• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMBINAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMBINAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 11 TAHUN 2006

TENTANG

PEMBINAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang

Mengingat

:

:

a. bahwa dalam rangka menciptakan suatu tatanan kehidupan di Kabupaten Pasaman Barat yang aman nyaman dan tentram dan tertib diperlukan adanya ketentuan dibidang ketentraman dan ketertiban umum yang dapat melindungi warga dan sarana/prasarana pendukung;

b. bahwa untuk mewujudkan hal sebagaimana dimaksud huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

1. Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 tentang menyatakan berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 RI tentang Peraturan Hukum Pidana untuk seluruh Wilayah RI dan mengubah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Lembaran Negara RI Tahun 1958 Nomor 12 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1660);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara RI Tahun 1979 Nomor 32 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143 );

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara RI Tahun 1981 Nomor 76 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3486);

5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat;

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53 );

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1988 Nomor 6);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 5 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pasaman Barat;

(2)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

Dan

BUPATI PASAMAN BARAT MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBINAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pasaman Barat.

2. Pemerintahan Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Kepala Daerah adalah Bupati Pasaman Barat.

4. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu untuk melakukan penertiban sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

5. Ketentraman dan Ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintahan dan rakyat dapat melakukan kegiatan dengan aman, tentram, tertib dan teratur.

6. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan dan perlengkapan-perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

7. Angkutan jalan adalah sarana perhubungan yang dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk mengangkut penumpang umum pribadi atau barang kesatu tujuan yang berjalan diatas badan jalan/ terus jalan.

8. Jalur hijau adalah setiap jalur terbuka sesuai rencana umum tata ruang Kabupaten; 9. Taman adalah jalur hijau yang dipergunakan dan diolah untuk pertamanan

Kabupaten;

10. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama atau bentuk apapun, persekutuan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dan dana pensiun, bentuk usaha tetap dan usaha lainya;

11. Pedagang kaki lima adalah orang atau badan yang dalam usahanya menggunakan sarana atau prasarana atau perlengkapan yang mudah dibongkar pasang yang menggunakan sebahagian atau seluruhnya tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha/ berjualan.

12. Gelandangan adalah setiap orang yang tidur atau tinggal disembarang tempat yang mengganggu ketentraman dan ketertiban umum;

13. Pengemis adalah laki-laki, perempuan atau anak-anak yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mengharapkan belas kasihan orang lain dengan berbagai cara; 14. Anak Sekolah adalah murid, siswa/siswi yang mengikuti pendidikan pada tingkat

SD, SLTP, SLTA.

15. Pentas hiburan keyboard (orgen tunggal) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan orang dan atau kelompok dalam hal acara resepsi hiburan ataupun kegiatan yang dapat disamakan dengan itu.

(3)

BAB II

Ruang Lingkup dan Tujuan Pasal 2

(1).Ruang lingkup Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum dalam Peraturan Daerah ini adalah segala kejadian ataupun pristiwa yang berhubungan dengan Ketentraman dan Ketertiban Umum.

(2). Kejadian atau peristiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas adalah segala bentuk kejadian/peristiwa atau perbuatan yang mengarah kepada tertib jalan dan angkutan jalan, tertib jalur hijau, taman dan tempat umum, tertib kebersihan dan keindahan lingkungan, tertib pedagang kaki lima (PKL), gelandangan dan pengemis, tertib anak sekolah, tertib dalam acara resepsi/hiburan.

(3). Dalam hal ketentraman dan ketertiban umum sebagaimana dimaksud ayat (2) diatas yang telah diatur oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya, maka segala bentuk akibat hukum yang ditimbulkannya termasuk ancaman hukumannya tunduk pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Pasal 3

(1). Pembinaan ketentraman dan ketertiban umum bertujuan untuk menciptakan iklim agar Pemerintah dan rakyat dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi tugas dan pekerjaannya secara aman tertib dan teratur.

(2). Mendukung penegakan hukum yang optimal terhadap ketentuan perundang-undangan yang berhubungan dengan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum.

(3). Terciptanya kesadaran ditengah masyarakat untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum yang berkesinambungan, sehingga tercipta peran serta masyarakat untuk patuh dan tunduk pada Peraturan yang berlaku.

BAB III

TERTIB JALAN DAN ANGKUTAN JALAN Pasal 4

Setiap orang atau badan dilarang :

(1). Membuat, memasang, membongkar atau memindahkan tanggul, portal, penutup jalan, rambu-rambu, putaran jalan, jalur pemisah dan pulau-pulau lalu lintas dan atau yang dapat disamakan dengan itu.

(2). Mencuci, memperbaiki kendaraan baik motor maupun tidak bermotor, bermain layang-layang, memasang reklame, dijalan atau trotoar.

(3). Menumpuk bahan-bahan bangunan atau benda tajam dan atau membuang kotoran binatang/manusia, sampah, limbah rumah tangga yang dapat menganggu jalan atau trotoar.

(4). Mengadakan kegiatan hiburan/organ tunggal dipinggir jalan apabila akibat dari kejadian tersebut terganggunya alur lalu lintas di jalan raya.

(5). Jika keadaan terpaksa menumpuk bahan bangunan sebagaimana dimaksud ayat (3), mengadakan hiburan sebagaimana dimaksud ayat (4) Pasal ini, hanya dapat diberikan dispensasi sesuai ketentuan yang berlaku.

(6). Menggali jalan dan atau trotoar tanpa izin Bupati.

Pasal 5

Setiap kendaraan bermotor ataupun tidak bermotor seperti becak dayung, pedati, gerobak dilarang menurunkan dan menaikkan, membongkar, memuat barang yang mengganggu lalu lintas.

(4)

BAB IV

TERTIB JALUR HIJAU TAMAN DAN TEMPAT UMUM

Pasal 6 Setiap orang atau badan dilarang :

(1). Merusak, memanjat. memotong, menebang pohon taman dilajur hijau, taman tempat umum, pohon pelindung dipinggir jalan, kecuali untuk kepentingan tertentu. (2). Membuang, menumpuk kotoran/sampah dijalur hijau, taman daerah, tempat umum

yang bukan diperuntukkan untuk itu.

(3). Memasang, menempelkan, menggantungkan benda-benda apapun dijalur hijau atau taman daerah tanpa izin.

(4). Menggali jalur hijau atau taman daerah untuk pemasangan tiang atau kabel pipa listrik, telpon, pipa air minum dan yang disamakan dengan itu kecuali atas izin Bupati atau Pejabat yang ditunjuk untuk itu.

(5). Mengotori atau merusak jalur hijau, taman daerah atau sarana prasarana yang ada.

(6). Bertempat tinggal, tidur serta mendirikan bangunan apapun dijalur hijau atau taman daerah.

(7). Membongkar, memuat barang bagi kendaraan bermotor atau tidak bermotor, dijalur hijau atau taman daerah.

(8). Memarkir, mencuci memperbaiki kendaran bermotor atau tidak bermotor dijalur atau taman daerah atau tempat umum.

(9). Melepaskan, menambatkan, menggembalakan ternak di jalur hijau, taman daerah dan tempat umum.

(10).Menangkap, berburu, menembak, membunuh binatang dijalur hijau, taman daerah dan tempat umum.

BAB V

TERTIB KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN Pasal 7

(1). Setiap orang atau badan pemilik, penghuni, pemakai, atau penanggung jawab rumah, bangunan, tanah/kaplingan pekarangan wajib memelihara atau merawatnya termasuk yang ada disekitarnya.

(2). Setiap orang atau badan, sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini wajib memelihara kebersihan, keindahan dan ketertiban lingkungannya.

Pasal 8

(1). Setiap penghuni, pemilik, pemakai dan atau penanggungjawab tanah/ kaplingan pekarangan dilarang menutup selokan atau saluran air disekitarnya.

(2). Setiap orang atau badan dilarang membuang, menumpuk sampah dijalan, sungai, selokan dan got yang dapat merusak keindahan dan kebersihan lingkungan.

(3) Setiap orang dilarang membuang air besar dan kecil dijalan, selokan got, yang bukan peruntukan untuk itu.

(4). Setiap orang atau badan dilarang mencoret-coret, menempelkan, menulis-nulis, mengotori dinding-dinding tembok bangunan pemerintah, rumah ibadah, fasilitas umum termasuk tiang listrik, telpon atau fasilitas lainnya.

(5). Dilarang menjemur pakaian, tikar dan lain-lain sebagainya didepan rumah/bangunan yang berada dipinggir jalan raya.

Pasal 9

Setiap instansi pemerintah, swasta, lembaga atau badan usaha milik daerah dan badan usaha lainnya yang melaksanakan kegiatan menyangkut masalah sarana dan prasarana perkotaan dan mempengaruhi ketertiban umum harus menjaga kebersihan, ketertiban dan keindahan lingkungan.

(5)

BAB VI

TERTIB PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) Pasal 10

(1). Setiap orang atau badan di larang berjualan di jalan/ trotoar, taman tempat umum, jenjang umum dan atau tempat lainnya dapat disamakan dengan itu atau tempat yang khusus di peruntukkan untuk berjualan.

(2). Tempat khusus atau waktu yang di peruntukkan untuk berjualan sebagaimana di maksud ayat (1) pasal ini akan ditetapkan dengan Keputusan Bupati Pasaman Barat.

BAB VII

GELANDANGAN DAN PENGEMIS Pasal 11

(1). Setiap orang di larang menggelandang pada kantor-kantor pemerintah dan fasilitas umum atau dijalan-jalan.

(2). Setiap orang atau badan selain orang tua, wali atau orang lain yang di serahi oleh hakim dilarang memperalat anak-anak di bawah umur atau mengemis dan atau memanfaatkannya untuk kegiatan mengemis.

(3). Terhadap orang tua, wali, orang lain yang diserahi oleh hakim sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini diberlakukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII

TERTIB ANAK SEKOLAH Pasal 12

(1). Setiap murid/siswa dilarang meninggalkan jam pelajaran (bolos), merokok apalagi disaat jam sekolah dan atau sedang berpakaian seragam.

(2). Setiap murid/siswa dilarang memasuki tempat-tempat permainan, hiburan kecuali mendapat izin tertulis dari guru.

(3). Setiap murid/siswa dilarang berkelahi, tawuran antar sesama dalam satu sekolah maupun antar sekolah.

(4). Terhadap murid/siswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) pasal ini diberlakukan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX

TERTIB RESEPSI/HIBURAN Pasal 13

(1). Setiap orang atau kelompok dilarang melaksanakan resepsi hiburan (keyboard/orgen tunggal) atau yang dapatdisamakan dengan itu di pinggir jalan raya yang dapat mengakibatkan terganggunya lalu lintas umum.

(2) . Bagi orang atau kelompok yang akan melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus terlebih dahulu ada jaminan tertulis dari orang atau kelompok tersebut bahwa tidak akan terjadi gangguan terhadap arus lalu lintas dijalan raya diseputaran lokasi tersebut.

(3). Setiap orang atau kelompok yang akan melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari wali nagari setempat, dan diketahui muspika setempat serta disampaikan kepada Bupati Pasaman Barat Cq. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasaman Barat.

(6)

(4). Terhadap orang atau kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) Pasal ini diberlakukan ketentuan sesuai perundang-undangan berlaku.

BAB X PENERTIBAN

Pasal 14

Dalam rangka menegakkan ketentraman dan ketertiban umum Bupati membentuk tim razia gabungan yang melibatkan TNI, POLRI, SAT POL, LLAJ, Kesbang Linmas, Dinas Sosial, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan, LSM, Tokoh masyarakat formal maupun non formal baik dalam bentuk kelembangaan maupun perorangan.

BAB XI PENYIDIKAN

Pasal 15

1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana ringan (tipiring) bidang ketentraman dan ketertiban umum sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

2) Wewenang penyidikan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah :

(1). Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang ketentraman dan ketertiban umum, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas.

(2). Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana ketentraman dan ketertiban umum tersebut.

(3). Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang ketentraman dan ketertiban umum.

(4). Memeriksa buku-buku catatan dan dokumen lainnya berkenaan dengan tindak pidana bidang ketentraman dan ketertiban umum.

(5). Melakukan penggeledahan umum mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang-barang bukti tersebut.

(6). Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyelidikan tindak pidana di bidang ketentraman dan ketertiban umum.

(7). Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan tempat ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf (e) diatas.

(8). Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ketentraman dan ketertiban umum.

(9). Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

(10). Menghentikan penyilidikan.

(11). Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyelidikan tindakan pidana di bidang ketentraman dan ketertiban umum menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

3) Penyidikan tindak pidana dibidang ketentraman dan ketertiban umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(7)

BAB XII

KETENTUAN PIDANA Pasal 16

1) Pelanggaran atas ketentuan pasal 2,3,4,5,6,7,8,9 dan 13 diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- ( Lima juta rupiah ).

2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkanya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pasaman Barat.

Di tetapkan di : Simpang Empat Pada Tanggal : 6 November 2006

BUPATI PASAMAN BARAT

Dto H. S Y A H I R A N

Diundangkan di : Simpang Empat Pada tanggal : 6 November 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT Dto

Drs . H. HELMI ERWADI

Pembina Utama Muda NIP. 010081584

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2006 NOMOR 11 SERI D

Referensi

Dokumen terkait

Dan yang di halaman 10, saya ingin menyampaikan di dalam rezim comprehend konsumen, mungkin dari sini bisa dilihat bahwa di mana sengketa medik itu bisa

RSUD Ba’a memberikan orientasi umum dan orientasi khusus kepada staf baru klinis maupun non klinis, agar dapat berperan dan berfungsi dengan baik, semua

Kegiatan persiapan hampir sama dengan kegiatan persiapan yang dilakukan pada kelas X Akuntansi. Kegiatan dilakukan dengan konsultasi dengan guru pembimbing

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan hukum secara umum, khususnya dalam bidang hukum perdata yang mengkaji berbagai permasalahan terkait

TASKOMBANG Darat Tidak ada angkutan umum SOLODIRAN Darat Tidak ada angkutan umum NANGSRI Darat Tidak ada angkutan umum BORANGAN Darat Tidak ada angkutan umum BARUKAN Darat Tidak

Oleh itu, kajian ini adalah bertujuan untuk mengenalpasti punca-punca manakah yang menyebabkan jalanraya di bawah Pihak Berkuasa Tempatan tidak diselenggara dengan

Pemilihan respirator harus berdasarkan pada tingkat pemaparan yang sudah diketahui atau diantisipasi, bahayanya produk dan batas keselamatan kerja dari alat pernafasan yang

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dengan pembelajaran berbasis multimedia dengan power point dan alat peraga (peta dan globe), pembelajaran berlangsung