• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

IPUNG NURDIANSAH

15.131.0063

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(2)

ii

Kabupaten Jombang)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan Studi Diploma III Analis Kesehatan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

IPUNG NURDIANSAH

15.131.0063

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(3)
(4)
(5)

v

GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR

Oleh :

Ipung Nurdiansah

Meningkatnya jumlah kendaraan di zaman sekarang merupakan salah satu penyumbang terbesar adanya pencemaran udara dari hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Tidak hanya Karbondioksida yang dikeluarkan melainkan banyak zat lain yang bersifat toksik bagi tubuh seseorang. Juru parkir merupakan salah satu profesi yang beresiko besar terhadap bahaya paparan asap kendaraan karena mengingat dalam sehari-hari dalam beraktifitas secara langsung dan tidak langsung banyak terpapar asap kendaraan. Hal ini jika berlangsung lama dapat menyebabkan suatu kelainan pada darah khususnya eritrosit karena zat toksik tersebut berpengaruh dalam proses pembentukan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir di Jl. Ahmad Yani Jombang.

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimental. Sampel yang diambil yaitu juru parkir di jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dengan jumlah populasi 30 juru parkir, sampel diambil sebanyak 23 dengan teknik simple random sampling dengan variabel gambaran morfologi eritrosit. Analisa data penelitian ini menggunakan editing, coding dan tabulating. Pemeriksaan morfologi eritrosit dengan menggunakan SADT dan pengecatan Giemza.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar juru parkir mengalami kelainan morfologi eritrosit sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7% ditandai dengan adanya sel eritrosit yang tidak normal dan 4 responden dengan persentase 17,3% tidak mengalami kelainan morfologi eritrosit.

Berdasarkan pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir dapat disimpulkan bahwa terjadi kelainan morfologi eritrosit pada juru parkir. Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya agar dilakukan analisa lebih dalam dan lebih spesifik dari tiap sel yang mengalami kelainan dan memahami pentingnya penggunaan APD saat beraktifitas diluar ruang.

(6)

vi

THE DESCRIPTION OF ERYTHROCYTE MORPHOLOGY

IN THE PARKING OFFICER

By :

Ipung Nurdiansah

The increasing amount of vehicles currently is one of the causes of air pollution presences result by motor vehicle burning. Not only carbondioxide that be produced but many other substances are toxic for bodies. The parking officer is a profession at high risk of exposure hazards because everyday their activities are much exposed by vehicle emission directly and indirectly. If it last longer can lead to abnormalities in the blood especially erythrocyte because the toxic substance takes effect in process of blood formation. This research aims to find out the description of erythrocyte morphology in the parking officer in Ahmad Yani street on Jombang sub-district and regency.

This research using descriptive experimental method. Specimen takes from parking officer in Ahmad Yani street on Jombang sub-district and regency with a population is 30 parking officers, specimen was taken 23 using simple random sampling technique with variable is erythrocyte morphological description. Data analysis of this research using editing, coding, and tabulating. The erythrocyte morphology is examined using blood smear and giemsa stain.

In this research obtained results most of them have erythrocyte morphological abnormalities as many 19 respondents with a percentage 82,7% is characterized with abnormal erythrocyte cells and 4 respondents with a percentage 17,3% do not have any abnormalities.

(7)

vii

Judul : Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir Nama Mahasiswa : Ipung Nurdiansah

Nomor Pokok : 15.131.0063

Program Studi : Diploma III Analis Kesehatan

(8)

viii

GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR

(Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

Disusun oleh : Ipung Nurdiansah

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal dan dinyatakan telah memenuhi syarat

(9)

ix Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ipung Nurdiansah

NIM : 15.131.0063

Tempat, tanggal lahir : Jombang, 21 Mei 1997 Program Studi : D-III Analis Kesehatan

Institusi : STIKes ICMe Jombang

Menyatakan bahwa naskah Karya Tulis Ilmiah ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk dari sumbernya.

Jombang, 16 Juli 2018 Saya yang menyatakan,

(10)

x

Penulis dilahirkan di Jombang, 21 Mei 1997 dari pasangan Bapak Sahadi dan Ibu Sriatun. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara.

Tahun 2009 penulis lulus dari SDN Blimbing - Jombang, tahun 2012 penulis lulus dari SMP Negeri 5 Jombang, tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri Ngoro - Jombang dan penulis masuk Pergururan Tinggi STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih Program Studi D-III

Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIkes “Insan Cendekia Medika” Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 16 Juli 2018

(11)

xi

Keseimbangan Do’a, Niat dan Tindakan

(12)

xii

Alhamdullilah puji syukur atas segala Rahmad-Mu Ya Allah SWT, Engkau berikan kemudahan dan jalan dalam langkah dan hidupku serta dalam

menyelesaikan tugas akhirku.

Aku persembahkan karya tulis ini untuk Keluarga kecilku tercinta yang tak pernah lelah untuk memberikan motivasi, dukungan, semangat serta senantiasa

melantunkan do’a yang tulus untuk mengiringi setiap langkahku dalam menuntut ilmu.

Kepada Bapak/Ibu dosen yang selalu memberikan motivasi/dukungan dan ilmu yang tidak ternilai tentu sangat berharga untuk bekalku nanti hingga sekarang ini

aku dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Untuk Semua teman & Sahabat-Sahabatku seangkatan yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang selalu memberikanku semangat dan dukungan serta

(13)

xiii

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir”.

Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatu hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Ruliati, S.KM., M.Kes selaku pembimbing utama dan Ita Ni’matuz Zuhroh, S.ST., M.Kes selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, keluarga kecil saya yang selalu

mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga penulis mampu

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya.

