xii
6. Bapak Fx. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;
10.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
11.Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA N 1 Sleman yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;
12.Kedua orangtuaku, ”Terima kasih untuk dukungan baik material maupun spiritual”;
13.Mb.Eni dan Mz.Tugi, ”Terima kasih atas dukungan material dan semangatnya, kapan aku di panggil tante...hehehehe”;
14.Dek Yudha yang gemesin...”Kenapa ga pernah main lagi??hehehe,,,,;
xiii
16.Teman seperjuangan: Dwi gede,”Ayo wikk,,semangat,,secepatnya...pasti bisa,,,” Siska,”Jangan menyerah ndukk jangan putus asa,,,pasti bisa,,,semangat..” Novi,”hahaha...Novi akhirnya kita bisa juga pendadaran” Putri, ”ingat Put tanggal 10 Februari 2010..hehehe,,”,Alin, ”Semangat Lin...makasi bantuannya kemarin..hehehe,,,, Galih,” hahaha...Lih...ternyata ini bukan mimpi..hehehe...makasiii ya...”, Dwi kecil, ”hehehe..kamu yang pertama menjadi inspirator..hehehee....”;
17.Sahabat kecilku,, Restu, ”makasiii,,,bantuannya kemarin nyebar kuesioner..hahahahaha,,,,aku akan menyusulmu...selamat wisudanya,,”;
18.Sahabat-sahabatku,, Mela ”Nduk...kapan nyusul...udah didepan mata...semangat...tinggal satu langkah lagi...”, Detha” Ayo kita sama-sama berjuang di Jogja,,,hehehehe,,,tak tunggu undangannya....”, Lina”
xv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PESEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
xvi BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik ... 7
1. Belajar ... 7
2. Persepsi ... 8
3. Variasi Gaya Mengajar Guru ... 10
4. Motivasi Belajar ... 15
5. Disiplin Belajar ... 21
6. Prestasi Belajar ... 24
B. Kerangka Berpikir ... 27
C. Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
D. Populasi dan Sampel ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 41
G. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Identitas Sekolah ... 51
xvii
C. Kondisi Sekolah SMA N 1 Sleman ... 54
D. Sarana dan Prasarana ... 55
E. Kemitraan ... 55
F. Program Kerja ... 56
G. Visi dan Misi ... 57
H. Organisasi Sekolah SMA N 1 Sleman ... 58
I. Sumber Daya Manusia SMA N 1 Sleman ... 67
J. Siswa Satuan Pendidikan SMA N 1 Sleman ... 68
K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA N 1 Sleman ... 68
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 70
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 75
1. Uji Normalitas ... 75
2. Uji Linearitas ... 76
C. Pengujian Hipotesis ... 77
1. Hipotesis Pertama ... 77
2. Hipotesis Kedua ... 80
3. Hipotesis Ketiga ... 82
4. Hipotesis Keempat ... 85
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94
xviii
C. Saran ... 96
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Persepsi Siswa tentang Variasi
Gaya Mengajar Guru ... 34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar ... 35
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Disiplin Belajar ... 36
Tabel 3.4 Pengukuran Variabel Prestasi Belajar ... 37
Tabel 3.5 Skor Pernyataan Sikap Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 40
Tabel 3.6 Skor Pernyataan Sikap Motivasi Belajar ... 40
Tabel 3.7 Skor Pernyataan Sikap Disiplin Belajar ... 41
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Item Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 43
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Item Motivasi Belajar... 44
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Item Disiplin Belajar ... 44
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 46
Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah ... 53
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru ... 71
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar ... 72
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Disiplin Belajar ... 73
xx
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
A. Data Prestasi Siswa, Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar
Guru, Motivasi Belajar, Disiplin Belajar ... 99
LAMPIRAN 2 A. Kuesioner ... 107
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 114
LAMPIRAN 3 A. Perhitungan Mean, Median, dan Modus ... 120
B. PAP II (Kategori Kecenderungan Variabel) ... 121
C. Hasil Uji Normalitas ... 125
D. Hasil Uji Linearitas ... 125
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era
globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah
satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut
adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan
pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai tujuan untuk
menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu
tujuan tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar
merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar
seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah
berhasil dalam belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor
internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal).
Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat
intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode
pembelajaran dan lingkungan. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang
menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah
motivasi belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang
cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik
bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari
siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat
belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat
belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.
Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong
motivasi.
Faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah
dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang
memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan
nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran
tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam
menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan
keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
pelajaran yang diajarkan.
Dengan memakai variasi metode maka guru dapat meningkatkan
kegiatan belajar siswa. Metode pembelajaran ekonomi adalah cara atau
pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan
materi pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran
yang membutuhkan kasabaran, kecermatan, serta ketelitian. Untuk itu guru
dituntut untuk tidak hanya menyampaikan materi secara lisan atau
ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat melatih siswa
belajar, misalnya dengan diskusi, memperbanyak latihan mengerjakan
soal. Selama ini guru di dalam menyampaikan materi pelajaran ekonomi
dengan ceramah secara lisan dan dengan menjelaskan materi di papan
tulis.
