• Tidak ada hasil yang ditemukan

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PERHATIAN ORANG TUA DAN PENGARUHNYA

TERHADAP HASIL BELAJAR ANAK

DALAM PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM

(Studi Pada Siswa Kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2010/2011)

S K R I P S I

Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

oleh:

ROUDLOTIYYUKHBARUN NIM : 093111347

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Roudlotiyyukhbarun

NIM : 093 111 347

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 25 Mei 2011 Saya yang menyatakan,

Roudlotiyyukhbarun NIM : 093111347

(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl.Prof.DR.Hamka kampus II Ngalian,Telp.7601295 fax.7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN Naskah skripsi dengan:

Judul : PERHATIAN ORANG TUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR ANAK DALAM

PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM (Studi Pada Siswa

Kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten DemakTahun Ajaran 2010/2011) Nama : Roudlotiyyukhbarun

NIM : 093111347

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah diujikan dalam siding munaqasah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 14 juni 2011 DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

Drs, Ahmad Sudja’I, M.Ag. Hamdani Mu’in, DR. M.Ag NIP : 19511005 1976021 001 NIP.19720405 199903 1 001

Penguji I, Penguji II,

Mahfud Junaidi, M.Ag Fakhrur Rozi, M.Ag

NIP. 19690320 199803 1 004 NIP.19691220 199509 1 001 Pembimbing,

(4)

iv

NOTA PEMBIMBING

Semarang, 25 Mei 2011 Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PERHATIAN ORANG TUA DAN PENGARUH- NYA TERHADAP HASIL BELAJAR ANAK DALAM PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM (Studi Pada Siswa Kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2010/2011)

Nama : Roudlotiyyukhbarun NIM : 093111347

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Pembimbing,

Ahmad Maghfurin,M.ag NIP. 19750120 200003 1 001

(5)

v MOTTO : | ·÷‚u‹ø9uρ š Ï%©!$# ö θs9 ( #θä.ts? ô ÏΒ ó ΟÎγÏù=yz Z π−ƒÍh‘èŒ $¸≈yèÅÊ ( #θèù%s{ ö ΝÎγøŠn=tæ ( #θà)−Gu‹ù=sù © !$# ( #θä9θà)u‹ø9uρ Z ωöθs% #´‰ƒÏ‰y™ ∩∪

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (Q.S An-Nisa’ : 9) 1

1

Penyelenggara pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen Agama, 1971) hlm 161

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang tuaku

Semoga ridlo Allah tercurah selalu

Ku panjatkan do’a dalam detak jantungku

Mengiringi perjalanan kehaqiqian kepada Roobku

Kesabaran dan kesetiaamu

Untuk suami yang selalu mendampingiku Kulukis namamu dalam karya ini

Semoga tertanam dalam kalbu

Untuk buah hatiku

Sebagai tumpuan harapanku Kupatri dalam do’a-do’a malamku

Semoga menjadi anak yang sholih-sholihah selalu

Umtuk guru-guruku dan sahabat-sahabatku Saran dan koreksi ku tunggu selalu

Semoga ridlo Allah selalu terpaku Hanya do’a yang aku tuju

(7)

vii

ABSTRAK

ROUDLOTIYYUKHBARUN, Perhatian Orang Tua dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Anak Dalam Pengembangan Agama Islam (Studi pada Siswa Kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2010/2011)

Usia dini (0-6 tahun) adalah usia emas yang sangat berpengaruh pada kepribadian anak. Pendidikan anak RA Nurul Ittihad Babalan itu tidak hanya didik oleh guru dis ekolah saja tetapi juga di rumah.

Penelitian ini bertujuan pada siswa kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah:

1. Perhatian orang tua dikatagorikan cukup baik terhadap hasil belajar pengembangan Agama Islam di RA Nurul Ittihad.

2. Hasil belajar pengembangan Agama Islam RA Nurul Ittihad Babalan dalam katagori cukup tinggi.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan hasil belajar Pengembangan Agama Islam (PAI).

Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah perhatian orang tua sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 siswa dan seluruh populasi dijadikan sempel dalam penelitian. Sedangkan waktu penelitian ini 20 hari dan dilakukan di RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan metode tes. Dan data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis regresi satu prediktor.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :

1. Perhatian orang tua (kepedulian orang yang melahirkan atau merawat anaknya yaitu Asih,asah,dan asuh). Dikatagorikan cukup baik terhadap hasil belajar pengembangan Agama Islam di RA Nurul Ittihad artinya dengan melihat nilai rata-rata perhatian orang tua 84, 31.

2 Hasil belajar pengembangan Agama Islam kelompok B di RA Nurul Ittihad Babalan dalam katagori cukup tinggi (pandai) dengan melihat nilai rata-rata kelas sebesar 89, 03.

3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan hasil belajar pengembangan Agama Islam, ditunjukkan oleh rxy = 0,898 dan r

²

= 0,81, Koefesien Determinasi = r² x 100 = 0,81 x 100 = 80%. Maka pengaruh Perhatian orang tua terhadap hasil belajar pengembangana Agama Islam kelompok B di RA Nurul Ittihad Babalan sebesar: 80 %

Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan hasil belajar pengembangan Agama Islam kelompok B di RA Nurul Ittihad Babalan.

F hitung = - 30,68 pada taraf kebenaran 0,01 = 7,42 dan untuk taraf kebenaran 0,05 = 3,59. maka perbandingan F hitung < F table maka Ho diterima (memiliki koefisien arah regresi yang berarti atau signifikan berbentuk regresi linier).

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukurillah, Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang mana telah memberikan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perhatian Orang Tua dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Anak Dalam Pengembangan Agama Islam (Studi pada Siswa Kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2010/2011)”.

Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah mendidik kita untuk menjadi insan yang mulia.

Skripsi ini peneliti susun untuk memenuhi salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang.

Peneliti berkeyakinan bahwa tanpa adanya bimbingan dan pengarahan dari semua pihak, mungkin penyusunan dari skripsiini tidak akan berhasil dengan baik. Maka dari itu tidaklah berkelebihan bila peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada :

1. Bapak DR. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

2. Bapak Ahmad Muthohar, M.Ag selaku ketua program jurusan PAI

3. Bapak Ahmad Maghfurin, M.Ag yang telah membimbing dalam pembuatan skripsi

4. Segenap Dewan Penguji dan semua Dosen IAIN Walisongo Semarang. Atas jasa baik beliau-bliau tersebut diatas penulis berdo’a semoga amal beliau dibalas oleh Allah SWT serta memperoleh kebahagiaan dunia sampai akhirat.

Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti enulis mohon tegur dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnan selanjutnya.

Akhirnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan penulis berdo’a semoga dengan selesainya Skripsi ini dapat membawa hikmah yang besar bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Peneliti

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

PERNYATAAN KEASLIAN……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

NOTA PEMBIMBING………. iv

MOTTO ……… v

PERSEMBAHAN ……… vi

ABSTRAK ……… vii

KATA PENGANTAR ……… viii

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

BAB I : PENDAHULUAN………. A. Latar belakang masalah……….. 1

B. Identifikasi masalah………..……… 3

C. Pembatasan Masalah……… 3

D. Rumusan masalah…….………….……….. 4

E. Tujuan penelitian ……… 4

F. Manfaat penelitian………..……….……… 5

BAB II : PERHATIAN ORANG TUA SEBAGAI PENENTU HASIL BELA- JAR ANAK……… A. Perhatian Orang Tua ………. 6

B. Hasil belajar ……… 17

1. Pengertian Hasil Belajar ………... 17

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses dan ………… Hasil Belajar ……….. 20

C. Pengembangan Agama Islam ………... 23

D. Hipotesis ……… 26

(10)

x

BAB III : METODE PENELITIAN ……… 27

A. Variabel penelitian ……… 27

B. Tekhnik dan pendekatan Penelitian ……… 28

C. Tempat dan waktu penelitian ……… 29

D. Populasi ……… 30

E. Instrumen penelitian ……… 31

F. Teknik Analisis Data ……….. 34

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Diskripsi dan Variabel ……… 35

1. Perhatian Orang Tua ………. 35

2. Hasil Belajar Pengembangan Agama Islam ……… 38

B. Analisa data ……… 40

C. Pengujian Hipotesis……… 47

D. Kendala-Kendala Perhatian Orang Tua………. 47

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ……… 49

2. Saran ………. 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ……….. 29

Tabel 2 Instrumen Penelitian………. 32

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Terikat ……… 33

Tabel 4 Perhatian Orang tua ……….. 35

Tabel 5 Perhatian Orang tua ……….. 37

Tabel 6 Data Perhatian Orangtua ……… 38

Tabel 7 Data Hasil Belajar Pengembangan Agama Islam ………. 39

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Tabel 1 Diagram tentang perhatian Orangtua ……… 38 Tabel 2 Diagram tentang Hasil Belajar Pengembangan Agama Islam ……… 39

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengajuan Judul Lampiran 2 Izin Riset

Lampiran 3 Pengisian Angket

Lampiran 4 Kuesioner Perhatian Orngtua

Lampiran 5 Lembar Tes Prestasi Belajar Pengembangan Agama Islam Lampiran 6 Tabulasi Data Tentang Perhatian Orangtua

Lampiran 7 Tabulasi Data Tentang Hasil Belajar Pengembangan Agama Islam Lampiran 8 Proses Analisis Data (Korelasi Product Moment)

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak-anak adalah karunia Tuhan yang harus dididik dengan sebaik-baiknya. Manusia lahir tidak mungkin dalam keadaan pandai, yang mengantarkan kepandaian adalah pendidik. Orang tua mempunyai peran sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai moral, menginspirasi dan mendidik anak-anak mereka.1 Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari.

Manusia sejak dilahirkan berkembang terus sampai mati, perkembangan itu meliputi fisik badaniah dan rohaniah. Mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuh kembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orangtua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak.

Usia dini( 0-6 tahun) adalah usia emas yang sangat berpengaruih pada kepribadian anak selanjutnya, karena perkembangan IQ, EQ dan SQ berkembang sampai 80%.2 Usia dini adalah masa dimana anak bagai kertas putih kosong, masa sensitif terhadap segala kemungkinan yang terjadi disekitarnya. Mereka akan meniru perbuatan yang mereka lihat.3

1

P.K.Arya, Rahasia Mengasah Talenta Anak, (Jogjakarta: Diva Press Group, 2008) hlm 51-52.

2

A.Ruhan,Tip Membuat Anak Rajin, Suka dan Pintar Mengerjakan PR, (Jogjakarta: Diva Press ,2009)

hlm 22. 3

(15)

2

Pendidikan di Roudlotul Athfal Babalan merupakan priode emas yang sangat mempengaruhi hingga masa dewasa, karena apa yang terjadi pada masa remaja bisa ditelusuri pada masa usia dini. Pendidikan anak RA Nurul Ittihad Babalan itu tidak hanya dididik oleh guru di sekolah saja, tetapi juga dari peran orang tua dalam lingkungannya.

Banyak orang tua yang kurang perhatian terhadap anaknya, karena banyaknya aktifitas atau kurang mampu mendidik sehingga anak berkembang tanpa arahan dan bimbingan yang akhirnya hanya pasrah pada guru disekolah saja, padahal guru disekolah menangani banyak siswa, apalagi kalau sistim belajar mengajarnya kurang efektif disebabkan karena ketidak profesionalan guru, juga minimnya sarana prasarana sekolah sehingga pendidikan kurang bermutu.

Orang tua harus ingat bahwa kegagalan yang dialami anak bukan berarti anak tidak mempunyai kelebihan atau tidak bisa diperbaiki, kegagalan hanya menunjukkan kurangnya usaha yang dilakukan atau kurangnya perhatian terhadap anaknya.4

Dalam pengajaran anak, jika mendidiknya hanya asal-asalan maka akan mematikan kabaikan, keaktifan dan kreatifitas siswa, sehingga akan mempengaruhi pada perkembangan selanjutnya. Karena anak laksana kertas putih, yang menjadikan warna-warni itu adalah pendidiknya.

Hal- hal yang mendorong pemilihan judul perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak dan pengaruhnya (studi pada siswa RA Nurul Ittihad Babalan kecamatan Wedung kabupaten Demak)adalah karena :

1. Peranan dan perhatian orang tua dalam perkembangan prestasi anak sangat dominan.

2. Masalah tersebut sesuai dengan keadaan penulis, sebagai orang tua maupun sebagai guru Roudlotul Athfal.

3. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di RA Nurul Ittihad.

4

(16)

3

Berdasarkan kenyataan diatas, kiranya cukup dapat dipahami mengenai pentingnya perhatian orang tua terhadap peningkatan prestasi belajar anak dalam pengembangan agama Islam di RA Nurul Ittihad Babalan Wedung Demak tahun ajaran 2010/2011.

Atas dasar itu penulis mengambil Judul Perhatian Orang Tua dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Anak Dalam Pengembangan Agama Islam (Studi pada Siswa RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2010/2011)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari apa yang terurai pada latar belakang masalah diatas, maka dapat kita lihat dengan jelas mengenai masalah pokoknya:

1. Bagaimakah cara orang tua mendidik anak?

2. Apakah peran Orang tua sangat penting dalam menentukan hasil belajar Pengembangan Agama Islam anak RA Nurul Ittihad Babalan?

3. Apakah perhatian orang tua berpengaruh positif terhadap hasil belajar anak dalam pengembangan Agama Islam?

Secara teoritis bahwa mendidik anak itu sangat mudah, akan tetapi mendidik anak dengan benar tidaklah mudah. Memang kalau berbicara mengenai kesuksesan anak dalam belajar, itu sering kita kaitkan dengan perhatian orangtua juga didalam keluarga. Ditinjau dari segi waktu anak lebih banyak dirumah bila dibandingkan dengan sekolah. Oleh sebab itu pihak keluarga juga berperan sangat penting dalam keberhasilan belajar anak dan keberhasilan prestasi belajar anak banyak dipengaruhi oleh adanya perhatian orang tua.

Mengingat masalahnya yang akan dipecahkan, melalui kegiatan ini perlu memberikan pembatasan masalah agar lebih berpusat.

(17)

4

C. Pembatasan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah diatas yang begitu banyak / kompleks maka peneliti perlu mengadakan pembatasan masalah agar masalah-masalah tersebut dapat diteliti dengan mendetail diantaranya adalah memfokuskan pada aspek wali murid terutama faktor perhatian dari orang tua itu sendiri dalam kaitannya dengan pencapaian hasil belajar siswa dalam Pengembangan Agama Islam. Sedangkan yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang dilakukan pada Tahun Ajaran 2010/2011

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar.

Faktor hasil belajar dalam konteks penelitian ini merupakan aspek penting yang harus diamati, hal ini mengingat bahwa variabel hasil belajar sangat dipengaruhi oleh banyak variabel.

Demikian gambaran mengenai pembatasan masalah yang dimaksudkan untuk mempertegas ruang lingkup penelitian. Selanjutnya untuk mengingat luasnya masalah yang akan dipecahkan melalui kegiatan ini maka masalah-masalah pokok yang termasuk dalam ruang lingkup penelitian perlu ditegaskan melalui rumusan masalah yang lebih operasional.

D. Rumusan Masalah

Bertolak dari hasil identifikasi dan dengan memperhatikan pembatasan masalah diatas, selanjutnya dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diupayakan pemecahannya melalui kegiatan penelitian, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perhatian orang tua terhadap hasil belajar pengembangan Agama Islam di RA Nurul Ittihad?.

