BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peneliti selanjutnya atau dalam dunia akademik khusunya bidang hematologi mengenai gambaran morfologi eritrosit
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Tenaga laboratorium
Dapat mengetahui dan mengamati adanya kelainan morfologi eritrosit pada juru parkir serta mengetahui indikasi kelainan suatu penyakit yang di sebabkan oleh paparan asap kendaraan
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat secara langsung atupun tidak langsung cara mecegah/menghindari bahaya dari paparan asap kendaraan bermotor bagi kesehatan
3. Bagi Peneliti
Selain memperluas manfaat secara pengetahuan dan mengembangkan sumber daya penulis, hasil studi ini juga dapat memberikan orientasi dalam menganalisa paparan asap kendaraan bermotor
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Darah
2.1.1. Pengertian Darah
Darah merupakan cairan yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah.Ada tiga jenis darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. (Mehta, 2005). Darah mempunyai sifat yang berbeda dengan jaringan lainnya, sehingga darah dapat bergerak menyebar ke berbagai kompartemen tubuh. Darah di distribusikan melalui pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh dan akan kembali lagi menuju jantung. Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sel atau jaringan akan nutrien dan oksigen, serta mentranspor sisa metabolisme sel (Risqy, 2016).
2.1.2. Fungsi darah
Fungsi darah secara umum adalah:
a. Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengantarkan oksigen (O2) dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan dan mengangkut karbondioksida (CO2) dari jaringan tubuh menuju ke paru-paru.
b. Mengangkut hasil sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh. Darah bekerja sebagai sistem pengangkut (sirkulasi, distribusidan transportasi) dari tubuh dan mengantarkan oksigen, dan zat-zat makanan, nutrisi, atau gizi yang dibutuhkan sel dan jaringan untuk melakukan aktivitas fisiologis.
c. Sel darah putih (leukosit) menyediakan banyak tipe sebagai antibodi, misalnya beberapa fagositik untuk melindungi tubuh terhadap serangan kuman dengan cara memangsa, melawan infeksi dengan antibodi.
d. Trombosit berperan dalam pembentukan darah, melindungi dari pendarahan masih yang diakibatkan luka atau trauma
e. Dll (Gladis,2012). 2.1.3. Hematopoiesis
Proses pembentukan sel-sel baik leukosit, eritrosit maupun trombosit hal tersebut disebut hematopoiesis. Hematopoiesis sudah terjadi mulai masa embrional, tempat utama hematopoiesis yaitu pada kandung kuning telur. Pada minggu keenam sampai dengan bulan keenam atau ketujuh kehidupan janin, limpa dan hati menjadi organ utama yang menghasilkan sel-sel darah hingga dua minggu kelahiran bayi. Pada umur 6-7 bulan masa janin, sumsum tulang sudah memiliki peranan penting dalam hematopoiesis (Mehta, 2000).
Gambar 2.1 Hematopoiesis
Sumber: Heckner, 2011
2.1.4. Jenis-jenis sel darah
Pada darah orang dewasa volume darah sekitar 5 liter. Darah adalah jaringan ikat atau konektif berbentuk cair yang terdiri dari 3 unsur seluler, yaitu: sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), sel-sel darah pembeku atau keping darah (trombosit). Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang mencukupi. Sari-sari makanan hasil proses pencernaan pada usus (ilium) diserap darah dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kecuali itu, darah mengangkut zat-zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh (Mehta, 2005).
a. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah mempunyai fungsi sebagai pengangkut oksigen dan mengikat karbondioksida untuk dibawa ke paru-paru. Eritrosit di dalam tubuh di buat di sumsum tulang merah, limpa dan hati, akan beredar di dalam tubuh selama kurang lebih
14 hari lalu setelah itu akan mati. Eritrosit memiliki usia yaitu sekitar 120 hari. Sel darah merahjuga mengandung hemoglobin (Hb) yang dapat membawa oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2) (Friska, 2016).
Struktur eritrosit matang merupakan suatu cakram bikonkaf yang berdiameter sekitar 7 mikron. Sel ini hanya terdiri atas membran dan sitoplasma tanpa adanya inti sel.
Komponen eritrosit terdiri atas: 1). Membran eritrosit
2). Sistem enzim 3). Hemoglobin
Perubahan struktur atau morfologi dari eritrosit akan menimbulkan kelainan. Hal tersebut menyebabkan kelainan enzinopati dan juga kelainan hemoglobinopati (Friska, 2016).