Selain faktor gaya mengajar guru, faktor lain yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah disiplin belajar. Untuk
menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat
mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam
menaati dan mengikuti aturan yang ada. Bagi anak yang memiliki tingkat
kedisiplinan tinggi, peraturan-peraturan yang berlaku merupakan
pedoman dan ukuran perilaku. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan
atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Berdasarkan pada uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan
penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya
Mengajar Guru, Motivasi Belajar, Disiplin Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi”
B. Indentifikasi Masalah
Dari uraian di atas peneliti dapat mengidentifikasi berbagai faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar bagi siswa. Faktor-faktor yang
berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar siswa antara lain metode
mengajar, variasi mengajar guru, lingkungan belajar, disiplin belajar,
C. Batasan Masalah
Dari berbagai faktor yang diduga mempengaruhi prestasi belajar
siswa, seperti diuraikan dalam identifikasi masalah, yang akan dikaji
dalam penelitian ini dibatasi hanya pada faktor persepsi siswa tentang
variasi mengajar guru, motivasi belajar dan disiplin belajar.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru
terhadap prestasi belajar ekonomi?
2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar tehadap prestasi belajar
ekonomi?
3. Apakah ada pengaruh disiplin belajar tehadap prestasi belajar
ekonomi?
4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru,
motivasi belajar, disiplin belajar tehadap prestasi belajar ekonomi?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang
variasi gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar ekonomi
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar ekonomi
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang
variasi gaya mengajar guru, motivasi belajar, disiplin belajar
terhadap prestasi belajar ekonomi
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
beberapa pihak antara lain:
1. Bagi Sekolah (SMA)
Memberikan masukan untuk menyusun dan menyempurnakan
sistem yang diterapkan dalam pembelajaran ekonomi agar
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan
prestasi belajar.
2. Bagi calon peneliti
Memberikan pengalaman dan pengetahuan yang dapat diterapkan
dalam bidang pendidikan sehubungan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan disiplin belajar dan motivasi belajar dalam
meningkatkan prestasi ekonomi.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Belajar
Dalam pengertian yang umum atau popular, belajar adalah
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh
dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal dengan guru.
Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar
sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif
menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.
Menurut W.S Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan. Wittig (Muhibbin Syah, 2003:65) dalam
bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: any
relatively permanent change in an organis’m behaviorial repertoire that
occurs as a result of experience (Belajar adalah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam keseluruhan tingkah laku suatu organisme
2. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung
jawab yang cukup berat, karena berhasilnya pendidikan pada siswa
sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan
tugasnya. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar
merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya
dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses
belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk
dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga
hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas
maupun yang ada di luar kelas yang menunjang kegiatan belajar
mengajar.
3. Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru
a. Pengertian Persepsi
Walgito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan kesan
yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi pada
dasarnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang
di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.
Dapat disimpulkan, persepsi adalah suatu penafsiran yang unik
terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap
Persepsi dapat diartikan sebagai: 1) suatu tanggapan
(penerimaan lansung dari suatu serapan) dan 2) proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1990:675). Menurut Winkel (1986:161) persepsi
adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan
antara objek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik
objek-objek itu, misalnya ukuran, warna dan bentuk.
Menurut Walgito (1992: 70), ada tiga faktor utama yang
berperan dalam persepsi, yaitu:
1. Objek yang dipersepsi
Suatu objek dapat menimbulkan stimulus yang diterima oleh alat
indera. Stimulus dapat datang dari luar maupun dari dalam diri
individu yang bersangkutan. Namun, sebagian besar stimulus
datang dari luar individu.
2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf
Alat indera digunakan sebagai alat untuk menerima stimulus. Di
samping itu harus ada syaraf sensoris yang berfungsi untuk
meneruskan stimulus. Stimulus tersebut lalu diterima oleh pusat
susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3. Perhatian
Perhatian diperlukan untuk membentuk atau menyadari persepsi
yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
b. PengertianVariasi Mengajar Guru
Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi
kebosanan murid. Sehingga dalam situasi belajar-mengajar, murid
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi (Usman, 2008:84).
c. Tujuan dan Manfaat Variasi Mengajar Guru
Tujuan dan manfaat variasi mengajar guru, adalah sebagai berikut
(Usman, 2008:85):
1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada
aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan.
2) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin
mengetahui dan menyelidiki pada siswa hal-hal yang baru.
3) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan
sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan
lingkungan belajar yang baik.
4) Untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
cara menerima pelajaran yang disenangi.
d. Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar Guru
Prinsip penggunaan variasi mengajar guru, adalah sebagai berikut
(Usman, 2008:85):
1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang
2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan
sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak
menggangu pelajaran.
