• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 SEBANYAK 19,8 RIBU ORANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 SEBANYAK 19,8 RIBU ORANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 Berita Resmi Statistik No.01/06/Th. IX, 08 Juni 2017

No. 01/06/Th. IX, 08 Juni 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA MARET 2016

JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 SEBANYAK 19,8 RIBU ORANG

 Pada bulan Maret 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Kabupaten Ngada mencapai 19,8 ribu orang (12,69 persen), turun sebesar 0,1 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2015 yang sebesar 19,9 ribu orang (12,81 persen).

 Pada periode Maret 2015-Maret 2016, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan.

1. Perkembangan Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ngada pada Maret 2016 sebesar 19,8 ribu orang (12,69 persen). Dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 yang berjumlah 19,9 ribu orang (12,81 persen), jumlah penduduk miskin berkurang sebesar 0,1 ribu orang selama setahun tersebut.

Dari Gambar 1 tampak bahwa pada Maret 2016, secara absolut jumlah penduduk miskin dari kabupaten sedaratan Flores terbanyak berada di Kabupaten Manggarai Timur (76,4 ribu orang), sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Kabupaten Nagekeo (19,2 ribu orang).

Dilihat dari persentase penduduk miskin, pada Maret 2016 persentase penduduk miskin terbesar berada di Kabupaten Manggarai Timur, yaitu sebesar 27,71 persen, sedangkan persentase terendah berada di Kabupaten Flores Timur sebesar 10,31 persen dari total jumlah seluruh penduduk (lihat Gambar 2).

(2)

2 Berita Resmi Statistik No.01/06/Th. IX, 08 Juni 2017

Gambar I.

Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores, Maret 2015 - Maret 2016 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 (.000) Mar-15 24,0 44,6 63,2 19,9 20,0 74,0 50,9 77,7 Mar-16 25,6 45,1 64,6 19,8 19,2 72,6 49,6 76,4

Flotim Sikka Ende Ngada Nage keo

Mang

garai Mabar Matim

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

Gambar 2.

Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores, Maret 2015 - Maret 2016 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 ( %) Mar-15 9,66 14,28 23,49 12,81 14,38 23,18 20,12 28,64 Mar-16 10,31 14,33 23,89 12,69 13,61 22,50 19,35 27,71

Flotim Sikka Ende Ngada Nage

keo

Mang

garai Mabar Matim

(3)

3 Berita Resmi Statistik No.01/06/Th. IX, 08 Juni 2017

Tabel 1

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2012 – 2016 (.000) Kabupaten 2012 *) 2013 *) 2014 *) Maret 2015 Maret 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 21,7 39,1 54,6 16,7 16,3 65,2 44,3 64,0 19,6 39,2 56,2 16,9 16,5 65,2 44,1 66,1 19,2 38,3 54,7 16,5 16,6 63,9 42,6 64,7 24,0 44,6 63,2 19,9 20,0 74,0 50,9 77,7 25,6 45,1 64,6 19,8 19,2 72,6 49,6 76,4 NTT 998,4 1.006,9 991,9 1.159,8 1.149,9

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

Tabel 2

Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2012 – 2016 (%) Kabupaten 2012 *) 2013 *) 2014 *) Maret 2015 Maret 2016 (1)3 (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 9,06 12,72 20,53 11,25 12,08 21,33 18,74 24,38 8,10 12,66 21,03 11,19 12,08 20,96 18,21 24,85 7,83 12,27 20,37 10,76 12,02 20,22 17,20 24,01 9,66 14,28 23,49 12,81 14,38 23,18 20,12 28,64 10,31 14,33 23,89 12,69 13,61 22,50 19,35 27,71 NTT 20,41 20,24 19,60 22,61 22,19

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

(4)

4 Berita Resmi Statistik No.01/06/Th. IX, 08 Juni 2017

Gambar 3.

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ngada, 2012 - 2016 16,7 16,9 16,5 19,9 19,8 12,69 12,81 10,76 11,19 11,25

2012 Sep-13 Sep-14 Mar-15 Mar-16

Penduduk Miskin (ribu orang) Persentase Penduduk Miskin

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

2. Perubahan Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Dari Tabel 3 tampak bahwa Garis Kemiskinan (GK) di semua kabupaten terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada periode Maret 2015-Maret 2016, garis kemiskinan di Kabupaten Ngada naik sebesar 7,48 persen, yaitu dari Rp 271.299,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp 291.602,- per kapita per bulan pada Maret 2016. Persentase kenaikan garis kemiskinan di Kabupaten Ngada ini lebih rendah dibandingkan dengan persentase kenaikan garis kemiskinan rata-rata NTT, yaitu sebesar 8,42 persen atau dari Rp 297.864,- menjadi Rp 322.947,-.

(5)

5 Berita Resmi Statistik No.01/06/Th. IX, 08 Juni 2017

Tabel 3

Perkembangan Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2012 - 2016 (Rp/Kapita/Bulan) Kabupaten 2012 *) 2013 *) 2014 *) Maret 2015 Maret 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 201.162 213.233 250.191 226.815 227.049 226.613 224.694 224.394 214.010 231.250 271.888 248.760 252.083 246.366 245.425 245.077 222.207 242.968 286.028 263.194 268.750 259.244 259.044 258.623 226.252 247.641 291.770 271.299 274.620 264.012 263.746 260.411 246.851 266.257 315.095 291.602 292.032 283.439 282.412 276.703 NTT 222.507 251.080 268.536 297.864 322.947

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan tingkat keparahan kemiskinan.

Pada periode Maret 2015-Maret 2016 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) di Kabupaten Ngada terlihat menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2015

adalah 2,25 menjadi 1,72 pada Maret 2016. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan juga turun dari 0,60 menjadi 0,46 pada periode yang sama. Apabila dilihat pada periode sebelumnya yaitu September 2014-Maret 2015 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

mengalami kenaikan.

(6)

6 Berita Resmi Statistik No.01/06/Th. IX, 08 Juni 2017

Tabel 4

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Menurut Kabupaten Sedaratan Flores

2012 - 2016 Kabupaten 2012 *) 2013 *) 2014 *) Maret 2015 Maret 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 0,73 1,57 3,51 1,75 1,90 3,55 2,99 3,86 0,76 1,85 3,40 1,36 2,23 2,96 3,74 3,36 1,30 1,90 3,42 1,09 1,48 2,65 2,64 3,30 0,92 2,04 3,32 2,25 2,07 4,38 3,32 4,72 0,91 1,85 4,87 1,72 1,98 4,63 3,02 5,14 NTT 3,47 3,04 3,25 4,06 4,69

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

Tabel 5

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Kabupaten Sedaratan Flores

2012 - 2016 Kabupaten 2012 *) 2013 *) 2014 *) Maret 2015 Maret 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 0,10 0,31 0,86 0,40 0,49 0,86 0,71 0,88 0,11 0,42 0,83 0,28 0,55 0,64 1,15 0,68 0,30 0,40 0,82 0,19 0,25 0,52 0,63 0,69 0,14 0,44 0,74 0,60 0,47 1,17 0,79 1,09 0,12 0,32 1,64 0,46 0,42 1,32 0,85 1,35 NTT 0,91 0,69 0,79 1,07 1,29

Keterangan : *) Keadaan September

(7)

7 Berita Resmi Statistik No.01/06/Th. IX, 08 Juni 2017 4. Penjelasan Teknis dan Sumber Data

a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.

b. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

d. Garis Kemiskinan Bukan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2016 adalah data Susenas bulan Maret 2016.

(8)

8 Berita Resmi Statistik No.01/06/Th. IX, 08 Juni 2017

Informasi lebih lanjut hubungi:

Drs. Moch. Bathik Kepala BPS Kabupaten Ngada

Telp (0384)21359 Fax (0384)21359 e-mail : bps5312@mailhost.bps.go.id

website : ngadakab.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko

Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, LIPI Jl. Anggrek primitif adalah jenis tumbuhan peralihan antara suku-suku dari ordo Asparagales dan suku Orchidaceae. Jenis-jenis

Dinamika penerimaan diri pada subjek dengan umur yang paling tua dapat narpidana wanita bergantung pada faktor yang menerima keadaan subjek dengan cepat, bahkan menjadi

Untuk mendapatkan minimum attractive rate of return (MARR), yang digunakan sebagai acuan untuk menetapkan apakah suatu investasi jalan tol layak atau tidak layak

JADWAL KULIAH SEMESTER GANJIL 2017/2018 JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO.. Jadwal

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jawa Barat September 2016 5 Jika dilihat dari persentase, penduduk miskin yang tinggal di daerah perdesaan turun sebesar 0,08 persen (11,80

PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN DI RIAU, MARET 2012 – MARET 2017 Jumlah penduduk miskin di Riau pada periode Maret 2012- Maret 2017 menunjukkan kecenderungan meningkat,

Keluarga dapat menjadi penyebab dari rendahnya minat belajar anak-anak mereka dalam menuntut ilmu, masa anak-anak adalah masa dimana dia masih sangat membutuhkan