Gambar 2.2 Sel Darah Merah Normal
Sumber: Heckner, 2011
Ciri-ciri sel darah merah:
1. Tidak dapat menembus dinding kapiler 2. Mengandung Hb yang berwarna merah 3. Berumur kurang lebih 120 Hari
4. Berukuran 7,5-7,7 µm dan tebalnya 1 – 2 µm
5. Bentuknya bulat pipih yang bagian tengahnya cekung (Bikonkaf) dan Tidak berinti
b. Sel darah putih (leukosit)
Leukosit atau sel darah putih mempunyai fungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan berkaitan dengan sistem imunitas. Penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam jaringan akan di makan oleh sel darah putih. Sel darah putih diproduksi di dalam limfe dan kelenjar limfe. Sel darah putih juga mempunyai fungsi sebagai pengangkut zat lemak dari dinding usus melalui limfe kemudian ke pembuluh darah. Ciri-ciri sel darah putih:
1. Berukuran 10-12 µm
2. Sel nya mempunyai nukleus (inti sel) 3. Bergerak bebas secara ameboid Ada lima jenis sel darah putih, yaitu:
Gambar 2.3 Sel Darah Putih
1. Neutrofil, berfungsi untuk memfagositosis bakteri dan debris. 2. Eosinofil, yang dapat menyerang cacing parasitik dan terjadi
peningkatan pada saat reaksi alergi.
3. Basofil, memiliki dua zat kimia yaitu Histamine dan berperan dalam respon alergi
4. Limfosit, sebagai respon terhadap invasi bakteri, virus. Dan memiliki antibodi dan respon imun seluler.
5. Monosit, bagian dari kelompok sistem kekebalan tubuh yang tidak mempunyai butiran halus dalam sel (granula). Kemudian berdiam di jaringan tubuh tertentu yang mengalami pematangan menjadi makrofag.
c. Keping darah (trombosit)
Trombosit adalah sel yang bergranula yang membentuk agrerat di tempat cidera pembuluh darah. Trombosit mempunyai fungsi yang sangat penting pada pembekuan darah. Ketika sedang melakukan aktifitas dan mengalami cidera pada otot yang menyebabkan pembuluh darah robek, maka dari itu trombosit bertugas membekukan darah agar tidak keluar dari pembuluh darah.
Gambar 2.4 Trombosit
Sumber : Wirawan, 2011
Ciri-ciri trombosit:
1. Berukuran lebih kecil (2-4 µm) dari eritrosit dan leukosit 2. Sel darah pembeku tidak berinti
3. Bila tersentuk benda yang permukaannya kasar mudah pecah (Wiarto, 2014).
2.1.5. Kelainan sel darah merah
Pembentukan sel darah merah dirangsang oleh hormon glikoprotein dan eritroprotein yang berasal dari organ ginjal. Massa sel darah merah yang bersirkulasi dalam tubuh bisa mengalami perubahan. Bila terjadi adanya peningkatan kuantitas volume sel darah merah disebut polisitemia. Sebaliknya jika jumlah sel darah merah berkurang maka akan timbul anemia. (Mehta, 2005).
a. Kelainan ukuran eritrosit (Size) : 1. Mikrosit
Eritrosit lebih kecil dari pada eritrosit normal dengan ukuran <6µm. Sel ini dapat berasal dari fragmentasi eritrosit yang normal seperti pada anemia hemolitik
Gambar 2.5 Mikrosit
Sumber : Wirawan, 2011
2. Makrosit
Makrosit adalah eritrosit yang berukuran lebih dari 8µm. Sel ini dapat terjadi pada anemia megaloblastik, penyakit hati dan retikulositosis.
Gambar 2.6 Makrosit
3. Anisositosis
Anisositosis terjadi pada penderita anemia mikrositik anemia makrositik seperti yang bersamaan dengan anemia gizi, penyakit gizi, penyakit mielomadisplasia atau anemia yang berhasil dari pengobatan.
Gambar 2.7 Anisositosis
Sumber: Wirawan, 2011
b. Kelainan bentuk eritrosit (Shape) : 1. Ovalosit
Ovalosit berbentuk sel lonjong. Pada ovalositosis herediter, dalam sediaan hapus tampak lebih dari 90% eritrosit berbentuk oval. Bentuk ini harus dibedakan dari makroovalosit yang didapatkan dari anemia megaloblastik dengan eritrosit yang berukuran besar dan oval. Dalam keadaan normal ovalosit dapat dijumpai dalam jumlah sedikit di dalam darah tepi.
Gambar 2.8 Eliptosit atau Ovalosit
Sumber : Wirawan, 2011
2. Sperosit
Sperosit dengan bentuk lebih bulat, lebih kecil dan lebih tebal dari eritrosit normal. Dialami pada penderitabanemia hemolitik autoimun, lupus eritematous sistemik, septikemia dan pasca tranfusi.
Gambar 2.9 Sperosit
Sumber : Wirawan, 2011
3. Schitosit atau fragmentosit
Sel ini merupakan fragmen eritrosit, ukuran sel nya kecil dan tidak beraturan. Terjadi pada kelainan genetik seperti thalasemia dan ovalositosis herediter. Kelainan eritrosit didapat pada anemia megaloblastik, kelainan katup jantung.
Pada keadaan ini fragmentosit tampak sebagai sel helm dan pada luka bakar berat.
