• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lokasi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lokasi Penelitian"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan volume lalu lintas dengan kadar karbon monoksida (CO) di udara di lokasi yang mewakili kepadatan lalu lintas. Menurut data pemantauan kualitas udara yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah secara berkala, jalan depan Masjid Baiturrahman, merupakan lokasi yang mewakili kepadatan lalu lintas.

Jalan depan Masjid Baiturrahman termasuk dalam kawasan Simpang Lima yang menghubungkan jalan-jalan utama Kota Semarang, antara lain Jalan Pandanaran sebagai pusat oleh-oleh Kota Semarang, Jalan Gajahmada dan Jalan KH. Ahmad Dahlan merupakan kawasan perhotelan dan perkantoran serta terdapat pusat perbelanjaan dan Rumah Sakit, Jalan Ahmad Yani merupakan jalan penghubung antar kota, serta Jalan Pahlawan yang merupakan pusat perkumpulan komunitas dan kantor-kantor pemerintah. Hal tersebut memicu kemacetan di titik lokasi penelitian. Lokasi penelitian berada di titik koordinat S = 06o59’22,1” dan E = 110o25’20,8” sesuai dengan data pemantauan kualitas udara yang didapatkan dari dinas terkait.

Gambar 4.1 Titik Lokasi Survey

(2)

Menurut studi pendahuluan yang telah dilakukan di titik lokasi penelitian diketahui jam terpadat terjadi di sore hari. Kemacetan didominasi oleh sepeda motor dan mobil pribadi. Kondisi meteorologi di titik lokasi penelitian arah angin dominan dari Utara ke Selatan, kecepatan angin 3 - 7 km/jam, sedangkan suhu udara sekitar 29o-34o C.

Gambar 4.2 Kondisi Lokasi Via Aplikasi Waze

(Sumber: Waze, April 2018)

(3)

Gambar 4.3 Kondisi Lokasi Via Aplikasi Waze

(Sumber: Waze. April 2018)

Gambar 4.3 menggambarkan kondisi lalu lintas di lokasi pada hari Rabu tanggal 4 April 2018 jam siang pukul 13.00 via aplikasi waze menunjukkan bahwa dari Jalan Pandanaran lalu lintas padat merayap hingga di jalan depan lokasi survey. Sedangkan untuk Jalan Pahlawan, Jalan Gajah Mada, Jalan KH. Ahmad Dahlan dan Jalan Ahmad Yani lalu lintas terpantau lancar.

Gambar 4.4 Kondisi Lokasi Via Aplikasi Waze

(4)

Gambar 4.4 menggambarkan kondisi lalu lintas di lokasi pada hari Senin tanggal 2 April 2018 jam siang menuju sore yaitu pukul 15.00 via aplikasi waze

menunjukkan bahwa dari Jalan Pandanaran lalu lintas padat merayap hingga di jalan depan lokasi survey, begitu pula terjadi pada Jalan Ahmad Yani dan Jalan Pahlawan. Sedangkan untuk Jalan Gajah Mada, dan Jalan KH. Ahmad Dahlan lalu lintas terpantau lancar.

Gambar 4.5 Kondisi Lokasi Via Aplikasi Waze

(Sumber: Waze, Maret 2018)

Gambar 4.5 menggambarkan kondisi lalu lintas di lokasi pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2018 jam sore menuju petang pukul 18.00 via aplikasi waze

menunjukkan bahwa dari Jalan Pandanaran hingga di depan lokasi survey

mengalami kemacetan begitu pula terjadi di Jalan Gajahmada. Lalu lintas padat merayap pada Jalan Ahmad Yani. Untuk Jalan Pahlawan dan Jalan KH. Ahmad Dahlan lalu lintas terpantau lancar.

(5)

Gambar 4.6 Situasi Kemacetan di Lokasi (Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2018)

4.2 Volume Lalu Lintas di Lokasi Penelitian

Volume kendaraan yang melalui jalan depan Masjid Baiturrahman selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 yaitu tabel volume lalu lintas tahun 2015-2017 yang didapatkan dari Dinas Perhubungan Kota Semarang.

Tabel 4.1 Volume Kendaraan 2015-2017

HARI WAKTU VOLUME KENDARAAN

2015 2016 2017

WEEKDAY

(SENIN)

PAGI 1160,3 1235,8 1328,5

SIANG 715,5 761,6 818,9

SORE 1308,4 1393,6 1498,1

WEEKEND

(SABTU)

PAGI 837,5 892,1 959,3

SIANG 1047,8 1116,2 1199,9

SORE 1297,6 1382,1 1485,8

(Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, 2017)

Untuk mengetahui volume lalu lintas di jalan depan Masjid Baiturrahman

(6)

(LHR). Oleh karena itu survey lalu lintas perlu dilakukan guna mengetahui lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang melewati jalan tersebut pada tahun 2018.

