• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUIDELINE PELATIH PASIEN STANDAR KEDOKTERAN GUIDELINE PELATIH PASIEN STANDAR KEDOKTERAN. Component 2 HPEQ Project

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUIDELINE PELATIH PASIEN STANDAR KEDOKTERAN GUIDELINE PELATIH PASIEN STANDAR KEDOKTERAN. Component 2 HPEQ Project"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

GUIDELINE

PELATIH PASIEN STANDAR

KEDOKTERAN

GUIDELINE

PELATIH PASIEN STANDAR

KEDOKTERAN

GUIDELINE

PELATIH PASIEN STANDAR

KEDOKTERAN

(3)

Daftar Isi

1 Pendahuluan ...3

2 Manual Prosedur Persiapan dan Pelaksanaan Pasien Standar Kedokteran ...4

2.1 Blue PrintSoal OSCE Kedokteran ...4

2.2 Soal OSCE ...4

2.3 Penyelenggara OSCE ...5

2.4 Prosedur Penyelenggaraan Ujian ...5

2.5 Persyaratan PS ...6

2.6 Penggunaan PS...6

2.7 Rekrutmen Calon PS ...6

2.8 Pelatihan PS ...6

2.9 Materi PS ...4

2.10 Training of Trainer(TOT) PS ...4

2.11 Pengelolaan PS ...5 2.12 Tata Tertib PS ...5 2.13 Evaluasi PS...6 2.14 Supervisor...6 2.15 Kode Etik PS...6 2.16 Instruksi PS...6 2.17 Skenario PS...6 LAMPIRAN Daftar Isi 1 Pendahuluan ...3

2 Manual Prosedur Persiapan dan Pelaksanaan Pasien Standar Kedokteran ...4

2.1 Blue PrintSoal OSCE Kedokteran ...4

2.2 Soal OSCE ...4

2.3 Penyelenggara OSCE ...5

2.4 Prosedur Penyelenggaraan Ujian ...5

2.5 Persyaratan PS ...6

2.6 Penggunaan PS...6

2.7 Rekrutmen Calon PS ...6

2.8 Pelatihan PS ...6

2.9 Materi PS ...4

2.10 Training of Trainer(TOT) PS ...4

2.11 Pengelolaan PS ...5 2.12 Tata Tertib PS ...5 2.13 Evaluasi PS...6 2.14 Supervisor...6 2.15 Kode Etik PS...6 2.16 Instruksi PS...6 2.17 Skenario PS...6 LAMPIRAN Daftar Isi 1 Pendahuluan ...3

2 Manual Prosedur Persiapan dan Pelaksanaan Pasien Standar Kedokteran ...4

2.1 Blue PrintSoal OSCE Kedokteran ...4

2.2 Soal OSCE ...4

2.3 Penyelenggara OSCE ...5

2.4 Prosedur Penyelenggaraan Ujian ...5

2.5 Persyaratan PS ...6

2.6 Penggunaan PS...6

2.7 Rekrutmen Calon PS ...6

2.8 Pelatihan PS ...6

2.9 Materi PS ...4

2.10 Training of Trainer(TOT) PS ...4

2.11 Pengelolaan PS ...5 2.12 Tata Tertib PS ...5 2.13 Evaluasi PS...6 2.14 Supervisor...6 2.15 Kode Etik PS...6 2.16 Instruksi PS...6 2.17 Skenario PS...6 LAMPIRAN

(4)

PENDAHULUAN

Komponen 2 HPEQ Project mempunyai fokus kegiatan pada upaya peningkatan sistem ujian. Salah satu wujud peningkatan sistem ujian ini adalah dengan pelaksanaan metode ujian tambahan yaituObjective Structured Clinical Examination (OSCE).

OSCE memiliki keunggulan karena dapat menguji tahap demonstrasi atau “show how”

yang lebih tinggi tingkatannya untuk uji kompetensi dibandingkan ujian tulis yang saat ini berjalan. Selain itu, OSCE mungkin dilaksanakan mengingat metode ini telah dilaksanakan di hampir semua institusi pendidikan terutama dalam bidang kedokteran. Salah satu unsur penting dalam OSCE adalah keberadaan Pasien Standar (PS).PS sangat penting untuk menggantikan pasien yang sebenarnya. Hal ini dimungkinkan terutama untuk pengujian keterampilan komunikasi dalam hubungan dokter-pasien, pengambilan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dapat digantikan oleh orang sehat. Untuk memungkinkan peran yang sangat baik sehingga dapat menggantikan posisi pasien yang sebenarnya diperlukan pelatihan bagi pelatih PS.

Pelatihan khusus untuk pelatih PS ini tidak saja menguntungkan bagi pelaksanaan ujian tingkat nasional, tetapi diharapkan para peserta dapat menyebarluaskan apa yang diperoleh dari kegiatan tersebut untuk pengembangan OSCE di institusinya masing-masing. Mengingat kedua fungsi yang sangat penting ini, maka perlu dilakukan pelatihan berjenjang dimulai dari tingkat regional sampai dengan nasional untuk meningkatkan jumlah dan kualitas pelatih SP untuk OSCE di institusi dan nasional. Pada tahun 2010 kegiatan ini akan dilaksanakan untuk bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Untuk mendukung kelancaran mekanisme tersebut maka telah disusun suatu pedoman pelaksanaan Ujian OSCE. Pedoman ini dibuat untuk membantu para pelatih PS dalam memahami mekanisme kerja sebelum pelaksanaan ujian OSCE.

PENDAHULUAN

Komponen 2 HPEQ Project mempunyai fokus kegiatan pada upaya peningkatan sistem ujian. Salah satu wujud peningkatan sistem ujian ini adalah dengan pelaksanaan metode ujian tambahan yaituObjective Structured Clinical Examination (OSCE).

OSCE memiliki keunggulan karena dapat menguji tahap demonstrasi atau “show how”

yang lebih tinggi tingkatannya untuk uji kompetensi dibandingkan ujian tulis yang saat ini berjalan. Selain itu, OSCE mungkin dilaksanakan mengingat metode ini telah dilaksanakan di hampir semua institusi pendidikan terutama dalam bidang kedokteran. Salah satu unsur penting dalam OSCE adalah keberadaan Pasien Standar (PS).PS sangat penting untuk menggantikan pasien yang sebenarnya. Hal ini dimungkinkan terutama untuk pengujian keterampilan komunikasi dalam hubungan dokter-pasien, pengambilan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dapat digantikan oleh orang sehat. Untuk memungkinkan peran yang sangat baik sehingga dapat menggantikan posisi pasien yang sebenarnya diperlukan pelatihan bagi pelatih PS.

Pelatihan khusus untuk pelatih PS ini tidak saja menguntungkan bagi pelaksanaan ujian tingkat nasional, tetapi diharapkan para peserta dapat menyebarluaskan apa yang diperoleh dari kegiatan tersebut untuk pengembangan OSCE di institusinya masing-masing. Mengingat kedua fungsi yang sangat penting ini, maka perlu dilakukan pelatihan berjenjang dimulai dari tingkat regional sampai dengan nasional untuk meningkatkan jumlah dan kualitas pelatih SP untuk OSCE di institusi dan nasional. Pada tahun 2010 kegiatan ini akan dilaksanakan untuk bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Untuk mendukung kelancaran mekanisme tersebut maka telah disusun suatu pedoman pelaksanaan Ujian OSCE. Pedoman ini dibuat untuk membantu para pelatih PS dalam memahami mekanisme kerja sebelum pelaksanaan ujian OSCE.

PENDAHULUAN

Komponen 2 HPEQ Project mempunyai fokus kegiatan pada upaya peningkatan sistem ujian. Salah satu wujud peningkatan sistem ujian ini adalah dengan pelaksanaan metode ujian tambahan yaituObjective Structured Clinical Examination (OSCE).

