• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SDN BINTORO 5 DAN SDN BOLO KABUPATEN DEMAK TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONTRIBUSI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SDN BINTORO 5 DAN SDN BOLO KABUPATEN DEMAK TAHUN 2017"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PENGAWAS PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM (PPAI) DALAM PELAKSANAAN

KURIKULUM 2013 DI SDN BINTORO 5 DAN

SDN BOLO KABUPATEN DEMAK TAHUN 2017

Oleh : TRI ROHMIYATI

Nim. 12010150048

Tesis Diajukan Sebagai Pelengkap Persyaratan Untuk Gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Tri Rohmiyati NIM: 12010150048, Kontribusi Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak tahun 2017, Program Magister Pendidikan, IAIN Salatiga 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi supervisi akademik dan kontribusi supervisi administratif Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 bidang PAI di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak.

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, Dan analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif secara interaktif, melalui proses data reduction, display and verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kontribusi supervisi akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Kurikulum 2013 bidang PAI di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak bentuk kontribusi Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) yang melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan khususnya dalam melaksanakan Kurikulum 2013 (K 13) yang meliputi pengawasan akademik dan administrasi/manajerial. 2) Kontribusi PPAI di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 PPAI memiliki kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, dan komptesisi evaluasi pendidikan, penelitian pelaksanaan, dan kompetensi sosial. Hal ini dibuktikan dengan semakin baiknya tata laksana manajemen sekolah, kedisiplinan warga sekolah, baik kepala, guru, maupun peserta didik, meningkatnya jumlah peserta didik baru, serta meningkatnya prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik.

(6)

ABSTRACT

Tri Rohmiyati NIM: 12010150048, Contribution of Islamic Religious Education Supervisor (PPAI) in the Implementation of Curriculum 2013 in SDN Bintoro 5 and SDN Bolo Demak Regency in 2017, Master of Education Program, IAIN Salatiga 2017.

This study aims to determine the contribution of academic supervision and the contribution of administrative supervision of the Supervisor of Islamic Religious Education in the Implementation of Curriculum 2013 in the field of PAI SDN Bintoro 5 and SDN Bolo Demak Regency.

This research belongs to field research by using descriptive-qualitative approaches, And analysis used is interactive qualitative analysis, through data reduction process, display and verification.

The result of the research shows that: 1) The contribution of academic supervision of Supervisor of Islamic Religious Education on Curriculum 2013 in PAI field at SDN Bintoro 5 and SDN Bolo Demak Regency form of contribution of Supervisor of Islamic Religious Education (PPAI) which conducting education and supervision especially in implementing Curriculum 2013 (K 13) which includes academic and administrative / managerial supervision. 2) The contribution of PPAI in SDN Bintoro 5 and SDN Bolo Demak Regency in the implementation of Curriculum 2013 PPAI has personality competence, managerial supervision, academic supervision, and competence evaluation of education, managerial supervision, and social competence. This is evidenced by the better management of schools, discipline of school residents, the head, teachers, and learners, the increasing number of new learners, as well as the increase in school achievement both academic and non academic.

(7)

PRAKATA

Bismillah wasyukrulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas

segala karunia dan ridho-Nya, sehingga tesis dengan judul Kontribusi Pengawas

Pendidikan Agama Islam (PPAI) Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 Di SDN

Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak Tahun 2017dapat penulis selesaikan

dengan baik dan lancar. Penulisan tesis ini dimaksudkan sebagai syarat guna

memperoleh gelar Magister Program Studi Pendidikan Agama Islam, Kosentrasi

Supervisi PAI pada Program Pascasajana Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat

dan menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya, kepada semua yang terlibat

dalam penelitian ini sehingga tesis ini dapat terselesaikan, teriring do’a

Jazakumulla AhsanalJaza’ di antaranya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M. Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Amin Haidari, M.Pd, selaku Direktur Direktorat PAIS

Kementerian Agama RI yang telah menyediakan anggaran Program Beasiswa

S2 Supervisi Pendidikan Agama Islam bagi Pengawasdan Guru PAI.

3. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana

(8)

4. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, atas bimbingan, arahan dan

waktu yang telah diluangkan kepada penulis untuk berdiskusi selama menjadi

dosen pembimbing.

5. Hamam P.hd selaku Kaprodi PAI Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga.

6. Bapak Wiji Suwarno, S.Pd. I, S. IPI, M. Hum, selaku kepala perpustakaan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yang telah membantu

penyediaan referensi guna memperkaya kajian dalam tesisini.

7. Seluruh dosen dan jajaran kesekretariatan Pascasarjana Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga, atas ilmu dan fasilitas kelancaran administrasinya.

8. Ibu Kepala UPTD Kecamatan Demak Noor Sulistyowati, S.Pd. M.Si. dan

Bapak Zaenuri, M.Ag. selaku Pengawas PAI SD Kec. Demak beserta seluruh

GPAI yang menjadi sampel dalam penelitian ini, atas kesediaan dan fasilitas

yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

9. Keluarga Besar H. Rasipan, Suwami kutercinta Khoirul Anwar, S.Pd M.Pd,

serta anak-anakku Nanda Azkiya Madani, Khumaira Tazkiya Anwar serta

Azka Yusuf Anwar atas segala perhatian, dukungan dan do’anya, Mama

sayang kalian.

10.Teman-teman Mahasiswa Program Beasiswa Supervisi PAI, Program

Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, atas dukungan,

bantuan dan kerjasamanya.

11.Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan

(9)
(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Signifikansi Penelitian ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metode Penelitian ... 9

(11)
(12)
(13)
(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. DOKUMENTASI KEGIATAN

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan kurikulum merupakan suatu hal yang biasa terjadi demi

meningkatkan kualitas pendidikan suatu negara. Perubahan kurikulum

diawali dengan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang sedang berjalan

kemudian merancang kurikulum baru untuk diterapkan. Bedasarkan kepada

kelebihan dan kelemahan kurikulum yang sedang dijalankan maka

dirancanglah kurikulum baru yang akan mencoba meningkatkan kelebihan

kurikulum yang ada dan menutupi kelemahannya. Semangat perubahan

kurikulum dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Pendidikan bukan hanya suatu upaya yang melahirkan proses

pembelajaran yang bermaksud membawa manusia menjadi sosok yang

potensial secara intelektual (intelectual oriented) melalui proses transfer of

knowledge yang kental, tetapi proses tersebut juga memberikan nuansa yang

berupaya pada pembentukan masyarakat dan manusia yang berwatak,

berakhlak, beretika, dan berestetika melalui proses transfer of values yang

terkandung didalamnya1.

Perubahan dalam pengembangan kurikulum telah banyak dilakukan,

diantaranya integrasi sistematis antar pendidikan dasar dan menengah dimulai

tahun 1975, yaitu dengan diberlakukannya Kurikulum Pendidikan Dasar dan

(16)

Menengah tahun 1975 (Kurikulum 1975). Pengembangan kurikulum ini

menggunakan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional

(PPSI), yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Kurikulum berikutnya

yaitu Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994, menekankan pada orentasi

akademik dan isi. Masyarakat mengkritik bahwa pada kedua kurikulum

tersebut cenderung telah menghasilkan peserta didik yang hanya pandai

menghafal. Kritik tersebut didukung hasil pengkajian para ahli kurikulum dan

evaluasi kurikulum yang menyatakan bahwa kurikulum-kurikulum tersebut

terlalu syarat materi sehingga guru cenderung mengejar pencapaian target

kurikulum yang mengarah pada kemampuan kognitif, sedangkan kemampuan

afektif dan psikomotorik kurang diperhatikan. Pada tahun 2004 diberlakukan

kurikulum 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK).

