• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEBIJAKAN POLITIK WU ZETIAN MENURUT TEORI GEORGE C. EDWARD III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KEBIJAKAN POLITIK WU ZETIAN MENURUT TEORI GEORGE C. EDWARD III"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENURUT TEORI GEORGE C. EDWARD III

Liana, Nelly, Agustinus Sufianto

Binus University, JL Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 rosy_rinoa@yahoo.com, winter_angelszz@yahoo.com, agustlay@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to analize the political policy of Wu Zetian which is observed from the theory of a researcher named George C. Edward III. This research used qualitative method that analize the political policy of Wu Zetian in his government, the positive-negative impact of his policy and the result of the impact of the policy to his administration. The analysis was started by looking for a number of articled, books and collections of journals. After choosing and collecting all the data, then the writer examined all the collected data. The theory that the writer uses in the theory of public policy from George C. Edward III which will be linked with Wu Zetian's political policy. The result of this research showed that in Wu Zetian's government the development in agriculture was really well that made the economic development grew rapidly. The people lived in peace and prosperous and the number of the people was increasing. In addition, Wu Zetian was also firming and opening the border area. History said it with expression, "Zhen Guan Yi Feng" that made the Tang Dynasty reached its glory. (LN)

Keywords : Political Policy, Wu Zetian, Impact, Public Policy, George C. Edward III

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebijakan politik Wu Zetian ditinjau dari teori seorang peneliti bernama George C. Edward III. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka yaitu dengan menganalisis kebijakan politik Wu Zetian saat pemerintahannya, dampak positif-negatif dari kebijakannya, serta hasil dari dampak kebijakan tersebut terhadap pemerintahanya. Teori yang penulis gunakan adalah teori kebijakan publik George C. Edward III yang akan dikaitkan dengan kebijakan politik Wu Zetian. Analisa diawali dengan mencari sejumlah artikel, buku-buku dan kumpulan jurnal. Setelah memilih dan mengumpulkan data, kemudian penulis mengkaji data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa. Hasil analisa dari penelitian menunjukkan bahwa saat pemerintahan Wu Zetian perkembangan di bidang pertanian sangat baik sehingga mendatangkan perkembangan ekonomi yang pesat pula. Rakyat pun hidup dengan aman dan sejahtera, jumlah penduduk bertambah. Selain itu Wu Zetian juga memperkokoh dan membuka daerah perbatasan. Sejarah menyebutnya dengan sebutan “zhen guan yi feng” , membuat dinasti Tang mencapai puncak kejayaannya. (LN)

(2)

PENDAHULUAN

Sejak dahulu, laki-laki selalu dianggap sebagai inti dari keluarga dalam masyarakat di Tiongkok, oleh karena itu sebagian besar keluarga

di

Tiongkok menganut sistem patriakhal. Sistem patriakhal dapat dilihat secara nyata dalam kehidupan seorang wanita, yaitu ketika seorang wanita menikah dengan seorang laki-laki, maka secara otomatis wanita tersebut pindah kedalam keluarga laki-laki yang dinikahinya, bahkan marga dari perempuan berubah mengikuti marga keluarga laki-laki yang dinikahinya. Menurut Konfusius, wanita menduduki tingkatan dan posisi yang lebih rendah daripada laki-laki, dan pengabdian wanita untuk laki-laki seperti melayani suami dan keluarganya dianggap suatu hal yang paling tepat. Sehingga tidak sedikit wanita di Tiongkok yang merasa menderita dibawah sistem Konfusianisme.

Namun, pada masa dinasti Tang (618-906) kedudukan perempuan mulai naik dengan memiliki seorang kaisar perempuan untuk pertama kalinya dalam sejarah yang bernama Wu Zetian. Wu Zetian merupakan satu-satunya perempuan dalam sejarah Tiongkok yang mengangkat dirinya sebagai kaisar. Pada masa kepemimpinan Wu Zetian, kedudukan perempuan mulai mengalami perubahan seiring dengan kebijakan yang dilakukan beliau selama masa pemerintahannya yaitu dengan cara menentang kebijakan Konfusius mengenai kedudukan dan keberadaan perempuan Tiongkok, serta memberlakukan kebijakan seperti meningkatkan pendidikan bagi kaum perempuan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan beliau juga membuat dinasti Tang pada saat itu mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Oleh karena itu, penulis akan mengkaitkan kebijakan politik Wu Zetian dengan teori seorang peneliti bernama George C. Edward III. Beliau merupakan profesor ahli di bidang politik yang teorinya dapat mencerminkan kebijakan politik Wu Zetian, dimana kebijakan tersebut dapat membuat dinasti Tang sangat maju dan berkembang apabila dibandingkan dengan kepemimpinan raja-raja sebelumnya.

