25
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage Terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010
Intan Nurhayati
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ.Islam Kadiri
ABSTRAK
Perataan laba merupakan salah satu pola dari manajemen laba (earning management) yang dilakukan untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan yang diumumkan. Mengingat bahwa informasi laba merupakan informasi yang paling mendapatkan perhatian utama. Kecenderungan perhatian pihak eksternal terhadap laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut menyebabkan manajemen untuk melakukan tindakan perataan laba. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui secara persial pengaruh variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage terhadap praktik perataan laba. Variabel profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio gross profit margin, variabel ukuran perusahaan diproksikan pada jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan, dan variabel leverage dihitung dengan menggunakan rasio leverage. Sementara untuk mengidentifikasi apakah perusahaan tersebut dalam perataan laba atau tidak yaitu dengan menggunakan indeks Eckel.
Penelitian ini menggunakan populasi dari perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur pada periode 2006-2010 yang berjumlah 152 perusahaan dan sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 20 perusahaan. Teknik pengambilan sampelnya yaitu menggunakan purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan yaitu binary logistic regression karena variabel terikatnya termasuk variabel dummy. Binary logistic regression digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Berdasarkan hasil pengujian, variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap praktik perataan laba dengan nilai -value lebih besar
dari sig (0,05) yaitu diperoleh secara berturut-turut 0,226; 0,516; dan 0,267. Implikasi dari hasil hipotesis penelitian yang tidak signifikan dipengaruhi oleh indeks Eckel yang kurang sensitif untuk menentukan status perata atau bukan perata laba. Apabila jumlah sampel memungkinkan, sebaiknya penelitian ini diuji oleh penelitian berikutnya dengan model klasifikasi sampel yang lain.
Kata Kunci: Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Perataan Laba
PENDAHULUAN
Laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, meramalkan laba, dan menaksir risiko dalam berinvestasi. Informasi laba memiliki pengaruh yang sangat
besar bagi para penggunanya dalam
mengambil suatu keputusan, sehingga perhatian investor sering terpusat pada informasi laba. Menyadari hal ini, manajemen cenderung melakukan disfunctional behavior (perilaku tak semestinya), yaitu dengan melakukan perataan laba.
Perataan laba (Income Smoothing) adalah satu pola dari manajeman laba (earning management) yang paling digemari oleh para
manajer untuk mengurangi fluktuasi laba dari
tahun ke tahun dengan memindahkan
pendapatan dari tahun ke tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-periode yang kurang menguntungkan. Perataan laba lebih bersifat menutupi informasi yang sebenarnya harus diungkapkan. Variabilitas aktivitas perusahaan berusaha untuk disembunyikan dan diperhalus, sehingga informasi yang disajikannyapun tidak mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Adanya perataan laba sebenarnya memperlihatkan bahwa manajer berusaha untuk menyembunyikan informasi ekonomi perusahaan kepada stockholder. Sebagai akibatnya, investor mungkin tidak memperoleh informasi akurat yang memadai mengenai laba. Di Indonesia, perataan laba tidak melanggar standar akuntansi meskipun
dapat mengurangi keandalan laporan keuangan. Perataan laba telah dikenal sebagai praktik yang logis dan rasional. Faktor-faktor yang dapat mendorong praktik perataan laba diantaranya profitabilitas , leverage, ukuran perusahaan keberadaan perencanaan bonus dan sektor industri.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau laba, profitabilitas suatu perusahaan akan menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi atau tidak. Sehingga untuk menarik perhatian investor pihak manajer berusaha memberikan informasi tentang profitabilitas yang stabil.
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan umumnya dinilai dari besarnya aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Perusahaan besar mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba jika dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena merupakan subyek yang diamati oleh publik dan pemerintah terhadap perusahaan tersebut semakin besar karena biaya tersebut dianggap sesuai dengan kemampuan perusahaan. Oleh karena itu, untuk meminimalkan biaya tersebut maka perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba dengan menunda laba saat ini ke periode yang akan datang.