Karya tulis ilmiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Jombang, 16 Juli 2018

(14)

xiv

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... ii

SURAT KEASLIAN ... iii

SURAT BEBAS PLAGIASI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN KTI ... vii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... viii

SURAT PERNYATAAN ... ix

(15)

xv

2.3 Pencemaran Udara ... 25

2.4 Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) ... 29

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual... 32

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ... 33

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

4.2 Rancangan Penelitian ... 34

4.3 Populasi Penelitian, Sample dan Sampling ... 34

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) ... 36

4.5 Definisi Operasional Variabel ... 37

4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ... 37

4.7 Teknik Pengolahan dan Anallisa Data ... 40

4.8 Etika Penelitian ... 42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil ... 43

5.2 Pembahasan ... 47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 53

6.2 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(16)

xvi

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 37 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden... 43 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Bekerja Responden

Dalam Sehari... 43 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai

Juru Parkir... 44 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit

Responden... 44 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit

Pada Juru Parkir... 45 Tabel 5.6 Tabulasi Silang Berdasarkan Umur Responden Dengan Hasil

Pemeriksaan Morfologi Eritrosit... 45 Tabel 5.7 Tabulasi Silang Berdasarkan Durasi Bekerja Responden

Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit... 46 Tabel 5.8 Tabulasi Silang Berdasarkan Lamanya Responden Menjadi

Juru Parkir Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit... 46 Tabel 5.9 Tabulasi Silang Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit

(17)

xvii

Gambar 2.1 Hematopoiesis ... 10

Gambar 2.2 Sel darah merah... 11

Gambar 2.3 Sel darah putih ... 12

Gambar 2.4 Trombosit ... 14

Gambar 2.5 Mikrosit ... 15

Gambar 2.6 Makrosit ... 15

Gambar 2.7 Anisositosis ... 16

Gambar 2.8 Eliptosit ... 17

Gambar 2.9 Sperosit ... 17

Gambar 2.10 Fragmentosit ... 18

Gambar 2.11 Sel Target ... 18

Gambar 2.12 Sel Sabit... 19

Gambar 2.13 Sel Burr ... 19

Gambar 2.14 Akantosit ... 20

Gambar 2.15 Tear Drop Cell ... 20

Gambar 2.16 Rouleaux ... 21

Gambar 2.17 Poikilositosis ... 21

Gambar 2.18 Hipokrom... 22

Gambar 2.19 Polikrom ... 22

Gambar 2.20 Benda Howell Jolly ... 23

Gambar 2.21 Basophillic Stippling ... 24

Gambar 2.22 Eritrosit Berinti ... 24

(18)
(19)

xix ALA : Aminolevulinat

ALAD : Amino levulinic acid dehydrase ALAS : Amino levulinic acid synthetase APD : Alat Pelindung Diri

BLL : Blood lead level

CO : Karbon monoksida

CO2 : Karbon dioksida

DIC : Disseminated intrvascular coagulation DMT : Divalent Metal Transporter

EDTA : Ethylene Diamine Tetraacetic Acid EP : Erythrocyte protoporphyrin

Hb : Hemoglobin

HC : Hidrokarbon

IQ : Intellegence quotient

NO2 : Nitrogen dioksida

O2 : Oksigen

Pb : Plumbum

PM : Particulate matter

SADT : Sediaan Apusan Darah Tepi

SO2 : Sulfur dioksida

VOCs : Volatile organic compounds WHO : World Health Organization

ZPP : Zinc protoporphyrin

(20)

xx

Ѵ : Centang

/ : Atau

µm : Mikromili

± : Kurang lebih

- : Hingga

˃ : Lebih dari

M3 : Meter kubik

: : Perbandingan

(21)

xxi Lampiran I Informed Concent Lampiran II Kuesioner

Lampiran III Lembar Observasional (Hasil)

Lampiran IV Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit

Lampiran V Gambar Pemeriksaan Pada Mikroskop Morfologi Eritrosit Lampiran VI Gambar Dokumentasi Penelitian

Lampiran VII Surat Keterangan Penelitian Lampiran VIII Lembar Konsultasi

(22)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(23)

pencemar yang berkaitan dengan kondisi kendaraan yang padat pada keadaan tertentu.

(24)

menggunakan APD apapun seperti baju lengan panjang, masker dan lain-lain yang dapat digunakan untuk mecegah terpapar asap dari hasil kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan kelainan tertentu. Berbeda halnya dengan daerah lain sebagian kecil masih menggunakan APD dalam menjalankan aktifitas sebagai juru parkir. Dilihat dari volume kendaraan yang ada di jalan Ahmad Yani merupakan salah satu bagian jalan utama dengan volume kendaraan yang tinggi dan dapat dilihat pula dari kendaraan yang diparkir oleh setiap juru parkir setiap harinya rata-rata 25-30 kendaraan perhari dengan lama bekerja dari tiap juru parkir rata-rata 7-8 jam perhari dengan waktu istirahat hanya 15-30 menit.

Pencemaran udara dapat berupa partikel debu, aerosol dan Pb serta gas baik berupa CO, Nox, Sox, H2S, serta HCO.Udara yang telah tercemar dengan partikel tersebut menyebabkan gangguan klinis kesehatan tubuh yang bertingkat dan jensinya bergantung pada ukuran, macam dan jenis sumber pencemarnya. Gangguan yang terjadi biasanya pada organ tubuh seperti paru-paru serta pembuluh dan dapat pula mengakibakan iritasi pada mata dan kulit. Pencemaran udara yang terjadi karena partikel padatan dari udara biasanya menyebabkan kelainan pada sistem pernafasan yang kronis yaitu bronkitis kronis, emfisema dan busung angin, kanker paru-paru dan asma bronkial. Pencemaran berupa gas yang larut dalam udara dapat masukkedalam tubuh dan masuk ke paru-apru sehingga dapat diserap tubuh mealalui sistem perdaran darah. (Ratnani, 2008).