George C. Edward III didalam buku yang berjudul implementasi kebijakan publik menjelaskan beberapa teori kebijakan-kebijakan didalam pemerintahan agar kebijakan pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

Guo Xinyi, Ye Xiaoqiao, Xiao Yu didalam artikel Taiwan tahun 2005 menjelaskan tentang beberapa kebijakan politik Wu Zetian dan pengaruh terhadap pemerintahannya. Penulis menggunakan dampak tersebut untuk melakukan analisa yang lebih dalam lagi dan berkaitan dengan topik skripsi.

Yulia dan Yuli Suryani (2010) didalam skripsinya yang berjudul faktor keberhasilan Wu Zetian menjadi kaisar wanita menjelaskan tentang keberhasilan serta prestasi Wu Zetian saat beliau menjalankan pemerintahan yang membuat dirinya meraih kesuksesan sehingga membuat dinasti Tang mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat.

Salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan politik adalah implementasi kebijakan. Implementasi sering dianggap hanya merupakan pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh pengambil keputusan, seolah-olah tahapan ini kurang berpengaruh. Akan tetapi dalam kenyataannya, tahapan itu menjadi begitu penting karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Dengan kata lain implementasi merupakan tahap dimana suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan itu sendiri.

Rumusan masalah yang akan dibahas:

1. Apa saja kebijakan politik Wu Zetian ditinjau dari teori George C. Edward III?

2. Apa dampak positif dan negatif dari kebijakan politik Wu Zetian?

3. Apa dampak dari kebijakan yang diambil Wu Zetian terhadap pemerintahannya ? Tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Memaparkan kebijakan politik Wu Zetian yang membuat dinasti Tang dapat berkembang dengan pesat ditinjau dari teori George C. Edward III

(3)
(4)

Manfaat penulisan skripsi ini adalah:

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai kebijakan politik Wu Zetian ditinjau dari teori George C. Edward III.

2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai cara kepemimpinan Wu Zetian.

METODE PENELITIAN

Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah studi pustaka. Sumber data pada tahap awal adalah memilih sejumlah artikel, buku-buku, dan kumpulan jurnal yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Setelah memilih dan mengumpulkan data, kemudian penulis mengkaji data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa.

HASIL DAN BAHASAN

Wu Zetian adalah satu-satunyakaisarwanita dalam sejarah kekaisarandinasti Tiongkok. Lahir pada tahun 624 di Wenshui (sekarang bagian timur dari Wenshui, Provinsi Shanxi) dan meninggal pada tahun705. Pada awalnya Wu Zetian menggunakan kaisar yang ada sebagai kaisar boneka, kemudian mengambil alih total kekaisaran dan pemerintahan pada tahun690. Pada masa kepemimpinan Wu Zetian, kedudukan perempuan mulai mengalami perubahan seiring dengan kebijakan yang dilakukan beliau selama masa pemerintahannya yaitu dengan cara menentang kebijakan Konfusius mengenai kedudukan dan keberadaan perempuan Tiongkok, serta memberlakukan kebijakan seperti meningkatkan pendidikan bagi kaum perempuan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan beliau juga membuat dinasti Tang pada saat itu mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Penulis menggunakan teori George C. Edward III untuk menganalisis kebijakan politik yang dilakukan oleh Wu Zetian.

1. Wu Zetian Dalam Memanfaatkan Sumber Daya

Menurut teori George C. Edward III, sumber daya meliputi staff harus memiliki keahlian serta kemampuan yang diperlukan dalam menjalankankan tugasnya sehingga kebijakan dapat berjalan dengan baik.