4.2.1 Pelaksanaan survey lalu lintas

Survey lalu lintas dilaksanakan dalam beberapa langkah antara lain: 1. Menentukan titik pengamatan, dari node bangkitan ke node tujuan 2. Mencari posisi yang nyaman untuk melakukan survey

3. Mulai melakukan survey dengan menghitung kendaraan yang lewat dengan aplikasi traffic counter yang telah di download melalui smartphone masing-masing surveyor

4. Mencatat hasil survey di formulir yang sudah disediakan.

Gambar 4.7 Para Surveyor

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2018)

Gambar 4.8 Formulir Survey dan Aplikasi Traffic Counting

(7)

4.2.2 Hasil dan analisa data

Survey lalu lintas harian rata-rata dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 April 2018, Senin tanggal 9 April 2018, dan Rabu tanggal 11 April 2018. Pelaksanaan

survey selama 12 jam dimulai pukul 06.00 – 18.00 dengan pembagian waktu jam pagi pukul 06.00 – 10.00, jam siang pukul 10.00 – 14.00, dan jam sore pukul 14.00 – 18.00. Berikut hasil survey lalu lintas harian rata-rata.

1. Hari Sabtu 7 April 2018 a. Jam Pagi (06.00-10.00)

Tabel 4.2 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Sabtu Pagi

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

(8)

Gambar 4.9 Grafik Jumlah Kendaraan di Lokasi Survey Hari Sabtu Pagi (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Pada hari Sabtu pagi, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman

didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 399 kendaraan pada jam 09.45-10.00. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 152 kendaraan pada jam 07.15-07.30. Total kendaraan yang melewati lokasi survey pada pukul 06.00-10.00 adalah sepeda motor sejumlah 4.403 kendaraan, mobil penumpang sejumlah 1.971 kendaraan. Adapun beberapa kendaraan lain yang melewati jalan tersebut yaitu, bus sejumlah 58 kendaraan, truk sejumlah 13 kendaraan, dan kendaraan roda tiga sejumlah 30 kendaraan.

(9)

Tabel 4.3 SMP Kendaraan di Ruas Jalan

Jenis Kendaraan SMP di Ruas Jalan

Mobil Penumpang 1,0

Kendaraan Roda Tiga 1,0

Sepeda Motor 0,33

Contoh perhitungan volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman pada pukul 06.00-06.15:

Perhitungan volume kendaraan untuk waktu selanjutnya telah dirangkum pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Sabtu Pagi

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(10)

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.4 menunjukkan total volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman per jam pada pukul 06.00-10.00 mengalami peningkatan setiap jamnya. Jam terpadat adalah pukul 09.00–10.00 dengan volume 1040,68 smp/jam, dan tersenggang adalah pukul 06.00 – 07.00 dengan volume 652,08 smp/jam.

Gambar 4.10 menunjukkan grafik hubungan antara volume lalu lintas yang melewati lokasi survey dengan waktu survey. Dapat diketahui bahwa jam padat lalu lintas terjadi pada pukul 09.00-10.00 dan tersenggang adalah pukul 06.00-07.00.

Gambar 4.10 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Sabtu Pagi (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

0

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Sabtu Pagi

(11)

b. Jam Siang (10.00-14.00)

Tabel 4.5 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Sabtu Siang

Waktu

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

(12)

Pada hari Sabtu di siang hari, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 470 kendaraan pada jam 10.30-10.45. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 174 kendaraan pada jam 10.45-11.00. Total kendaraan yang melewati lokasi survey

pada pukul 10.00-14.00 adalah sepeda motor sejumlah 5.164 kendaraan, mobil penumpang sejumlah 2.263 kendaraan. Adapun beberapa kendaraan lain yang melewati jalan tersebut yaitu, bus sejumlah 97 kendaraan, truk sejumlah 9 kendaraan, dan kendaraan roda tiga sejumlah 15 kendaraan.

Tabel 4.6 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Sabtu Siang

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

(13)

Gambar 4.12 menunjukkan grafik hubungan antara volume lalu lintas yang melewati lokasi survey dengan waktu survey dimana dapat diketahui bahwa jam padat lalu lintas terjadi pada pukul 10.15-11.15 dan tersenggang adalah pukul 12.00-13.00.

Gambar 4.12 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Sabtu Siang (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

c. Jam Sore (14.00-18.00)

Tabel 4.7 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Sabtu Sore

Waktu (15

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Sabtu Siang

(14)

Waktu (15

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Gambar 4.13 Grafik Jumlah Kendaraan di Lokasi Survey Hari Sabtu Sore (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Pada hari Sabtu di sore hari, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 609 kendaraan pada jam 17.00-17.15. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 217 kendaraan pada jam 17.45-18.00. Total kendaraan yang melewati lokasi survey

(15)

Tabel 4.8 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Sabtu Sore

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.8 menunjukkan volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman pada pukul 14.00-18.00 mengalami peningkatan pada setiap jamnya. Jam terpadat adalah pukul 17.00–18.00 dengan volume 1612,02 smp/jam, dan tersenggang adalah pukul 14.30–15.30 dengan volume 1162,5 smp/jam.