3) Direncanakan dengan baik, dan secara eksplisit dicantumkan
dalam pelajaran atau satuan pelajaran.
e. Komponen-komponen Ketrampilan Mengadakan Variasi Mengajar
Variasi dalam cara mengajar guru dapat dilakukan dengan (Usman,
2008:85):
1) Variasi dalam cara mengajar guru
a) Penggunaan variasi suara (teacher voice)
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi
lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi
lambat, atau pada suatu saat berubah memberikan tekanan
pada kata-kata tertentu.
b) Pemusatan perhatian siswa (focusing)
Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap
penting dapat dilakukan oleh guru.
c) Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)
Adanya kesenyapan, kebisuan, atau selingan diam-diam
yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan
sesuatu merupakan hal yang baik untuk menarik perhatian
d) Mengadakan kontak pandang langsung (eye contact and
movement)
Kontak pandang digunakan untuk menyampaikan informasi
dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
e) Gerakan badan mimik
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan
gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam
berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan
untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang
dimaksudkan.
f) Pergantian posisi dalam kelas dan gerak guru (teachers
movement)
Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan
untuk mempertahanan perhatian siswa.
2) Variasi dalam penggunan media dan alat pengajaran
Variasi dalam penggunan media dan alat pengajaran dapat
dilakukan dengan (Usman, 2008:86):
a) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids)
Alat atau bahan yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang
dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama,
gambar, film.
Suara guru termasuk ke dalam media komunikasi yang utama
di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik,
deklamasi puisi, sosiodrama, puisi.
c) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan
digerakkan (motorik)
Yang termasuk dalam jenis ini, misalnya peragaan yang
dilakukan guru dan siswa, model, spesimen, patung, topeng,
dan boneka, yang dapat digunakan oleh anak untuk diraba,
diperagakan, atau dimanipulasikan.
d) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar, dilihat, dan
diraba (audio-visual aids)
Pengunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling
tinggi. Media yang termasuk dalam hal ini, misalnya televisi,
radio, film, slide projector yang diiringi penjelasan guru,
penggunaanya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang
hendak dicapai.
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar
tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk
menghidupkan suasana belajar kelas demi keberhasilan murid
dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya
interaksi) guru adalah sebagai berikut (Usman, 2008:87) :
b) Pola guru-murid-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru,
tidak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)
c) Pola guru-murid-murid: Ada balikan bagi guru, siswa saling
belajar satu sama lain.
d) Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid: Interaksi optimal
antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid.
f. Persepsi Siswa Terhadap Variasi Gaya Mengajar Guru
Ketrampilan menggunakan variasi diadakan karena faktor
kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar
yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan
minat siswa terhadap pelajaran, guru, sekolah menurun. Untuk itu
diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan
belajar.
Menurut Winkel (1986:139) ketrampilan menggunakan
variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses
belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa
sehingga dalam proses belajar siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.
4. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motivation yang berarti dorongan.
merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab,dan daya penggerak
(Echols,1984). Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1984).
Secara serupa Winkel (1987) mengemukakan bahwa motif adalah
adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Karakteristik dan Prinsip Motivasi
1) Karakteristik umum motivasi
Ada lima karakteristik umum motivasi menurut Thornburgh,
yaitu sebagai berikut (Prayitno,1989:26):
a) Tingkah laku yang bermotivasi adalah digerakkan
b) Tingkah laku yang termotivasi memberi arah
c) Motivasi menimbulkan intensitas bertindak
d) Motivasi itu adalah elektif
e) Motivasi merupakan kunci untuk pemusatan kebutuhan
2) Prinsip umum motivasi (Prayitno,1989:26):
a) Pengenalan tugas-tugas belajar penting dalam usaha
mendorong siswa untuk mempelajari urutan-urutan belajar
selanjutnya.
b) Motivasi menyangkut keinginana untuk beprestasi dalam
c) Penyusunan dan pencapaian tujuan haruslah denan
memberikan tugas-tugas belajar yang pantas, perasaan sukses
terhadap tugas-tugas belajar yang terakhir akan
meningkatkan motivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas
berikutnya.
d) Mendapatkan informasi tentang pengerjaan tugas-tugas yang
benar dan pembetulan pengerjaan tugas-tugas yang salah,
mendorong siswa untuk melakukan penampilan yang lebih
baik dan bersikap yang lebih bermanfaat terhadap tugas-tugas
belajar.
c. Tipe-tipe Motivasi
Dikenal dua tipe motivasi yaitu (Prayitno,1989:10):
1) Motivasi Intrinsik
Thornburgh (1984) berpendapat bahwa motivasi intrinsik
adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong
dari dalam diri individu. De Chams (1977) mengemukakan
bahwa individu yang melakukan kegiatan yang didorong oleh
motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai
Phil Louther (1984) mempergunakan strategi berikut ini
dalam mengajar agar siswa-siswa termotivasi secara intrinsik
(Prayitno, 1989:11):
a) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa sehingga
tujuan belajar menjadi tujuan siswa atau sama dengan tujuan
siswa.