Hal ini ditunjukkan oleh Wu Zetian dalam masa pemerintahannya. Di bidang politik, beliau “mencuci bersih” para menteri dan pejabat tinggi sebelumnya, dengan maksud menyingkirkan orang-orang yang tidak mendukungnya, kemudian merekrut pejabat baru melalui sistem ujian sarjana kekaisaran (Imperial Examination System) untuk mendapatkan orang yang berbakat. Selain orang-orang berbakat yang lulus ujian negara, Wu Zetian juga mengangkat orang yang mendukung Wu Zetian dalam menjalankan pemerintahannya.

Selain itu, dalam proses memberantas lawan politiknya, dengan sangat cerdik Wu Zetian mengandalkan Di Renjie, Yao Chong, Song Jing. Masing-masing dari mereka memiliki keahlian. Seperti halnya Di Renjie yang ahli dalam hal berargumen dan berlogika, Wu Zetian menggunakan kepandaiannya ini untuk menyelidiki kasus-kasus yang berusaha menggulingkan pemerintahan Wu Zetian. Yao Chong juga sangat membantu Wu Zetian dalam menangani serangan dari Khitan sehingga Wu Zetian mempromosikannya menjadi wakil menteri pertahanan. Serta Song Jing yang dikarenakan sifat jujur dan selalu bertindak benar saat di kantor sehingga Wu Zetian menghormatinya dan menjadikannya pejabat didalam biro legislatif. Selain ketiga orang tersebut Wu Zetian juga memanfaatkan pejabat tinggi lainnya yang jujur, setia, dan bertalenta sehingga masa pemerintahan Wu Zetian sangat gemilang, meneruskan kejayaan pemerintahan Kaisar Tang Taizhong.

2. Sikap Wu Zetian saat Menjalankan Pemerintahannya

Menurut teori George C. Edward III, sikap kepemimpinan yang diperlukan oleh seorang pemimpin adalah pemberian insentif kepada bawahan. Pemberian insentif adalah pemberian upah tambahan atau penghargaan, dimana ketika bawahan diberi upah tambahan atau penghargaan maka bawahan akan lebih memaksimalkan kinerja kerjanya.

(5)

Hal ini dapat dilihat dalam bidang pertanian. Wu Zetian sangat memperhatikan produksi di bidang pertanian. Ketika zaman pemerintahannya, beliau menjadikan pertanian sebagai dasar pembangunan negara. Wu Zetian banyak memberikan penghargaan bagi para pejabat yang

(6)

mendukung dan memberi penyuluhan program pertanian kepada para petani untuk mengolah tanah yang tidak terpakai menjadi tanah subur yang menghasilkan pangan yang bagus. Namun bila tanah yang diolah tidak subur dan tidak menghasilkan pangan, maka Wu Zetian tidak segan-segan memberikan hukuman kepada para pejabat. Hal ini membuat para pejabat termotivasi membangun wilayahnya menjadi wilayah-wilayah yang maju dalam bidang pertanian. Setelah perkembangan dibidang pangan, Wu Zetian memerintahkan para cendekiawan untuk menulis buku mengenai pertanian dan menyebarluaskannya.

3. Struktur Birokrasi yang Digunakan oleh Wu Zetian

Berdasarkan teori George C. Edward III, struktur birokrasi merupakan penyelenggara kebijakan yang mempengaruhi tingkat implementasi kebijakan. Dibutuhkan koordinasi yang baik antara masing-masing instansi yang terkait. Dibawah ini menunjukkan sistem birokrasi yang digunakan Wu Zetian saat menjalankan pemerintahnya.

Tabel 1 Tabel

san sheng liu bu

pada masa dinasti Tang

Tabel di atas menggambarkan struktur birokrasi pemerintahan Wu Zetian pada masa dinasti Tang. Struktur birokrasi di atas dikenal dengan sebutan sistem “san sheng liu bu” yang masing-masing mengurus bagian tugasnya.

