• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOPPLER VERY HIGH FREQUENCY OMNI-DIRECTIONAL RANGE (DVOR) AWA VRB 51D SEBAGAI SALAH SATU ALAT NAVIGASI UDARA DI BANDARA AHMAD YANI SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOPPLER VERY HIGH FREQUENCY OMNI-DIRECTIONAL RANGE (DVOR) AWA VRB 51D SEBAGAI SALAH SATU ALAT NAVIGASI UDARA DI BANDARA AHMAD YANI SEMARANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DOPPLER VERY HIGH FREQUENCY OMNI-DIRECTIONAL

RANGE (DVOR) AWA VRB 51D SEBAGAI SALAH SATU ALAT

NAVIGASI UDARA DI BANDARA AHMAD YANI SEMARANG

Cahyo Utomo (L2F 005 524)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Abstrak

Pesawat adalah salah satu alat transportasi massal yang memiliki waktu tempuh yang relatif singkat untuk mecapai tujuan daripada menggunakan alat transportasi massal lainnya. Keberadaannya sebagai salah satu transportasi yang menunjang mobilitas penduduk guna mendukung pertumbuhan di segala bidang sangatlah diperlukan. Namun, tanpa ditunjang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat transportasi ini menjadi barang yang harus dibayar dengan mahal dan memiliki resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada alat transportasi massal lainnya.

DVOR (Doppler VOR) adalah alat bantu navigasi yang dimiliki oleh bandara guna menunjang segala aktifitas penerbangan. Alat navigasi ini memberikan informasi arah mata angin buatan (azimuth) kepada pesawat, sehingga ketika pesawat berada di udara seorang pilot dapat memperoleh informasi arah mata angin buatan (azimuth). Alat ini dapat memberikan informasi azimuth dari 00 sampai dengan 3600, sehingga seorang pilot akan tetap mengetahui posisi pesawat ketika mengudara mengingat bahwa di udara seorang pilot tidak dapat mengetahui informasi arah mata angin hanya dengan menggunakan sebuah kompas seperti halnya ketika berada di darat.

I.PENDAHULUAN

Pada dunia penerbangan, keselamatan penerbangan merupakan bagian yang sangat diperhatikan. Salah satu hal yang menunjang keselamatan dalam dunia penerbangan adalah ketersediaan informasi arah mata angin. Keberadaan informasi arah mata angin sangatlah penting mengingat ini merupakan informasi yang sangat dibutuhkan oleh para pilot. Informasi ini digunakan pilot pesawat terbang diantaranya untuk menunjukkan kemana arah bandara yang akan dituju (Terminal Aid) dan juga digunakan untuk pengaturan jalur lalu lintas udara (En-Route).

DVOR adalah alat bantu navigasi Doppler VOR yang dapat memberikan nformasi arah mata angin buatan dari 00 sampai dengan 3600. Alat ini memberikan pancaran sinyal yang dapat diolah pada sisi penerima pesawat menjadi informasi arah mata angin buatan pada radius 200 NM (370 Km) dan pada ketinggian 35.000 ft dari pusat kesatuan antena Doppler VOR yang ada pada bandara.

Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang memiliki alat bantu navigasi DVOR yang dapat memberikan informasi arah mata angin buatan pada pesawat dengan seri DVOR AWA VRB 51D.

II. PEMBATASAN MASALAH

Mengingat begitu banyak jenis dari sistem navigasi yang ada sekarang ini, maka penulis membatasi masalah hanya pada pembahasan mengenai salah satu sistem navigasi yang bernama DVOR (Doppler VHF Omni-derictional Range)

pada Graound station yang ada pada bandar udara Ahmad Yani Semarang.

III. DVOR (DOPPLER VHF

OMNI-DIRECTIONAL RANGE)

DVOR adalah fasilitas navigasi udara yang sangat penting. Fasilitas ini memiliki kegunaan untuk memberikan suatu informasi kepada penerbang mengenai arah mata angin buatan dan bekerja pada frekuensi 108 MHz sampai dengan 118 MHz.

Sistem Doppler VOR yang ada di Bandara Ahmad Yani terdiri dari 2

transmitter dengan perubahan otomatis

apabila terjadi kesalahan dalam performa atau mati total pada salah satu

transmitternya. DVOR menggunakan sistem

antena tunggal yang memberikan pancaran ke segala arah (omnidirectional) dan 48 antena non directional yang diletakkan mengelilingi antena pusat dalam bentuk lingkaran dengan diameter 44 ft yang memberikan pancaran Doppler.