(16)

Gambar 4.14 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Sabtu Sore (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

2. Hari Senin 9 April 2018 a. Jam Pagi (06.00-10.00)

Tabel 4.9 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Senin Pagi

Waktu (15

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Sabtu Sore

(17)

Waktu (15

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Gambar 4.15 Grafik Jumlah Kendaraan di Lokasi Survey Hari Senin Pagi (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Pada hari Senin di pagi hari, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 348 kendaraan pada jam 06.15-06.30. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 299 kendaraan pada jam 07.15-07.30. Total kendaraan yang melewati lokasi survey

(18)

Tabel 4.10 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Senin Pagi

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.10 menunjukkan volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman pada pukul 06.00 - 10.00 mengalami peningkatan dari pukul 06.00-08.15 lalu menurun hingga pukul 10.00 namun tidak terlalu signifikan. Perubahan ini didasarkan pada kemungkinan pada jam 08.15-10.00 sedikit kendaraan yang ada di jalanan karena sudah masuk ke jam kerja atau jam sekolah. Jam terpadat adalah pukul 07.15 – 08.15 dengan volume 1441,44 smp/jam, dan tersenggang adalah pukul 06.00 – 07.00 dengan volume 1014,1 smp/jam.

(19)

Gambar 4.16 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Senin Pagi (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

b. Jam Siang (10.00-14.00)

Tabel 4.11 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Senin Siang

Waktu (15

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

0

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Senin Pagi

(20)

Gambar 4.17 Grafik Jumlah Kendaraan di Lokasi Survey Hari Senin Siang (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Pada hari Senin di siang hari, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 273 kendaraan pada jam 11.30-11.45. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 163 kendaraan pada jam 10.00-10.15. Total kendaraan yang melewati lokasi survey

pada pukul 10.00-14.00 adalah sepeda motor sejumlah 3.249 kendaraan, mobil penumpang sejumlah 1.851 kendaraan. Adapun beberapa kendaraan lain yang melewati jalan tersebut yaitu, bus sejumlah 68 kendaraan, truk sejumlah 9 kendaraan, dan kendaraan roda tiga sejumlah 8 kendaraan.

Tabel 4.12 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Senin Siang

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

TOTAL PER JAM

MOBIL BUS TRUK MOTOR RODA 3

10.00 – 10.15 163 7.2 0 64.68 1 235.88 235.88

10.15 – 10.30 151 1.8 3 59.4 2 217.2 453.08

10.30 – 10.45 128 5.4 0 64.02 0 197.42 650.5

10.45 – 11.00 132 5.4 1.5 69.3 0 208.2 858.7

11.00 – 11.15 130 7.2 1.5 80.85 0 219.55 842.37

11.15 – 11.30 147 12.6 0 83.16 0 242.76 867.93

11.30 – 11.45 121 5.4 1.5 90.09 0 217.99 888.5

11.45 – 12.00 91 5.4 0 82.5 0 178.9 859.2

(21)

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.12 menunjukkan volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman pada pukul 10.00 - 14.00 mengalami peningkatan dan juga penurunan namun tidak terlalu signifikan. Jam terpadat dimulai pukul 10.45 – 11.45 dengan volume 888,5 smp/jam, dan tersepi adalah pukul 13.00 – 14.00 dengan volume 635,94 smp/jam.

Gambar 4.18 menunjukkan grafik hubungan antara volume lalu lintas yang melewati lokasi survey dengan waktu survey dimana dapat diketahui bahwa jam padat lalu lintas terjadi pada pukul 10.45-11.45 dan tersenggang adalah pukul 13.00-14.00.

Gambar 4.18 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Senin Siang (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

0

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Senin Siang

(22)

c. Jam Sore (14.00-18.00)

Tabel 4.13 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Senin Sore

Waktu (15

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

(23)

Pada hari Senin di sore hari, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 470 kendaraan pada jam 10.30-10.45. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 174 kendaraan pada jam 10.45-11.00. Adapun beberapa kendaraan lain yang melewati jalan tersebut yaitu, bus, truk, dan kendaraan roda tiga.

Tabel 4.14 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Senin Sore

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.14 menunjukkan volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman pada pukul 14.00 – 18.00 mengalami peningkatan setiap jamnya. Jam terpadat adalah pukul 17.00 – 18.00 dengan volume 1625,41 smp/jam, dan tersepi adalah pukul 14.00 – 15.00 dengan volume 560,17 smp/jam.

(24)

Gambar 4.20 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Senin Sore (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

3. Hari Rabu 11 April 2018 a. Jam Pagi (06.00-10.00)

Tabel 4.15 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Rabu Pagi

Waktu (15

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Senin Sore

(25)

Waktu (15

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Gambar 4.21 Grafik Jumlah Kendaraan di Lokasi Survey Hari Rabu Pagi (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Pada hari Rabu di pagi hari, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 470 kendaraan pada jam 10.30-10.45. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 174 kendaraan pada jam 10.45-11.00. Total kendaraan yang melewati lokasi survey

(26)

Tabel 4.16 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Rabu Pagi

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.16 menunjukkan volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman pada pukul 06.00 - 10.00 mengalami peningkatan dan juga penurunan namun tidak terlalu signifikan. Jam terpadat adalah pukul 08.00 – 09.00 dengan volume 1220,95 smp/jam, dan tersepi adalah pukul 06.00 – 07.00 dengan volume 734,58 smp/jam.