b) Memberi kebebasan kepada siswa untuk memperluas
kegiatan dan materi belajar selama masih dalam batas-batas
daerah yang pokok.
c) Memberikan waktu ekstra yang cukup banyak bagi
siswa-siswa untuk mngembangkan tugas-tugas mereka dan
memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah.
d) Kadang kala memberikan penghargaan atas pekerjaan
siswanya.
e) Meminta kepada siswa untuk menjelaskan atau membacakan
tugas-tugas yang mereka buat.
2) Motivasi Ekstrinsik
Menurut Thornburgh (1984) motivasi ekstrinsik bukan
merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada
didalam diri siswa untuk belajar. Rumusan yang lebih baru
menegaskan bahwa motivasi ekstrinsik dinamakan demikian
mencapai tujuan yang terletak di luar aktifitas belajar itu sendiri
atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktifitas belajar (Prayitno
(1989:11).
Phil Louther mempergunakan strategi berikut ini dalam
membimbing siswa-siswa yang termonitor secara ekstrinsik,
yaitu (Prayitno (1989:11):
a) Memulai mengajar dengan memperkenalkan tujuan
pengajaran khusus, sehingga siswa-siswa mengetahui dengan
jelas apa yang harus ia capai dalam proses belajar itu.
b) Memonitor kemajuan dan memberi penguatan kepada setiap
siswa lebih sering dari pada yang dilakukan kepada
siswa-siswa yang memiliki motivasi intrinsik
c) Menilai setiap tugas siswa dan memberikan komentar secara
tertulis terhadap tugas-tugas yang berbentuk tertulis atau
makalah.
d) Kadang kala memasangkan seorang siswa yang memiliki
motivasi intrinsik dengan siswa yang memiliki motivasi
ekstrinsik, sehingga siswa yang memiliki motivasi ekstrinsik
mengenal model cara belajar yang berbeda dari apa yang
d. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi dari praktik atau penguatan
yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan
cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
yang menarik.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur
yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar
dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2006:23):
1) adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) adanya penghargaan dalam belajar
6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik
Menurut Budiono Pribadi, upaya mendidik dan
mengembangkan cita-cita belajar dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut
(pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/05):
1. Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
2. Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas
belajar.
3. Guru mengajak siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar
seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah.
4. Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap
fasilitas belajar seperti buku bacaan, majalah.
5. Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan
di buku pribadi, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak
tercapai.
6. Guru bekerja sama dengan pendidik lain seperti orang tua, untuk
5. Disiplin Belajar
The Liang Gie (1982:82) berpendapat bahwa dalam usaha apapun
juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk
memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan
pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar barulah seseorang
akan memperoleh cara belajar yang baik. Menurut Arikunto (1990:155),
peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi
kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan
pendidikan.
Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan
dalam mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang
dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya
dalam menaati dan mengikuti aturan yang ada. Untuk menjaga
berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua
personal sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan dan tata tertib
dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar mengajar
siswa, di samping itu juga untuk memenuhi kebutuhan setiap pribadi
yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang mesti
dipandang sebagai manusia seutuhnya.
Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran
perilaku. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
a. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan
baik, teratur sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik.
Faktor-faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu,
seperti (faisalrohman.blogspot.com/2009/03):
1) Faktor ekstrinsik
a) Faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu,
tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar
b) Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat dan lingkungan kelompok.
2) Faktor intrinsik
a) Faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi,
b) Faktor fisiologis, seperti pendengaran, penglihatan, kesegaran
jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, dan sakit
yang diderita
b. Fungsi Disiplin
Dalam arti luas disiplin mempunyai pengaruh yang ditujukan
untuk membantu siswa agar dapat memahami dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan lingkungan dan juga penting tentang cara
menyesuaikan tuntutan yang mungkin ditujukan siswa terhadap
lingkungannya (Entang, 1984:10).
Menurut Ansabel seperti yang dikutip Antonius Bheny
(2009:14), disiplin mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting
terhadap perkembangan kepribadian. Disebutkan bahwa ada empat
fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin, yaitu:
1) Sebagai fungsi internalisasi
2) Sebagai fungsi dari sosialisasi
3) Sebagai fungsi kemasakan kepribadian
4) Sebagai fungsi terhadap peranan dari rasa aman
Mulyasa (2004:13) dalam faisalrohman.blogspot.com
sedikitnya terdapat 7 (tujuh) yang perlu diperhatikan dalam
menyukseskan pendidikan. Salah satunya adalah mendisiplinkan
peserta didik. Peserta didik perlu didisiplinkan dengan tujuan untuk
membantu menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya
menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka
menaati segala peraturan yang ditetapkan.
6. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Dewa Ketut (1988:51), prestasi merupakan suatu bukti
keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang
mengukur prestasi (achievement test) yang dimaksudkan sebagai alat
untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (learning).
Menurut Muhibbin (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf
keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu. Winkel (1996:162) mengatakan
bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya
sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang
dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat
Menurut Suryabrata (1989:142), faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Faktor dari dalam
Kondisi psikologi yaitu beberapa faktor psikologi yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :
1) Kecerdasan
Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi
maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat.
Sebaliknya bila individu itu mempunyai kecerdasan yang rendah
maka belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar.
2) Bakat
Setiap individu memiliki bakat yang berbeda. Bakat merupakan
kemampuan anak yang dibawa sejak lahir.
3) Minat
Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap
sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar
siswa lebih mudah dan cepat.
4) Motivasi belajar
Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi prestasi. Setiap siswa memiliki motivasi yang
5) Emosi
Emosi merupakan kondisi psikologi individu untuk melakukan
kegiatan, dalam hal ini adalah belajar. Kondisi psikologi siswa
yang mempengaruhi belajar antara lain: perasaan senang,
kemarahan, kecemasan, dll.
a. Faktor dari luar
1) Lingkungan alami, yaitu faktor yang mempengaruhi dalam
proses belajar mengajar, misalnya :
a) Keadaan udara, Apabila udara terlalu lembab atau kering
kurang membantu siswa dalam belajar.
b) Waktu belajar, misalnya pembagian waktu siswa untuk
belajar dalam satu hari diatur dengan baik dalam pembagian
waktu belajar dan bermain.
c) Cuaca yang nyaman, bagi siswa membantu siswa untuk lebih
nyaman dalam belajar.
2) Lingkungan sosial
Kehadiran orang lain pada saat sedang belajar akan menganggu
aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi
belajar siswa dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh
anggota keluarga
b) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu teman sebaya, teman
c) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh
anggota masyarakat.
Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi yaitu :
a. faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri.
Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya.
b. faktor external, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Seperti
kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya.
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi.
5. Kerangka Berpikir
a. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru
Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar
merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya
dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses
belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk
dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar mengajar.
Selama proses belajar mengajar berlangsung, terjadilah interaksi
antara guru dan siswa, namun interaksi ini bercirikan khusus, karena
Seorang guru atau pengajar yang efesien hendaknya memperhatikan
minat belajar siswanya, apakah siswa berminat atau tidak terhadap
pelajaran, itu sebenarnya tugas guru, guru harus mengetahuinya. Jika ada
siswa yang merasa bosan terhadap pelajaran dan malas belajar, itu tugas
guru untuk mencari solusinya dan menyelidiki faktor-faktor apa yang
menjadi penyebabnya. Banyak faktor yang menyebabkan kebosanan
siswa terhadap pelajaran, salah satunya adalah guru, guru yang tanpa
menggunakan variasi gaya mengajar, hal-hal yang seperti ini yang bisa
menjadikan situasi dan suasana kelas tidak kondusif, dengan suasana
seperti ini perhatian dan konsentrasi siswa jadi berkurang atau
terganggu. Oleh karena itu, guru sebaiknya menggunakan variasi dalam
gaya mengajar, agar siswa termotivasi, bergairah dan menciptakan
suasana yang kondusif dalam belajar. Dengan semakin bervariasinya
gaya mengajar guru maka kegiatan belajar mengajar menjadi semakin
nyaman sehingga prestasi siswa dapat meningkat.
b. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting, motivasi
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan
belajar. Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berhasil atau
sukses dalam belajar pada umumnya (Prayitno, 1989:67). Siswa-siswa
banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang kurang
termotivasi dalam belajar.
Siswa yang termotivasi untuk belajar akan sangat tertarik dengan
berbagai tugas belajar yang sedang mereka kerjakan, menunjukkan
ketekunan yang tinggi, variasi aktifitas belajar merekapun lebih banyak.
Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang
menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang
mengarahkan aktifitas siswa kepada tujuan belajar. Karena betapapun
baiknya potensi dan kemampuan intelektual siswa jika siswa tersebut
tidak termotivasi dalam belajar, maka proses belajar tidak akan
berlangsung dengan optimal (Prayitno, 1989:8)
Kebutuhan untuk berprestasi akan menjadi faktor yang
memotivasi dalam belajar. Jika aktifitas belajar disediakan dalam
tahap-tahap atau urutan yang tepat, maka hal itu semua akan memberikan
kemungkinan bagi siswa untuk merasa sukses. Demikian juga adanya
pengukuran dan kontrol terhadap aktifitas-aktifitas siswa tersebut.