Sistem “san sheng liu bu” ini merupakan sistem pusat yang digunakan pada masa Tiongkok kuno. Sistem “san sheng liu bu” dimulai dan dikembangkan oleh dinasti Xihan dalam jangka waktu yang panjang, dimana menteri kearsipan dibentuk oleh dinasti Donghan, menteri sekretaris beserta keenam departemen bawahnya dibentuk pada masa Samkok. Tujuan pembentukan menteri sekretaris adalah untuk membagikan dan membatasi kekuasaan menteri kearsipan. Dalam proses perkembangan sistem ini, terdapat banyak perubahan dalam pembentukan serta kekuasaan masing-masing departemen. Kemudian pada masa dinasti Sui, Sui Wendi menggabungkan kedua sistem pemerintahan yang dibentuk oleh dinasti Han dan Wei tersebut, kemudian berdirilah sistem “san sheng liu bu” , dimana sistem ini bertugas untuk mengatur kebijakan pemerintah pusat, dan meninjau pelaksanaan kebijakan pemerintah. Kelebihan dari sistem ini adalah pembagian kekuasaan menteri dan kewenangan badan pusat, di mana membagikan kekuasaan menteri ke dalam 3 bagian yang saling berkaitan. Pada saat yang bersamaan, kemudian membagikan salah satu menteri yaitu menteri kearsipan ke dalam 6

Raja Menteri Sekertariat Menteri Kearsipan Menteri Pemeriksaan Departemen Pembangunan Departemen Ritus Departemen Kependudukan Departemen Hukum Departemen Kemiliteran Departemen Personalia

(7)

departemen, yang membatasi kemunculan dan perkembangan kekuasaan separatis lokal serta mendorong pengoperasian departemen dan badan pusat dalam memperkuat kekuasaan kekaisaran. Dari san sheng terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

1.Menteri Sekertaris, tugasnya adalah mengeluarkan dekrit pemerintahan yang di bahas bersama dengan kaisar.

2.Menteri Pemeriksaan, tugasnya bertanggung jawab dalam memverifikasi kebijakan. 3.Menteri Kearsipan.

Dalam menteri kearsipan ini, terbagi menjadi enam bagian yaitu:

1.Departemen Personalia : bertanggung jawab menguji pejabat yang akan masuk didalam pemerintahan.

2.Departemen Kedudukan : mengurus masalah kependudukan dan pajak. 3.Departemen Ritus : mengurusi tentang pengelolaan upacara-upacara.

4.Departemen Kemiliteran : bertanggung jawab untuk mengurusi masalah tentara militer.

5.Departemen Hukum : mengurus dan mengelola hukuman yang akan dijalankan dan mengurus bagian hukum penuntutan.

6.Departemen Pembangunan : bertanggung jawab dibidang pembangunan.

Di dalam sistem “san sheng liu bu” ini masing-masing bagian melaksanakan tugasnya dan bekerja sama untuk meningkatkan frekuensi kinerja kerja, dan memperkuat kekuasaan kaisar. Di dalam sistem “san sheng liu bu”, menteri sekertaris mengeluarkan saran dan mengajukanusulan kebijakan untuk diperiksa oleh kaisar. Setelah kaisar menyetujuinya, kebijakan tersebut akan diberikan kepada menteri pemeriksaan untuk diperiksa kembali. Jika menteri pemeriksaan menyetujuinya, maka usulan kebijakan tersebut akan diberikan kepada menteri kearsipan untuk dilaksanakan dengan terlebih dahulu melalui penyaringan oleh departemen yang berkaitan. Namun, apabila kaisar tidak menyetujui usulan tersebut, maka akan dikembalikan ke menteri sekretaris untuk direvisi. Dengan kata lain, segala usulan kebijakan harus melewati persetujuan dari menteri sekretaris dan menteri pemeriksaan. Kemudian dari hal ini, dapat dilihat adanya keterkaitan antara instansi-instansi dalam struktur birokrasi tersebut.

4. Dampak Positif dari Kebijakan Wu Zetian

Pada masa kepemimpinan Wu Zetian tahun 652, beliau memiliki sebanyak 3,8 juta penduduk. Ketika Wu Zetian mangkat pada tahun 704, jumlah penduduk meningkat hampir dua kali lipat menjadi 6,5 juta penduduk. Dari penambahan jumlah penduduk yang begitu pesat ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemajuan di bidang pertambangan, pembangunan, keramik, dan tekstil. Namun yang terpenting adalah karena kemajuan di bidang pertanian yang sangat baik. Pada masa kepemimpinan Wu Zetian, sikap yang ditunjukkan Wu Zetian untuk meningkatkan pembangunan di bidang pertanian adalah memberikan insentif berupa penghargaan kepada pejabat yang berhasil mengolah lahan kosong menjadi tanah yang subur, sehingga membuat para pejabat termotivasi untuk mengolah lahannya dengan cara penyuluhan program pertanian dan pemberian kebutuhan pertanian yang di perlukan kepada para petani untuk mengolah tanah yang tidak terpakai menjadi tanah subur yang menghasilkan pangan yang bagus. Sejak itu, banyak lahan kosong menjadi subur, sehingga membuat penduduk tersebar secara merata di berbagai daerah.