(27)

Gambar 4.22 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Rabu Pagi (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

b. Jam Siang (10.00-14.00)

Tabel 4.17 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Rabu Siang

Waktu (15

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Rabu Pagi

(28)

Waktu (15

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Gambar 4.23 Grafik Jumlah Kendaraan di Lokasi Survey Hari Rabu Siang (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Pada hari Rabu di siang hari, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 470 kendaraan pada jam 10.30-10.45. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 174 kendaraan pada jam 10.45-11.00. Total kendaraan yang melewati lokasi survey

(29)

Tabel 4.18 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Rabu Siang

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.18 menunjukkan volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman pada pukul 10.00 - 14.00 mengalami peningkatan dari jam 10.00-10.45, lalu penurunan terjadi pukul 11.15-11.45 dan kembali meningkat lagi. Peningkatan maupun penurunan terjadi namun tidak terlalu signifikan tergantung dengan kegiatan masyarakat pengguna kendaraan. Jam terpadat adalah pukul 12.00 – 13.00 dengan volume 783,3 smp/jam, dan tersepi adalah pukul 13.00 – 14.00 dengan volume 631,26 smp/jam.

(30)

Gambar 4.24 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Rabu Siang (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

c. Jam Sore (14.00-18.00)

Tabel 4.19 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Rabu Sore

Waktu (15

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

0

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Rabu Siang

(31)

Gambar 4.25 Grafik Jumlah Kendaraan di Lokasi Survey Hari Rabu Sore (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Pada hari Rabu di sore hari, lalu lintas yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman didominasi oleh sepeda motor dengan jumlah terbanyak 470 kendaraan pada jam 10.30-10.45. Sedangkan untuk jumlah mobil terbanyak 174 kendaraan pada jam 10.45-11.00. Adapun beberapa kendaraan lain yang melewati jalan tersebut yaitu, bus, truk, dan kendaraan roda tiga.

Tabel 4.20 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Rabu Sore

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

TOTAL PER JAM

MOBIL BUS TRUK MOTOR RODA 3

14.00 - 14.15 108 0 0 39,93 2 149,93 149,93

14.15 - 14.30 118 5,4 1,5 37,95 2 164,85 314,78

14.30 - 14.45 100 5,4 3 40,92 1 150,32 465,1

14.45 - 15.00 130 3,6 1,5 42,24 1 178,34 643,44

15.00 - 15.15 146 5,4 1,5 46,53 0 199,43 692,94

15.15 - 15.30 170 0 0 50,16 0 220,16 748,25

15.30 - 15.45 148 3,6 0 59,4 0 211 808,93

15.45 - 16.00 143 5,4 0 78,87 0 227,27 857,86

16.00 - 16.15 146 9 0 83,82 0 238,82 897,25

16.15 - 16.30 169 5,4 0 79,53 0 253,93 931,02

16.30 - 16.45 177 3,6 0 87,78 1 269,38 989,4

(32)

WAKTU 15 MENITAN

VOLUME KENDARAAN (smp/jam) TOTAL

(smp/jam)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.20 menunjukkan volume kendaraan yang melewati jalan depan Masjid Baiturrahman pada pukul 14.00 - 18.00 mengalami peningkatan setiap jamnya. Jam terpadat adalah pukul 17.00 – 18.00 dengan volume 1281,8 smp/jam, dan tersepi adalah pukul 14.00 – 15.00 dengan volume 643,44 smp/jam.

Gambar 4.26 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Rabu Sore (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Gambar 4.26 menunjukkan grafik hubungan antara volume lalu lintas yang melewati lokasi survey dengan waktu survey dimana dapat diketahui bahwa jam

Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Rabu Sore

(33)

Gambar 4.27 Grafik Kumulatif Volume Kendaraan Pagi Hari (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Jumlah volume lalu lintas yang melewati lokasi penelitian untuk segmen pagi dari pukul 06.00 - 10.00 tertinggi pada hari Senin dan terendah pada hari Sabtu. Hari Senin pagi ramai disebabkan oleh banyaknya aktivitas di awal minggu seperti berangkat kerja atau berangkat sekolah. Sedangkan untuk volume hari Sabtu terendah karena sebagian pekerja telah libur. Volume lalu lintas hari Rabu pada segmen pagi berada di tengah-tengah jumlah volume hari Senin dan hari Sabtu.

(34)

Jumlah volume lalu lintas yang melewati lokasi penelitian untuk segmen siang dari pukul 10.00 - 14.00 menurun setiap waktu. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktivitas di dalam ruangan seperti bekerja atau bersekolah sehingga jumlah kendaraan yang melewati lokasi berkurang.

Gambar 4.29 Grafik Kumulatif Volume Kendaraan Sore Hari (Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Jumlah volume lalu lintas yang melewati lokasi penelitian untuk segmen sore dari pukul 14.00 - 18.00 pada hari Sabtu, Senin, Rabu meningkat namun tidak signifikan dan volume puncak pada masing-masing hari ada pada pukul 17.00 - 18.00. Dari grafik jumlah volume lalu lintas tertinggi pada hari Sabtu dan terendah pada hari Rabu. Hal ini disebabkan karena hari Sabtu merupakan akhir pekan sehingga banyak masyarakat yang memilih beraktivitas di luar.