2. Bagaimanakah hasil belajar pengembangan Agama Islam RA Nurul Ittihad Babalan?

3. Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap hasil belajar Pengembangan Agama Islam kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan?

(18)

5

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perhatian orang tua terhadap hasil belajar pengembangan Agama Islam di RA Nurul Ittihad

2. Untuk mengetahui Hasil belajar pengembangan Agama Islam RA Nurul Ittihad Babalan?

3. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar Pengembangan Agama Islam kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi RA Nurul Ittihad

Dengan adanya penelitian ini hendaknya dijadikan sebagai masukan khususnya bagi guru-guru dalam upaya untuk membina hubungan dengan wali muriddalam memperhatikan putra-putrinya.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat dapat meningkatkan keaktifan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di RA. Hal ini mengingat bahwa masyarakat juga merupakan faktor penunjang dalam keberhasilan tujuan pendidikan.

(19)

6

BAB II

PERHATIAN ORANG TUA SEBAGAI PENENTU HASIL BELAJAR ANAK

A. Perhatian Orang Tua

Perhatian yaitu dari kata perhati yang berarti hal memperhatikan, minat, apa yang diperhatikan.1 Orang tua adalah ayah, ibu kandung (orang yang sudah lanjut umurnya, orang yang melahirkan atau merawat).2 Jadi perhatian orang tua adalah apa yang diperhatikan ayah, ibu kandung (kepedulian orang yang melahirkan atau merawat anaknya).

Persiapan dan pembinaan orang tua ketika individu yang bersangkutan masih kecil sangat mempengaruhi proses- proses perkembangan selanjutnya. Individu hanya membawa potensi-potensi ketika ia lahir, orang tua yang harus membentuk atau mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak. Sampai individu berada pada fase lansia, merupakan hasil dari persiapan dan pembinaan orang tuanya ketika ia masih dalam fase-fase sebelum fase dewasa ( fase pra-Natal, fase lahir, fase 2 tahun pertama, fase kanak-kanak awal, fase kanak - kanak akhir, fase puber, fase remaja, fase dewasa dini, fase dewasa madya, fase dewasa akhir).3

Anak adalah karunia terbesar dan berharga dari Allah untuk orang tua, yang diutus khusus memberikan ketenangan, kebahagiaan dan tumpuan hidup dimasa depan mereka. Dengan keberadaan anak disamping mereka semua harapan akan terwujud dan hatipun menjadi tenang. Untuk mencapai keinginan tersebut orang tua sangat memerlukan pendidikan demi meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.

1

Hasan Alwi dkk, Kamus besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000) hlm. 857

2

Hasan Alwi dkk, Kamus besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, hlm. 802 3

(20)

7 Peran keluarga terutama ibu sebagai penentu dari berhasil tidaknya anak. Sebab ibulah orang terdekat dengan anaknya yang senantiasa menemani dan merawat sejak kecil hingga dewasa kelak. Sedangkan keberadaan ayah hanyalah bekerja mencari nafkah yang otomatis waktunya banyak dihabiskan di luar rumah. Dari itulah ibu harus pandai-pandai mengatur dan membagi waktu untuk anak, mana yang digunakan belajar atau sekolah, bermain, berkumpul keluarga, bersenda gurau dan sebagainya. Disamping itu ibu yang sebagai istri teladan haruslah memperhatikan dengan tekun pendidikan anak-anaknya untuk menjadi anak yang berbudi pekerti dan berakhlak luhur, sehingga kehidupan mereka berharga laksana perhiasan kehidupan dunia.

Untuk mendidik anak yang benar haruslah dengan cara-cara yang baik, dan ini biasanya hanya bisa dilakukan oleh ibu. Maka ia dituntut harus memahami betul-betul sifat dan watak anak-anaknya yang kebanyakan terdapat perbedaan. Sehingga dia dengan mudah dapat masuk kedalam jiwa itu dan menyelam kedalam dunia mereka dengan nilai-nilai yang tinggi sesuai dengan ajaran agama, sifat-sifat terpuji dan akhlakul karimah.

Anak-anak yang sudah tertanam jiwanya dengan pendidikan Islam tentu sejak kecil ia sudah menjadi anak shalihah, memiliki kemuliaan dan dengan senang, ikhlas dan rela akan berbakti kepada orang tua. Akan tetapi, mendidik sejak kecil bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Disini diperlukan keteladanan, kesabaran dan pengertian dari orang tua terutama ibu, yang berperan penting sekali dalam menanamkan pendidikan Islam. Untuk itu , wanita muslimah harus senantiasa sadar memperhatikan ajaran-ajaran agamanya dan mengetahui tugas yang diembannya. Di samping itu, ia harus bertanggung jawab penuh dalam mendidik anak dan keluarganya.4

4

(21)

8 Selain dari pendidikan keluarga, pergaulan dan keberadaan masyarakat pun ikut memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak yang shalihah dan berakhlakul karimah. Maka orang tua harus pandai memilihkan mana teman yang baik dan buruk, juga kebiasaan masyarakat yang perlu dicontoh dan patut ditinggalkan. Karena tanggung jawab besar ini orang tua dan anak harus mempunyai hubungan yang erat atau akrab dalam setiap hal, yaitu dengan cara mendekati agar anak tidak sungkan atau kaku dalam membicarakan permasalahannya dihadapan orang tua dan anak akan terjalin dengan baik dan tidak ada kesenjangan.

Selain cara diatas ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menanamkan pendidikan anak, yaitu:

1. Sejak kecil hendaklah ibu terus mendekati anak dan menjalin kasih-sayang dengan cara menyusui, merawat, memandikan, menyuapi, menemani tidur dan sebagainya. Agar anak merasa mendapat perhatian dan disayangi meskipun ia belum mengerti, tapi jiwa anakpun bisa merasakannya.

2. Sering mengajak berkumpul dengan seluruh anggota keluarganya terutama ayah, sebab kehadiran anak baginya dapat menjadi penolong, penunjang dan pemberi semangat untuk tetap tegar dalam menjalani kehidupan ini. Dengan begitu anakpun akan tumbuh rasa sayang terhadap ayahnya maupun dengan yang lain.

3. Memberikan permainan yang Islami , bebas dan wajar. Yaitu sesuai dengan pertumbuhan dan mental anak.

4. Membiasakan pada anak agar melakukan sesuatu harus membaca basmalah dan menggunakan tangan kanan ketika makan dan menerima sesuatu.

5. Melarang anak menjadi seorang peminta pada teman dan mengajari jika meminjam harus izin dahulu, memberikan pengertian dan pemahaman bahwa sesama teman harus akur dan saling membantu serta tidak boleh bertengkar meskipun ada permasalahan diantara teman-temannya.

6. Tidak memanjakan anak, menganjurkan hidup sedrhana, dermawan, murah hati dan saling menghormati agar tercipta kerukunan dan kedamaian.5

5

Penyelenggara pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen Agama, 1971) hlm 161

(22)

9 7. Mulai memperkenalkan dan mengajari shalat jika sudah tiba waktunya. Hal ini diperlukan teladan atau contoh dari orang tua agar mereka dengan sendirinya membiasakan shalat tepat pada waktunya.

8. Mengajari anak sopan santun, yakni biasa mengucapkan salam, pamit sebelum pergi, berjabat tangan sambil mencium tangan dan ramah tamah dalam pembicaraan pada siapapun6. Anak sebagai dambaan orang tua di satu sisi, merupakan anugrah Allah tetapi disisi lain, merupakan amanah. Kewajiban orang tua mendidik anak, menjaga dan memelihara agar jangan sampai anak menjadi generasi yang lemah jasmani dan rohani.

Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 9 disebutkan

| ·÷‚u‹ø9uρ š Ï%©!$# ö θs9 ( #θä.ts? ô ÏΒ ó ΟÎγÏù=yz Z π−ƒÍh‘èŒ $¸≈yèÅÊ ( #θèù%s{ ö ΝÎγøŠn=tæ ( #θà)−Gu‹ù=sù © !$# ( #θä9θà)u‹ø9uρ Z ωöθs% #´‰ƒÏ‰y™ ∩∪

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar (Q.S An-Nisa’ : 9) 7

Maksudnya orang tua harus berusaha mendidik anak agar anak itu bisa menjadi anak yang baik apalagi bisa menjadi anak yang solih solihah yang bisa mendoakan orang tuanya.

Dengan konsep amanah ini kita tidak boleh bangga dengan anak-anak kita karena kita sedang dalam ujian, yang lulus tidaknya masih dipertanyakan.

6

Labib MZ, dkk, Jangan Mendurhakai Suamimu, hlm. 77 7

Penyelenggara pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen Agama, 1971) hlm 161

(23)

10 Kiranya sikap yang paling utama ialah bersyukur kepada Allah. Untuk mewujudkan rasa syukur sehubungan dengan anugrah anak adalah berusaha untuk mengasuh, memelihara, dan membimbingnya dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Keikhlasan dan kesungguhan dalam melaksanakan usaha itu termasuk ibadah. Dan keberhasilan mengasuh anak merupakan prestasi belajar yang nilai gunanya abadi, baik didunia maupun diakhirat.

Dalam Surat Luqman ayat 13 disebutkan.

ø ŒÎ)uρ t Α$s% ß ≈yϑø)ä9 ϵÏΖö/eω u θèδuρ …çµÝàÏètƒ ¢ o_ç6≈tƒ Ÿ ω õ 8Ύô³è@ « !$$Î/ ( ā χÎ) x 8÷ŽÅe³9$# í Οù=Ýàs9 Ò ΟŠÏàtã ∩⊇⊂∪

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya memperse-kutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Q.S. Luqman:13) 8

Maksud dari ayat tersebut adalah tertanam keimanan karena dengan agama manusia akan mampu melewati rintangan dengan dengan penuh keihlasan.

Pendidikan dalam keluarga merupakan pembentukan landasan kepribadian anak. Inti dari surat lukman ayat 13 yaitu:

1. Menanamkan iman dan tauhid.

2. Menumbuhkan sikap hormat dan berbakti kepada orang tua 3. Menumbuhkan semangat bekerja dengan penuh kejujuran. 4. Mendorong anak untuk taat beribadah.

5. Menanamkan cinta kebenaran dan menjahui yang buruk. 6. Menanamkan jiwa sabar dalam menghadapi cobaan

7. Menumbuhkan sikap rendah hati, tidak angkuh dan tidak sombong dalam pergaulan.

8. Menanamkan sikap hidup sederhana.9

8

Penyelenggara pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya , hlm 654 9

(24)

11 Intinya iman dan tauhid, hormat dan berbakti kepada orang tua, semangat bekerja dengan penuh kejujuran dan kebaikan, taat beribadah, cinta kebenaran dan menjahui yang buruk, sabar dalam menghadapi cobaan, sikap rendah hati, tidak angkuh dan tidak sombong dalam pergaulan, hidup sederhana.

Manusia yang hidup dengan pondasi yang kuat tidak akan mudah diterjang oleh gelombang kerasnya kehidupang karena tujuan hidupnya sudah diperoleh yaitu memperoleh ridlo Allah.

Dalam pendidikan anak disimbolkan dengan becak yang memiliki tiga roda,yaitu:

1. Roda depan bagian kanan adalah guru. Guru disekolah memiliki peran penting untuk menciptakan anak lebih baik dalam hidupnya. Seorang guru mempunyai tugas untuk mengarahkan agar ilmu yang dipelajari di sekolah bukan sekedar sebagai materi yang langsung dilupakan setelah itu selesai. Tidak. Guru harus memberikan pengertian yang cukup terhadap anak dan memberikan teladan yang baik. Ketika anak diberi pengertian yang demikian, mereka diharapkan bisa berpikir dan memilih dalam hidupnya.

2. Roda depan sebelah kiri adalah lingkungan. Bagaimana menjadikan lingkungan yang edukatif. Menjaga anak-anak dalam bergaul. Apabila mereka keliru dalam pergaulan, maka mereka akan menjadi anak yang nakal.

3. Roda belakang adalah orang tua. Bagaimana orangtua mengayuh becak dari belakang, mendoakan dan memberikan motifasi anak agar menjadi anak yang rajin baik dirumah maupun disekolah.10

Maksudnya anak dididik oleh guru, lingkungan dan orang tua. Yang terpenting adalah orang tua bisa menempatkan bagaimana anak bisa dididik oleh guru dan lingkungan yang baik.

Guru yang baik yang mampu menjadi contoh dalam kehidupan, yang professional maksudnya sudah memiliki persiapan yang matang ketika akan mengajarkan materi.

10

A.Ruhan, Tip Membuat Anak Rajin, Suka, dan Pintar Mengerjakan PR, (Jogjakarta: Diva Press ,2009) hlm 15-17.

(25)

12 Sebenarnya anak membutuhkan tiga hal penting:

Pertama, ia membutuhkan asih(emosi yang baik).Bagaimana mengelola emosi anak agar menjadi anak yang jujur, tulus, rajin, dan berbakti kepada orang tua.

Kedua, asah (stimulasi/latihan yang mengasah otak). Orang tua meminta anaknya mengulang pelajarannya dirumah. Dan apabila anak menemukan kebuntuan dalam berfikir, orangtua membantu memancing agar ia menemukan solusi.

Ketiga, asuh (makanan yang cukup, baik, bergizi dan halal). Makanan akan berpengaruh pada jiwa anak. Bisa saja, makanan yang kurang baik akan memperlambat cara berfikir dan menutup hatinya.11

Pendidikan dilaksanakan sejak sejak anak sebelum lahir dilahirkan hingga usia dewasa.Untuk mendidik usia balita diantaranya:

1. Tidak bersikap memanjakan yang berlebihan. Merangsang anak untuk berfikir seperti membongkar mainannya.

2. Dalam mendiamkan anak tidak dengan cara menakut-nakuti. 3. Menyusui tidak melewati dua tahun .

4. Ajarkan kata-kata pendek dan yang mengandung pendidikan agama ketika mulai belajar berbicara.

5. Ketika menyuapi dengan berdo’a yang dapat didengar oleh anak agar anak dapat menirunya.

6. Tidak langsung menolong anak saat jatuh ketika mulai belajar berjalan, agar anak dapat berusaha sendiri.

7. Memberikan mainan yang dapat merangsang kreasi, tidak yang memba-hayakan anak.

8. Mengajari anak untuk mengambil mainan dan menaruh kembali ke tempat semula, memberi contoh melepas alas kaki ketika memasuki tempat yang suci.

9. Menyuruh anak mengantarkan makanan kepada tetangga maupun fakir- miskin.

10. Mencritakan /menyanyikan yang berisi agama saat hendak menidurkan anak.

11. Menyiapkan alat tulis saat anak sudah mulai belajar mencorat coret.

12. Mengajari dengan do’a ketika memulai sesuatu.

13. Menyediakan gambar yang bersusila (alam) untuk melatih kecerdasan.12

11

A.Ruhan,Tip Membuat Anak Rajin, Suka dan Pintar Mengerjakan PR, hlm 29-31. 12

(26)

13 14. Menyediakan waktu khusus untuk bercengkrama dan

bercanda ria.13

15. Tidak berkata kasar ketika anak merusak sesuatu barang di rumah.

16. Menghindari perbuatan yang tidak baik didepan anak seperti makan sambil tiduran.

17. Tidak memakaikan pakaian yang berlawanan dengan jenis kelamin anak.

18. Biasakan anak dengan berbagai kegiatan yang sesuai dengan usia, pembawaan, jenis kelamin, dan tingkat perkembangan anak.

19 Mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak.

20. Mampu berperan sebagai guru yang patut digugu dan ditiru bagi anak-anaknya.14

Perilaku orang tua amat mempengaruhi proses mendidik anak, perilaku mendidik yang harus dilakukan oleh orang tua yang berusia TK adalah:

1. Menjelaskan kepada anak bahwa kini dia telah menjadi anak murid. Dengan begitu, anak diminta untuk tidur dan bangun tidur pada jam-jam yang telah ditentukan. Ini dimaksudkan agar anak mulai ditanamkan rasa disiplin, menghargai waktu. 2. Saat sekolah, seyogyanya tidak ditunggu. kecuali hari-hari

pertama saja. Ini di maksudkan agar anak terlatih keberaniannya dan mengurangi ketergantungan kepada orang lain.

3. Andaikata antar jemput anak menggunakan kendaraan pribadi, usahakanlah dapat menyertakan teman sekolah dan mengantarkannya agar anak tumbuh rasa setia kawan, keakraban dan kedermawanan.

4. Orang tua harus dapat mengikuti perkembangan anak beserta hasil belajarnya dalam hal apa anak memiliki kelebihan dan dalam hal apa ia memiliki kekurangan. Hal ini dimaksudkan agar kita bisa mengambil sikap dan memilih tindakan pendidikan yang tepat. Untuk kelebihan yang mereka miliki, Kita harus dapat membantu meningkatkannya. Sementara untuk kekurangannya, kita harus dapat membantu mengatasi kekurangannya itu. Namun jangan memaksa anak untuk belajar diluar batas kemampuannya.15

13

M.Sahlan Syafei , Bagaiman Anda Mendidik Anak, hlm. 36 14

M.Sahlan Syafei , Bagaiman Anda Mendidik Anak, hlm. .34-37 15

(27)

14 5. Orang tua harus dapat memberikan pujian dan penghargaan terhadap prestasi belajar anak dan mengajari anak bangga terhadap hasil karyanya sendiri meskipun tidak bagus. Pemberian hadiah merupakan suatu yang membanggakan dan merupakan kepuasan tersendiri bagi anak, asal bentuk dan sifat hadiah itu tetap dalam kerangka mendidik. Misalnya kita memberi hadiah sebuah arloji, agar anak mempunyai penunujuk waktu atau dengan kata-kata “Wah, gambarannya bagus banget, dik!”

6. Memberikan sesuatu sebagai hadiah kepeda guru anak kita, yang penyerahannya melalui anak, juga merupakn tindakan yang baik sepanjang dalam bentuk yang wajar. Kebaikan lain dapat meningkatkan keakraban hubungan anak kita dengan gurunya. Hal ini merupakan satu dukungan terhadap suksesnya proses pendidikan yang dilakukan oleh guru. Namun tanpa inipun guru akan tetap melaksanakan tugasnya dengan tegar. 7. Dalam hal anak mendapat tugas dari guru untuk dikerjakan

dirumah, orangtua jangan mengambil alih tugas itu. Hal ini amat tidak baik dan akan membuat anak kita tidak terlatih rasa tanggung jawabnya. Juga membuat anak selalu bergantung kepada orang lain. Kalau sekedar membantu dalam batas yang pantas boleh-boleh saja.

8. Orang tua bertanya tentang apa saja yang sudah diajarkan oleh guru dan diminta untuk mengulanginya, sesuai dengan apa yang sudah bisa dilakukan anak. Hal ini untuk membantu daya ingat anak.

9. Orang tua meminta anak untuk belajar mengatasi perlengkapan sekolahnya, menyimpan ditempat yang telah ditentukan, dan mengenakan pakaian sendiri. Namun semua itu hanya sebatas yang sudah bisa mereka kerjakan.

10.Orang tua tidak melakukan tindakan yang berlawanan dengan apa yang dilakukan oleh guru anak kita. Hal ini akan menimbulkan dualism dan ini tidak menguntungkan bagi proses pendidikan anak kita, sementara secara umum pengaruh guru lebih kuat dan anak kita akan cendrung mengikuti apa yang dikatakan oleh gurunya. Kalaupun kita ingin membantu anak dalam meningkatkan pendidikannya, pilihlah tindakan yang tidak menimbulkan pertentangan sebagai mana yang disebutkan diatas.16

16

(28)

15 11.Dalam banyak hal, orangtua harus selalu mampu tampil sebagai guru atau pendidik bagi anak-anaknya dengan menyelaraskan peranan yang diambilnya dengan corak pendidikan yang diberikan oleh guru atau sekolah. Kita jangan lupa akan fungsi kita sebagai orang tua, sebagai pendidik bagi anak-anak kita di rumah.

12.Bagi anak-anak yang tidak disekolahkan di TK, maka orang tua seyogyanya dapat memberikan pengajaran terhadap anak yang disesuaikan dengan pola pendidikan disekolah taman kanak-kanak. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak terlampau merasa asing terhadap kegiatan belajar saat masuk sekolah dasar nanti.

13.Saat kita melaksanakan tugas mengajar atau mendidik, sedapatnya bisa memisahkan status diri sebagai orang tua dan sebagai pendidik. Hal ini penting mengingat rasa “aku”sebagai orang tua dan pendidik ada perbedaan. Rasa “aku” sebagai orang tua bisa saja merasa berkuasa”atas anak secara mutlak, tetapi rasa aku sebagai pendidik tidak demikian, karena keberadaan diri dan anak akan ditempatkan sesuai dengan norma-norma pendidikan yang berlaku.

14. Guna mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang mirip di sekolah, orang tua benar-benar harus bisa membentuk situasi belajar formal. Untuk itu,hal-hal yang diperlukan dalam kegiatan mendidik harus dipenuhi, baik yang menyangkut teori pendidikannya maupun sarana belajarnya.

14.Agar anak merasa tidak sendiri, maka ada baiknya dicarikan teman belajar yang seusia yang juga tidak bersekolah TK. 15.Apabila orang tua tidak dapat melakukannya sendiri, karena

sesuatu dan lain hal, tidak ada salahnya kalau meminta orang lain yang mempunyai kemampuan mendidik/mengajar anak usia TK.

16.Selaku orang tua tidak sepatutnya kita mengabaikan pendidikan anak-anak kita. 17

Intinya perhatian orang tua bisa diwujudkan melalui mendampingi anak dalam belajar, menyediakan sarana belajar, memberikan hadiah atau pujian, tidak mencela anak.

Pengalaman di luar rumah dan sukarnya komunikasi dengan orang tua akan menimbulkan konflik, maka perlu keaktifan (kemesraan, keakraban dan kasih sayang) dari orang tua) serta suasana damai di rumah.

17

(29)

16 Tips mendidik anak usia dini menuruth Ruth A.Peters,seorang psikolog dalam bukunya”Lying Down the Laws of parenting” adalah:

1. Merespon dengan tenang, tidak memberi hukuman pada anak jika mengatakan ” tidak “ Cara yang baik misalnya dalam mengingatkan dengan mengatakan “Ayo tinggal pilih!” mau mandi dengan pancuran atau bak mandi?”

2. Tidak memberi pilihan yang tidak ada. Caranya yang baik misalnya,”Dik, Mama tahu kamu ingin main, tapi sekarang sudah waktunya tidur.”

3. Beri waktu ketika meminta melakukan sesuatu misalnya “kurang sepuluh menit waktu makan siang” .18

Semua tindakan orang tua akan membawa dampak yang besar terhadap psikis anak.

Dorothy Law Nolte menuliskan sebuah puisi yang menceritakan hubungan anak dengan orang tua

Jika anak banyak dicela,ia akan terbiasa menyalahkan. Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menentang. Jika anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas. Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi

nasibnya.

Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu.

Jika anak dikitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah, Jika anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabar Jika anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya

diri

Jika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargai

Jika anak diterima oleh lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangi

Jika anak tidak banyak dipersalahkan, ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri.

Jika anak mendapatkan pengakuan dari kiri-kanan, ia akan terbiasa menetapkan arah langkahnya.

Jika anak diperlakukan dengan jujur, ia akan terbiasa melihat kebenaran

Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilan.

Jika anak mengenyam rasa aman, ia akan terbiasa mengandalkan diri dan mempercayai orang disekitarnya.19

18

A.Ruhan, Tip Membuat Anak Rajin, Suka dan Pintar Mengerjakan PR, hlm. 41-54. 19

(30)

17 Orang tua tidak menyalahkan, memusuhi, menakuti, terlalu kasihan, mengolok-olok, menjadikan rasa iri kepada anak agar anak berkembang menjadi pribadi yang baik sebagai perkembangan kepribadiannya.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah informasi bagaimana ukuran keberhasilan proses pembelajaran.20 Adapun hasil belajar merupakan cerminan kemampuan anak yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.21

Hasil belajar merupakan pernyataan kemampuan anak didik yang diharapkan dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud. Hasil belajar dapat dilihat dan diukur selama kegiatan pembelajaran berlangsung setelah pembelajaran dilaksanakan.22

Hasil belajar menurut A. J. Romiszowski adalah perbuatan peserta didik setelah proses belajar mengajar.23

Hasil belajar berarti bukti sukses atau tidaknya proses belajar mengajar.

Adapun hasil belajar menurut Benyamin S Bloom dalam karyanya

Taxonomi of educational obyectives yang di kutip Moh Rosyid bahwa hasil belajar ukurannya adalah jika peserta didik mampu menguasai tiga ranah (domain) yakni kognitif (ide Bloom) afektif (versi krathwoll) dan psikomotorik (versi Elisabeth Simsom) oleh Furchan ketiga domain itu identik dengan cipta, rasa, karsa. Sehingga ranah tersebut ditambahkan dengan nilai.24

20

Moh Rosyid,Strategi Pembelajaran Demokratis (Semarang:Unnes Press,2006)hlm 41.

21

Mansyur,Pendidikan Anak UsIA Dini Dalam Islam,(Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2006)hlm 71

22

Yudrik Yahya, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Raudlotul Athfal ( Jakarta: Depag RI Directorat Jendral Kelembagaan Agama Islam 2005) hlm 29

23

Moh Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 42

24

(31)

18 1. Domain kognitif pengetahuan yang menyangkut peristilahan, prinsip dan kaidah, pemahaman dengan menerjemahkan penafsiran, menentukan, memperhatikan dan mengartikan. Penerapan melalui pemecahan masalah menggunakan konsep menganalisis, mengenali kesalahan, merumuskan dan mengevaluasi dengan harapan mampu menilai berdasarkan norma tertentu.

2. Domain afektif meliputi penerimaan (mampu menunnjukkan, mengakui, dan mendengarkan) partisipasi aktif, penilaian atau penentuan sikap (mampu menerima suatu nilai bersikap positif atau negatif), organisasi (mampu membentuk sistim nilai, menangkap antar makna bertanggung jawab dan menyatukan nilai), pembentukan pola hidup (mampu menunjukkan, mempertimbangkandan melibatkan diri).

3. Domain psikomotorik meliputi, persepsi yakni mampu menafsirkan rangsangan dan mendeskriminasikan, kesiapan, (mampu konsentrasi secara fisik dan mental) gerakan terbimbing,gerakan terbiasa (mampu berketrampilan dan berpegang pada pola) gerakan komplek (trampil dan lancer), kreatif (mampu menciptakan yang baruyang selalu berinisiatif).

4.. Domain nilai meliputi kebutuhan berupa ikhlas, ridlo, tawadlu’ dan istiqomah, nilai kemanusiaan (toleran adil dan bertanggung jawab, peduli, empati dan jujur)25

Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir: 1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

2. Pemahaman ( comprehension) adalah kemapuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan ingat.

3. Penerapan atau aplikasi (aplikation) adalah kesanggupan seseoarang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.26

25

Moh Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 41. 26

Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grafindo persada, 2009) hlm. 50-52

(32)

19 4. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor- faktor satu dengan faktor- faktor lainnya.

5. Sintesis adalah kemapuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis.

6. Penilaian adalah merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.27 Ranah afektif ada lima jenjang yaitu :

1. Menerima atau memperhatikan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang dating kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. 2. Menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

3. Menilai adalah memberikan penghargaan terhadap suatu obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian dan penyesalan.

4. Mengatur atau mengorganisasikan adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih

universal, yang membawa kepada perbaikan umum.

5. Karakteristik dengan suatu nilai adalah keterpaduan semua sistim nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. 28

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini di sebaban perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

27

Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 52 28

(33)

20 Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”.29

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar.

Keberhasilan proses belajar sehingga menghasilkan hasil belajar yang maksimal sangat dipengaruhi oleh dua unsur yakni unsur intern dan unsur

ekstern. Unsur intern meliputi fisik, misalnya kesehatan dan fungsi optimal panca indra, psikis meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan(daya) pikir. Sedangkan unsur ekstern meliputi lingkungan alam dan social budaya dan perangkat pendukung yang meliputi kurikulum, program pembelajaran, sarana belajar, fasilitas belajar dan guru atau pendidik.30

Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu: 1. Faktor bahan atau hal yang harus dipelajari.

Bahan atau hal yang harus dipelajari ikut menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi. Dan bagaimana hasil yang dapat diharapkan. Misanya saja, belajar mengenai ketrampilan dan belajar mengenai pemecahan soal tidaklah sama. Perbedaan ini melahirkan konsep yang berbeda mengenai berbagai hal yang bersangkutan dengan belajar, misalnya apa inti belajar dan bagaimana peranan ulangan atau latihan dalam belajar.

Kecuali itu taraf kesukaran serta kompeksitas hal yang harus dipelajari juga besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar. Bertitik tolak dari hal yang harus dipelajari itu, misalnya kita mengenal belajar bahasa, belajar rangkaian huruf tanpa arti, belajar serangkaian bahan Faktor-faktor lingkungan (lingkungan alami, lingkungan sosial).31

29

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru(Bandung:Rosda Karya,1999)hlm 150

30

Moh Rosyid, Guru,(Kudus: STAIN Kudus press, 2007) hlm. 66 31

Noehi Nasution, dkk, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Direktorat Jendral pembinaan kelembagaan Agama Islam dan Unifersitas Terbuka, 1998) hlm. 5

(34)

21 Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap. Di Indonesia, orang cendrung berpendapat bahwa belajar pada pagi hari akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada sore hari.

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya maupun yang berwujud hal- hal lain, langsung berpengaruh terhadap proses hasil belajar. Seorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu, bila ada orang yang mondar- mandir didekatnya atau keluar masuk kamarnya, atau bercakap-cakap di dekat tempat belajar itu. Representasi manusia seperti potret, tulisan suara juga berpengaruh.

Dalam banyak hal, terdapat pengaruh kurang menguntungkan dari lingkungan terhadap proses belajar, seperti suara mesin pabrik dan hiruk-pikuk lalu lintas. Inilah antara lain alasannya mengapa gedung sekolah didirikan ditempat jauh dari keributan lalu lintas.

2. Faktor-faktor instrument (gedung, perlengkapan belajar,alat-alat praktikum dan lain-lain).

3. Kondisi individu pelajar. a. Kondisi fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran. Disamping fisiologi adalah kondisi panca indra.32

32

(35)

22 b. Kondisi psikologi

1. Minat

Bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar, tidak usah dipertanyakan kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut.33

Sebaliknya, kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik. Karena itu, persoalan yang biasa timbul ialah bagaimana mengusahakan agar hal yang disajikan sebagai pengalaman belajar itu menarik minat para pelajar, atau bagaiman caranya menentukan agar para pelajar itu, belajar mengenai hal-hal yang memang menarik minat mereka.

2. Kecerdasan

Telah menjadi hal yang cukup popular bahwa kecerdasan besar peranannya dalam berhasil dan tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti sesuatu program pendidikan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. 3. Bakat

Disamping intlegensi, bakat merupakan factor yang besar pengaruhnyaterhadap proses hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.

4. Motifasi

Motifasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.34

33

Noehi Nasution, dkk, Psikologi Pendidikan, hlm. 6 3434

(36)

23 Motifasi ada dua:

1. Motifasi instrinsik yaitu motifasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan orang lain.

2. Motifasi ekstrinsik yaitu motifasi yang timbul oleh rangsangan dari luar.

Penemuan- penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar itu bertambah.

5. Kemampuan kognitif

Walaupun diakui bahwa tujuan pendidikan itu m,eliputi tiga sapek, namun sejak lama orang pada umumnya sangat mengutamakan aspek kognitif.35

C. Pengembangan Agama Islam

Anak di RA diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut, yang dapat dicapai secara bertahap dan bersifat fleksibel:

1. Anak mengenal ajaran Islam, mencintai para Nabi dan Rasul, dan secara bertahap dapat menjalankan ibadah dengan senag hati

2. Anak terbiasa mengucapkan kalimah thayyibah dan senang meniru perilaku baik berlandaskan ajaran Islam

3. Anak menunnjukkan perkembangan dalam aspek fisik 4. Anak menunjukkan konsep diri kea rah positif

5. Anak menunnjukkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi secara baik dengan lingkungan

6. Anak menunjukkan kemampuan berfikir kearah yang runtut 7. Anak berkomunikasi dengan bahasa yang santun

8. Anak menunjukkan perilaku kearah hidup sehat dan terpuji 9. Menunjukkan pemahaman positif tentang diri dan percaya

diri Mulai mengenal ajaran Agama Islam

10. Terbiasa mengucapkan kalimah thayyibah dan meniru perilaku keagamaan

11. Menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan alam sekitar36

35

Noehi Nasution, dkk, Psikologi Pendidikan, hlm. 10 36

(37)

24 12. Menunjukkan kemampuan berfikir untuk beriteraksi dengan

orang lain dan alam sekitar

13. Menunjukkan kemampuan berfikir runtut 14. Berkomunikasi secara efektif

15. Terbiasa hidup sehat

16. Menunjukkan perkembangan fisik yang baik 37

Disini yang ditekankan dalam pengembangan Agama Islam adalah mengenal ajaran Islam, mencintai para Nabi dan Rasul, dan secara bertahap dapat menjalankan ibadah dengan senag hati.

Jalur pelaksanaan pengembangan Agama Islam di Taman Kanak-kanak terdiri dari:

1. Jalur kegiatan rutin

Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin, berlangsung pada hari-hari biasa. Bentuk dari kegiatan ini berupa kegiatan sehari-hari-hari-hari dan kegiatan deprogram sehingga tidak memerlukan waktu khusus. Dapat dikatakan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan pengenalan berbagai perbuatan, baik dalam hubungan manusia dengan pribadinya sendiri yang mengarah pada pembentukan sikap prilaku/sosial emosi/akhlak prilaku.

2. Jalur kegiatan khusus

Dalam jalur kegiatan ini menampung materi-materi pengembangan Agama Islam yang dipandang perlu dan tidak dapat diintegrasikan dengan pengembangan kompetensi lainnya. Disebut dengan kegiatan khusus, mempunyai arti bahwa materi kegiatan yang akan dikenalkan pada anak memerlukan waktu tersendiri atau waktu khusus yang mungkin waktu pelaksanaannya pada hari-hari atau jam-jam tertentu. Materi kegiatan ini mengarah pada pengenalan berbagai kegiatan ibadah sebagai usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT .38

37

Yudrik Yahya, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Raudlotul Athfal, hlm.12

38

H. Abdul Aziz, Kurikulum 2004 Pendidikan Agama Islam Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Depag RI, 2004) hlm. 7-8

(38)

25 3. Jalur kegiatan terintegrasi

Pelaksanaan pengembangan Agama Islam melalui jalur terintegresi itu hendaknya dipilih dan disesuaikan dengan materi pengembangan lainsehingga dapat disajikan bersama-sama (secara terpadu). Dalam hal kaitan pelaksanaan ini dituntut kearifan dan profesionalitas guru sehingga tujuan dan pengembangan Agama Islam dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

4. Jalur situasi keagamaan

Melalui jalur situasi keagamaan ini diharapkan akan mendukung pelaksanaan pengembangan Agama Islam di Taman Kanak-kanak. Untukitu situasi keagamaan di Taman kanak-kanak hendaknya merupakan pancaran kehidupan beragama yang tergambar dalam prilaku moral kehidupan sehari-hari. 39

Pengembangan materi jalur rutin dengan Kompetensi dasarnya adalah anak memiliki akhlakul karimah dalam aktifitas sehari-hari, dan materi pokoknya adalal tata cara bergaul, peduli lingkungan, Disiplin. 40

Jalur kegiatan khusus, dengan Kompetensi dasarnya adalah anak mengenal, memahami dan dapat mengamalkan ajaran Agama Islam secara sederhana, materinya mengucap syahadat, hafalan surat pendek, berwudlu, gerakan Sholat, kalimah toyyibah dan doa-doa harian.

Disini sebagai sampel materi Pengembangan Agama Islam adalah jalur kegiatan khusus : Hafalan do'a sehari-hari, Mengucapkan kalimah toyyibah, Melafadlkan Iqomah, Mengenal beberapa Asmaul Husna, Hafalan surat dalam Alqur'an, Bacaan dalam shalat.

Jalur kegiatan terintegrasi dengan Kompetensi dasarnya adalah anak mengenal, memahami dan dapat mengamalkan rukun iman secara sederhana materinya percaya kepada Allah, nama-nama malaikat dan Rosul, nama-nama Nabi dan Rosul,nama kitab suci umat manusia.41

39

H. Abdul Aziz, Kurikulum 2004 Pendidikan Agama Islam Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Depag RI, 2004) hlm. 7-8

40

H. Abdul Aziz, Kurikulum 2004 Pendidikan Agama Islam Taman Kanak-Kanak, hlm. 14-15 41

(39)

26 Sampel jalur Integrasi yang digunakan disini adalah: Malaikat dan tugasnya , jumlah Nabi,serta kitab- kitab, Sejarah Nabi Muhammad.

Jalur Situasi keagamaan dengan Kompetensi dasarnya adalah anak mengenal, hari-hari besar Islam dan cara mengamalkan, materinya amaliyah romadlon, Idul Fitri dan Idul Adha, maulid Nabi.42

D. Hipotesis

Berdasarkan hasil kajian teori dan penyusunan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai dugaan semantara yang lebih lanjut akan diuji kebenarannya melalui kegiatan penelitian antara lain:

Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan Analisis Koefesien Determinasi dan analisis regresi linier satu prediktor.

Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa:

1. Perhatian orang tua dikatagorikan cukup baik terhadap hasil belajar pengembangan Agama Islam di RA Nurul Ittihad.

2. Hasil belajar pengembangan Agama Islam RA Nurul Ittihad Babalan dalam katagori cukup tinggi

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan hasil belajar Pengembangan Agama Islam (PAI).

42

(40)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Variabel Penelitian

Didalam suatu penelitian terdapat variabel-variabel yang harus ditetapkan dengan jelas oleh seorang peneliti sebelum memulai mengumpulkan data. Variabel secara sederhana dapat diartikan ciri dari individu, obyek, gejala, peristiwa, yang dapat diukur secara kuantitatif ataupun kualitatif.1 Variabel-variabel didalam penelitian harus jelas tentang aspek-aspek atau faktor-faktor yang dapat dikemukakan secara terperinci. Dengan penentuan aspek-aspek atau faktor-faktornya didalam setiap variabel tersebut berarti akan semakin mudah pula untuk menetapkan data yang akan dihimpun.

Berdasarkan hal tersebut maka didalam penelitian ini sesuai dengan rumusan hipotesis pada BAB II, maka variabel-variabelnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

Variabel Bebas atau variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul nya variabel dependen (terikat).2

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini yang berkedudukan sebagai variabel bebas adalah perhatian orang tua.

Indikator yang menunjang perhatian orang tua adalah:

Asih : Memberi kasih sayang dengan mendidik yang baik dan juga mendoakan

Asah : Mmemberi stimulan mengajari anak (mengasah otak). Asuh : Memberi makanan yang cukup, baik, bergizi dan halal.

1 Nana Sudjana,

Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2009) hlm

23

2 Sugiyono.

(41)

28

2. Variabel terikat

Variabel terikat atau variabel Dependen adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas, atau respon dari variabel bebas.3

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini yang berkedudukan sebagai variabel terikat adalah hasil belajar pengembangan agama Islam.

B. Teknik dan Pendekatan Penelitian

1. Teknik Penelitian

Teknik atau metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan4. Oleh karena itu tujuan umum dalam suatu penelitian adalah untuk memecahkan masalah dalam langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan rumusan masalah.

Dalam penelitian ini tekhnik atau metode yang digunakan adalah penelitian survey yang berarti suatu cara melakukan pengamatan di mana indikator mengenai variabel adalah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan kepada responden baik secara lisan maupun tertulis. Survey biasanya dilakukan satu kali. Peneliti tidak berusaha untuk mengatur atau menguasai situasi. Jadi perubahan dalam variabel adalah hasil dari peristiwa yang terjadi dengan sendirinya.5

Penelitian ini menggunakan metode survey Subyek penelitian sebanyak 36 siswa/responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner angket untuk menjaring data X, dan tes lisan untuk menjaring data Y.

3 Nana Sudjana,

Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, hlm 24.

4 Ismail SM,

Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem (Semarang: RaSAIL, 2008) hlm 7

5

Sunny” Penelitian Survey” dalam http://ilmumetodepenelitian. blogspot.com/2009/11/penelitian-survey.html, diakses 15 juni 2011

(42)

29

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,dengan pertimbangan atau alasan karena jenis data variabel dalam penelitian ini cenderung bersifat keangkaan, disamping itu dengan pendekatan kuantitatif memungkinkan diketahui data-data variabel secara empirik yang dapat dipertanggung jawabkan akurasinya.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Roudlotul Athfal Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Dipilihnya lokasi sekolah ini karena lembaga pendidikan ini merupakan tempat peneliti mendidik, sehingga memudahkan untuk melakukan komunikasi dalam rangka proses kegiatan penelitian dan memungkinkan untuk menghimpun data–data variabel penelitian secara lengkap, karena peneliti memiliki banyak waktu berada di medan penelitian. 2 . Waktu Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya program-program kegiatan secara jelas, teratur dan sistematis, sehingga dapat memberikan pedoman bagi pelaksanaannya secara terrencana. Oleh karena itu program atau penjadwalan kegiatan penelitian ini dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu mulai tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, hingga tahap yang terakhir yakni penyusunan laporan.

Penelitian ini direncanakan memakan waktu sekitar 6 (enam) bulan, terhitung mulai bulan oktober 2010 sampai dengan maret 2011.

(43)

30

Tabel 1: Jadwal Kegiatan Penelitian

NO Kegiatan Penelitian Oktober 1 2 3 4 Novembe r 1 2 3 4 Desembe r 1 2 3 4 Januari 1 2 3 4 Februar i 1 2 3 4 Maret 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul √ 2 Penyusunan Proposal √ 3 Pengajuan BAB I dan BAB II √ 4 Pengurusan Izin Penelitian √ 5 Penyebaran Angket √ 6 Penarikan Angket √ 7 Skoring dan Tabulasi data √ 8 Melakukan Analisis data √ 9 Revisi BAB III, IV, V dan Abstrak

D. Populasi 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya6

6

(44)

31

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi ialah seluruh wali dan murid kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36.

E Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrument yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan adalah angket yakni berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan ditanggapi oleh responden yang terdiri dari orang tua siswa kelompok B RA Nurul Ittihad. Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan ini, didalamnya mengandung materi yang berbeda untuk setiap variabel penelitian karena harus sesuai dengan gejala yang akan diungkap. Selanjutnya pengembangan instrument untuk masing-masing variabel dapat diikuti pada uraian dan tabel-tabel berikut ini.

1. Variabel Bebas

Untuk mendapatkan data dari variabel bebas yang berupa perhatian orang tua, peneliti menggunakan instrumen yang didalamnya memuat pertanyaan terhadap walimurid kelompok B RA Nurul Ittihad Babalan.

Perhatian Orang tua didalam keluarga dikembangkan sejumlah 25 item, yang setiap itemnya disediakan 4 opti jawaban,dimana setiap opti akan diberikan bobot skor sebagai berikut.

Apabila responden menjawab

SS = Sangat setuju : Diberikan skor 4

S = Setuju : Diberikan skor 3

TS = Tidak setuju : Diberikan skor 2 STS = Sangat tidak setuju : Diberikan skor 1

Sehingga apabila semua jawaban berada pada posisi sangat setuju (SS), maka dicapai skor maksimum 100

Lebih lanjut mengenai definisi oprasional dan indikator-indikator dari variabel bebas, yang dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun instrumen penelitian ini, dapat diikuti pada matrik berikut ini.

(45)

32

Tabel 2: Instrumen Penelitian

VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR NO. ITEM Perhatian Orang tua

perhatian orang tua adalah apa yang diperhatikan ayah, ibu kandung (kepedulian orang yang melahirkan atau merawat anaknya). 1. Memberikan asih (emosi yang baik) serta do’a kepada anak.

2. Memberikan asah stimulasi/ latihan yang mengasah otak) serta memotifasi belajar, membantu menemukan solusi. 3. Asuh (makanan yang

cukup, baik, bergizi dan halal), Menyediakan waktu khusus untuk bercengkrama dan bercanda ria. 1- 9 10-17 18-25 2. Variabel terikat

Untuk mendapatkan data dari variabel terikat yang dalam hal ini adalah data mengenai hasil belajar/ prestasi akan digunakan instrument yang juga berupa pertanyaan- pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, sebanyak 20 item. Sedangkan tiap item yang benar diberikan skor 5 (total skor maksimal 100),

Gambar

Tabel 2: Instrumen Penelitian
Tabel 3 : Kisi-kisi instrument variabel terikat
Tabel 4 Data perhatian orang tua
Gambar 1: Diagram tentang perhatian orang tua
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat saya mendapat kesempatan studi lanjut S3, saya memutuskan untuk mengambil topik dinamika dan pengendalian proses, karena selain belum ada dosen UPN ”Veteran” Yogyakarta

pembesaran atrium kiri (gelombang P melebar dan bertakik (paling jelas  pada sadapan II) dikenal sebagai “P” mitral), bila iramanya sinus normal; hipertrofi ventrikel

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekata n manajemen kebidanan pada Ny

Edutainment dirancang oleh ORBIT Technology dengan memasukkan unsur desain ruangan sesuai permintaan pengguna, ruang yang kedap suara, cahaya ruang yang bisa diatur serta

Saluyu Prima Group, berdasarkan tanggapan responden sub variabel faktor internal dengan indikator tindakan rekan kerja memiliki perentase paling rendah yaitu sebesar

Peningkatan Teknologi pengolahan pangan pokok lokal growol sebagai pangan fungsional probiotik. LPPM Universitas Mercu

Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang adalah 85 karyawan maka perusahaan harus mengelola manajemen sumber daya manusia dengan sesuai kompetensi yang dimiliki karyawan

mereka terdakwa dan saksi JALAI bin SAUDIN tersebut dengan cara pertama-tama 2 (dua) set kartu remi/ joker yang berjumlah 106 (seratus enam) lembar dikocok lalu