Dengan melihat hasil pengukuran ini maka siswa terdorong untuk
meningkatkan usaha untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi
c. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Peserta didik perlu didisiplinkan dengan tujuan untuk membantu
menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya problem-problem
disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi
kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang
ditetapkan. Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu
disebabkan dimanapun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan
atau tata tertib. Disiplin mendorong siswa belajar secara kongkrit dalam
praktik hidup di sekolah maupun di rumah. Tanpa disiplin yang baik,
suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan
pembelajaran.
Secara positif disiplin memberi dukungan lingkungan yang
tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Disiplin merupakan jalan
bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.
Kesadaran pentingnya disiplin belajar dan motivasi belajar menjadi salah
satu dasar seseorang mencapai prestasi yang lebih baik.
d. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru,
Motivasi belajar, Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Ekonomi
Menurut Winkel (1986:139) ketrampilan menggunakan variasi
diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar
belajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta
berperan serta secara aktif.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
yang menarik.
Secara positif disiplin memberi dukungan lingkungan yang
tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Disiplin merupakan jalan
bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.
Kesadaran pentingnya disiplin belajar dan motivasi belajar menjadi salah
satu dasar seseorang mencapai prestasi yang lebih baik.
6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir, maka peneliti dapat mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
a. Ada pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
terhadap prestasi belajar ekonomi.
b. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar ekonomi.
c. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar ekonomi.
d. Ada pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru,
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, yaitu penelitian
tentang subjek tertentu dimana subjek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang
diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti. Dalam hal ini, penelitian
dilakukan di SMA N 1 Sleman sehingga kesimpulan dari penelitian ini hanya
berlaku di SMA tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di SMA N 1 Sleman Yogyakarta yang terletak di Jalan
Magelang km.14 Medari, Sleman.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah siswa dan siswi kelas XII IPS di SMA N 1 Sleman.
2. Objek Penelitian adalah persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru,
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada 3 variabel bebas
(independent variable), yang meliputi persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru (X 1), motivasi belajar (X 2), disiplin belajar (X 3). Variabel
terikat (dependent variable) adalah prestasi belajar ekonomi.
2. Pengukuran Variabel bebas (Independent Variable) a. Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
Pengukuran variabel persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan
dinyatakan dalam lima skala pendapat sebagai berikut:
1) Selalu (SL)
2) Sering (S)
3) Kadang-kadang (KK)
4) Jarang (J)
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Variasi Gaya Mengajar Guru
Dimensi Indikator Pernyataan Positif (Nomor item dalam kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor item dalam kuesioner) Ketrampilan mengadakan ketrampilan mengajar
(a) Penggunaan variasi suara. (b) Kesenyapan dan kebisuan guru. (c) Mengadakan kontak pandang
langsung.
(d) Gerakan badan dan mimik wajah. 1,2 4 3 5,6 Variasi dalam penggunaan alat dan media
(a) Variasi alat/bahan yang dapat dilihat.
(b) Variasi alat/bahan yang dapat diraba, dimanipulasi.
(c) Variasi alat/bahan yang dapat dilihat, didengar, dan diraba.
8,9 10 7 Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
(a) Kemampuan melakukan
komunikasi aktif dengan siswa. (b) Kemampuan memberikan
balikan/feedback bagi siswa.
11,12,13
15
14
c. Motivasi belajar siswa
Pengukuran variabel motivasi belajar siswa dengan menggunakan
skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan
dinyatakan dalam lima skala pendapat sebagai berikut:
1) Sangat Setuju (SS)
3) Netral (N)
4) Tidak Setuju (TS)
5) Sangat Tidak Setuju (STS)
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar Siswa
Dimensi Indikator Pernyataan Positif (Nomor item dalam kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor item dalam kuesioner) Motivasi Internal
(a) Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas
(b) Melaksanakan tugas dengan target yang jelas
(c) Memiliki tujuan yang jelas dan menantang
(d) Memiliki perasaan senang saat belajar (e) Selalu berusaha untuk lebih baik
1,8,10 9,6 2,4 3 11,12 7 Motivasi Eksternal
(a) Belajar dengan harapan mendapat nilai yang bagus.
(b) Fasilitas yang mendukung (c) Lingkungan belajar kondusif
5
14 13
d. Disiplin Belajar
Pengukuran variabel disiplin belajar dengan menggunakan skala
Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan dalam lima
1) Selalu (SL)
2) Sering (S)
3) Kadang-kadang (KK)
4) Jarang (J)
5) Tidak Pernah (TP)
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Disiplin Belajar Siswa
Dimensi Indikator Pernyataan Positif (Nomor item dalam kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor item dalam kuesioner) Kesiapan siswa
1) Kesiapan siswa memulai pelajaran 2) Keyakinan siswa terhadap kemampuan
menguasai pelajaran
3) Kemauan belajar secara mandiri
4) Kemauan bertanya jika kurang jelas dan belum mengerti
1 4 2,7 3 Tanggung jawab
1) Disiplin siswa dalam megerjakan tugas dari guru
2) Pengulangan lagi materi yang diajarkan 3) Disiplin siswa dalam belajar ekonomi
5,13
6,10
8 9,11,12
e. Pengukuran Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar
siswa. Pengukuran prestasi belajar menggunakan nilai raport semester
genap tahun ajaran 2009-2010.
