• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yaitu kerjasama antara guru kelas 4 dengan peneliti. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 34 orang, 16 anak laki-laki dan 18 anak perempuan. Rata-rata umur siswa kelas IV antara 9 samapai 10 tahun, pada umur tersebut anak pada tahap berpikir konkrit.

Keadaan sosial ekonomi orangtua siswa Kelas VI sangat beragam. Sebagian besar orangtua siswa berprofesi sebagai petani. Perhatian orang tua terhadap perkembangan belajar kurang, anak kurang dipantau dalam hasil belajar siswa disekolah dan kegiatan belajar anak ketika dirumah . Pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang berbicara dengan temannya, bermain sendiri tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelakan pelajaran, siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Hal inilah yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah khususnya pada mata pelajaran IPA.

3.2.Variabel yang akan Diteliti

Variabel penelitian tindakan kelas ini terdapat tiga variabel yaitu variabel pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) , motivasi dan hasil belajar. Rinciannya sebagai berikut:

1. Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) merupakan variabel independen atau variabel bebas. Somatic Auditory Visualization Intelectually

(SAVI) merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan semua indra yang dimiliki oleh siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam pembelajaran ini siswa akan diajak belajar secara konkrit yaitu dengan cara guru mengkondisikan pada kondisi positif, guru menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

(2)

pembelajaran, guru menjelaskan materi dengan batuan alat peraga taupun video, kemudian siswa melakukan percobaan untu menjawab pertanyaan yang diberikan guru, setelah itu siswa melakukan presentasi.Pebelajaran

Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2. Motivasi dan hasil belajar merupakan variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini.

a. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang yang dapat dipengaruhi oleh dirinya sendiri ataupun kekuatan luar yang dapat menimbulkan rasa senang sehingga merasa bersemangat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran.

b. Hasil belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang meliputi, afektif, kognitif, dan psikomotor yang merupakan hasil dari proses pembelajaran dengan menggunakan motode tertentu.

3.3.Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan model Kemmis & Me Taggart (arikunto, 2010:137) yang menggambarkan adanya empat langkah, meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi/pantulan. Di dalam penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus sampai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai sehingga motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

(3)

Gambar 3.1: Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & Mc Taggart

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanaan penelitian, yang meliputi: kapan dilaksanakan penelitian, apa saja yang akan dilakukan dalam penelitian dan hal apa saja yang dibutuhkan untuk penelitian. Setelah melakukan perencanan, kemudian peneliti melakukan kegiatan yang sudah direncanakan tersebut. Pada saat kegiatan penelitian sedang berlangsung, peneliti mengamati pada saat proses pembelajaran yang sedang berlangsung apakah proses pembelajaran berjalan dengan baik.

Setelah kegiatan proses pembelajaran berakhir dilakukan refleksi untuk mengetahui hasil proses pembelajaran, sehingga dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) pada siklus I. Apabila pada siklus I belum mencapai yang diharapkan, maka dapat dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Adapun tahapan setiap siklus dapat dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I Observasi Perencanaan Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II Pengamata n

?

(4)

1.3.1 Rencana Siklus I 1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Menyamakan persepsi antar peneliti dengan guru kelas tentang

pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

b. Menentukan SK, KD dan indikator pembelajaran berdasarkan mataeri IPA yang akan diajarkan.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Menyiapkan alat dan bahan.

e. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

f. Menyusun lembar angket untuk mengetahui motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPA

g. Menyusun soal akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa. 2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan pada tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

a. Menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. b. Mengkondisikan kelas dengan cara memperhatikan kebersihan kelas,

kerapian kelas dan cara duduk siswa.

c. Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa.

d. Melakukan apersepsi berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. e. Menyampaikan tujuan dan manfaat materi yang akan dipelajari.

f. Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajan. g. Menyampaikan materi yang dibantu dengan media video.

h. Guru menjelaskan langkah kerja yang akan dilakukan untuk percobaan. i. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

j. Siswa mendapatkan lembar kerja siswa, alat dan bahan untuk melakukan percobaan.