Pola pancaran dari DVOR dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan oleh antena carrier dan sinyal Variabel yang dipancarkan oleh antena sideband.

Sinyal DVOR

DVOR memancarkan dua sinyal yang berbeda yaitu :

1. Sinyal Referensi adalah sinyal 30 Hz AM dipancarkan dengan fase sesaat seragam ke segala arah yang dihasilkan dari sinyal RF carrier (fc) yang dimodulasi AM

(2)

dengan sinyal 30 Hz seperti pada

Gambar 4.1 Modulasi AM antara 30 Hz referensi dan sinyal carrier.

Kemudian sinyal yang dihasilkan ini

dipancarkan oleh antena carrier yang berada di tengah-tengah kesatuan antena DVOR

2. Sinyal Variabel adalah sinyal yang dihasilkan dari modulasi frekuensi yang berasal dari simulasi pergerakan atau perputaran sumber sinyal RF non directional (fc±9960 Hz) di sekeliling lingkaran dengan diameter lingkaran 44 ft (13.4 m) dengan kecepatan 180

menimbulkan modulasi frekuensi 30 Hz. Hal ini dilakukan dengan penghubung saklar elektronik secara berurutan pada setiap antena

antena) yang terletak di sekeliling antena

carrier. Pola pembentukan sinyal Variabel

ditunjukkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Pola pembentukan sinyal Variabel. Percampuran antara sinyal Referensi dan sinyal Varibel terjadi di udara (space modulation Kombinasi sinyal Referensi dan sinyal Variabel yang dipancarkan ke udara akan menghasilkan frekuensi carrier yang dimodulasi AM oleh 9960 Hz (sub carrier). Selanjutnya 9960 Hz

bermodulasi dengan 30 Hz FM karena efek Doppler. Dengan demikian

menunjukkan hasil pancaran DVOR untuk modulasi di udara dari sinyal-sinyal tersebut.

Gambar 4.3 Sinyal pancaran dari DVOR

Sinyal Referensi dan sinyal Variabel umumnya digambarkan sebagai pola fase sesaat, pada saat beda fase kedua sinyal ini sama maka akan menunjukkan line off magnetic North Dimanapun lokasi pesawat yang berada di dalam

30 Hz seperti pada gambar 4.1.

Modulasi AM antara 30 Hz referensi dan

Kemudian sinyal yang dihasilkan ini

yang berada di tengah kesatuan antena DVOR. Sinyal Variabel adalah sinyal yang dihasilkan dari modulasi frekuensi yang berasal dari simulasi pergerakan atau perputaran sumber

(fc±9960 Hz) di sekeliling lingkaran dengan diameter lingkaran 44 ft (13.4 m) dengan kecepatan 1800 rpm yang menimbulkan modulasi frekuensi 30 Hz. Hal ini dilakukan dengan penghubung saklar elektronik secara berurutan pada setiap antena sideband (48 antena) yang terletak di sekeliling antena

. Pola pembentukan sinyal Variabel

Pola pembentukan sinyal Variabel. Percampuran antara sinyal Referensi dan

space modulation).

Kombinasi sinyal Referensi dan sinyal Variabel yang dipancarkan ke udara akan menghasilkan yang dimodulasi AM oleh 9960 Selanjutnya 9960 Hz subcarrier bermodulasi dengan 30 Hz FM karena efek Doppler. Dengan demikian gambar 4.3 menunjukkan hasil pancaran DVOR untuk

sinyal tersebut.

Sinyal pancaran dari DVOR Sinyal Referensi dan sinyal Variabel umumnya digambarkan sebagai pola fase sesaat, pada saat beda fase kedua sinyal ini sama maka

line off magnetic North.

Dimanapun lokasi pesawat yang berada di dalam

relasi untuk menuju DVOR dapat secara seksama menentukan arah dari perbedaan fase antara sinyal Referensi dan sinyal Variabel. Perbedaan fase antara sinyal Variabel dan sinyal Referensi terhadap arah ditunjukkan pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Perbedaan fase antara sinyal Variabel dan sinyal Referensi

Antena DVOR

Dalam pemasangan antenna DVOR kita harus berhati

menentukan tinggi antenna

tersebut.Sebab sedikit kesalahan saja akan dapat mempengaruhi kekuata sinyal yang akan dipancarkan. Untuk itulah kita harus dapat menentukan tinggi antenna yang tepat agar sinyal yang dipancarkan dapat maksimal.