Prestasi belajar siswa dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu
1) Menunjukkan skor yang dicapai responden dari nilai raport.
2) Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam
kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurve normal dan
diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pengukuran Variabel Prestasi Belajar
Kategori Syarat pengukuran
Tinggi Lebih dari mean
Rendah Kurang /sama dengan mean
Mean dicari dengan rumus sebagai berikut (Hadi, 1998:41):
Mean =
N fx
∑
Keterangan:
∑
fx= Total Skor N = Jumlah SampelE. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sekaran (Zulganef, 2008:133) pengertian populasi sebagai
keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang menarik bagi
peneliti untuk ditelaah. Menurut Sudjana (2002:6), populasi adalah totalitas
kuantitafif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas. Mengacu dari kedua pengertian
tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA N 1
Sleman.
2. Sampel
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang
menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain
sampel mewakili populasi. Sedang Sudjana (2002:6) menyebutkan, sampel
adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara
tertentu.
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMA N 1
Sleman yang berjumlah 720 siswa. Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 51 responden atau sebanyak jumlah siswa kelas XII
IPS dengan pertimbangan siswa-siswi tersebut telah mengikuti mata
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya
1. Kuesioner
Soemardjan dan Koentjaraningrat (Zulganef, 2002:166)
mengungkapkan pengertian kuesioner sebagai daftar pertanyaan-pertanyaan
yang disusun secara tertulis. Kuesioner digunakan untuk mengungkap
variabel bebas yaitu persepsi siswa tentang variasi mengajar guru, motivasi
belajar, disiplin belajar.
Kuesioner disusun berdasarkan skala Likert, yang dinyatakan
dengan ungkapan sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban atas pertanyaan/pernyataan persepsi siswa tentang
variasi gaya mengajar guru.
Tabel 3.5
Skor pernyataan sikap persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
Alternatif Jawaban
Penskoran
Penyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Sering (SS) 5 1
Sering (S) 4 2
Kadang-kadang (KK) 3 3
Kurang (K) 2 4
b. Alternatif jawaban atas pertanyaan/pernyataan tentang motivasi
belajar.
Tabel 3.6
Skor penyataan sikap motivasi belajar
Alternatif Jawaban
Penskoran
Penyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Netral (N) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS)
1 5
a. Alternatif jawaban atas pertanyaan/pernyataan tentang disiplinbelajar
Tabel 3.7
Skor pernyataan sikap disiplin belajar
Alternatif Jawaban
Penskoran
Penyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Sering (SS) 5 1
Sering (S) 4 2
Kadang-kadang (KK) 3 3
Kurang (K) 2 4
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang berdasarkan catatan suatu subjek
yang dilakukan individu atau lembaga-lembaga (Suharsimi, 2006:158)
Metode ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan
oleh peneliti.
Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, dokumen, notulen, catatan
harian untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.
Dokumentasi digunakan untuk mengukur variabel terikat yaitu data
mengenai prestasi belajar ekonomi untuk siswa kelas XII IPS SMA N 1
Sleman.
G. Uji Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui apakah alat atau instrumen yang digunakan itu
benar-benar dapat dijadikan alat ukur terutama instrumen kuesioner, maka perlu
diadakan pengujian validitas dan reliabilitas.
1. Pengujian Kesahihan (Validitas) Kuesioner
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid/sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Pengujian validitas kuesioner dapat dilakukan
r =
(
) (
)
(
)
∑
(
∑
)
∑
∑
∑ ∑
∑
− − − 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan :r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total dari seluruh item
X = skor total dari setiap item n = jumlah responden
∑XY = hasil kali X dan Y
Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan
taraf signifikansi 5%. Apabila hasil pengukuran menunjukkan r hitung > r tabel
maka item tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika r hitung < r tabel item
tersebut dinyatakan tidak valid.