OSCE memiliki keunggulan karena dapat menguji tahap demonstrasi atau “show how”

yang lebih tinggi tingkatannya untuk uji kompetensi dibandingkan ujian tulis yang saat ini berjalan. Selain itu, OSCE mungkin dilaksanakan mengingat metode ini telah dilaksanakan di hampir semua institusi pendidikan terutama dalam bidang kedokteran. Salah satu unsur penting dalam OSCE adalah keberadaan Pasien Standar (PS).PS sangat penting untuk menggantikan pasien yang sebenarnya. Hal ini dimungkinkan terutama untuk pengujian keterampilan komunikasi dalam hubungan dokter-pasien, pengambilan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dapat digantikan oleh orang sehat. Untuk memungkinkan peran yang sangat baik sehingga dapat menggantikan posisi pasien yang sebenarnya diperlukan pelatihan bagi pelatih PS.

Pelatihan khusus untuk pelatih PS ini tidak saja menguntungkan bagi pelaksanaan ujian tingkat nasional, tetapi diharapkan para peserta dapat menyebarluaskan apa yang diperoleh dari kegiatan tersebut untuk pengembangan OSCE di institusinya masing-masing. Mengingat kedua fungsi yang sangat penting ini, maka perlu dilakukan pelatihan berjenjang dimulai dari tingkat regional sampai dengan nasional untuk meningkatkan jumlah dan kualitas pelatih SP untuk OSCE di institusi dan nasional. Pada tahun 2010 kegiatan ini akan dilaksanakan untuk bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Untuk mendukung kelancaran mekanisme tersebut maka telah disusun suatu pedoman pelaksanaan Ujian OSCE. Pedoman ini dibuat untuk membantu para pelatih PS dalam memahami mekanisme kerja sebelum pelaksanaan ujian OSCE.

(5)

MANUAL PROSEDUR PENYIAPAN DAN PELAKSANAAN PASIEN STANDAR (PS) KEDOKTERAN

1. Blue PrintSoal OSCE Kedokteran

Competence Categories C V S R

S NB GI Repro MSS Endo/Metab Haem/Oncology G U S Head & Neck Special Sense Phsyciatry Case History Taking Physical Exam Tests & Procedures Management Communication & Patient Education 2. Soal OSCE

Isi soal untuk setiap putaran, secara terintegrasi:

History takingminimal 4station

Physical Examinationminimal 4station

Tests & Proceduresminimal 2station

Managementminimal 2station

Communication & Patient Educationminimal 2station

– Perilaku Profesional ada pada setiapstation

Stationyang menggunakan PS maksimal 7station

• Waktu 15 menit perstation

3. Penyelenggara OSCE

• Syarat umum sebagai penyelenggara OSCE:

– Tersedia minimal 12 ruang yang memadai

– Ruangan satu atau dua lantai yang tidak harus permanen (jika 2 lantai, perpindahan antar lantai dijadikan stasiun istirahat)

– Peralatan dan bahan sesuai standar yang ditetapkan oleh pengembang soal beserta cadangannya

– Bersedia menerima kandidat dari institusi pendidikan kedokteran lain dengan biaya mengikuti standar nasional

MANUAL PROSEDUR PENYIAPAN DAN PELAKSANAAN PASIEN STANDAR (PS) KEDOKTERAN

1. Blue PrintSoal OSCE Kedokteran

Competence Categories C V S R

S NB GI Repro MSS Endo/Metab Haem/Oncology G U S Head & Neck Special Sense Phsyciatry Case History Taking Physical Exam Tests & Procedures Management Communication & Patient Education 2. Soal OSCE

Isi soal untuk setiap putaran, secara terintegrasi:

History takingminimal 4station

Physical Examinationminimal 4station

Tests & Proceduresminimal 2station

Managementminimal 2station

Communication & Patient Educationminimal 2station

– Perilaku Profesional ada pada setiapstation

Stationyang menggunakan PS maksimal 7station

• Waktu 15 menit perstation

3. Penyelenggara OSCE

• Syarat umum sebagai penyelenggara OSCE:

– Tersedia minimal 12 ruang yang memadai

– Ruangan satu atau dua lantai yang tidak harus permanen (jika 2 lantai, perpindahan antar lantai dijadikan stasiun istirahat)

– Peralatan dan bahan sesuai standar yang ditetapkan oleh pengembang soal beserta cadangannya

– Bersedia menerima kandidat dari institusi pendidikan kedokteran lain dengan biaya mengikuti standar nasional

MANUAL PROSEDUR PENYIAPAN DAN PELAKSANAAN PASIEN STANDAR (PS) KEDOKTERAN

1. Blue PrintSoal OSCE Kedokteran

Competence Categories C V S R

S NB GI Repro MSS Endo/Metab Haem/Oncology G U S Head & Neck Special Sense Phsyciatry Case History Taking Physical Exam Tests & Procedures Management Communication & Patient Education 2. Soal OSCE

Isi soal untuk setiap putaran, secara terintegrasi:

History takingminimal 4station

Physical Examinationminimal 4station

Tests & Proceduresminimal 2station

Managementminimal 2station

Communication & Patient Educationminimal 2station

– Perilaku Profesional ada pada setiapstation

Stationyang menggunakan PS maksimal 7station

• Waktu 15 menit perstation

3. Penyelenggara OSCE

• Syarat umum sebagai penyelenggara OSCE:

– Tersedia minimal 12 ruang yang memadai

– Ruangan satu atau dua lantai yang tidak harus permanen (jika 2 lantai, perpindahan antar lantai dijadikan stasiun istirahat)

– Peralatan dan bahan sesuai standar yang ditetapkan oleh pengembang soal beserta cadangannya

– Bersedia menerima kandidat dari institusi pendidikan kedokteran lain dengan biaya mengikuti standar nasional

(6)

– Menyiapkan panitia penyelenggara lokal dan staf pendukung penyelenggaraan OSCE:staf pengumpul data hasil ujian, kebersihan, penyiapan alat, dll.

• Syarat khusus sebagai penyelenggara OSCE :

– Menyediakan pasien standar (PS) sesuai standar yang ditetapkan oleh pengembang soal minimal 16 pasien simulasi, yang dapat digunakan bersama-sama dalam satu wilayah/regional AIPKI

– Memiliki penguji yang bersertifikat nasional minimal 26 orang, yang dapat digunakan bersama dalam satu wilayah/ regional AIPKI

– Jika tidak memiliki jumlah penguji yang ditetapkan, maka harus menggunakan penguji bersertifikat nasional dan bertanggungjawab atas konsekuensi tersebut (akomodasi, dan keperluan ujian lainnya)

– Institusi penyelenggara harus mempersiapkan ujian untuk minimal 24 orang peserta ujian

– Jika jumlah tersebut tidak tercapai, ujian tetap dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta minimal 12 orang dengan pembebanan biaya tetap 24 orang

• Syarat lain mengikuti ketentuan dari AIPKI

• Syarat sebagai penyelenggara dinilai oleh panitia nasional melalui kegiatan visitasi berdasarkan permohonan institusi

• Institusi pendidikan kedokteran yang belum mampu menyelenggarakan OSCE sesuai syarat yang telah ditentukan, harus bekerjasama dengan institusi lain.

• Penilaian terhadap institusi penyelenggara ujian akan dilaksanakan oleh panitia nasional, terutama untuk syarat-syarat umum.

• Pendanaan untuk penyelenggara diatur secara proporsional dengan panitia nasional

• Disarankan ada penggunaan bersama fasilitas untuk penyelenggaraan ujian OSCE bersama kedokteran gigi atau keperawatan atau kebidanan.

4. Prosedur Penyelenggaraan Ujian

• Pertemuan persamaan persepsi satu hari sebelum penyelenggaraan ujian OSCE antara

supervisordengan tim penguji.