Ketika antenna dipasang, pada titik yang sangat jauh dari antena akan menerima 2 sinyal sekaligus. Satu adalah sinyal yang berasal dari radiasi langsung antenna dan yang satu lagi adalah sinyal yang berasal dari sinyal yang dipantulkan oleh tanah. Sinyal pantulan memiliki lintasan yang lebih panjang dari sinyal langsung sehingga dapat menimbulkan perbedaan fasa dari 2 sinyal tersebut. Akibat pemantulan dihasilkan perubahan fasa 1800 , oleh karena itu jika perbedaannya lebih dari 180

(atau kelipatannya 1 ½

maka kedua sinyal akan diterima dalam satu fasa sehingga akan saling menambah. Jika panjang lintasan 1 atau kelipatannnya ( 2λ

kedua sinyal akan saling mengurangi atau bahkan akan saling menghilangkan.

Gambar 4.5 di bawah ini mennjuk

sinyal yang akan diterima oleh pesawat yaitu sinyal langsung dan sinyal tidak langsung yang berasal dari pantulan tanah.

relasi untuk menuju DVOR dapat secara seksama menentukan arah dari perbedaan fase antara sinyal Referensi dan sinyal Variabel. Perbedaan fase antara sinyal Variabel dan sinyal Referensi terhadap arah

gambar 4.4.

Perbedaan fase antara sinyal Variabel dan sinyal Referensi

Dalam pemasangan antenna DVOR kita harus berhati-hati

menentukan tinggi antenna

tersebut.Sebab sedikit kesalahan saja akan dapat mempengaruhi kekuatan sinyal yang akan dipancarkan. Untuk itulah kita harus dapat menentukan tinggi antenna yang tepat agar sinyal yang dipancarkan dapat maksimal.

Ketika antenna dipasang, pada titik yang sangat jauh dari antena akan menerima 2 sinyal sekaligus. Satu adalah sinyal yang berasal dari radiasi langsung antenna dan yang satu lagi adalah sinyal yang berasal dari sinyal yang dipantulkan oleh tanah. Sinyal pantulan memiliki lintasan yang lebih panjang dari sinyal langsung sehingga dapat menimbulkan ri 2 sinyal tersebut. Akibat pemantulan dihasilkan perubahan , oleh karena itu jika perbedaannya lebih dari 1800 misal ½ λ (atau kelipatannya 1 ½ λ, 2 ½ λ , …) maka kedua sinyal akan diterima dalam satu fasa sehingga akan saling menambah. Jika panjang lintasan 1 λ, λ, 3λ, …), maka kedua sinyal akan saling mengurangi atau bahkan akan saling menghilangkan. di bawah ini mennjukkan 2 sinyal yang akan diterima oleh pesawat yaitu sinyal langsung dan sinyal tidak langsung yang berasal dari pantulan

(3)

Gambar 4.5 Image Antenna

Pola Radiasi DVOR

Pola radiasi yang dihasilkan oleh antena DVOR yaitu pola radiasi yang memiliki 3 lobe utama dengan pusat di 80 , 280 , dan 50

Gambar 4.6 Tiga major lobe centred

Dari gambar 4.6 di atas terlihat ada jarak yang cukup besar antara lobe yang satu dengan yang lainnya. Yang menyebabkan tidak adanya radiasi (diakibatkan adanya penghilangan antara sinyal langsung dan sinyal pantul)

Untuk mengatasi hal tersebut maka DVOR akan dipasang Counterpoise ( penyeimbang tambahan) yang dipasang tepat dibawah antena yang bertindak sebagai area pantul tambahan. Jika antena dipasang ½ λ diatas Counterpoise maka akan menghasilkan lobe energi utama yang melebar dan berpusat di 300 .

