• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hairuddin Ahmad Kepala SMA Negeri 6 Mataram -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hairuddin Ahmad Kepala SMA Negeri 6 Mataram -"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

491

MELAKSANAKAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN INDIVIDU UNTUK

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BAHASA INGGRIS DALAM

PENYUSUNAN RPP BERKARAKTER BERDASARKAN KURIKULUM

2013 SEMESTER GANJIL TAHUN 2014/2015 DI SMA NEGERI 6

MATARAM

Hairuddin Ahmad

Kepala SMA Negeri 6 Mataram

E-mail:-

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pembimbingan

dalam upaya meningkatkan kompetensi guru menyusun RPP berkarakter, yang bermanfaat bagi Kepala Sekolah untuk meningkatkan profesionalisme dan bagi guru untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Hipotesis tindakan: pelaksanaan pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris SMA Negeri 6 Mataram dalam penyusunan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus dua kali pertemuan. Tahapan setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah; 1) hasil observasi Kepala Sekolah maupun observasi guru selama proses pendampingan telah memperoleh skor rata-rata > 4,0, 2) hasil kerja guru dalam penyusunan RPP berkarakter mencapai > 85% dengan nilai rata-rata > 85,00. Hasil penelitian pada siklus I observasi Kepala Sekolah rata-rata (2,75) dengan pencapaian (55,00%), observasi guru rata (3,43) dengan pencapaian (0%) dan hasil kerja individual rata-rata nilai (75,99) dengan prosentase ketercapaian (33,33%). Pada siklus II observasi Kepala Sekolah rata-rata (4,17) dengan prosentase ketercapaian (100%), observasi guru rata-rata (4,33) dengan prosentase ketercapaian (100%) dan hasil kerja individual rata-rata nilai (93,67) dengan prosentase ketercapaian (100%). Indikator keberhasilan telah tercapai, penelitian di nyatakan berhasil dan dihentikan pada siklus II. Pelaksanaan pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris SMA Negeri 6 Mataram dalam penyusunan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013.

Kata Kunci: Bimbingan, RPP berkarakter. PENDAHULUAN

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berperan aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan harkat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap sekolah khususnya yang menerapkan kurikulum berkarakter yaitu kurikulum 2013 perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan melakukan proses penilaian baik penilaian proses pembelajaran maupun penilaian hasil belajar yang mencakup ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Kondisi nyata yang dialami oleh 6 (enam) guru Bahasa Inggris pada SMA 6 Mataram yaitu: 1) Herna Suriati, S.Pd, 2) Jumareng, S.Pd, 3) Erma Yuqminun, S.Pd, 4) Sri Rahmawati, S.Pd, 5) Labibah, S.Pd, dan 6) B. Siti Aminah. C.R, S.Pd masih mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan harapan Permen Mendikbud No. 65 Tahun 2013 dan Permen Mendikbud No. 81A tahun 2013. Guru yang dimaksud sudah diikutkan dalam pendidikan dan pelatihan (Diklat) penerapan kurikulum 2013 serta pernah mengikuti sosialisasi penerapan kurikulum 2013. Guru sudah dilatih tata cara penyusunan RPP berkarakter yakni RPP berdasarkan kurikulum 2013. Akan tetapi kenyataannya sebagian besar guru Bahasa Inggris masih saja mengalami kesulitan, kebingungan dalam penyusunan RPP dengan pendekatan scientific sesuai harapan.

Beberapa penyebab yang dirasakan oleh guru dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013 diantaranya adalah: 1) masih belum mampu memahami makna dari hasil pendidikan dan pelatihan (Diklat) serta belum mampu mengimplementasikan harapan Permen Mendikbud No. 65 dan No. 81A, 2) masih terkecoh dengan cara penyusunan RPP sesuai Permen Mendikbud No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses sesuai dengan Kurikulum

(2)

492

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 3) belum

memahami penerapan pendekatan scientific dengan pembelajaran berbasis discovery/inquiri learning dalam upaya mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya konseptual, baik secara berkelompok maupun secara individual.

Banyak solusi yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah selaku peneliti mata guna mengatasi permasalahan kurangnya kompetensi guru Bahasa Inggris dalam penyusunan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 (Permen Mendikbud No. 65 tahun 2013 dan Permen Mendikbud No. 81A) tentang standar proses dan implementasinya. Solusi yang dimaksud adalah mengadakan bimbingan terhadap 6 (enam) guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 6 Mataram. Dengan kegiatan bimbingan terpusat dan bimbingan terpisah. Bimbingan terpusat, guru dikumpulkan dalam satu tempat untuk mendapatkan penjelasan tata cara penyusunan RPP dan bekerja dalam kelompok kecil. Sedangkan bimbingan terpisah dilaksanakan secara individu dengan cara peneliti mendatangi/memanggil guru ketika sedang tidak mengajar dikelas.

Untuk meyakini dan membuktikan perlunya bimbingan maka dipandang perlu untuk diadakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), dalam upaya meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris dalam penyusunan RPP. Dengan bimbingan kelompok kecil dan individu diharapkan

permasalahan-permasalahan guru dalam penyusunan RPP berdasarkan Kurikulum 2013 dapat diminimalkan, dengan harapan proses pembelajaran berjalan kondusif.

Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan bimbingan kelompok dan individu dalam upaya meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 6 Mataram dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter berdasarkan kurikulum 2013.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dinyatakan telah berhasil jika: 1. Hasil observasi Kepala Sekolah maupun

observasi guru selama proses bimbingan telah memperoleh skor rata-rata > 4,0 (Kategori baik).

2. Hasil kerja guru dalam penyusunan RPP berkarakter mencapai > 85% dengan nilai rata-rata > 85,00.

METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 6 Mataram dengan jumlah peserta bimbingan berjumlah enam orang guru Bahasa Inggris. Jenis tindakan yang dilakukan, yaitu bimbingan penyusunan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013 terhadap enam guru Bahasa Inggris di SMA 6 Mataram. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang skenario pelaksanaan tindakan dalam kegiatan bimbingan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(3)

493

Untuk mendapatkan gambaran secara

rinci kegiatan masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Siklus I

1. Tahap I : Perencanaan Tindakan

Jenis kegiatan yang direncanakan pada tahapan ini meliputi : Menyusun materi bimbingan, Menetapkan scenario dan langkah-langkah bimbingan yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan bimbingan (RPP), Menyusun instrument observasi Peneliti dan observasi guru, Menentukan jadwal kegiatan bimbingan, dan Menyusun pedoman analisa data hasil observasi dan tugas individu.

2. Tahap II. Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan I

Peneliti mengadakan bimbingan secara berkelompok yang kegiatannya adalah : Menyampaikan materi tentang tata cara penyusunan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013, Melaksanakan diskusi kelompok kecil dalam penyusunan RPP berkarakter, Memberikan bimbingan secara berkelompok/perorangan,

Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh

guru, Memberikan

penguatan/reward, danMemberikan tugas individual.

b. Pertemuan II

Peneliti melakukan bimbingan individual yang dilakukan secara bergiliran, dengan cara peneliti mendatangi guru yang tidak mengajar di kelas dalam penyusunan RPP berkarakter.

3. Tahap III. Pengamatan/pengumpulan

Data

Pada saat proses bimbingan kelompok, peneliti mengadakan: Pengamatan terhadap aktifitas guru peserta bimbingan, Pengamatan terhadap kinerja guru dalam penyusunan RPP berkarakter, Menilai hasil kerja guru secara individual

4. Tahap IV. Refleksi

Pada tahapan ini peneliti melakukan kegiatan:4.1. Renungan atas data hasil observasi dan hasil kerja secara individual, Pengolahan data hasil penelitian dan mencocokkan dengan indikator keberhasilan, Rencana perbaikan dan penyempurnaan, Memberikan penguatan atas hasil yang

diperolehnya, dan Rencana tindak lanjut.

B. Siklus II

Jenis kegiatan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan siklus I,

bedanya hanya terjadi

perbaikan/penyempurnaan dalam pelaksanaannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan sebelum dilakukan tindakan/pelaksanaan penelitian. Adapun kegiatan dalam tahap perencanaan ini adalah: a) menyusun materi bimbingan tentang cara penyusunan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013, b) membuat skenario bimbingan yang terbagi atas dua jenis bimbingan yakni bimbingan klasikal dan bimbingan individual, c) menyusun lembar observasi Peneliti, observasi guru peserta bimbingan, serta rubrik penilaian individu dalam penyusunan RPP berkarakter, d) menentukan jadwal kegiatan siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2014 s/d tanggal 23 Oktober 2014, e) menyusun pedoman analisa data hasil observasi dan tugas individual.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan ini peneliti melakukan bimbingan terhadap sepuluh guru Bahasa Inggris sekolah binaan pilot proyek penerapan kurikulum 2013, yang terbagi atas dua pertemuan.  Pertemuan I

Peneliti menyampaikan materi bimbingan tentang penyusunan RPP berkarakter dengan menggunakan berbagai strategi yang mampu membangkitkan motivasi guru Bahasa Inggris peserta bimbingan. Langkah selanjutnya peneliti membagi peserta menjadi 3 (tiga) kelompok kecil yang anggotanya masing-masing 2 (dua) orang guru. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok kecil itu adalah membuat draf RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013.

(4)

494

 Pertemuan II

Kegiatan bimbingan pada

pertemuan kedua ini

dilaksanakan secara individual, caranya peneliti secara bergiliran memanggil/mendatangi guru ketika sedang tidak ada jadwal mengajar dengan penjelasan sebagai berikut:

c. Tahap Pengamatan/Observasi

Pada tahapan ini hasil pengamatan Kepala Sekolah oleh pengawas pembimbing memperoleh skor rata-rata sebesar 2,75, hasil pengamatan guru oleh peneliti sebesar 3,43 , dan

hasil kerja individual yang dinilai oleh peneliti/kepala sekolah sebesar 75,99.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:  Renungan atas hasil observasi

Peneliti, observasi guru dan hasil kerja individual

 Pengolahan hasil observasi dan hasil kerja individual sekaligus mencocokkan dengan indicator kinerja yang telah direncanakan.

Tabel 1. Hasil observasi dan hasil kerja individual

No Jenis Kegiatan Indikator

Keberhasilan

% Ketuntasan

Perolehan

%/Rata-rata Keterangan

1. Hasil observasi Peneliti > 4,0 - 55,00% 2,75 Belum Tuntas 2. Hasil Observasi Guru > 4,0 > 85 % 0% 3,43 Belum Tuntas 3. Hasil Kerja Individual > 85 > 85 % 33,33% 75,99 Belum Tuntas

 Rencana perbaikan dan penyempurnaan; peneliti akan memperbaiki cara bimbingan dalam siklus beriktnya dengan

strategi yang mampu

membangkitkan motivasi guru.  Peneliti memberikan penguatan

kepada semua peserta bimbingan dengan tujuan untuk memotivasi agar dalam kegiatan siklus berikutnya dapat memperoleh hasil yang diharapkan.

 Rencana tindak lanjut; bimbingan akan dilaksanakan pada siklus berikutnya dengan mengoptimalkan pelaksanaan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Yang dilakukan peneliti pada tahapan ini masih mengacu pada kegiatan yang dilakukan pada siklus I

b. Tahap Pelaksanaan

 Pertemuan I

Sebelum peneliti menyampaikan materi bimbingan tentang penyusunan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013, terlebih dulu merefleksi atas hasil bimbingan siklus I yang masih banyak kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus II.