5. Dampak Negatif dari Kebijakan Wu Zetian

Pada saat kepemimpinan Wu Zetian, beliau menggunakan sistem “juntian”. Sistem “juntian”

merupakan sistem yang sudah ada sejak zaman Bei Wei di mana negara membagikan tanah kosong kepada rakyatnya untuk diolah tanahnya menjadi tanah yang subur. Pada saat diberlakukan sistem

“juntian” secara bersamaan diadakan sensus penduduk untuk mengetahui secara akurat jumlah kepala keluarga yang bertujuan untuk memastikan alokasi lahan yang adil untuk setiap kepala keluarga. Secara tidak langsung sistem ini merupakan sistem kerja paksa karena pemerintah membagikan tanah kosong dengan tujuan agar rakyat membuat tanahnya menjadi subur. Selain itu mereka juga diharuskan untuk membayar tiga macam pajak berupa gandum, tekstil, serta barang lainnya (diao) dan tenaga dalam wujud kerja wajib bagi negara atau berdinas militer (yong). Hal ini membuat rakyat merasa terbebani oleh pajak-pajak tersebut, sehingga mengakibatkan banyak rakyat yang bermigrasi. Karena banyaknya rakyat yang bermigrasi menyebabkan ketidakstabilan penduduk di dalam masyarakat.

(8)

6. Dampak dari Kebijakan yang diambil Wu Zetian terhadap Pemerintahannya Aspek Ekonomi

Pada masa kepemimpinan Wu Zetian tahun 652, beliau memiliki sebanyak 3,8 juta penduduk. Ketika Wu Zetian mangkat pada tahun 704, jumlah penduduk meningkat hamper dua kali lipatnya menjadi 6,5 juta penduduk. Penambahan penduduk yang begitu pesat ini disebabkan oleh banyak faktor seperti perkembangan di bidang pertambangan, pembangunan, keramik, tekstil. Namun yang terpenting adalah karena perkembangan di bidang pertanian yang sangat baik sehingga mendatangkan perkembangan ekonomi yang pesat pula. Pada saat itu rakyat pun hidup dengan aman dan sejahtera.

Aspek Militer

Di dalam segi militer, Wu Zetian selalu berwaspada terhadap serangan dari luar, menjaga keamanan daerah perbatasan, memperbaiki hubungan dengan setiap negara tetangga. Wu Zetian tegas dalam memberikan penolakan serta menyerang kembali serangan dan gangguan dari bangsawan Tibet. Pada tahun 692, selama dua tahun beliau mengutus jendral Wang Xiaojie untuk mengalahkan Tibet. Setelah mengalahkan tibet, kota Anxi dikembalikan menjadi pusat kota dan mengkonsolidasikan pertahanan perbatasan Xibei, membuka jalur melalui sebuah jalan di Central Asia yaitu “jalur sutra”.

Aspek Masyarakat

Melalui kepemimpinan Wu Zetian, masyarakat Tiongkok mengalami perubahan yang sangat besar. Kekuasaan seorang kaisar mengalami peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu kedudukan sebagai pejabat bagi para bangsawan menurun, sedangkan kedudukan sebagai pejabat dari rakyat biasa mendapat perkembangan yang pesat. Terutama pejabat yang lulus dari sistem seleksi sarjana kekaisaran, kedudukan mereka lebih tinggi didalam birokrasi. Dapat dikatakan di dalam masyarakat Wu Zetian memajukan mobilitas sosialisasi di masyarakat.