• Penguji harus memeriksa semua perlengkapan yang diperlukan dalam ujian OSCE sesuai stasiun tempat penguji bertugas

• Ujian OSCE dalam satu hari maksimal 2 seri

• Paket soal untuk 1 kali penyelenggaraan ujian adalah 3 paket soal @ 12station

• Membutuhkan minimal 15 pasien simulasi

• Penguji hanya bisa menguji satu putaran dalam satu hari, sehingga membutuhkan minimal 26 penguji, termasuk 2 penguji cadangan

• Rekapitulasi hasil ujian oleh para penguji dipimpinsupervisorsetelah ujian selesai

• Waktu penyelenggaraan ujian diserahkan pada institusi masing-masing mengikuti kalender ujian OSCE nasional

5. Persyaratan PS

• Sudah mengikuti pelatihan pasien standar dan mendapatkan sertifikat sebagai pasien standar

• Usia Minimal 18 tahun

• Tidak buta huruf

• Jenis Kelamin dan kondisi fisik sesuai Skenario

• Dapat Memahami dan menandatangani Kontrak (identitas, waktu, izin dari tempat kerja, kondisi kesehatan, etika PS)

• Dapat Berkomunikasi Dua Arah

– Menyiapkan panitia penyelenggara lokal dan staf pendukung penyelenggaraan OSCE:staf pengumpul data hasil ujian, kebersihan, penyiapan alat, dll.

• Syarat khusus sebagai penyelenggara OSCE :

– Menyediakan pasien standar (PS) sesuai standar yang ditetapkan oleh pengembang soal minimal 16 pasien simulasi, yang dapat digunakan bersama-sama dalam satu wilayah/regional AIPKI

– Memiliki penguji yang bersertifikat nasional minimal 26 orang, yang dapat digunakan bersama dalam satu wilayah/ regional AIPKI

– Jika tidak memiliki jumlah penguji yang ditetapkan, maka harus menggunakan penguji bersertifikat nasional dan bertanggungjawab atas konsekuensi tersebut (akomodasi, dan keperluan ujian lainnya)

– Institusi penyelenggara harus mempersiapkan ujian untuk minimal 24 orang peserta ujian

– Jika jumlah tersebut tidak tercapai, ujian tetap dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta minimal 12 orang dengan pembebanan biaya tetap 24 orang

• Syarat lain mengikuti ketentuan dari AIPKI

• Syarat sebagai penyelenggara dinilai oleh panitia nasional melalui kegiatan visitasi berdasarkan permohonan institusi

• Institusi pendidikan kedokteran yang belum mampu menyelenggarakan OSCE sesuai syarat yang telah ditentukan, harus bekerjasama dengan institusi lain.

• Penilaian terhadap institusi penyelenggara ujian akan dilaksanakan oleh panitia nasional, terutama untuk syarat-syarat umum.

• Pendanaan untuk penyelenggara diatur secara proporsional dengan panitia nasional

• Disarankan ada penggunaan bersama fasilitas untuk penyelenggaraan ujian OSCE bersama kedokteran gigi atau keperawatan atau kebidanan.

4. Prosedur Penyelenggaraan Ujian

• Pertemuan persamaan persepsi satu hari sebelum penyelenggaraan ujian OSCE antara

supervisordengan tim penguji.

• Penguji harus memeriksa semua perlengkapan yang diperlukan dalam ujian OSCE sesuai stasiun tempat penguji bertugas

• Ujian OSCE dalam satu hari maksimal 2 seri

• Paket soal untuk 1 kali penyelenggaraan ujian adalah 3 paket soal @ 12station

• Membutuhkan minimal 15 pasien simulasi

• Penguji hanya bisa menguji satu putaran dalam satu hari, sehingga membutuhkan minimal 26 penguji, termasuk 2 penguji cadangan

• Rekapitulasi hasil ujian oleh para penguji dipimpinsupervisorsetelah ujian selesai

• Waktu penyelenggaraan ujian diserahkan pada institusi masing-masing mengikuti kalender ujian OSCE nasional

5. Persyaratan PS

• Sudah mengikuti pelatihan pasien standar dan mendapatkan sertifikat sebagai pasien standar

• Usia Minimal 18 tahun

• Tidak buta huruf

• Jenis Kelamin dan kondisi fisik sesuai Skenario

• Dapat Memahami dan menandatangani Kontrak (identitas, waktu, izin dari tempat kerja, kondisi kesehatan, etika PS)

• Dapat Berkomunikasi Dua Arah

– Menyiapkan panitia penyelenggara lokal dan staf pendukung penyelenggaraan OSCE:staf pengumpul data hasil ujian, kebersihan, penyiapan alat, dll.

• Syarat khusus sebagai penyelenggara OSCE :

– Menyediakan pasien standar (PS) sesuai standar yang ditetapkan oleh pengembang soal minimal 16 pasien simulasi, yang dapat digunakan bersama-sama dalam satu wilayah/regional AIPKI

– Memiliki penguji yang bersertifikat nasional minimal 26 orang, yang dapat digunakan bersama dalam satu wilayah/ regional AIPKI

– Jika tidak memiliki jumlah penguji yang ditetapkan, maka harus menggunakan penguji bersertifikat nasional dan bertanggungjawab atas konsekuensi tersebut (akomodasi, dan keperluan ujian lainnya)

– Institusi penyelenggara harus mempersiapkan ujian untuk minimal 24 orang peserta ujian

– Jika jumlah tersebut tidak tercapai, ujian tetap dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta minimal 12 orang dengan pembebanan biaya tetap 24 orang

• Syarat lain mengikuti ketentuan dari AIPKI

• Syarat sebagai penyelenggara dinilai oleh panitia nasional melalui kegiatan visitasi berdasarkan permohonan institusi

• Institusi pendidikan kedokteran yang belum mampu menyelenggarakan OSCE sesuai syarat yang telah ditentukan, harus bekerjasama dengan institusi lain.

• Penilaian terhadap institusi penyelenggara ujian akan dilaksanakan oleh panitia nasional, terutama untuk syarat-syarat umum.

• Pendanaan untuk penyelenggara diatur secara proporsional dengan panitia nasional

• Disarankan ada penggunaan bersama fasilitas untuk penyelenggaraan ujian OSCE bersama kedokteran gigi atau keperawatan atau kebidanan.

4. Prosedur Penyelenggaraan Ujian

• Pertemuan persamaan persepsi satu hari sebelum penyelenggaraan ujian OSCE antara

supervisordengan tim penguji.

• Penguji harus memeriksa semua perlengkapan yang diperlukan dalam ujian OSCE sesuai stasiun tempat penguji bertugas

• Ujian OSCE dalam satu hari maksimal 2 seri

• Paket soal untuk 1 kali penyelenggaraan ujian adalah 3 paket soal @ 12station

• Membutuhkan minimal 15 pasien simulasi

• Penguji hanya bisa menguji satu putaran dalam satu hari, sehingga membutuhkan minimal 26 penguji, termasuk 2 penguji cadangan

• Rekapitulasi hasil ujian oleh para penguji dipimpinsupervisorsetelah ujian selesai

• Waktu penyelenggaraan ujian diserahkan pada institusi masing-masing mengikuti kalender ujian OSCE nasional

5. Persyaratan PS

• Sudah mengikuti pelatihan pasien standar dan mendapatkan sertifikat sebagai pasien standar

• Usia Minimal 18 tahun

• Tidak buta huruf

• Jenis Kelamin dan kondisi fisik sesuai Skenario

• Dapat Memahami dan menandatangani Kontrak (identitas, waktu, izin dari tempat kerja, kondisi kesehatan, etika PS)

(7)

• Tidak ada paksaan

• Tidak berasal dari profesi kesehatan (dokter, residen, bidan, perawat, mahasiswa kedokteran)

6. Penggunaan PS

• Kontrak dibuat antara institusi pendidikan kedokteran penyelenggara pelatihan dengan PS dalam jangka waktu 2 tahun

• Institusi penyelenggara pelatihan adalah institusi pendidikan kedokteran atau kumpulan institusi pendidikan kedokteran

• Honorarium PS sesuai ketetapan Panitia Nasional

• Akomodasi ditanggung panitia penyelenggara

• Penyediaan PS menjadi tanggung jawab institusi penyelenggara ujian OSCE

• Setiap Institusi harus menyediakan 15 PS setiap pelaksanaan

• 1 PS dalam setiap pelaksanaan ujian OSCE maksimal memerankan 3 peran

• Dalam satu hari, 1 PS hanya terlibat dalam 1 putaran ujian (seri)