(25)

percernaan oleh Pb karbonat dan. Pajanan Timbal (Pb) pada manusia dapat menimbulkan berbagai efek kesehatan negatif bagi tubuh, yaitu pada syaraf pusat dan syaraf tepi (menurunkan daya konsentrasi, gangguan tidur dan kecemasan), sistem kardiovaskuler (menyebabkan hipertensi), Sistem Hematopoetik (anemia), ginjal, Pencernaan, sistem reproduksi, dan bersifat karsinogenik. (Dwi, 2017).Timbal yang masuk ke dalam tubuh seseorang dan mengendap dalam tubuh dapat menyebabkan anemia karena mengganggu biosintesis heme dan juga dapat merusak membran sel eritrosit sehingga dapat menyebabkan kelainan bentuk eritrosit. Sehingga adanya Timbal dalam tubuh mempunyai berbagai efek pada sel. (Bebi, 2014)

Timbal terikat pada enzim ö−amino levulinic acid dehydrase (ALA Dehydrase) dan ferrochelatase, sehingga enzim ö−amino levulinic acid

(26)

terhirup, efek yang paling terlihat adalah pada sintesis heme. Hal ini menyebabkan kondisi anemia berat. (Bebi, 2014)

Adanya peningkatan logam berat timbal (Pb) akibat dari terlalu banyak terpapar asap kendaraan bermotor yang mengandung logam berat Pb selain menghambat eritropoiesis juga menghambat sintesa protoporfirin yang dapat menyebabkan resiko anemia, adanya timbal dalam tubuh yang mengendap juga berpengaruh pada morfologi dan kemampuan sel untuk hidup dari sel eritrosit (Eni, 2016). Oleh karena itu dalam juru parkir merupakan salah satu profesi yang beresiko tinggi terpapar oleh asap kendaraan bermotor yang mengandung logam berat timbal (Pb) karena dalam kegiatan sehari-hari juru parkir berada di pinggir jalan raya dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi. (Rosnita, 2015)

(27)

dapat mengurangi efek yang ditimbulkan pada orang yang sudah terpapar asap kendaraan bermotor secara langsung. (Kurnia, 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir di di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peneliti selanjutnya atau dalam dunia akademik khusunya bidang hematologi mengenai gambaran morfologi eritrosit

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Tenaga laboratorium

Dapat mengetahui dan mengamati adanya kelainan morfologi eritrosit pada juru parkir serta mengetahui indikasi kelainan suatu penyakit yang di sebabkan oleh paparan asap kendaraan

2. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat secara langsung

atupun tidak langsung cara mecegah/menghindari bahaya dari paparan

(28)

3. Bagi Peneliti

Selain memperluas manfaat secara pengetahuan dan mengembangkan

sumber daya penulis, hasil studi ini juga dapat memberikan orientasi

(29)

8 leukosit dan trombosit. (Mehta, 2005). Darah mempunyai sifat yang berbeda dengan jaringan lainnya, sehingga darah dapat bergerak menyebar ke berbagai kompartemen tubuh. Darah di distribusikan melalui pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh dan akan kembali lagi menuju jantung. Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sel atau jaringan akan nutrien dan oksigen, serta mentranspor sisa metabolisme sel (Risqy, 2016).

2.1.2. Fungsi darah

Fungsi darah secara umum adalah:

a. Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengantarkan oksigen (O2) dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan dan mengangkut karbondioksida (CO2) dari jaringan tubuh menuju ke paru-paru.

(30)

c. Sel darah putih (leukosit) menyediakan banyak tipe sebagai antibodi, misalnya beberapa fagositik untuk melindungi tubuh terhadap serangan kuman dengan cara memangsa, melawan infeksi dengan antibodi.

d. Trombosit berperan dalam pembentukan darah, melindungi dari pendarahan masih yang diakibatkan luka atau trauma

e. Dll (Gladis,2012). 2.1.3. Hematopoiesis

(31)

Gambar 2.1 Hematopoiesis

Sumber: Heckner, 2011

2.1.4. Jenis-jenis sel darah

Pada darah orang dewasa volume darah sekitar 5 liter. Darah adalah jaringan ikat atau konektif berbentuk cair yang terdiri dari 3 unsur seluler, yaitu: sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), sel-sel darah pembeku atau keping darah (trombosit). Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang mencukupi. Sari-sari makanan hasil proses pencernaan pada

usus (ilium) diserap darah dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kecuali itu, darah mengangkut zat-zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh (Mehta, 2005).

a. Sel darah merah (Eritrosit)

(32)

14 hari lalu setelah itu akan mati. Eritrosit memiliki usia yaitu sekitar 120 hari. Sel darah merahjuga mengandung hemoglobin (Hb) yang dapat membawa oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2) (Friska, 2016).

Struktur eritrosit matang merupakan suatu cakram bikonkaf yang berdiameter sekitar 7 mikron. Sel ini hanya terdiri atas membran dan sitoplasma tanpa adanya inti sel.

Komponen eritrosit terdiri atas: 1). Membran eritrosit

2). Sistem enzim 3). Hemoglobin

Perubahan struktur atau morfologi dari eritrosit akan menimbulkan kelainan. Hal tersebut menyebabkan kelainan enzinopati dan juga kelainan hemoglobinopati (Friska, 2016).

Gambar 2.2 Sel Darah Merah Normal

Sumber: Heckner, 2011

Ciri-ciri sel darah merah:

(33)

4. Berukuran 7,5-7,7 µm dan tebalnya 1 – 2 µm

5. Bentuknya bulat pipih yang bagian tengahnya cekung (Bikonkaf) dan Tidak berinti

b. Sel darah putih (leukosit)

Leukosit atau sel darah putih mempunyai fungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan berkaitan dengan sistem imunitas. Penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam jaringan akan di makan oleh sel darah putih. Sel darah putih diproduksi di dalam limfe dan kelenjar limfe. Sel darah putih juga mempunyai fungsi sebagai pengangkut zat lemak dari dinding usus melalui limfe kemudian ke pembuluh darah. Ciri-ciri sel darah putih:

1. Berukuran 10-12 µm

2. Sel nya mempunyai nukleus (inti sel) 3. Bergerak bebas secara ameboid Ada lima jenis sel darah putih, yaitu:

Gambar 2.3 Sel Darah Putih

(34)

1. Neutrofil, berfungsi untuk memfagositosis bakteri dan debris. 2. Eosinofil, yang dapat menyerang cacing parasitik dan terjadi

peningkatan pada saat reaksi alergi.

