• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELENGKAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI SYARIAH (SURVEY PADA KSPPS DI KOTA PADANG) - Politeknik Negeri Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KELENGKAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI SYARIAH (SURVEY PADA KSPPS DI KOTA PADANG) - Politeknik Negeri Padang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELENGKAPAN PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN

PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) SESUAI DENGAN STANDAR

AKUNTANSI KOPERASI SYARIAH

(SURVEY PADA KSPPS DI KOTA PADANG)

Gustati

1;

Variyetmi Wira

2

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang, Kampus Limau Manis - Padang

Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Padang, Kampus Limau Manis - Padang

e-mail : gustati1602@yahoo.com

Abstrak

Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) merupakan salah satu program pemerintah Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat umumnya dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Modal KSPPS umumnya berasal modal anggota KSPPS dan terdapat 54 KSPPS dari 104 KSPPS di Kota Padang memperoleh modal penyertaan kelurahan sebesar Rp.300.000.000 (tiga ratus jutaa rupiah) per KSPPS. Dalam rangka mewujudkan koperasi yang dikelola secara profesional, KSPPS dituntut menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan dipercaya, baik oleh anggota pada khususnya maupun oleh masyarakat luas pada umumnya yaitu dengan menyusun Laporan Keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelola. Dalam pembahasan tentang laporan keuangan ini, tim peneliti masih memakai SOP KJKS (KSPPS) yang diterbitkan tahun 2007, karena laporan keuangan yang dianalisis adalah periode 2014, dan saat itu peraturan Permenkop UKM No. 14/Per/M.KUKM/IX/2015 belum diterbitkan. Menurut SOP KJKS/KSPPS bahwa Laporan keuangan yang disusun adalah Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat Mudharabah Muqayyadah, serta Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa lengkap laporan keuangan yang disusun oleh KSPPS yang berada di Kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian survey atas kelengkapan pengelola/pengurus menyusunlaporan keuangan seluruh KSPPS di Kota Padang. Pengambilan sampel penelitian adalah menggunakan metode sensus yaitu 103 KSPPS per 31 Desember 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 95% KSPPS di Kota Padang menyusun Neraca, Laporan Hasil Usaha, dan Laporan Arus Kas, dan lebih dari 64% – 87% KSPPS di Kota Padang belum menyusun Laporan perubahan perubahan ekutas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Penggunaan Dana ZIS. Untuk itu sangat diperlu pengembangan SDM KSPPS berupa pemberian pelatihan dalam meningkatkan kompetensi bagian akuntansi KSPPS dalam penyusunan laporan keuangan.

Kata Kunci : KSPPS, keterbukaan, transparansi, akuntabilitas, laporan keuangan

1.

Pendahuluan

Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) merupakan salah satu program pemerintah Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat umumnya dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Modal KSPPS umumnya berasal modal anggota KSPPS dan terdapat 54 KSPPS dari 104 KSPPS di Kota Padang memperoleh modal penyertaan kelurahan sebesar Rp.300.000.000 (tiga ratus jutaa rupiah) per KSPPS.

Pada tahun 2004 dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 91/kep/MKUKM/IX/2004, disebutkan bahwa koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil disebut KJKS. Pada September 2015, berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, Nomor 14/Per/M.KUM/IX/2015, istilah KJKS telah diubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS).

(2)

menurut Mawarid (2014) bahwa semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan dalam Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), mempunyai payung hukum dan legal kegiatan.

Sebagaimana halnya entitas yang sumber dananya berasal dari pihak luar, diharuskan menyusun laporan pertanggungjawaban yaitu berupa laporan keuangan, sebagaimana yang diatur dalam Standar Operasional Prosedur KJKS/KSPPS. Dalam pembahasan tentang laporan keuangan ini, tim peneliti masih memakai SOP KJKS (KSPPS) yang diterbitkan tahun 2007, karena laporan keuangan yang dianalisis adalah periode 2014, dan saat itu peraturan Permenkop UKM No. 14/Per/M.KUKM/IX/2015 belum diterbitkan. Menurut SOP KJKS/KSPPS bahwa Laporan keuangan yang disusun adalah Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat Mudharabah Muqayyadah, serta Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah

Laporan keuangan ini juga berfungsi sebagai salah satu alat evaluasi dan penilaian kinerja keuangan entitas. Sehingga untuk penilaian kinerja diperlukan kelengkapan laporan keuangan. Namun belum semua entitas penyusunan laporan keuangan sebagaimana yang diaturkan dalam Standar Operasional Prosedur KJKS/KSPPS. Dari hasil penelitian Puspita Sari dan Hisamuddin (2014) ditemukan bahwa laporan keuangan KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum sesuai dengan PSAK Syariah yang berlaku, sebab KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum sesuai dalam menyusun laporan neraca, arus kas, belum menyusun laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan laporan sumber penggunaan dana kebajikan. Demikian juga halnya dengan hasil penelitian Mawarid (2014) menunjukkan bahwa KJKS Kalbar Madani Pontianak telah melaksanakan kebijakan tentang penyaluran pembiayaan mudharabah sesuai dengan SAK 105, namun untuk penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan masih memiliki kekurangan. Hal ini karena didalam laporan keuangannya hanya neraca dan laporan laba rugi yang telah sesuai dengan pedoman penyusunan laporan keuangan KJK

Penelitian yang ditulis tim peneliti saat ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, namun penelitian ini mengambil tidak hanya satu KSPPS, namun seluruh populasi KSPPS di Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan KSPPS yang menyusun laporan keuangan secara lengkap sebagaimana yang diaturkan dalam SOP KJKS/KSPPS ataupun. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu menguraikan hasil pemetaan KSPPS yang ada di Kota Padang yang menyusun laporan keuangan secara lengkap. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh KSPPS sebanyak 104 entitas yang ada di seluruh kelurahan Kota Padang, Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah Laporan RAT tahun 2014. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kemampuan pegawai entitas KSPPS menyusun laporan keuangan secara lengkap, sehingga memudahkan para pemakai laporan keuangan KSPPS dalam menilai kinerja keuangan, kinerja entitas KSPPS atau bahkan dalam penilaian kesehatan KSPPS.

2.

Tinjauan Pustaka

2.1.Lembaga Keuangan Syariah.

Lembaga keuangan syariah merupakan lembaga keuangan yang mengeluarkan produk–produk keuangan syariah dan mendapatkan izin operasional sebagai keuangan syariah. Dari definisi ini dapat disimpulkan lembaga keuangan syariah harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian dengan syariat Islam dan unsur legalitas operasional sebagai lembaga keuangan. Lembaga keuangan syariah terdiri dari Bank dan non Bank seperti asuransi, pegadaian, reksadana, pasar modal, BPRS, dan BMT atau KJKS/KSPPS.

2.2 Koperasi SimpanPinjam dan Pembiayaan Syairah (KSPPS)

KSPPS adalah koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpanan, pinjaman dan pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq/sedekah, dan wakaf. Sedangkan prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan usaha koperasi berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

2.3 Laporan Keuangan KSPPS

Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi usaha simpan pinjam oleh koperasi secara tertib dan baik maka diperlukan menerapkan prinsip transparansi dan akutnabilitas dalam penyajian laporan keuangan dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mewujudkannya, diperlukan pedoman akuntansi agar penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi dan perkembangan standar akuntansi yang berlaku, yaitu SAK ETAP, serta SAK Syariah.

Laporan keuangan ini nantinya akan disampaikan kepada pejabat yang memberikan pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi di tempat kedudukan koperasi yang bersangkutan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

(3)

Pengguna Laporan Keuangan KSPPS adalah shahibul maal, pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana, pembayar ZIS, anggota KSPPS, otoritas pengawasan, kementerian koeprasi/dinas yang membidangi koperasi, pemerintah, dan masyarakat.

2.5 Fungsi Laporan Keuangan KSPPS

Laporan Keuangan KSPPS yang disusun harus berfungsi sebagai :

a) Bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus selama satu periode akuntansi, sehingga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil kerja dan prestasi koperasi.

b) Bagian dari sistem pelaporan keuangan KSPPS yang ditujukan untuk pihak eksternal :

1) Mengetahui prestasi KSPPS yang bertugas memberikan pelayanan kepada anggota selama satu periode;

2) Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki KSPPS, kewajiban, dan kekayaan bersih (ekuitas) koperasi;

3) Mengetahui besarnya promosi anggota ekonomi yng dihasilkan oleh koperasi selama satu periode 4) Mengetahui transaksi/kejadian. Dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomi, kewajiban dan

kekayaan bersih dalam satu periode;

5) Mengetahui informasi penting lainnya untuk mengetahui keadaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang (likuiditas dan solvabilitas) serta prestasi KSPPS dalam melayani anggota.

2.6 Jenis-jenis Laporan Keuangan KSPPS

Berdasarkan SOP KJKS/KSPPS, laporan keuangan yang disusun KSPPS meliputi :

1) Neraca, menyajikan infomasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. 2) Perhitungan Hasil Usaha, merupakan laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan usaha KSPPS

pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan, dan beban yang timbul pada operasi utama KSPPS dan operasi lainnya.