• Pendanaan ditanggung oleh panitia nasional 7. Rekrutmen Calon PS

• Calon PS dipilih oleh institusi penyelenggara pelatihan PS

• Rekrutmen calon PS diumumkan secara terbuka

• Rekrutmen awal dipertimbangkan dari PS yang selama ini digunakan dari institusi pendidikan dokter dalam pembelajaran keterampilan klinik (skills lab) dan ujian OSCE

• Perlu diketahui riwayat penyakit yang pernah diderita calon PS 8. Pelatihan PS

• Pelatihan PS dilakukan institusi penyelenggara pelatihan

• Pelaksanaan pelatihan setelah soal OSCE nasional tersusun

• Syarat Pelatih PS:

– memiliki sertifikat Pelatih PS

– ditetapkan oleh panitia nasional

• Pendanaan pelatihan PS ditanggung oleh panitia nasional

• Pelatihan PS dilakukan oleh Tim Pelatih PS, paling lambat 2 bulan sebelum pelaksanaan ujian OSCE nasional

• Pada pelatihan PS diperlukan:

– Skenario kasus dari soal OSCE

– Rekaman audiovisual kasus nyata (diperlukaninformed consent)

– Telaah oleh dokter ahli sesuai dengan kasus pada skenario 9. Materi Pelatihan PS

• Peran PS

• Skenario kasus dari soal OSCE

• Rekaman audiovisual kasus nyata

• Praktek

• Telaah oleh dokter ahli sesuai dengan kasus pada skenario

• Tidak ada paksaan

• Tidak berasal dari profesi kesehatan (dokter, residen, bidan, perawat, mahasiswa kedokteran)

6. Penggunaan PS

• Kontrak dibuat antara institusi pendidikan kedokteran penyelenggara pelatihan dengan PS dalam jangka waktu 2 tahun

• Institusi penyelenggara pelatihan adalah institusi pendidikan kedokteran atau kumpulan institusi pendidikan kedokteran

• Honorarium PS sesuai ketetapan Panitia Nasional

• Akomodasi ditanggung panitia penyelenggara

• Penyediaan PS menjadi tanggung jawab institusi penyelenggara ujian OSCE

• Setiap Institusi harus menyediakan 15 PS setiap pelaksanaan

• 1 PS dalam setiap pelaksanaan ujian OSCE maksimal memerankan 3 peran

• Dalam satu hari, 1 PS hanya terlibat dalam 1 putaran ujian (seri)

• Pendanaan ditanggung oleh panitia nasional 7. Rekrutmen Calon PS

• Calon PS dipilih oleh institusi penyelenggara pelatihan PS

• Rekrutmen calon PS diumumkan secara terbuka

• Rekrutmen awal dipertimbangkan dari PS yang selama ini digunakan dari institusi pendidikan dokter dalam pembelajaran keterampilan klinik (skills lab) dan ujian OSCE

• Perlu diketahui riwayat penyakit yang pernah diderita calon PS 8. Pelatihan PS

• Pelatihan PS dilakukan institusi penyelenggara pelatihan

• Pelaksanaan pelatihan setelah soal OSCE nasional tersusun

• Syarat Pelatih PS:

– memiliki sertifikat Pelatih PS

– ditetapkan oleh panitia nasional

• Pendanaan pelatihan PS ditanggung oleh panitia nasional

• Pelatihan PS dilakukan oleh Tim Pelatih PS, paling lambat 2 bulan sebelum pelaksanaan ujian OSCE nasional

• Pada pelatihan PS diperlukan:

– Skenario kasus dari soal OSCE

– Rekaman audiovisual kasus nyata (diperlukaninformed consent)

– Telaah oleh dokter ahli sesuai dengan kasus pada skenario 9. Materi Pelatihan PS

• Peran PS

• Skenario kasus dari soal OSCE

• Rekaman audiovisual kasus nyata

• Praktek

• Telaah oleh dokter ahli sesuai dengan kasus pada skenario

• Tidak ada paksaan

• Tidak berasal dari profesi kesehatan (dokter, residen, bidan, perawat, mahasiswa kedokteran)

6. Penggunaan PS

• Kontrak dibuat antara institusi pendidikan kedokteran penyelenggara pelatihan dengan PS dalam jangka waktu 2 tahun

• Institusi penyelenggara pelatihan adalah institusi pendidikan kedokteran atau kumpulan institusi pendidikan kedokteran

• Honorarium PS sesuai ketetapan Panitia Nasional

• Akomodasi ditanggung panitia penyelenggara

• Penyediaan PS menjadi tanggung jawab institusi penyelenggara ujian OSCE

• Setiap Institusi harus menyediakan 15 PS setiap pelaksanaan

• 1 PS dalam setiap pelaksanaan ujian OSCE maksimal memerankan 3 peran

• Dalam satu hari, 1 PS hanya terlibat dalam 1 putaran ujian (seri)

• Pendanaan ditanggung oleh panitia nasional 7. Rekrutmen Calon PS

• Calon PS dipilih oleh institusi penyelenggara pelatihan PS

• Rekrutmen calon PS diumumkan secara terbuka

• Rekrutmen awal dipertimbangkan dari PS yang selama ini digunakan dari institusi pendidikan dokter dalam pembelajaran keterampilan klinik (skills lab) dan ujian OSCE

• Perlu diketahui riwayat penyakit yang pernah diderita calon PS 8. Pelatihan PS

• Pelatihan PS dilakukan institusi penyelenggara pelatihan

• Pelaksanaan pelatihan setelah soal OSCE nasional tersusun

• Syarat Pelatih PS:

– memiliki sertifikat Pelatih PS

– ditetapkan oleh panitia nasional

• Pendanaan pelatihan PS ditanggung oleh panitia nasional

• Pelatihan PS dilakukan oleh Tim Pelatih PS, paling lambat 2 bulan sebelum pelaksanaan ujian OSCE nasional

• Pada pelatihan PS diperlukan:

– Skenario kasus dari soal OSCE

– Rekaman audiovisual kasus nyata (diperlukaninformed consent)

– Telaah oleh dokter ahli sesuai dengan kasus pada skenario 9. Materi Pelatihan PS

• Peran PS

• Skenario kasus dari soal OSCE

• Rekaman audiovisual kasus nyata

• Praktek

(8)

10. Training of Trainer (TOT)PS

• TOT dilakukan oleh institusi penyelenggara pelatihan

• Pelatih pada TOT adalah Pelatih yang telah memiliki sertifikat pelatih PS nasional

• Peserta TOT adalah staf pengajar institusi pendidikan dokter

• TOT dilakukan untuk memenuhi kebutuhan minimal 5 orang pelatih PS di setiap institusi pendidikan dokter

• Peserta TOT akan mendapatkan sertifikat dari Panitia Nasional

• Pendanaan TOT dibebankan kepada Panitia Nasional 11. Pengelolaan PS

• Setelah mengikuti pelatihan PS, disarankan Institusi Pendidikan Kedokteran menggunakan PS untuk pembelajaran keterampilan klinik (Skills Lab) dan Ujian OSCE, yang bertujuan untuk:

– Meningkatkan hubungan PS dengan institusi pendidikan dokter

– Meningkatkan kemampuan PS dalam berbagai kasus

• Disarankan dibentuk organisasi PS di tingkat nasional dan wilayah

• Dibentuk Bank PS oleh panitia nasional

• PS dapat digunakan di institusi pendidikan kesehatan lain (keperawatan, kebidanan, kedokteran gigi)

• Kontrak PS minimal 2 tahun

• Kisaran honorarium PS adalah 20 – 30 ribu rupiah per jam 12. Tata Tertib PS

• Datang tepat waktu

• Tidak meninggalkan tempat saat ujian

• Tidak boleh menggunakan alat komunikasi apapun saat ujian

• Menjalankan tugas sebagaimana instruksi untuk PS

• Mengikuti persiapan penyelenggaraan OSCE

• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian di stasiun tempat PS bertugas