Inti dari Kurikulum 2013 terletak pada upaya penyederhanaan dan

sifatnya yang tematik – integrative.2 Kurikulum 2013 yang menggunakan

pendekatan scientific, nampak ingin memadukan pesan-pesan dalam

kurikulum berbasis kompetensi 2004 dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan 2006 yang bermuatan karakter. Upaya perpaduan tersebut

diharapakan dapat memberikan wawasan baru terhadap sistem pendidikan

yang sedang berjalan.3

2 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktik, Jakarta: Rajawali Pers,

2014, 25.

3 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT.

(17)

Akan tetapi bagaimanapun juga semua perlu proses tidak bisa instan

dalam sekejap.Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang harus dijalankan

dengan mengubah mindset guru dan siswa,dan itu tidak mudah,mengapa?

karena guru yang saat ini adalah merupakan hasil dari kurikulum yang

lama.Mereka belajar dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dengan cara

yang konvensional dan sekarang mereka menjalankan kurikulum 2013 yang

notabene berbeda 180 derajat dengan apa yang mereka alami dan rasakan

dikarenakan sekarang seorang guru harus mampu mengoperasikan

komputer.Guru merasakan kesulitan dalam pembuatan rpp untuk kurikulum

2013,serta guru kesulitan dalam memberikan penilaian untuk mengisi raport

yang berupa deskripsi dari kemampuan yang dimiliki masing-masing peserta

didik.

Di Kabupaten Demak terdapat 627 sekolah dasar baik negeri maupun

swasta, sementara yang menerapakan kurikulum 2013 baru 113 SD,

diantaranya SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo. Peneliti mengambil objek

penelitian di SDN Bintoro 5 dikarenakan SD tersebut merupakan pilot project

daerah perkotaan sementara SDN Bolo merupakan pilot project daerah

pedesaan Kabupaten Demak, sebagai fokus penelitian yang merupakan

bagian penting dalam mencapai keberhasilan mutu sekolah dasar dalam

mengembangkan Kurikulum Tahun 2013 (K. 13) khususnya SDN Bintoro 5

dan SDN Bolo Kabupaten Demak. SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten

Demak yang mendapatkan pengawasan penuh dari PPAI. SDN ini selalu

(18)

betul hasil yang diperoleh dari supervisi tersebut. Jam datang dan pulang

guru, administrasi kepala dan guru, kegiatan belajar mengajar, suasana

kondusif, hasil UASBN, nilai akreditasi dan kebersihan serta lainnya adalah

contoh kongkrit dari hasil pengawasan PPAI.

Objek penelitian yaitu Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI)

SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak Kabupaten Demak yang

berjumlah 17 orang, namun peneliti hanya mengambil setting dua pengawas,

yaitu Zaenuri, S.Ag, M.H., (Pengawas Pendidikan Agama Islam Kecamatan

Demak) dan Muqodas, S.Pd.I., (Pengawas Pendidikan Agama Islam

Kecamatan Bonang Demak). Berdasarkan setting tersebut, akan semakin

memperjelas kontribusi PPAI dalam pelaksanaan Kurikulum Tahun 2013 (K.

13) di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak

B. Rumusan Masalah

Supervisi yang dimaksud di sini mencakup supervisi akademik dan

supervisi administratif. Maka ada beberapa permasalahan yang dikaji dalam

tesis ini, yaitu:

1. Bagaimana kontribusi supervisi akademik Pengawas Pendidikan Agama

Islam (PPAI) dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 bidang PAI di SDN

Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak tahun 2017?

2. Bagaimana kontribusi supervisi administratif Pengawas Pendidikan

Agama Islam (PPAI) dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 bidang PAI di

(19)

C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka penelitian

tesis ini bertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui kontribusi supervisi akademik Pengawas

Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013

bidang PAI di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak.

b. Untuk mengetahui kontribusi supervisi administratif Pengawas

Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam Pelaksanaan Kurikulum

2013 bidang PAI di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

Mampu memberikan masukan dan informasi secara teori dan

penelitian ini sesuai dengan judul tema dan judul tesis, utamanya

masalah supervisi akademik dan administratif Pengawas Pendidikan

Agama Islam (PPAI) dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 tahun

pelajaran 2016/2017.

b. Secara Praktis

1)Bagi guru, dapat membantu dalam rangka membenahi administrasi

(20)

2)Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam rangka penerapan

kurikulum 2013.

3)Bagi pegawas, yaitu sebagai masukan dalam melaksanakan supervisi

kurikulum 2013.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian ilmiah Bapak Saerozi yang berjudul ”Studi Kompetensi

Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di Demak.

menyimpulkan bahwa para pengawas pendidikan agama Islam khususnya

PPAI SD menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada

stakeholder pendidikan. Pengawas PAI memberikan motivasi khususnya

GPAI di Sekolah Dasar (SD) agar selalu disiplin bekerja dan

meningkatkan mutu dan kualitas GPAI. Para PPAI selalu meningkatkan

kompetensi agar dalam pembinaan kepada GPAI dapat berjalan

sebagaimana yang diharapkan. Pengawas PAI juga diharapkan

memberikan kontribusi bagi perkembangan supervisi pendidikan,

sehingga dapat meningkatkan profesionalisme GPAI demi

terselenggaranya pendidikan yang bermutu dan berkualitas.4

Penelitian karya ilmiah Sugianto yang berjudul ”Manajemen

Pengawas dalam Pembinaan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama

Islam SMAN di Kabupaten Sumenep” menjelaskan bahwa pola

4 Saerozi, Studi Kompetensi Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam Upaya

(21)

manajemen PAI terdiri dari pengawasan agama, pengawasan akademik,

pengawasan klinis dan pengawasan administratif, sedangkan pembinaan

yang dilakukan PPAI dalam peningkatan profesionalisme guru PAI ialah

pembinaan materi PAI, pendayagunaan sumber belajar, pengembangan

peserta didik dan classroom research (CAR).5

H. Abdul Rahman dalam,’’Pendidikan Agama Islam dan

Pendidikan Islam – Tinjauan Epistemologi dan Isi - Materi’,

menunjukkan bagian yang terpisahkan dalam masalah-masalah

pendidikan adalah, guru, anak didik, kurikulu, metode, evaluasi, dan

tujuan. Salah satu bagian yang patut mendapat perhatian adalah masalah

kurikulum. Kurikulum dalam definisi undang-undang sistem pendidikan

nasional nomor 2 tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.6

Lambang Subagiyo dalam, ”Implementasi Kurikulum 2013 pada

Jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di Kalimantan Timur Tahun

2013/2014” menunjukkan bahwa pelaksanaan 2013 Kurikulum di

Kalimantan Timur berjalan efektif yang indikator (a) bahwa persepsi

5 Sugianto, ”Manajemen Pengawas dalam Pembinaan Profesionalisme Guru Pendidikan

Agama Islam SMAN di Kabupaten Sumenep”, Tesis, UM, 2009.

6 H.Abdul Rahman, ’’Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam –Tinjauan

(22)

terhadap kinerja pelatihan kurikulum untuk kepala sekolah dan guru

cukup baik, (b) bahwa persepsi teks buku 2013

Kurikulum nasional yang baik, (c) bahwa persepsi kompetensi guru

dalam proses belajar mengajar yang baik. Kendala yang ditemukan

adalah bahwa (1) sebagian besar dari semua sekolah menerima buku

terlambat dan jumlah buku yang tidak sesuai dengan jumlah siswa, (2)

buku untuk guru tidak membantu guru menjelaskan topik pembelajaran,

(3) buku teks untuk mata pelajaran produktif di SMK tidak tersedia, (4)

pelatihan untuk kepala sekolah dan guru tidak puas karena durasi itu

tidak cukup dan topik pelatihan berfokus pada teori kurikulum yang tidak

sesuai dengan guru.7

Usman, Yunusa Dangara dalam ” The Impact of Instructional

Supervision on Academic Performance of Secondary School Students in

Nasarawa State, Nigeri”, menunjukkan bahwa pengawasan instruksional

biasa menggunakan strategi pengawasan yang kuat seperti memeriksa

dari notebook siswa, kunjungan kelas / pemeriksaan oleh administrator

sekolah, memeriksa rencana pelajaran guru / catatan dan pemeriksaan

penilaian guru memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru

dan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah.8

7 Lambang Subagiyo, ”Implementasi Kurikulum 2013 pada jenjang SD, SMP, SMA

dan SMK di Kalimantan Timur, 2013/2014, Pancaran, Volume 03, No 04, ( Nopember 2014), 131-144.

