• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 La

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 La"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

“ Laba atas Transaksi Antar Perusahaan-Obligasi “

Disusun Oleh: KELOMPOK 6

1) Mumin M 15-320-075 7) Erni 15-320-030

2) Febri Dian Prasetyo 15-320-010 8) Ayidil Fitrawan 15-320-019

3) Salfia 15-320-073 9) Sartinah 15-320-005

4) Sumiati A 15-320-026 10) Nuuma 15-320-035

5) Lisnawati 15-320-040 11) Hamid Badu 15-320-065

6) Susiani 15-320-044 12) Laode Adam 15-320-085

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ Laba atas Transaksi antar Perusahaan-Obligasi ” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami dan memperluas ilmu tentang bagaimana proses laba atas transaksi antar perusahaan-aktiva tetapdalam suatu perusahaan.

Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, kami secara langsung ataupun tidak langsung telah mendapatkan bantuan dari dosen pembimbing mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada ibu Rafida Bangki, S.E., M.Si.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita.

Baubau, 17 Desember 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

BAB 2 LANDASAN TEORI...3

A. Laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan...3

B. Laba Antar Perusahaan Aktiva Tetap Yang Dapat Disusutkan---7

C. Aktiva Tetap Dijual Tidak Pada Nilai Wajarnya---9

D. Persediaan Dibeli Untuk Digunakan Sebagai Aktiva Operasi...11

BAB 3 PENUTUP ...15

A. Kesimpulan ...15

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diperjual belikan di pasar surat-surat berharga. Penjualan obligasi menimbulkan hubungan antara penerbit obligasi sebagai debitur dan pembeli obligasi yang biasa disebut investor obligasi.

Suatu perusahaan sering kali memiliki instrument hutang dari perusahaan afiliasinya. Aktivitas pinjam meminjam antar perusahaan dibenarkan dengan dasar pemikiran untuk kepentingan keamanan, efisiensi, dan fleksibilitas. Walaupun masing-masing afiliasi adalah entitas hukum yang berdiri sendiri, manajemen dari induk perusahaan memiliki posisi untuk menegosiasikan semua pinjaman yang terjadi diantara perusahaan afiliasi, dan keputusan untuk meminjam dari atau meminjamkan secara langsung kepada perusahaan afiliasi benar-benar merupakan keputusan untuk mengalihkan dana diantara perusahaan afiliasi.

(5)
(6)
(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Transaksi Obligasi Antar Perusahaan

Pada saat perusahaan mengeluarkan obligasi, kewajiban obligasinya akan mencerminkan tingkat bunga pasar yang berlaku. Namun perubahan yang terjadi kemudiaan pada tingkat bunga pasar akan menciptakan perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar kewajiban tersebut. Jika tingkat bunga pasar meningkat, nilai pasar kewajiban menjadi lebih kecil dibanding nilai bukunya dan sebagai akibatnya, perusahaan penerbit seharusnya merealisasikan adanya keuntungan. Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum, keuntungan tersebut tidak diakui pada buku perusahaan penerbit. Begitu pula, apabila terjadi penurunan pada tingkat bunga pasar, akan mengakibatkan adanya kerugiaan terealisasi yang juga tidak diakui. Laba dan rugi terealisasi tapi tidak diakui ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sesuai dengan FASB Statement No. 107, “ Pengungkapan Nilai Wajar Instrumen Financial.”

Keuntungan maupum kerugian atas obligasi yang beredar dari afiliasi yang teridentifikasi namun tidak diakui ini, dapat diakui dengan cara menarik obligasi yang beredar. Induk perusahaan, yang mengatur seluruh penarikan hutang dan keputusan-keputusan lainnya bagi entitas yang dikonsolidasi, memiliki pilihan sebagai berikut :

1. Perusahaan penerbit (induk atau anak) dapat mempergunakan sumber-sumber yang ada untuk membeli dan menarik obligasinya sendiri.

(8)

untuk menarik obligasinya sendiri (pemilihan ini merupakan pembayaran retirement) dari obligasi. Keuntungan atau kerugiaan yang tidak diakui sebelumnya, dalam tiga keadaan ini diakui oleh perusahaan penerbit dan diperhitungkan dalam mengukur pendapatan bersih konsolidasi. Pilihan yang keempat mengakibatkan penarikan konstruktif. Hal ini bahwa obligasi tersebut ditarik untuk tujuan laporan konsolidasi karena investasi obligasi dan hutang obligasi dari induk perusahaan dan anak perusahaan adalah resiprokal yang harus dieliminasi dalam proses konsoliasi.

(9)

2.2 Keuntungan Dan Kerugian Konstruktif Atas Obligasi Antar Perusahaan

Apabila harga yang dibayar oleh suatu perusahaan afiliasi untuk memperoleh hutang dari pihak lainnya lebih besar dari nilai buku kewajiban (nilai nominal ditambah dengan agio yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi dan biaya penerbitan), maka terjadi kerugiaan konstruktif atas penarikan hutang. Alternatif lain, apabila harga yang dibayar lebih kecil dari nilai buku hutang tersebut, maka keuntungan konstruktiflah yang terjadi. Keuntungan atau kerugian ini disebut konstruktif karena keuntungan atau kerugian ini merupakan keuntungan atau kerugian yang direalisasi dan diakui dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, teatapi tidak dicatat dalam buku terpisah dari perusahaan-perusahaan afiliasi pada saat pembeliaan.

Keuntungan atau kerugian konstruktif atas obligasi adalah (1) keuntungan dan kerugian yang direalisasi dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan. (2) yang timbul pada saat perusahaan membeli obligasi suatu afiliasi, (3) dari entitas-entitas lainnya, (4) pada harga dari selain nilai buku obligasi tersebut. Tidak aka nada keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat pembelian obligasi perusahaan afiliasi pada nilai buku atau dari pinjam meminjam secara langsung diantara perusahaan afiliasi.

(10)

perusahaan sebesar Rp 1.000 dan untuk anak perusahaan sebesar Rp 2.000. dikenal sebagai teori nominal.

Alternatif untuk teori nilai nominal ini adalah teori keagenan, diamana afiliasi yang membeli obligasi antar perusahaan bertindak sebagai agen bagi perusahaan penerbit, berdasarkan perintah dari manajemen induk perusahaannya. Berdasarkan teori keagenan, keuntngan konstruktif sebesar Rp 3.000 dialokasikan ke anak perusahaan (perusahaan penerbit), dan pengaruh pada laporan konsolidasi sama seperti jika anak perusahaan telah membeli obligasi miliknya sendiri seharga Rp 99.000. walaupun tidak didukung oleh teori terpisah, keuntungan dan kerugian konstruktif dialokasikan ke induk perusahaan atas dasar kemanfaatan. Sehingga akuntansinya tidak menjadi rumit.

Pembukuan Penerbit Obligasi

(11)

CONTOH

Pada tanggal 1 juli 2002 PT indi menerbitkan dan menjual obligasi 10 tahun nilai nominal RP 10 miliar dengan kurs penjualan 110 di pasar primer. Penjualan obligasi pada kurs 110 menunjukkan adaanya premi sebesar 10% dari harga nominal atau Rp 11 miliar. Pencatatan pada tanggal penjualan adalah :

Kas Rp 11.000.000.000 Hutang obligasi Rp10.000.000.000 Premi obligasi Rp 1.000.000.000

Atau dapat juga di jurnal sebagai berikut :

Kas Rp 11.000.000.000

Hutang obligasi RP 11.000.000.000

(12)

Prermi Obligasi Rp 50.000.000

Beban bunga Rp 50.000.000 Atau

Hutang obligasi Rp 50.000.000

Beban bunga Rp 50.000.000

Untuk kepentingan laporan keuangan priode yang berakhir 31/12/2002 PT indi mencatat beban bunga yang harus dibayar 1 semester sebagai berikut :

Beban bunga (5% x 10 miliar) Rp 500.000.000

Hutang bunga Rp 500.000.000

Umur obligasi 10 tahun mengharuskan penerbit obligasi 10 tahun sejak tanggal penerbitan atau 1 juli 2012. Pada saat obligasi membayar hutang obligasi sebesar nilai nominalanya atau Rp 10 miliar. Amortisasi mengurangi beban bunga, sehingga total beban bunga PT indi per tahun adalah sebagai berikut :

Penerimaan bunga per tahun, 10% x Rp 100 miliar Rp 1000.000.000 Amortisasi Premi per tahun Rp (100.000.000

(13)

Pada tanggal 1 juli 2007 atau 5 Tahun dari tanggal penerbitan obligasi, premi hutang obligasi telah diamortisasi setengah dari premi pada awal penerbitan atau Rp500 juta, dengan demikian nilai buku hutang obligasi adalah :

Nilai nominal hutang obligasi Rp 10.000.000.000 Saldo premi (Rp 1 miliar - (Rp 100 juta x 5 tahun) Rp 500.000.000 Nilai buku hutang obligasi 1/7/2007 Rp 10.500.000.000

Pembukuan Investor Obligasi

Investor atau pembeli obligasi memiliki akun “ investasi dalam obligasi “ yang harus dicatat pada tanggal investasi atau pembeli obligasi terjadi, sebagia berikut :

Investasi dalam obligasi xxx

Kas xxx

Bagi investor obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar harga perolehan obligasi tersebut. Ada kalanya harga perolehan obligasi dari nilai nominal tetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Misalkan PT anta membeli 30% obligasi PT indi di pasar sekunder pada tanggal 1 juli 2007 dengan harga Rp 2,95 miliar. Pencatatan yang akan dilakukan pada PT anta adalah sebagai sebagai berikut :

Investasi dalam obligasi Rp 2.950.000

(14)

Investasi dalam obligasi memberikan pendapatan bunga bagi investor sesuai dengan nilai nominal obligasi yang dimiliki. PT anta akan mencatat penerimaan bunga per tahun Rp 300 juta (10% x 30% x Rp 10 Miliar) dalam dua kali penerimaan masing-masing Rp150 juta pada tanggal 1 juli dan 5 januari. Hak PT anta atas bunga yang diterima pada tahun 2007 adalah satu semester atau Rp150 juta karena investasi dalam obligasi pada pertengahan tahun. Pembukuan PT anta pertanggal 31 Desember 2007 mencatat piutang bunga sebagai berikut :

Piutang bunga Rp 150.000.000

Pendapatan bunga Rp 150.000.000

Selisih nilai investasi PT anta atas obligasi PT indi dengan nilai nominal pada tanggal perolehan adalah Rp50 juta dimana investasi dalam obligasi tercatat lebih kecil dari nilai nominal. Jurnal penyesuaian untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Investasi dalam obligasi Rp 5.000.000

Pendapatan bunga Rp5000.000

Penyesuaian nilai investasi Rp10 juta pertahun meningkatkan pendapatan bunga sehingga pendapatan bunga pertahun adalah sebagai berikut :

-Penerimaan bunga per tahun 10% x Rp 3 miliar Rp 300.000.000 -Penyesuaian Nilai investasi Rp 10.000.000 Total pendapatan bunga per tahun Rp 310.000.000

(15)

2.3 Dampak Keuntungan Atau Rugi Konstruktif Setelah Tahun Berjalan

Dalam kasus PT indi dan PT anta transaksi obligasi antar perusahaan akan mempengaruhi hubungan induk-anak hingga tanggal 1 juli 2012 atau saat obligasi jatuh tempo. Selama tahun tersebut pendapatan investasi dipengaruhi amortisasi untung/rugi konstruktif. Misalkan dalam tahun 2008 PT anta mengumumkan laba sebesar Rp300 juta, yakni dalam kasus penjualan down stream, sehingga perndapatan investasi adalah sebagai berikut :

Laba anak(80% x Rp 300 juta) Rp 240.000.000 Amortisasi keuntungan konstruktif RP (30.000.000 Pendapatan investasi Rp 210.00.000

Apabila yang terjadi adalah penjualan up stream, maka pendapatan investasi dihitung sebagai berikut : investasi. Jumlah keuntungan atau kerugian yang mempengaruhi pendapatan investasi induk perusahaan tergantung dari pihak penerbit atau penjual obligasi. Karena kondisi menganggap hutangnya yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau lebih tinggi.

(16)

Misalkan obligasi antar perusahaan PT indi dan PT anta adalah penjualan downstream. Dalam tahun 2007 PT anta (anak perusahaan yang sahamnya yang dikuasai 80% oleh PT indi) melaporkan laba sebesar Rp250 juta dan tidak ada selisih investasi dengan nilai buku kekayaan anak yang diperoleh, maka pendapatan investasi adalah sebagai berikut :

Laba anak(80% x Rp 250 juta) Rp 200.000.000 Keuntungan kontruktif Rp 150.000.000 Amortisasi keuntungan kontruktif (1/2 x Rp 30 juta) RP (15.000.000 Pendapatan investasi Rp 335.000.000

Apabila yang terjadi adalah penjualan upstream dimana PT indi merupakan pembeli atau investor obligasi yang diterbitkan PT anta. Maka perhitungan pendapatan investasi PT indi adalah sebagai berikut :

(17)

2.5 Obligasi Anak Perusahaan Dibeli Oleh Induk Perusahaan

Ilustrasi pada bagian ini mirip dengan ilustrasi untuk Pam dan Sue, kecuali bahwa anak perusahaan adalah afiliasi penerbit dan penarikan konstruktif obligasi mengakibatkan kerugian bagi entitas yang dikonsolidasikan.

Pro Corporation memiliki 90% kepemilikan pada saham biasa berhak suara Sky. Kepemilikan Pro pada Sky tersebut diperoleh pada nilai bukunya dengan harga Rp 9.225.000 ketika modal saham Sky sebesar Rp 10.000.000 dan saldo labanya sebesar Rp 250.000.

Pada tanggal 31 Desember 2003 Sky mempunyai obligasi dengan nilai nominal Rp 100.000, tingkat bunga 10%, yang beredar dengan disagio yang belum diamortisasi sebesar Rp 3.000. Obligasi-obligasi ini mempunyai tanggal pembayaran bunga 1 Januari dan 1 Juli dan jatuh tempo dalam waktu lima tahun, pada tanggal 1 Januari 2009.

(18)

mencerminkan pengakuan satu-per-lima kerugian konstruktif yang tidak diakui pada buku Pro dan Sky melalui amortisasi agio (buku Pro) dan amortisasi disagio (buku Sky).

Metode Ekuitas

Sky melaporkan laba bersih sebesar Rp 750.000 pada tahun 2004, dan Pro menghitung pendapatannya dari Sky sebesar Rp 459.000 sebagai berikut :

90% dari Rp 750.000 pendapatan dilaporkan oleh Sky Rp 675.000 Kurang : kerugian konstruktif sebesar Rp 300.000 x 90% (Rp 270.000) Tambah : pengakuan atas kerugian konstruktif

Sebesar Rp 60.000 x 90% Rp 54.000

Pendapatan investasi dari Sky Rp 459.000

Ayat jurnal yang dibuat oleh Pro untuk mencatat investasi pada Sky selama tahun 2004 adalah sebagai berikut :

31 Desember 2004

Investasi pada Sky (+A) Rp 675.000

Pendapatan dari Sky (R,+SE) Rp 675.000 Untuk mencatat 90% dari pendapatan yang dilaporkan Sky untuk tahun 2004

31 Desember 2004

Pendapatan dari Sky (-R,-E) Rp 270.000

Investasi pada Sky (-A) Rp 270.000

(19)

31 Desember 2004

Investasi pada Sky (+A) Rp 54.000

Pendapatan dari Sky (R,+SE) Rp 54.000

Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90% dari Rp 60.000, pengakuan bagian per bagian dari kerugian konstruktif atas obligasi Sky selama tahun 2004.

Untuk tahun-tahun selanjutnya hingga saat jatuh tempo obligasi tersebut, pendapatan Pro dari Sky dihitung dengan menambahkan Rp 54.000 setiap tahunnya pada bagian Pro atas pendapatan yang dilaporkan oleh Sky.

Saldo akun investasi Pro dan Sky pada tanggal 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 10.584.000 saldo ini sama dengan nilai buku tercatat investasi Pro pada Sky pada tanggal 1 Januari 2004 ditambah dengan pendapatan investasi dari Sky untuk tahun 2004 sebesar Rp 459.000

Investasi pada Sky, tanggal 1 Januari 2004

(20)

BAB III

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Beans, Floyd A, dkk. 2007. Akuntansi Lanjutan jilid 1. Edisi kedelapan. Jakarta: PT Indeks.

https://www.scribd.com/document/257611300/AKL-1-Laba-antarperusahaan-obligasi

http://elawatiekonomiislam.blogspot.co.id/2016/04/akuntansi-keuangan-lanjutan-1-transaksi.html

https://www.scribd.com/doc/88213670/Laba-Atas-Transaksi-Antarperusahaan-Obligasi

https://huseinal-habsy.blogspot.co.id/2011/02/transaksi-antara-perusahaan-obligasi.html

Referensi

Dokumen terkait

Ia menghitung nilai dari suatu surat berharga sebagai nilai sekarang dari arus kas bebas dengan biayay modal yang belum dibayar dengan menggunakan pinjaman ( biaya akuitas

Adalah rasio antara nilai seluruh pendapatan dan nilai kewajiban hutang yang berumur kurang dari 1 tahun.. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen hutang

AGIO SAHAM Bagian dari setoran modal yg merupakan selisih lebih antara yg dibayarkan oleh investor dengan nilai nominal saham LABA. DITAHAN Akumulasi laba/rugi yg akan

Menyetujui untuk membagikan dan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari Agio Sahamdengan ketentuan setiap pemegang 4 (empat) saham lama dengan nilai nominal Rp 1.000,- akan

 Untuk memperoleh dana, ia harus mengambil keputusan pembelanjaan, yaitu mencari dana dari pasar modal (dalam bentuk hutang maupun modal sendiri/saham) dana juga bentuk hutang

Menurut Sholeh (2018:3) “Akuntansi Keuangan adalah bidang akuntansi yang mempelajari transaksi-transaksi keuangan khusus seperti hutang (kewajiban), perubahan aset,

Apabila terjadi sebaliknya, dimana harga beli obligasi lebih tinggi dari nilai nominalnya, kelebihan tersebut harus diamortisasi secara bertahap dari

Bulgari melalui penggabungan dengan metode pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2008.. Aset dan kewajiban