• Memberikan umpan balik pada lembar yang telah dipersiapkan oleh panitia nasional 13. Evaluasi PS

• Dilakukan oleh tim supervisor pada setiap pelaksanaan ujian OSCE berdasarkan laporan penguji

• Dinilai berdasarkan:

– Daftar tilik PS

– Kode etik PS

– Tata tertib PS

• Tindak lanjut hasil evaluasi:

– Tetap PS

– Pelatihan lagi

– Tidak digunakan lagi 14. Supervisor

• Diperlukan sekitar 140 supervisor (setiap institusi harus memiliki antara 1-3

supervisor)

• Syarat:

– Penguji dan Pelatih PS nasional yang ditetapkan panitia nasional

– Mengikuti workshop nasional penguji OSCE dan pelatih PS 10. Training of Trainer (TOT)PS

• TOT dilakukan oleh institusi penyelenggara pelatihan

• Pelatih pada TOT adalah Pelatih yang telah memiliki sertifikat pelatih PS nasional

• Peserta TOT adalah staf pengajar institusi pendidikan dokter

• TOT dilakukan untuk memenuhi kebutuhan minimal 5 orang pelatih PS di setiap institusi pendidikan dokter

• Peserta TOT akan mendapatkan sertifikat dari Panitia Nasional

• Pendanaan TOT dibebankan kepada Panitia Nasional 11. Pengelolaan PS

• Setelah mengikuti pelatihan PS, disarankan Institusi Pendidikan Kedokteran menggunakan PS untuk pembelajaran keterampilan klinik (Skills Lab) dan Ujian OSCE, yang bertujuan untuk:

– Meningkatkan hubungan PS dengan institusi pendidikan dokter

– Meningkatkan kemampuan PS dalam berbagai kasus

• Disarankan dibentuk organisasi PS di tingkat nasional dan wilayah

• Dibentuk Bank PS oleh panitia nasional

• PS dapat digunakan di institusi pendidikan kesehatan lain (keperawatan, kebidanan, kedokteran gigi)

• Kontrak PS minimal 2 tahun

• Kisaran honorarium PS adalah 20 – 30 ribu rupiah per jam 12. Tata Tertib PS

• Datang tepat waktu

• Tidak meninggalkan tempat saat ujian

• Tidak boleh menggunakan alat komunikasi apapun saat ujian

• Menjalankan tugas sebagaimana instruksi untuk PS

• Mengikuti persiapan penyelenggaraan OSCE

• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian di stasiun tempat PS bertugas

• Memberikan umpan balik pada lembar yang telah dipersiapkan oleh panitia nasional 13. Evaluasi PS

• Dilakukan oleh tim supervisor pada setiap pelaksanaan ujian OSCE berdasarkan laporan penguji

• Dinilai berdasarkan:

– Daftar tilik PS

– Kode etik PS

– Tata tertib PS

• Tindak lanjut hasil evaluasi:

– Tetap PS

– Pelatihan lagi

– Tidak digunakan lagi 14. Supervisor

• Diperlukan sekitar 140 supervisor (setiap institusi harus memiliki antara 1-3

supervisor)

• Syarat:

– Penguji dan Pelatih PS nasional yang ditetapkan panitia nasional

– Mengikuti workshop nasional penguji OSCE dan pelatih PS 10. Training of Trainer (TOT)PS

• TOT dilakukan oleh institusi penyelenggara pelatihan

• Pelatih pada TOT adalah Pelatih yang telah memiliki sertifikat pelatih PS nasional

• Peserta TOT adalah staf pengajar institusi pendidikan dokter

• TOT dilakukan untuk memenuhi kebutuhan minimal 5 orang pelatih PS di setiap institusi pendidikan dokter

• Peserta TOT akan mendapatkan sertifikat dari Panitia Nasional

• Pendanaan TOT dibebankan kepada Panitia Nasional 11. Pengelolaan PS

• Setelah mengikuti pelatihan PS, disarankan Institusi Pendidikan Kedokteran menggunakan PS untuk pembelajaran keterampilan klinik (Skills Lab) dan Ujian OSCE, yang bertujuan untuk:

– Meningkatkan hubungan PS dengan institusi pendidikan dokter

– Meningkatkan kemampuan PS dalam berbagai kasus

• Disarankan dibentuk organisasi PS di tingkat nasional dan wilayah

• Dibentuk Bank PS oleh panitia nasional

• PS dapat digunakan di institusi pendidikan kesehatan lain (keperawatan, kebidanan, kedokteran gigi)

• Kontrak PS minimal 2 tahun

• Kisaran honorarium PS adalah 20 – 30 ribu rupiah per jam 12. Tata Tertib PS

• Datang tepat waktu

• Tidak meninggalkan tempat saat ujian

• Tidak boleh menggunakan alat komunikasi apapun saat ujian

• Menjalankan tugas sebagaimana instruksi untuk PS

• Mengikuti persiapan penyelenggaraan OSCE

• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian di stasiun tempat PS bertugas

• Memberikan umpan balik pada lembar yang telah dipersiapkan oleh panitia nasional 13. Evaluasi PS

• Dilakukan oleh tim supervisor pada setiap pelaksanaan ujian OSCE berdasarkan laporan penguji

• Dinilai berdasarkan:

– Daftar tilik PS

– Kode etik PS

– Tata tertib PS

• Tindak lanjut hasil evaluasi:

– Tetap PS

– Pelatihan lagi

– Tidak digunakan lagi 14. Supervisor

• Diperlukan sekitar 140 supervisor (setiap institusi harus memiliki antara 1-3

supervisor)

• Syarat:

– Penguji dan Pelatih PS nasional yang ditetapkan panitia nasional

(9)

– Minimal 2 kali periode menjadi penguji atau pelatih PS nasional

– Satu tim supervisor terdiri dari minimal 2 orang supervisor dan ditetapkan berdasarkan rasio peserta ujian yaitu 1: 48 peserta serta ditetapkan oleh panitia nasional

– Tidak bertugas di institusinya sendiri

• Tugas:

– Memeriksa kesiapan pelaksanaan ujian OSCE dengan menggunakan borang yang dibuat oleh pembuat soal

– Mengawasi pelaksanaan ujian OSCE di institusi penyelenggara ujian OSCE

– Mengevaluasi penguji

– Membuat laporan (mengisi borang) pelaksanaan ujian OSCE

– Memberikan rekomendasi tentang penyelenggaraan ujian OSCE dan penguji OSCE kepada panitia nasional

• Laporan disampaikan maksimal 2 minggu setelah pelaksanaan ujian OSCE

• Akomodasi dan transportasi, difasilitasi oleh institusi penyelenggara Ujian atas biaya dari panitia nasional

• Aspek legal: Membawa surat tugas dari panitia nasional

Check list/ borang yang harus disiapkan:

– Evaluasi pelaksanaan penyelenggara (sarana, fasilitas, pasien simulasi, staf pendukung)

– Evaluasi penguji

– Lembarfeedback

– Lembar rekomendasi 15. Kode Etik PS

• Tidak membocorkan soal

• Tidak membantu atau merugikan kandidat

• Disiplin dan bertanggung jawab

• Melatih diri sesuai dengan peran yang sudah ditentukan

• Komitmen untuk menjadi PS

• Bersedia memberi dan menerima umpan balik 16. Instruksi PS

• Kejelasan instruksi, khususnya dalam:

– Peran yang harus dilakukan

– Informasi yang harus dikomunikasikan

Templatemengikutitemplatesoal OSCE

• Dalam kondisi tertentu, PS tidak melaksanakan tugasnya sesuai instruksi, maka penguji dapat memberikan intervensi berupa ralat/ revisi informasi.