Pengujian item instrument dilakukan di SMA Taman Madya Jetis,
dengan jumlah responden sebanyak 30 responden. Berikut ini merupakan
rangkuman dari hasil uji validitas terhadap variabel persepsi siswa tentang
variasi gaya mengajar guru, motivasi belajar dan disiplin belajar yang
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas item Variabel Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar guru
No.
r
hitungr
tabel KeteranganTabel 3.9
Hasil Uji Validitas item Variabel Motivasi Belajar
No.
r
hitungr
tabel Keteranganbutir1 0.493 0, 361 Valid
butir2 0.411 0, 361 Valid
butir3 0.843 0, 361 Valid
butir4 0.486 0, 361 Valid
butir5 0.403 0, 361 Valid
butir6 0.644 0, 361 Valid
butir7 0.721 0, 361 Valid
butir8 0.414 0, 361 Valid
butir9 0.437 0, 361 Valid
butir10 0.381 0, 361 Valid
butir11 0.542 0, 361 Valid
butir12 0.548 0, 361 Valid
butir13 0.502 0, 361 Valid
butir14 0.429 0, 361 Valid
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas item Variabel Disiplin Belajar
No.
r
hitungr
tabel Keteranganbutir1 0.665 0, 361 Valid
butir2 0.749 0, 361 Valid
butir3 0.842 0, 361 Valid
butir4 0.670 0, 361 Valid
butir5 0.616 0, 361 Valid
butir6 0.566 0, 361 Valid
butir7 0.628 0, 361 Valid
butir8 0.752 0, 361 Valid
butir9 0.764 0, 361 Valid
butir10 0.647 0, 361 Valid
butir12 0.480 0, 361 Valid
butir13 0.803 0, 361 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan adalah
valid. Pengambilan kesimpulan ini dengan membandingkan antara rhitung
dengan rtabel. Jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan α = 5% diperoleh
rtabel sebesar 0,361. Berdasarkan hasil perhitungan rhitung lebih besar
daripada rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan
mengenai persepsi siswa tentang variasi mengajar guru, motivasi belajar dan
disiplin belajar adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 2000:
236). Koefisien reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus Alpha,
sebagai berikut:
11
r = ⎟⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
−
∑
22 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11
k = banyak butir pertanyaan
2
t
σ = varian total
2
b
σ = jumlah varian butir
Menurut Nunally, instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila
nilai koefisien Alpha Cronbach > 0,6. Sebaliknya apabila hasil nilai koefisien Alpha Cronbach < 0,6 maka penelitian tersebut dikatakan belum reliabel (Imam Ghozali, 2007: 42).
Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
r
hitung Kriteria
Reliabilitas
Status
Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru
0,876 0,6 Reliabel
Motivasi Belajar 0,865 0,6 Reliabel Disiplin Belajar 0,912 0,6 Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa instrumen atau
kuesioner untuk mengukur variabel persepsi siswa tentang variasi gaya
mengajar guru, motivasi belajar dan disiplin belajar diperoleh hasil
koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,876 ; 0,865 dan 0,912 yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut adalah
H. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F. Agar
kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih
dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis
mencakup uji normalitas dan uji linieritas.
1. Uji Persyaratan Analisis Korelasi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis
untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini
digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)
dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana
teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya
distribusi data sampel yang diamati benar-benar merupakan observasi
suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36).
Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes
Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih
besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal. Bila
probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf
signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel
mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas dalam penelitian ini
menggunakan uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
e S
Tc S F 2
2
=
Keterangan:
F = Nilai F untuk garis regresi
S2 Tc = Varians tuna cocok e
S2 = Varians kekeliruan
Koefisien F hitung diperoleh dengan perhitungan SPSS. Jika F hitung >
nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat
tidak linier. Sebaliknya jika nilai F hitung < F tabel, maka hubungan antar
c. Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh
persepsi siswa tentang variasi mengajar guru, motivasi belajar, disiplin
belajar terhadap prestasi belajar ekonomi. Untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel-variabel tersebut digunakan model
persamaan regresi.
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi sederhana.
Regresi sederhana memperkirakan satu variabel terikat diberi notasi Y
dan variabel bebas diberi notasi X, sehingga bentuk hubungan yang
dicari adalah regresi Y atas X (Sudjana, 2002: 315).
Persamaan matematisnya sebagai berikut:
) (X b a Y) = +
Rumus untuk menghitung koefisien a dan b adalah sebagai berikut:
∑
∑
∑ ∑
∑
∑
− −
= 2 2
2 ) ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i X X n Y X X X Y a
∑
∑
∑
∑
∑
− −= 2 2
) ( ) )( ( i i i i i i X X n Y X Y X n b Keterangan:
Y= variabel terikat
Uji signifikansi (α) = 5% untuk uji dua sisi, dk = jumlah data (n) –
2, uji dua sisi dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya koefisien
regresi dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
Berikut ini adalah gambaran umum SMA N 1 Sleman, yang datanya diperoleh dari pihak sekolah.
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMA N 1 Sleman
Alamat : Jln. Magelang Km 14,4 Medari Sleman Yogyakarta 55515
Telepon : (0274) 868434, 867242
Fax : (0274) 867242
Email : smansa_sleman[at]yahoo[dot]com
Mailing list : groups.yahoo.com/group/smansa_sleman Tahun berdiri : 1963
Status : Negeri
B. Sejarah SMA N 1 Sleman
terbatasnya lahan, gedung sekolah diperluas ke atas berlantai 2.