3. Basofil, memiliki dua zat kimia yaitu Histamine dan berperan dalam respon alergi

4. Limfosit, sebagai respon terhadap invasi bakteri, virus. Dan memiliki antibodi dan respon imun seluler.

5. Monosit, bagian dari kelompok sistem kekebalan tubuh yang tidak mempunyai butiran halus dalam sel (granula). Kemudian berdiam di jaringan tubuh tertentu yang mengalami pematangan menjadi makrofag.

c. Keping darah (trombosit)

(35)

Gambar 2.4 Trombosit

Sumber : Wirawan, 2011

Ciri-ciri trombosit:

1. Berukuran lebih kecil (2-4 µm) dari eritrosit dan leukosit 2. Sel darah pembeku tidak berinti

3. Bila tersentuk benda yang permukaannya kasar mudah pecah (Wiarto, 2014).

2.1.5. Kelainan sel darah merah

(36)

a. Kelainan ukuran eritrosit (Size) : 1. Mikrosit

Eritrosit lebih kecil dari pada eritrosit normal dengan ukuran <6µm. Sel ini dapat berasal dari fragmentasi eritrosit yang normal seperti pada anemia hemolitik

Gambar 2.5 Mikrosit

Sumber : Wirawan, 2011

2. Makrosit

Makrosit adalah eritrosit yang berukuran lebih dari 8µm. Sel ini dapat terjadi pada anemia megaloblastik, penyakit hati dan retikulositosis.

Gambar 2.6 Makrosit

(37)

3. Anisositosis

Anisositosis terjadi pada penderita anemia mikrositik anemia makrositik seperti yang bersamaan dengan anemia gizi, penyakit gizi, penyakit mielomadisplasia atau anemia yang berhasil dari pengobatan.

Gambar 2.7 Anisositosis

Sumber: Wirawan, 2011

b. Kelainan bentuk eritrosit (Shape) : 1. Ovalosit

(38)

Gambar 2.8 Eliptosit atau Ovalosit

Sumber : Wirawan, 2011

2. Sperosit

Sperosit dengan bentuk lebih bulat, lebih kecil dan lebih tebal dari eritrosit normal. Dialami pada penderitabanemia hemolitik autoimun, lupus eritematous sistemik, septikemia dan pasca tranfusi.

Gambar 2.9 Sperosit

Sumber : Wirawan, 2011

3. Schitosit atau fragmentosit

(39)

Pada keadaan ini fragmentosit tampak sebagai sel helm dan pada luka bakar berat.

Gambar 2.10 Fragmentosit

Sumber : Wirawan, 2011

4. Sel target atau leptosit

Eritrosit yang memiliki warna kemerahan di bagian tengah, terdapat pada penderita thalasemia, anemia defisiensi besi berat dan penyakit hati menahun.

Gambar 2.11 Sel Target

(40)

5. Sel sabit atau sickle cell

Eritrosit berbentuk sabit. Terdapat pada proses reaksi transfusi, dan anemia hemolitik serta pada penyakit sel sabit heterozigot.

Gambar 2.12 Sel Sabit

Sumber : Wirawan, 2011

6. Sel Burr

Sel eritrosit dengan ukuran kecil atau fragmentosit dengan duri yang berjumlah satu atau lebih pada permukaannya. Banyak dijumpai pada uremia dan disseminated intravascular coagulation (DIC)

Gambar 2.13 Sel Burr

(41)

7. Akantosit

Sel ini dapat dijumpai pada metabolisme fosfolipid dari membran eritrosit, dimana tepi eritrosit nya mempunyai tonjolan-tonjolan yang berupa duri.

Gambar 2.14 Akantosit

Sumber : Wirawan, 2011

8. Tear drop cells

Eritrosit dengan bentuk seperti tetesan air mata. Dapat dijumpai pada penderita fibrosis sumsum tulang dan juga dibeberapa anemia seperti anemia hemolitik, anemia megaloblastik, thalasemia mayor.

Gambar 2.15 Tear drop cells

(42)

9. Rouleaux

Rouleaux tersususn dari 3 – 5 eritrosit yang memiliki bentuk barisan yang autoaglutinasi nya denan keadaan eritrosit bergumpal.

Gambar 2.16 Rouleaux

Sumber : Wirawan, 2011

10. Poikilositosis

Poikilositosis adalh istilah yang menunjukan bentuk eritrosit yang beragam dalam satu sediaaan apusan darah tepi. Keadaan ini bnyak dijumapai pada thalasemia mayor dana anemia berat.

Gambar 2.17 Poikilositosis

(43)

c. Kelainan warna eritrosit 1. Hipokrom

Eritrosit yang memiliki warna tampak pucat. Terjadi pada keadaan kadar hemoglobin menurun. Dijumpai pada penderita anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik.

Gambar 2.18 Hipokrom

Sumber : Wirawan, 2011

2. Polikrom

Eritrosit berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru dari eritrosit normal. Dapat dijumpai pada penderita anemia hemolitik dan hemopoeisis ekstrameduler.

Gambar 2.19 Polikrom

(44)

3. Anisokromasia

Anisokromasia umumnya menunjukan adanya perubahan kondisi seperti kekurangan zat besi.

d. Benda-benda Inklusi dalam Eritrosit 1. Howell Jolly

Howell jolly merupakan sisa inti dari eritrosit. Dengan bentuk

bulat, yang berwarna biru tua atau ungu. Terjadi pada anemia pernisiosa, anemia defisiensi besi, anemia asam folat, juga didapatkan pada atrofi limpa dan pasca splenektomi.

Gambar 2.20 Benda Howell Jolly

Sumber : Wirawan, 2011

2. Kristal

Biasanya berbentuk batang lurus atau bengkok, dengan pewarnaan brilliant cresyl blue yang nampak berwarna biru. 3. Basophillic stippling

(45)

Gambar 2.21 Basophillic stippling

Sumber : Wirawan, 2011

4. Eritrosit berinti

Eritrosit berinti mungkin di dapatkan dalam hapusan darah tepi pada anemia berat, eritropoesis hiperkatif, anemia hemolitik, neoantus, septikemia, pasca splenektomi (Wirawan, 2011).