Aspek Pendidikan

Pendidikan Tiongkok merupakan aspek yang sangat strategis dalam sebuah kepemimpinan di Tiongkok. Keberhasilan dalam dunia pendidikan menjadi sebuah indikator keberhasilan dan kemajuan sebuah negara, sehingga antara dunia pendidikan dengan kemajuan sebuah negara harus menjadi satu kesatuan yang seimbang. Pendidikan Tiongkok mempunyai sejarah yang panjang seiring dengan perjalanan peradaban Tiongkok yang sudah berjalan selama 2000 tahun yang lalu. Tiongkok di pimpin oleh 157 kaisar dalam pemerintahannya, namun hanya beberapa kaisar saja yang mengembangkannya dengan baik. Keberhasilan spektakuler dalam bidang pendidikan diperlihatkan kaisar seorang wanita, yaitu Wu Zetian. Pada masa ke kaisaran ini masyarakat kebanyakan adalah sastrawan dan pelukis, sehingga Wu zetian mendirikan akademi pendidikan pelukis pertama di dunia. Akademi pendidikan ini didirikan dengan tujuan agar sastrawan dan pelukis semakin dapat mengasah kemampuan mereka, sehingga pada masa dinasti Tang, banyak sastrawan dan pelukis terkenal. Terdapat kurang lebih 48.900 puisi yang dibuat oleh sekitar 2.200 penulis Tang yang masih bertahan hingga zaman modern. Salah satu sastrawan yang paling terkenal adalah Li Bai (701-762), Wang Wei (701-761), Cui Hao (704-754).

Aspek Hubungan Politik-Luar Negri

Dinasti Tang merupakan zaman keemasan hubungan internasional dengan negara-negara asing. Kemajuan budaya mereka menarik perhatian negara-negara lain di Asia, Eropa, dan bahkan sejauh Afrika. Masing-masing negara kemudian mengirimkan utusan dan pedagang mereka demi menjalin hubungan dengan dinasti Tang, yang menjadi perdangangan dan budaya. Dinasti Tang, yang menjalin hubungan dagang dengan lebih dari 70 negara yang ada pada masa itu. Guna meningkatkan kemajuan perdagangan internasional ini, pemerintah memberikan keistimewaan pajak terhadap orang asing, yang diizinkan untuk menetap di China dan menikah dengan penduduk setempat. Banyak negara asing yang mulai menyebut bangsa Tionghoa sebagai “orang Tang” suatu sebutan yang masih bertahan hingga hari ini.

(9)

Aspek Agama

Dibandingkan dengan masa pemerintahan dinasti Tang lainnya, posisi agama Buddha semasa pemerintahan Wu Zetian dapat dikatakan mengalami kemajuan yang signifikan. Ini terjadi karena dengan kekuasaan kekaisarannya, Wu Zetian mempengaruhi perkembangan agama Buddha sehingga pemeluk agama di zaman Wu Zetian mengalami perkembangan pesat. Selain itu kemajuan buddhisme pada masa Wu Zetian terlihat dari banyaknya kuil-kuil dan goa “mogao” yang ke 335 dibangun pada masa kepemimpinan Wu Zetian, bahkan pada saat itu Tiongkok telah menjadi pusat pengajaran Budhisme. Para biarawan Buddhis dari berbagai negara di Asia seperti Jepang dan Korea berdatangan ke Tiongkok untuk mempelajari ajaran Buddha. Sejumlah besar sutra Buddha diterjemahkan, selain itu juga terdapat beberapa aliran baru yang lahir dan berkembang pada masa itu yaitu aliran Vinaya (Luzong), Kosa Yogachara (Faxiang), Tantra (Mizong), dan Dhyana (Chan).

SIMPULAN DAN SARAN

Melalui pembahasan dan analisa di bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan yaitu kebijakan politik Wu Zetian telah memenuhi beberapa elemen dari teori George C. Edward III diantaranya sumber daya, sikap, dan struktur birokrasi. Dengan adanya element tersebut di dalam teori George C. Edward III dapat dikemukakan keberhasilan Wu zetian didalam menjalankan pemerintahannya. Hal ini dapat di lihat ketika zaman pemerintahan Wu Zetian banyak orang berbakat yang membantu Wu Zetian dalam menjalankan kebijakan-kebijakanya di dalam pemerintahan, sehingga meningkatkan efisiensi kinerja kerja di dalam struktur birokrasi. Penulis menganalisa dari kebijakan politik Wu Zetian yang di tinjau dari teori George C. Edward III, Wu Zetian lebih cenderung atau sebagian besar memanfaatkan sumber daya di dalam pemerintahannya. Elemen sumber daya ini menjadi bagian yang paling menonjol di dalam pemerintahan Wu Zetian. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa kebijakan politik Wu Zetian lebih cenderung ke arah dampak positif dibandingkan dampak negatif, hal ini dapat dilihat dari perkembangan perekonomian dibidang pertanian yang maju dan berkembang, sehingga pada masa pemerintahan Wu Zetian terkenal dengan kemakmuran di bidang produksi pertanian. Beberapa kemajuannya juga terlihat terhadap pemerintahannya, seperti kemajuan dari aspek ekonomi, militer, masyarakat, politik-luar negeri, dan agama. Dari berbagai aspek, kemajuan Wu Zetian lebih menunjukkan kemajuan dari aspek ekonomi. Hal ini dikarenakan Wu Zetian yang sebagian besar menggunakan sumber daya, sehingga peroduksi pertanian meningkat dan menimbulkan kemajuan dari aspek ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa dari kebijakan politik Wu Zetian, membuat dinasti Tang sangat maju dan berkembang karena kebijakannya dibandingkan dengan kepemimpinan raja-raja sebelumnya.

