• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Percobaan dilakukan mulai Desember 2006 sampai dengan Desember 2007. Percobaan dilaksanakan di dua tempat. Percobaan lapang dilakukan di kebun percobaan Sustainable Agriculture and Natural Resources Management

Collaborative Research Support Program (SANREM CRSP), Kecamatan

Nanggung, Jawa Barat, sedangkan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia, Instalasi Penelitian tanah dan Agroklimat, Sindang Barang, Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih kangkung varietas Grand, terong varietas Mustang, kacang panjang varietas 777, tomat varietas Ratna, cabai varietas

Gada serta bayam dan buncis lokal. Bahan lain yang digunakan adalah pupuk Urea, KCL dan SP-36, serta bahan-bahan kimia untuk analisis kandungan P tanah. Alat yang digunakan yaitu alat-alat budidaya pertanian seperti cangkul, kored dan ajir; dan peralatan laboratorium untuk analisis tanah seperti botol kocok, kertas saraing, shaker, dan spektrofotometer.

Metode

Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan status P tanah dengan cara inkubasi beberapa taraf pemupukan P yang diatasnya ditanami tujuh spesies tanaman sayuran, yaitu bayam, kangkung, terong, cabai, tomat, buncis dan kacang panjang. Pada tahap ini diamati respon tanaman tersebut terhadap pemupukan P (optimasi pemupukan P).

Rancangan lingkungan yang digunakan adalah ancangan Kelompok Lengkap teracak (RKLT) satu faktor. Perlakuan yang diberikan adalah pemupukan P menggunakan jenis pupuk SP-36 dengan 5 taraf, yaitu 0, 45, 90, 135 dan 180 kg P2O5.ha-1 atau setara dengan 0, 125, 250, 375 dan 500 kg SP 36 ha-1. Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga diperoleh 15 satuan percobaan. Satu satuan percobaan terdiri dari satu bedeng. Ukuran bedeng untuk tanaman cabai, tomat dan terong masing-masing 1.5 m x 4 m, sedangkan untuk bayam, kangkung, buncis

(2)

dan kacang panjang masing-masing berukuran 1.5 m x 2 m. Setiap satuan percobaan memiliki 5 tanaman contoh. Perlakuan adalah sebagai berikut:

P1 = Penambahan pupuk P sebanyak 0 kg SP-36 ha-1 P2 = Penambahan pupuk P sebanyak 125 kg SP-36 ha-1 P3 = Penambahan pupuk P sebanyak 250 kg SP-36 ha-1 P4 = Penambahan pupuk P sebanyak 375 kg SP-36 ha-1 P5 = Penambahan pupuk P sebanyak 500 kg SP-36 ha-1

Model linier aditif dari rancangan percobaan ini sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya, 2000):

Yij = µ + βj + Ti + Єij Dimana :

Yij = Nilai pengamatan pada faktor penambahan pupuk P ke-i dan ulangan ke-j

µ = Rataan umum

βj = Pengaruh kelompok ke-j

Ti = Pengaruh faktor penambahan pupuk P ke-i

Єij = Pengaruh acak

Untuk melihat respon tanaman terhadap perlakuan yang diberikan, data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (uji F), apabila hasil sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji ortogonal polinomial untuk melihat pola responnya.

Tahap kedua adalah aplikasi pupuk P dengan dosis yang sama seperti tahap pertama dan diaplikasikan pada lahan yang sama setelah sayuran dipanen. Dosis yang diberikan terdiri dari lima taraf, yaitu 0, 45, 90, 135 dan 180 kg P2O5.ha-1atau setara dengan 0, 125, 250, 375 dan 500 kg SP 36 ha-1. Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga diperoleh 15 satuan percobaan. Setelah inkubasi pupuk P yang kedua selama dua minggu, diambil contoh tanah dari tiap bedeng yang telah diinkubasi pupuk P.Contoh tanah tersebut lalu di keringkan untuk dianalisis kandungan P tanahnya menggunakan lima metode ekstraksi P yang berbeda. Metode ekstraksi P tanah yang digunakan meliputi HCl 25%, Olsen, Mehlich-1,

(3)

Morgan Vanema dan Bray-1. Hasil analisis tanah tersebut kemudian dikorelasikan dengan produksi relatif tanaman sayuran yang ditanam diatas lahan tersebut untuk mendapatkan metode ekstraksi terbaik. Diagram alir kegiatan penelitian ini disajikan pada lampiran 2.