• Dalam kondisi tertentu yang tidak terduga, penguji dimungkinkan mengambil kebijakan yang diperlukan agar pelaksanaan ujian dapat berjalan dengan lancar. 17. Skenario PS

• Informasi kasus secara umum

• Identitas pasien

• Kasus rinci

• Pemeriksaan fisik

– Minimal 2 kali periode menjadi penguji atau pelatih PS nasional

– Satu tim supervisor terdiri dari minimal 2 orang supervisor dan ditetapkan berdasarkan rasio peserta ujian yaitu 1: 48 peserta serta ditetapkan oleh panitia nasional

– Tidak bertugas di institusinya sendiri

• Tugas:

– Memeriksa kesiapan pelaksanaan ujian OSCE dengan menggunakan borang yang dibuat oleh pembuat soal

– Mengawasi pelaksanaan ujian OSCE di institusi penyelenggara ujian OSCE

– Mengevaluasi penguji

– Membuat laporan (mengisi borang) pelaksanaan ujian OSCE

– Memberikan rekomendasi tentang penyelenggaraan ujian OSCE dan penguji OSCE kepada panitia nasional

• Laporan disampaikan maksimal 2 minggu setelah pelaksanaan ujian OSCE

• Akomodasi dan transportasi, difasilitasi oleh institusi penyelenggara Ujian atas biaya dari panitia nasional

• Aspek legal: Membawa surat tugas dari panitia nasional

Check list/ borang yang harus disiapkan:

– Evaluasi pelaksanaan penyelenggara (sarana, fasilitas, pasien simulasi, staf pendukung)

– Evaluasi penguji

– Lembarfeedback

– Lembar rekomendasi 15. Kode Etik PS

• Tidak membocorkan soal

• Tidak membantu atau merugikan kandidat

• Disiplin dan bertanggung jawab

• Melatih diri sesuai dengan peran yang sudah ditentukan

• Komitmen untuk menjadi PS

• Bersedia memberi dan menerima umpan balik 16. Instruksi PS

• Kejelasan instruksi, khususnya dalam:

– Peran yang harus dilakukan

– Informasi yang harus dikomunikasikan

Templatemengikutitemplatesoal OSCE

• Dalam kondisi tertentu, PS tidak melaksanakan tugasnya sesuai instruksi, maka penguji dapat memberikan intervensi berupa ralat/ revisi informasi.

• Dalam kondisi tertentu yang tidak terduga, penguji dimungkinkan mengambil kebijakan yang diperlukan agar pelaksanaan ujian dapat berjalan dengan lancar. 17. Skenario PS

• Informasi kasus secara umum

• Identitas pasien

• Kasus rinci

• Pemeriksaan fisik

– Minimal 2 kali periode menjadi penguji atau pelatih PS nasional

– Satu tim supervisor terdiri dari minimal 2 orang supervisor dan ditetapkan berdasarkan rasio peserta ujian yaitu 1: 48 peserta serta ditetapkan oleh panitia nasional

– Tidak bertugas di institusinya sendiri

• Tugas:

– Memeriksa kesiapan pelaksanaan ujian OSCE dengan menggunakan borang yang dibuat oleh pembuat soal

– Mengawasi pelaksanaan ujian OSCE di institusi penyelenggara ujian OSCE

– Mengevaluasi penguji

– Membuat laporan (mengisi borang) pelaksanaan ujian OSCE

– Memberikan rekomendasi tentang penyelenggaraan ujian OSCE dan penguji OSCE kepada panitia nasional

• Laporan disampaikan maksimal 2 minggu setelah pelaksanaan ujian OSCE

• Akomodasi dan transportasi, difasilitasi oleh institusi penyelenggara Ujian atas biaya dari panitia nasional

• Aspek legal: Membawa surat tugas dari panitia nasional

Check list/ borang yang harus disiapkan:

– Evaluasi pelaksanaan penyelenggara (sarana, fasilitas, pasien simulasi, staf pendukung)

– Evaluasi penguji

– Lembarfeedback

– Lembar rekomendasi 15. Kode Etik PS

• Tidak membocorkan soal

• Tidak membantu atau merugikan kandidat

• Disiplin dan bertanggung jawab

• Melatih diri sesuai dengan peran yang sudah ditentukan

• Komitmen untuk menjadi PS

• Bersedia memberi dan menerima umpan balik 16. Instruksi PS

• Kejelasan instruksi, khususnya dalam:

– Peran yang harus dilakukan

– Informasi yang harus dikomunikasikan

Templatemengikutitemplatesoal OSCE

• Dalam kondisi tertentu, PS tidak melaksanakan tugasnya sesuai instruksi, maka penguji dapat memberikan intervensi berupa ralat/ revisi informasi.

• Dalam kondisi tertentu yang tidak terduga, penguji dimungkinkan mengambil kebijakan yang diperlukan agar pelaksanaan ujian dapat berjalan dengan lancar. 17. Skenario PS

• Informasi kasus secara umum

• Identitas pasien

• Kasus rinci

(10)

LAMPIRAN

GUIDELINE

PELATIH PASIEN STANDAR

KEDOKTERAN

LAMPIRAN

GUIDELINE

PELATIH PASIEN STANDAR

KEDOKTERAN

LAMPIRAN

GUIDELINE

PELATIH PASIEN STANDAR

KEDOKTERAN

(11)

Daftar Isi Lampiran

1 TemplateInstruksi PS...2

1.1TemplateInstruksi Informasi Umum...2

1.2TemplateInstruksi Identitas...2

1.3TemplateInstruksi Riwayat Penyakit ...2

1.4TemplateInstruksi Khusus ...2

1.5TemplateInstruksi Peran yang Harus Dilakukan ...3

2 Usulan Kasus PS...4

2.1 Usulan Kasus PS: Bedah ...4

2.2 Usulan Kasus PS: Mata ...4

2.3 Usulan Kasus PS: Jiwa ...4

2.4 Usulan Kasus PS: Saraf ...5

2.5 Usulan Kasus PS: Anak...5

2.6 Usulan Kasus PS: Penyakit Dalam...5

2.7 Usulan Kasus PS: OBSGYN ...6

2.8 Usulan Kasus PS: DV...6

2.9 Usulan Kasus PS: THT...6

Daftar Isi Lampiran 1 TemplateInstruksi PS...2

1.1TemplateInstruksi Informasi Umum...2

1.2TemplateInstruksi Identitas...2

1.3TemplateInstruksi Riwayat Penyakit ...2

1.4TemplateInstruksi Khusus ...2

1.5TemplateInstruksi Peran yang Harus Dilakukan ...3

2 Usulan Kasus PS...4

2.1 Usulan Kasus PS: Bedah ...4

2.2 Usulan Kasus PS: Mata ...4

2.3 Usulan Kasus PS: Jiwa ...4

2.4 Usulan Kasus PS: Saraf ...5

2.5 Usulan Kasus PS: Anak...5

2.6 Usulan Kasus PS: Penyakit Dalam...5

2.7 Usulan Kasus PS: OBSGYN ...6

2.8 Usulan Kasus PS: DV...6

2.9 Usulan Kasus PS: THT...6

Daftar Isi Lampiran 1 TemplateInstruksi PS...2

1.1TemplateInstruksi Informasi Umum...2

1.2TemplateInstruksi Identitas...2

1.3TemplateInstruksi Riwayat Penyakit ...2

1.4TemplateInstruksi Khusus ...2

1.5TemplateInstruksi Peran yang Harus Dilakukan ...3

2 Usulan Kasus PS...4

2.1 Usulan Kasus PS: Bedah ...4

2.2 Usulan Kasus PS: Mata ...4

2.3 Usulan Kasus PS: Jiwa ...4

2.4 Usulan Kasus PS: Saraf ...5

2.5 Usulan Kasus PS: Anak...5

2.6 Usulan Kasus PS: Penyakit Dalam...5

2.7 Usulan Kasus PS: OBSGYN ...6

2.8 Usulan Kasus PS: DV...6

(12)

TemplateInstruksi PS

TemplateInstruksi PS: Informasi Umum

• Gambaran khas penyakit

• Penampilan PS: pakaian, tata rias, postur tubuh

TemplateInstruksi PS: Identitas

• Nama : • Usia : • Alamat: • Jenis kelamin : • Agama: • Pekerjaan : • Status pernikahan : • Pendidikan terakhir :