Gambar 2.22 Eritrosit berinti

(46)

2.2. Juru Parkir

2.2.1. Pengertian Juru Parkir

Pekerja parkir atau sering disebut sebagai juru parkir adalah salah satu profesi yang banyak dan mudah dilakukan oleh masyarakat di berbagai kalagan. Profesi Juru parkir ini bertugas membantu mengatur semua kendaraan yang keluar dan masuk ke tempat parkir, mengawasi kendaraan yang diparkir serta memungut biaya parkir kepada pemilik kendaraan (pengguna jasa parkir). Pekerja parkir dalam bertugas memiliki beberapa perlengkapan utama yaitu kartu nama pekerja parkir, peluit, pakaian seragam, rompi yang memantulkan sinar (scothlite) yang penting bila bertugas pada saat malam hari dan karcis parkir. Dalam kesehariaannya juru parkir ini dapat bekerja hingga 8 Jam per hari, hal ini dapat mengindikasikan bahwa pada juru parkir resiko terpapar oleh asap kendaraan bermotor dalam kesehariannya cukup tinggi sehingga resiko untuk terjadinya kelainan secara hematologis cukup tinggi secara mikroskopis dengan adanya kelainan morfologi eritrosit (Indah, 2015).

2.3 Pencemaran Udara

2.3.1. Pencemaran

(47)

kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai tingkat tertentu (Risqy, 2016).

Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemaran udara yaitu dengan dihasilkannya gas CO, NO2, hidrokarbon, SO2, dan tetraethyl lead yang merupakan bahan logam timah yang ditambahkan ke dalam bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai oktan yang berfungsi mencegah terjadinya letupan pada mesin.

Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Faktor alam (internal) :

1. Gas-gas vulkanik gunung berapi

2. Abu yang dikeluarkan akibat gunung berapi

b. Faktor manusia (eksternal) :

1. Hasil pembakaran dari asap kendaraan

2. Hasil pembakaran hutan

3. Pembakaran sampah rumah tangga

4. Pemakaian zat kimia yang disemprotkan di udara

(Suyono, 2014).

2.3.2. Timbal (Pb)

(48)

menimbulkan suara. Timbal ini dalam sehari – hari dapat diproduksi dari asap kendaraan bermotor, karena kendaraan bermotor ini merupakan penyumbang terbesar dalam polusi yang menghasilkan logam berat Timbal (Pb). Timbal (Pb) merupakan logam yang mendapat perhatian karena bersifat toksik melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernapasan, kontak lewat kulit, serta lewat parenteral (Sri, 2007).

(49)

Konsetrasi timbal dalam tubuh dengan kadar :

a. Kadar timbal (Pb) 10µg/dL mempunyai efek sedikit menurunkan IQ, pendengaran dan pertumbuhan menjadi terganggu.

b. Kadar timbal (Pb) 20µg/dL mempunyai efek cukup menurunkan IQ, masalah pada berbicara.

c. Kadar timbal (Pb) 40µg/dL mempunyai efek perkembangan tulang dan otot yang lambat, mudah terserang anemia, penurunan dan kelainan sel darah merah.

d. Kadar timbal (Pb) 50µg/dL mempunyai efek sakit perut, mual, muntah, rasa terbakar di mulut

b. Keracunan subakut: 1-3 hari terpapar timbal (Pb) terus menerus. Gejala rasa kebas, kaku otot, vertigo, gelisah, depresi dan kejang.

(50)

Orang yang beresiko tinggi terkena paparan Pb yang berlebih adalah:

a. Pekerja tambang, industri dan pengolahan logam Pb b. Anak-anak (Pb terdapat dalam produk mainan anak-anak) c. Polisi lalu lintas

d. Tukang parkir

e. Kondektur angkutan umum f. Pengendara motor

g. Tukang beca dan tukang ojek h. Para pedagang di terminal

2.4 Sediaan Apusan Darah Tepi

2.4.1. Pengertian SADT (Sediaan Apusan Darah Tepi)

(51)

pada objek glass dan juga dapat menggunakan darah denagn antikoagulan EDTA.

Ciri-ciri sediaan yang baik yaitu:

a. Pada bagian sediaan sebaiknya ada bagian yang cukup tipis untuk dilakukan pengamatan.

b. Sediaan tidak boleh mencapai bagian pinggir objek glass, sebaiknya dengan panjang ½ sampai 3/4 panjang kaca.

c. Sediaan tidak boleh berlobanglobang atau bergaris-garis.

(52)

Gambar 2.23 SADT

Sumber : Wirawan, 2011

2.4.2. Pulasan Giemza

(53)

32

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Menurut Notoatmodjo (2010) kerangka konseptual yaitu suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antar konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti.

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

(54)

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

(55)

34

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

4.1.1. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir pada bulan April 2018 sampai Juli 2018. 4.1.2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hematologi Program Studi Diploma III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

4.2 Rancangan Penelitian

Desain penelitian digunakan untuk mendapatkan tujuan (Nursalam, 2008). Desain penelitian yang digunakan bersifat Deskriptif dengan pendekatan Eksperimental.

4.3 Populasi Penelitian, Sample dan Sampling 4.3.1 Populasi

(56)

4.3.2 Sampel

Sampel yaitu sebagian dari populasi yang mewakili dari populasi (Riyanto, 2013). Sampel yang diambil adalah juru parkir di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 23 orang dengan rumus yang digunakan yaitu :

Keterangan : n = Besar Sampel N = Jumlah Populasi

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1) 4.3.3 Sampling

Sampling merupakan proses pemilihan sampel pada suatu penelitian

(57)

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja adalah suatu teknik yang digunakan dalam penelitian yang berbentuk alur penelitian (Hidayat, 2011). Kerangka kerja penelitian yaitu tentang gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian tentang gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir

Penentuan Masalah

Penyusunan Proposal

Populasi

Juru Parkir di Jalan Ahmad Yani

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang berjumlah 30 orang

Sampel

Sebagian Juru Parkir di Jalan Ahmad Yani

(58)

4.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan batasan tentang apa yang diteliti sesuai variabel (Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional pada penelitian ini uraikan sebagai berikut :

Variabel Definisi

Operasional Parameter Alat Ukur Kategori

Gambaran

4.6 Instrument dan Cara Penelitian

4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah fasilitas yang akan digunakan dalam

penelitian untuk mempermudah proses penelitian. (Saryono, 2011). Penelitian ini menggunakan data penunjang dari penelitian menggunakan lembar kuesioner, sedangkan peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah :

a) Alat yang digunakan : 1. Object Glass 2. Cover Glass

3. Tabung vacuntainer Ungu 4. Swab alcohol

5. Tourniquet 6. Tissue 7. Spuit

(59)

9. Gelas Ukur

Pada penelitian ijni diawali dengan pemberian lembar questioner dan pengambilan sampel darah pada juru parir kemudian diperiksa di Laboratorium hematology STIKes ICMe Jombang program studi D-III Analis Kesehatan.

a) Pengambilan Darah Vena

1. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti 2. Membendung lengan bagian atas dengan tourniquet supaya

vena terlihat dengan jelas (pembendungan tidak boleh ≥ 1

menit).