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Semakin besar hutang suatu perusahaan maka semakin tinggi pula resiko yang harus ditanggung oleh para investor. Artinya bahwa semakin tinggi tingkat leverage keuangan perusahaan, maka resiko yang akan ditanggung oleh para pemilik modal atau kreditor juga akan semakin meningkat. Jika kreditor merupakan pihak dengan pihak tipe risk averter (penghindar resiko), maka kreditor tersebut akan enggan meminjamkan dananya bila perusahaan yang bersangkutan memiliki rasio leverage yang besar. Oleh karena itu, untuk
mengurangi konflik kepentingan tersebut, pihak manajerial cenderung melakukan praktik perataan laba.
Ada beberapa penelitian yang membahas tentang praktik perataan laba, antara lain: Yurianto dan Gudono (2002) yang meneliti tentang pengaruh deviden payout ratio, profitabilitas, rasio hutang terhadap modal, ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini menyatakan hanya variabel ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage terhadap praktik perataan laba. Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil sampel dari perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Mengingat bahwa perusahaan manufaktur mempunyai karakteristik padat modal yaitu sektor ekonomi yang banyak menyerap dana dari masyarakat. Selain itu, perusahaan manufaktur merupakan kategori perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat karena potensi pasarnya dari tahun ke tahun semakin
berkembang seiring dengan tingkat
kebutuhan penduduk Indonesia.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh signifikan dari profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia?”
Batasan Penelitian
Agar penelitian ini tidak meluas maka penulis menggunakan data dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dan membatasi penelitian ini pada pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, Leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu: untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan dari profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage terhadap praktik perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN Ruang lingkup Penelitian
Untuk menghindari adanya suatu
pembahasan yang tidak sesuai dengan pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini, maka dalam penelitian ini ruang
lingkupnya hanya mencakup masalah
pengaruh profitabilits, ukuran perusahaan, leverage (variabel bebas) terhadap praktik perataan laba (variabel terikat) pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data-data yang diperlukan pada pusat referensi pasar modal di Pojok Bursa Efek Indonesia,
Jalan Terusan Candi Kalasan Blimbing Malang. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena sesuai dan tidak memberatkan peneliti untuk mengambil atau meneliti data di Bursa Efek tersebut.
Jenis Dan Sumber Data Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif berupa laporan keuangan dari 20 perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010.
Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data ini berupa laporan keuangan tahunan perusahaan mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Adapun data yang peneliti ambil yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
Identifikasi Variabel
Dalam hal ini peneliti menggunakan variabel sebagai berikut:
a. Profitabilitas b. Ukuran Perusahaan c. Leverage
d. Perataan Laba (Income Smoothing)
Definisi Operasional Variabel
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.
Gross Profit Margin
=
b. Ukuran Perusahaan
Merupakan kekayaan yang dimiliki suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan
merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan.
Besar kecilnya perusahaan akan
mempengaruhi kemampuannya dalam
menanggung resiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya. Ukuran Perusahaan = Total Aktiva c. Leverage
Leverage yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan (hutang) baik jangka pendek atau jangka panjang. Hal ini mengindikasikan seberapa besar tingkat resiko perusahaan yang dapat berdampak pada nilai perusahaan.
Leverage =
d. Perataan Laba (Income Smoothing) Income Smoothing adalah bentuk manajemen laba ( earning management ) untuk mengurangi fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan memindahkan pendapatan dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-periode yang kurang menguntungkan.
Populasi dan Sampel Populasi
Populasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu dari tahun 2006-2010 yang terdiri dari 152 perusahaan.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling method dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan
31 Desember 2010, menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember untuk periode 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 serta mempunyai laporan keuangan lengkap sesuai dengan data yang diperlukan dalam variabel penelitian.
b. Perusahaan yang laporan keuangannya dari
tahun 2006-2010 tidak mengalami
kerugian. Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat praktik perataan laba. c. Perusahaan yang memiliki data keuangan
lengkap sesuai yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian.
Tehnik Analisis Data
Menghitung Perataan laba (Income Smoothing)
Untuk mengetahui apakah suatu
perusahaan melakukan praktik perataan laba atau tidak melakukan perataan laba dihitung dengan menggunakan indeks Eckel dimana perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang melakukan perataan laba jika:
CV S > CV I Dimana:
S= perubahan penjualan dalam satu periode
I= perubahan laba dalam satu periode = koefisien variasi dari variabel, yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan.
Menilai Kelayakan Model Regresi
Uji regresi logistik ini digunakan pada saat variabel terikatnya merupakan variabel dummy. Variabel dummy menggunakan kode biner Y = 1 atau Y = 0. Uji regresi dalam penelitian menggunakan binary response.
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji variabel bebas apakah berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Hipotesis penelitian akan diuji dengan menggunakan analisis regresi logit. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara pengujian hipotesis secara parsial. Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat secara individu atau persial. Oleh karena itu dilakukan uji -value dengan tingkat signifikan
0,05 (5%). Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan sebagai berikut:
Jika nilai -value < 0,05 Ho ditolak
Nilai -value > 0,05 Ho diterima.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui ukuran ketepatan model yang digunakan, yang dinyatakan dengan berapa persen variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya yang dimasukkan dalam model logit. Hasil pengujian determinasi dalam program SPSS ditunjukkan dengan nilai Cox & Snell`s R Square serta nilai Nagelkerke R Square. Besarnya nilai R berkisar antara 0-1. Jika R semakin mendekati 1 berarti semakin baik suatu koefisien determinasinya karena semakin besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Uji Koefisien Regresi
Dalam pengujian koefisien regresi, ada beberapa macam model dari pendekatan binary response, salah satunya dengan menggunakan link function logit. Bentuk umum regresi logistic biner dengan link function logit adalah:
Ln (Pi=
LnY= a + b(PROF) + c(TA) + d(LEV) + Dimana :
LnY= Variabel dummy untuk perataan laba,
dimana Y= 1 jika perusahaan
melakukan perataan laba dan Y = 0 jika perusahaan tidak melakukan perataan laba. PROF = Profitabilitas TA = Total Aset LEV = Leverage a = konstanta b,c,d = koefisien = residual
Koefisien regresi dalam model logit menunjukkan perubahan dalam logit sebagai akibat perubahan satu-satunya variabel independen. Intrepretasi yang tepat untuk
koefisien model logit tergantung
logit. Oleh karena itu, dalam logit dikembangkan pengukuran yang dikenal dengan odds ratio ( ). Nilai odds merupakan suatu indikator peluang terjadinya praktik perataan laba, jika odds mendekati 0 berarti peluang terjadi prakti perataan laba sangat kecil sekali. Odds ratio untuk masing-masing variabel akan ditampilkan dalam SPSS. Nilai odds ratio dapat dilihat dari Eks ( yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
(
Dimana:
e = 2,71828
= koefisien masing-masing variabel
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan manufaktur yang listing secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan tahun 2006-2010. Setidaknya ada 20 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian karena memenuhi kriteria pemilihan sampel yang telah ditetapkan dengan menggunakan tehnik purposive sampling.
Keduapuluh sampel perusahaan
manufaktur yang diteliti dalam penelitian ini bergerak dibidang yang bermacam-macam. Ada 10 bidang usaha, seperti bidang usaha Food and Beverages diwakili oleh 2 perusahaan yang memenuhi kriteria purposive sampling yaitu PT Siantar Top Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk untuk bidang Tobacco Manufacturers hanya diwakili oleh PT.Gudang Garam Tbk. Untuk bidang Chemical and Allied Product diwakili oleh 5 perusahaan yaitu PT.AKR Corporindo Tbk,
PT.Budi Acid Jaya Tbk,
PT.EterindoWahanatamaTbk, PT Lautan Luas Tbk, dan PT SoriniAgio Asia Corporindo Tbk. Sama seperti Food and Beverages, bidang Plastics and Glass Product juga diwakili oleh 2 perusahaan yaitu PT Argha Karya Prima Tbk dan PT.Langgeng Makmur Industry Tbk. Bidang Metal and Allied Product diwakili oleh cukup banyak perusahaan yaitu 5 perusahaan antara lain, PT Alumindo Light Metal Industry
Tbk, PT Citra TubindoTbk, PT Jaya Pari Steel Tbk, PT Lionmesh Prima Tbk, dan PT Lion Metal Works Tbk. Untuk bidang Cables diwakili oleh PT.Kabelindo Murni Tbk dan PT Sumi Indo Kabel Tbk. PTMetroda Electronics Tbk merupakan satu-satunya perusahaan yang mewakili bidang Electronics and Office Equipment. Bidang Automotive and Allied Product diwakili 2 perusahaan yaitu PT
Goodyear Indonesia Tbk, PT
HexindoAdiperkasa Tbk.
