• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KOMUNIKASIDAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) (PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Genap SMP Muhammadiyah 1

Kartasura TahunAjaran2014/2015)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun oleh: MUHAMAD MUNZIN

A 410 100 154

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Telp (0271) 71741 Fax: 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi / tugas akhir: Nama : Dra. Sri Sutarni, M. Pd

NIK : 563

Telah membaca dan mencermati naskah publikasi yang merupakan ringkasan skripsi / tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Muhamad Munzin NIM : A410100154

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Peningkatan Komunikasi danHasil Belajar MatematikaMelalui

MetodePembelajaranThinkPairShare(TPS) (PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Kartasura TahunAjaran2014/2015)

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Oktober 2015 Pembimbing

(4)

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) (PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Genap SMP Muhammadiyah 1

Kartasura TahunAjaran2014/2015) Oleh

Muhamad Munzin, A 410 100 154, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Munzin_the_mond@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika melalui metode pembelajaran Think Pair Share pada siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Pendekatan penelitian termasuk penelitian kualitatif. Desain penelitian, penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas VIII C, yang dilaksanakan dalam dua siklus hingga tercapai indikator pencapaian. Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Kartasura berjumlah 31 siswa. Guru bertindak sebagai subyek pemberi tindakan sekaligus sebagai pengamat/observer. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu, metode observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi.Teknik analisis data dilakukan dengan metode alur, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian, ada peningkatan komunikasi dan hasil belajar matematika yang dapat diamati dari peningkatan persentase indikator-indikator, yaitu (1) Menyatakan ide matematika melalui berbicara atau lisan dari 32,5% menjadi 54,83% (2) Mampu menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika dari 41,93% menjadi 67,74 (3) Mampu mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika dari 51,61% menjadi 70,96 % (4) Menjelaskan konsep matematika dari 25,80% menjadi 51,61% (5) Memperoleh nilai di atas KKM (≥70)) dari 41,93% menjadi 77,41%. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu penerapan metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa.

(5)

PENDAHULUAN

Perkembangan suatu bangsa mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masalah-masalah pendidikan. Bangsa yang maju mempunyai kualitas pendidikan yang baik.Tujuan pendidikan itu sendiri yaitu mengembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Masykur, 2007: 57). Dalam pencapaian tujuan pendidikan,komponen pendidikan harus sinergis antara komponen satu dengan komponen yang lain. Guru merupakan salah satu komponen utama pendidikan yang menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam keberhasilan pembelajaran matematika, karena dapat memudahkan siswa dalam menyampaikan gagasan atau ide serta membagi pikiran dan penemuan bersama siswa lain. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Ujang, 2007:6). Dalam komunikasi matematika siswa dilibatkan secara aktif untuk menyampaikan ide yang dimiliki kepada temannya dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

Terkait dengan masalah rendahnya berkomunikasi matematika pada siswa, maka pembenahan proses pembelajaran matematika harus dilakukan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi masalah tersebut. Peningkatan komunikasi matematika akan berdampak terhadap meningkatnya prestasi belajar matematika siswa ( Sutama, 2013)

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura pada siswa kelas VIII Csemester genap tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 31 siswa, ditemukan adanya permasalahan komunikasi dalam matematika. Data yang diperoleh sebagai berikut: 1) Mampu menyatakan ide matematika melalui berbicara atau lisan 10 siswa (32,25%), 2) Mampu menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika 13 anak (41,93%), 3) Mampu mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika 16 siswa (51,61%), 4) Dapat menjelaskan konsep matematika 8 siswa (25,80%), 5) Memperoleh nilai diatas KKM (≥ 70) sebanyak 13 siswa (41,93%).

(6)

Akar penyebab masalah bervasiasi,komunikasi matematika pada siswa bersumber dari guru sebagai fasilitator belajar mengajar di kelas. Dalam pembelajaran guru belum memanfaatkan metode pembelajaran yang kreatif serta inovatif, sebagi upaya peningkatan komunikasi dan hasil belajar matematika.

Pada proses pembelajaran dominasi guru sangat tinggi, metode mengajar yang digunakan masih konvensional, sehingga komunikasi yang terjadi masih satu arah. Guru jarang ada yang menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang lebih meningkatkan peran serta siswa di kelas. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi siswa adalah pembelajaran dengan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS). Metode pembelajaranThink Pair Share ini dijadikan sebagai cara yang efektif agar siswa dapat saling berbagi ide mereka, mengajukan pertanyaan, serta menerima masukan. Sehingga dengan metode pembelajaran Think Pair Share akan menciptakan peningkatan informasi yang diperoleh siswa.

Berdasarkan dari uraian di atas, penerapan solusi tindakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura khususnya untuk kelas VIII C.

METODE PENELITIAN

Pada penelitianini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian tindakankelas (PTK). Menurut Sukiman (2011: 35-36) menyatakan bahwa PTKadalahsuatubentukkajian yang bersifatreflektifolehpelakutindakan,untukmeningkatkankemantapanrasionaldaritin dakan-tindakanmerekadalammelaksanakantugas,

memperdalampemahamanterhadaptindakan-tindakanyang dilakukan, sertamemperbaikidimanapraktek-praktekpembelajarandilaksanakan.

Penelitiantindakan kelas ditandaidenganadanyaperbaikan berulang-ulang

sehinggatercapainya tujuan

daripenelitiantersebut.Perbaikantersebutdilakukanpadasetiapsiklus yang dirancangolehpeneliti.PTK

(7)

bercirikanperbaikanterusmenerussehinggakepuasanpenelitimenjaditolakukurberha silnya(berhentinya) siklus-siklustersebut (Sutama, 2011: 95).

Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Pemilihan tempat ini berdasarkan pertimbangan karena masih rendahnya komunikasi belajar matematika siswa dan di sekolahan ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2015dan kelas VIII C sebagai subjek penerima tindakan dengan jumlah siswa 31 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Sedangkan subjek pelaku tindakan adalah guru matematika SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu 1) observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung pemahaman konsep matematika siswa, 2) catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung, 3) dokumentasi meliputi RPP, daftar nama siswa, lembar tanggapan guru setelah penelitian serta foto setiap pelaksanaan tindakan, 4) tes digunakan untuk memperoleh data tentang sejauh mana peningkatan komunikasi danhasilbelajar yang mengacu pada indikator.

Teknik analisis data menggunakan proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi data. Pada proses analisis datapeneliti mengumpulkan data kemudian melakukan reduksi data meliputi memilih data berdasarkan relevansi, menyusun data, penyederhanaan data dan transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan proses dilakukan di setiap tindakan pelaksanaan.Pada tahap penyajian data, penelitimengumpulkan informasi kemudian disusun dengan runtut dari data tersebut sehingga mudah dipahami dandapat disimpulkan.Sedangkan verifikasi data dilakukan secara bertahap untuk memperolehkesimpulan yang akurat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan secara menyeluruh pada tindakan siklus I dan siklus II dengan metode pembelajarantipeThinkPairShare,

(8)

terjadi peningkatan komunikasi danhasilbelajar matematika siswa dalam pembelajaran.

Data yang diperoleh peneliti tentang komunikasi siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Kartasura mulai dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan siklus II disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. 1 Data PeningkatanKomunikasi Komunikasi Sebelumtindakan Indikatorpencapaian Setelahtindakan Siklus I Siklus II Menyatakan ide matematia melalui berbicara atau lisan

10siswa 32,25% 50 % 13siswa 41,93% 17siswa 54,83 % Mampu menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika 13siswa 41,93 % 65 % 16siswa 51,61% 21siswa 67,74 % Mampu mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika 16siswa 51,61 % 70 % 18siswa 58,06% 22siswa 70,96 % Menjelaskan konsep matematika 8 siswa 25,80 % 50 % 12siswa 38,70% 16siswa 51,61 %

Adapun grafik yangmenggambarkan peningkatan komunikasi siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dari awal sebelum tindakan kelas sampai dengan akhir tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar berikut:

(9)

Gambar 4.1GrafikPeningkatan Komunikasi Siswa

Data yang diperoleh peneliti tentang hasil belajar siswa kelas VIII CSMP Muhammadiyah 1 Kartasura mulai dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan siklus II disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2Data Peningkatan Hasil BelajarSiswa

Hasil BelajarSiswa Sebelumtindakan Indikatorpencapaian Setelahtindakan Siklus I Siklus II Memperoleh nilai di atas KKM 13siswa 41,93% 75 % 17siswa 54,83% 24 siswa 77,41% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II P re se n tase S isw a Tindakan Kelas

Grafik Peningkatan Komnikasi Siswa

Menyatakan ide matematika melalui berbicara atau lisan

Mampu menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika

Mampu

mendengarkan, berdiskusi , dan menulis tentang matematika

Dapat menjelaskan konsep matematika

(10)

Adapun grafik yangmenggambarkan peningkatan hasilbelajar siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dari awal sebelum tindakan kelas sampai dengan akhir tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.2GrafikPeningkatan Hasil Belajar Siswa

Sebelum dilakukan tindakan kelas indikator hasil belajar matematika siswa masih rendah ditunjukkan dengan masih banyaknya nilai siswa di bawah KKM. Hal ini disebakan karena ketertarikan siswa terhadap pembelajaran masih kurang sehingga hasil belajar matematika siswa kurang memuaskan.

Selama pelaksanaan pembelajaran guru telah menerapkanmetode pembelajarantipeThinkPairSharesehingga siswa dapat belajar dengan baik dan maksimal. Hasil belajar matematika siswa mulai meningkat pada tindakan kelas siklus I pertemuan satu dan sampai siklus II pertemuan kedua. Sehingga motivasi belajar siswa selama pembelajaran sebelum dan setelah tindakan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas, diketahui bahwa penerapan metode

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Pr e sen tase S iswa Tindakan Kelas

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Memperoleh nilai di atas KKM (≥ 70)

(11)

pembelajarantipeThinkPairSharecukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Kedua pembahasan di atas selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Utama Patrianto (2012) meski dengan variabel penelitian yang berbeda tetapi penggunaan metode pembelajarantipeThinkPairSharedapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Selain itu menurut Ruhan dan Orhan Akinoglo (2007) bahwa pembelajaran aktif berbasis masalah akan mengajarkan kepada siswa untuk saling bekerjasama antar kelompok, saling bertukar pikiran, dan membantu keberanian siswa untuk berkomunikasi saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan penelitian sebelumnya.Penggunaan metode pembelajarantipeThinkPairSharedapat meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Kartasura tahun 2014/2015.

KESIMPULAN

Pembelajaran melalui metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa. Indikator-indikator peningkatan komunikasi matematika pada penelitian, diuraikan dibawah ini. 1. Mampu menyatakan ide matematika melalui berbicara atau lisan, yaitu

sebelum tindakan hanya 32,25%, pada tindakan kelas siklus I mencapai 41,93%, dan setelah dilakukan tindakan pada siklus II mencapai 54,83%. 2. Mampu menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide

matematika, yaitu sebelum adanya tindakan hanya sebesar 41,93%, saat siklus I meningkat menjadi 51,61%, dan setelah siklus II mencapai 67,74%.

3. Mampu mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematia, yaitu sebelum dilakukan tindakan hanya sebesar 51,61%, setelah siklus I menjadi 58,06%, dan setelah dilakukan siklus II mencapai 70,96%.

4. Dapat menjelaskan konsep matematika, yaitu sebelum tindakan hanya 25,80%, setelah tindakan siklus I sebesar 38,70%, dan pada siklus II mencapai 51,61%.

(12)

5. Memperoleh nilai di atas KKM (≤70)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Delphie, Bandi. 2009. Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Klaten: PT

Intan Sejati.

Fachrurazi. 2011. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritir dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar”. Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Edisi khusus No. 1, Agustus 2011. Jakarta: Rineka Cipta.

Masykur, Mohammad dan Abdul Halim Fathani. 2007. Mathematical Intellegence Cara Cerda Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mufidah, Lailatul dkk. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Biswa pada Pokok Bahasan Matriks.Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1):117-124. STKIP PGRI Sidoarjo.

Patrianto, Utama. 2012. ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share untuk Memahamkan Materi Logaritma kelas X SMK Negeri 5 Malang”. Forum Penelitian.Penelitian Pendidikan Vol. 11, No. 2, Oktober 2010

Putri, Rutyani Irjayanti. 2011. Upaya Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Dengan Model Pembelajaran Kooperatif di Kelas VIII-D SMP Negeri 4 Malang. (Skripsi)

Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

(13)

Sugiarto, Dino dan Puji Sumarsono. (2014). The Implementation of Think-Pair-Share Model to Improve Students’ Ability in Reading Narrative Texts. International Journal of English and Education, 3(3): 206-215. Universitas Muhammadiyah Malang.

Sukiman. 2011. PenelitianTindakanKelasUntuk Guru Pembimbing. Yogyakarta: Paramitra.

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutama. 2011. Penelitian Tindakan. Semarang: CV Citra Mandiri Utama. Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairuz Media.

Sutama. 2013. Pembelajaran Matematika Kontekstual Berbasis Lesson Study di SD Pasca Bencana Erupsi Merapi. Sukoharjo: Kafilah

Sutratinah, Tirtonegoro. 2001. Anak Supranormal dan Program Pedidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Tandogan, Ruhan Ozkardes dan Orhan Akinoglu. 2007. “The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Student Academic Achievement, Attitude and Concept Learning”. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 3(1):71-81

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gambar

Tabel 4. 1  Data PeningkatanKomunikasi  Komunikasi  Sebelumtindakan  Indikatorpencapaian  Setelahtindakan  Siklus I  Siklus II  Menyatakan  ide  matematia  melalui  berbicara atau lisan
Tabel 4.2Data Peningkatan Hasil BelajarSiswa
Gambar 4.2GrafikPeningkatan Hasil Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pernyataan sampel yang menyatakan mengalami penurunan pendapatan karena adanya minimarket Alfamart dan Indomaret yang berdiri dekat dengan toko kelontong dan pasar

LKD sebelum dan sesudah intervensi pada satu kelompok responden, peneliti mengiden- tifikasi responden berdasarkan kriteria yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian

Pada penelitian ini, dilakukan preparasi katalis zeolit alam (ZA), Zeolit alam aktif hidrotermal (ZAAH), NiO-CoO- MoO/ZAAH dan NiO-MoO-Co/ZAAH dengan metode

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kategori tinggi mampu mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika dan memberikan alasan atau bukti terhadap solusi dengan

Bersama manager perncanaan dan pertahanan, manager produksi pengelolaan dan peremajaan lingkungan, dan manager pemasaran membantu G.M dan deputy G.M regional dalam melaksanakan

Adapun beberapa perbedaan dengan kedua penelitian di atas, yaitu terletak pada variabel bebas, dimana pada penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh

Bahkan negara yang lebih kuat akan memerintah (menguasai) negara yang lebih lemah, baik secara langsung dengan jalan penjajahan, maupun secara tidak langsung

Dalam penelitian ini sebaiknya memang ada kelompok kontrol untuk melihat adakah perkembangan kelentukan yang signifikan selama jangka waktu penelitian (2 bulan)