Pelaksanaan

Persiapan pelaksanaan percobaan meliputi: persiapan benih yang akan digunakan, yaitu bayam, kangkung, buncis dan kacang panjang, bibit tanaman tomat, terong dan cabai, penentuan tata letak petak percobaan, pengolahan tanah pertama dan kedua dan penimbangan pupuk.

Benih tomat, terong dan cabai disemai sebelum ditanam di lapang. Benih disemai dalam tray semai dan siap untuk dipindah tanam setelah berumur 4 minggu. Sedangkan benih bayam, kangkung, buncis dan kacang panjang ditanam langsung di lapang pada waktu yang sama dengan waktu pindah tanam bibit tomat, terong dan cabai.

Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanam sebanyak 2 kali hingga mendapatkan struktur tanah dan aerasi yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Lahan dibuat bedengan dengan ukuran 1.5 x 4 meter.

Pupuk Urea, SP-36, KCl, ditimbang sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Inkubasi pupuk P dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan cara menaburkan langsung pupuk SP-36 pada bedengan sesuai dengan perlakuan yaitu: 0, 45, 90, 135 dan 190 g SP-36 per petak dan diaduk hingga rata. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman diberi juga pupuk urea sebanyak 199 kg ha-1dan pupuk KCl sebanyak 90 kg ha-1 yang diaplikasikan pada saat tanam. Pupuk tambahan yang berupa pupuk Urea dan KCl diberikan lagi pada minggu ke tiga dan ke enam setelah tanam, masing-masing sebanyak 100 kg urea ha-1 dan 45 kg KCl ha-1 tiap aplikasi. Pemberian pupuk tambahan untuk tanaman bayam dan kangkung dilakukan dengan cara membuat alur pupuk disebelah kanan atau kiri barisan

(4)

tanaman sedangkan aplikasi pupuk tambahan untuk jenis tanaman lainnya dilakukan dengan cara membuat lubang dangkal melingkar pada tiap tanaman untuk lubang pupuk, kemudian pupuk urea dan KCl yang telah dicampur dimasukkan ke dalam lubang pupuk. Setelah itu lubang ditutup kembali.

Benih bayam ditanam dalam alur dengan jarak antar baris 25 cm. Bibit terong, cabai, tomat ditanam secara double rowdengan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Sedangkan benih buncis dan kacang panjang ditanam dengan jarak tanam 50 cm x 25 cm, 2 benih per lubang. Selanjutnya tanaman dipelihara dan dilakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida kimiawi secara periodik.

Pemanenan dilakukan sesuai dengan jenis tanaman. Bayam dan kangkung dipanen pada umur satu bulan setelah tanam. Sedangkan sayuran buah dipanen pada saat telah siap panen.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman serta kandungan hara P dalam tanah. Parameter pengamatan tersebut meliputi: 1. Analisis Tanah Awal.

Sampel tanah diambil sebelum tanah diberi perlakuan. Sampel tanah diambil dari beberapa titik untuk mewakili areal yang ditetapkan sebagai lokasi penelitian Pengambilan contoh tanah dilakukan sebelum tanah tersebut diberi aplikasi pupuk. Penentuan titik pengambilan contoh tanah individu dilakukan secara diagonal, kemudian permukaan tanahnya dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan batu-batuan atau kotoran lain. Contoh tanah individu diambil pada kondisi kapasitas lapang dengan menggunakan cangkul dan sekop sedalam ± 20 cm. Contoh-contoh tanah individu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam ember plastik, lalu dibersihkan dari sisa-sisa akar. Setelah bersih dan teraduk rata, diambil contoh seberat kira-kira 1 kg untuk dianalisis.