(5)

k. Siswa melakukan percobaan dan beriskusi untuk menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa.

l. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan secara bergantian.

m. Guru memberikan umpan balik pada kelompok yang sudah membacakan hasil diskusinya dengan memberikan pujian dan tepuk tangan.

n. Bertanya jawab dan meluruskan kesalah pahaman tentang materi yang disampaikan.

o. Guru merefleksi pembelajaran dengan mengaitan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.

p. Siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai materi yang sudah dipelajari.

q. Siswa mengerjakan soal tes formatif. 3. Tahap Pengamatan/Observasi

Tapan ini dilakukan selama penelitian berlangsung. Kepala sekolah bertindak sebagai observer. Observer mengamati jalannya pembelajaran pada siklus I untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan cara mengisi lembar aktivitas siswa dan guru.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini berkaitan dengan proses dan hasil belajar yang telah dilakkukan. Dari kegiatan yang dilakukan perlu dianalisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan atau kelemahan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus II. Berdasarkan data yang telah dianalisis tersebut maka dapat disimpulkan apakah semua kegiatan yang telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, apabila tidak sesuai maka akan di perbaiki pada siklus II.

(6)

1.3.2 Rencana Siklus II 1. Tahap Perencanaan

a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali masalah yang muncul pada siklus I

b. Membuat kembali pembelajaran siklus II dengan lebih mengembangkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pembelajaran SAVI.

c. Membuat tes evalusi siklus II. 2. Tahap Tindakan

a. Guru menyiapkan bahan ajar dan media dengan materi yang telah disusun pada RPP siklus II dengan menggunakan pembelajaran SAVI. b. Mengkondisikan kelas dengan cara memperhatikan kebersihan kelas,

kerapian kelas dan cara duduk siswa.

c. Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa.

d. Melakukan apersepsi berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. e. Menyampaikan tujuan dan manfaat materi yang akan dipelajari.

f. Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajan. g. Menyampaikan materi yang dibantu dengan media video.

h. Guru menjelaskan langkah kerja yang akan dilakukan untuk percobaan. i. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

j. Siswa mendapatkan lembar kerja siswa, alat dan bahan untuk melakukan percobaan.

k. Siswa melakukan percobaan dan beriskusi untuk menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa.

l. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan secara bergantian.

m. Guru memberikan umpan balik pada kelompok yang sudah membacakan hasil diskusinya dengan memberikan pujian dan tepuk tangan.

n. Bertanya jawab dan meluruskan kesalah pahaman tentang materi yang disampaikan.

(7)

o. Guru merefleksi pembelajaran dengan mengaitan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.

p. Siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai materi yang sudah dipelajari.

q. Siswa mengerjakan soal tes formatif. 3. Tahap Pengamatan/Observasi

a. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II mancatat temuan yang ada pada saat peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar.

b. Observer mengisi lembar observasi aktivitas siswa dan guru berdasarkan hasil pengamatan.

4. Tahap Refleksi

Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa maupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap tahapan meningkatkan motivasi serta hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi yang sudah disesuikan dengan demikian pelaksanaanya lebih optimal.

3.4.Data dan Cara Pengumpulannya 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalm penelitian ini ada tiga cara yaitu teknik observasi, angket dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa. Teknik angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

a. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa pada saat penelitian sedang berlangsung dalam menerapkan pembelajaran

Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi yang

(8)

berisikan aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap pertemuan dalam pembelajaran.

b. Angket

Teknik angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Menurut arikunto (2010:194) angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya hal-hal yang ia ketahui. Angket ini diisi oleh siswa/responden karena jawaban pada angket ini merupakan cerminan dari pengalaman yang didapat oleh siswa pada saat pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa.

c. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa atau hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Menurut Arikunto (2010:193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan untuk bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang diberikan adalah berupa pilihan ganda. Tes ini diberikan pada saat sebelum tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran menggunakan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa, pengisian lembar observasi ini dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom skor sesuai hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer.

Berikut kisi-kisi lembar observasi guru yang digunakan observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) berlangsung.