4.3 Perhitungan Emisi Gas Buang CO akibat Sektor Transportasi

(35)

ditemukan secara empiris untuk mengetahui hubungan volume lalu lintas dan polusi udara salah satunya yang dikemukakan oleh Departemen Pekerjaan Umum yaitu pemodelan polusi udara skala mikro. Pemodelan ini memperhitungkan banyak aspek selain volume lalu lintas itu sendiri antara lain suhu dan kecepatan angin di lokasi untuk menentukan stabilitas atmosfer. Dalam menggunakan pemodelan tersebut digunakan volume lalu lintas pada jam terpadat untuk jenis kendaraan sepeda motor, kendaraan penumpang, dan kendaraan berat, untuk itu kendaraan roda-3 masuk dalam klasifikasi sepeda motor, dan untuk bus dan truk masuk dalam klasifikasi kendaraan berat. Selain itu, diperlukan beberapa survey

antara lain survey kecepatan kendaraan untuk mengetahui laju emisi dan survey

suhu serta kecepatan angin untuk menentukan stabilitas atmosfer.

4.3.1 Menormalisasi volume kendaraan terpadat ke satuan mobil

penumpang (smp)

Dalam menormalisasi volume kendaraan untuk perhitungan emisi gas buang CO dengan pemodelan polusi udara skala mikro, diperlukan data volume kendaraan pada jam terpadat di pagi, siang, dan sore hari. Dari Gambar 4.6 hingga Gambar 4.13 dapat diketahui jam padat pada masing-masing hari. Rincian jumlah kendaraan pejenis pada jam padat tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.21

Tabel 4.21 Jumlah Kendaraan Perjenis di Jam Padat

HARI WAKTU JAM

(36)

Jumlah kendaraan pada jam padat tersebut masih dalam satuan kendaraan/jam, dalam perhitungan menggunakan pemodelan ini perlu untuk mengkonversikan ke satuan kendaraan/detik contoh perhitungan sebagai berikut

Hasil konversi jumlah kendaraan ke satuan kendaraan/detik untuk waktu selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel 4.22.

Tabel 4.22 Jumlah Kendaraan per Satuan Detik

HARI WAKTU JAM

(37)

Setelah mengkonversikan jumlah kendaraan ke dalam satuan kendaraan/detik, dilakukan normalisasi ke satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan faktor pengali emisi CO berdasarkan jenis kendaraan yang terdapat pada Bab 2 Halaman 17 Tabel 2.8, serta perlu menentukan ukuran kota di lokasi penelitian berdasarkan jumlah penduduk, untuk Kota Semarang digunakan faktor pengali untuk kota metropolitan.

Contoh perhitungan normalisai jumlah kendaraan/detik ke satuan mobil penumpang (smp/detik) adalah sebagai berikut

Sabtu Pagi:

Hasil penormalisasian jumlah kendaraan ke satuan mobil penumpang (smp/detik) dengan menggunakan faktor pengali emisi CO untuk waktu selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel 4.23.

Tabel 4.23 Normalisasi Jumlah Kendaraan ke Satuan Mobil Penumpang

(38)

HARI

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

4.3.2 Survey kecepatan kendaraan

Survey kecepatan kendaraan dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan nilai variabel kecepatan kendaraan rata-rata untuk menghitung nilai laju emisi gas CO (qCO) dan nilai kekuatan emisi gas CO (Q) yang akan digunakan dalam pemodelan. Dalam melaksanakan survey kecepatan digunakan tata cara yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota secara manual. Adapun beberapa langkah yang dilakukan untuk melaksanakan survey tersebut antara lain:

1. Melakukan pengukuran panjang jalan sesuai dengan perkiraan kecepatan yaitu 25 meter

2. Pengukuran dilakukan oleh dua orang surveyor dimana satu orang berada di ujung satu dengan membawa stopwatch dan satu orang lagi berada di ujung yang lain dengan membawa sapu tangan sebagai tanda bawah kendaraan sudah menempuh jarak 25 meter

(39)

Gambar 4.30 Pengukuran Panjang Jalan dengan Meteran (Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2018)

Gambar 4.31 Melakukan Survey Kecepatan (Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2018)

Dari kegiatan survey kecepatan kendaraan tersebut telah didapatkan hasil survey

(40)

Tabel 4.24 Hasil Survey Kecepatan Kendaraan Hari Sabtu

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.25 Hasil Survey Kecepatan Kendaraan Hari Senin

HARI WAKTU NO

WAKTU TEMPUH (detik) KECEPATAN KENDARAAN

(m/dtk)

KECEPATAN RATA-RATA 8,333 7,917 7,500

10.00 -

KECEPATAN RATA-RATA 9,167 8,333 7,083

14.00 -

KECEPATAN RATA-RATA 9,583 8,333 7,500

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

HARI WAKTU NO

WAKTU TEMPUH (detik) KECEPATAN KENDARAAN

(m/dtk)

KECEPATAN RATA-RATA 8,750 8,333 7,500

10.00 -

KECEPATAN RATA-RATA 9,167 8,333 7,500

14.00 -

(41)

Tabel 4.26 Hasil Survey Kecepatan Kendaraan Hari Rabu

HARI WAKTU

SURVEY NO

WAKTU TEMPUH (detik) KECEPATAN KENDARAAN

(m/dtk)