Analisis tanah dilakukan terhadap tekstur tanah, kadar C-organik, N-total, K (HCl 25%, Morgan), P (Total, HCl 25%, Olsen, Bray-1, Morgan Wolf), pH, KTK dan basa-basa dapat ditukar, KB, Al-dd dan H-dd.

(5)

2. Komponen Pertumbuhan dan Hasil Tanaman (diamati pada musim tanam pertama dan kedua).

a. Pengamatan tinggi tanaman umur 2,3,4,5,6, dan 7 minggu setelah tanam (MST) untuk tanaman terong, cabai, dan tomat, dan umur 2,3,4 MST untuk tanaman kangkung, buncis dan kacang panjang. Pengukuran dilakukan dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi.

b. Bobot panen per petak. Pengukuran dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang biasa dijual (brangkasan maupun buah) dari seluruh tanaman yang terdapat pada bedengan, lalu ditimbang. Bobot dibedakan menjadi bobot total, bobot layak pasar dan bobot tak layak pasar

c. Bobot panen tanaman contoh. Pengukuran dilakukan hanya pada tanaman contoh yang telah ditentukan sebelumnya. Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan analitik yang memiliki ketelitian sampai 3 desimal. Bobot dibedakan menjadi bobot total, bobot layak pasar dan bobot tak layak pasar

3. Nilai P tanah terekstrak

Pengambilan sample tanah dilakukan sebelum penelitian tahap kedua dimulai. Tanah diambil dari tiap bedengan kemudian dikeringkan dan dihaluskan, setelah itu tanah dapat disimpan untuk dianalisis kemudian. Nilai P terekstrak diperoleh dengan menganalisis kandungan P tanah menggunakan 5 metode ekstraksi yaitu : 1)HCl 25% 2) Morgan Vanema, 3) Bray-1, 4) Mehlich-1 dan 5) Olsen. Prosedur kerja dari masing-masing metode dapat dilihat pada Lampiran 3 sampai 7.

Referensi

Dokumen terkait

Staj Sicil Formu (kapalı bir zarf içinde) ve Staj Defterleri, staj teslim dilekçesi ile birlikte, öğrenci tarafından Makina Mühendisliği Bölüm

pencermatannya peserta didik. Guru meminta kembali peserta didik untuk mengamati gambar yang ada yang ada di kolom “Mari Mengamati”. Peserta didik mengemukakan pendapatnya

presentasi siswa bernomor sama dengan YUM dari kelompok lain menangapi hasil pekerjaannya. Tanggapan yang diberikan yaitu jawaban yang diperoleh sama dan sudah

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi keseluruhan Tesis saya dengan judul “KLASIFIKASI TINGKAT KEBUSUKAN DAGING MENGGUNAKAN SENSOR GAS SEMIKONDUKTOR, PENGOLAHAN CITRA GLCM DAN

yang diperoleh ternyata media Flipchart pada materi PAI adalah model yang efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini terbukti dengan adanya tes sebelum dan

Pertama, mengenai soal dapat ditentukannya (bepaalbaarheid) hukum dalam hal-hal uang konkrit. Artinya pihak-pihak yang mencari keadilan ingin mengetahui hukum dalam

Dalam tulisan ini dapat kita lihat bahwa teorema Green dapat membuktikan perbedaan pembuktian teorema integral Cauchy yang menggunakan teorema Green dan menggunakan beberapa

menyebabkan siswa tersebut memiliki kemampuan untuk belajar secara mandiri tanpa menunggu perintah guru. Peran guru dalam hal ini hanya sebagai fasilitator dan