(9)

Tabel 3.1

Kisi-kisi lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Aspek Indikator No. item Jumlah

1. Pra pembelajaran a. Menyiapkan kelas , memberikan motivasi dan apersepsi

1, 2, 3, 4. 4

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Pemberian stimulus dan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pertanyaan dan pendapat 8, 11,12, 13. 4 b. Pengelolaan kelas 6, 16, 17 3 c. Penggunaan pembelajaran menggunakan model SAVI a. Aktivitas Auditory b. Aktivitas Somatic c. Aktivitas Visualization d. Aktivitas Intellectually 5, 7, 9, 10, 14, 15. 6

3. Kegiatan Akhir a. Pengambilan kesimpulan dan evaluasi pembelajaran 18, 19, 20. 3 Jumlah 20

Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas guru selama proses pembelajaran yang telah dilakukan maka kemudian disimpulkan apakah aktivitas siswa termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman pengkategorian aktivitas siswa disajikan dalam tabel berikut ini:

(10)

Tabel 3.2

Pedoman Pengkategorian Aktivitas Guru

Observer juga melakukan pengamatan pada kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran. Berikut kisi-kisi lembar observasi siswa:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek Indikator No.

Item Jumlah 1. Pra pembelajaran a. Menyiapkan kelas ,

memberikan motivasi dan apersepsi 1, 2, 3, 4. 4 2. Kegiatan Inti Pembelajaran

b. Pemberian stimulus dan

kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pertanyaan dan pendapat 8, 11,12, 13. 4 c. Pengelolaan kelas 6, 16, 17 3 d. Penggunaan pembelajaran menggunakan model SAVI 1) Aktivitas Auditory 2) Aktivitas Somatic 3) Aktivitas Visualization 4) Aktivitas Intellectually 5, 7, 9, 10, 14, 15. 6

3. Kegiatan Akhir a. Pengambilan kesimpulan dan evaluasi pembelajaran 18, 19, 20. 3 Jumlah 20

Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang telah dilakukan maka kemudian disimpulkan apakah

No Skor Kategori Keaktifan Belajar

1. ≥60 Baik

2. 40 sampai 59 Cukup

(11)

aktivitas siswa termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman pengkategorian aktivitas siswa disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Pedoman Pengkategorian Aktivitas Siswa

b. Lembar Angket

Teknik angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI).

Berikut kisi-kisi lembar angket motivasi untuk siswa kelas VI SD N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi

No. Aspek Indikator No. Item

Positif No. Item Negatif Jumlah 1. Kesungguhan dalam pembelajaran Kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran 10, 15, 17, 26 11, 18, 29 7 Melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai jadwal 24, 25 21, 30 4

2. Adanya konsistensi dalam pembelajaran Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar

1, 16, 19,

20, 22 6, 9 7

Tidak suka menunda-nunda tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh guru

3, 7 12, 14, 27 5 3. Adanya arah dalam pembelajaran Kesiapan mengikuti ulangan/tes 5, 23 4 3 Mencapai Kompetensi Dasar 2, 28 8, 13 4 Jumlah 17 13 30

No Skor Kategori Keaktifan Belajar

1. ≥60 Baik

2. 40 sampai 59 Cukup

(12)

Angket ini berisi sejumlah penyataan yang harus dijawab oleh siswa dengan dengan memilih dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan yang ada, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Menurut Arikunto (2010: 194) angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang lain.

Lembar angket yang digunakan ini berisi tentang pernyataan dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang maupun kelompok mengenai fenomena sosial. Jawaban dari setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari yang positif sampai yang negatif.

Lembar angket yang digunakan telah di uji cobakan pada siswa kelas 5 dan 6 di SD N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Responden yang dignakan untuk uji coba bukan merupakan subjek yang akan diterili. Uji coba instrumen tersebut di laksanakan pada SD N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada kelas 5 sebanyak 20 siswa dan kelas 6 sebanyak 20 siswa, jadi responden seluruhnya adalah 40 siswa.

Tabel 3.6

Skor Butir Pernyataan Dalam Skala Likert

Jawaban Positif Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

Tabel 3.7

Pengkategori Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pelajaran IPA

No Skor Kategori Motivasi

1 ≥90 Tinggi

2 60 sampai 89 Sedang

(13)

c. Lembar Tes

Instrumen butuir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan sebagai pembanding penikatan hasil belajar ketika sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan. Soal ini berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran tiap siklus, dalam penilitian dilaksanakan sampai siklus II.