REFERENSI

蒙曼。蒙曼说唐:武则天(M)。桂林:广西师范大学出版社,2008 夏于全,许光宏。中华名人百传(M)。云南:云南人名出版社,2006 易中天。帝国的终结(M)。上海:复旦大学出版社,2007 历史七年级下册。北京师范大学出版社,2007 古木著。中国历代名女人之谜 [武则天后] P231。广西人民出版社,2005

(10)

Fu Chun Jiang. (2008). Chinese History. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Edward III George C. (1980). Implementing Publik Policy. Washington, D.C: Congresinal,Quartely Press. Yusin Hendri W. (2014). Sang Naga Dari Timur. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tionghoa. (2003). Wu Zetian. Diakses Mei 2015 dari

http://www.tionghoa.com/wu-zetian-E6/ADA6/E588/99E5/A4A9/

Arif, Muhamad Wilsan. (2011, 28 Mei). Intrik Politik Wanita Wu. Kompasiana [Online], halaman 43. Tersedia :http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/28/intrik-politik-wanita-wu-features-E2/80/93-43-368200.html

Women In World History Curiculum. (2013). Diakses Mei 2015 dari http://www.womeninworldhistory.com/heroine6.html

Cina Radio Internasional. (2008). Maharani didalam Sejarah. Diakses Mei 2015 dari http://malay.cri.cn/741/2008/11/21/101s91815.html

Mulyono. (2009). Model implementasi kebijakan George C. Edward III. Diakses Maret 2015 dari http://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/05/28/model-implementasi-kebijakan-george-edward-iii/

Berthouli Rosita E. (2015). Kaisar wu zetian : gambaran kekuasaan wanita pada masa Tang. Diakses April 2015 dari

Lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20157389.pdf

Arsyad. (2012). Implementasi kebijakan publik. Diakses April 2015 dari http://jurnal.stiesia.ac.id/article/download_selection_article/2/20121205013/1

RIWAYAT PENULIS

Liana lahir di kota Jakarta pada 5 November 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Sastra China pada tahun 2015.

Nelly lahir di kota Medan pada 1 Mei 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Sastra China pada tahun 2015.

Agustinus Sufianto lahir di kota Surabaya pada 3 Agu

stus

1978. Dosen Sastra China Universitas Bina

(11)

Gambar

Tabel di atas menggambarkan struktur birokrasi pemerintahan Wu Zetian pada masa dinasti Tang

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu dalam perencanaan jalan, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan jalan tersebut, seperti fungsi jalan,

dua faktor ini bergerak kehadapan secara beriringan dan bersepadu, maka ia akan meningkatkan imej korporat LZS yang akhirnya akan meningkatkan keyakinan masyarakat

Inti dari penandatanganan yang dilakukan pada 11 Oktober 2019 itu adalah terkait perjanjian pendahuluan untuk mengambil alih 20% saham divestasi Vale Indonesia

Dengan demikian, building theory melandasi penelitian ini yang digunakan untuk menjelaskan bahwa untuk perusahaan yang berhasil pulih dari kondisi perusahaan yang

proses karir bagi perempuan yang berkeluarga lebih kompleks daripada laki- laki karena perbedaan dalam sosialisasi dan kombinasi dari sikap, peran yang diharapkan, perilaku

Pada tahun 1962, mulai diupayakan secara khusus untuk mengembangkan gagasan ketahanan nasional di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD) di Bandung. Dalam

disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas