• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I LATAR BELAKANG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Perkembangan karya sastra pada masa sekarang sangatlah pesat. Hal ini terbukti dari banyak karya sastra yang muncul. Semakin maraknya karya sastra pada masa sekarang sangat memacu perkembangan karya sastra seperti munculnya novel, puisi, cerpen dan drama. Semua itu merupakan hasil hak cipta dari pengarang.

Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan dari seorang pengarang. Daya imanjinasi inilah yang mampu membedakan antara karya sastra satu dengan karya sastra lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai kemampuan daya imajinasi dan kepandaian untuk mengungkapkan ke dalam bentuk tulisan yang berbeda-beda.

Karya sastra digunakan pengarang untuk menyampaikan pikirannya tentang sesuatu yang ada dalam realitas yang dihadapinya. Realitas ini merupakan salah satu alasan pengarang dalam menciptakan karyanya. Menurut Al Ma’ruf (2010:3) mengkaji karya sastra akan membantu kita menangkap makna yang terkandung di dalam pengalaman-pengalaman pengarang yang disampaikan melalui para tokoh imajinatifnya, dan memberikan cara-cara memahami segenap jenis kegiatan sosial kemasyarakatan, serta maksud yang

(2)

terkandung di dalam kegiatan-kegiatan tersebut, baik kegiatan masyarakat kita sendiri maupun masyarakat lainnya.

Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al-Ma’ruf,2009:1). Karya sastra umumnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan pengarang. Permasalahan ini dapat berupa permasalahan yang terjadi pada diri pengarang ataupun dari luar diri pengarang (realita sosial). Melalui karya sastra pengarang berusaha memaparkan suka duka kehidupan pengarang yang telah dialami. Selain itu juga, karya sastra memiliki makna yang dihasilkan dari pengamatan terhadap kehidupan yag diciptakan oleh pengarang atau sastrawan itu baik novel, cerpen, puisi, maupun drama yang berguna untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Perkembangan novel di Indonesia sekarang ini cukup pesat, terbukti dengan banyaknya novel-novel baru yang telah diterbitkan. Novel tersebut mempunyai bermacam-macam tema dan isi yang lebih banyak mengetengahkan kisah romantisme remaja pada zaman sekarang. Tema karya sastra sejak dahulu hingga sekarang banyak mengangkat tentang problem-problem sosial yang terjadi pada lingkungan hidup bermasyarakat. Novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang, dan pemusatan kehidupan yang tegas.

Novel menyajikan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata, juga mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dengan bermacam-macam masalah dalam interaksinya

(3)

dengan lingkungan dan sesamanya. Seorang pengarang berusaha semaksimal mungkin mengarahkan pembaca lewat gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang ada dalam novel tersebut.

Menurut Ratna (2009:335-336) di antara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama, genre prosalah, khususnya novel, yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang dapat dikemukakan di antaranya a) novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan yang paling luas, b) bahasa novel cenderung merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum digunakan dalam masyarakat. Oleh karena itulah, dikatakan bahwa novel merupakan genre yang paling sosiologis dan responsif sebab sangat peka terhadap fluktuasi sosiohistoris.

Novel Cinta di Ujung Sajadah sangat menarik untuk di kaji. Kelebihan dari novel ini terletak pada konflik batin yang di alami tokoh utama. Di dalam novel ini dijelaskan bahwa tokoh utama mengalami tekanan batin karena dia hidup bersama ibu tirinya yang kejam. Namun, dia merasa hidupnya lebih berarti ketika dia bertemu dengan seorang lawan jenis yang berhasil memikat hatinya. Alur dalam cerita ini menggunakan alur maju, karena dalam novel ini isi cerita yang digambarkan secara runtut.

(4)

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan secara rinci alasan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Persoalan yang ada dalam novel Cinta di Ujung Sajadah berkisah pada konflik batin yang dialami tokoh utama.

2. Sepengetahuan penulis, novel Cinta di Ujung Sajadah belum pernah dikaji sebelumnya khususnya dari segi psikologi/konflik batin tokoh utama.

3. Analisis novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia dengan menggunakan tinjauan psikologi sastra diperlukan untuk mengetahui aspek tokoh utama dalam novel ini.

Berdasarkan penjelasan di atas, novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia dianalisis dengan menggunakan tinjauan psikologi sastra untuk mengetahui aspek kepribadian yang dialami tokoh utama dalam novel ini.

B. Rumusan Masalah

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka diperlukan perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana stuktur yang membangun novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia ?

2. Bagaimanakah aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah dengan menggunakan tinjauan psikologi sastra ?

(5)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam suatu penelitian haruslah jelas, supaya tepat sasaran. Setelah dipaparkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan stuktur yang membangun novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia.

2. Mendeskripsikan aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Cinta di

Ujung Sajadah karya Asma Nadia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan terutama bidang bahasa dan sastra Indonesia, khususnya bagi pembaca dan penikmat sastra.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca dan penikmat sastra

Penelitian dalam novel Cinta di Ujung Sajadah dapat digunakan sebagai bahan perbadingan dengan penelitian-penelitian

(6)

lain yang telah ada sebelumnya, khususnya dalam menganalisis aspek kepribadian.

b. Bagi mahasiswa Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk memotivasi ide atau gagsan baru yang lebih kreatif dan inovatif dalam kemajuan diri.

c. Bagi pendidik

Penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh pengajar dan pendidik, khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia di berbagai sekolah sebagai materi ajar yaitu materi sastra.

E. Tinjauan Pustaka

Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, tinjauan terhadap penelitian terdahulu sangat penting untuk mengetahui relevansinya.

Eka Widyawan Cahya Putranto (2009) melakukan penelitian dengan judul “Aspek Kepribadian Tokoh Raihana dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habibirrahman El Shirazy: Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil penelitian ini tentang kesetiaan seorang istri kepada suaminya yang dikaji dengan teori kepribadian Sigmund Freund: (1) tokoh Raihana dilihat dari segi insting mempunyai insting hidup, insting teks,

(7)

dan insting mati, (2) dari segi distibusi pemakaian energi, tokoh Raihana memiliki energi super ego, (3) tokoh Raihana memiliki kecemasan dalam kehidupan yang dijalani, (4) Tokoh Raihana memiliki pertahanan yang lebih dominan terhadap pertahanan, penokohan dan pengingkaran.

Nawang Yulianti (2007) melakukan penelitian untuk skripsinya dengan judul “Tingkah Laku Abnormal Tokoh Santo dalam Novelet Tulalit karya Putu Wijaya: Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil penelitian ini tentang tingkah laku abnormal tokoh Santo adalah Schizophrenia Paranoid, (1) tingkah laku abnormal tokoh Santo disebabkan oleh faktor sosial dan psikologis, (2) dari segi pendekatan psikologi sastra mengatakan bahwa tokoh Santo mengalami Schizoprenia Paranoid yang di dalamnya ada gangguan emosi, delusi kejar, delusi kebesaran, delusi pengaruh serta adanya halusinasi melihat seorang wanita terbujur di atas tempat tidur, berhalusinasi melihat sel dan halusinasi melihat wajah istrinya yang hancur, dan berhalusinasi bahwa dirinya akan menjadi korban kecelakaan pesawat.

Hevi Nurhayati (2008) melakukan penelitian dengan judul “Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Midah “Simanis Bergigi Emas” apabila dikaji menggunakan teori psikologi kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freund maka, tokoh Midah mempunyai tiga dasar kepribadian yaitu id (sebagai sifat dasar kepribadian), ego, dan super ego.

(8)

Diana Ayu Kartika (2008) melakukan penelitian untuk skripsinya berjudul”Konflik Batin Tokoh Utama Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu: Tinjauan Psikologi Sastra”. Hasil penelitian ini tentang perjalanan hidup Nayla yang penuh dengan penderitaan. Analisis penelitian ini dengan pendekatan psikologi sastra khususnya teori konflik batin yaitu: (1) konflik mendekat-menjauh (usia sembilan tahun Nayla diperkosa oleh Om indra), (2) konflik menjauh-menjauh (fisik Nayla merasa sakit akibat pemukulan yang dilakukan ibunya).

Apabila dikaitkan dengan penelitian ini, penelitian tersebut mempunyai kesamaan yang bisa digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian. Kesamaan tersebut terletak pada objek yang diteliti yaitu sama-sama meneliti tingkah laku tokoh utamanya dengan menggunakan tinjauan yang sama, yaitu tinjauan psikologi sastra.

Adapun perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah terletak pada masalah yang dikaji dalam objek penelitian yang menganalisis masalah perilaku abnormal, perilaku seksual, konflik batin yang dialami dan tentang penggunaan insting id, ego, dan super egonya. Penelitian ini menganalisis masalah dari segi aspek kepribadian tokoh utama dalam Novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia berdasarkan tinjauan psikologi sastra. Berdasarkan tinjauan pustaka itu, penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian, orisionalitas penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

(9)

F. Landasan Teori

1. Novel dan Unsur-unsurnya

Novel mampu menghadirkan perkembangan suatu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter dan berbagai peristiwa yang ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih mendetail (Stanton, 2007:90).

Stanton (2007:22-36) membedakan unsur pembangun novel ke dalam tiga bagian, yaitu fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Dalam sebuah cerita, fakta meliputi karakter (tokoh cerita), plot dan setting. Ketiga unsur tersebut harus dipandang sebagai satu kesatuan dalam rangkaian keseluruhan cerita, bukan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah antara satu dengan yang lain.

a. Fakta Cerita

Yang termasuk dalam fakta cerita adalah karakter, alur, dan latar. Dalam istilah lain, fakta cerita sering disebut sebagai struktur factual atau tahapan factual . Fakta cerita ini sangat kelihatan jelas dan mengisi cerita secara dominan sehingga pembaca sering mendapatkan kesulitan untuk mengidentifikasi unsur-unsurnya. Akan tetapi, perlu diingat bahwa fakta cerita bukan bagian yang terpisah dari cerita dan hanya mendapatkan salah satu aspeknya (Stanton, 2007:22).

(10)

b. Tema

Menurut Gory Keraf (dalam Wahyuningtyas, 2011:2), tema berasal dari dari kata tithnai (Bahasa Yunani) yang berarti menempatkan sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan.

c. Sarana Cerita

Sarana-sarana sastra dapat diartikan sebagai metode (pengarang) memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna. Metode semacam ini perlu karena pembaca dapat melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami maksud fakta-faktanya (Stanton, 2007:47).

2. Teori Strukturalisme

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2009:36), karya sastra, menurut kaum Strukturalisme, adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat diarikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah.

Analisis strukturalisme merupakan prioritas pertama sebelum diterapkannya analisis yang lain. Tanpa analisis struktural, kebulatan makna yang digali dari karya tersebut tidak dapat diungkap. Makna

(11)

unsur-unsur karya sastra hanya dapat ditangkap, dipahami sepenuhnya dan dinilai atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur di dalam keseluruhan bentuk karya sastra (Wahyuningtyas, 2011:1).

Analisis struktur karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2009:37).

3. Teori Psikologi Sastra

Psikologi adalah suatu disiplin ilmu mengenai kejiwaan. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri, tidak bergabung dengan ilmu-ilmu lain. Namun, psikologi tidak boleh dipandang sebagai ilmu yang sama sekali terlepas dari ilmu-ilmu lainnya (Wahyungingtyas, 2011:8).

Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Bahkan, sebagaimana sosiologi refleksi, psikologi sastrapun mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaannya. Proyeksi pengalamannya sendiri dan pengalaman hidup disekitar pengarang, akan terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra (Endraswara, 2003:96)

Menurut Endraswara (2003:96), penelitian psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya (1), adanya anggapan bahwa

(12)

karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar atau subconcious setelah jelas baru dituangkan kedalam bentu sadar (conscious), (2) kajian psikologi sastra disamping meneliti perwatakan tokoh secara psikologis juga aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya tersebut.

Menurut Endraswara (2003:98) baik Wellek dan Warren maupun Hardjana menyatakan bahwa psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan penelitian (1) penelitian terhadap psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi, (2) penelitian proses kreatif dalam kaitannya dengan kejiwaan, (3) penelitian hukum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya sastra, (4) penelitian dampak psikologis teks sastra kepada pembaca. Studi ini lebih cenderung ke arah aspek-aspek pragmatik psikologis teks sastra terhadap pembacanya.

Analisis Novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra, yaitu mengkaji aspek psikologi tokoh utama dalam sebuah karya sastra dengan cara membaca kepribadian tokoh utama dalam novel yang digunakan sebagai sumber data primer.

4. Teori Kepribadian Psikoanalisis Sigmund Freund

Menurut Minderop (2010:8) teori dapat diartikan sebagai sekumpulan asumsi yang relevan dan saling berkaitan. Kepribadian adalah suatu integrasi dari beberapa aspek seseorang atau integrasi yang unik,

(13)

yang menentukan dan dimodifikasi oleh upaya manusia yang beradaptasi dengan lingkungannya yang selalu berubah.

Teori kepribadian psikoanalisis merupakan bentuk kajian terhadap kejiwaan dalam karya sastra. Karya sastra dan kejiwaan memiliki kaitan yang erat, karena dari kejiwaan memiliki kaitan yang erat karena dari kejiwaan, tingkah laku yang dilakukan pengarang dalam karyanya dituangkan dalam karya sastra yang penuh makna bagi pembaca. Menurut Minderop (2010:11) psikoanalisis adalah disiplin ilmu yang dimulai sekitar tahun 1990-an oleh Sigmund Freud. Teori psikoanalisis berhubungan dengan fungsi dan perkembangan mental manusia.ilmu ini merupakan bagian dari psikologi yang memberikan kontribusi besar dan dibuat untuk psikologi manusia selama ini.

Freud menyatakan bahwa struktur kepribadian, terdiri dari Das Es (the id), yaitu aspek biologis yang merupakan aspek psikis yang sebenarnya. Das Es berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir. Das Es berfungsi menciptakan kenikmatan dari ketidaknikmatan. Das Es mempunyai dua proses atau cara, yaitu (1) refleks/ reaksi-reaksi otomatis, misalnya berkedip, bersin dan sebagainya (2) proses primer (primair vorgang), misalnya orang makan yang berfungsi menghilangkan rasa lapar (Freud, 1984:xxxix-xl).

Das Ich (the ego) yaitu aspek psikologis kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia

(14)

nyata (realitas). Berati bahwa organisme dapat membedakan antara khayalan tentang sesuatu dan kenyataan tentang sesuatu (Suryabrata, 1993:146).

Das Ueber Ich (the super ego) yaitu aspek sosiologis kepribadian,

yang merupakan wakil dari masyarakat atau pribadi yang termasuk bawaan dari orang tua kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, das Ueber Ich dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian (Suryabrata, 1993:148).

Menurut Freud (dalam Suryabrata, 1993:149) dinamika kepribadian terkait dengan struktur kepribadian. Dinamika kepribadian sangat terpengaruh oleh filsafat determinisme dan positivisme yang menganggap organisme manusia sebagai suatu komplek sistem energi. Jembatan antara energi tubuh dengan kepribadian ialah das Es dengan instink-instinknya. Frued (dalam Suryabrata, 1993:150) menyatakan bahwa instink adalah sumber perangsang psikologis, sedangkan kebutuhan adalah perangsang jasmani. Jadi, suatu instink adalah sejumlah energi psikis yang merupakan keseluruhan energi psikis yang dipergunakan oleh kepribadian.

Instink ini dibagi menjadi dua, yaitu instink hidup dan instink mati. Instink hidup antara lain makan, minum, dan segala usahanya untuk tetap bertahan hidup. Instink mati adalah segala hal yang bersifat merusak. Instink mati juga biasa disebut instink merusak (destruktif).

(15)

Kecemasan atau ketakutan termasuk dinamika kepribadian. Freud (dalam Suryabrata, 1993:160) menyatakan bahwa ancaman individu terhadap ketidaknyamanan akan menimbulkan rasa cemas dan takut. Adapun kecemasan dalam analisis novel ini adalah kecemasan realistis dan kecemasan moral/ perasaan berdosa. Kecemasan realistis merupakan kecemasan atau ketakutan akan bahaya luar, sedangkan kecemasan moral atau perasaan berdosa cenderung mempunyai rasa berdosa apabila melakukan hal-hal yang bertentangan dengan moral.

G. Kerangka Berfikir

Sutopo (2002:32) menyatakan bahwa kerangka berpikir dimaksudkan untuk menggambarkan secara jelas bagaimana memahami dan mengkaji permasalahan yang diteliti. Dengan pemahaman peta secara teoritik beragam variabel yang terlibat dalam penelitian. Peneliti berusaha menjelaskan hubungan dan keterkaitan antarvariabel yang terlibat, sehingga posisi setiap variabel yang akan dikaji menjadi jelas.

Untuk mengkaji novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia, peneliti mulai menganalisis struktur karya sastra itu sendiri. Analisis ini dilakukan untuk mencari unsur-unsur yang membangun karya sastra itu. Unsur intrinsik yang dianalisis meliputi tema, penokohan, alur, dan latar. Selanjutnya menganalisis novel tersebut dengan pendekatan psikologi sastra yaitu dengan mendeskripsikan aspek kepribadian tokoh utama yang ada

(16)

dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia. Alur kerangka berpikir dapat dipahami melalui gambar berikut:

Gambar 1. Alur kerangka berpikir

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Strategi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pengkajian ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat suatu hal, fenomena , dan tidak terbatas pada pengumpulan data, melainkan meliputi analisis dan interpretasi (Sutopo, 2002: 8-10).

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi studi terperancang. Sutopo (2002:112) memaparkan bahwa pada penelitian terperancang, peneliti di dalam proposalnya sudah memilih dan

Novel Pendekatan Struktural Tema, alur, penokohan, latar Kajian psikologi sastra Kepribadian tokoh utama Simpulan

(17)

menentukan variabel yang menjadi fokus utama sebelum memasuki lapangan.

Penelitian ini mengkaji tentang aspek psikologi tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu tokoh utama dalam novel ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan sruktur yang membangun karya sastra dan mendeskripsikan aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia yang diterbitkan oleh Republika pada tahun 2012.

3. Data dan Sumber data

a. Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif berupa kata-kata bukan angka-angka (Moleong,2007:6). Data dalam penelitian ini adalah data yang berupa wacana yang menyangkut aspek psikologi yang terdapat dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia yang berkaitan dengan objek penelitian yakin aspek kepribadian tokoh utama novel ini.

(18)

b. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data skunder.

1). Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data utama (Siswantoro, 2010:72). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia. Terbitan PT. Replubika pada bulan Juli 2012, setebal 291.

2). Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua (Siswantoro, 2010:72). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku acuan, hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa artikel dari internet dan data-data yang bersumber dari buku-buku acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Buku-buku yang digunakan antara lain: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengakajian Estetika Bahasa, Memperkenalkan Psikoanalisa, Psikologi Sastra, Teori Pengkajian Fiksi, Metode Penelitian Sastra, Psikologi Kepribadian, dan semua yang disebutkan dalam daftar pustaka.

(19)

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, dan catat. Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Soebroto dalam Al Ma’ruf, 2009:6). Teknik catat berati peneliti sebagai instrument kunci melakukan pencatatan terhadap data yang diperoleh. Adapun langkah-langkah dalam dalam pengumpulan data diantarannya sebagi berikut :

a. Pembacaan secara intensif terhadap sumber data yang mengacu pada objek penelitian yaitu membaca Novel Cinta di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia secara keseluruhan.

b. Melakukan pencatatan pada data yang diperoleh dari buku-buku referensi dan penelitian-penelitian sebelumnya sesuai dengan data penelitian.

5. Teknik Validitas Data

Validitas data atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan berbagai teknik yang benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitian. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung dari ketepatan memiliki sumber dan teknik pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validasi datanya (Sutopo, 2002:77-78). Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diperhatikan kemantapan dan keabsahannya. Oleh karena itu,

(20)

peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya.

Menurut Patton (dalam Sutopo, 2002:78-79), trianggulasi data adalah salah satu cara mengarahka peneliti untuk mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai sumber yang tersedia, sebab data yang sama akan lebih mantap kebenarannya jika digali dari beberapa sumber yang berbeda. Patton menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi yaitu (1) trianggulasi data (data trianggulation), (2) trianggulasi peneliti ( investigator trianggualtion ), (3) trianggulasi metode (methodological trianggulation), dan (4) trianggulasi teori (thoeritical trianggulation).

Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data dan trianggulasi metode. Trianggulasi data merupakan cara yang mengarahkan peneliti untuk mengumpulkan data dengan beragam sumber yang tersedia, sebab data yang satu dikontrol ulang pada sumber data yang lain. Seperti dalam pencarian data sekunder seperi mencari review novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia yang ditulis bukan hanya oleh satu orang peneliti sehingga akan di jadikan acuan dalam penelitian ini.

Trianggulasi data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah teknik trianggulasi data metode, karena di dalam penenlitian ini hanya menggunakan satu teori, yaitu teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freund. Trianggulasi metode juga digunakan dalam menganalisis

(21)

kepribadian tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah menggunakan teori psikologi menurut Sigmund Freud. Hal tersebut sesuai dengan trianggulasi yang dipilih, sehingga akan menghasilkan suatu penelitian berupa simpulan yang tepat dan relevan.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pembacaan model semiotik yakni pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur bahasanya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Realisasi pembaca heuristik dapat berupa sinopsis, pengungkapan teknik cerita, dan gaya bahasa yang digunakan. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan sistem semiotik tingkat kedua yang berkaitan dengan penafsiran di luar teks sastra (Pradopo, 2000:135).

Al Ma’ruf (2009:101) mengatakan hermuneutik adalah sebuah upaya untuk membuat sesuatu yang gelap, remang-remang, atau abstrak dalam suatu teks menjadi jelas atau terang. Sesuatu yang abstrak dalam hal ini pikiran-pikiran diterang-jelaskan ke dalam bentuk ungkapan atau pernyataan yang jelas dalam bentuk bahasa. Termasuk di dalamnya menerjemahkan kata asing atau daerah yang mungkin masih gelap/ abstrak ke dalam bahasa lain sehingga artinya menjadi lebih jelas. Pengungkapan pikiran ke dalam bahasa juga merupakan interpretasi tersendiri.

(22)

Langkah awal yang dilakukan dalam meganalisis novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia yaitu pembacaan heuristik yang mengkaji struktur pembangun sebuah novel yang melingkupi tema, alur, penokohan, latar dan amanat. Langkah selanjutnya yaitu dengan pembacaan hermeutik dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asmanadia yaitu dengan menganalisis aspek kepribadian tokoh utama dalam novel tersebut.

7. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan sangat penting karena dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai langkah-langkah penelitian dan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab I Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Berisi biografi pengarang hasil karya-karyanya, latar belakang pengarang dan ciri-ciri kesusastraannya.

Bab III Berisi tentang stuktur menganalisis novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia yang meliputi tema, alur, latar, dan penokohan.

Bab IV Berisi hasil dan pembahasan tentang aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia.

(23)

Bab V Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran. Kemudian lembar-lembar berikutnya adalah daftar pustaka dan sinopsis.

Gambar

Gambar 1. Alur kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

dan Cinta Di Ujung Sajadah karya Asma Nadia adalah nilai Akidah (Keimanan), yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada Rasul Allah,

dari uraian penelitian ini dapat disimpulkan pesan dakwah yang terdapat dalam novel “Cinta di ujung Sajadah” karya Asma Nadia pengandung pesan aqidah sebanyak 28,6%, pesan

Adapun objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah pembentukan identitas tokoh Ian dalam novel 5 Cm karya Donny Dhirgantoro dengan tinjauan psikologi sastra.. Data

Sehubungan dengan adanya pendekatan psikologi sastra dalam memahami karya sastra, baik melalui pendekatan pengarang sastra, karya-karya sastra yang dihasilkan maupun para

Alasan peneliti menggunakan pendekatan psikologi sastra untuk menganalisis aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Senja dan Pagi karena psikologi sastra dan

Unsur Intrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra atau karangan novel dari dalam yang akan mewujudkan struktur karya sastra, seperti tema, tokoh

Analisis Novel Surat Buat Themis karya Mira W., tinjauan psikologi sastra menggunakan pendekatan tekstual (tertulis), yaitu mengkaji aspek psikologi tokoh Dila dalam

Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kepribadian Tokoh dalam Novel “Bidadari Berbisik” Karya Asma Nadia Ditinjau dari Pendekatan Psikologi Sastra Dalam novel “Bidadari Berbisik” karya