3. Membersihkan lokasi yang akan diambil dengan alkohol 70% dan membiarkan supaya kering kembali

4. Menusuk lengan dengan posisi lubang jarum diatas dengan sudut 30º-40º terhadap kulit.

(60)

6. Melanjutkan pengambilan sampel sesuai dengan kebutuhan (sebanyak 3 ml)

7. Melepaskan jarum secara perlahan lalu lakukan penekanan pada area penusukan selama 2 – 5 menit

b) Pembuatan SADT :

1. Membersihkan Object Glass dengan Tissue / Kapas Bersih agar bebas dari noda dan lemak

2. Memipet sampel darah dari tabung vacuntainer sebanyak satu tetes di atas object glass dengan tetesan darah di bagian sebelah kanan

3. Menyiapkan cover glass untuk membuat apusan dengan menyentuhkan cover glass pada tetesan darah tersebut dengan posisi cover glass miring

4. Menggerakan cover glass tersebut ke arah kiri sambil memegangnya miring denagn sudut antara 30ᴼ-45ᴼ.

5. Membiarkan sediaan itu mengering di udara

6. Menuliskan nama identitas pasien dan tanggal pada bagian sediaan yang tebal

c) Pewarnaan Giemza :

1. Meletakan sediaan yang akan dipucat di atas rak pengecatan dengan lapisan darah diatas

2. Meneteskan methyl alkohol ke atas sediaan tersebut hingga menutupi atau melapisi seluruh lapisan darah, membiarkan hingga 5 menit

(61)

4. Meneteskan larutan giemza yang telah di encerkan hingga menutupi atau melapisi seluruh lapisan darah, membiarkan hingga 20 menit

5. Membilas dengan air mengalir

6. Meletakan sediaan dalam posisi vertikal hingga mengering d) Pemeriksaan Morfologi eritrosit :

1. Meletakan Sediaan apusan Darah Tepi pada mikroskop 2. Meneteskan oil imersi secukupnya

3. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objectif 100x (lensa imersi)

4. Mengamati sediaan pada apusan darah yang tipis benar dengan penyebaran eritrosit yang merata

5. Mencatat dan mendokumentasikan hasil

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul yang telah diisi oleh reponden kemudian data tersebut diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Editing

Editing adalah usaha yang dilakukan dengan memeriksa ulang

kebenaran data yang diterima dan dikumpulkan dari responden seperti kesempurnaan data yang diinginkan. (Hidayat, 2011).

2) Coding

Coding yaitu kegiatan yan dilakukan dengan pemeberian kode baik

(62)

a. Responden

c. Durasi bekerja dalam sehari

≤ 8 jam per hari kode 1

≥ 8 jam per hari kode 2

d. Lamanya bekerja sebagai juru parkir

≤ 4 Tahun kode 1

Tabulating yaitu pengolonan dari data yang sesuai dengan tujuan

(63)

4.7.2 Analisa Data

Analisa data merupakan proses permasalahan yang sesuai dengan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Univariate. Analisa univariate dalam penelitian ini yaitu gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

4.8 Etika Penelitian

Pada penelitian ini memberikan lembar kuesioner kepada juru parkir di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang agar mendapatkan persetujuan, kemudian melakukan pengambilan sampel, sebagai berikut :

4.8.1 Informed Concent

Informed concent yang dimaksud disini adalah memberikan informasi tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi manfaat, nilai-nilai bagi masysarakat, resiko yang ada.

4.8.2 Privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and confidentiality)

(64)

43

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium hematologi program studi D-III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Program studi D-D-III Analis Kesehatan memiliki 4 laboratorium diantaranya laboratorium hematologi, laboratorium mikrobiologi dan parasitologi, laboratorium kimia klinik dan laboratorium kimia.

5.1.2 Data Umum

1) Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

No. Umur Frekuensi Persentase (%)

1. ≤ 40 Tahun 0 0

2. ≥ 40 Tahun 23 100

Total 23 100

Sumber: Data primer tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui seluruh responden

berumur ≥ 40 tahun yang berjumlah 23 responden dengan

persentase 100%.

2) Karakteristik responden berdasarkan durasi bekerja dalam sehari

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan durasi bekerja responden dalam sehari, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

No. Waktu Frekuensi Persentase (%)

1. ≤ 8 jam perhari 0 0

2. ≥ 8 jam perhari 23 100

Total 23 100

(65)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa seluruh responden yang bekerja lebih dari 8 jam berjumlah 23 responden dengan persentase 100%.

3) Karakteristik responden berdasarkan lamanya bekerja sebagai juru parkir

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan lamanya bekerja sebagai juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

No. Lamanya Bekerja Frekuensi Persentase (%)

1. ≤ 4 Tahun 0 0

2. ≥ 4 Tahun 23 100

Total 23 23

Sumber: Data primer tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa seluruh responden dapat diketahui yang bekerja lebih dari 4 tahun berjumlah 23 responden dengan persentase 100%.

4) Karakteristik responden berdasarkan jenis riwayat penyakit

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis riwayat penyakit, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

No. Riwayat Penyakit Frekuensi Persentase (%)

1. Akut 22 95,7

2. Kronis 1 4,3

Total 23 100

Sumber: Data primer tahun 2018

(66)

5.1.3 Data Khusus

1) Hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

No. Hasil Morfologi Frekuensi Persentase (%)

1. Normal 4 17,3

2. Tidak Normal 19 82,7

Total 23 100

Sumber: Data primer tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.5 hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir didapatkan bahwa sebagian besar morfologi eritrsoit yang tidak normal berjumlah 19 responden dengan persentase 82,7%.