8 Usman, Yunusa Dangara,The Impact of Instructional Supervision on Academic

(23)

Penulis dalam tesis ini memotret sisi lain dari tulisan tersebut yaitu

Kontribusi Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam

Pengembangan Kurikulum 2013 di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo

Kabupaten Demak, kedua tentang pelaksanaan kurikulum 2013 khusus di

SD, selain itu peneliti ingin melihat bagaimana pengembangan kurikulum

2013 dan KBK serta KTSP di SD Bintoro 5 dan SDN Bolo dikabupaten

Demak.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitiannya ini ternasuk

kategori field research (penelitian lapangan) yang berarti sebuah studi

penelitian yang mengambil data autentik secara objektif atau studi

lapangan9. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan

yang tidak bisa dipakai dengan menggunakan prosedur statistik atau

dengan cara kuantifikasi.1 Secara umum penelitian ini menggunakan 0

metode penelitian kualitatif melalui pengamatan (observasi),

wawancara, atau penelaahan dokumen atau pustaka.1 1

2. Pendekatan Penelitian

9 Azwar saifudin, Metode Penelitian ,Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2001,21. 1 Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqin, 0 Dasar – Dasar Penelitian Kualitatif,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007,4.

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial, 1 Jakarta: Refrensi,

(24)

Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif, yaitu strategi dan teknik penelitian yang digunakan untuk

memahami masyarakat, masalah atau gejala dalam masyarakat dengan

mengumpulkan sebanyak mungkin fakta mendalam, dan data

disajikan dalam bentuk verbal (tulisan) bukan dalam bentuk angka.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah dua orang pengawas Pendidikan

Agama Islam, dari enam orang pengawas Se Kabupaten Demak,

Kepala Sekolah SD Negeri Bintoro 5, dan Kepala SD Negeri Bolo,

dan Guru PAI SD Negeri Bintoro 5 dan Guru PAI SD Negeri Bolo.

4. Metode Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara penelitian dilakukan kepada Pengawas

Pendidikan Agama Islam (PPAI), tentang; perencanaan,

pelaksanaan hingga evaluasi pengembangan Kurikulum 2013 di

SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo. Kepada Kepala Sekolah SDN

Bintoro 5 dan Kepala Sekolah SDN Bolo Kabupaten Demak

tentang kebijakan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum 2013.

(25)

Kabupaten Demak, tentang persepsinya terhadap pelaksanaan dan

pengembangan kurikulum 2013.

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara

diam, sistematik terhadap gejala yang nampak pada obyek

penelitian.1 Jadi observasi adalah cara mengumpulkan data dengan 2

pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena-fenomena yang

diteliti, yaitu pelaksanaan Supervisi akademik dan supervisi

administrasi dalam mengembangkan kurikulum 2013 SDN Bintoro

5 dan SDN Bolo di Kabupaten Demak.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, lembar observasi,

instrumen perangkat pembelajaran kurikulum 2013, transkip, buku,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.1 Penulis 3

mengumpulkan data melalui berbagai dokumen yang ada

hubungannya dengan kontribusi Pengawas Pendidikan Agama

Islam (PPAI) terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN

Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak.

1 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan2 , Cet. II, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2000,

158.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik3 , Jakarta: PT.

(26)

Dokumen yang dibutuhkan dari pengawas yakni

diantaranya berupa program pengawasan, inventaris pengawas,

catatan kunjungan pengawas, rincian program kegiatan yang telah

terlaksana, kemudian hasilnya ini dituangkan dalam hasil

penelitian.

Dengan penggunaan metode interview, observasi dan

dokumentasi tersebut selanjutnya penulis menganalisis data dengan

menggunakan teknik interprestasi mengenai maknanya.

5. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

Berpijak kepada pernyataan Miles & Haberman yang dikutip oleh

Sugiyono, ”Analisis kualitatif data diolah secara interaktif, melalui

proses data reduction, display and verification.”.1 4

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.

Pada tahap reduksi data peneliti menemukan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah mengumpulkan data, serta

merangkumnya sesuai dengan kebutuhan, yaitu untuk melihat pada

kontribusi pengawasan pengawas PAI, kegiatan para PPAI, metode

kerja, tempat kerja, interaksi antara pengawas PAI dengan kepala

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D4 , Bandung: Alfa Beta,

(27)

sekolah, guru, serta hasil pengawasan yang diaplikasikan oleh

pengawas PAI dalam memberikan kontribusinya terhadap

Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo

Kabupaten Demak.

Display, pijakan atas teknik analisis data display memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.1 Display 5

data dilakukan setelah data direduksi dan disajikan secara naratif,

terkait dengan aplikasi pengawasan PAI dalam pelaksanaan

Kurikulum 2013.

Verifikasi, sebagai teknik analisis data secara verifikatif hasil

suatu penelitian dapat dikonfirmasikan dengan penelitian lain, melalui

cara yang sesuai dengan tujuan penelitian yang pertama. Harapan

utama dari metode ini data dapat diketahui bagaimana dan dalam

situasi seperti apa suatu strategi pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN

Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak dapat terwujud. Adapun

lagnkah-langkah analisis ditujukan pada gambar berikut.

1 Sugiyono, Metode Penelitian ...,5 341.

Setelah

Setelah Data

Data

Data

(28)

6. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi

oleh konsep validitas, reliabilitas. Untuk derajat keabsahan data

(kredibilitas) dapat diadakan pengecekan dengan teknik pengamatan

yang tekun dan triangulasi, yaitu pengecekan data di lapangan

yang diperoleh dari wawancara kemudian di cross-check dengan

observasi dan dibuktikan lagi dengan data dokumen. Dalam penelitian

ini peneliti mengobservasi data hasil wawancara dengan pengawas

dan guru Pendidikan Agama Islam pada Kontribusi Pengawas

Pendidikan Agama Islam (PPAI) dalam pelaksanaan kurikulum 2013

di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak tahun 2017.

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, tesis ini dibagi atas lima bab dan setiap bab terdiri

dari beberapa sub bab yang masing-masing rinciannya adalah:

Bab pertama, adalah bab pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub

antara lain: penulis mengemukakan latar belakang pemikiran dari

penelitian ini dengan rumusan permasalahan yang diangkat serta tujuan

penelitian dikemukakkan sedemikian rupa agar penelitian ini lebih terarah.

Signifikansi penelitian merupakan bagian yang menguraikan kronologi

berfikir dalam pencarian kebenaran tesis. Tinjauan pustaka dilakukan

(29)

pijakan dasar dalam teknik menganalisis, menyeleksi dan menyimpulkan

data-data. Sistematika penelitian dimaksudkan untuk melihat rasionalisasi

antar bab dalam tesis.

Bab kedua berisi tentang kajian teori, berupa supervisi akademik,

supervisi administrasi dan pelaksanaan Kurikulum 2013.

Bab ketiga adalah Profil SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo di Kabupaten

Demak, supervisi akademik serta supervisi administrasi pengawas

pendidikan agama Islam di Kabupaten Demak

Bab keempat Kontribusi supervisi akademik pengawas pendidikan

agama Islam terhadap Pelaksanaan kurikulum PAI 2013 dan Kontribusi

supervisi administrasi pengawas pendidikan agama Islam terhadap

Pelaksanaan kurikulum PAI 2013.