Gambar 4.7 Major lobe centered yang menggunakan counterpoise

Kombinasi radiasi sinyal yang berasal dari tanah dan dari pantulan Counterpoise akan menghasilkan radiasi keseluruhan dari DVOR yang akan menghasilkan cakupan yang lebih luas pada sudut antara 00 sampai 600 yang terlihat pada gambar 4.7. Sedangkan daerah tepat di atas DVOR (sudut lebih dari 600) tidak terdapat radiasi dan biasa disebut dengan area Cone of Silence dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Daerah cone of silence DVOR

Image Antenna

Pola radiasi yang dihasilkan oleh antena pola radiasi yang memiliki 3 lobe

, dan 500 .

major lobe centred

di atas terlihat ada jarak yang cukup besar antara lobe yang satu dengan yang lainnya. Yang menyebabkan tidak adanya radiasi (diakibatkan adanya penghilangan antara Untuk mengatasi hal tersebut maka DVOR ( penyeimbang tambahan) yang dipasang tepat dibawah antena yang bertindak sebagai area pantul tambahan. Jika

λ diatas Counterpoise maka akan

menghasilkan lobe energi utama yang melebar dan

yang menggunakan Kombinasi radiasi sinyal yang berasal dari tanah dan dari pantulan Counterpoise akan menghasilkan radiasi keseluruhan dari DVOR yang akan menghasilkan cakupan yang lebih luas pada yang terlihat pada . Sedangkan daerah tepat di atas DVOR ) tidak terdapat radiasi dan

Cone of Silence yang

cone of silence dari pancaran

Ukuran dari Counterpoise secara nyata berpengaruh pada pola radiasi yang yang akan bertindak sebagai reflector (pemantul) diatas sudut tertentu. Sedang pada sudut dibawah sudut ini

reflector adalah permukaan tanah. Sudut ini dinamakan sudut kritis dan dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Radius antena tinggi 1 -Tan kritis sudut =

Oleh karena itu, cakupan sudut rendah dihasilkan dari pantulan permukaan tanah sedangkan untuk cakupan sudut tinggi dihasilkan dari pantulan Counterpoise

Ketika pesawat menggunakan fasilitas TERMINAL DVOR yang berada di bawah sudut 100 (akan mendarat)

akan menerima sinyal pantul dari permukaan tanah. Sedangkan pesawat yang menggunakan fasilitas DVOR selama perjalanan akan menerima sinyal dari

Counterpoise.

DVOR AWA VRB 51D

DVOR AWA VRB 51D adalah operasi sistem Doppler VOR dalam navigasi udara yang bekerja pada frekunsi 108 sampai dengan 118 MHz, Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang menggunakan frekuensi 115.2 MHz. Peralatan ini terdiri dari 2 transmitter

perubahan ototmatis apabila terjadi kesalahan dalam performa atau mati total pada salah satu transmitter. Peralatan ini juga memiliki monitor antena tunggal yang dilokasikan pada jarak tertentu dari pusat kesatuan antena yang memberikan nilai pada

yang dipancarkan dari DVOR yang digunakan sebagai change over control

shut down function. Penghubung dalam

hubungan jarak jauh antara kesatuan antena DVOR dan peralatan kontrol yang ada di ruang (RCMS) Remote Control and Monitoring System, digunakan

sebagai media transmisinya.

Power supply yang digunakan oleh

alat ini diposisikan pada tegangan 24 V DC yang didapatkan dari supply

untuk operasi baterai charger

bank. Pada saat aliran energi

terputus, maka sebagai pengganti listrik PLN untuk operasi

dan baterai bank menggunakan mesin pembangkit tenaga listrik (genset). Peralatan Ukuran dari Counterpoise secara nyata berpengaruh pada pola radiasi yang yang akan bertindak sebagai reflector (pemantul) diatas sudut tertentu. Sedangkan pada sudut dibawah sudut ini yang menjadi reflector adalah permukaan tanah. Sudut ini kritis dan dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai

se Counterpoi se Counterpoi Radius diatas antena

Oleh karena itu, cakupan sudut rendah dihasilkan dari pantulan permukaan tanah sedangkan untuk cakupan sudut tinggi

Counterpoise.

pesawat menggunakan fasilitas TERMINAL DVOR yang berada di

(akan mendarat) mereka akan menerima sinyal pantul dari permukaan tanah. Sedangkan pesawat yang menggunakan fasilitas DVOR selama perjalanan akan menerima sinyal dari

DVOR AWA VRB 51D adalah operasi sistem Doppler VOR dalam navigasi udara yang bekerja pada frekunsi 108 sampai dengan 118 MHz, Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang menggunakan frekuensi 115.2 MHz.