Berikut kisi-kisi soal Pretes IPA, di SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 tahun Pelajaran 2013/2014:

Tabel 3.8

Kisi-kisi Soal Pretest IPA Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah 8.Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari 8.1 Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya  Menjelaskan pengertian sumber energi panas

1, 3, 4, 6, 7, 16, 17, 25. 8  Menyebutkan contoh

sember energi panas

5, 8, 9, 12, 13, 18, 20, 22, 27, 29. 10  Mendemonstrasikan adanya perpindahan panas 2, 10, 11, 14, 15, 19, 21, 23, 24, 26, 28, 30. 12 Jumlah 30

Berikut kisi-kisi sola Post Tes IPA siklus I, di SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kebupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

(14)

Tabel 3.9

Kisi-kisi Soal IPA Siklus I Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator No. Item Jumlah

8.Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari 8.1 Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya  Menbuat daftar sumber bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar. 1, 5, 8, 9, 13, 19, 20, 22, 29. 9  Menyimpulkan bahwa

bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.

3, 7, 10, 14, 15, 17, 23, 25, 26, 28. 10  Menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas. 2, 4, 6, 11, 12, 16, 18, 21, 24, 27, 30. 11 Jumlah 30

Berikut kisi-kisi sola Post Tes IPA siklus II, di SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kebupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 3.10

Kisi-kisi Soal IPA Siklus II Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator No. Item Jumlah

8.Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari 8.2 Menjelaskan bebagai energi alternatif dan cara penggunaanya  Menyebutkan sumber energi alternatif. 9, 12, 15, 18, 19. 5  Menjelaskan manfaat sumber alternatif dalam kehidupan sehari-hari. 1, 3, 7, 10, 11, 17, 21, 22, 25, 26, 27. 11  Memberikan vontoh benda-benda yang menggunakan sumber energi altenatif. 2, 4, 5, 8, 13, 14, 16, 20, 23, 29, 30. 11  Menjelaskan keuntungan dan

kerugian sumber energi alternatif.

24, 28, 6 3

(15)

Soal pretest dan posttest disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah

skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar dan salah”

dengan teknik skoring untuk jawaban benar diberi skor 1(satu) dan untuk jawaban salah diberi skor 0 (nol) (Sugiyono, 2010)

Uji instrumen berupa butir soal tes diujicobakan pada siswa kelas 5 dan 6 SD N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, siswa yang menjadi menjadi responden dalam ujicoba soal bukan merupakan subjek yang akan diteliti. Responden ujicoba pada kelas 5 terdiri dari 20 siswa dan responden uji coba pada kelas 6 terdari dari 20 siswa, jadi responden seluhnya adalan 40 siswa.

1) Uji Validitas

Menurut Friedenberg (1995) dalam Supratiknya (2012), validitas yaitu sejauh mana tes benar-benar mengukur pengetahuan atau sifat yang tepat seperti yang dimaksudkan oleh tujuan tes itu. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kreteria Sugiyono (2011:182) bahwa syarat minimal dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau kolerasi antar butir soal dengan skor total kurang dari 0,3, maka soal tersebut dianggap tidak valid. Sedangkan apabila kolerasi antara butir soal dengan skor total sama dengan atau lebiha dari 0,3, maka soal tersebut dianggap valid.

Validitas instrumen yang berupa butir soal dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan butir soal sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian yang akan dilakukan. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan batuan SSPS 16,0.

a. Validitas Angket Motivasi

Dari 30 butir pernyataan yang diujikan terdapat 29 pernyataan yang dinyatakan valid dan 1 perntayataan yang dinyatakan tidak valid kerena memiliki koefisien corrected item total correlation kurang dari 0,3.

(16)

Hasil rekapitulasi uji coba butir pernyataan pada angket motivasi dirangkum dalam tabel 3.11berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Bentuk

Instrumen

Item

Pernyataan Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 6

Total 30 Pernyataan 29 valid 1 tidak valid

b. Validitas Butir Soal Pretest

Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 20 butir soal yang dinyatakan valid dan 10 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien correctiod item total correlation kurang dari 0,3. Hasil rekapitulasi uji coba soal pretest dirangkum dalam tabel 3.12 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Validitas Soal Pretest Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 1, 6, 7, 10, 11, 13, 14, 15,16, 17, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 2, 3, 4, 5, 8, 9, 12, 18, 19, 22.

Total 30 soal pilihan ganda

20 valid 10 tidak valid

c. Validitas Butir Soal Postes Siklus I

Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 22 butir soal yang dinyatakan valid dan 8 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected item-total correlation kurang dari 0,3. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus 1 dirangkum dalam tabel 3.13.

(17)

Tabel 3.13

Hasil Uji Validitas Soal Siklus I Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 3, 4, 5, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29, 30. 1, 2, 6, 7, 8, 9, 10, 22.

Total 30 soal pilihan ganda

22 valid 8 tidak valid

d. Validitas Butir Soal Postes Siklus II

Dari 30 butir soal yang diujikan 24 butir soal dinyatakan valid karena memiliki koefisien corrected item-total correlation ≥0,3. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal postest siklus II dirangkum dalam tabel 3.14 berikut :

Tabel 3.14

Hasil Uji Validitas Soal Siklus II Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29,30. 4, 6, 10, 17, 26, 28. Total 30 soal pilihan ganda

24 valid 6 tidak valid

2) Reliabilitas

Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila mampu menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam

(18)

penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiono (2011:184 )instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabel minimal 0,6.

a. Reliabelitas Angket Motivasi

Pada uji reliabilitas angket motivasi diperoleh hasil koefisien reliabelitas sebesar 0,898. Dengan demikian pernyataan pada angket motivasi dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Hasil uji reliabelitas pernyataan pada angket motivasi dapat dilihat dalam tabel 3.15 dibawah ini:

Tabel 3.15

Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas (α)

Pilihan Pernyataan 29 0,898

b. Reliabelitas Soal Pretest

Pada uji reliabilitas pada soal pretest diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,780. Maka butir soal postest dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Hasil uji soal pretes dapat dilihat dalam tebel berikut ini:

Tabel 3.16

Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas (α)

Pilihan Ganda 20 0,780

c. Reliabelitas Soal Postest Siklus I

Pada uji reliabilitas siklus I diperoleh koefisien reliabelitas sebesar 0,897. Maka butir soal postest siklus I dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas siklus I dapat dilihat dalam tabel 3.17:

Tabel 3.17

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas (α)

(19)

d. Reliabelitas Soal Postest Siklus II

Pada uji reliabilitas siklus II dapat diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,919. Maka butir soal Postest siklus II dapat digunakan sebagai Instrumen dalam penelitian. Hasil uji reliabilias siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.18

Hasil Uji Reliabilitas Soal II

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas (α)

Pilihan Ganda 24 0,919

3) Uji Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan dalam memperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi validitas dan reliabilitas dalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud disini adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proposional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal.

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2013:141) sebagai berikut:

I = Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa

Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut: 0 - 0,30 = soal kategori sukar

0,31- 0,70 = soal kategori sedang 0,71- 1.00 = soal kategori mudah a. Taraf Kesukaran Soal Pretest

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pretest dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(20)

Tabel 3.19

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pretest

Indeks Kesukaran Nomor Soal

Mudah 17, 21, 25, 27.

Sedang 1, 6, 7, 10, 11, 13, 14,15, 16, 20, 24, 26, 28, 29, 30.

Sukar 23.

b. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus I

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal postest siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.20

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

Indeks Kesukaran Nomor Soal

Mudah 13, 15, 17, 24

Sedang 3, 4, 5, 11, 12, 14, 16, 18,19, 20, 23, 25, 27, 28, 29, 30

Sukar 21, 26

c. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus II

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal postest siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.21

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Postest Siklus II

Indeks Kesukaran Nomor Soal

Mudah 2, 8, 9, 11.

Sedang 3, 5, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29.

Sukar 1, 7, 30.

3.5. Indikator Kinerja

Indikator kinerja digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan, yang meliputi indikator proses dan indikator hasil. 1) Indikator Proses

Indikator ini digunakan untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa pada pembelajaran yang menerapkan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Pembelajaran dapat dikatakan baik jika jumlah aktivitas guru dan siswa

(21)

mencapai skor ≥60. Skor tersebut dapat dicapai apabila guru dan siswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran. 2) Indikator Hasil

Indikator hasil dilihat melalui dua aspek, yaitu motivasi dan hasil belajar siswa.

a. Motivasi belajar

Penelitian dikatakan berhasil apabila minimal 80% dari 34 siswa memiliki motivasi tinggi yaitu dengan skor ≥90

b. Hasil belajar

Penelitian dikatakan berhasil apabila minimal 80% dari 34 siswa mencapai ketuntasan belajar atau KKM ≥68 yang sudah ditentukan oleh sekolah.

3.6. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik analisis untuk data hasil tindakan. Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Observasi aktivitas guru dilakukan selama pelaksaan tindakan siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II. Observasi aktifitas guru digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Lembar observasi guru terdiri dari 20 pernyataan yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Lembar observasi aktivitas guru tersebut harus diisi oleh observer, yang bertindak sebagai observer disini adalah kepala sekolah. Dalam lembar observasi aktivitas guru tersebut observer untuk menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu skor yang telah disediakan, observer akan mengisi lembar observasi guru skor 1 (jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori kurang), 2 (jika pernyatan dilakukan guru dalam ketegori cukup), 3 (jika pernyataan yang dilakukan guru dalam kategori baik), dan 4 (jika pernyataan guru dalam ketegori sangat baik). Dalam pengisian lembar observasi aktivitas guru diisi observer pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI),

(22)

pada setiap pertemuan. Setelah pernyataan terisi semua, maka selanjutnya ditotal semua skor yang didapat guru dalam lembar observasi aktivitas guru untuk disimpulkan. Peniliti membuat 3 kategori untuk menyimpulkan skor total aktivitas guru, yakni kategori baik, cukup, dan kurang dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara:

=

= 20

Dalam hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing kategori adalah sebagi berikut:

Kurang = 20 sampai 39 Cukup = 40 sampai 59

Baik = ≥60

Dari total skor aktivitas guru,selanjutnya disimpulkan apakah masuk kedalam kategori kurang, cukup, atau baik. Peneliti menetapka pembelajaran yang dilakukan guru berhasil apabila aktivitas guru berada pada kategori baik.

Selain melakukan observasi pada aktivitas guru, penelitian observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Lembar observasi siswa ini terdiri dari 20 pernyataan, yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan penutup dan kegiatan akhir. Lembar observasi ini diisi oleh observer, observer mengisi dengan cara memberikan tanda centang pada kolom skor yang disediakan atas jawaban pernyataan yang tersesedia. Observer memberi skor 1 (jika pernyataan tersebut dilakukan oleh ≤ 24% dari seluruh siswa), 2 (jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 25-49% dari seluruh siswa), 3 (jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 50-74% dari seluruh siswa), dan 4 (jika pernyataan dilalakukan oleh 75-100% dari seluruh siswa). Setelah pelaksanaan pada masing-masing pertemuan selesai, maka peneliti menjumlah skor aktivitas siswa yang selanjutnya akan dibuat kesimpulan dari jumlah skor yang diperoleh siswa. Peneliti membuat 3 kategori untuk menyimpulkan skor total aktivitas siswa, yakni kategori baik, cukup, dan kurang dengan rentang skor yang sudah ditetapkan oleh

(23)

peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara: = = 20

Dalam hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing jategori adalah sebagi berikut:

Kurang = 20 sampai 39 Cukup = 40 sampai 59

Baik = ≥60

Dari jumlah skor yang diperoleh dari aktivitas siswa tersebut, kemudian dikumpulkan apakah aktivitas siswa termasuk ke dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Peneliti menetapkan syarat pembelajaran dikatakan berhasil salah satunya adalah apabila aktivitas siswa berada pada kategori baik.

Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian dilakukan analisis data terhadap data tindakan. Data hasil tindakan yang dimasud dalam penelitian ini adalah data mengenai angket/kuesioner motivasi dan hasil belajar siswa. Data mengenai motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA diperoleh pada prasiklus I, siklus I, dan siklus II. Peneliti melakukan penilaian terhadap motivasi belajar siswa pada masing-masing siswa dengan memberikan angket pada siswa yang terdiri dari 29 pernyataan. Dari peryataan tersbut dapat dijawab siswa dengan memberikan tanda centang pada pilihan jawaban yang sudah disediakan berdasarkan perasaan siswa terhadap mata pelajaran IPA. Siswa akan mengisi SS (jika siswa sangat sejutu dengan pernyataan yang disediakan), S (jika siswa sejutu dengan pernyataan yang disediakan), TS (jika siswa tidak sejutu dengan pernyataan yang disediakan), dan STS (jika siswa sangat tidak sejutu dengan pernyataan yang disediakan). Setelah siswa mengisi angket tersebut, kemudian dianalisis dengan memberiksn sekor pada setiap pernyataan yang telah dijawab. Apabila pernyataan tersebut positif dan siswa menjawab SS maka skor yang diberikan 4, S diberikan sekor 3, TS diberikan skor 2, dan STS maka diberi skor 1, sedangan pernyataan tersebut negatif dan siswa menjawab SS diberikan skor 1, S diberikan skor 2, ST diberikan skor 3 dan STS diberikan skor 4. Dari sekor yang didapat tersebut kemuadian dijumlah, yang kemudian digunakan

(24)

peneliti untuk disimpulkan. Peneliti membuat 3 kategori dalam untuk menarik kesimpulan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA yaitu rendah, sedang, tinggi dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara:

=

= 30

Dari hasil perhitungan diatas, maka rentang skor pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut:

Rendah = 30-59 Sedang = 60-89 Tinggi = ≥90

Dari skor total motivasi belajar masing-masing siswa, maka dapat disimpulkan apakah motivasi belajar masing-masing siswa termasung ke dalam kategori rendah, sedang, atau tinggi. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil apabila minal 80% siswa berada pada kategori motivasi belajar tinggi.

Data hasil tindakan mengenai hasil belajar siswa diperoleh pada prasiklus , siklus I, dan siklus II. Peneliti melakukan penilaia terhadap hasil belajar siswa masing-masing siswa dengan cara jika jawaban siswa benar maka diberikan skor 1 dan jika jawaban siswa salah maka diberikan skor 0. Untuk mengukur hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA prasiklus digunakan 20 soal pilihan ganda, siklus I menggunakan 22 soal pilihan ganda, dan Siklus II digunakan 24 soal pilihan ganda. Teknik penilai yang digunakan pada prasiklus jumlah skor benar dibagi 20 kali 100, pada siklus I jumlah skor benar dibagi 22 kali 100, sedangkan pada siklus II jumlah skor benar dibadi 24 dikali 100. Setelah didapatkan data mengenai hasil belajar siswa, kemudian penulis membuat tabel distribusi frekuensi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setelah itu peneliti membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas mengenai persentase ketuntasan hasil

(25)

belajar siswa, peneliti membuat diagram lingkaran hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA maka penulis melakukan analisis hasil belajar siswa dengan teknik deskriftif komparatif, yaitu dengan membandingkakan hasil belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil juka minimal 80% dari 34 siswa mencapai ketuntasan belajar (KKM=68).

Gambar

Gambar 3.1: Model  Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & Mc  Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Dari paparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Badan Narkotika Nasional (BNN) kota Kediri dengan judul “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi

Hasil penelitian Jopie (2015), harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Bengkel Gaoel Manado Town Square. Hasil penelitian ini

Dalam beberapa hari, cedera pada daerah genital, termasuk luka robek pada selaput dara dapat menyembuh, sehingga keterlambatan pemeriksaan kasus perkosaan dapat

Sutabri mengemukakan “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung

Berdasarkan uraian yang disebut dalam latar belakang masalah yang ada di Kabupaten Sukoharjo serta tinjauan kepustakaan maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Pada awal perjalanan penyakit kronis seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda Pada awal perjalanan penyakit kronis seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun pelawan dengan dosis 100 mg/ kg BB pada tikus betina setelah melahirkan

waralaba yang merupakan suatu konsep usaha yang dilakukan dengan jalan pemasaran atau pendistribusian barang atau jasa, kepada konsumen sebagai bentuk ekspansi (perluasan