• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Public Relations sebagai Jembatan antara Perusahaan dan Publiknya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Public Relations sebagai Jembatan antara Perusahaan dan Publiknya"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Public Relations sebagai “Jembatan” antara Perusahaan dan Publiknya Public Relations bila dilihat dari studi ilmu komunikasi adalah salah satu teknik komunikasi yang menitikberatkan pada usaha untuk menumbuhkan suatu suasana kerjasama (good will) dan menciptakan saling pengertian (mutual understanding) antara publik yang berkepentingan untuk mencapai tujuan baersama dalam iklim yang saling menguntungkan (favourable).

Public Relations (PR) pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi PR adalah two way communications (komunikasi dua arah/timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan PR, sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR.

Public Relations sebagai jembatan antara perusahaan dengan publiknya, memiliki arti bahwa public relations harus dapat menjadi penghubung antara perusahaan dengan publiknya, dengan menyelenggarakan suatu aktivitas komunikasi agar kedua pihak tersebut selalu memiliki saluran yang tepat untuk mengetahu setiap perkembangan yang dialami oleh masing-masing pihak.

Salah satu tugas pokok Public Relations dalam menjembatani hubungan tersebut adalah dengan menjaga agar publik dari perusahaan selalu memiliki pengetahuan yang memadai tentang perusahaan, sebagaimana yang dinyatakan

(2)

oleh Oemi Abdurrahman bahwa “untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan dan penghargaan dari publik, maka perusahaan harus memberikan keterangan-keterangan kepada publik dengan jujur, sehingga publik merasa well informed dan diikutsertakan dalam usaha-usaha badan itu.” (Abdurrahman, 2001:27)

Menurut Lesly (1993:3), terdapat bermacam jenis definisi yang menerangkan Public Relations, yang setidaknya dapat menyentuh seluruh aspek dalam hubungan antar manusia. Dari seluruh definisi tersebut, Lesly memberikan definisi sederhana yaitu :”…helping an organization and its public adapt mutually to each other.”…..menolong organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi satu dengan yang lainnya.”

Definisi ini menunjukkan bahwa fakta terpenting dan menjadi inti dari kegiatan Public Relations adalah “mutual accomodation” atau saling membantu. Artinya kegiatan Public Relations tidak hanya dipandang sebagai kegiatan satu arah. Hal ini menunjukkan bahwa faktor terpenting yang saat ini dihadapi oleh setiap organisasi atau institusi adalah keberadaan pendapat yang diberikan individu dan keberadaan organisasi atau individu tersebut.

Secara struktural Public Relations merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan dan bukan suatu fungsi atau bagian yang berdiri sendiri. Public Relations adalah penyelenggara komunikasi timbal balik antara suatu lembaga dengan publik yang mempengaruhi sukses tidaknya lembaga tersebut. Dari pihak suatu lembaga, komunikasi seperti ini ditujukan untuk menciptakan saling

(3)

pengertian dan dukungan bagi terciptanya tujuan, kebajikan dan tindakan lembaga tersebut. Dengan kata lain, Public Relations berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan pengertian dan kemauan baik (good will) publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang baik dengan publik. (Effendy, 1998:24). The British Institute of Public Relations dalam Jefkins (2002:9) memberikan definisi bahwa “Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”. Definisi tersebut menunjukkan bahwa Public Relations merupakan suatu aktivitas terus menerus dan dilaksanakan secara teratur, melalui suatu kegiatan komunikasi.

Sementara itu, Frank Jefkins memberikan definisi : “Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian” (Jefkins, 1002:10). Sedangkan definisi dari Howard Bonham (Abdurrachman, 2001:25): “Public Relations is the art of bringing about a better public understanding which breeds greater public confidence for any individual or organization’’. Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian

(4)

publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu organisasi/badan.

J.C Hooftman menyatakan bahwa “untuk membangkitkan opini publik yang positif terhadap suatu badan, publik harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul pengertian daripadanya”. (Abdurrachman, 2001:26)

Dari definisi-definisi yang telah disebutkan di atas nampak bahwa fungsi Public Relations adalah menjaga agar publik selalu memiliki pengetahuan yang memadai tentang keberadaan perusahaan, sehingga menghasilkan pemahaman yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Fungsi ini sejalan dengan pendapat Edward L. Bernays dalam bukunya “Public Relations” bahwa salah satu arti Public Relations adalah “Information given to public “; Informasi yang diberikan kepada publik.

Selanjutnya fungsi Public Relations menurut Effendy berdasarkan ciri-ciri dan penegasan kegiatan Public Relations yang dikemukakan oleh Scoutt M. Cutlip, Allen H.Center, Glenn M. Broom, dalam Effective Public Relations adalah sebagai berikut :

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik,

baik publik internal maupun eksternal.

c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisai kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi

d. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisai demi kepentingan umum. (Cutlip et al dalam Effendy, 1999:36)

(5)

Dari uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa esensi dari Public Relations adalah bagaimana membina hubungan yang baik dengan publik, dalam rangka memperoleh pengertian dan dukungan bagi perusahaan. Jadi, Public Relations harus menciptakan kelancaran hubungan antara perusahaan dengan publik, atau dalam istilah lain, menjadi saluran komunikasi yang efektif diantara kedua belah pihak tersebut. Inilah yang menjadi arti bahwa Public Relations merupakan jembatan antara perusahaan dengan publiknya. Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok perhatian adalah fungsi Public Relations dalam menjaga hubungan dengan para investor sebagai publik internal perusahaan. Tanggung jawab Public Relations adalah menjaga agar investor selalu mengetahui eksistensi dan kinerja perusahaan di tengah-tengah persaingan yang dihadapinya. Kegiatan investor relations melalui program komunikasi harian tersebut merupakan salah satu usaha untuk membina hubungan harmonis serta menciptakan komunikasi dua arah timbal balik antara perusahaan dengan publiknya.

2.2 Investor Relations

Berdasarkan klasifikasi utama dari publik atau khalayak sasaran suatu organisasi maka kegiatan kegiatan Public Relations dapat dikategorikan kedalam dua kegiatan utama, yaitu Internal Relations (yang mencakup memelihara hubungan dengan publik internal) dan External relations (yang mencakup menjaga hubungan yang harmonis dengan publik di luar perusahaan).

(6)

Menurut Robert W, Kolb dalam bukunya Investment, “investor adalah lembaga atau perorangan yang menyertakan dananya kepada emiten dengan membeli saham, dengan tujuan mendapatkan capital gain dan deviden. Capital Gain adalah keuntungan yang didapat dari selisih harga beli dan jual, sedangkan deviden adalah laba yang didapat oleh perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham setiap tutup buku perusahaan”, (Kolb, 1986:74)

Maka, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa investor perorangan adalah orang yang menyertakan dananya kepada perusahaan, dengan tujuan untuk mendapatkan capital gain. Dalam penelitian ini, keuntungan yang didapat oleh investor adalah selisih antara harga beli san jual valuta asing dalam bisnis forex margin trading.

Investor relations merupakan bagian dari Public Relations, sesuai dengan namanya maka pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang paling utamna harus dilayani atau yang menjadi fokus adalah investor atau pemegang saham. Namun demikian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kretarto dalam buku Investor Relations bahwa dalam prakteknya investor relations mempunyai hubungan yang lebih luas, yaitu :

Pihak yang melindungi kepentingan pemegang saham, yaitu Bapepam dan Bursa efek

Wartawan & Pers Perusahaan efek

(7)

Affinity Group, yaitu stakeholders yang sudah atau berniat menjadi pemegang saham (investor), seperti pemasok, penyalur, konsumen, kreditur dan keluarga karyawan

Pesaing sebagai investor

Peneliti ekonomi dan keuangan independent.

Adapun fungsi kegiatan Investor Relations sebagai penghubung antara perusahaan dengan masyarakat investor. Hal tersebut dilakukan dalam upaya memberikan pelayanan informasi kinerja perusahaan berkaitan dengan kondisi, kegiatan bisnis dan keuangan saat ini, serta prospek keuntungan perusahaan di masa-masa yang akan datang dsb, kepada pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya masyarakat pemodal (investor). Juga diharapkan sekaligus mampu menciptakan hubungan komunikasi yang baik dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak (investor relationship). (Ruslan, 2003:47)

Perusahaan yang mengelola dana dari investor harus menyelenggarakan bentuk khusus dari Public Relations dengan komunitas investasi atau finansial. Investor dan komunitas finansial lainnya tidak dapat diatur dengan cara yang sama dengan publik lainnya dalam kegiatan Public Relations. Dalam perusahaan yang melakukan kegiatan Forex Margin Trading, dimana modalnya diperoleh dari publik yang menjadi investor, tentu saja investor tersebut memiliki peranan yang sangat penting, karena pencapaian tujuan perusahan sangat bergantung kepada keputusan investasi mereka, sehingga dibutuhkan suatu usaha agar terjalin

(8)

hubungan yang baik antara perusahaan dengan investornya, yang dilakukan oleh bagian investor relations.

Kunci agar program investor relations menjadi efektif adalah adanya komunikasi dua arah antara perusahaan dengan para investor. Salah satunya adalah melakukan sebuah program komunikasi yang kontinyu, agar investor memperoleh informasi tentang kinerja perusahaan yang dibutuhkan oleh mereka.

Dalam menjalankan fungsi investor relations, kegiatan utamanya adalah pelayanan informasi kepada investor. Dalam hal ini kejujuran dan keterbukaan dalam pelayanan informasi kepada investor merupakan dua hal yang dapat menjadi ukuran berkualitas tidaknya suatu perusahaan. Kesenjangan informasi antara investor dan manajemen perusahaan harus diperkecil dengan penyampaian informasi berkualitas secara kontinyu . Dengan kata lain jika dilakukan secara efektif, maka investor relations dapat memberikan pengaruh positif terhadap tingkat nilai, kepercayaan dan citra perusahaan serta terhadap biaya modal perusahaan emiten (go public) secara keseluruhan.

