• Tidak ada hasil yang ditemukan

FITRI YENTI NPM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FITRI YENTI NPM:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MELANJUTKAN STUDI KE

PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN LATAR

BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA

JURNAL

Oleh:

FITRI YENTI

NPM: 11060259

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

Profil Minat Peserta Didik Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

By: Fitri Yenti * Dra. Suheni, M. Pd ** Alfaiz, S.Psi.I., M. Pd ** *Student **

lecturers

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat Abstract

The background of this research is to see the description about student’s interest in continue the Education to the university from parent’s educational bacgkround view. The purpose of this research are: 1) To describe student’s interest to continue their education to the university from parent’s educational background view who graduated from elementary school, 2) Describe student’s interest to continue their education to the university from parent’s educational background view who graduated from junior high school, 3) Describe student’s interest to continue their education to the university from parent’s educational background view who graduated from senior high school, 4) Describe student’s interest to continue their education to the university from parent’s educational background view who graduated from University.

Design was the research was descriptive quantitative research. A sample token with propotional simple random sampling technique. Total sample of this to research are 110 students. Data collected using questionnaire,. and then the data was analyze with percentage technique.

The result of this research was: 1) Student’s interest profile to continue their education university from the parent’s educational background view who graduated from elementary school in interest expression aspect, formed and inventoris showed that it was medium and high categories. 2) Student’s interest profile to continue their education to university from the parent’s educational background view who graduated from junior high school in interest expression aspect, formed and inventoris showed that it was medium and high categories. 3) Student’s interest profile to continue their education to university from the parent’s educational background who graduated from senior high school in interest expression aspect, formed and inventoris showed that it was middle, high and very high. 4) Student’s interest profile to continue their education to university from the parent’s educational background view who graduated from university in interest expression aspect, formed and inventoris showed that it was medium and high.

Keyword: Interest, University, and parent’s

Pendahuluan

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

membebaskan manusia dari

keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Menurut Kartono (1992:31) bahwa “Pendidikan merupakan salah satu fungsi terpenting bagi pengembangan pribadi individu,

kelompok, masyarakat, kebudayaan

nasional, bangsa dan negara”.

Selanjutnya sesuai dengan dinamika

perkembangan dunia manusia, sistem

pendidikan itu selalu saja

dikonsepsikan-ulang dan di-intepretasi-ulangkan pada setiap periode historis rohaniah serta setiap orde politik baru.

Berarti pendidikan juga memberi pedoman yang kuat bagi perjalanan

hidup manusia. Di samping itu

pendidikan juga memberikan nilai

keindahan. Kualitas sumber daya

manusia merupakan hal yang terpenting bagi kemajuan negara Indonesia. Selain itu juga menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan dalam era perdagangan bebas, penguasaan ilmu pengetahuan,

(3)

dan teknologi. Kualitas sumber daya manusia hanya dapat diperoleh melalui

jalur pendidikan. Sebagai langkah

implementasi awal pemerintah pada tahun 1994 yang lalu telah menetapkan wajib belajar 9 tahun.

Bagi peserta didik yang

mengenyam pendidikan di sekolah menengah atas (SMA), menjadi suatu alasan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi. Menurut Ghafur (2010:5-6) Perguruan tinggi adalah “Lembaga penyedia jasa layanan masyarakat di bidang pendidikan. Jasa layanan itu sering dinyatakan (dalam bentuk janji) kepada masyarakat untuk oditerima dan didukung.

Pada hakikatnya, setiap peserta didik memiliki suatu kecenderungan atau minat untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Slameto (2010:180) ‘’minat adalah suatu yang dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat

pula dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas’’. Peserta didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Mereka

memilih perguruan tinggi sebagai

tempat yang terakhir untuk

meneruskan karirnya di dalam

memperoleh pendidikan yang berarti bagi dirinya. Namun demikian tidak semua orang yang bisa melanjutkan studinya keperguruan tinggi seperti halnya keinginan dari setiap individu

siswa itu sendiri. Mereka selalu

mempertimbangkan faktor-faktor yang berada dibelakang mereka. Misalnya seperti faktor finansial orang tua mereka, atau latar belakang pendidikan orang tua mereka.

Permasalahan yang peneliti

temukan dilapangan saat observasi

selama Praktikum Pengalaman

Lapangan Bimbingan dan Konseling

Sekolah (PPLBK-S) dan Praktikum Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Kependidikan

(PPLBK-Kependidikan) pada tanggal 11

Agustus-08 November 2014 dan wawancara dengan guru BK di SMA

Negeri 1 Linggo Sari Baganti

menunjukkan bahwa minat peserta didik melanjutkan studi keperguruan tinggi masih mempertimbangkan latar belakang pendidikan orang tua peserta didik.

Kaitannya dengan minat peserta didik melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, orang tua sangat

berperan aktif untuk mendorong

ketercapainya cita-cita anak-anaknya.

Orang tua yang memiliki latar

belakang pendidikan yang bagus dan memiliki materi yang mampu, akan selalu memberikan motivasi yang baik bagi buah hatinya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan senantiasa membiayai anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Sangatlah berbeda dengan orang tua yang kurang mampu di dalam hal finansial dan juga tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik,

meskipun mereka mempunyai

keinginan agar anaknya mencapai

pendidikan yang tinggi, namun

mereka tidak cukup untuk membiayai anaknya melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini yang menjadikan siswa mempertimbangkan langkah yang terbaik bagi dirinya dan keluarganya. Tidak sedikit peserta

didik memilih meninggalkan

pendidikannya demi membantu

perekonomian keluarga dengan

bekerja apa saja yang mereka lakukan.

Berdasarkan latar belakang

masalah di atas penulis tertarik untuk

melaksanakan penelitian

mengenai “Profil Minat Peserta Didik

Melanjutkan Studi Keperguruan

Tinggi dilihat dari Latar Belakang Pendidikan Orang Tua pada Peserta Didik Kelas XII IPS di SMA Negeri 1

(4)

Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan”.

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini maka penelitian ini dibatasi pada.

1. Profil minat peserta didik untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua tamatan SD.

2. Profil minat peserta didik untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua tamatan SMP.

3. Profil minat peserta didik untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua tamatan SMA.

4. Profil minat peserta didik untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua tamatan Perguruan Tinggi.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Minat peserta didik melanjutkan

studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua peserta didik tamatan SD

2. Minat peserta didik melanjutkan

studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua peserta didik tamatan SMP

3. Minat peserta didik melanjutkan

studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua peserta didik tamatan SMA.

4. Profil minat peserta didik untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang

pendidikan orang tua tamatan

Perguruan Tinggi.

Berdasarkan uraian yang

dikemukakan pada latar belakang

masalah maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian yaitu:

“Bagaimana Profil minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua peserta didik tamatan SD,

SMP, SMA dan Perguruan Tinggi pada peserta didik kelas XII IPS di SMA

Negeri 1 Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan”?.

Metode Penelitian

Penelitian ini telah

dilaksanakan pada tanggal 19

September 2015 di kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan yaitu Profil

minat siswa melanjutkan studi

keperguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua peserta didik pada Tahun Pelajaran 2015/2016.

Jenis penelitian yang akan dilakukan ini masuk adalah penelitian

deskriptif kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisa data hasil penelitian secara

ilmiah dan menganalisis datanya

menggunakan perhitungan statistik.

Sehubungan dengan itu Yusuf (2005:83) mengemukakan ‘’Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengetahui fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau

mencoba menggambarkan secara

detail’’. Sedangkan Sudjana dan Ibrahim (2010:64) “penelitian deskriptif

adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,

kejadian yang terjadi pada saat

sekarang, dengan pendekatan lain”. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang wajib mengungkapkan permasalahan yang aktual sebagaimana adanya secara sistematis, faktual dan akurat tentang profil minat siswa melanjutkan studi keperguruan tinggi dilihat dari latar

belakang pendidikan orang tua

kemudian memaknai fenomena yang terjadi sesungguhnya.

Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua pada SMA N I

(5)

Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Populasi dari penelitian ini sebanyak 152 peserta didik dan sampel penelitian sebanyak 110 peserta didik, yaitu dengan menggunakan teknik

profesional random sampling.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Riduwan (2010:85) “data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain, dan

mempunyai bobot yang sama”.

Selanjutnya, Bungin (2006:72) “variabel interval adalah variabel yang dibangun

dari pengukuran sehingga dalam

pengukuran tersebut diasumsikan

terdapat satuan pengukuran yang sama”. Jadi, data yang diintervalkan dalam penelitian ini adalah profil minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua pada SMA N I Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan angket. Setelah data terkumpul analisis data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mengimput data mentah hasil penelitian ke dalam microsoft excel 2007. Kemudian mengkonfirmasi data mentah ke dalam software SPSS versi 20.0 dan melakukan analisis statistik deskriptif.

Hasil dan Pembahasan

1. Profil Minat Peserta Didik Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi dilihat Dari Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Peserta Didik Tamatan SD

Dilihat dari masing-masing sub variabel yaitu profil minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua tamatan SD pada kategori sedang sebanyak 21 peserta didik (19,1%), dan pada kategori tinggi sebanyak 35 peserta didik (31,8%). Data ini diperkuat oleh mean

skor peserta didik 3,63 dan standar deviasi 0,489.

Berdasarkan temuan dilapangan bahwa minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua tamatan SD berada pada kategori tinggi. Jadi minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tamatan SD sudah pada kategori tinggi.

Pendidikan orang tua peserta didik tamatan SD terbagi atas 3 aspek indikator yaitu pertama, segi minat yang diekspresikan pada kategori sedang sebanyak 28 peserta didik (25,5%), pada kategori tinggi 26 peserta didik (23,6%),

dan pada kategori sangat tinggi

sebanyak 2 peserta didik (1,8%). Data ini diperkuat oleh mean skor peserta didik 3,54 dan standar deviasi 0,489.

Kedua, segi minat yang

diwujudkan pada kategori rendah

sebanyak 1 peserta didik (0,9%), pada kategori sedang 32 peserta didik (29,1%), dan pada kategori sangat tinggi sebanyak 2 peserta didik (1,8%). Data ini diperkuat oleh mean skor 3,43 dan standar deviasi 0,599.

Ketiga, dari segi minat yang dinventorisasikan berada pada kategori rendah sebanyak 2 peserta didik (1,8%), pada kategori sedang sebanyak 29 peserta didik (26,4%) dan pada kategori tinggi sebanyak 25 peserta didik (22,7%). Data ini diperkuat oleh mean skor 3,41 dan standar deviasi 0,565.

Menurut Safran,1985 (Sukardi

1988:63-64) Minat yang diekpresikan

(Expressed interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya

dengan kata tertentu. Misalnya

seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu

model pesawat udara, dalam

mengumpulkan blangko, dalam

mengumpulkan uang logam.

Minat yang diwujudkan (Manifest interest), seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif

(6)

dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya: Peserta didik dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama sain, dan matematika.

Minat yang diinventarisasikan

(Inventoried interest), seseorang menilai

minatnya dapat diukur dengan

menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok akivitas tertentu.

2. Profil Minat Peserta Didik Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi dilihat Dari Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Peserta Didik Tamatan SMP

Dilihat dari masing-masing sub variabel yaitu profil minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua tamatan SMP pada kategori sedang sebanyak 20 peserta didik (18,2%), dan pada kategori tinggi sebanyak 12 peserta didik (10,9%). Data ini diperkuat oleh mean skor peserta didik 3,38 dan standar deviasi 0,492.

Pendidikan orang tua peserta didik tamatan SMP terbagi atas 3 aspek indikator yaitu pertama, segi

minat yang diekspresikan pada

kategori rendah sebanyak 1 peserta didik (0,9%), pada kategori sedang 22 peserta didik (20,0%), dan pada kategori tinggi sebanyak 9 peserta didik (8,2%). Data ini diperkuat oleh mean skor peserta didik 3,25 dan standar deviasi 0,508.

Kedua, segi minat yang

diwujudkan pada kategori sedang sebanyak 21 peserta didik (19,1%), pada kategori tinggi 11 peserta didik (10,0%). Data ini diperkuat oleh mean skor 33,34 dan standar deviasi 0,483.

Ketiga, dari segi minat yang

dinventorisasikan berada pada

kategori rendah sebanyak 1 peserta didik (0,9%), pada kategori sedang sebanyak 25 peserta didik (22,57%) dan pada kategori tinggi sebanyak 6

peserta didik (5,5%). Data ini

diperkuat oleh mean skor 3,16 dan standar deviasi 0,448.

Menurut Safran,1985 (Sukardi 1988:63-64) Minat yang diekpresikan

(Expressed interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya

dengan kata tertentu. Misalnya

seseorang mungkin mengatakan

bahwa ia/dia tertarik dalam

menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan blangko, dalam mengumpulkan uang logam.

Minat yang diwujudkan

(Manifest interest), seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif

dalam suatu aktivitas tertentu.

Misalnya: Peserta didik dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama sain, dan matematika.

Minat yang diinventarisasikan

(Inventoried interest), seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan

menjawab terhadap sejumlah

pertanyaan tertentu atau urutan

pilihannya untuk kelompok akivitas tertentu.

3. Profil Minat Peserta Didik Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi dilihat Dari Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Peserta Didik Tamatan SMA

Dilihat dari masing-masing sub variabel yaitu profil minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua tamatan SMP pada kategori sedang sebanyak 8 peserta didik (7,3%), dan pada kategori tinggi sebanyak 11 peserta didik (10,0%), dan pada kategori sangat tinggi sebanyak 1 peserta didik (0,9%). Data ini diperkuat oleh mean skor peserta didik 3,05 dan standar deviasi 0,587.

Pendidikan orang tua peserta didik tamatan SMA terbagi atas 3 aspek indikator yaitu pertama, segi

minat yang diekspresikan pada

(7)

didik (1,8%), pada kategori sedang 11 peserta didik (10,0%), dan pada kategori sangat tinggi sebanyak1

peserta didik (0,9%). Data ini

diperkuat oleh mean skor peserta didik 3,30 dan standar deviasi 0,733.

Kedua, segi minat yang

diwujudkan pada kategori rendah sebanyak 1 peserta didik (0,9%), pada sedang 9 peserta didik (8,2%), dan pada kategori tinggi sebanyak 10

peserta didik (9,1%). Data ini

diperkuat oleh mean skor 3,45 dan standar deviasi 0,605.

Ketiga, dari segi minat yang

dinventorisasikan berada pada

kategori sedang sebanyak 8 peserta didik (7,3%), pada kategori tinggi sebanyak 10 peserta didik (9,1%), dan pada kategori sangat tinggi sebanyak 2

peserta didik (1,8%). Data ini

diperkuat oleh mean skor 3,70 dan standar deviasi 0,657.

Menurut Safran,1985 (Sukardi 1988:63-64) Minat yang diekpresikan

(Expressed interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya

dengan kata tertentu. Misalnya

seseorang mungkin mengatakan

bahwa ia/dia tertarik dalam

menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan blangko, dalam mengumpulkan uang logam.

Minat yang diwujudkan

(Manifest interest), seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif

dalam suatu aktivitas tertentu.

Misalnya: Peserta didik dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama sain, dan matematika.

Minat yang diinventarisasikan

(Inventoried interest), seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan

menjawab terhadap sejumlah

pertanyaan tertentu atau urutan

pilihannya untuk kelompok akivitas tertentu.

4. Profil Minat Peserta Didik Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi dilihat Dari Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Peserta Didik Tamatan Perguruan Tinggi.

Dilihat dari masing-masing sub variabel yaitu profil minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang

pendidikan orang tua tamatan

perguruan tinggi pada kategori sedang sebanyak 1 peserta didik (0,9%), dan pada kategori tinggi sebanyak 1

peserta didik (0,9%). Data ini

diperkuat oleh mean skor peserta didik 3,50 dan standar deviasi 0,707.

Pendidikan orang tua peserta didik tamatan perguruan tinggi terbagi atas 3 aspek indikator yaitu pertama, segi minat yang diekspresikan pada kategori sedang sebanyak 2 peserta didik (1,8%). Data ini diperkuat oleh mean skor peserta didik 3,00 dan standar deviasi 0,00.

Kedua, segi minat yang diwujudkan pada kategori rendah sebanyak 1 peserta didik (0,9%), pada tinggi 1 peserta didik (0,9%). Data ini diperkuat oleh mean skor 3,00 dan standar deviasi 1,414.

Ketiga, dari segi minat yang

dinventorisasikan berada pada

kategori tinggi sebanyak 2 peserta didik (1,8%). Data ini diperkuat oleh mean skor 4,00 dan standar deviasi 0,00.

Menurut Safran,1985

(Sukardi 1988:63-64) Minat yang

diekpresikan (Expressed interest),

seseorang dapat mengungkapkan

minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik

dalam menciptakan suatu model

pesawat udara, dalam mengumpulkan blangko, dalam mengumpulkan uang logam.

(8)

Minat yang diwujudkan

(Manifest interest), seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif

dalam suatu aktivitas tertentu.

Misalnya: Peserta didik dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama sain, dan matematika.

Minat yang

diinventorisasikan (Inventoried

interest), seseorang menilai minatnya

dapat diukur dengan menjawab

terhadap sejumlah pertanyaan tertentu

atau urutan pilihannya untuk

kelompok akivitas tertentu.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan profil minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua pada SMA Negeri 1 Linggo

Sari Baganti kabupaten Pesisir

disimpulkan sebagai berikut.

1. Profil minat peserta didik

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua pada kelas XII di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari pendidikan orang tua tamatan SD secara umum berada pada kategori tinggi. Berdasarkan

indikator segi minat yang

diekspresikan, minat yang

diwujudkan, dan minat yang

diinventorisasikan berada pada

kategori sedang dan tinggi.

2. Profil minat peserta didik

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua pada kelas XII di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari pendidikan orang tua tamatan SMP secara umum berada pada kategori tinggi. Berdasarkan

indikator segi minat yang

diekspresikan, minat yang

diwujudkan, dan minat yang

diinventorisasikan berada pada

kategori sedang dan tinggi.

3. Profil minat peserta didik

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua pada kelas XII di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari pendidikan orang tua tamatan SMA secara umum berada pada kategori tinggi. Berdasarkan

indikator segi minat yang

diekspresikan, minat yang

diwujudkan, dan minat yang

diinventorisasikan berada pada

kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi.

4. Profil minat peserta didik

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua pada kelas XII di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari pendidikan orang tua tamatan perguruan tinggi secara umum berada pada kategori tinggi. Berdasarkan indikator segi minat yang diekspresikan, minat yang

diwujudkan, dan minat yang

diinventorisasikan berada pada

kategori sedang dan tinggi.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran kepada:

1.

Peserta Didik, supaya bisa

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi demi menggapai pendidikan yang lebih tinggi setelah tamat SMA nanti.

2.

Sekolah , agar bisa lebih

memperhatikan kebutuhan yang

diperlukan peserta didik yang akan

tamat SMA nantinya dengan

memberikan layanan inormasi

tentang perguruan tinggi yang akan di pilih peserta didik.

3.

Pengelola Program Studi Bimbingan

dan Konseling STKIP PGRI

Sumatera Barat untuk lebih

menambah wawasan dan

(9)

minat peserta didik melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua.

4.

Peneliti Selanjutnya untuk dapat

meneliti lebih dalam lagi mengenai indikator-indikator minat peserta didik dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua dilihat dari segi minat yang diekpresikan, minat yang diwujudkan dan minat yang

diinventorisasikan sehingga

diperoleh informasi yang lebih rinci dan mendalam.

Kepustakaan

Bungin, Burhan. (2006). Metodologi

Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group

Ghafur, Hanief, Saha. 2010. Manajemen

Penjaminan Mutu Pergruan Tinggi di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu

Pendidik Teoritis. Bandung: Mandar Mundur.

Riduwan. (2010). Belajar mudah

Penelitian. Bandung: Alfabeta

Slameto. 2010. Belajar dan

Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana & Ibrahim. (2010).

Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Muri, Yusuf (2005). Metode

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang

Demikian Addendum Dokumen Pelelangan ini dibuat dan bersifat mengikat untuk dipedomani dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, apabila ada aturan dalam Adendum Dokumen

Ia merupakan hasutan godaan tipuan syaitan yang menampakkan tanda-tanda pada tubuh badan manusia dari kalangan Yahudi untuk meyakinkan kaum Nasrani bahawa Allah adalah Al-Masih

Sesuai dengan hasil penelitian Jawale 24 tahun 2010 yang mengevaluasi aktivitas larvasida pada ekstrak metanol daun Cestrum nocturnum yang mengandung steroid

( Adventitious Blindness ), yaitu mereka yang sudah memiliki kesan- kesan serta penglihatan visual, akan tetapi belum kuat atau mudah terlupakan. 3)

Hasil penelitian menunjukan bahwa ampas tebu memiliki kandungan zat terbang lebih rendah dari batubara sehingga semakin banyak penambahan biomassa maka kandungan zat

Berdasarkan surat penetapan penyediaan barang dan jasa Nomor 13/PPBJ.04.02/III/2015 tanggal 27 Maret 2015, dengan ini pejabat pengadaan barang dan jasa Dinas pertanian

Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “ PERBANDINGAN KONSISTENSI GARIS E RICKETTS DAN GARIS S