transmitter dengan

perubahan ototmatis apabila terjadi kesalahan dalam performa atau mati total pada salah . Peralatan ini juga memiliki monitor antena tunggal yang dilokasikan pada jarak tertentu dari pusat kesatuan antena rikan nilai pada dual monitor yang dipancarkan dari DVOR yang

change over control dan

. Penghubung dalam hubungan jarak jauh antara kesatuan antena DVOR dan peralatan kontrol yang ada di

Remote Control and

, digunakan Radio Link sebagai media transmisinya.

yang digunakan oleh alat ini diposisikan pada tegangan 24 V DC

supply listrik PLN baterai charger dan baterai

. Pada saat aliran energi dari PLN terputus, maka sebagai pengganti supply dari listrik PLN untuk operasi baterai charger menggunakan mesin pembangkit tenaga listrik (genset). Peralatan

(4)

DVOR AWA VRB 51D ini menggunakan sistem antena tunggal yang meringkas dari 1 p

directional yang memberikan pancaran

omnidirectional dan 48 antena non directional

diletakkan mengelilingi dalam bentuk lingkaran dengan diameter 44 ft yang memberikan pancaran Doppler (semua antena adalah tipe Alford loop

Gambar 4.9 Bentuk fisik dari kesatuan

Pola pancaran dari DVOR AWA VRB 51D dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan oleh antena carrier dan sinyal Variabel yang dipancarkan oleh antena sideband

antara sinyal Referensi dan sinyal Varibel terjadi di udara (space modulation). Keberadaan antena

carrier berada di tengah dan dikelilingi oleh 48

antena sideband pada jari-jari 22 ft.

Cara kerja sideband antena pada DVOR AWA VRB 51D

Antena sideband (48 antena yang diposisikan dalam bentuk lingkaran pada diameter 44 ft) dipisahkan secara elektrik menjadi dua bagian, yaitu antena ganjil (odd group of antennas) dan antena genap (even group of antennas). saat setengah gelombang pertama menghubungka antena sideband dalam waktu 16.6 ms, energi LSB diberikan pada antena 1 s/d 24 dan energi USB diberikan pada antena 25 s/d 48. Untuk mempertahankan setengah gelombang berikutnya, situasi kebalikannya diaplikasikan.

Nol derajat (waktu t=0) direkomendasik untuk nol positif yang melintasi dari 30 Hz AM gelombang sinus referensi. Pada nol derajat, puncak energi LSB dipancarkan dari antena 1 dan puncak energi USB dipancarkan dari antena 25. Pada saat 180º energi USB dipancarkan antena 1 dan energi LSB dipancarkan antena 25.

Energi sideband yang dihasilkan memberikan nilai untuk antena dari bagian yang

various sebagaimana ditunjukkan dalam

4.10.

DVOR AWA VRB 51D ini menggunakan sistem antena tunggal yang meringkas dari 1 pusat antena yang memberikan pancaran

non directional yang

diletakkan mengelilingi dalam bentuk lingkaran dengan diameter 44 ft yang memberikan pancaran

Alford loop).

Bentuk fisik dari kesatuan DVOR Pola pancaran dari DVOR AWA VRB 51D dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan dan sinyal Variabel yang

sideband. Percampuran

an sinyal Varibel terjadi di ). Keberadaan antena berada di tengah dan dikelilingi oleh 48

antena pada DVOR AWA (48 antena yang diposisikan dalam bentuk lingkaran pada diameter 44 ft) dipisahkan secara elektrik menjadi dua

(odd group of antennas) (even group of antennas). Pada

saat setengah gelombang pertama menghubungkan dalam waktu 16.6 ms, energi LSB diberikan pada antena 1 s/d 24 dan energi USB diberikan pada antena 25 s/d 48. Untuk mempertahankan setengah gelombang berikutnya, Nol derajat (waktu t=0) direkomendasikan untuk nol positif yang melintasi dari 30 Hz AM gelombang sinus referensi. Pada nol derajat, puncak energi LSB dipancarkan dari antena 1 dan puncak energi USB dipancarkan dari antena 25. Pada saat 180º energi USB dipancarkan antena 1 dan energi yang dihasilkan memberikan nilai untuk antena dari bagian yang sebagaimana ditunjukkan dalam gambar

Gambar 4.10 Pembagian energi sideband.

Untuk lebih jelasnya antena dipisah ke dalam 2 grup, yaitu

antennas (antena ganjil) dan antennas (antena genap).

(switch) RF pada SCU

Changeover Unit) dalam bentuk

single throw. Sideband energi diperoleh dari sideband modulator pada modul SMA yang

memiliki dua modulator yaitu LSB modulator dan USB modulator, kemudian masing-masing modulator memberikan sinyal ganjil (odd) dan sinyal genap (

sideband changeover switch

SCU (Sideband Changeover Unit) diteruskan ke antenna distribution switch (ADS) yang kemudian baru ke antena

sideband.

Jika kita menganggap hanya pada antena ganjil (odd group of anntenas) nol derajat, LSB yang berasal dari LSB modulator, mengeluarkan sinyal ganjil LSB yang memberikan nilai melalui

pada odd sideband switch sampai dengan antena 23.

modul ADS juga ditutup sehingga memberikan nilai untuk antena 1. Pada saat itu juga USB yang berasal dari USB modulator, mengeluarkam sinyal

pada bagian odd outputnya yang memberikan nilai melalui switch C pada modul SCU dari odd sideband switch antena 25 sampai dengan antena 47. antena akan memancarkan bersamaan antara USB dan LSBnya (sideband phase locking) dan ketika memancarkan siny

satu pasangan USB dan LSB yang memancarkan sinyalnya.

Pada saat itu juga sinyal

berasal baik dari LSB modulator ataupun USB modulator juga mengeluarkan sinyal genap secara berkesinambungan. Karena setelah antena 1 memancarkan sinyal LSB yang bersamaan itu juga antena 25 memancarkan sinyal odd

Pembagian energi sideband. Untuk lebih jelasnya antena sideband dipisah ke dalam 2 grup, yaitu odd group of (antena ganjil) dan even group of (antena genap). Penghubung RF pada SCU (sideband

dalam bentuk single pole-energi diperoleh dari pada modul SMA yang memiliki dua modulator yaitu LSB modulator dan USB modulator, kemudian masing modulator memberikan dan sinyal genap (even) ke

sideband changeover switch pada modul (Sideband Changeover Unit) dan antenna distribution switch

(ADS) yang kemudian baru ke antena Jika kita menganggap hanya pada

(odd group of anntenas) pada

nol derajat, LSB yang berasal dari LSB modulator, mengeluarkan sinyal ganjil LSB nilai melalui switch A

odd sideband switch untuk antena 1

sampai dengan antena 23. Switch 1 pada modul ADS juga ditutup sehingga memberikan nilai untuk antena 1. Pada saat itu juga USB yang berasal dari USB modulator, mengeluarkam sinyal odd USB outputnya yang memberikan nilai melalui switch C pada

odd sideband switch untuk

antena 25 sampai dengan antena 47. Semua antena akan memancarkan bersamaan antara

(sideband phase locking)

dan ketika memancarkan sinyal hanya ada satu pasangan USB dan LSB yang Pada saat itu juga sinyal even yang berasal baik dari LSB modulator ataupun USB modulator juga mengeluarkan sinyal genap secara berkesinambungan. Karena setelah antena 1 memancarkan sinyal odd LSB yang bersamaan itu juga antena 25

(5)

kemudian disusul pancaran antena 2 yang memancarkan sinyal even LSB yang bersaman itu antena 26 memancarkan sinyal even USB. Hal itu akan berlangsung terus-menerus keseluruh antena sideband dengan delay waktu antara pancaran sinyal ganjil dan sinyal genap selama 0.7 ms.

Pada saat setengah gelombang berikutya (1800), sideband changeover switch pada modul SCU akan mengubah posisi switch D dan B menjadi close dan switch A dan C menjadi open baik pada sideband change over switch odd ataupun

sideband changeover switch even. Pada kondisi ini, odd group of antennas (kelompok antena ganjil)

akan memancarkan sinyal USB dari antena 1 sampai dengan 23 dan sinyal LSB dipancarkan dari antena 25 sampai dengan antena 47. Sedangkan pada even group of antennas (antena genap) sinyal USB akan dipancarkan oleh antena 2 sampai dengan antena 24 dan sinyal LSB akan dipancarkan oleh antena 26 sampai dengan antena 48.

V. Kesimpulan

Dari hasil uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Doppler Very High Frequency Omni

Directional Range (DVOR) AWA VRB 51D

adalah alat bantu navigasi yang bekerja pada frekuensi 108 sampai dengan 118 MHz, Bandara Udara Internasional Ahmad Yani Semarang menggunakan frekuensi 115.2 MHz. 2. DVOR memancarkan dua sinyal, satu sinyal dikenal sebagai sinyal Referensi dan sinyal yang lain dikenal sebagai sinyal Variabel. 3. Sinyal Referensi merupakan sinyal hasil

pancaran directional dari modulasi amplitudo antara sinyal 30 Hz referensi dengan frekuensi

carrier 115.2 MHz, sedangkan sinyal

Variabelnya diperoleh dari simulasi perputaran sinyal RF non directional (fc±9960 Hz) yang berputar pada diameer 44 ft mengelilingi

carrier dalam kecepatan 1800 rpm (Modulasi

Frekuensi 30 Hz).

4. Perbedaan fase antara kedua sinyal inilah yang memberikan informasi azimut buatan kepada pesawat.Informasi arah magnetik yang dihasilkan oleh pancaran DVOR mencakup dari 00 sampai dengan 3600 terhadap lokasi DVOR,sehingga hal ini memungkinkan sebuah pesawat akan tetap memperoleh informasi arah sepanjang masih dalam jangkauan relasi terhadap DVOR.

5. Pesawat hanya akan kehilangan sinyal dari DVOR, jika pesawat berada pada daerah kerucut tanpa sinyal radio dari DVOR yang

dituju dan inilah yang disebut daearah

”cone of silence”.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. Module 2 Doppler VOR

Basic Theory N.01E.MO.

• Directorate General Of Air Communication Directorate Of electronics and Electrical. 1994. Standart

Training Manual For Doppler VOR “AWA” VRB 51D. Jakarta.

• PT. (Persero) Angkasa Pura I. 2007. Selayang Pandang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang.

Semarang : Dinas Personalia dan Umum.

• CATC CURUG Trainair Course Development Unit. 1993. AWA DVOR

MAINTENANCE TRAINEE MATERIALS. Curug BIODATA PENULIS Cahyo Utomo (L2F005524 ) Lahir di Semarang 22 Tahun yang lalu, menempuh sekolah dari TK, SD, SMP dan SMA di Kota Semarang tercinta ini. Sejak tahun 2005 menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang. Dengan Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi

Mengetahui/mengesahkan Dosen Pembimbing

Ajub Ajulian Zahra, ST,MT NIP 132 205 684

Gambar

Gambar 4.2  Pola pembentukan sinyal Variabel. Percampuran  antara  sinyal  Referensi  dan  sinyal  Varibel  terjadi  di  udara  (space  modulation Kombinasi  sinyal  Referensi  dan  sinyal  Variabel  yang  dipancarkan  ke  udara  akan  menghasilkan  frekue
Gambar 4.5 Image Antenna
Gambar 4.9 Bentuk fisik dari kesatuan

Referensi

Dokumen terkait

Gkstrak mahkota bunga sepatu sebagai indikator karena mengandung antosianin, yang dapat mengalami kesetimbangan dengan membentuk senya@a anhidrobase. Hasil yang diperoleh

Sebagai pengakuan atas upaya dan komitmen Perusahaan dalam kegiatan perlindungan Keanekaragaman Hayati, kawasan perlindungan Keanekaragaman Hayati yang dikembangkan bersama

Definisi istilah secara operasional tentang judul penelitian penanaman sikap toleransi dalam pembelajaran pendidikan agama adalah usaha-usaha yang dilakukan sekolah

Dalam film ini terdapat konstruksi sosial yang divisualisasikan antara kelompok mayoritas dengan minoritas yang juga dikaitkan dengan sebuah permainan kekuasaan

Meskipun demikian dalam penelitian diatas belum ada yang meneliti secara terintegrasi mengenai sisi persediaan, kebutuhan, produktivitas, neraca tenaga kerja dan basis

Untuk itu, dibutuhkan informasi tentang sumber-sumber pembiayaan pendidikan agar    biaya yang ada dapat digunakan secara efisien dan efektif dalam

ii) apabila Klub yang bersangkutan menang pada Pertandingan dimana pelanggaran dilakukan, maka hasil Pertandingan tersebut dianulir dan Klub yang melakukan pelanggaran

Penambahan frekuensi berpengaruh terhadap penurunan nilai kapasitansi, impedansi, loos coefficient dan peningkatan konduktansi, serta karakterisasi arus–tegangan dipengaruhi