 Pertemuan II

Kegiatan bimbingan individual yang pelaksanaaannya Peneliti kunjung,

berjalan lancar.

Kesalahan/kekurangan yang dialami oleh guru bisa diminimalkan, sehingga pada kegiatan ini sifatnya Penelitis hanya membenahi kesalahan-kesalahan kecil dan ringan. Kegiatan difokuskan pada bimbingan bersifat kekeluargaan dalam upaya melaksanakan RPP berkarakter dalam proses pembelajaran di kelas senyatanya bisa kondusif sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembimbingan).

c. Tahap Pengamatan/Observasi

Pada tahapan ini hasil pengamatan Kepala Sekolah oleh pengawas pembimbing memperoleh skor rata-rata sebesar 4,17, hasil pengamatan guru oleh peneliti sebesar 4,33 , dan hasil kerja individual yang dinilai oleh peneliti/kepala sekolah sebesar 93,67.

d. Tahap Refleksi

Kegiatan pada tahapan ini pada dasarnya masih mengacu pada kegiatan tahap sebelumnya yaitu:  Renungan atas hasil observasi

Peneliti (peneliti), hasil pengamatan guru peserta bimbingan, dan hasil kerja individual.

 Pengolahan hasil observasi dan hasil kerja individual dalam penyusunan RPP berkarakter

(5)

495

serta membandingkan dengan

indikator keberhasilan.

Tabel 2. Hasil observasi dan hasil kerja individual dalam penyusunan RPP.

No Jenis Kegiatan Indikator

Keberhasilan

% Ketuntasan

Perlehan

%/Rata-rata Keterangan

1. Hasil observasi Peneliti > 4,0 - 100% 4,17 Tuntas 2. Hasil Observasi Guru > 4,0 > 85 % 100% 4,33 Tuntas 3. Hasil Kerja Individual > 85 > 85 % 100% 93,67 Tuntas

 Rencana perbaikan dan penyempurnaan terhadap hasil kerja individual yang masih memerlukan refisi sedangkan yang sudah dinyatakan baik ikut membantu teman yang memerlukan bantuan.

 Penguatan sudah sepantasnya diberikan kepada yang sudah berhasil maupun

yang belum berhasil guna memotivasi agar segera direfisi sesuai petunjuk dari Peneliti.

 Rencana tindak lanjut, mengingat hasil akhir sudah melampaui target maka penelitian dihentikan pada siklus II.

Tabel 3. Data kemajuan haasil tindakan dari siklus I dan siklus II sebagai berikut:

No Jenis Kegiatan Siklus I Siklus II Peningkatan

1. Hasil Observasi Peneliti 2,75

(55,00%)

4,17 (100%)

1,42 (45%)

2. Hasil Observasi Guru 3,43

(0%)

4,33 (00%)

0,90 (100%) 3. Hasil kerja guru secara individual 75,99

(33,33%) 93,67 (100%) 17,68 (66,67%) B. Pembahasan A. Siklus I 1. Tahap Perencanaan

Peneliti telah menyusun materi bimbingan tentang tata cara penulisan RPP berkarakter, kendala yang dihadapi adalah sistematikanya masih belum jelas, faktor penyebabnya karena dalam kurikulum 2013 ada panduan membuat RPP yang berbeda dengan RPP model KTSP yang berdampak kurang pasnya dalam perencanaan strategi pembelajaran terhadap enam orang guru Bahasa Inggris SMA Negeri 6 Mataram dalam penulisan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013. Solusi yang dilakukan oleh peneliti menelaah dengan seksama Permen 65 Tahun 2013 tentang standar proses dan Permen 81A tentang implementasi kurikulum 2013. Dari hasil telaah kedua permen itu peneliti menemukan solusi yang tepat dalam penyampaian materi bimbingan dan hasilnya Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPP) dapat diatasi dengan baik.

Langkah selanjutnya peneliti menyusun skenario dan langkah-langkah bimbingan yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPP). Kendala yang dihadapi tentang penguasaan strategi pembimbingan

yang mampu membangkitkan aktifitas guru Bahasa Inggris waktu bimbingan masih belum ditemukan. Penyebabnya yaitu peneliti belum memahami dengan baik isi Permen 81A tentang implementasi kurikulum 2013, sehingga berdampak terlambatnya penyusunan skenario bimbingan. Solusi yang dilakukan peneliti mencermati beberap kajian teori tentang skenario bimbingan yang baik dan benar. Hasilnya skenario bimbingan dapat tersusun dengan baik.

Dalam penyusunan instrumen observasi Kepala Sekolah dan observasi guru juga mengalami kendala yakni dalam penentuan aspek-aspek yang harus muncul sesuai dengan judul. Hal ini disebabkan karena peneliti menelaah proposal yang telah dibuatnya, sehingga berdampak molornya waktu yang kurang tepat sesuai dengan perencanaan. Solusi yang dilakukan Kepala Sekolah selaku peneliti membaca dan memahami serta menelaah proposal yang telah disusunnya. Setelah di pahami dan ditelaah dengan seksama maka akhirnya instrumen observasi Kepala Sekolah maupun instrumen observasi guru dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan judul proposal penelitian tindakan Sekolah (PTS) yang sudah di rancang lebih dahulu.

(6)

496

Dalam penentuan jadwal

kegiatan bimbingan pada siklus I, pada dasarnya tidak mengalami kendala yang mengganggu pelaksanaan bimbingan secara berkelompok maupun bimbingan secara individual. Pertemuan I (kegiatan bimbingan kelompok) dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2014 selama 4 (empat) jam bertempat di SMA Negeri 6 Mataram, sedangkan pertemuan II (Kegiatan bimbingan individual) dilaksanakan dari tanggal 13 Oktober sampai tanggal 23 Oktober 2014. Caranya peneliti mendatangi/memanggil guru Bahasa Inggris yang menjadi sasaran bimbingan pada saat sedang tidak mengajar. Jenis bimbingan antara guru satu dengan yang lain tidak sama, disesuaikan dengan aspek-aspek dalam penyusunan RPP yang mengalami kesalahan dan atau perlu meningkatkan petunjuk untuk diadakan perbaikan seperlunya.

Dalam penyusunan pedoman analisa data hasil observasi Peneliti maupun hasil observasi guru serta pedoman analisa data hasil tugas individu dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berjalan dengan lancar. Ini artinya peneliti tidak mengalami kendala yang menyebabkan tersendatnya pelaksanaan bimbingan terhadap 6 (enam) guru Bahasa Inggris SMA Negeri 6 Mataram.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pertemuan I

Menyampaikan materi tentang tata cara penyusunan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013. Kendala yang dihadapi guru peserta bimbingan datangnya tidak serempak. Faktor penyebabnya karena ada beberapa guru yang sedang melaksanakan ulangan harian sehingga tidak bisa ditinggalkan, sehingga berakibat molornya waktu bimbingan dan mengulang materi yang baru saja disampaikan. Solusi yang dilakukan oleh peneliti dengan memberikan ringkasan materi ajar kepada semua peserta bimbingan. Hasilnya semua materi dapat diserap oleh seluruh guru peserta bimbingan.

Pelaksanaan diskusi kelompok membahas tentang bagaimana menyusun RPP yang baik dan benar sesuai dengan kurikulum 2013, kendalanya tidak

semua guru menguasai tata cara

penyusunan RPP. Faktor

penyebabnya karena guru kebanyakan kurang peduli terhadap perlunya perangkat pembelajaran khususnya RPP sehingga berdampak kurang termotivasinya guru peserta bimbingan. Solusi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan pembimbingan berkelompok kecil yang anggotanya masing-masing kelompok 2 (dua) orang. Hasilnya semua peserta bimbingan mulai memahami tata cara penyusunan RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013.

Bimbingan secara

berkelompok difokuskan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Sebab guru tersebut kurang terbiasa mengajar dengan RPP. Dampaknya adalah ketika di suruh mendiskusikan tata cara menyusun RPP berkarakter merasa kebingungan. Upaya yang dilakukan oleh peneliti dengan memberikan bimbingan khusus dan memberikan contoh nyata bagaimana menyusun RPP berkarakter. Hasilnya guru yang mengalami kesulitan dapat diminimalkan.

Peneliti berupaya

memberikan solusi kepada semua guru peserta pembimbingan, sebagai hasilnya tidak seimbang yang pintar semakin pintar yang kurang mengerti semakin bingung. Upaya

yang dilakukan adalah

pembimbingan secara

individual/kelompok kecil sampai peserta memahami tata cara penyusunan RPP berkarakter sesuai dengan kurikulum 2013.

Pada akhir bimbingan kepala sekolah selaku peneliti memberikan penguatan dan penghargaan kepada semua peserta agar termotivasi untuk menyusun RPP berkarakter sehingga mampu menyusun RPP sesuai dengan yang diharapkan oleh Kepala Sekolah/peneliti. Sebagai upaya agar semua peserta mampu menyusun RPP berkarakter, peneliti memberikan tugas individual yang dikerjakan diluar bimbingan dan dibimbing langsung oleh peneliti pada waktu dan tempat yang berbeda/bergiliran.

(7)

497

b. Pertemuan II

Bimbingan pada pertemuan

kedua ini peneliti

memanggil/mendatangi guru ketika sedang tidak mengajar.

3. Tahap Pengamatan/Pengumpulan

data

Pengamatan terhadap

pelaksanaan bimbingan oleh pengawas pembimbing sebagai observer mengalami kendala yaitu aspek-aspek yang harus dilakukan oleh peneliti masih ada yang belum mencapai kriteria ketuntasan, faktor penyebabnya karena peneliti masih belum menemukan jenis tindakan yang tepat untuk mendampingi guru peserta penyusunan RPP berkarakter. Solusinya diberikan skor sesuai dengan apa yang dilakukan oleh peneliti, sehingga hasil perolehan skor akhir hanya memperoleh 2,75 dengan prosentase ketuntasan 55,00%.

Nilai rata-rata hasil kerja individual dalam penyusunan RPP berkarakter juga masih dibawah indicator keberhasilan yaitu rata-rata (75,99) atau dari keenam guru baru dua

orang yang dinyatakan tuntas, masing-masing adalah Herna Suriati, S.Pd dengan perolehan nilai rata-rata 90,95 dari indicator keberhasilan > 85, dan satu guru lagi tuntas standar yaitu Erma Yuqminun, S.Pd dengan nilai rata-rata 85,24. Factor penyebabnya adalah kebanyakan guru massih terkecoh dengan system penyusunan RPP berdasarkan KTSP. Selain itu para guru masih bingung antar RPP yang disalin dari temannya dengan RPP hasil bimbingan Kepala Sekolah sehingga berakibat beberapa aspek dalam RPP masih belum sesuai harapan. Solusi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengoptimalkan bimbingan individual dengan trik-trik yang dapat dipahami dan dimengerti oleh guru yang bersangkutan. Hasilnya guru peserta bimbingan individual lebih memahami akan kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan dalam penyusunan RPP berkarakter dan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

4. Tahap Refleksi

Tabel 4. Data hasil observasi Peneliti dan guru serta hasil kerja guru secara individual dapat di paparkan dalam data sebagai berikut:

No Jenis kegiatan Skor/Nilai

rata-rata % Keterangan

1. Observasi Peneliti 2,75 55,00% kurang

(Belum tuntas)

2. Observasi guru 3,43 0% Cukup

(Belum Tuntas) 3. Hasil kerja guru secara individual 75,99 33,33% Cukup memuaskan

(Belum Tuntas) Karena pada siklus I indikator

keberhasilan belum tercapai maka peneliti melanjutkan ke siklus II dengan mengoptimalkan semua jenis tindakan bimbingan baik bimbingannya secara kelompok maupun secara individual. Rencana tindak lanjut ini kegiatannya sama dengan siklus I tetapi pelaksanaannya di optimalkan dan lebih diefektifkan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan yaitu minimal sama dengan indikator keberhasilan dan bila perlu mampu melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. B. Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perenacanaan pada siklus II ini peneliti hampir tidak mengalami kendala kesalahan-kesalahan

yang terjadi pada siklus I sudah diadakan perbaikan sehingga semua perangkat dan bahan penelitian sudah dapat disiapkan terlebih dahulu.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan bimbingan siklus II mengacu pada rancangan yang sudah disiapkan sebelumnya, sehingga pada kegiatan bimbingan berjalan lancar tanpa ada kendala yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan bimbingan.

3. Tahap Pengamatan/Pengumpulan

Data

Pengamatan atau observasi terhaadap pelaksanaan bimbingan bagi peneliti oleh pengawas pembimbing tidak mengalami hambatan dan tidak ada yang perlu di refisi sebab semua aspek yang dituangkan pada instrumen

(8)

498

pengamatan Peneliti sudah > indikator

keberhasilan. Skor rata-rata hasil observasi Peneliti dengan prosentase ketercapaian 100%. Sementara hasil pengamatan/observasi guru selama bimbingan klasikal memperoleh skor rata-rata (4,17) dengan prosentase ketercapaian 100%,, Nilai rata-rata hasil kerja individual sebesar 93,65 dengan prosentase ketercapaian 100% ini membuktikan bahwa pelaksanaan bimbingan pada siklus II telah berhasil.

4. Tahap Refleksi

Hasil observasi Peneliti dan hasil observasi guru pada siklus II ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada siklus II ini skor rata-rata hasil observasi Peneliti mencapai (4,17) dan semua aspek pengamatan telah memperoleh skor > 4,0. Sedangkan skor rata-rata hasil observasi guru (4,33) dengan prosentasi ketercapaian 100%. Sedangkan nilai rata-rata hasil kerja individual dalam penyusunan RPP berkarakter (93,67) dengan prosentasi ketercapaian (100%).

Karena indikator keberhasilan telah tercapai dengan sangat menggembirakan dinyatakan; “Penelitian telah berhasil dan dihentikan pada siklus II”

SIMPULAN

Pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok maupun individual sangat efektif untuk meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris SMA Negeri 6 Mataram dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter. Dengan bimbingan secara kelompok besar guru Bahasa Inggris SMA Negeri 6 Mataram dapat memahami aspek-aspek penting dalam penyusunan RPP berkarakter. Disamping itu motivasi dan inovasi guru dapat ditingkatkan sehingga dalam pelaksanaan diskusi kelompok/kerja kelompok dapat berjalan sangat demokratis, yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan nilai kegotongroyongan.

Kegiatan bimbingan kelompok sangat tepat dikombinasikan dengan kegiatan bimbingan secara individual sebab; 1) keduanya saling berkaitan dan saling melengkapi, 2) pemahaman awal/secara umum dapat dilakukan dengan bimbingan kelompok, sedangkan pemahaman dan ketrampilan secara mendetail dapat dilakukan melalui bimbingan individual.

SARAN

Kepada Peneliti sejawat disarankan untuk mengadakan bimbingan terhadap guru binaannya khususnya yang menerapkan kurikulum 2013 dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter. Karena bimbingan secara kelompok dan secara individual telah terbukti mampu merubah maensit guru Bahasa Inggris dalam proses pembelajaran melalui penyusunan RPP berkarakter. Ketidaktahuan guru dapat di netralisir dengan pelaksanaan bimbingan yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan sehingga upaya peningkatan guru dalam penyusunan RPP berkarakter dapat diwujudkan.

Kepada guru yang sudah mendapatkan bimbingan penyusunan RPP berkarakter diharapkan: 1) mampu merubah maenset sebagai sosok guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas senyatanya dengan bekal ketrampilan menyusun RPP berkarakter, 2) mampu menularkan kepada guru Bahasa Inggris yang lain melalui wadah MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi menyusun RPP berkarakter berdasarkan kurikulum 2013, 3) mampu menularkan kepada guru mata pelajaran serumpun untuk merubah RPP berdasarkan KTSP menjadi RPP berdasarkan kurikulum 2013.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim, 2014, Pengertian Bimbingan

Kelompok dalam

https://ewintri.wordpress.com/2012/01/ 02/bimbingan-kelompok/, 23 September 2014, pukul 19.45 Wita.

Cahyo Wirawan, 2012, Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Melalui Mentoring, Jakarta: Jurnal PTK Dikmen.

Hamatih, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Kertajaya, 2014, Pengertian Karakter menurut

beberapa ahli dalam

http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/, 20 September 2014, pukul 22.30 Wita.

Lickona, 2014, Pengertian Karakter, dalam http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/ pengertian-karakter.html, 20 September 2014, pukul 20.23 wita.

Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

(9)

499

Nana Sujana, 2009, Pendidikan Tingkat

KePenelitian Konsep Dan Aplikasinya Bagi Peneliti Sekolah, Jakarta: LPP Bina Mitra.

Permen Mendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Permen Mendikbud No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Permen Mendikbud No. 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.

Suharjono, 2009, Melaksanakan Sekolah Sebagai Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Penelitia Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.

Suharjono, 2012, Publikasi Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru, Jakarta: Cakrawala Indonesia.

Suyanto, 2014, Pengertian Karakter menurut

beberapa ahli dalam

http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/, 20 September 2014, pukul 20.30 Wita.

Undang-ndang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Usman, 2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Gambar

Tabel 1. Hasil observasi dan hasil kerja individual   No  Jenis Kegiatan  Indikator
Tabel 2. Hasil observasi dan hasil kerja individual dalam penyusunan RPP.  No  Jenis Kegiatan  Indikator
Tabel  4.  Data  hasil  observasi  Peneliti  dan  guru  serta  hasil  kerja  guru  secara  individual  dapat  di  paparkan dalam data sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi lingkungan terutama kondisi air bersih di Kabupaten Sampang yang kurang memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi salah satu faktor yang memungkinkan

Tanaman ini adalah salah satu jenis tanaman berkayu yang memiliki kandungan damar wangi yang berasal dari infeksi mikroorganisme yang terjadi secara alami maupun buatan

Tidak hanya itu, dalam hal ini juga seperti yang dikemukaan oleh bapak Sairi selaku krani 1 humas PT Perkebunan Nusantara (PTPN V) Sei- Tapung ditemukannya

Pada saat sistem mengirimkan notifikasi kepada network administrator melalui email, email yang diterima yaitu berisi data informasi perangkat baru yang terhubung ke

perbincangan di atas, kajian ini merumuskan hipotesis berikut untuk mengkaji sama ada kualiti yang lebih tinggi daripada pembangunan pasaran saham diukur dengan tahap

Dapatan kajian ini telah memberi sumbangan ilmu pengetahuan yang lebih mantap terhadap perkembangan tahap efikasi guru di sekolah. Efikasi guru telah dikenalpasti sebagai

Äikäs (2004) näkee suomalaisessa kaupunkimarkkinoinnissa kaksi ongelmaa, jotka ovat relevantteja vielä 2010-luvullakin. Ensinnäkin se, että kaupungit ovat kilpailun ja

Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui potensi sumberdaya wisata alam di Resort Balik Bukit, (2) mengetahui potensi sumberdaya manusia yang ada di sekitar Resort Balik