Definisi yang dikemukakan oleh Seitel (2001:458) :

Investor relations is the effort to narrow the gap between the perception of a company and the reality – in other words, helping the firm’s securities reach their appropriate market price. To do this, proffesional investor relations must encourage stockholders to buy and hold company shares (Seitel,2001:458).

(Investor relations adalah usaha untuk mempersempit kesenjangan persepsi antara perusahaan dengan realitas yang sesungguhnya, dengan kata lain, membantu tujuan perusahaan mencapai harga pasar yang diharapkan. Untuk itu profesional investor relations perlu mendorong investor untuk tetap memiliki sahamnya).

(9)

Cutlip, Center & Broom dalam buku Effective Public Relations menyampaikan pengertian investor relations, yaitu : Investor relations (hubungan investor) merupakan bagian khusus dari public relations perusahaan yang menciptakan dan memelihara hubungan yang saling bermanfaat (menguntungkan) dengan pihak pemegang saham dan investor lainnya untuk meningkatkan nilai pasar. (Cutlip et al, 1999:21).

Lebih lanjut Cutlip et al menyatakan bahwa “pada prakteknya, yang menjadi kunci bagi kemajuan manajemen perusahaan adalah investor dan keberhasilan kampanye yang dilakukan oleh bagian Public Relations. Keuntungan perusahaan sangat ditentukan oleh penyediaan informasi yang lengkap dan aktual, baik itu informasi baik maupun buruk, yang mempengaruhi keputusan investasi masyarakat pemodal”.

Fungsi investor relations secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Merencanakan program komunikasi yang paling sesuai dalam rangka mencapai tujuan manajemen perusahaan.

2. Merancang media komunikasi bagi para investor, seperti surat perkenalan untuk investor baru, laporan tahunana, berita finansial serta informasi bagi para analis.

3. Menyiapkan pertemuan tatap muka dengan para investor, seperti plant tours dan pertemuan tahunan (Cutlip et al, 1999:474)

Hal yang membedakan praktisi investor relations dengan bentuk lain dari praktek public relations adalah spesialisasi dalam hal keahlian finansial dan pengalaman yang dibutuhkan agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan khalayak tertentu, baik itu investor individu maupun institusi, serta para analis.

(10)

“Praktisi investor relations harus dapat menjamin bahwa publiknya memperoleh informasi yang utuh, seimbang serta tepat waktu, sehingga mereka dapat mengambil keputusan membeli, mempertahankan dan menjual sahamnya”, (Seitel, 2001:458)

Rencana yang matang dan program komunikasi yang baik akan mempertahankan reputasi perusahaan, dan dengan demikian penampilan perusahaan di pasar akan baik pula.

Beberapa pedoman berkomunikasi agar program investor relations yang dilakukan menghasilkan kredibilitas perusahaan dan penghargaan publik yang baik :

1. Bersikap agresif. Perusahaan di era seperti ini harus berkompetisi secara keras demi pencapaian tujuannya, yang terpenting adalah menjaga agar analis dan investor selalu memiliki informasi yang cukup tentang perusahaan. Untuk itu, maka dibutuhkan komunikasi yang agresif, dan penyampaian secara jujur.

2. Mengumumkan keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan, karena investor juga harus mengetahui evaluasi terhadap kepemilikan sahamnya, situasi persaingan perusahaan serta keberadaan perusahaan. 3. Sampaikan kedua sisi berita, yang baik dan yang buruk. Perusahaan

harus selalu berkomunikasi dengan investor pada saat keadaan sedang baik maupun buruk, dengan kata lain investor membutuhkan suatu komunikasi yang terus menerus. Bila terjadi masalah pada perusahaan, maka investor perlu mengetahui bagaimana manajemen berusaha mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.

4. Selalu berinisiatif berkomunikasi dengan investor, jangan sampai investor yang berusaha mendatangi perusahaan. Investor ingin merasa menjadi bagian yang penting dari perusahaan, sedangkan perusahaan memerlukan modal untuk mengembangkan usahanya, oleh karena itu, maka perusahaan harus terbuka menyampaikan setiap hal kepada investor, agar mereka tidak dilanda kecemasan akan mengalami kerugian. (Seitel, 2001:475)

(11)

Investor merupakan publik yang khusus, mereka memiliki hubungan yang berbeda dengan publik lainnya, karena bagaimanapun, investor ikut memiliki perusahaan. Oleh karena itu, “perusahaan memiliki tanggungjawab dalam menyampaikan fakta dan penjelasan yang dibutuhkan para investor, dalam hal ini praktisi Public Relations harus mempertimbangkan apakah informasi yang disampaikan sudah memenuhi kebutuhan mereka atau belum “ (Ellis et al, 1982 : 215-216)

Investor Relations menjadi garda terdepan dalam menjamin berlangsungnya hubungan yang baik antara perusahaan dengan para investor perorangan. Dengan mengoptimalkan fungsinya, maka akan tercapai asas keterbukaan yang disyaratkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Optimalnya fungsi investor relations dalam menjalin hubungan yang baik dengan para investor akan memberikan dampak yang positif terhadap perusahaan, misalnya menciptakan dan mempertahankan kepercayaan investor dalam melakukan investasi pada perusahaan.

2.3 Program Komunikasi Harian dalam Investor Relations serta Fungsinya dalam Mengimplementasikan Prinsip Good Corporate Governance. Peranan Investor Relations Practitioner secara praktis adalah melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yaitu terwujud dalam 4 prinsip :

a. Accountability (Akuntabilitas), yaitu pertanggungjawaban agar pihak perusahaan memiliki kemampuan dalam mengantisipasi pertanyaan investor atas berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan oleh

(12)

perusahaan berkaitan dengan dana yang dipercayakan oleh investor kepada perusahaan

a. Predictability (Prediktabilitas), kemampuan dalam memprediksi prospek usaha mendatang secara tepat dan rasional, yang terkait dengan kebijakan yang efektif, efisien dalam operasi dan teknis pengembangan bisnis sesuai dengan peraturan bisnis dan hukum yang berlaku.

b. Transparency (Transparansi), tersedianya informasi yang dapat dipercaya, terbuka, relevan dan mudah dimengerti yang dapat diperoleh secara mudah oleh pihak investor.

c. Participation (Partisipasi), keikutsertaan investor dalam memperoleh informasi dan data, upaya pengecekan serta proses pengambil keputusan bersama dalam perusahaan. (Kretarto, 2001:16)

Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham (investor), pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Latar belakang pelaksanaan Corporate Governance adalah perusahaan-perusahaan semakin banyak bergantung pada modal eksternal untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan mereka. Demi kepentingan mereka, perusahaan perlu memastikan kepada pihak penyandang dana eksternal bahwa dana-dana tersebut digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan perusahaan. Kepastian tersebut diberikan oleh sistem tata kelola perusahaan (corporate governance).

Sistem Corporate Governance yang baik memberikan perlindungan yang efektif kepada para pemegang saham dan pihak investor, sehingga mereka bisa meyakinkan dirinya akan perolehan kembali investasinya dengan wajar dan

(13)

bernilai tinggi. Oleh karena itu sistem tersebut harus juga membantu menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sector usaha yang efisien dan berkesinambungan.

Adapun manfaat penerapan Good Corporate Governance adalah:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada invcestor.

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya. 4. Para investor akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkan shareholders’ value dan dividen.

Program Komunikasi Harian merupakan bagian dari fungsi investor relations yang paling penting. Subjek yang ingin melakukan komunikasi dengan perusahaan pada dasarnya semua kalangan, mulai dari investor perorangan maupun institusi, para analis dan manajer investasi. Oleh karena itu seorang Public Relations dalam menjalankan fungsi investor relations bertugas untuk menyelenggarakan komunikasi persuasif dan informatif, yang dapat dilaksanakan baik secara tatap muka maupun melalui telepon, surat elektronik (e-mail) atau surat.

(14)

Bila kita melihat kembali tujuan dari investor relations yaitu memelihara komunikasi yang positif antara perusahaan dengan para investor, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan komunikasi dengan investor tersebut harus didasarkan pada prinsip-prinsip Good Corporate Goveranance. Sehingga bisa dikatakan bahwa kualitas dari pelaksanaan investor relations dapat dilihat dari apakah perusahaan telah melaksanakan Good Corporate Governance dengan baik atau tidak.

Prinsip-prinsip internasional mengenai Corporate Governance mulai muncul dan berkembang baru-baru ini. Prinsip-prinsip tersebut mencakup :

Hak-hak para investor yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.

Perlakuan sama terhadap para investor (pemegang saham), terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading)

Peranan investor (pemegang saham) harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hokum dan kerjasama yang aktif antara perusahaan

(15)

serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuntungan. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan (stakeholders).

Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.

Di negara-negara Asia, pelaksanaan corporate governance merupakan bagian penting dari pembaharu-pembaharu ekonomi yang mutlak untuk mengatasi krisis ekonomi. Hongkong, Thailand, Malaysia sudah lebih dahulu membentuk komite nasional mengenai corporate governance dan di Negara itu pedoman ini bersifat imbauan dan tidak memaksa.

Di Indonesia, hukum dan peraturan mengenai Corporate Governance adalah :

1. UU RI nomor 1 tahun 1995 tentang Perserroan Terbatas (UUPT)

2. UU yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal Indonesia atau BAPEPAM

Perusahaan wajib mengungkapkan informasi penting melalui Laporan Tahunannya kepada masyarakat dengan cara yang tepat waktu, akurat dapat dimengerti dan obyektif.

(16)

Perusahaan wajib mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak saja hal-hal yang diharuskan menurut hukum tetapi juga hal-hal yang mempunyai arti penting bagi pengambilan keputusan pihak investor.

Ada dua hal mendasar yang menyebabkan perlunya penerapan prinsip Good Corporate Governance di Indonesia, yaitu :

1. Adanya tuntutan terhadap dunia usaha yang semakin kompetitif menjelang abad 21. Dengan diterapkannya perdagangan bebas nanti, maka setiap pelaku bisnis diperbolehkan melakukan kegiatannya di Negara manapun.

2. Adanya tuntutan secara langsung dari lembaga-lembaga donor agar perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan prinsip Good Corporate Governance.

Hak-hak investor yang harus dilindungi menurut prinsip-prinsip corporate governance yang disusun oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada bulan April 1998, yaitu :

1. Hak-hak dasar investor (pemegang saham) meliputi hak untuk : 1) memastikan registrasi saham yang dimiliki, 2) memindahtangankan saham-sahamnya, 3) memperoleh informasi perusahaan secara teratur dan tepat waktu, 4) berpartisipasi dan memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), 5) memperoleh bagian keuntungan perusahaan

(17)

2. Para investor (pemegang saham) mempunyai hak untuk berpartisipasi, memperoleh informasi yang cukup, mengambil keputusan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan fundamental perusahaan, seperti :1) otorisasi untuk penambahan saham 2) transaksi-transaksi luar biasa yang mempengaruhi hasil penjualan perusahaan

3. Para investor (pemegang saham) harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara dalam RUPS serta harus diberi informasi tentang aturan-aturan yang berlaku.

1) Para investor (pemegang saham) harus diberikan informasi yang cukup dan tepat waktu, serta informasi yang lengkap dan tepat waktu mengenai masalah-masalah yang akan diputuskan dalam rapat

2) Investor harus diberikan kesempatan untuk bertanya 3) Investor harus dapat memberikan suara dalam rapat.

PT. Gemilang Sarana Abadi sebagai perusahaan yang mengandalkan keberlangsungan perusahaannya berdasarkan dana investasi masyarakat, menerapkan prinsip good corporate governance dalam kaitannya dengan investor relations. Dalam menerapkan Good Corporate Governance, Ibu Tia Head Sales PT. Gemilang Sarana Abadi mengemukakan :

- Perusahaan memberikan informasi yang aktual, akurat dan prospektif

- Perusahaan menerapkan asas perlakuan yang seimbang dalam penyediaan informasi yang diperlukan

(18)

- Perusahaan baik langsung maupun tidak langsung tidak melakukan aktivitas perdagangan valas yang bertujuan untuk merugikan atau menguntungkan investor tertentu.

- Perusahaan menekankan pada etika bisnis yang kuat dan konsisten untuk membentuk, memelihara dan membangun sikap perilaku manajemen dan staf karyawan yang terpuji

- Perusahaan menjaga keamanan dan kerahasiaan serta membatasi akses dari pihak yang tidak berkepentingan atas data dan informasi investor dan perusahaan.

Lebih lanjut, Ibu Tia mengemukakan implementasi Good Corporate Governance PT. Gemilang Sarana Abadi, antara lain :

1. Laporan keuangan kepada investor disampaikan secara tepat waktu

2. Laporan keuangan diberikan kepada investor setiap terjadinya transaksi forex margin trading.

3. Investor relations yang aktif, komunikatif dan responsif

4. Komunikasi yang kontinyu dengan para investor, serta melibatkan investor dalam setiap kegiatan transaksi.

5. Menegakkan disiplin organisasi dan lingkungan pengendalian untuk mencegah kecurangan dan penyimpangan dalam mekanisme trading 6. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan.

7. Adanya filosofi, visi, misi, strategi dan objektif perusahaan yang dmengerti dan didukung oleh seluruh jajaran perusahaan

(19)

8. Keterbukaan informasi

9. Sumber daya manusia yang trampil dan handal, financial counsultan yang berpengalaman dalam menganalisa pasar sehingga meminimalkan resiko kerugian dalam transaksi valuta asing.

10. Memberikan pelayanan yang terbaik dan berusaha mencapai yang terbaik 11. Memberikan jaminan hukum terhadap investor dengan perjanjian kontrak

yang lengkap serta dibawah legalitas notaris untuk memberikan rasa aman terhadap para investor

12. Melibatkan investor dalam setiap keputusan trading, serta terbuka terhadap masukan dan evaluasi dari investor.

2.4 Penerapan Expectancy-Violation Theory sebagai Dasar Penelitian 2.4.1 Tinjauan tentang teori Expectancy-Violation

Manusia biasanya berperilaku berdasarkan norma-norma yang berlaku. Namun kadangkala orang lain berlaku tidak sesuai dengan harapan kita. Bagaimana respon kita jika orang berperilaku tidak sesuai dengan harapan kita, dipelajari oleh ahli komunikasi, Judee Burgoon.

“Kita mempunyai harapan-harapan mengenai perilaku orang lain berdasarkan noarma-norma sosial dan juga pengalaman kita sebelumnya dengan orang lain dan situasi dimana perilaku tersebut terjadi” (Littlejohn, 1996:148).

Asumsi umum dari teori ini adalah ketika harapan kita terpenuhi, maka perilaku orang lain akan dinilai positif, dan ketika harapan-harapan tersebut tidak

(20)

terpenuhi (dilanggar/violated), maka perilaku-perilaku tersebut dinilai negatif. Namun demikian, Burgoon menemukan bahwa pernyataan diatas tidak selamanya benar. Seringkali violations dinilai menyenangkan.

Baik itu positif atau negatif, violations secara tidak langsung membangkitkan perhatian si penerima/receiver. Bila seseorang berdiri terlalu dekat dengan kita atau tidak terlalu jauh, atau kontak mata orang lain tidak normal, atau bila seseorang melanggar harapan-harapan kita atau dengan kata lain membuat harapan-harapan kita tidak terpenuhi, maka kita akan merasa berbeda. Perasaan kita tidak selalu berakhir dengan penilaian yang negatif.

Dalam beberapa kasus, hal tersebut menghasilkan penilaian yang menyenangkan terutama ketika violations ditujukan untuk mengungkapkan kesukaan atau ketertarikan.

Bagaimanapun juga, violations terkadang membuat kita merasa tidak nyaman. Yang sebenarnya terjadi pada kasus violations adalah bahwa perhatian perceiver meningkat. Ketika harapan-harapan terpenuhi, perilaku akan luput dari awareness atau perhatian kita, namun sebaiknya ketika harapan-harapan kita tidak terpenuhi atau dengan kata lain violated, maka hal tersebut cenderung menggugah atau membangkitkan rasa ingin tahu kita. Ketika kita memperhatikan aspek-aspek perilaku tersebut, kita cenderung memberikan perhatian lebih dalam untuk menginterpretasikan hal tersebut, yang pada akhirnya akan menuju ke penilaian.

Secara umum, teori ini mengungkapkan penilaian individu yang dihasilkan dari interpretasinya atas berbagai aspek perilaku dari suatu objek yang dikenakan

(21)

pada dirinya, apakah objek tersebut sesuai dengan harapannya atau sebaliknya. Sebagai referensi dalam menginterpretasikan objek-objek tersebut maka individu menggunakan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman sebelumnya dalam berhubungan dengan objek tersebut.

2.4.2 Penerapan Expectancy-Violations Theory dalam penelitian

Pada penelitian ini diasumsikan ketika investor memutuskan untuk menjadi investor PT. Gemilang Sarana Abadi, mereka memiliki harapan-harapan atas kegiatan investor relations berdasarkan persepsi mereka mengenai sebuah lembaga investasi keuangan, yang dalam hal ini diwujudkan dalam kegiatan komunikasi harian yang secara langsung ataupun tidak langsung terdapat pada aspek Good Corporate Governance sebagai landasan dari setiap kegiatan investor relations berikut ini :

a. Accountability (Akuntabilitas), yaitu pertanggungjawaban agar pihak perusahaan memiliki kemampuan dalam mengantisipasi pertanyaan investor atas berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan berkaitan dengan dana yang dipercayakan oleh investor kepada perusahaan.

Dalam penelitian ini aspek akuntabilitas dapat dilihat dari : Kecepatan memberi informasi yang dibutuhkan investor, kemampuan public relations dalam menanggapi pertanyaan dari investor, serta ketersediaan laporan keuangan yang dapat diandalkan mengenai pengelolaan dana investor oleh perusahaan yang disampaikan oleh public relations.

(22)

b. Predictability (Prediktabilitas), kemampuan dalam memprediksi prospek usaha mendatang secara tepat dan rasional, yang terkait dengan kebijakan yang efektif, efisien dalam operasi dan teknis pengembangan bisnis sesuai dengan peraturan bisnis dan hukum yang berlaku.

Dalam penelitian ini, aspek prediktabilitas dapat dilihat dari : adanya jaminan hukum yang melindungi hak investor, kemampuan public relations dalam memprediksi prospek usaha secara tepat, kemampuan public relations dalam memberikan informasi secara rasional, kemampuan public relations dalam memberikan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan, serta penyampaian informasi yang tepat waktu

c. Transparency (Transparansi), tersedianya informasi yang dapat dipercaya, terbuka, relevan dan mudah dimengerti yang dapat diperoleh secara mudah oleh pihak investor.

Dalam penelitian ini, aspek transparansi dapat dilihat dari : ketersediaan informasi yang dapat dipercaya, keterbukaan saluran informasi, kemudahan dalam memperoleh informasi, kelengkapan informasi yang disampaikan serta kejelasan informasi (informasi yang mudah dimengerti)

d. Participation (Partisipasi), keikutsertaan investor dalam memperoleh informasi dan data, upaya pengecekan serta proses pengambil keputusan bersama dalam perusahaan.

Dalam penelitian ini aspek partisipasi dapat dilihat dari : adanya kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan

(23)

bersama, adanya kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam proses pencarian informasi, serta adanya kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam melakukan evaluasi.

Bila kinerja (pelaksanaan prinsip good corporate governance dalam pelayanan terhadap investor) berada dibawah harapan, maka investor akan mempunyai sikap negatif diawali oleh ketidakpuasan, tetapi jika kinerja memenuhi harapan kemudian investor merasa puas dan senang maka sikap investor secara keseluruhan akan baik pula.

Bila komunikasi yang dilakukan memiliki feedback dan perilaku dalam program komunikasi harian memiliki konotasi yang positif, maka hal tersebut mungkin akan dinilai positif. Bila sebaliknya maka akan dinilai negatif.

Pelanggaran atas harapan-harapan menekankan pada penilaian yang terjadi dalam proses. Disini, pelanggaran menyebabkan arrousal, dimana pada akhirnya menekankan evaluasi komunikasi dengan orang lain dan arti pesan. Bila perubahan dievaluasi dan perilaku memiliki arti yang positif, maka akan menghasilkan keluaran yang berupa sikap yang positif juga.

2.5 Sikap

(24)

Studi yang berkaitan dengan masalah sikap mulai dari teori, konstruksi, konsep sampai dengan pengukurannya telah banyak diteliti oleh para ahli psikologi sosial dan komunikasi. Oleh karena itu pada akhirnya timbul berbagai definisi sikap dari banyak ahli dengan masing-masing pendekatan dan perspektif yang berbeda-beda.

Seorang individu dalam suatu lingkungan dan situasi sosial, pasti akan baereaksi dengan keadaan, peristiawa atau orang-orang disekitarnya. Hal ini terjadi karena dalam individu tersebut selalu ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan ikut menentukan kecenderungan perilaku individu yang bersangkutan terhadap individu lain atau sesuatu yang dihadapinya. Itulah yang disebut fenomena sikap. Fenomena sikap timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi individu saat ini tetapi juga berkaitan dengan pengalaman masa lalu, oleh situasi sekarang dan oleh harapan-harapannya masa datang (Azwar, 1998:5)

Louis Thurstone (1928), Rensis Likert (1932) dan Charles Osgood (dalam Azwar, 1998:5) mendefinisikan “sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut” (Azwar, 1998:5).

Sedangkan menurut Martin Fishbein “sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral terhadap suatu objek atau kumpulan objek” (Malik dan Irianta, 1994:37)

(25)

Definisi lain ,mengenai sikap dikemukakan oleh Chave(1928), Bogardus (1931), La Pierre (1934) dan Gordon Allport (1935), bahwa “sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhaadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertendtu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respons” (Azwar, 1998:5)

Menurut Secord & Backman (1964) yang berorientasi pada skema triadik, “sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya” (Azwar, 1998:5).

2.5.2 Bentuk Sikap

Bentuk sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu : 1. Komponen Kognitif

Mar’at (1984:13) mengemukakan pendapat bahwa “komponen kognitif berhubungan dengan beliefs (kepercayaan), ide dan konsep. Komponen kognitif merupakan presentasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap”. Mann (Azwar, 2003:24) menjelaskan bahwa “komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu”. Kepercayaan datang dari apa yang kita lihat atau apa yang kita ketahui. Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau

(26)

gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang controversial. Objek yang dihadapi pertama-tama berhubungan langsung dengan pemikiran dan penalaran seseorang mengenai segala sesuatu yang ditangkap oleh indera manusia yang berasal dari luar dirinya. Komponen kognitif melukiskan objek tersebut dan sekaligus dikaitkan dengan objek-objek lain di sekitarnya. Akibat dari gambaran ini, seseorang akan memiliki keyakinan terhadap sesuatu.

Menurut Azwar (1995:25) :

Komponen kognisi berisi kepercayan seseorang mengenai apa yang berlaku dan apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan berasal dari apa yang dilihat oleh seseorang kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum mengenai suatu objek. Sekali kepercayaan terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu. Dengan demikian, interaksi seseorang dengan pengalaman di masa datang serta prediksi kita mengenai pengalaman tersebut akan lebih mempunyai arti dan keteraturan.

Menurut Asch (dalam Rakhmat, 2004:233), “semua sikap bersumber pada kognitif – pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Sikap selalu diarahkan pada objek, kelompok atau orang. Hubungan kita dengan mereka pasti didasarkan pada informasi yang kita peroleh tentang sifat-sifat mereka”.

(27)

Komponen afektif berkaitan dengan kondisi emosional seseorang dan mengakibatkan timbulnya perasaan senang atau tidak senang, puas atau tidak puas. Dengan kata lain komponen afeksi akan menjawab bagaimana perasan seseorang mengeni objek suatu sikap.

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan merubah sikap seseorang. Komponen konasi berisi tendensi atau kecenderungan bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. (Azwar, 1995:24). Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaskusd (Azwar, 1995 :26)

3. Komponen Konatif

Komponen konatif berperan dalam menentukan kesediaan jawaban berupa tindakan objek. Menurut Azwar (1995:28), “komponen konatif meliputi bentuk perilaku yang tidak hanya dapat dinilai secara langsung saja, akan tetapi meliputi

(28)

pula bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan seseorang”.

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif, perasaan seseorang sebagai komponen afektif dengan tendensi perilaku sebagai komponen konatif seperti itulah yang menajdi landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh jawaban terhadap skala sikap. Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukkan bahwa komponen konatif melipuiti bentuk perilaku yang yang tidak hanya bisa dilihat secara langsung saja, akan tetapi memliputi pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang. (Azwar, 1995:24-28)

2.7.2 Sikap Positif sebagai Tujuan Program Komunikasi Harian

Melihat pengertian sikap yang terdiri dari 3 komponen yaitu Kognitif, Afektif dan Konatif maka dapat kita jabarkan bahwa sikap positif yang menjadi tujuan dalam Program Komunikasi harian ini adalah :

(29)

Kognitif, dapat dilihat apabila investor memiliki pemahaman mengenai informasi yang disampaikan, pemahaman investor mengenai mekanisme perusahaan, kepercayaan investor terhadap informasi yang disampaikan serta kepercayaan investor terhadap perusahaan

Afektif, dapat dilihat apabila investor memiliki rasa senang investor terhadap informasi yang diterima, rasa puas investor atas informasi yang diterima, rasa senang investor terhadap kinerja perusahaan serta rasa puas investor terhadap kinerja perusahaan

Konatif, dapat dilihat dari adanya kesediaan untuk tetap menjadi investor, kesediaan investor untuk memberikan kontribusi serta dukungan terhadap perusahaan, kesediaan investor untuk menambah jumlah investasi pada perusahaan, kesediaan investor untuk menyampaikan informasi tentang perusahaan kepada orang lain serta kesediaan investor dalam mengajak orang lain untuk menjadi investor perusahaan

Menurut Carl I Hovland (Effendy, 1995:10), “ilmu komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat serta sikap”. Definisi tersebut menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pendapat umum dan sikap publik yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting.

(30)

Public Relations pada hakikatnya adalah aktivitas komunikasi, maka sebenarnya tujuan kegiatan public relations dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Bila kita bawa kedalam tujuan public relations, maka tujuan PR adalah terjaga dan terbentuknya kognisi, afeksi dan perilaku positif publik terhadap organisasi dan lembaga. (Kusumastuti, 2001:20)

Proses pembentukan sikap ini adalah salah satu faktor penting dalam kegiatan komunikasi. Khususnya dalam kegiatan public relations. Public Relations sebuah perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan sikap positif dari publik tentang perusahaannya.

Tujuan dari kegiatan investor relations, seperti yang dikemukakan oleh Frazier Moore (2004:366) diantaranya adalah untuk membangkitkan perhatian pemilik kepada perusahaan, menciptakan suatu pengertian yang lebih baik antara perusahaan dan para pemilik saham (investor). Dengan kata lain bahwa tujuan investor relations salah satunya adalah meningkatkan pengertian, pemahaman pada publiknya (aspek kognitif).

Asumsi bahwa dengan adanya pelayanan dari perusahaan melalui program komunikasi dapat membentuk sikap positif para investor, juga sejalan dengan pendapat bahwa Kottler dalam bukunya Manajemen pemasaran:”Kepuasan dan ketidakpuasan pembeli dengan suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, untuk selanjutnya dia akan

(31)

memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya” (Kottler, 1993:269)

Pentingnya kepuasan konsumen (aspek konatif) mendorong tumbuhnya loyalitas serta dukungan (aspek afektif) konsumen seperti dijelaskan oleh Moore bahwa : “Consumers can make or break any commercial enterprise. If they are pleased with what they buy or happy about their treatment, they will continue to buy and tell their friends. If the product, service or treatment is unsatisfactory, they consumers will not only stop buying, also will tell friends and acquintances their unhappy experience”. (1973:330)

Coulson dalam bukunya Public Relations is Your Business, A Guide for Every Manager menyatakan bahwa : “Dengan senantiasa memenuhi kebutuhan informasi investor, perusahaan dapat meningkatkan reputasinya, meningkatkan partisipasi investor dan juga menumbuhkan kepercayaan investor kepada perusahaan “.(Coulson, 1981:167)

Sementara itu Seitel menjelaskan bahwa :

“Dasar dari komunikasi finansial adalah meningkatkan kredibilitas perusahaan, investor hanya akan memberikan dukungan apabila mereka percaya pada perusahaan dan manajemen. Tidak ada ruang bagi bahasa yang rumit, berbelit-belit atau sekedar basa-basi dalam berkomunikasi dengan investor, mereka hanya ingin mengetahui informasi secara keseluruhan, yang baik ataupun yang buruk secara tepat dan akurat (Seitel 2001:500) Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang baik dengan investor dapat mendukung pembentukan sikap investor yang mencakup aspek kognitif, afektif dan konatif.

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Agar penelitian ini tidak meluas maka penulis menggunakan data dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dan membatasi penelitian ini pada pengaruh profitabilitas,

Ketika anggota tidak memiliki kemampuan bertindak sesuai keinginan sendiri, tidak mampu mengeskpresikan perasaan jujur dan nyaman, tidak mampu mempertahankan diri,

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas bimbingan berkat, rahmat dan karunia-Nya yang telah penulis terima selama proses penelitian dan penulisan skripsi

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tua saya, kepada bapak tercinta, semoga amal ibadahnya diterima karena telah membesarkan anaknya dengan baik. Kepada ibu

Cacat jenis ini biasanya disebabkan oleh [8] : Logam cair yang teroksidasi, temperatur penuangan yang rendah, tidak cukup keringnya saluran cerat dan

Salah satu karakteristik penting dari komunikasi spread-spectrum adalah bahwa dapat memberikan perlindungan terhadap sinyal yang mengganggu dengan daya yang terbatas dengan

Kesenjangan hubungan antara manajemen dan pemegang saham dapat diatasi dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG) yang berperan penting dalam menumbuhkan