Gambar 2.10 Fragmentosit
Sumber : Wirawan, 2011
4. Sel target atau leptosit
Eritrosit yang memiliki warna kemerahan di bagian tengah, terdapat pada penderita thalasemia, anemia defisiensi besi berat dan penyakit hati menahun.
Gambar 2.11 Sel Target
5. Sel sabit atau sickle cell
Eritrosit berbentuk sabit. Terdapat pada proses reaksi transfusi, dan anemia hemolitik serta pada penyakit sel sabit heterozigot.
Gambar 2.12 Sel Sabit
Sumber : Wirawan, 2011
6. Sel Burr
Sel eritrosit dengan ukuran kecil atau fragmentosit dengan duri yang berjumlah satu atau lebih pada permukaannya. Banyak dijumpai pada uremia dan disseminated intravascular coagulation (DIC)
Gambar 2.13 Sel Burr
7. Akantosit
Sel ini dapat dijumpai pada metabolisme fosfolipid dari membran eritrosit, dimana tepi eritrosit nya mempunyai tonjolan-tonjolan yang berupa duri.
Gambar 2.14 Akantosit
Sumber : Wirawan, 2011
8. Tear drop cells
Eritrosit dengan bentuk seperti tetesan air mata. Dapat dijumpai pada penderita fibrosis sumsum tulang dan juga dibeberapa anemia seperti anemia hemolitik, anemia megaloblastik, thalasemia mayor.
Gambar 2.15 Tear drop cells
9. Rouleaux
Rouleaux tersususn dari 3 – 5 eritrosit yang memiliki bentuk barisan yang autoaglutinasi nya denan keadaan eritrosit bergumpal.
Gambar 2.16 Rouleaux
Sumber : Wirawan, 2011
10. Poikilositosis
Poikilositosis adalh istilah yang menunjukan bentuk eritrosit yang beragam dalam satu sediaaan apusan darah tepi. Keadaan ini bnyak dijumapai pada thalasemia mayor dana anemia berat.
Gambar 2.17 Poikilositosis
c. Kelainan warna eritrosit 1. Hipokrom
Eritrosit yang memiliki warna tampak pucat. Terjadi pada keadaan kadar hemoglobin menurun. Dijumpai pada penderita anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik.
Gambar 2.18 Hipokrom
Sumber : Wirawan, 2011
2. Polikrom
Eritrosit berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru dari eritrosit normal. Dapat dijumpai pada penderita anemia hemolitik dan hemopoeisis ekstrameduler.
Gambar 2.19 Polikrom
3. Anisokromasia
Anisokromasia umumnya menunjukan adanya perubahan kondisi seperti kekurangan zat besi.
d. Benda-benda Inklusi dalam Eritrosit 1. Howell Jolly
Howell jolly merupakan sisa inti dari eritrosit. Dengan bentuk
bulat, yang berwarna biru tua atau ungu. Terjadi pada anemia pernisiosa, anemia defisiensi besi, anemia asam folat, juga didapatkan pada atrofi limpa dan pasca splenektomi.
Gambar 2.20 Benda Howell Jolly
Sumber : Wirawan, 2011
2. Kristal
Biasanya berbentuk batang lurus atau bengkok, dengan pewarnaan brilliant cresyl blue yang nampak berwarna biru. 3. Basophillic stippling
Terdapat titik basofil atau basophilic stippling. Didapatkan pada keadaan infeksi, keracunan timah hitam (Pb) dan unstable hemoglobin.
Gambar 2.21 Basophillic stippling
Sumber : Wirawan, 2011
4. Eritrosit berinti
Eritrosit berinti mungkin di dapatkan dalam hapusan darah tepi pada anemia berat, eritropoesis hiperkatif, anemia hemolitik, neoantus, septikemia, pasca splenektomi (Wirawan, 2011).
Gambar 2.22 Eritrosit berinti
2.2. Juru Parkir
2.2.1. Pengertian Juru Parkir
Pekerja parkir atau sering disebut sebagai juru parkir adalah salah satu profesi yang banyak dan mudah dilakukan oleh masyarakat di berbagai kalagan. Profesi Juru parkir ini bertugas membantu mengatur semua kendaraan yang keluar dan masuk ke tempat parkir, mengawasi kendaraan yang diparkir serta memungut biaya parkir kepada pemilik kendaraan (pengguna jasa parkir). Pekerja parkir dalam bertugas memiliki beberapa perlengkapan utama yaitu kartu nama pekerja parkir, peluit, pakaian seragam, rompi yang memantulkan sinar (scothlite) yang penting bila bertugas pada saat malam hari dan karcis parkir. Dalam kesehariaannya juru parkir ini dapat bekerja hingga 8 Jam per hari, hal ini dapat mengindikasikan bahwa pada juru parkir resiko terpapar oleh asap kendaraan bermotor dalam kesehariannya cukup tinggi sehingga resiko untuk terjadinya kelainan secara hematologis cukup tinggi secara mikroskopis dengan adanya kelainan morfologi eritrosit (Indah, 2015).