(30)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI)

Pengawas merupakan penanggung jawab utama atas aktivitas

pembinaan sekolah/madrasah sesuai dengan jenis atau kegiatan pendidikan

dan pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan dalam kedudukan dan

fungsinya. Tugas pengawas harus berhubungan dengan dan meramu data

yang dikumpulkan oleh pengawas lainnya, kemudian disimpulkan untuk

menentukan alternatif tindakan yang tepat.1 6

Pusat perhatian supervisor adalah perkembangan dan kemajuan

peserta didik, karena itu usahanya, seperti perbaikan pendekatan, metode

dan teknik mengajar, pengembangan kurikulum, penggunaan alat

peraga/alat bantu pengajaran, perbaikan cara dan prosedur penilaian,

penciptaan kondisi yang kondusif di sekolah/madrasah dan sebagainya.1

Pada Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,

Nomor 118/1996 pada Bab II pasal 3 ayat (1) dan Keputusan Menteri

Agama, Nomor 381 tahun 1999 tentang profesi pengawas dinyatakan

bahwa pengawas sekolah/madrasah adalah pegawai negeri sipil yang

diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat

yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

(31)

pendidikan di sekolah umum dan madrasah dengan melaksanakan

penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada

satuan pendidikan pra-sekolah, sekolah dasar dan menengah.1 8

Mengacu pada SK MENPAN tersebut, maka pengawas

sekolah/madrasah di lingkungan Kementerian Agama, khususnya

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam adalah Pengawas

Pendidikan Agama Islam (PPAI), sehingga pengertiannya lebih spesifik

sebagai berikut: Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) adalah

pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Agama yang diberi tugas,

tanggung jawab dan wewenang secara penuh terhadap pelaksanaan

pendidikan agama Islam di sekolah umum dan penyelenggaraan

pendidikan di madrasah dengan melakukan penilaian dan pembinaan dari

segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan

pra-sekolah, sekolah dasar dan menengah.1 9

B. Supervisi Administrasi Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI)

Tugas pokok Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) sesuai

dengan SK MENPAN No. 118/1996 Bab II pasal 3 ayat (1) dikatakan

bahwa: ”Tugas pokok PPAI adalah menilai dan membina teknis

pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah umum, baik negeri

maupun swasta, yang menjadi tanggung jawabnya”. Pengawas Pendidikan

1 Departemen Agama RI, 8 Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 2005, 3.

(32)

Agama Islam (PPAI) ini termasuk didalamnya penyelenggaraan

pendidikan di Madrasah.2 0

Adapun bidang pengawasan pendidikan agama Islam pada sekolah

umum di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasionl meliputi: Taman

Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP), Sekolah Menegah Umum (SMU), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dan Sekolah Luar Biasa (SLB), sedangkan pada

madrasah di lingkungan Kementerian Agama meliputi: Raudhatul Atfal

(RA) / Bustanul Atfal (BA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah

Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Diniyah

(MADIN), baik negeri maupun swasta.

Berdasarkan bunyi Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara No. 118 tahun 1996 Bab I pasal 1 ayat (1) yang

menyatakan bahwa pengawas sekolah/madrasah adalah Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk

melakukan pengawasan di sekolah/madrasah dengan melaksanakan

penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada

satuan pendidikan pra-sekolah, sekolah dasar dan menengah, maka

wewenang dan tanggung jawab pengawas dapat dirumuskan sebagai

berikut:

(33)

a. Wewenang Pengawas

Setiap pengawas sekolah/madrasah, termasuk Pengawas

Pendidikan Agama Islam (PPAI), diberi wewenang secara penuh oleh

pejabat yang berwenang untuk melakukan supervisi/pengawasan teknis

pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan yang menjadi

tanggung jawabnya.

b. Peranan Pengawas

Pembinaan jabatan profesi dilakukan karena satu alasan, yaitu

memberdayakan akuntabilitas profesi guru yang pada gilirannya

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

c. Tanggung Jawab Pengawas

Berdasarkan kewenangan tersebut di atas, maka setiap

pengawas memikul tanggung jawab sebagai berikut:

1) Terlaksananya kegiatan supervisi/pengawasan atas pelaksanaan

pendidikan di sekolah/madrasah sesuai dengan pengawasannya

pada TK/RA, SD/MI atau SLTP/MTs, SMU/SMK/MA dan

MADIN.

2) Meningkatnya kualitas proses pembelajaran dalam rangka

pencapaian tujuan pendidikan di sekolah/madrasah, termasuk

(34)

3) Meningkatnya kualitas guru, peserta didik, kepala

sekolah/madrasah dan seluruh staf sekolah/madrasah yang berada

di bawah wilayah pembinaannya.

4) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana pendidikan di

sekolah/madrasah di wilayah pembinaannya.

5) Terhimpunnya data lengkap tentang: a) Jumlah sekolah umum /

madrasah. b), Jumlah guru. c), Jumlah siswa muslim maupun

non-muslim. d), Jumlah sekolah/madrasah yang memiliki ruang ibadah

dan yang belum memiliki. e), Jumlah pengawas, dan lain-lain.2

Tanggung jawab pengawas yang begitu besar dan berat

hendaknya menjadi pendorong bagi pengawas yang bersangkutan

untuk meningkatkan wawasan kemampuan dan kemampuan

profesional, serta menyadari sepenuhnya bahwa jabatan pengawas

bukan sekedar memperpanjang masa kerja, akan tetapi jabatan

yang menuntut kerja keras dan profesionalisme tinggi.

C. Pelaksanaan Kurikulum 13

Sejarah perjalanan kurikulum pendidikan di Indonesia telah banyak

mengalami perubahan dan pembaharuan. Perubahan kurikulum yang

terakhir yaitu dari KTSP 2006 menjadi Kurikulum 2013. Perubahan

Kurikulum KTSP 2006 ke Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya

untuk pembaharuan di dunia pendidikan Indonesia serta untuk

menyesuaikan dengan kebutuhan bangsa. Sebagian ahli berpendapat

(35)

bahwa KTSP 2006 terlalu menitik beratkan kepada kognitif, beban siswa

terlalu berat, kurang bermuatan karakter dan kurang berorientasi IPTEK

dan IMTAQ. Inti dari Kurikulum 2013 terletak pada upaya

penyederhanaan dan sifatnya yang tematik–integratif.2 Kurikulum 2013 2

yang berbasis karakter dan sekaligus berbasis kompetensi, nampak ingin

memadukan pesan-pesan dalam kurikulum berbasis kompetensi 2004

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang bermuatan

karakter. Upaya perpaduan tersebut diharapakan dapat memberikan

wawasan baru terhadap sistem pendidikan yang sedang berjalan.2 3

Kurikulum 2013 awalnya telah disepakati untuk diimplementasikan

secara bertahap dan terbatas mulai tahun pelajaran 2013/2014.

Implementasi kurikulum 2013 pada tahun pertama ini mencakup sebanyak

6.325 sekolah sasaran yang tersebar di seluruh provinsi dan 295

kabupaten/kota. Setelah lima bulan kurikulum 2013 dilaksanakan di

sekolah sasaran maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bersama

Menteri Agama menetapkan bahwa pada tahun pelajaran 2014/2015 akan

implementasi kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan SD/MI kelas

I, II, IV dan VI; SMP/MTS kelas VII dan VIII; dan SMA/MA/SMK/MAK

kelas IX dan XI di seluruh Indonesia.2 4

2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2

2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Kurikulum 2013.

2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 3

2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Kurikulum 2013.

2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 4

(36)

Pelaksanaan kurikulum 2013 pada tahun 2014/2015 diseluruh

Indonesia tidak berjalan lancar sesuai dengan harapan. Banyak kendala

dilapangan yang ditemukan dalam implementasi kurikulum 2013. Salah

satu kendala yang dihadapi adalah belum semua guru mata pelajaran

mendapatkan pelatihan implementasi kurikulum 2013. Kemampuan guru

dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 belum sesuai dengan

harapan. Belum banyak guru yang belum mampu menerapkan pendekatan

saintifik dan penilaian otentik dalam pelaksanaan kurikulum 2013

sehingga waktu guru lebih banyak dihabiskan untuk menyiapkan

administrasi pembelajaran ketimbang mengoptimalkan pembelajaran itu

sendiri. Kendala lain dalam implentasi kurikulum 2013 tahun 2014/2015

tersebut adalah belum terdistribusinya dengan baik buku guru dan buku

siswa ke semua sekolah.2 5

Berdasarkan Lampiran pada Peraturan Menteri Pendidikan

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013

Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Kurikulum

2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual

dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektual dan psikomotorik.

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa

2 Buchory, Problema Pelaksanaan Kurikulum 20135 . KR Jogja.Com. edisi 3 Januari

(37)

yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan

masyarakat sebagai sumber belajar.

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang

dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran.

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan

proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang

dinyatakan dalam kompetensi inti.

g. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,

saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata

pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).2

Kurikulum 2013 diterapkan dengan menelaah Standar Kompetensi

Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) secara

benar. Jadi guru perlu memetakan setiap KD terhadap KI dan SKL yang

bersesuaian. Ketika hendak mengajar, perlu diperhatikan apa yang harus

dicapai oleh siswa. Kegiatan belajar harus diarahkan untuk membentuk

siswa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

(38)

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai

tujuan Pendidikan Nasional.2 7

Kurikulum secara sederhana adalah sekumpulan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, materi pelajaran, guru, dan

peserta didik.Seiring dengan tuntutan perkembangan sains dan teknologi,

perubahan kultur, dan perkembangan pendidikan secara global, maka

perubahan kurikulum dalam kurun waktu tertentu menjadi hal yang tidak

dapat dihindari.2 8

Kurikulum memiliki prinsip-prinsip yang selalu berkaitan dengan

dinamika pendidikan yang berkembang. Menurut Basri prinsip-prinsip

kurikulum antara lain; a), Senantiasa bertautan dengan nilai pendidikan

yang dianut, misalnya berkaitan dengan norma yang berlaku dalam

masyarakat dan ajaran agama. b), Bersifat holistik, integral, dan universal,

artinya memiliki kesatupaduan dengan berbagai tujuan yang berhubungan

dengan aspek ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, dan ideologi negara.

c), Equilibrium artinya kurikulum mengarahkan pendidikan ke arah

pendidikan jasmaniah dan rohaniah, dunia dan ukhrowi, serta material dan

spiritual. d), Markatable yaitu kurikulum mudah dan laku di pasaran

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. e), Pengembangan bakat dan minat

yang sepada dengan kebutuhan siswa mudah diterapkan dalam

kehidupan.2 9

2 Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 7

2 Redaksi Sinar Grafika, Amandemen Standar Nasional Pendidikan (PP No.32 Tahun 8 2013). Jakarta Sinar Grafika.

(39)

Mengingat kurkulum 2013 berbasis pada pendidikan karakter,

maka yang diperlukan adalah peran guru yang memberi tauladan

kepada peserta didik dalam penyelenggaraan pembelajaran.3 Guru adalah 0

garda terdepan dalam proses pembelajaran yang melaksanakan kurikulum

2013 dan bertanggungjawab terhadap keberhasilan dalam menerapkan

kurikulum tersebut pada peserta didik.

Dalam kurikulum 2013 terdapat pola pikir yang dikembangkan,

yaitu, 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi

pembelajaran berpusat pada peserta didik. 2) pola pembelajaran satu arah

(interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif

guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/media lainnya). 3)

pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta

didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat

dihubungi serta diperoleh melalui internet). 4) pola pembelajaran pasif

menjadi pembelajaran aktif-mencari yang diperkuat dengan model

pembelajaran pendekatan sains. 5) pola belajar sendiri menjadi belajar

kelompok (berbasis tim). 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi

pembelajaran berbasis alat multimedia. 7) pola pembelajaran berbasis

massal menjadi kebutuhan pelanggan dengan memperkuat pengembangan

potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran

ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu

3 Kurikulum 2013 Kembali ke Pendidikan Karakter0 , Koran Suara Merdeka edisi 25 Juni

(40)

pengetahuan jamak (multidisciplines) dan pola pembelajaran pasif menjadi

kritis.3 1

(41)

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN DAN SUPERVISI AKADEMIK SERTA SUPERVISI ADMINISTRASI PENGAWAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KABUPATEN DEMAK

A. Situasi Umum SDN Bintoro 5 Kabupaten Demak

1. Sejarah Singkat dan Letak Geografis SDN Bintoro 5 Demak

SDN Bintoro 5 Demak Lembaga pendidikan adalah merupakan salah

satu sarana dalam penyelenggaraan pendidikan, dalam hal ini sebagai

sarana proses pencapaian tujuan pendidikan. Tanpa adanya suatu

dukungan yang berupa bangunan fisik nampaknya pendidikan itu kurang

berjalan dengan baik dan lancar, meskipun kenyataan tidak harus

demikian.3 2

Pada tahun 1990 SD Negeri Bintoro 5 Demak ini mengalami rehab

total karena bangunan yang sudah menua. Pada tahun 1996 SD Negeri

Bintoro 5 Demak mengalami perkembangan dengan dana bantuan dari

orang tua siswa. Pada tahun 2008 SD Negeri Bintoro 5 Demak ini

mengalami perubahan menjadi Sekolah Dasar Standar Nasional Bintoro 5

Demak (SDN Bintoro 5 Demak). Dan pada tahun 2010 ini SDN Bintoro 5

mengalami penambahan ruang karena kurangnya ruang untuk proses

belajarn mengajar, tepatnya dibangun 1 ruang di atas kelas 4. Seiring

(42)

dengan kemajuan zaman, maka SDN Bintoro 5 Demak juga mengalami

perkembangan dan kemajuan-kemajuan dalam bidang pengajaran, sarana

dan prasarana selalu ditingkatkan.3 3

SDN Bintoro 5 Demak terletak di jalan Kyai Palembang No. 1

Bintoro Demak Jawa Tengah. Adapun batas-batasnya sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan rumah dinas Pemerintah Daerah

Demak.

b. Sebelah timur berbatasan dengan jalan Kyai Palembang.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Taman Kanak-kanak Pamekar budi.

d. Sebelah barat berbatasan dengan kantor Bupati Demak. 3 4

Adapun sekolah ini terletak di desa Bintoro kecamatan Demak kota

kabupaten Demak propinsi Jawa Tengah. Letak geografis Sekolah Dasar

ini sangat cocok untuk belajar, dilihat dari lokasi tersebut, suasana dan

kondisi sekolah ini sangat strategis walaupun terletak di tepi jalan raya,

akan tetapi tidak mengganggu proses belajar mengajar karena jalan raya

ini tidak terlalu ramai dan bising. Disamping banyak pula pepohonan yang

rindang sehingga membuat suasana proses belajar mengajar menjadi

semakin nyaman.

3 Hasil Wawancara dengan Kepala SDN Bintoro 5 pada tanggal 15 Maret 2017 3 3 Hasil Observasi dan Dokumentasi peneliti di SDN Bintoro Demak pada tanggal 15 4

(43)

2. Visi dan Misi SDN Bintoro 5 Demak. Visi Sekolah

Membentuk anak didik yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, bermutu dan berprestasi di segala bidang, serta mewujudkan

lingkungan sekolah yang tertib dan bermasyarakat.3 5

Misi Sekolah

a. Meningkatkan pembinaan keimanan dan perilaku, sesuai dengan

falsafah bangsa Indonesia dengan agama masing-masing.

b. Meningkatkan pembelajaran intelektualitas, ketrampilan dan

kreativitas, yang aktif dan mandiri tanpa memperhatikan perbedaan

individual siswa.

c. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, bersih, sehat, tertib,

indah dan kekeluargaan.

d. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua siswa, komite

sekolah, tokoh agama dan masyarakat serta instansi pemerintah dan

instansi terkait lainnya.3 6

B. Situasi Umum SDN Bolo Kabupaten Demak

1. Sejarah Singkat dan Letak Geografis SDN Bolo Kabupaten Demak

SD N Bolo Demak adalah merupakan salah satu sarana dalam

penyelenggaraan pendidikan, dalam hal ini sebagai sarana proses

pencapaian tujuan pendidikan. Bermula pada tahun 1962 di Desa Bolo

(44)

didirikan sebuah sekolah rakyat yang terletak di desa Bolo Kecamatan

Demak, dengan SK Pendirian Sekolah tertanggal 01/01/1962 dengan luas

lahan + 3180 m2, kemudian dengan kemajuan zaman pada tahun 1967

maka Sekolah Rakyat berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri Bolo. Pada

tahun 1991 SD Negeri Bolo Demak ini mengalami rehab total karena

bangunan yang sudah menua. Dan setiap tahunnya selalu mangalami

kemajuan baik fisik maupun non fisiknya.3 7

SD N Bolo Demak terletak di Desa Bolo Kecamatan Demak

Kabupaten Demak Jawa Tengah. Letak geografis Sekolah Dasar ini sangat

cocok untuk belajar, berada di tengah kampung dan dilihat dari lokasi

tersebut, suasana dan kondisi sekolah ini sangat strategis walaupun terletak

di tepi jalan raya Demak Kudus, akan tetapi tidak mengganggu proses

belajar mengajar. Dengan halaman dan Lapangan yang luas dan juga

banyak pula pepohonan yang rindang sehingga membuat suasana proses

pembelajaran menjadi semakin nyaman.3 8

2. Visi dan Misi SDN Bolo Demak.

Visi Sekolah

Membentuk Siswa Yang Unggul Dalam Prestasidan Mulia Dalam Budi

Pekerti

(45)

Misi Sekolah

a. Mewujudkan proses pendidikan sesuai dengan sistim Pendidikan

Nasional dan keunggulan daerah,

b. Mewujudkan pendidikan yang bermutu dan Islami,

c. Mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah,

d. Mewujudkan generasi muda yang cerdas, terampil dan memiliki

kepribadian yang kuat,

e. Mewujudkan peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan

kependidikan.3 9

C. Supervisi Akademik dan Administrasi Pengawas Pendidikan Agama

Islam pada SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak

1. Pelaksanaan Supervisi Akademik dan Administrasi Pengawas

Pendidikan Agama Islam pada SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak

Melalui hasil wawancara mengenai proses supervisi akademik juga

dapat mengungkap bahwa sebelum melakukan supervisi akademik perlu

merencanakan kegiatan supervisi akademik, mempersiapkan seperangkat

instrumen yang digunakan untuk supervisi akademik, menghubungi Guru

PAI yang akan di supervisi atas kesiapannya untuk di supervisi,

menyepakati waktu pelaksanaan supervisi yang akan dilakukan.4 0

3 Hasil Observasi dan Dokumentasi peneliti di SDN Bolo Demak pada tanggal 17 Maret 9

2017

(46)

Langkah-langkah yang dilakukan ketika melakukan supervisi

akademik ke sekolah adalah menemui kepala sekolah, memberitahukan

bahwa akan mengadakan supervisi terhadap guru PAI, menyampaikan

hal-hal yang akan disupervisi, menanyakan bagaimana guru PAI di sekolah

mengenai kekurangan dan kelebihannya, menemui Guru PAI, mengadakan

pembinaan mengenai kesulitan dalam menerapkan Standar Kompetensi

Lulusan, Satndar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian, melakukan

observasi pembelajaran, mendiskusikan hasil observasi pembelajaran,

memberikan masukan dan arahan, meminta bukti kepada sekolah bahwa

telah melakukan supervisi akademik dan berpamitan.

Komponen yang menjadi sasaran supervisi akademik adalah

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran PAI yang tertuang

dalam Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan

Standar Penilaian. Contohnya melihat perangkat pembelajaran sesuai

dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi dan Standar Penilaian,

mencocokkan perangkat pembelajaran dengan praktek guru mengajar

untuk melihat Standar Proses, mengamati siswa yang diajar, mengamati

metode, proses pembelajaran dan keberhasilan siswa saat itu,

menyampaikan kelebihan dan kekurangnnya untuk diperbaiki,

memeberikan pengarahan saran yang lebih manfaat untuk hari-hari

berikutnya.

Pengawas memberikan motivasi kepada guru PAI dengan kata-kata

(47)

sebaikbaiknya”, “guru adalah teladan”, “guru PAI merupakan contoh guru

teledan bagi guru-guru yang lain”, “ikutilah petunjuk dan pengarahan dari

bapak kepala sekolah”, “pandi-pandailah bekerja sama dengan guru lain di

sekolah”, “untuk meningkatkan prestasi selalu belajarlah dengan ilmu

pengetahuan yang berkembang”.4 1

Cara yang dilakukan untuk melakukan supervisi akademik adalah

melakukan pertemuan rutin melalui MGMP PAI, mengadakan rapat

dengan guru,

membicarakan proses pembelajaran dan upaya cara meningkatkan profesi

guru,

saling memberi masukan mengenai topik tertentu misalnya mengenai

kurikulum

2013 dan pelaksanaan PTK. Para Guru PAI saling tukar pikiran mengenai

permasalahan yang terjadi di sekolah masing-masing.

Cara yang dilakukan pengawas dalam melakukan pemantauan

dengan kunjungan ke sekolah, menemui kepala sekolah, memberitahukan

bahwa akan mengadakan supervisi terhadap guru PAI, menyampaikan

hal-hal yang akan disupervisi, menanyakan bagaimana guru PAI di sekolah

mengenai kekurangan dan kelebihannya, menemui Guru PAI, mengadakan

pembinaan mengenai kesulitan dalam menerapkan Standar Kompetensi

Lulusan, Satndar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian, melakukan

observasi pembelajaran, mendiskusikan hasil observasi pembelajaran,

(48)

memberikan masukan dan arahan, meminta bukti kepada sekolah bahwa

telah melakukan supervisi akademik.4 2

Para Guru saling memberikan masukan terhadap permasalahan yang

ada. Pengawas juga memberikan masukan atau saran terhadap masalah

yang ada. Melakukan observasi pembelajaran pada saat guru mengajar.

Tapi sebelumnya pengawas memberitahu kepada Guru PAI bahwa akan

mengadakan observasi pembelajaran. Pengawas mencocokkan antara

perangkat pembelajaran dengan praktek pembelajaran, mengamati proses

pembelajaran dari kegiatan awal, inti dan penutup, mengamati Guru PAI

dalam melakukan penilaian, mengamati respon peserta didik. Sebelum

melakukan observasi pembelajaran, pengawas melakukan percakapan

dengan Guru PAI mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan.4

Setelah melaksanakan proses pembelajaran, pengawas juga

melakukan percakapan kembali dengan Guru PAI untuk membahas

tentang keluhan atau kekurangan ketika mengajar, pengawas mengatakan

kelebihan dan kekurangan Guru. Pengawas memberikan saran agar yang

sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang agar diperbaiki.

Guru juga diminta untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan. Guru mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan proses

pembelajaran.4 4

(49)

Dalam melakukan penilaian kinerja guru ada beberapa aspek yang

dinilai antara lain perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

penilaian pembelajaran dan pembimbingan terhadap peserta didik

menggunakan instrument yang telah di tetapkan. Kegiatan tindak lanjut

yang dilakukan pengawas PAI meliputi Guru diminta melengkapi

kekurangan mengenai Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi

Lulusan dan Standar Penilaian, memberikan saran yang dipandang perlu

untuk perbaikan, melakukan pembimbingan melalui MGMP PAI,

memberikan motivasi semangat dalam mengajar, mendorong semangat

untuk selalu belajar.

Faktor pendukung diadakannya supervisi akademik adalah kepala

sekolah yang bersikap kooperatif. Kepala sekolah yang kooperatif akan

memudahkan pengawas dalam melakukan supervisi. Jika kepala sekolah

dapat diajak kerjasama dalam meningkatkan profesionalisme Guru PAI

maka supervisi akademik akan berjalan secara maksimal. Guru PAI yang

bersikap kooperatif. Apabila Guru yang di supervisi memahami makna

supervisi yang dilakukan pengawas maka mereka akan mudah diajak

bekerjasama dalam peningkatan profesionalismenya.4 5

Dengan demikian proses supervisi akademik akan berjalan dengan

lancar. Pemberitahuan kepada guru sebelum di supervisi. Dengan

memberitahu Guru PAI sebelum melakukan supervisi maka Guru dapat

menentukan waktu yang tepat. Guru juga akan melakukan perisiapan yang

(50)

matang sehingga supervisi dapat berjalan secara maksimal. Adanya

perkembangan teknologi maka mudah untuk komunikasi (HP) dan mudah

membuat perangkat pembelajaran. Dengan adanya perkembangan

teknologi komunikasi seperti hp dan email memudahkan proses supervise

akademik. Informasi yang dibutuhkan dengan cepat dapat diterima oleh

pengawas. Perkembangan teknologi computer juga memudahkan Guru

dalam membuat perangkat pembelajaran.

Sedangkan faktor penghambat supervisi akademik adalah Jumlah

Guru binaan yang terlau banyak. Pengawas melakukan supervisi terhadap

banyak guru yaitu berjumlah 115 guru. Dengan banyaknya Guru binaan

maka supervisi yang dilakuakn tidak akan maksimal. Terdapat Guru yang

belum menguasai teknologi komputer. Perkembangan teknologi menuntut

penggunanya agar selalu berkembang. Komputer digunakan sebagai

sarana dalam meningkatkan profesionalisme sehingga enghasilkan

supervisi akademik yang maksimal.4 6

Dengan tidak dapatnya Guru mengoperasikan computer maka akan

menghambat proses supervisi. Sulitnya mengatur waktu supervisi karena

pengawas dan guru mempunyai kepentingan dinas yang lain.4 Dalam 7

melakukan supervisi perlu adanya kesepakatan waktu antara pengawas dan

guru. Tetapi terkadang ada kepentingan lain yang menghalanginya seperti

adanya diklat atau di sekolah sedang ada kegiatan lain.

(51)

2. Peran Pengawas PAI dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo di Kabupaten Demak

Program kerja dan rencana kegiatan Kelompok Kerja Pengawas

(POKJAWAS) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak

sebagaimana visi misi keberadaan pengawas diharapkan lebih

meningkatkan koordinasi dan keterpaduan dalam pelaksanaan kurikulum

2013 guna mencapai efektifitas dan efesiensi penggunaan setiap sumber

daya dan potensi yang ada. Hal tersebut juga nampak pada semakin

mantapnya pelaksanaan pembinaan pembelajaran dan pembinaan

keagamaan dari tingkat RA/BA sampai tingkat menengah termasuk

pendidikan luar sekolah sebagai penjabaran Undang-undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional.

Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) mengupayakan

kualitas pendidikan tingkat RA/BA/TK, MI/SD, MTs/SMP dan MA/SMA

sejajar dengan sekolah umum. Pengawas juga harus selalu memacu dan

memotivasi tentang wawasan dan pengetahuannya agar tidak ketinggalan

dengan perkembangan pendidikan yang semakin mengglobal.

Berdasarkan wawancara penulis dengan pengawas diperoleh data

bahwa pada umumnya PPAI melakukan penilaian dan pembinaan dengan

melaksanakan bentuk kepengawasannya baik akademik maupun

(52)

melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kenerja kepala

sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah. Kedua, melakukan

evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta

pengembangannya. Ketiga, melakukan penilaian terhadap proses dan hasil

program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder

sekolah.

Pengawasan di sekolah dilakukan melalui pembinaan, penilaian,

dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses, sampai

dengan hasil. Pengawas memberikan bimbingan dan bantuan yang

diberikan kepada kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah.

Pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di sekolah ini

tujuannya untuk meningkatkan kinerja sekolah.

Pengawasan juga dilakukan dengan membina dan membantu guru

dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas

hasil belajar peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Pembinaan

dan pengembangan kemampuan profesional atau kinerja guru yang

dilakukan oleh pengawas dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan

bimbingan di sekolah. Pengawas juga membantu guru melalui bimbingan

yakni dalam merencanakan kegiatan pembelajaran hingga menilai proses

dan hasil pembelajaran. Selanjutnya, guru memanfaatkan hasil penilaian

untuk peningkatan layanan pembelajaran dan memberikan bimbingan

mengenai metode, strategi, teknik, model, pendekatan dan lainnya yang

(53)

D. Pengembangan Kurikulum 2013 pada SDN Bintoro dan SDN Bolo Kabupaten Demak

Kurikulum memiliki prinsip-prinsip yang selalu berkaitan dengan

dinamika pendidikan yang berkembang. Mata pelajaran pada kurikulum 2013

yang menjadi beban siswa dan dijadikan pengalaman belajar melalui

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas untuk tingkat lanjutan pertama

adalah 10 mata pelajaran dengan masing-masing alokasi jam pelajaran 38 jam

dalam satu minggu.

Hal yang menarik dari sosialisasi kurikulum 2013 dan menjadi faktor

pendukung adalah sosialisasi yang dilakukan pada tingkat satuan pendidikan

bekerjasama dengan MGMP. Semangat kebersamaan untuk menerapkan

kurikulum 2013 dan saling tukar menukar informasi yang dikembangkan oleh

madrasah melalui KKM maupun MGMP nampaknya menjadi strategi

tersendiri bagi madrasah untuk memperoleh pemahaman tentang kurikulum

2013 bukan hanya pada tataran teoritis melainkan juga pada tataran praktis.4

Dalam pengembangan kurikulum 2013 di SDN Bintoro dan SDN Bolo

Kabupaten Demak kegiatan supervisi dan pembinaan dari pengawas PAI.

Keberadaan pengawas PAI sangat membantu guru dalam meningkatkan

kompetensinya terutama sekali dalam hal-hal baru yang diterapakan dalam

sistem pendidikan nasional. Dalam tataran struktural dan ideal pengawas tentu

lebih dahulu memperoleh informasi tentang pembaharuan-penbaharuan dalam

(54)

sistem pendidikan. Dengan demikian pengawas berkewajiban melakukan

pembinaan terhadap guru yang berada dalam wilayah pembinaannya.4 9

Sejalan dengan konsep dasar dan prinsip-prinsip pembelajaran

tersebut, pembelajaran pada Kurikulum 2013 di SDN Bintoro dan SDN Bolo

Kabupaten Demak menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan

berbasis proses keilmuan. Dalam panduan materi pelatihan Implementasi

Kurikulum 2013 tahun 2016 dinyatakan bahwa pendekatan saintifik dapat

menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.5 Selain itu 0

dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara lain discovery

learning, project-based learning, problem-based learning, dan inquiry

learning.

Dengan demikian Kurikulum 2013 diterapkan di SDN Bintoro dan

SDN Bolo Kabupaten Demak dengan menelaah Standar Kompetensi Lulusan

(SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) secara benar. Jadi

guru perlu memetakan setiap KD terhadap KI dan SKL yang bersesuaian.5

Ketika hendak mengajar, perlu diperhatikan apa yang harus dicapai oleh

siswa. Kegiatan belajar harus diarahkan untuk membentuk siswa menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai tujuan Pendidikan

Nasional.

(55)

BAB IV

KONTRIBUSI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BIDANG SUPERVISI AKADEMIK DAN ADMINISTRASI

DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

A. Kontribusi Pengawas PAI dalam Bidang Supervisi Akademik

1. Kontribusi Pengawas PAI dalam Bidang Supervisi Akademik di SDN

Bintoro 5 Kabupaten Demak.

a. Supervisi Kurikulum

Terkait dengan Kurikulum 2013 PPAI Kecamatan Demak,

Kabupaten Demak, Bapak Zaenuri melakukan berbagai pembinaan

pada SDN Bintoro 5 Kabupaten Demak, diantaranya:

1) Pembinaan dalam Penyusunan Kurikulum

PPAI memberikan rumusan Kompetensi Inti dengan menggunakan

notasi: 1) KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk

Kompetensi Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti

pengetahuan (pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi inti

keterampilan dalam penyusunan kurikulum PAI yang berorientasi

pada tingkat penguasaan kompetensi yang ditargetkan dalam

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

(56)

PPAI memberikan pembinaan terkait pembuatan Silabus

Pembelajaran, RPP, Penentuan KKM, dan cara atau metode

mengajar yang baik serta menentukan KKO yang sesuai dengan

tahapan berfikir ranah afektif, menyiapkan perangkat penilaian

ranah afektif, dan melaksanakan penilaian secara objektif dan

proporsioal.

3) Pembinaan dalam Pengemvangan Kurikulum

Pembinaan dalam Pelaksanaan Kurikulum PPAI memberikan materi

binaan yang mencakup Kegiatan Spontan, yaitu kegiatan refleks

tanpa komando, Kegiatan Rutin, Kegiatan Terprogram, dan Diskusi

tentang kesulitan belajar.

Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) Kecamatan Demak

Kabupaten Demak, Bapak Zaenuri telah memberikan kontibusi

signifikan dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013. Hal tersebut didasarkan

atas penelitian yang dilakukan penulis di SDN Bintoro 5 Kabupaten

Demak, baik dari hasil wawancara dengan tim pengembang kurikulum

SD maupun dari pengamatan dokumen.

Berdasarkan wawancara penulis dengan warga SDN Bintoro 5

Kabupaten Demak diantaranya Bapak Kingkin Purwoko Kepala SD,

Hudarrohman Ibu Hidayah, Ibu Zuliana R, Bapak Sugiyartono, dan

Abdul Gata (TU), mereka satu suara bahwa PPAI memberikan

(57)

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Kingkin Purwoko Kepala

SDN Bintoro 5, beliau mengatakan:

“PPAI Bintoro dalam hal kurikulum kontribusinya banyak sekali, PPAI terlibat langsung dalam Penyusun Kurikulum 2013, lebih-lebih PPAI Bintoro adalah termasuk Tim Pengembang Kurikulum Sekolah (TPKM) Kementerian Agama Kabupaten Demak. PPAI tidak hanya sebatas legalisasi/pengesahan, namun memberikan saran, masukan, pembinaan, bahkan kritik dalam penyusunan kurikulum, silakan lihat di buku tamu sekolah kami, serta di daftar

hadir penyusunan kurikulum.”5 2

Wawancara dengan Ibu Istiqomah, beliau mengatakan:

“PPAI Bintoro terlibat aktif dalam Penyusun Kurikulum 2013 di SD kami, beliau tidak hanya sebatas datang dan tanda tangan, tetapi betul-betul mengoreksi, mengevaluasi dan bahkan memberikan solusi atas penyusunan kami yang kurang tepat. Banyak hasil dari tim pengembang kurikulum SD kami yang mendapat penambahan

dan pengurangan dari PPAI.”5 3

Wawancara dengan Abdul Gata (TU SDN Bintoro 5 ),

mengatakan:

“PPAI Bintoro tidak hanya terlibat dalam penyusunan saja, bahkan Kurikulum 2013 yang telah kami buat pun masih di teliti secara cermat oleh PPAI, dan itu dilakukan tidak hanya sekali, bahkan

berulang kali ketika supervisi di SD kami.”5 4

(58)

Wawancara dengan Bapak Zaenuri (PPAI Bintoro), beliau

mengatakan:

“Saya melakukan supervisi kurikulum Sekolah Dasar (SD) hampir setiap bulan berkeliling ke SD di wilayah saya, terlebih ketika awal tahun pelajaran, kami terlibat langsung dalam Penyusun Kurikulum 2013 pada masing-masing SD. Ketika supervisi kurikulum saya menggunakan instrumen yang sudah dibakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, sehingga kami tidak

mengalami kendala di lapangan.”5 5

b. Supervisi Proses Pembelajaran

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran PPAI Kecamatan

Demak Kabupaten Demak, Bapak Zaenuri melaksanakan beberapa

kegiatan, diantaranya :

1) Koordinasi program belajar mengajar, tugas-tugas berbagai

kegiatan yang berbeda-beda, keterkaiatan pelaksanaan dengan

RPP dan Penilaian serta pencapaian indikator pembelajaran dll.

2) Konsultasi masalah yang dialami guru baik secara individual

maupun secara kelompok terkait dengan mengatasi permasalahan

yang muncul dalam pelaksanaan proses pembelajaran terkait

penerapan PAIKEM-I.

3) Memimpin kelompok sejumlah guru dalam mengembangkan

kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru secara

bersama-sama. Sebagai pemimpin kelompok ia bisa

(59)

mengembangkan ketrampilan dan kiat-kiat dalam bekerja untuk

kelompok.

4) Menentukan Model Pembelajaran dengan memberikan

terobosan-terobosan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang tidak

monoton; baik di kelas maupun di luar kelas.

Pendidikan Agama Islam (PPAI) Kecamatan Demak Kabupaten

Demak, Bapak Zaenuri telah memberikan kontibusi signifikan dalam

proses pembelajaran. Hal tersebut didasarkan atas penelitian yang

dilakukan penulis di SDN Bintoro 5 dan SDN Bolo Kabupaten Demak,

baik dari hasil wawancara dengan kepala, guru maupun dari pengamatan

dokumen.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Kingkin Purwoko

Kepala SDN Bintoro 5, beliau mengatakan:

”PPAI Bintoro dalam hal pembelajaran kontribusinya sudah maksimal, PPAI terlibat langsung dalam proses pembelajaran. PPAI tidak hanya sebatas melihat sekilas proses pembelajaran, namun langsung masuk kelas untuk melakukan supervisi pembelajaran dan memberikan saran, masukan, pembinaan, bahkan kritik dalam proses pembelajaran, silakan lihat di buku tamu sekolah kami dan buku

tamu kelas.”5 6

Wawancara dengan Bapak Hudarohman, beliau mengatakan:

”PPAI Bintoro ketika akan mengadakan supervisi pembelajaran tidak memberikan informasi terlebih dahulu, akan tetapi langsung

5 Hasil wawancara dengan Kingkin Purwoko, S.Pd. M.Pd. Kepala SDN Bintoro 5, 22 6

Referensi

Dokumen terkait

Analisis terhadap data bobot relatif menunjukkan bahwa kandungan protein ransum (15 vs 19%) tidak nyata (P>0,05) berpengaruh terhadap bobot relatif segmen saluran pencernaan anak

Wilayah yang terklasifikasi sebagai KRB I yaitu di Kelurahan Jatibaru, Kelurahan Jatiwangi, dan Kelurahan Melayu (Kecamatan Asakota); Kelurahan Lewirato, Kelurahan

Ukiran Toraja ini biasanya terdapat pada tongkonan (rumah adat Toraja), alang (lumbung padi), dan erong (peti mayat).Pada motif ukiran Toraja yang mengandung beragam

KETERBATASAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Terdapat perbedaan yang signifikan

4m2/instruktur.. Perancangan SMK Pertanian & Perkebunan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan programatik. Metode deskriptif kualitatif yang dilakukan

1) Orang miskin adalah orang yang mempunyai sebagian harta untuk menutupi kebutuhannya, sedangkan fakir adalah orang yang tidak mempunyai sesuatu. 2) Kelompok fuqarâ

Evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang program SBI, sehinggakeputusan berbasis faktadapat dibuat oleh para pembuat kebijakan untuk penyesuaian

Berbeda dengan pembeli lelang yang dilakukan berdasarkan parate eksekusi (Pasal 6 jo Pasal 20 ayat 1 huruf a Undang-Undang No. 4 Talum 1996 Tentang Hak Tanggungan), apabila