Tradisi Merariq (Kawin Lari) pada Masyarakat Sasak Lombok dalam Perspektif Hukum Islam - Repositori UIN Alauddin Makassar
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum kedatangan Islam Tradisi Pernikahan masyarakat Desa Bontosunggu banyak dipengaruhi oleh acara-acara sakral dengan tujuan
Pemotongan kuda yang dilakukan satu hari sebelum tradisi cemme passili ’ dilakukan untuk disuguhkan kepada tamu menandakan bahwa masyarakat di Dusun Ulo-ulo
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa euthunasia pasif, di mana seorang dokter menghentikan pengobatan terhadap pasien yang menurut perkiraannnya
a. Wali nasab , wali nasab adalah wali nikah karena ada hubungan darah nasab dengan wanita yang akan melangsungkan pernikahan. Wali maula , Sedangkan yang dimaksud
nikah itu di bolehkan karena merupakan salah satu bukti sahnya perkawinan, jika di dalam perkawinan buku nikah tidak ada maka pernikahan di anggap tidak sah dimata hukum
Hasil wawancara dari ke 4 informan diatas dapat disimpulkan bahwa awal dari tradisi pemotongan kerbau itu karena kerbau sudah menjadi sunrang/ mahar dalam acara
salah satu tradisi di Desa Kaluppini yang secara ritual dan adat istiadat sudah dilaksanakan dan menjadi satu identitas dari desa tersebut, dalam tradisi ini
Uraian tersebut dipahami bahwa Andingingi Balla’ adalah suatu tradisi atau upacara yang dilakukan oleh sebahagian anggota masyarakat.. Kelurahan Bontolerung,