Pembahasan
Menghitung Perataan Laba (Income Smoothing)
Dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah suatu perusahaan melakukan praktik perataan laba atau tidak melakukan
perataan laba dihitung dengan
menggunakan Indeks Eckel atau variabel dummy. Dimana perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang melakukan praktik perataan laba, jika:
CV S > CV I Dimana:
S= perubahan penjualan dalam satu periode
I= perubahan laba dalam satu periode =koefisien variasi dari variabel, yaitu
standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan.
Untuk menghitung menggunakan rumus di atas maka harus diketahui terlebih dahulu data penjualan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Selain itu, data mengenai laba dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 juga perlu diketahui untuk selanjutnya dihitung menggunakan Indeks Eckel. Berikut ini data
perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam
perusahaan laba dan perusahaan non perataan laba dari tahun 2006-2010.
Hasil Pengujian Kelayakan Model Regresi
Hasil pengujian kelayakan model regresi dilakukan saat variabel dependennya merupakan variabel dummy (variabel boneka). Variabel dummy ini menggunakan pendekatan binary logistic regression. Dasar pengambilan keputusan analisa binary logistic regression adalah dengan menggunakan metode logit,
dengan cara Hosmer & Lameshow Goodness Of Fit Test Statistic, dengan hipotesis:
Ho : Tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
H1 : Ada perbedaan yang nyata antara
klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
Dasar pengambilan keputusan adalah jika probabilitas (sig) > 0.05 maka tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Sehingga model regresi logistik ini layak digunakan untuk analisis selanjutnya.Tetapi jika probabilitas (sig) < 0.05 maka ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang
diprediksi dengan klasifikasi yang
diamati.Sehingga model regresi logistik ini tidak layak digunakan untuk analisis selanjutnya. Berikut hasil pengujian kelayakan model regresi:
Tabel 4.5 Hasil Uji Hosmer Lameshow Godnes Of Fit Test Statistic
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square df Sig.
1 2,418 8 ,965
Dari hasil pengujian diatas diperoleh nilai Chi- Square sebesar 2,418 dengan nilai sig sebesar 0,965. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai tersebut lebih besar daripada nilai (0,05), yang berarti keputusan yang diambil yaitu menerima Ho yang berarti tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Sehingga model regresi logistik ini layak digunakan untuk analisis selanjutnya.
Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji variabel bebas apakah berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Hipotesis penelitian akan diuji dengan menggunakan analisis regresi logit. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara pengujian hipotesis secara parsial. Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara individu atau parsial. Oleh karena itu dilakukan uji -value dengan tingkat signifikan
0,05 (5%). Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan yaitu jika nilai -value < 0,05
Ho ditolak dan jika nilai -value > 0,05 Ho
diterima. Berikut hasil pengujian hipotesis secara parsial:
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Constant
-1,918
1,246
2,372
1
,124
,147
Step 1
ax1
,169
,139
1,469
1
,226
1,184
x2
-,105
,162
,422
1
,516
,900
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diperoleh mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan-perusahaan sampel.
a. Pengaruh profitabilitas terhadap praktik perataan laba
Dari hasil analisis data diatas diketahui bahwa nilai dari -value dari
rasio profitabilitas sebesar 0,226. Nilai dari -valuetersebut lebih besar dari nilai
sig (0,05)yang berarti keputusan yang diambil yaitu menerima Ho. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa rasio
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
b. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba
Dari hasil analisis data di atas diperoleh nilai -value sebesar 0,516.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
-value lebih besar daripada nilai sig
(0,05) yang berarti keputusan yang diambil yaitu menerima Ho. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
c. Pengaruh leverage terhadap praktik perataan laba
Dari hasil analisis data di atas diperoleh nilai -value sebesar 0,267. Nilai
dari -value tersebut lebih besar dari nilai
sig (0,05) yang berarti pula bahwa keputusan yang diambil yaitu menerima
Ho. Dari pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa leverage juga tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui ukuran ketepatan model yang digunakan, yang dinyatakan dengan berapa persen variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya yang dimasukkan dalam model logit. Hasil pengujian determinasi dalam program SPSS ditunjukkan dengan nilai Cox & Snell`s R Square serta nilai Negelkerke R Square. Besarnya nilai R berkisar antara 0-1.
Jika R semakin mendekati 1 berarti semakin baik suatu koefisien determinasinya karena semakin besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut hasil pengujian koefisien determinasi yang dilakukan:
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi mmm
Hasil pengujian koefisien determinasi di atas ditunjukkan dengan nilai Cox & Snell`s R Square sebesar 0,021 serta nilai Negelkerke R Square sebesar 0,028. Nilai Cox & Snell`s R Square sebesar 0,021 menunjukkan bahwa variasi praktik perataan laba yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi adalah sebesar 2,1% dan 97,9% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Nilai Negelkerke R Square yang sebesar 0,028 menunjukkan bahwa praktik perataan laba hanya bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya sebesar 2,8% sementara sisanya sebesar 97,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang lemah terhadap variabel terikat.
Hasil Uji Regresi Logistik
Berdasarkan Tabel 4,6 maka dapat dibuat persamaan logistik sebagai berikut: LnY = 1,918 + 0,169 PROF 0,105 TA + 0,158 LEV +
Atau
Y = e-1,918 + 0,169 prof - 0,105 TA + 0,158 LEV +
Dari persamaan di atas, maka terlihat bahwa angka yang mendekati signifikan hanya pada variabel ukuran perusahaan (TA). Koefisien untuk model regresi logistik dapat dilihat dengan melihat nilai odds ratio.Dengan nilai odds ratio tersebut mencerminkan perubahan nilai fungsi logit Y untuk perubahan satu unit variabel bebas. Dengan melihat odds ratio
Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 1 133,299a ,021 ,028
pada tabel 4.6 sehingga dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai konstan menunjukkan angka
sebesar 1,918 dengan nilai odds ratio
sebesar 0,147 yang berarti bahwa tanpa adanya variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage maka praktik perataan laba bisa terjadi 0,147 kali
(dengan asumsi rasio profitabilitas,
ukuran perusahaan, dan leverage adalah nol)
2. Nilai rasio profitabilitas sebesar 0,169 dengan nilai odds ratio sebesar 1,184. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan satu-satunya dari variabel profitabilitas
menyebabkan probabilitas terjadinya
praktik perataan laba sebesar 1,184 kali. 3. Nilai ukuran perusahaan sebesar 0,105
dengan nilai odds ratio sebesar 0,900 yang berarti bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki hubungan yang negatif dengan praktik perataan laba. Jika variabel ukuran perusahaan mengalami
kenaikan satu-satunya maka
menyebabkan probabilitas terjadi praktik perataan laba sebesar 0,900 kali lebih besar.
4. Nilai leverage sebesar 0,158 dengan nilai odds ratio sebesar 1,171. Hal itu menunjukkan bahwa kenaikan
satu-satunya dari variabel leverage
menyebabkan probabilitas terjadinya
praktik perataan laba sebesar 1,171 kali.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menguji variabel profitabilitas, ukuran
perusahaan, leverage terhadap praktik
perataan
laba
pada
perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia
pada
tahun
pengamatan
periode 2006-2010. Pemisahan antara
perusahaan yang melakukan perataan
laba dan yang tidak melakukan perataan
laba dilakukan dengan menggunakan
indeks Eckel terhadap penjualan dan
laba operasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang
menguji
variabel-variabel
yang
mempengaruhi
terjadinya
praktik
perataan laba, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Variabel profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba. Tidak
berpengaruhnya profitabilitas terhadap
praktik
perataan
laba
dikarenakan
praktik perataan laba bisa terjadi oleh
semua perusahaan, bukan hanya pada
1. perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi ataupun perusahaan yang memiliki profitabilitas yang rendah.
Selain itu, praktik perataan laba
dilakukan oleh perusahaan dikarenakan untuk menunjukkan kinerja perusahaan yang stabil agar menarik perhatian investor.
2. Variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Tidak berpengaruhnya variabel ukuran perusahaan terhadap praktik
perataan laba dikarenakan praktik
perataan laba sebenarnya bisa dilakukan
oleh perusahaan manapun baik
perusahaan kecil, perusahaan menengah, maupun perusahaan besar. Jadi tidak perusahaan besar saja yang melakukan praktik perataan laba. Selain itu juga
dikarenakan kecenderungan para
investor kurang memperhatikan
informasi tentang ukuran perusahaan yang dimiliki perusahaan.
3. Variabel leverage tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Ketidak
berpengaruhnya variabel leverage
terhadap praktik perataan laba
dikarenakan hutang yang dimiliki
perusahaan tidak mencerminkan kinerja perusahaan itu sendiri. Selain itu, tentunya pihak kreditor akan meminta laporan keuangan yang lebih dipercaya.
Untuk itu, pihak kreditor akan
meningkatkan pengawasan sehingga
pihak manajerial tidak punya
kesempatan untuk melakukan praktik perataan laba.
Saran
Dari pengamatan dan analisis yang
dilakukan, maka dapat diperoleh
saran-saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya penelitian dilakukan untuk periode yang lebih lama sehingga lebih lama diketahui keadaan riil perusahaan. 2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan
peneliti dapat memperbesar rentang waktu penelitian dan memperbanyak jumlah sampel. Selain itu penelitian
selanjutnya juga diharapkan dapat
menggunakan variabel yang lebih
lengkap
agar dapat digunakan sebagai dasar
yang lebih baik untuk melakukan
generalisasi.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk
mempertimbangkan variabel-variabel
independen lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap perataan laba. 4. Untuk para perusahaan yang melakukan
perataan laba sebaiknya menampilkan laporan keuangan perusahaan secara
terbuka agar para investor mau
menanamkan modalnya untuk
perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Ashari, et. Al. (2001), Pedoman Praktis
Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Belkaoui dan Riahi, (2007), Teori
Akuntansi, (Buku II). Jakarta: Salemba Empat.
Belkaoui dan Riahi, (2000), Teori
Akuntansi, (Buku I). Jakarta: Salemba Empat.
Brigham dan Houston, (2001), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Daniati, Ninna dan Suhairi, (2006),
Pengaruh Kandungan Informasi
Komponen Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan Expexted Return Saham Pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ,
Simposium Nasional Akuntansi, Vol. 9.
Ferry dan John, (2001), Pengaruh
Informasi Laba, Aliran Kas dan Komponen Aliran Kas Terhadap
Harga Saham dan Perusahaan
Manufaktur di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII.
John. J. Wild, (2005), Analisis Laporan Keuangan, (Edisi 8). Jakarta: Salemba Empat
Harahap, Sofyan Syarif, (2006), Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Indonesian Capital Market Directory
(ICMD). 2006-2010.
Kazmier, Leonard, (2005), Statistik Untuk Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Parikesit, (2003), Analisis Perataan Laba
dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi, Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2. Resyama, (2010), Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008, Skripsi Universitas Negeri Malang.
Riyanto, Bambang. (2001), Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan, (Edisi
Keempat). Yogyakarta: BPFE.
Santoso dan Kusnadi, (1992), Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Ofset. Sartono, A. R, (2001), Manajemen
Keuangan, (Edisi 3). Yogyakarta: BPFE.
Sugiarto, S. (2003), Perataan Laba Dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VI. Supranta, J. (2001), Statistika Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Suranta dan Merdiastuti, (2004), Income
Smoothing, Tobin`s Q Agency
Problem and Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII.
Suwito, Edy dan Herawaty, (2005),
Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Perataan Laba yang di Lakukan Oleh Perusahaan
yang Terdaftar di BEJ. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen.
Ulaifah, Siti. (2009), Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap
Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan yang Termasuk Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Malang.
Umar, Husein. (2008), Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yurianto, Sajarwo dan Gudono, (2002),
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan-Perusahaan Yang
Terdaftar di Pasar
Yusuf, Muhammad dan Soraya, (2004), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan Asing dan Non Asing di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Manajemen.