2) Tabulasi silang distribusi frekuensi data umum dan data khusus. 1. Tabulasi silang umur responden dengan gambaran morfologi

eritrosit pada juru parkir

Tabel 5.6 Tabulasi silang berdasarkan umur responden dengan hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

No. Umur

Sumber: Data primer tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden yang

berumur ≥ 40 tahun memiliki morfologi eritrosit normal sebanyak 4

(67)

2. Tabulasi silang durasi bekerja responden dalam sehari dengan gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir

Tabel 5.7 Tabulasi silang berdasarkan durasi bekerja responden dengan hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

No. Jam

Sumber: Data primer tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang

bekerja durasi bekerja ≥ 8 jam morfologi eritrosit normal sebanyak

4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%. 3. Tabulasi silang lamanya bekerja responden sebagai juru parkir

dengan gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir

Tabel 5.8 Tabulasi silang berdasarkan lamanya responden menjadi juru parkir dengan hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

Sumber: Data primer tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang

bekerja ≥ 4 Tahun morfologi eritrosit normal sebanyak 4

(68)

4. Tabulasi silang jenis riwayat penyakit responden sebagai juru parkir dengan gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir.

Tabel 5.9 Tabulasi silang berdasarkan jenis riwayat responden dengan hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018

No.

Sumber: Data primer tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai riwayat penyakit akut yaitu Batuk, pilek, sakit gigi, insomnia, demam berdarah, sering meriang, diare morfologi eritrosit normal sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang abnormal sebanyak 18 responden dengan persentase 78,3% sedangkan responden dengan riwayat penyakit kronis yaitu riwayat penyakit jantung morfologi eritrosit yang abnormal sebanyak 1 responden dengan persentase 4,3%

5.2 Pembahasan

(69)

pembuatan SADT didapatkan hasil morfologi eritrosit tidak normal/abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.

Pada tabel 5.6 dapat dilihat perbandingan hasil tabulasi silang antara umur responden dengan pemeriksaan morfologi eritrosit bahwa semua

responden berumur ≥ 40 tahun dan memiliki hasil morfologi eritrosit normal

sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.

Menurut peneliti hal ini dikarenakan dengan bertambahnya usia seseorang maka juga akan menurunkan fungsi sistem organ dan jaringan. Seperti halnya jaringan pembentukan sel darah/proses hematopoiesis pada tubuh sesoeorang dapat menurun. Selain itu faktor lain adalah menurunnya sistem imun/kekebalan tubuh seseorang pula dapat memicu mudahnya zat toksik dari luar tubuh untuk masuk ke dalam tubuh seseorang dengan mudah.

Usia muda pada umumnya sensitif terhadap paparan dari asap kendaraan bermotor, hal ini dikarenakan perkembangan organ dan fungsinya yang belum sempurna. Sedangkan pada lansia lebih tinggi, karena aktivitas enzim biotransformase menurun seiring dengan bertambahnya usia dan system imun dari organ tertentu yang menurun pula karena efek dari paparan zat toksik sehingga akan mudah mengalami kelainan (Sri, 2007). Pada tabel 5.7 dan 5.8 dapat dilihat perbandingan hasil tabulasi silang antara durasi bekerja dalam sehari dan lamanya sebagai juru parkir dengan gambaran morfologi eritrosit bahwa semua responden yang bekerja sebagai

juru parkir semua bekerja perhari dengan durasi bekerja ≥ 8 jam morfologi

eritrosit normal sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%

(70)

sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.

Menurut peneliti hal ini dapat terjadi karena efek dari masuknya zat toksik dari luar/asap kendaraan yang masuk ke dalam tubuh seseorang jika semakin lamanya seseorang terpapar oleh asap kendaraan bermotor yang mengandung zat toksik maka secara otomatis zat yang masuk ke dalam tubuh seseorang semakin banyak mengendap dan konsentrasinya semakin tahun semakin tinggi sehingga resiko untuk mengalami gejala klinik akibat dari kelainan morfologi eritrosit cukup besar.

Menurut (Sri, 2007) Zat yang terkandung pada asap kendaraan akan memberikan efek klinis yang berat jika masuk ke dalam tubuh dengan jalur yang pas. Orang-orang yang beraktifitas di luar ruang / padatnya lalu lintas yang tanpa menggunakan APD secara otomatis akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh dari paparan asap kendaraan. Kadar yang tinggi dengan paparan yang lama otomatis menyebabkan efek yang serius. Paparan yang terjadi secara terus menerus menimbulkan efek yang lebih serius daripada paparan secara terputus-putus.

(71)

Menurut peneliti dalam hal ini jika seseorang dalam keadaan sakit atau memiliki riwayat penyakit yang serius baik bersifat akut atau kronis dapat mempertinggi resiko tingkat toksisitas zat yang masuk kedalam tubuh karena dengan keadaan sakit/riwayat penyakit tertentu juga berakibat sistem kekebalan di dalam tubuh menurun sehingga resiko untuk terpapar zat toksik lebih tinggi dari asap kendaraan bermotor. Selain itu nilai kesehatan dari segi kekurangan gizi juga berdampak pada meningkatnya zat toksik seperti kadar timbal yang bebas dalam darah yang dapat mempengaruhi morfologi eritrosit.

Keadaan tubuh yang sakit/kurang fit merupakan resiko tinggi mudah terpapar terutama timbal karena menurunnya sistem imunitas tubuh sehingga lebih riskan terpapar timbal dari asap kendaraan bermotor. Keadaan kesehatan yang kurang nutrisi berupa gizi juga berdampak tingginya logam berat dalam darah dengan bebas (Sri, 2007).

(72)

pada sintesa heme/darah dengan gejala lain yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang.