KECEPATAN RATA-RATA 8,333 8,750 7,917

10.00 -

KECEPATAN RATA-RATA 9,167 8,333 7,083

14.00 -

KECEPATAN RATA-RATA 9,167 8,750 7,500

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Untuk menghitung laju emisi gas CO (qCO) dibutuhkan variabel kecepatan kendaraan dalam satuan km/jam, oleh karena itu perlu dilakukan pengkonversian dari satuan meter/detik ke satuan km/jam. Setelah didapatkan variabel kecepatan kendaraan dalam satuan km/jam makan dapat dihitung nilai laju emisi gas CO dengan menggunakan Rumus 2.6 pada Bab 2 Halaman 17. Contoh perhitungan untuk mengkonversikan ke dalam satuan km/jam serta menghitung nilai laju emisi gas CO adalah sebagai berikut

(42)

Tabel 4.27 Perhitungan Laju Emisi Gas CO (qCO)

HARI

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

(43)

Sabtu Pagi:

Untuk perhitungan kekuatan emisi gas CO di waktu selanjutnya terangkum dalam Tabel 4.28

Tabel 4.28 Perhitungan Kekuatan Emisi Gas CO (Q)

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

4.3.3 Survey suhu dan kecepatan angin

(44)

akan digunakan dalam perhitungan dengan pemodelan ini. Dalam melakukan

survey suhu dan kecepatan angin beberapa langkah harus dilakukan antara lain: 1. Memasang alat Anemometer setinggi 3 meter bersamaan dengan alat CO

Meter dengan bantuan tangga

2. Mengatur waktu perhitungan per-lima belas menit 3. Mencatat hasil perhitungan alat.

Gambar 4.32 Melakukan Survey Kecepatan (Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2018)

Dari kegiatan survey tersebut diperoleh hasil bahwa stabilitas atmosfer di lokasi penelitian masuk dalam kelas A dimana suhu udara di lokasi oC dan kecepatan angin < 2 m/dtk. Maka dapat ditentukan nilai = 27dan = 24,01 dengan bantuan Tabel pada Bab 2 Halaman 18 dan 19 yaitu Tabel 2.9 dan Tabel 2.10 dengan mengambil asumsi jarak 0,1 km.

Tabel 4.29 Hasil Survey Suhu dan Kecepatan Angin

HARI

PARAMETER

Stabilitas Atmosfer Suhu

(oC)

Kecepatan Angin

(m/s) SABTU

Pagi 30 1,6 A 27 24,01

Siang 32,8 1,5 A 27 24,01

(45)

HARI

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

4.3.4 Perhitungan konsentrasi polutan CO akibat sektor transportasi

dengan pemodelan polusi udara skala mikro

Perhitungan konsentrasi polutan CO akibat sektor transportasi menggunakan rumus 2.4 pada Bab 2 Halaman 16 sebagai berikut Contoh perhitungan untuk mengetahui konsentrasi polutan CO adalah sebagai berikut

Sabtu Pagi:

(46)

Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Konsentrasi Polutan CO

HARI Q µ Stabilitas

Atmosfer

C

(gr/dtk) (m/dtk) (gr/Nm3) (µg/Nm3)

SABTU

Pagi 18,172 1,6 A 27 24,01 0,006 5579,666 Siang 21,717 1,5 A 27 24,01 0,007 7112,574 Sore 27,637 1,5 A 27 24,01 0,009 9051,213

SENIN

Pagi 21,898 1,6 A 27 24,01 0,007 6723,594 Siang 14,215 1,5 A 27 24,01 0,005 4655,545 Sore 25,589 1,6 A 27 24,01 0,008 7856,745

RABU

Pagi 15,601 1,8 A 27 24,01 0,004 4257,946 Siang 11,543 1,5 A 27 24,01 0,004 3780,343 Sore 20,209 1,6 A 27 24,01 0,006 6204,917

(Sumber: Data Primer, Mei 2018)

Tabel 4.30 menunjukkan bahwa konsentrasi gas CO yang berasal dari sektor transportasi hasilnya berbeda-beda setiap harinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan adalah kecepatan angin di lokasi, kelas stabilitas atmosfer, dan kegiatan masyarakat yang mempengaruhi volume lalu lintas di lokasi.

Gambar 4.33 Grafik Konsentrasi Gas CO di Lokasi Survey

(47)

Konsentrasi CO pada segmen pagi tertinggi pada hari Senin sebesar 6.723,594 µg/Nm3 dan terendah pada hari Rabu sebesar 4.257,946 µg/Nm3. Konsentrasi CO pada segmen siang tertinggi pada hari Sabtu sebesar 7.112,574 µg/Nm3 dan terendah pada hari Rabu 3.780,343 µg/Nm3. Konsentrasi CO pada segmen sore tertinggi pada hari Sabtu sebesar 9.051,213 µg/Nm3 dan terendah pada hari Rabu sebesar 6.204,917 µg/Nm3. Dari semua hari penelitian, kosentrasi CO pada hari Sabtu selalu meningkat, konsentrasi CO tertinggi ada pada hari Sabtu sore dan terendah ada pada Rabu siang. Konsentrasi CO tidak hanya dipengaruhi oleh volume kendaraan yang lewat di lokasi penelitian, namun juga dipengaruhi oleh kecepatan angin di lokasi, serta kecepatan kendaraan pada saat penelitian.

4.4 Membandingkan Hasil Perhitungan Konsentrasi Gas CO akibat Sektor

Transportasi dengan Hasil Perhitungan Kadar Gas CO di Udara

Ambien

Kadar CO di udara bebas (ambien) bukan hanya disumbangkan oleh sektor transportasi saja melainkan ada kegiatan lain yang juga ikut menyumbang kadar CO di udara bebas, contohnya saja kegiatan industri maupun kegiatan rumah tangga seperti pembakaran sampah, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui berapa persen sektor transportasi menyumbangkan kadar CO ke udara ambien dibutuhkan pengukuran kadar CO di udara ambien. Pengukuran menggunakan alat Carbon Monoxide Gas Analyzer dengan hasil pengukuran dalam satuan ppm. Contoh perhitungan untuk mengkonversikan hasil pembacaan alat (ppm) ke dalam satuan baku mutu udara ambien nasional (µg/Nm3) menggunakan rumus 2.9 pada Bab 2 Halaman 20 adalah sebagai berikut

Sabtu Pagi:

(48)

Contoh perhitungan untuk menghitung selisih antara hasil perhitungan permodelan dengan hasil pengukuran udara ambien untuk mengetahui persentase kadar CO yang disumbangkan oleh sektor transportasi menggunakan rumus 2.10 pada Bab 2 Halaman 20 adalah sebagai berikut

Sabtu Pagi:

Hasil konversi dan perhitungan untuk waktu selanjutnya terangkum dalam Tabel 4.31

Tabel 4.31 Perbandingan Hasil Perhitungan CO dengan Hasil Pengukuran Udara Ambien

(49)

Tabel 4.31 menunjukkan bahwa selisih antara hasil pengukuran udara ambien di lokasi survey dengan perhitungan menggunakan pemodelan berkisar 7,016% - 26,643%. Angka ini dapat diartikan bahwa konsentrasi polutan CO di udara bebas yang berasal dari sumber-sumber pencemar yang lain selain transportasi adalah sebesar 7,016% - 26,643%. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsentrasi polutan CO akibat aktivitas sektor transportasi adalah sebesar 92,984% - 73,357%.

Gambar 4.34 Grafik Konsentrasi Gas CO di Lokasi Survey

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2018)

(50)

4.5 Kondisi Kualitas Udara di Lokasi Penelitian

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pemantauan kualitas udara secara berkala guna mengetahui apakah kualitas udara di Kota Semarang masih memenuhi syarat yang ditentukan. Lokasi pemantauan dipilih yang mewakili kawasan pemukiman, kawasan industri, dan kawasan padat lalu lintas. Untuk kawasan padat lalu lintas, DLH melakukan pemantauan di depan Masjid Baiturrahman Jalan Pandanaran Nomor 126, pada titik koordinat S = 06o59’22,1” dan E = 110o25’20,8”, dengan hasil pemantauan untuk polutan CO sebagaimana terangkum pada Tabel 4.32.

Tabel 4.32 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2015-2017 (Gas CO)

Tahun 2015 2016 2017

Konsentrasi CO

(µg/Nm3) 466 976,3 8.848,5

Kenaikan

(%) - 52,27% 806,33%

(Sumber: DLH Provinsi Jawa Tengah, 2017)

Dari Tabel 4.32 dapat diketahui konsentrasi polutan CO di tahun 2015 sebesar 466 µg/Nm3, untuk tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 52,27% sehingga diketahui nilai konsentrasi polutan CO pada tahun 2016 adalah 976,3 µg/Nm3, dan pada tahun 2017 telah terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu kurang lebih sebesar 800% yang mengakibatkan konsentrasi CO di lokasi menjadi sebesar 8.848,5 µg/Nm3.

(51)

4.6 Solusi Yang Dapat Dilakukan

Solusi untuk mengurangi kemacetan secara garis besar dapat dilakukan dengan cara:

1. Time-sharing

Solusi ini melibatkan pengaturan penggunaan badan jalan untuk masing-masing arah pergerakan lalu lintas pada setiap periode tertentu contohnya adalah pengaturan siklus pergerakan lalu lintas pada persimpangan dengan lampu lalu lintas (IHCM,1997).

Alternatif solusi ini mungkin bisa diterapkan di lokasi penelitian dengan memberi lampu lalu lintas pada persimpangan menuju Jalan Pandanaran dan Jalan Ahmad Yani. Hal ini dapat mengurangi penumpukan kendaraan di bundaran Simpang Lima.

Gambar 4.35 Ilustrasi Letak Lampu Lalu Lintas (Sumber: Dokumentasi Pribadi, Mei 2018) 2. Space-sharing

Solusi dari jenis ini adalah merubah konfilk pergerakan dari crossing menjadi bundaran lalu lintas (roundabout).

(52)

kendaraan yang semakin meningkat dan tidak diimbangi dengan pelebaran kapasitas jalan, maka kemacetan masih sering terjadi. Space-sharing juga dapat dilakukan dengan cara pengarahan alur lalu lintas.