TemplateInstruksi PS: Riwayat Penyakit

• Keluhan utama:

• Riwayat penyakit sekarang : - sejak kapan :

- lokasi : - durasi:

- hal-hal pencetus:

- hal-hal yang memperburuk keluhan : - hal-hal yang mengurangi keluhan: - keluhan lain terkait keluhan utama : - riwayat pengobatan sekarang:

• Riwayat penyakit dahulu:

• Riwayat pengobatan penyakit dahulu:

• Riwayat penyakit keluarga :

• Riwayat kebiasaan: - olahraga = - merokok = - diet =

- hubungan suami istri =

- hubungan dengan tetangga/teman =

TemplateInstruksi PS: Riwayat Khusus

• Riwayat Khusus Anak

- Riwayat Kehamilan dan Persalinan - Tumbuh kembang

- Imunisasi

- Riwayat pemberian makanan

• Riwayat Psikiatri: (sesuai status)

• Riwayat OBSGIN

TemplateInstruksi PS

TemplateInstruksi PS: Informasi Umum

• Gambaran khas penyakit

• Penampilan PS: pakaian, tata rias, postur tubuh

TemplateInstruksi PS: Identitas

• Nama : • Usia : • Alamat: • Jenis kelamin : • Agama: • Pekerjaan : • Status pernikahan : • Pendidikan terakhir :

TemplateInstruksi PS: Riwayat Penyakit

• Keluhan utama:

• Riwayat penyakit sekarang : - sejak kapan :

- lokasi : - durasi:

- hal-hal pencetus:

- hal-hal yang memperburuk keluhan : - hal-hal yang mengurangi keluhan: - keluhan lain terkait keluhan utama : - riwayat pengobatan sekarang:

• Riwayat penyakit dahulu:

• Riwayat pengobatan penyakit dahulu:

• Riwayat penyakit keluarga :

• Riwayat kebiasaan: - olahraga = - merokok = - diet =

- hubungan suami istri =

- hubungan dengan tetangga/teman =

TemplateInstruksi PS: Riwayat Khusus

• Riwayat Khusus Anak

- Riwayat Kehamilan dan Persalinan - Tumbuh kembang

- Imunisasi

- Riwayat pemberian makanan

• Riwayat Psikiatri: (sesuai status)

• Riwayat OBSGIN

TemplateInstruksi PS

TemplateInstruksi PS: Informasi Umum

• Gambaran khas penyakit

• Penampilan PS: pakaian, tata rias, postur tubuh

TemplateInstruksi PS: Identitas

• Nama : • Usia : • Alamat: • Jenis kelamin : • Agama: • Pekerjaan : • Status pernikahan : • Pendidikan terakhir :

TemplateInstruksi PS: Riwayat Penyakit

• Keluhan utama:

• Riwayat penyakit sekarang : - sejak kapan :

- lokasi : - durasi:

- hal-hal pencetus:

- hal-hal yang memperburuk keluhan : - hal-hal yang mengurangi keluhan: - keluhan lain terkait keluhan utama : - riwayat pengobatan sekarang:

• Riwayat penyakit dahulu:

• Riwayat pengobatan penyakit dahulu:

• Riwayat penyakit keluarga :

• Riwayat kebiasaan: - olahraga = - merokok = - diet =

- hubungan suami istri =

- hubungan dengan tetangga/teman =

TemplateInstruksi PS: Riwayat Khusus

• Riwayat Khusus Anak

- Riwayat Kehamilan dan Persalinan - Tumbuh kembang

- Imunisasi

- Riwayat pemberian makanan

• Riwayat Psikiatri: (sesuai status)

(13)

- Riwayat kontrasepsi

• Lain-lain yang bersifat khusus

Template Instruksi PS: Peran yang harus dilakukan

• Peran meliputi:

– penampilan (pakaian, tata rias, postur),

– ekspresi,

– sikap (bahasa tubuh),

– dialog (informasi atau pertanyaan yang harus disampaikan).

• Peran yang harus dilakukan:

– Saat datang:

– Saat anamnesis:

– Saat pemeriksaan:

– Saat penyampaian diagnosis:

– Saat konseling:

– Saat pulang:

– Terkaitinformed consent: - Riwayat kontrasepsi

• Lain-lain yang bersifat khusus

Template Instruksi PS: Peran yang harus dilakukan

• Peran meliputi:

– penampilan (pakaian, tata rias, postur),

– ekspresi,

– sikap (bahasa tubuh),

– dialog (informasi atau pertanyaan yang harus disampaikan).

• Peran yang harus dilakukan:

– Saat datang:

– Saat anamnesis:

– Saat pemeriksaan:

– Saat penyampaian diagnosis:

– Saat konseling:

– Saat pulang:

– Terkaitinformed consent: - Riwayat kontrasepsi

• Lain-lain yang bersifat khusus

Template Instruksi PS: Peran yang harus dilakukan

• Peran meliputi:

– penampilan (pakaian, tata rias, postur),

– ekspresi,

– sikap (bahasa tubuh),

– dialog (informasi atau pertanyaan yang harus disampaikan).

• Peran yang harus dilakukan:

– Saat datang:

– Saat anamnesis:

– Saat pemeriksaan:

– Saat penyampaian diagnosis:

– Saat konseling:

– Saat pulang:

(14)

Usulan Kasus-Kasus PS

Usulan Kasus PS: Bedah 1. Appendisitis akut 2. Hernia 3. BPH 4. Cedera kepala 5. Struma 6. Tumor payudara 7. Frakture 8. Tumor kulit 9. Ileus 10. Trauma 11. Peritonitis 12. Ruptur uretra

Usulan Kasus PS: Mata 1. Benda asing pada konjungtiva 2. Konjungtivitis

3. Katarak 4. Hordeolum 5. Glaukoma

6. Keratitis/ ulkus kornea 7. Ablasio retina

8. Retinopati DM 9. Retinoblastoma 10. Trauma mata 11. Selulitis

Usulan Kasus PS: Jiwa 1. Depresi

2. Ansietas 3. Insomnia 4. Psikosomatis 5. Psikotik

6. Penyalahgunaan zat psikoaktif 7. Dimensia

Usulan Kasus-Kasus PS

Usulan Kasus PS: Bedah 1. Appendisitis akut 2. Hernia 3. BPH 4. Cedera kepala 5. Struma 6. Tumor payudara 7. Frakture 8. Tumor kulit 9. Ileus 10. Trauma 11. Peritonitis 12. Ruptur uretra

Usulan Kasus PS: Mata 1. Benda asing pada konjungtiva 2. Konjungtivitis

3. Katarak 4. Hordeolum 5. Glaukoma

6. Keratitis/ ulkus kornea 7. Ablasio retina

8. Retinopati DM 9. Retinoblastoma 10. Trauma mata 11. Selulitis

Usulan Kasus PS: Jiwa 1. Depresi

2. Ansietas 3. Insomnia 4. Psikosomatis 5. Psikotik

6. Penyalahgunaan zat psikoaktif 7. Dimensia

Usulan Kasus-Kasus PS

Usulan Kasus PS: Bedah 1. Appendisitis akut 2. Hernia 3. BPH 4. Cedera kepala 5. Struma 6. Tumor payudara 7. Frakture 8. Tumor kulit 9. Ileus 10. Trauma 11. Peritonitis 12. Ruptur uretra

Usulan Kasus PS: Mata 1. Benda asing pada konjungtiva 2. Konjungtivitis

3. Katarak 4. Hordeolum 5. Glaukoma

6. Keratitis/ ulkus kornea 7. Ablasio retina

8. Retinopati DM 9. Retinoblastoma 10. Trauma mata 11. Selulitis

Usulan Kasus PS: Jiwa 1. Depresi

2. Ansietas 3. Insomnia 4. Psikosomatis 5. Psikotik

6. Penyalahgunaan zat psikoaktif 7. Dimensia

(15)

Usulan Kasus PS: Saraf 1. Stroke

2. Vertigo

3. Nyeri pinggang 4. Cedera kepala

5. Trauma spinal (paraparesis) 6. Epilepsi

7. Meningitis & Encefalitis 8. Tumor otak

9. Parkinson 10. Neuropati 11. Miastenia gravis 12. Nyeri kepala (cefalgia)

Usulan Kasus PS:Anak 1. ISPA [Atas] 2. ISPA [Bawah] 3. Diare 4. DHF 5. Kejang Demam 6. Demam tifoid

7. Anemia Defisiensi Besi 8. Asma 9. TB Paru 10. Hepatitis B 11. Ikterus Neonatorum 12. ISK 13. Resusitasi Neonatus 14. Hidrocefalus 15. Malnutrisi 16. Kecacingan 17. Thalasemia 18. Alergi Makanan

Usulan Kasus PS: Penyakit Dalam 1. Diabetes Melitus 2. Hipertensi 3. TBC 4. Hepatitis 5. HIV 6. Demam tifoid 7. Malaria 8. DHF 9. Gastritis 10. ISK 11. Gagal Ginjal 12. Rheumatology

Usulan Kasus PS: Saraf 1. Stroke

2. Vertigo

3. Nyeri pinggang 4. Cedera kepala

5. Trauma spinal (paraparesis) 6. Epilepsi

7. Meningitis & Encefalitis 8. Tumor otak

9. Parkinson 10. Neuropati 11. Miastenia gravis 12. Nyeri kepala (cefalgia)

Usulan Kasus PS:Anak 1. ISPA [Atas] 2. ISPA [Bawah] 3. Diare 4. DHF 5. Kejang Demam 6. Demam tifoid

7. Anemia Defisiensi Besi 8. Asma 9. TB Paru 10. Hepatitis B 11. Ikterus Neonatorum 12. ISK 13. Resusitasi Neonatus 14. Hidrocefalus 15. Malnutrisi 16. Kecacingan 17. Thalasemia 18. Alergi Makanan

Usulan Kasus PS: Penyakit Dalam 1. Diabetes Melitus 2. Hipertensi 3. TBC 4. Hepatitis 5. HIV 6. Demam tifoid 7. Malaria 8. DHF 9. Gastritis 10. ISK 11. Gagal Ginjal 12. Rheumatology

Usulan Kasus PS: Saraf 1. Stroke

2. Vertigo

3. Nyeri pinggang 4. Cedera kepala

5. Trauma spinal (paraparesis) 6. Epilepsi

7. Meningitis & Encefalitis 8. Tumor otak

9. Parkinson 10. Neuropati 11. Miastenia gravis 12. Nyeri kepala (cefalgia)

Usulan Kasus PS:Anak 1. ISPA [Atas] 2. ISPA [Bawah] 3. Diare 4. DHF 5. Kejang Demam 6. Demam tifoid

7. Anemia Defisiensi Besi 8. Asma 9. TB Paru 10. Hepatitis B 11. Ikterus Neonatorum 12. ISK 13. Resusitasi Neonatus 14. Hidrocefalus 15. Malnutrisi 16. Kecacingan 17. Thalasemia 18. Alergi Makanan

Usulan Kasus PS: Penyakit Dalam 1. Diabetes Melitus 2. Hipertensi 3. TBC 4. Hepatitis 5. HIV 6. Demam tifoid 7. Malaria 8. DHF 9. Gastritis 10. ISK 11. Gagal Ginjal 12. Rheumatology

(16)

14. Gagal Jantung 15. Sepsis

16. Pneumonia

Usulan Kasus PS: OBSGYN 1. ANC

2. Kontrasepsi

3. Perdarahan [abortus, post partum, dll] 4. Persalinan Normal 5. Dismenore 6. Keputihan 7. KET 8. Ca Serviks 9. Mioma Uteri 10. Anemia 11. Infertilitas primer 12. Hiperemesis gravidarum 13. PID  Usulan Kasus PS: DV 1. STD 2. Keputihan 3. Tinea 4. Dermatitis 5. Leprosi 6. Herpes 7. Scabies 8. Urtikaria 9. Insect bite 10. Akne 11. Varicela 12. Psoriasis 13. Impetigo 14. Ulkus tropikum  Usulan Kasus PS: THT 1. Rhinofaringitis 2. Otitis 3. Rinitis 4. Tuli 5. Corpus alienum 6. Tinitus 7. Epistaksis 8. Tonsilofaringitis 9. Mastoiditis 10. Sinusitis 11. Karsinoma nasofaring 14. Gagal Jantung 15. Sepsis 16. Pneumonia

Usulan Kasus PS: OBSGYN 1. ANC

2. Kontrasepsi

3. Perdarahan [abortus, post partum, dll] 4. Persalinan Normal 5. Dismenore 6. Keputihan 7. KET 8. Ca Serviks 9. Mioma Uteri 10. Anemia 11. Infertilitas primer 12. Hiperemesis gravidarum 13. PID  Usulan Kasus PS: DV 1. STD 2. Keputihan 3. Tinea 4. Dermatitis 5. Leprosi 6. Herpes 7. Scabies 8. Urtikaria 9. Insect bite 10. Akne 11. Varicela 12. Psoriasis 13. Impetigo 14. Ulkus tropikum  Usulan Kasus PS: THT 1. Rhinofaringitis 2. Otitis 3. Rinitis 4. Tuli 5. Corpus alienum 6. Tinitus 7. Epistaksis 8. Tonsilofaringitis 9. Mastoiditis 10. Sinusitis 11. Karsinoma nasofaring 14. Gagal Jantung 15. Sepsis 16. Pneumonia

Usulan Kasus PS: OBSGYN 1. ANC

2. Kontrasepsi

3. Perdarahan [abortus, post partum, dll] 4. Persalinan Normal 5. Dismenore 6. Keputihan 7. KET 8. Ca Serviks 9. Mioma Uteri 10. Anemia 11. Infertilitas primer 12. Hiperemesis gravidarum 13. PID  Usulan Kasus PS: DV 1. STD 2. Keputihan 3. Tinea 4. Dermatitis 5. Leprosi 6. Herpes 7. Scabies 8. Urtikaria 9. Insect bite 10. Akne 11. Varicela 12. Psoriasis 13. Impetigo 14. Ulkus tropikum  Usulan Kasus PS: THT 1. Rhinofaringitis 2. Otitis 3. Rinitis 4. Tuli 5. Corpus alienum 6. Tinitus 7. Epistaksis 8. Tonsilofaringitis 9. Mastoiditis 10. Sinusitis 11. Karsinoma nasofaring

Referensi

Dokumen terkait

(5) Berdasarkan penilaian pada tahap uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 12 orang siswa kelas V di SD Negeri 3Taman dengan 2 siswa berprestasi belajar tinggi,

60% 58% 92%.. LAKIP 2016 | Biro Hukum, Organisasi dan Humas 23 dikarenakan Menteri PAN dan RB berkenan untuk bertemu dengan Kepala BSN secara langsung mengenai tugas pokok

tempat tinggalnya, dengan demikian perilaku disiplin belajar ini dapat ditumbuhkan dalam diri setiap orang. Secara garis besar disiplin belajar merupakan sikap

Menurut responden konsumen supermarket, dimensi servqual yang tergolong kategori one dimensional adalah tangible, reliability dan assurance.

BDI tidak menjelaskan berapakah tingkat anggaran iklan yang harus digunakan : suatu pasar BDI yang tinggi, misalnya, memerlukan kampanye yang lebih sedikit jika sedang

Di Jawa Barat, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat mengembangkan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL). SBL bertujuan untuk menyediakan

Antara isu halal yang berlaku di pasaran khususnya dalam produk makanan adalah berkaitan dengan beberapa siri penipuan yang dilakukan oleh peniaga dalam mengaut keuntungan

bahwa Perusahaan telah menetapkan peneraPan rurnaiemen risiko sebagaimana termuat dalam Peraturan Direksi Nomor 13/Per-Dir /WI/2070 tanggal 29 Desember 2010