Menurut (Sri, 2007) gangguan awal dari biosintesis heme yang disebabkan oleh zat toksik dari pencemaran paparan asap kendaraan belum ada gangguan secara klinis, gangguan terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Pada saat zat toksik dari asap kendaraan bermotor masuk ke dalam tubuh menurunkan fungsi enzim δ-aminolevulinat dehidratase dalam eritroblast sel darah merah dan sumsum tulang, ini juga dapat berdampak

(73)

53

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar juru parkir mengalami kelainan morfologi eritrosit yang ditandai dengan mofologinya yang tidak normal.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Kepala Juru Parkir

Dari hasil penelitian ini diharapkan kepala juru parkir dapat memberikan arahan/edukasi terhada[p anggotanya tentang bahaya dan efek dari paparan asap kendaraan bermotor dalam jangka panjang serta dapat mengantisipasinya dengan penggunaan APD yang lengkap dan menerapkan pola hidup sehat.

6.2.2 Bagi Dosen dan Mahasiswa

Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen dan mahasiswa dapat melakukan suatu program pengabdian masyarakat dalam bentuk memberikan KIE atau penyuluhan terhadap juru parkir tentang bahaya dari asap kendaraan bermotor terhadap kesehatan.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

(74)

Lampiran I

INFORMED CONCENT

1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian:

GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mr. S

Umur/tanggal lahir : 58

Alamat : Tembelang

Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian yang akan dilakukan oleh Ipung Nurdiansah, mahasiswa semester VI B dari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang.

(75)

Lampiran II

LEMBAR KUESIONER

2. IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden : 4

Nama : Mr. S

Umur : 58

Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Tembelang

Daftar Pertanyaan :

Durasi bekerja dalam sehari : 1. ≤ 8 Jam 2. ≥ 8 Jam

Lamanya sebagai juru parkir : 1. ≤ 4 Tahun 2. ≥ 4 Tahun

(76)

Lampiran III

LEMBAR OBSERVASIONAL

Tanggal Penelitian : 06 Juli - 2018

(77)

Lampiran IV

HASIL PEMERIKSAAN

MORFOLOGI ERITROSIT

MORFOLOGI

(78)

MORFOLOGI

(79)

Lampiran V

GAMBAR PEMERIKSAAN PADA MIKROSKOP

MORFOLOGI ERITROSIT

1. Makrosit

2. Mikrosit

(80)

3. Ovalosit

4. Sperosit

(81)

6. Sel Target

7. Sel Sabit

(82)

9. Akantosit

10.

Tear Drop Cell

(83)

12. Normal

13. Hipokrom

(84)

15. Bashophillic Stippling

(85)

Lampiran VI

GAMBAR DOKUMENTASI PENELITIAN

(86)
(87)

2. Proses pengambilan sampel darah

(88)
(89)

Lampiran VII

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Soffa Marwa Lesmana, A.Md. AK

Jabatan : Staf Laboratorium Klinik DIII Analis Kesehatan Menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini:

Nama : Ipung Nurdiansah NIM : 15.131.0063

Telah melaksanakan pemeriksaan “Gambaran morfologi eritrosit pada juru

parkir” di laboratorium Hematologi Prodi DIII Analis Kesehatan mulai hari Jum’at 06 Juli 2018 – Rabu 11 Juli 2018, dengan hasil sebagai berikut :

No. No.

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN SK Mendiknas No.141/D/O/2005

(90)

14 14 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ

Dengan kegiatan sebagai berikut :

No. Tanggal Kegiatan Hasil

1. Didapatkan 6 tabung vakum

sample darah vena

2. Didapatkan 6 preparat

SADT siap diperiksa

1. Didapatkan 9 tabung vakum

sample darah vena

2. Didapatkan 9 preparat

SADT siap diperiksa

1. Didapatkan 8 tabung vakum

sample darah vena

2. Didapatkan 8 preparat

(91)

6. 11 Juli 2018

1. Melakukan pemeriksaan

SADT menggunakan

mikroskop

1. Didapatkan hasil

pemeriksaan dari 11

preparat sample

(92)

Lampiran VIII

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING I

Nama : Ipung Nurdiansah

NIM : 15.131.0063

Judul : Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir Pembimbing I : Ruliati, S.KM., M.Kes

No. Tanggal Hasil Konsultasi

1. 14/03/2018 ACC Masalah dan Judul

2. 09/04/2018 Revisi BAB 1, Jurnal ditambah, Dampak akibat PB 3. 10/04/2018 Manfaat teoritis dan praktis, Lanjut BAB 2

4. 12/04/2018 Revisi BAB 2, Sumber/buku, Penulisan, Lanjut BAB 3, BAB 1 ACC

5. 16/04/2018 Revisi penulisan BAB 2, Lanjut BAB 3, 4

6. 18/04/2018 ACC BAB 2, Revisi BAB 3, Revisi BAB 4 Kerangka kerja

7. 20/04/2018 Revisi DO, Dipindah prosedur

8. 25/04/2018 ACC BAB 4

9. 26/04/2018 Siap seminar proposal

10. 18/07/2018 Revisi pembahasan, BAB 6 Saran di spesifik

11. 19/07/2018 Lengkapi dari awal

12. 24/07/2018 Revisi abstrak dan sampul dilengkapi, ACC hasil penelitian

(93)

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING II

Nama : Ipung Nurdiansah

NIM : 15.131.0063

Judul : Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir Pembimbing II : Ita Ni’matuz Zuhroh, S.ST. M.Kes

No. Tanggal Hasil Konsultasi

1. 09/04/2018 Revisi BAB 1

2. 11/04/2018 ACC BAB 1, Lanjut BAB 2

3. 16/04/2018 Revisi BAB 2, Lanjut BAB 3

4. 20/04/2018 ACC BAB 3, Revisi BAB 4

5. 25/04/2018 ACC

6. 26/04/2018 Siap seminar proposal

7. 18/07/2018 Revisi BAB 5

8. 20/07/2018 Revisi penulisan BAB 5, Lanjut BAB 6

9. 23/07/2018 ACC BAB 6, Revisi Abstrak

10. 24/08/2018 ACC Abstrak

(94)

Lampiran IX

Gambar

Gambar 2.1 Hematopoiesis
Gambar 2.2 Sel Darah Merah Normal
Gambar 2.3 Sel Darah Putih
Gambar 2.4 Trombosit  Sumber : Wirawan, 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait