PENGARUH OPTIMISME MASA DEPAN TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR (Studi Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN
Salatiga Th 2018)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
IFA DURROTIK
NIM 111-14-033
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
PENGARUH OPTIMISME MASA DEPAN TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR (Studi Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN
Salatiga Th 2018)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
IFA DURROTIK
NIM 111-14-033
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii MOTTO
Artinya “karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
viii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak Jukari dan Ibu Nafsiyah S.pd tercinta yang telah mendidik,
membimbing, memberikan kasih sayang, do‟a dan segalanya, yang
menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal shalih dan ridho Allah.
2. Kakak dan adikku tercinta, Mbak Ida Istifaizah S.pd beserta Suami, Kakak Ihsanuddin S.TP beserta Istri, A. Khoirul Umam, Ahmad Muhaimin yang selalu mendukung, mendoakan dan membantuku.
3. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku, memberi semangat, dan membantuku.
4. Sahabat-sahabat seperjuanganku Mbak Desi, Hanik, Putri, Mbak Nafik, Mbak Anis, Mbak Nonik yang telah memberikan nasehat, dukungan dan semangat yang tak ada henti-hentinya.
5. Teman-teman I-MAJAS (Ikatan Mahasiswa Jepara Salatiga) terimakasih
do‟a dan motivasinya.
6. Teman-teman PPL dan KKN posko 91 yang telah memberikan semangat terimakasih.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Optimisme Masa Depan
Pengaruhnya Terhadap Motivasi Belajar (Studi kasus Mahasiswa IAIN Salatiga
Jurusan PAI Semester 3 Th 2018”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW, Keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku dekan fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku dosen Pembimbing Akademik. 5. Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah M.Ag, selaku dosen Pembimbing Skripsi.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. ... L atar Belakang Masalah ... 1
xii
C. ... T ujuan Penelitian ... 8
D. ... M anfaat Penelitian ... 9
E. ... D efinisi Operasional ... 10
F... S istematika Penulisan ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13
A. ... L andasan Teori ... 13
1. ... P engertian optimisme masa depan ... 13
2. ... P engertian motivasi belajar ... 19
B. ... K ajian Terdahulu... 30
C. ... H ipotesis Penelitian ... 33
xiii
A. ... J enis Penelitian ... 35
B. ... L okasi dan Waktu Penelitian ... 35
C. ... P opulasi dan Sampel ... 36
D. ... V ariabel Penelitian ... 39
E. ... I nstrumen Penelitian ... 40
F... U ji Coba Instrumen Penelitian ... 43
G. ... M etode Pengumpulan Data... 46
H. ... T eknik Analisis Data ... 47
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ... 49
A. ... D eskripsi Data ... 49
xiv
C. ... P embahasan ... 72
BAB V PENUTUP ... 75
A. ... K esimpulan ... 75
B. ... S aran ... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Daftar Responden... 37
Tabel 3.2 : Indikator Optimisme Masa Depan ... 40
Tabel 3.3 : Indikator Motivasi Belajar ... 42
Tabel 3.4 : Hasil Uji Reliabilitas Optimisme ... 45
Tabel 3.5 : Hasil Uji Realibilitas Motivasi Belajar ... 46
Tabel 4.1 : Hasil Angket Variabel X (Optimisme Masa Depan) ... 53
Tabel 4.2 : Interval Optimisme Masa Depan ... 56
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Optimisme Masa Depan ... 58
Tabel 4.4 : Hasil Angket Variabel Y (Motivasi Belajar) ... 60
Tabel 4.5 : Interval Motivasi Belajar ... 63
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 65
Tabel 4.7 : Tabel Kerja Koefisien Variabel X & Y ... 66
xvi
Tabel 4.9 : Hasil Uji Korelasi Variabl X & Y... 72
DAFTAR LAMPIRAN
1. ... Dafta r Pustaka
2. ... Nota Pebimbing Skripsi
3. ... Lemb ar Konsultasi
4. ... Riwa yat Hidup Penulis
5. ... Surat Keterangan Penelitian
6. ... Dafta r Mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan PAI Semester 3
7. ... Angk et Penelitian
8. ... R Tabel (Person Product Moment)
xvii
10. ... Surat Keterangan Kegiatan
ABSTRAK
Durrotik, Ifa, 2018. “Pengaruh optimisme masa depan terhadap motivasi belajar
(Studi Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018)”. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami‟atul
Islamiyah, M.Ag.
Kata Kunci: Optimisme, Masa Depan, Motivasi Belajar.
xviii
dari laki-laki sebanyak 7 Mahasiswa dan subjek perempuan sebanyak 33 Mahasiswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan alat ukur berupa skala motivasi model Likert. Tekhnik pengumpulan data menggunakan metode angket, observasi, dan dokumentasi. Analisis data meggunakan analisis kuantitatif dan analisis uji Hepotesis.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi merupakan alasan secara sadar yang diberikan individu bagi perilakunya. Motivasi memiliki fungsi sebagai daya penggerak bagi individu untuk memberikan dorongan kearah positif dalam proses belajar.
Jika kita mengamati proses belajar mengajar dalam sebuah perguruan tinggi di IAIN Salatiga misalnya, maka pandangan itu tidak akan menghasilkan gambar output yang berkaitan atau pandangan yang sama. Dengan motivasi dan kegigihan yang dimiliki masing-masing mahasiswa, demikian pula dalam pengamatan penulis. Beragamnya kesungguhan dan ketekunan teman-teman mahasiswa menimbulkan tanda tanya tersendiri tentang variabel lain yang amat mungkin mempengaruhinya. Dengan kata lain apa sebetulnya yang mempengaruhi beberapa mahasiswa menjadi sangat tekun dan giat belajar, dan kenapa pula beberapa mahasiswa lainnya biasa-biasa saja?.
Fakta empirik inilah yang mendukung penulis untuk mengobservasi lebih jauh tentang kemungkinan adanya variabel yang mempengaruhinya, satu diantara variabel itu adalah tentang optimisme masa depan.
2
ini cukup pintar dan tanggap dalam proses pembelajaran di kampus, tetapi karena kurangnya dukungan dari keluarga (motivasi ekstrinsik) menyebabkan Optimismenya atau pandangan tentang masa depan yang baik itu sangat rendah. Keluarganya menganggap bahwa jurusan yang diambilnya di kampus akan menyulitkannya di masa depan dengan kata lain ia memiliki masa depan yang suram (Madsu) dengan jurusannya tersebut, oleh karena itu Optimismenya rendah sehingga menyebabkan ia tidak memiliki motivasi dalam belajar yang tinggi dan jarang mengikuti perkuliahan yang diambilnya di kampus. Dari fakta inilah penulis ingin lebih dalam mengkaji apa sebenarnya yang menyebabkan optimisme akan pandangannya tentang masa depan itu rendah.
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi disebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas (https://id.wikipedia.org/wiki/mahasiswa diakses pada 23 Juli 2018) menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi dituntut untuk menjadi pribadi yang serba mandiri, semua peraturan-peraturan yang ada di perguruan tinggi tidak lagi sama seperti peraturan di sekolah menengah. Mahasiswa dituntut untuk menunjukkan eksistensinya agar selalu menunjukkan bakat serta kemampuan sesuai bidangnya masing-masing dalam wadah dan organisasi yang sudah tersedia.
3
Tahun 2014, tanggal 17 Oktober 2014, IAIN Salatiga adalah Perguruan Islam Negeri yang terletak di Kota Salatiga, yang berhawa sejuk dan sangat kondusif untuk belajar menggali ilmu dan meniti karir keilmuan dan profesionalitas agar menjadi manusia berguna bagi agama, nusa dan bangsa serta mendakwahkan ilmu secara bijaksana. IAIN Salatiga berusaha memberikan mutu proses dan output pendidikan. lulusan IAIN bisa memasuki dunia kerja dan keilmuan dengan kompetensi yang tinggi dan berkarakter serta memiliki akhlak yang baik pula tentunya. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/institut_agama_islam_negeri diakses pada 23 juli 2018)
Optimisme merupakan paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal (KBBI, 2007: 801).
Optimisme memiliki dua pengertian. Pertama, optimisme adalah doktrin hidup yang mengajarkan kita untuk meyakini adanya kehidupan yang lebih baik. Kedua, optimisme berarti kecenderungan batin untuk merencanakan aksi untuk mencapai hasil yang lebih bagus. Kalau dipendekkan berarti kita meyakini adanya kehidupan yang lebih baik dan keyakinan itu kita jadikan sebagai bekal untuk meraih hasil yang lebih baik (Ubaedy, 2008: 5-6).
4
Jadi, optimisme masa depan adalah suatu dorongan yang ada pada diri seseorang yang mampu menciptakan harapan yang baik bagi seseorang tersebut untuk dilakukan kedepanya, dorongan atau energi tersebut digunakan sebagai motivasi diri untuk melaksanakan hal-hal yang bermanfaat bagi keberlangsungan hidup kedepannya dengan pandangan yang positif dengan harapan hal-hal baik yang dilakukan bersifat permanen dan pervasif tentunya.
Motivasi merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam belajar, namun seringkali sulit untuk diukur. Kemauan siswa untuk berusaha dalam belajar merupakan sebuah produk dari berbagai macam faktor, karakteristik kepribadian dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas tertentu, incentive untuk belajar, situasi dan kondisi, serta performansi guru (Esa, 2009: 11-12).
Motivasi merupakan suatu dorongan yang mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Motivasi di sini merupakan suatu alat kejiwaan untuk bertindak sebagai daya gerak atau daya dorong untuk melakukan pekerjaan (Kompri, 2015:4).
Secara spesifik JP. Chaplin menulis dalam Dictionary of
Psychology, kata motive memiliki arti “The conscious reason which the
5
Tulisan JP. Chaplin tersebut mengilhami penulis untuk menjadikan motivasi sebagai variabel Dependen dan Optimisme sebagai variabel Independen. Dengan kata lain jika kita merujuk definisi motivasi dari JP. Chaplin tersebut dimana motivasi adalah alasan secara sadar yang diberikan individu bagi perilakunya, maka Optimisme menurut penulis adalah merupakan salah satu dari the Conscious reason tersebut.
Motivasi sangat diperlukan dalam suatu proses pembelajaran, motivasi bertujuan untuk memberikan semangat dan dorongan kepada setiap pelajar untuk lebih giat lagi menggali ilmu pengetahuan, untuk itu motivasi dalam pembelajaran harus senantiasa diberikan baik oleh para pengajar ataupun motivasi yang berasal dari diri pelajar itu sendiri.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar (Dimyati, 2006:7).
Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
6
yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasan-kebisaan, ketrampilan kesangupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah (Oemar, 1990:21).
Seorang ahli psikologi pendidikan Roberth M Gagne dalam bukunnya Conditions of learning membagi kondisi perbuatan belajar menjadi dua, yaitu kondisi belajar intern dan kondisi belajar ekstern. Kondisi perbuatan belajar inter adalah kondisi yang mempengaruhi perbuata belajar yang berasal dari dalam diri anak sehingga guru tidak dapat melihat secara lahiriah apakah anak mengalami belajar atau tidak. Sedangkan proses kondisi belajar ekstern adalah unsur yang mempengaruhi perbuatan belajar yang berasal dari luar diri anak. Dalam hal ini peranan guru adalah mendorong dan memberikan pengarahan sebagai proses eksternnya untuk mempengaruhi proses intern anak. Kondisi belajar baik intern maupun ekstern sangat penting artinya dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar (Soetomo, 1993:135).
7
faktor Ekstern yang ada pada diri seseorang harus seimbang untuk memperoleh hasil belajar sesuai tujuan yang di inginkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan positif yang diberikan kepada seorang individu guna memperoleh perubahan yang positif pada dirinya dalam menggali ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran, baik pembelajaran formal maupun Non-formal.
8
Maka, penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam tentang pengaruh optimisme masa depan terhadap motivasi belajar. Harapan penulis, semoga dapat memberikan kontribusi dan manfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang tingkat motivasi belajar, terutama bagi penulis umumnya bagi pembaca.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana optimisme masa depan mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga Tahun 2018?
2. Bagaimana motivasi belajar mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga Tahun 2018?
3. Adakah pengaruh optimisme masa depan terhadap motivasi belajar mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga Tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui optimisme masa depan mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga Tahun 2018.
9
3. Untuk mengetahui pengaruh optimisme masa depan terhadap motivasi belajar mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga Jurusan Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang pengaruh optimisme masa depan terhadap motivasi belajar (Studi Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga Th 2018). Dari informasi tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara praktis dan teoritis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan keilmuan pendidikan di indonesia, tentang pengaruh optimisme masa depan terhadap motivasi belajar. 2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa
Bagi mahasiswa dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar.
b. Lembaga
Bagi lembaga penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap khasanah psikologi pendidikan.
c. Penulis
10
E. Definisi Operasional
1. Optimisme Masa Depan
Optimisme merupakan paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal (KBBI, 2007: 801).
Masa depan merupakan waktu/ saat yang akan datang (KBBI, 2007: 717).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa optimisme masa depan adalah harapan-harapan seseorang bahwa sesuatu yang baik akan terjadi di masa yang akan datang. Dan menganggap bahwa sesuatu yang buruk yang terjadi hanya bersifat sementara.
2. Motivasi Belajar
Motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai
“daya penggerakan yang telah menjadi aktif”. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sadirman, 2005:73).
Banyak teori yang mengemukakan tentang motivasi. Berikut dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa motivasi adalah
11
yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Kompri, 2015:01).
Motivasi adalah dorongan yang ada pada diri seseorang sebagai daya penggerak yang timbul baik karna faktor dari dalam maupun dari luar diri seseorang tersebut untuk melakukan perubahan berupa wujud perilaku yang mana mampu mempengaruhi dirinya dan mencapai tujuan yang ingin diraihnya.
Belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar (Baharudin dan Esa, 2007: 16).
Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Sadirman, 2012: 19-20).
12
Motivasi belajar merupakan dorongan positif bagi individu baik yang berasal dari pribadi individu itu sendiri maupun dorongan dari luar diri individu dalam proses belajar.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mempermudah dalam penyusunan tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penulisan. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah
BAB I : PENDAHULUAN, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, serta Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, yang meliputi: Landasan Teori, Kajian Terdahulu, Hipotesis Penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN, yang meliputi: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel penelitian, Instrumen Penelitian, Uji Coba Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Tekhnik Analisis Data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi hasil penelitian.
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Optimisme Masa Depan
a. Optimisme
Optimisme merupakan paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal (KBBI, 2007: 801).
Optimisme memiliki dua pengertian. Pertama, optimisme adalah doktrin hidup yang mengajarkan kita untuk meyakini adanya kehidupan yang lebih baik. Kedua, optimisme berarti kecenderungan batin untuk merencanakan aksi untuk mencapai hasil yang lebih bagus. Kalau dipendekkan berarti kita meyakini adanya kehidupan yang lebih baik dan keyakinan itu kita jadikan sebagai bekal untuk meraih hasil yang lebih baik (Ubaedy, 2008: 5-6).
14
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(Q.s Yusuf (12) 87).
1) Kenapa harus Optimis?
Dibawah ini terdapat beberapa alasan mengapa kita harus Optimis, antara lain:
Pertama, Energi Positif. Kalau bicara harapan sebatas harapan,
tentunya harapan itu tidak bisa mengubah apa-apa. Lalu untuk apa kita membutuhkan harapan (Optimisme)? Ini untuk mengeluarkan energi positif (dorongan). Untuk menciptakan langkah dan hasil yang lebih bagus dibutuhkan harapan yang baik. Memiliki harapan baik akan memunculkan energi dorongan yang lebih baik pula.
Kedua, perlawanan. Tingkat perlawanan seseorang terhadap
15
biasanya punya tingkat perlawanan yang lebih lemah, cenderung lebih mudah menyerah kepada realitas ketimbang memperjuangkannya.
Ketiga, sistem pendukung. Optimimisme juga berfungsi
sebagai sistem pendukung. Kalau kita menginginkan keberhasilan, lalu kita berfikir berhasil, punya kemauan untuk berhasil, punya sikap yang dibutuhkan untuk berhasil, dan melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk keberhasilan itu, maka logikanya kita pasti berhasil. Soal kapannya itu urusan lain (Ubaedy, 2008:6-7).
2) Cara menjadi orang yang Optimis
Menjadi orang optimis tidak mudah, tapi sulit pun tidak. Tergantung dari bagaimana kita mengelola kemauan kita sendiri. Beberapa hal yang perlu disimak diantaranya adalah: a) Memiliki sasaran hidup yang jelas
Syarat pertama agar kita tetap optimis dalam melihat masa depan adalah memiliki sasaran. Rumuskan sasaran yang jelas. Sasaran ini bisa dalam bentuk apa yang ingin kita raih atau apa yang ingin kita lakukan. Sasaran juga bisa berbentuk apa yang anda inginkan dari diri anda untuk
“menjadi” atau untuk “memiliki”.
16
Opini diri yang kuat memang tidak otomatis dapat merealisasikan tujuan-tujuan atau sasaran yang kita buat. Tetapi, untuk merealisasikan tujuan itu dibutuhkan opini-diri yang bagus. Coba saja kita membiarkan opini opini-diri yang lemah, mana mungkin kita sanggup untuk sekedar punya harapan yang optimistik?
Jhon C, Maxwell pernah berpesan: “Ketika anda mengubah
pikiran anda maka keyakinan anda akan berubah. Ketika anda mengubah keyakinan anda maka harapan anda akan berubah. Ketika anda mengubah harapan anda maka sikap anda akan berubah. Ketika anda mengubah sikap anda maka perilaku anda akan berubah. Ketika anda mengubah perilaku anda maka performansi anda akan berubah. Ketika anda mengubah kinerja anda maka hidup anda akan
berubah”
c) Memiliki pandangan hidup yang fair
17 d) Tambahlah Modal hidup
Untuk menjadi orang optimis tentu tidak cukup dengan berharap adanya hari baik, hasil yang baik, keadaan yang baik, atau masa depan yang baik. Masa depan yang baik perlu diciptakan. Untuk menciptakan ini tentu butuh modal. Modal di sini ada modal tangibel (kasat mata) seperti materi, harta, uang. Sedangkan yang kedua adalah modal
intangibel (yang tidak kelihatan) misalnya bakat yang kita
miliki, kompetensi, dan kualitas kita sebagai manusia dalam arti yang luas.
e) Temukan Model
18 f) Perkuat Keimanan
Salah satu esensi keimanan adalah adanya kesadaran bahwa
kita ini “dimiliki” (being owned) oleh tuhan. Semakin kuat
keimanan, semakin kuat juga kesadaran dan rasa kebersamaan itu. Punya kesadaran yang kuat bahwa kita ini
“dimiliki” akan membuat kita tidak mudah merasa
sendirian dalam menatap masa depan. Keimanan adalah prasyarat bagi semua usaha.
g) Bukalah Pintu Pencerahan
Bukalah pintu pencerahan selalu dan setiap saat. Tidak ada orang yang optimis sepanjang hidup. Tidak ada pula orang yang pesimis sepanjang hidup. Tidak ada bayi manusia yang lahir dan ditakdirkan untuk menjadi optimis atau pesimis. Menjadi optimis atau pesimis adalah pilihan kita sendiri. Karena berupa pilihan hidup, maka syarat mutlak yang perlu dipenuhi untuk menjadi orang yang optimis adalah selalu mengoptimiskan diri (AN. Ubaedy, 2008: 15-83).
b. Masa Depan
Masa depan merupakan waktu/ saat yang akan datang (KBBI, 2007: 717).
19
2. Pengertian Motivasi Belajar
a. Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Isbandi, 1994: 154). Jika kita melihat dalam Dictionary of Psychology, kata motive memiliki arti “The conscious reason which the individual gives for
his behavior” artinya motif atau motivasi adalah alasan secara
sadar yang diberikan individu bagi prilakunya (JP Chaplin, 1976: 326).
Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change wuthin the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reaction. Motivasi adalah suatu perubahan energi
di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik, 1992: 173).
20
mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan (Syaiful, 2011: 148).
Jadi, motivasi adalah sebuah energi yang mampu menjadikan seseorang melakukan perubahan yang positif pada dirinya baik berupa perasaan maupun perilaku yang ditimbulkannya.
1) Macam-macam Motivasi
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal
dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi
intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang
yang disebut “motivasi ekstrinsik”.
a) Motivasi Instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
21
ingin mendapat pujian. Nilai yang tinggi, atau hadiah. Dan sebagainya.
Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan sktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa mendatang.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.
b) Motivasi Ekstrinsik
22
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning
situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai
tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya (Syaiful, 2011: 149-151). 2) Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
a) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
b) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ektrinsik dalam belajar
c) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman d) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam
belajar
e) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar f) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar (Syaiful,
2011: 153-155).
3) Fungsi Motivasi dalam Belajar
23
dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar tersebut di atas, akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut.
a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan (Syaiful, 2011: 156-157).
4) Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut.
a) Memberi Angka
24
rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan labih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
b) Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/cenderamata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi. Atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang. Penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan, profesi, dan usia seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif tertentu.
c) Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar.
d) Ego-Involvement
25
mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
e) Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai semua bahan pelajaran anak didik lakukan sedini mungkin sehingga memudahkan mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan ketika pelaksanaan ulangan berlangsung, sesuai dengan interval waktu yang diberikan.
f) Mengetahui Hasil
26
untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester atau catur wulan berikutnya.
g) Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik. h) Hukuman
Meski hukuman sebagai alat reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif. i) Hasrat untuk Belajar
27
barang tentu hasilnya akan lebih baik dari pada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar.
j) Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
k) Tujuan yang Diakui
28
5) Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar a) Menggairahkan anak didik
b) Memberikan harapan realistis c) Memberikan insentif
d) Mengarahkan perilaku anak didik
6) Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri manusia
Motivasi memiliki ciri-cirinya pada manusia, motivasi yang ada dalam diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang sudah di yakini itu, dan senang mencari dan memecahkan soal-soal (Sadirman, 2012: 83).
29
Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an:
Artinya “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah
menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”.(Q.s At-Taubah (09) 40).
b. Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata
“Belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah
30
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Uno, 2003: 78-79).
Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perkembangan kepribadian (Hartati dkk, 2005: 53).
Jadi, belajar adalah usaha sadar yang di lakukan setiap individu guna memperoleh ilmu pengetahuan yang baru, belajar bisa di lakukan dimana saja baik lembaga formal maupun Non-formal.
B. Kajian Terdahulu
Telaah terhadap beberapa penelitian yang telah ada, peneliti menemukan beberapa hasil penelitian yang terkait dengan tema yang peneliti angkat, diantaranya adalah:
31
depan pada mahasiswa program Twinning di Univesitas Muhammadiyah Surakarta dengan nilai ɼ=0,0688; p=0,000 (p˂0,01).
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Setiyowati dari Universitas Negeri Semarang yang berjudul Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Hasil penelitian yang diperoleh adalah, penulis memberikan kesimpulan secara nyata motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang, terbukti dengan adanya pengambilan data dengan cara observasi, dokumentasi, angket yang kemudian diolah dengan cara silmultan. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang sebesar 29,766 sedangkan sisanya sebesar 70, 234 di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut tidak diteliti oleh peniliti karena keterbatasan waktu, kemampuan dan dana, sehingga peneliti memberikan kesempatan kepada peneliti-peneliti lain untuk menelitinya.
32
korelasi pada r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N= 44 adalah 0,297. Dan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar siswa kelas X dan XI IPS SMAN I Minggir Sleman Tahun Ajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan hasil r hitung 0,375 lebih besar dari harga koefisien korelasi pada r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N= 44 adalah 0,297.
Terdapat perbedaan diantara ketiga penelitian terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh Akhid Rifki Rohim menitik beratkan bahwasanya motivasi belajar memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap optimisme masa depan mahasiswa program twinning di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Motivasi yang tinggi dapat mempengaruhi optimisme/ pandangan masa depan yang baik. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Setiyowati menitik beratkan pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang, disini motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar para siswa, terbukti dengan adanya pengambilan data. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Rita Handayani menitik beratkan pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Geografi siswa kelas X dan XI IPS SMAN 1 minggir Sleman tahun ajaran 2009/2010 memiliki pengaruh yang signifikan pula, di tandai dengan hasil r hitung yang koefisien.
33
2018. Apakah Optimisme masa depan yang ada pada setiap mahasiswa itu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Belajar mereka. C. Hepotesis Penelitian
Hepotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hepotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, sebelum jawaban yang empirik
Sebuah peneltian hipotesis dapat dinyatakan dalam beberapa betuk.
1. Hipotesis Nol
Hipotesis Nol merupakan hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh antarvariabel sama dengan nol. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antarvariabel.
2. Hipotesis Alternatif
34
35 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode Eksperimen/kuasi, eskperimen penelitian ini bertujuan untuk melihat efek suatu perlakuan terhadap suatu hal tertentu. Perlakuan tersebut lebih disebut dengan variabel bebas (Independen). Ia tidak dipengaruhi oleh yang lain, tetapi mempengaruhi yang lain (Jelpa, 2016: 37).
Jadi seperti yang telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian kuantitatif itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, dan ditunjukkan dengan data yang valid.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
36
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu (Sugiyono, 2008: 56).
Dalam kata lain populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1996: 112).
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa PAI Semester 3 di IAIN Salatiga dengan jumlah sebanyak 402 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sebagai sampel dalam penelitian ini, adalah responden yang berjumlah 100 responden. Adapaun batasan-batasanya sesuai yang diberikan Suharsimi Arikunto bahwa apabila subyek kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua. Jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% dan 20%-25% atau lebih (Arikunto, 1996: 117).
37
Berikut merupakan data responden Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga tahun 2018 :
39
39. Responden 39 Perempuan PAI/3 40. Responden 40 Perempuan PAI/3
3. Tekhnik Pengambilan Sampel
Simple Random Sampling atau sampel acak sederhana merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel. Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah sebagai berikut.
a) Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen. b) Adanya kerangka sampel, yaitu merupakan daftar elemen-elemen
populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel (Jelpa, 2016: 23)
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek yang dijadikan hal yang diselediki dalam suatu penelitian yang memiliki berbagai variasi di dalamnya (Jelpa, 2016: 25). Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen (variabel bebas/yang mempengaruhi) adalah Optimisme Masa Depan.
2. Variabel dependen (Variabel terikat/yang dipengaruhi) Motivasi Belajar.
40
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2008: 102). Instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui pengaruh optimisme masa depan terhadap motivasi belajar pada mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga Th 2018 di adalah daftar pertanyaan dalam angket.
Dalam penelitian ini menggunakan Skala Penelitian Likert. Skala
Likert‟s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang tentang fenomena sosial (Darmawan, 2016:169).
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitiannya berupa angket untuk masing-masing variabel. Ada dua alat ukur yang akan dibuat peneliti yaitu angket Optimisme Masa Depan dan angket Motivasi Belajar, adapun insrumen (angket) yang peneliti buat adalah sebagai berikut:
TABEL 3.2
INDIKATOR OPTIMISME MASA DEPAN
Variabel Indikator Deskriptor No. Soal
Optimisme Masa Depan
Rumuskan Sasaran
Memiliki sasaran yang jelas dalam hidup untuk diraih kedepannya
1,2
41
Berfikir bahwa keberhasilan atau kegagalan merupakan suatu hal yang biasa terjadi
4 masa depan yang baik b. Memiliki kompetensi
dan kualitas diri
5,6
Menemukan Model
Menemukan seseorang yang hidupnya bisa kita contoh/diteladani
7
Memperkuat Keimanan
Yakin bahwasanya segala sesuatu yang sudah optimis perlu selalu mengoptimiskan diri kita dan
42
selalu membersihkan berbagai opini yang mengantarkan kita pada kepesimisan
TABEL 3.3
INDIKATOR MOTIVASI BELAJAR
Variabel Indikator Deskriptor No. Soal Motivasi
Belajar
Internal a. Menyediakan buku yang terkait dalam pembelajaran
b. Memiliki antusias yang tinggi dalam proses pembelajaran
c. Memiliki keinginan dalam dirinya untuk terus maju
d. Membiasakan diri untuk tepat waktu
10,11,12,13,1 4
Eksternal a. Semangat belajar karena mendapat dukungan dari orang-orang terdekat (orang-orang tua, saudara, teman,
43 gagal dan mendapatkan hukuman
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dilakukan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen tersebut sebelum digunakan untuk memperoleh data. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Relibilitas diartikan sebagai konsistensi atau keakuratan hasil ukur. Seberapa konsistensi skor yang dihasilkan tersebut sama apabila diukur pada kurun waktu yang berbeda. Realibilitas bersifat kuantitatif, berbeda dengan validitas yang dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif (Jelpa, 2016: 128).
Keberhasilan suatu penelitian akan ditentukan oleh baik tidaknya instrumen yang digunakan. Oleh karena itu angket harus di uji validitas dan realibitasnya.
44
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu istrumen (Suharsimi, 2006: 211) pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item. Yaitu megkorelasikan skor tiap butir dengan skor total menggunakan rumus korelasi Product Moment dari pearson sebagai berikut: (Sugiyono, 2012: 228).
Keterangan:
Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of Case (Jumlah sampel)
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
Untuk mengetahui validitas instrument pada penelitian ini, digunakan program SPSS16.0 forwindows.
2. Uji Reliabilitas
45
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan tekhnik ini, bila koefisien reliabilitas (r11)> 0,6. Atau dengan dibandingkan dengan r tabel (product Moment) jika nilai koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach lebih besar dari r tabel, maka dikatakan reliabel, dan sebaliknya (Guntur, 2018: 9)
Penentuan kategori dari validitas instrumen yang mengacu pada pengklasifikasian validitas adalah sebagai berikut:
0,80<r11 <=1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60<r11 <=0,80 reliabilitas tinggi 0,40<r11 <=0,60 reliabilitas sedang 0,20<r11 <=0,40 reliabilitas rendah
-1,00<=r11<=0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel) (Guilford, 1956: 145).
Berdasarkan perhitungan dengan program SPSS 16.0 maka diperoleh koefisien Alpha sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Optimisme
46
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi
Reliability Statistics
Berdasarkan hasil uji reliabilitas skala optimisme dan motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa skala optimisme dan motivasi mendekati 1,00. oleh karena itu, skala tersebut layak untuk dijadikan instrumen pada penelitian yang dilakukan.
G. Metode Pengumpulan Data
Agar penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
47 2. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud orang yang diberi tersebut bersedia memberika respon dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2006:103). Model angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.
Metode ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang Optimisme Masa Depan dan Motivasi Belajar.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang yang tertulis seperti: majalah, buku, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1998: 149). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang optimisme masa depan dan Motivasi Belajar Mahasiswa.
H. Tekhnik Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Kuantitatif
48 P = Χ 100%
Keterangan: P : Presentasi F : Frekuensi
N : Jumlah Responden (Sugiyono, 2012: 250). 2. Analisis Uji Hepotesis
Dalam anaslisis ini penulis menggadakan perhitungan lebih lanjut pada tabel distribusi frekuensi dilanjutkan dengan menguji hipotesis. Dalam analisis ini penulis menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2006: 276). Sebagai berikut:
Keterangan:
Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of Case (Jumlah sampel)
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
49 BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga
Keputusan presiden nomor 9 tahun 1987 tentag status IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya tenaga kependidikannya.
50
negeri lainnya. Alih status dari STAIN menjadi IAIN Salatiga telah dikukuhkan bedasarkan peraturan presiden (perpres) No. 143 Tahun 2014, tertanggal 17 Oktober 2014 dan peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Berdasarkan keputusan BAN-PT No. 1122/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2015, Menyatakan bahwa program studi sarjana pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga terakreditasi dengan peringkat akreditasi A berlaku selama 5 (lima) tahun sejak 31 Oktober 2015 sampai dengan 31 Oktober 2020.
2. Visi dan Misi Program Studi/Jurusan PAI IAIN Salatiga a. Visi
Menjadi agen pencetak guru pendidikan agama Islam yang profesional pada jenjang pendidikan menengah yang menjunjung nilai-nilai profesionalitas, intelektualitas dan spiritualitas.
b. Misi
1) Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas
2) Mengembangkan budaya akademik dan budaya kerja yang Islami
3) Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait.
51
5) Memberikan landasan moral yang kuat dalam pengembangan ilmu kependidikan Islam sehingga tercipta IPTEK dan IMTAQ
6) Melakukan kajian-kajian kritis terhadap fenomena kependidikan dan pengembangan teori-teori kependidikan.
3. Tujuan Program Studi/Jurusan Pendidikan Agama Islam
a. Menyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan agama Islam.
52 B. Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif tentang Optimisme Masa Depan Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018.
Untuk mengetahui data mengenai hal ini, penulis menggunakan angket yang terdiri dari 9 item pernyataan. Dan masing-masing pernyataan tersedia 4 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jawaban sangat setuju diberi Skor 4 b. Jawaban setuju diberi skor 3
c. Jawaban tidak setuju diberi skor 2 d. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
Kemudian untuk menganalisis data mengenai optimisme masa depan ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil obsevasi dalam daftar angket pada variabel optimisme masa depan.
b. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket mempersentasikan jawaban.
c. Menginterprestasikan hasil presentase jawaban responden.
53 Tabel 4.1
Hasil Angket Variabel X (Optimisme Masa Depan)
55
Σx 142 149 137 138 126 130 128 147 125 1222
Berdasarkan dari data di atas dapat diketahui skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
I = Interval
Xt = Nilai Tertinggi
Xr = Nilai Terendah
Ki = Kelas Interval (tinggi, sedang, rendah)
56 Tabel 4.2
Interval Optimisme Masa Depan
No Tingkatan Variabel X Nilai Interval Jumlah Mahasiswa
1. Sangat Tinggi 35-36 4
2. Tinggi 33-34 5
3. Sedang 30-32 13
4. Rendah 27-29 18
Jumlah 40
Setelah diketahui beberapa banyak mahasiswa yang berada pada kategori sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Kemudian dicari presentase masing-masing kategori dengan rumus sebagai berikut:
P = Χ 100%
Keterangan:
P : Presentasi
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
57
a. Prosentase Optimisme Masa Depan interval 35-36 adalah:
P = X 100
P = X 100
P = 10%
b. Prosentase Optimisme Masa Depan Interval 33-34 adalah: P = X 100
P = X 100
P = 12,5 %
c. Prosentase Optimisme Masa Depan Interval 30-32 adalah: P = X 100
P = X 100
P = 32,5 %
d. Prosentase Optimisme Masa Depan Interval 27-29 adalah: P = X 100
P = X 100
58 Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Optimisme Masa Depan
No Tingkatan Variabel X Nilai Interval
Jumlah Prosentase
1. Sangat Tinggi 35-36 4 10 %
2. Tinggi 33-34 5 12,5 %
3. Sedang 30-32 13 32,5 %
4. Rendah 27-29 18 45 %
Jumlah 40 100
59
2. Analisis Data Kuantitatif tentang Motivasi Belajar Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018
Untuk mengentahui data mengenai hal ini, penulis menggunakan angket yang terdiri dari 9 item pernyataan. Dan masing-masing pernyataan tersedia 4 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jawaban sangat setuju diberi Skor 4 b. Jawaban setuju diberi skor 3
c. Jawaban tidak setuju diberi skor 2 d. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
Kemudian untuk menganalisis data mengenai motivasi belajar ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil obsevasi dalam daftar angket pada variabel motivasi belajar.
b. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket mempersentasikan jawaban.
c. Menginterprestasikan hasil presentase jawaban responden.
60
Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Angket Variabel Y (Motivasi Belajar)
motivasi belajar
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah
Respon. 1 4 2 2 1 3 1 2 1 3 19
Respon.2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 28
Respon.3 3 4 4 2 3 3 4 2 2 27
Respon.4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
Respon.5 2 4 3 2 3 3 4 2 3 26
Respon.6 2 3 3 3 4 2 4 4 2 27
Respon.7 3 3 4 4 3 4 4 4 4 33
Respon.8 3 3 4 4 3 3 4 3 4 31
Respon.9 4 4 4 4 3 4 4 2 3 32
Respon.10 2 3 3 2 3 3 3 2 3 24
Respon.11 3 3 4 3 3 3 3 3 3 28
Respon.12 3 3 3 3 3 3 3 2 4 27
Respon.13 3 2 3 3 2 3 3 2 3 24
Respon.14 3 3 3 3 3 3 3 2 3 26
62
Respon.38 4 4 4 4 4 4 4 2 3 33
Respon.39 3 3 4 3 3 3 3 2 3 27
Respon.40 3 3 4 3 3 3 3 2 3 27
Σy 121 130 142 129 125 133 142 98 126 1146
Berdasarkan dari data di atas dapat diketahui skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
I = Interval
Xt = Nilai Tertinggi
Xr = Nilai Terendah
Ki = Kelas Interval (tinggi, sedang, rendah)
63 Tabel 4.5
Interval Motivasi Belajar
No Tingkatan Variabel Y Perbandingan Jumlah
1. Sangat tinggi 33-36 6
2. Tinggi 29-32 11
3. Sedang 24-28 22
4. Rendah 19-23 1
Jumlah 40
Setelah diketahui berapa banyak mahasiswa yang berada pada kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dicari Prosentase masing-masing kategori dengan rumus sebagai berikut:
P = Χ 100%
Keterangan:
P : Presentasi
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
64
a. Prosentase Motivasi Belajar Interval 33-36 adalah:
P = X 100
P = X 100
P = 15%
b. Prosentase Motivasi Belajar Interval 29-32 adalah: P = X 100
P = X 100
P = 27,5 %
c. Prosentase Motivasi Belajar Interval 24-28 adalah: P = X 100
P = X 100
P = 55 %
d. Prosentase Motivasi Belajar Interval 19-23 adalah: P = X 100
P = X 100
65 Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar
No Skala Perbandingan Jumlah Prosentase
1. Sangat Tinggi 33-36 6 15 %
2. Tinggi 29-32 11 27,5 %
3. Sedang 24-28 22 55 %
4. Rendah 19-23 1 2,5 %
Jumlah 40 100
Berdasarkan perhitungan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Motivasi Belajar Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018 pada umumnya dalam kondisi sedang. Terbukti 55% dari 40 Mahasiswa yaitu 22 Mahasiswa dalam kondisi sedang, kemudian 27,5% dari 40 Mahasiswa yaitu 11 Mahasiswa dalam kondisi tinggi, sedangkan 15% dari 40 Mahasiswa yaitu 6 Mahasiswa dalam kondisi sangat tinggi,dan 2,5% dari 40 Mahasiswa yaitu 1 Mahasiswa dalam kondisi rendah Motivasi Belajarnya.
66
Tabel kerja untuk mencantumkan koefisien antara variabel X (Optimisme Masa Depan) dan Variabel Y (Motivasi Belajar), sebagai berikut:
Tabel 4.7
Tabel Kerja Koefisien Variabel X dan Variabel Y
X Y x2 y2 Xy
29 19 841 361 551
27 28 729 784 756
32 27 1024 729 864
29 27 841 729 783
29 26 841 676 754
31 27 961 729 837
31 33 961 1089 1023
33 31 1089 961 1023
31 32 961 1024 992
27 24 729 576 648
27 28 729 784 756
32 27 1024 729 864
31 24 961 576 744
29 26 841 676 754
68
36 33 1296 1089 1188
29 27 841 729 783
29 27 841 729 783
1222 1146 37600 33266 35247
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh distribusi frekuensi kofisien korelasi variabel X (Optimisme Masa Depan) dan Variabel Y (Motivasi Belajar) sebagai berikut:
N = 40
ΣX = 1222
ΣY = 1146
ΣX² = 37600
ΣY² = 33266
ΣXY = 35247
Untuk mengetahui korelasi antara variabel X (Optimisme Masa Depan) terhadap variabel Y(Motivasi Belajar), maka variabel X dan Y dimasukkan dalam rumus Product moment sebagai berikut:
Keterangan:
Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of Case (Jumlah sampel)
69
∑X : Jumlah seluruh skor X
ΣY : Jumlah seluruh skor Y
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, nilai-nilai yang diperoleh pada analisa pendahuluan dimasukkan ke dalam rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
Interpretasi output:
Pada uji ini responden sebanyak 40 orang dengan taraf signifikansi 5%, sehingga diperoleh r tabel sebesar 0,320, sehingga kesimpulannya sebagai berikut (Guntur, 2018: 7).
70
Item no3, r hit: 0,602> 0,320, maka item no3 dinyatakan valid Item no4, r hit: 0,464> 0,320, maka item no4 dinyatakan valid Item no5, r hit: 0,505> 0,320, maka item no5 dinyatakan valid Item no6, r hit: 0,537> 0,320, maka item no6 dinyatakan valid Item no7, r hit: 0,446> 0,320, maka item no7 dinyatakan valid Item no8, r hit: 0,440> 0,320, maka item no8 dinyatakan valid Item no9, r hit: 0,568> 0,320, maka item no9 dinyatakan valid
Item no10, r hit: 0,296< 0,320, maka item no10 dinyatakan tidak valid
Item no11, r hit: 0,593> 0,320, maka item no11 dinyatakan valid Item no12, r hit: 0,630> 0,320, maka item no12 dinyatakan valid Item no13, r hit: 0,713> 0,320, maka item no13 dinyatakan valid Item no14, r hit: 0,378> 0,320, maka item no14 dinyatakan valid Item no15, r hit: 0,724> 0,320, maka item no15 dinyatakan valid Item no16, r hit: 0,630> 0,320, maka item no16 dinyatakan valid Item no17, r hit: 0,507> 0,320, maka item no17 dinyatakan valid Item no18, r hit: 0,421> 0,320, maka item no18 dinyatakan valid 4. Uji Hipotesis
71 Tabel 4.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
“r”
Tingkat Hubungan (Interpretasi)
0,00 - 0,200 Korelasi antara variabel X dengan Y sangat lemah/rendah, sehingga dianggap tidak ada korelasi
0,200 – 0,400 Korelasi lemah atau rendah 0,400 – 0,700 Korelasi sedang atau cukup 0,700 – 0,900 Korelasi kuat atau tinggi
0,900 – 1,000 Korelasi sangat kuat atau sangat tinggi
72
Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018 diterima. Seperti terlihat dalam tabel perhitungan SPSS 16.0 for Windows dibawah ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji Korelasi Variabel X & Y
Correlations
Optimisme Motivasi
Optimisme Pearson Correlation 1 .695**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
Motivasi Pearson Correlation .695** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dengan demikian, nilai korelasional 0,695 bernilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi optimisme masa depan yang dimiliki Mahasiswa maka semakin tinggi pula motivasi belajar Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018. Begitupun sebaliknya, semakin rendah optimisme masa depan yang dimiliki Mahasiswa maka semakin rendah pula motivasi belajar Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018.
73
1. Optimisme Masa Depan Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018
Optimisme masa depan adalah pandangan seseorang bahwa sesuatu yang baik akan terjadi dimasa yang akan datang. Dan meganggap bahwa sesuatu yang buruk yang terjadi hanya bersifat sementara. Ubaedy (2008: 15) menyatakan bahwa menjadi orang yang optimis tidak mudah, tapi sulitpun tidak. Tergantung dari bagaimana kita mengelola kemauan kita sendiri.
Berdasarkan hasil analisis diskriptif diatas, dapat diketahui bahwa Optimisme Masa Depan Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018 pada umumnya dalam kondisi rendah (45%) terletak pada interval 27-29 dengan responden sejumlah 18 orang, kategori sedang (32,5%) terletak pada interval 30-32 dengan responden 13 orang, kategori tinggi (12,5%) terletak pada interval 33-34 dengan responden 5 orang, dan kategori sangat tinggi (10%) terletak pada interval 35-36 dengan responden 4 orang.
Dari uraian diatas tentang prosentase masing-masing kategori, terlihat bahwa mayoritas responden berada pada kategori rendah yakni sebanyak 18 responden (45%) terletak pada interval 27-29. Dengan demikian optimisme masa depan Mahasiswa PAI Semester 3 IAIN Salatiga th 2018 berada pada kondisi rendah.