3) Laporan Arus Kas, merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada KSPPS selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

4) Laporan Promosi Ekonomi Anggota, adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koeprasi selama 1 tahun tertentu.

5) Laporan Perubahan Ekuitas, adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas KSPPS yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan. 6) Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat Mudharabah Muqayyadah.

7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah adalah laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS pada tanggal tertentu.

2.7 Penelitian terkait Kendala dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada KJKS/KSPPS

1) Hasil penelitian Mawarid (2014) menunjukkan bahwa KJKS Kalbar Madani Pontianak telah melaksanakan kebijakan tentang penyaluran pembiayaan mudharabah sesuai dengan SAK 105, namun untuk penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan masih memiliki kekurangan. Hal ini karena didalam laporan keuangannya hanya neraca dan laporan laba rugi yang telah sesuai dengan pedoman penyusunan laporan keuangan KJKS.

2) Hasil Penelitian Jundan (2013), menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi mudharabah yang meliputi pengakuan dan pengukuran terhadap kesesuaiannya dengan PSAK No. 105 tentang Akuntansi Mudharabah tahun Buku 2013 pada saat KJKS BMT Hudatama bertindak sebagai Shahibul Maal maupun Mudharib sudah sesuai dengan sebagaimana PSAK yang dimaksud selain aset nonkas. KJKS BMT Hudatama dalam penyaluran dan penerimaan dana tidak ada yang berupa aset nonkas, hal ini dilakukan KJKS BMT Hudatama karena pada pemberian atau penerimaan aset berupa kas lebih mudah perhitungannya artinya dari pembiayaan yang berupa nonkas dihawatirkan menjadi penyebab perselisihan antara anggota dengan KJKS BMT Hudatama.

3) Hasil penelitian Puspita Sari dan Hisamuddin (2014) ditemukan bahwa laporan keuangan KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum sesuai dengan PSAK Syariah yang berlaku, sebab KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum sesuai dalam menyusun laporan neraca, arus kas, belum menyusun laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan laporan sumber penggunaan dana kebajikan. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya baik untuk kepentingan pendidikan maupun praktisi KJKS dalam menyusun laporan keuangan.

(4)

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu menguraikan hasil pemetaan KSPPS di Kota Padang yang menyusun laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan SOP KJKS/KSPPS. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh KSPPS sebanyak 104 entitas yang ada di seluruh kelurahan di Kota Padang, Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan wawancara serta reviu Laporan RAT tahun 2014. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kemampuan SDM KSPPS dalam menyusun laporan keuangan secara lengkap yaitu dilihat dari dari output laporan keuangan yang dihasilkan. Laporan keuangan KSPPS ini dapat dipakai dalam menilai kinerja keuangan, kinerja entitas KSPPS atau bahkan penilaian kesehatan KSPPS. Dalam pembahasan ini, tim peneliti melakukan crosstab data-data dengan tingkat kesehatan KSPPS dengan menggunakan SPSS versi 20.0 for windows.

4.

Hasil dan Pembahasan

4.1 Gambaran Demografi Responden

Sampel yang terkumpul yang dapat diolah sebanyak 103 KJKS, dan 1 KJKS tidak dapat diolah lebih lanjut karena kurang lengkapnya data. Sampel tersebut tersebar pada kecamatan yaitu 6 KJKS dari Kecamatan Bungus, 13 KJKS dari Kecamatan Koto Tangah, 9 KJSK dari Kecamatan Kuranji, 15 KJKS dari Kecamatan Lubuk Begalung, 7 KJKS dari Kecamatan Lubuk Kilangan, 6 KJKS dari Kecamatan Nanggalo, 10 KJKS dari Kecamatan Padang Barat, 12 KJKS dari Kecamatan Padang Selatan (termasuk 1 KJKS yang tidak dapat diolah), 10 KJKS dari Kecamatan Padang Timur, 7 KJKS dari Kecamatan Padang Utara, dan 9 KJKS dari Kecamatan Pauh. Mayoritas, responden adalah perempuan sebanyak 79 orang, sedangkan sisanya adalah laki-laki. Responden umumnya berposisi sebagai manajer KJKS, didirikan pada tahun 2010, dan telah berbadan hukum serta beranggotakan lebih dari 145 orang.

4.2 Gambaran Pengelola KSPPS

Dari hasil pemetaan pengelola KSPPS, dapat dilihat bahwa sumber daya manusia di KSPPS mayoritas berpendidikan Strata Satu (S1), namun hanya sedikit yang berasal dari program studi ekomoni, akuntansi, perbankan, keuangan dan perpajakan, dan 45,6% dari 103 ketua pengelola berstatus pegawai KSPPS, dan kisaran umur yang realtif masih muda yaitu 20-40 tahun. Begitu juga halnya dengan Bendahara/Pembukuan, mayoritas berlatar belakang pendidikan Akuntansi, perbankan, keuangan, dan perpajakan, dan berpendidikan S1. Latar belakang pendidikan ini akan mempengaruhi pengelola dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi syariah yang berlaku.

Tabel 4.1 Profil Pengelola KSPPS Di Kota Padang

Keterangan Ketua Pengelola /Manajer Bendahara/Pembukuan

 Pekerjaan Mayoritas sebagai Pegawai KSPPS (45,6%)

Mayoritas sebagai Pegawai KSPPS (40,8%)  Pendidikan terakhir Mayoritas S1 (80,6%) Mayoritas S1 (53,4%)  Program Studi Ekonomi, Akuntansi,

Perbankan, keuangan, dan perpajakan 28,2% 57,2%

 Umur Mayoritas 20 – 40 tahun (65,1%) 67,9%

Sumber : Hasil pengolahan data, 2015

4.3 Analisis Kelengkapan Penyusunan Laporan Keuangan KSPPS

Hasil pengolahan data tentang kelengkapan penyusunan laporan keuangan dan tingkat kesehatan KSPPS di seluruh kelurahan Kota Padang dapat dipetakan sebagaimana yang tercantum pada tabel 4.1. Dari tabel dapat dilihat bahwa lebih dari 94% KSPPS di Kota Padang menyusun Neraca, Laporan Hasil Usaha, dan Laporan Arus Kas untuk Periode Akuntansi Berakhir 31 Desember 2014. Penyusunan Laporan Keuangan KSPPS sudah mengacu kepada SAK Syariah, namun untuk penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan masih memiliki kekurangan. Sedangkan lebih dari 72% KSPPS di Kota Padang belum menyusun Laporan perubahan perubahan ekutas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Penggunaan Dana ZIS. Hal ini disebabkan kurangnya keahlian pengelola dalam menyusun laporan keuangan, yang disebabkan pengelola hampir 50% nya bukan berlatar belakang program studi ekomoni, akuntansi dan keuangan.

(5)

menyusun laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan laporan sumber penggunaan dana kebajikan.

KSPPS di Kota Padang juga sudah menerapkan PSAK No. 105 tentang Akuntansi Mudharabah tahun Buku 2014, KSPPS dalam menyalurkan dan menerima dana tidak berupa aset nonkas, dengan tujuan untuk memudahkan perhitungannya, KSPPS bertindak sebagai Shahibul Maal dan nasabah bertindak sebagai Mudharib sudah sesuai sebagaimana PSAK 105. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Jundan (2013).

7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS).

 Ada disusun 3 6 4 0 13 12,6%

 Tidak disusun 4 49 32 5 90 87,4%

Sumber : Pengolahan Data Laporan Keuangan per 2014, pada tahun 2015.

5.

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

(6)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa lengkap laporan keuangan yang disusun oleh KSPPS yang berada di Kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian survey atas kelengkapan pengelola/pengurus menyusun laporan keuangan seluruh KSPPS di Kota Padang. Pengambilan sampel penelitian adalah menggunakan metode sensur yaitu 103 KSPPS per 31 Desember 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 94% KSPPS di Kota Padang menyusun Neraca, Laporan Hasil Usaha, dan Laporan Arus Kas, dan lebih dari 72% KSPPS di Kota Padang belum menyusun Laporan perubahan perubahan ekutas, laporan promosi ekonomi anggota dan penggunana dana ZIS. Untuk itu sangat diperlu pengembangan SDM KSPPS berupa pemberian pelatihan dalam meningkatkan kompetensi bagian akuntansi KSPPS dalam penyusunan laporan keuangan.

5.2 Saran

a) Penelitian ini hanya berpedoman kepada Laporan RAT, dan hasil wawancara singkat dengan pengelola tanpa adanya pemeriksaan lebih lanjut ke dokumen-dokumen dan kertas kerja akuntansi.

b) Penelitian ini hanya berkisar di Kota Padang, sebaiknya sampel ditambah di beberapa kota dan lakukan uji banding.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, Aan, 2010, Strategi Koperarasi Jasa Keuangan Syariah Dalam Menekan Tingkat Non Performing Financing (NPF) - Studi Kasus Pada KJK Syariah Arrahmah Cinere, Konsentrasi Perbankan Syariah,

Program Studi Mu’Amalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, Skripsi.

Budiawan, Eko, 2013, Konsep Lembaga Keuangan Syariah, Artikel

Bahri, Saiful, 2011, Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam Pengembangan KJKS, Skripsi, Fakultas Syariah dan hukum, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Muamalat, Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Budiman, Dr. Ir. Ms; 2012; “Analisis Kinerja Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan Srengseng Sawah (Kjk Pemkss) Jakarta Selatan”; Universitas Guna Dharma; Jakarta; 2012

Burhanudin, 2012, Pemahaman Dan Penerapan Al-Qard Al-Hasan Pada KJKS BMT Haniva, Fakultas

Syari’Ah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Handayani, Septianning ; Aranti W, Naning; Rusdiansyah, Ahmad; 2012, Pemodelan Sistem Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah Sebagai Dana Produktif Dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Untuk Usaha Mikro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Paper.

Hananah, Agustya, Riris; Fahma, Khoiro Indana, 2011, Bentuk lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) : Baitul Mal Wa Tamwil atau Koperasi Keuangan Jasa Syariah, Koperasi Pondok Pesantren, Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Jundan, Muhammad Arif (2013) Studi analisis penerapan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) no. 105 terhadap akuntansi mudharabah di KJKS BMT Hudatama Semarang tahun buku 2013. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

Listanti, Daniatu; Dzulkirom, Moch; dan Topowijono, 2015, Upaya Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada Lembaga Keuangan Syariah (Studi Pada KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa Timur Periode 2011-2013), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 1 No. 1 Januari 2015.

Mawarid, Husnul (2014); “Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Nomor 105 Tentang Pembiayaan Mudharabah Pada Laporan Keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Kalbar Madani

Pontianak”; Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, Jurnal Audit dan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 3, No. 2, Desember 2014, Hal. 27-42 27.

PERMEN-permen-kukm-nomor-13-tahun-2015-tentang-pedoman-akuntansi-usp-oleh-koperasi

(7)

Puspita Sari, Tika Wahyu; Hisamuddin, Nur; 2014; “Analisis Struktur Dan Komponen Laporan Keuangan Kjks Ugt Sidogiri Wirolegi”. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember, Jawa Timur,

Artikel, Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014.

Pristiyanto, Bintoro; Mochamad Hasjim; dan Soekarto, Soewarno Tjokro; Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dalam Pembiayaan Usaha Mikro Di Kecamatan Tanjungsari, Sumedang, Jurnal Manajemen IKM, Vol.8 No.1, Februari 2013, ISSN 2085-8418, http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/

Primasatya, Arya, 2014, Penanganan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah Di Koperasi Syariah Kanindo Jatim (Studi Di Koeprasi Syariah Kanindo Jatim, Dau, Kabupaten Malang), Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya, Malang.

Said, Salmah, 2012, Lembaga Keuangan Mikro Syariah Dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Makassar (Sharia-Based Microfinance Institutions And The Empowerment Of Society Economy In Makassar), Conference Proceedings, Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS XII), IAIN Sunan Ampel, Surabaya.

Supriyatni, Renny, Dr. Hj. S.H., M.H, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Sebagai Sarana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Fakultas Hukum, Universitas Padjajaran Bandung, 2009, Paper.

Gambar

Tabel 4.1 Profil Pengelola KSPPS  Di Kota Padang
Tabel 4.2 Crosstab Jenis Laporan Keuangan dan Kategori KSPPS

Referensi

Dokumen terkait

Langgam arsitektur “Smart Pedestrian Hub” di kawasan sekitar Sunter Kelapa Gading Jakarta Pusat bukan merupakan tiruan dari “Smart Pedestrian Hub” yang telah ada, dan

1) Rendahnya jumlah penyalah guna dan keluarga penyalah guna Narkoba yang melapor diri ke IPWL berkaitan dengan masalah internal (predisposing) yang ada dalam diri penyalah guna

Efek histamin pada tekanan darah  yaitu pada beberapa manusia atau spesies lain, dilatasi arteriol dan kapiler akibat hisamin dosis sedang menyebabkan penurunan tekanan

Kondisi tersebutlah yang mengakibatkan profesi penyiar radio semakin banyak dilirik oleh sebagian besar kalangan di Kota Bandung, khususnya kalangan remaja yang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

Dengan menggunakan Tabu List yang dimiliki masing-masing semut yang berfungsi untuk melarang semut mengunjungi tempat yang sudah pernah disinggahi,ketika tour dari

Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang berupa rusunawa untuk dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah,

Persyaratan menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tamzis Bina Utama cukup mudah, yaitu dengan cara mendaftarkan diri kepada