Gambar 4.36 Ilustrasi Pengarahan Lalu Lintas (Sumber: Dokumentasi Pribadi, Mei 2018) 3. Rerouting

Prinsip dari solusi ini adalah melewatkan kendaraan melalui jalan alternatif yang pada akhirnya menuju kearah yang dikehendaki (O’Flaherty, 1997). Alternatif solusi ini sangat efektif untuk dilakukan di lokasi penelitian dengan bantuan aplikasi GPS (Global Positioning System) yang dapat memberikan informasi seputar kemacetan serta memberikan jalur alternatif yang mungkin dapat ditempuh untuk mencapai tujuan. Beberapa contoh Rerouting yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut

a. Jalan Pandanaran menuju ke Jalan Gajah Mada melalui Jalan Pekunden Timur

b. Jalan Gajah Mada menuju ke Jalan KH. Ahmad Dahlan melalui Jalan Anggrek Raya

c. Jalan KH. Ahmad Dahlan menuju ke Jalan Ahmad Yani melalui Jalan Seroja

(53)

e. Jalan Pahlawan menuju ke Jalan Pandanaran melalui Jalan Pandanaran 2

Gambar 4.37 Ilustrasi Rerouting di Kawasan Simpang Lima (Sumber: Dokumentasi Pribadi, Mei 2018)

Gambar 4.38 Ilustrasi Rerouting dari Jalan Pandanaran Menuju Jalan Gajah Mada

(54)

Gambar 4.39 Ilustrasi Rerouting dari Jalan Gajah Mada Menuju Jalan KH. Ahmad Dahlan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, Mei 2018)

Gambar 4.40 Ilustrasi Rerouting dari Jalan KH. Ahmad Dahlan Menuju Jalan Ahmad Yani

(55)

Gambar 4.41 Ilustrasi Rerouting dari Jalan Ahmad Yani Menuju Jalan Pahlawan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, Mei 2018)

Gambar 4.42 Ilustrasi Rerouting dari Jalan Pahlawan Menuju Jalan Pandanaran

(56)

4. Grade Separation

Solusi ini meniadakan konflik pergerakan bersilang dengan cara menempatkan arus lalu lintas pada elevasi yang berbeda pada titik konflik. Contohnya adalah persimpangan tidak sebidang (fly-over).

Alternatif dari solusi ini tidak dapat diterapkan di lokasi penelitian karena melihat kondisi kapasitas jalan yang tidak dapat dilebarkan lagi. Pembangunan fly-over mungkin dapat dilakukan namun sangat tidak dianjurkan karena lapangan Simpang Lima masih aktif digunakan terutama pada saat upacara 17 Agustus dan acara-acara pemerintahan lain.

5. ERP (Electronic Road Pricing)

Teknologi ERP menerapkan skema pembayaran secara elektronik bagi pemilik kendaraan pribadi. Contohnya adalah mereka yang memasuki pusat kota pada hari kerja, pada jam tertentu, akan dikenakan biaya dengan nominal tertentu.

Alternatif dari solusi ini dapat dilakukan untuk jangka panjang. Pemberian

chip khusus pada plat kendaraan pribadi yang dapat teridentifikasi oleh sensor yang dipasang pada tiap jalan yang menuju ke kawasan Simpang Lima sehingga pengendara otomatis akan terkena biaya yang akan ditanggungkan pada saat pembayaran pajak.

6. Mengurangi hambatan samping dengan mengoptimalkan kembali fungsi trotoar dan bahu jalan.

Solusi ini telah diterapkan oleh pemerintah seperti pemberian gembok pada roda kendaraan yang parkir tidak sesuai aturan. Selain itu perlu adanya penambahan fasilitas parkir yang memadai.

7. Kebijakan Pemerintah meliputi:

a. Pelaksanakan pajak progresif, merupakan peningkatan harga pajak kendaraan bermotor secara berkala.

(57)

Solusi ini telah diterapkan di Negara maju seperti Jepang untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Namun solusi ini kurang tepat untuk Negara Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia masih bebas menggunakan kendaraan yang melebihi tahun yang ditentukan.

c. Penggunaan angkutan umum.

Solusi ini dapat mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi, namun kurangnya fasilitas angkutan umum yang baik dan sarana transportasi yang memadahi mengakibatkan masyarakat menjadi enggan menggunakan angkutan umum.

Gambar

Tabel 4.11 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Senin Siang
Tabel 4.12 Hasil Analisa Volume Kendaraan Hari Senin Siang
Gambar 4.18 Grafik Volume Lalu Lintas di Lokasi Hari Senin Siang
Tabel 4.13 Hasil Survey Lalu Lintas Hari Senin Sore
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan hukum tentang keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan AMDAL menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku telah dijamin hak- haknya tapi

Dengan menggunakan elemen audio visual dan metode pembuatan yang unik dari media eksperimental shadow storytelling , maka konten video akan menarik perhatian para calon

belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik; (2)

Keluarga Berencana Kota Cirebon. Kepala Sub Bidang Perlindungan Anak Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Badan Pemberdayaan Masyarakat,. Pemberdayaan

Ho : Varibel-variabel bebas yaitu pengaruh persepsi harga, kualitas produk diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya

[r]

Nurul Fauzi, Zakiyah (2010) Studi Kasus tentang pelatihan dan Magang Pada Program Mahasiswa dalam meningkatkan Kemandirian Mahasiswa di Universitas pendidikan Indonesia.. Skripsi

Pada lewat tahun 1980an, beberapa individu daripada kalangan komuniti Batek sendiri sudah mula menjinakkan diri dengan aktiviti pelancongan secara langsung apabila dua