• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOVEMENT DISORDER. Steven Martin F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOVEMENT DISORDER. Steven Martin F"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MOVEMENT

(2)

SISTEM

EKSTRAPIRAMIDAL

Basal ganglia : nukleus kaudatus, putamen dan globus pallidus

Substansia nigra Nukleus rubra

(3)
(4)

Sindrom hiperkinetik-hipotonik : asetilkolin turun, dopamine meningkat.

Tonus menurun dan gerak involunter/reguler Chorea, atetosis, distonia dan balismus

Sindrom hipokinetik-hipertonik : asetilkolin meningkat, dopamine turun

Tonus otot meningkat

Gerak involunter spontan Parkinson

(5)

PATOFISIOLOGI

GANGGUAN GERAK

Traktus ekstrapiramidal mengatur gerakan kasar dan tidak terampil seperti posisi berdiri, gerakan tangan dan lambaian lengan dan tungkai

(6)

KELAINAN GERAK

Lesi di substansia nigra (penyakit Parkinson) Lesi pada bagian luar dari putamen (atetosis)

Lesi di nucleus kaudatus terutama dan nucleus

lentiformis sebagian kecil (korea)

Lesi di korteks serebri piramidalis berikut putamen

(7)

DEFINISI PARKINSON

Penyakit Parkinson : bagian dari Parkinsonism yang secara patologi ditandai oleh degenerasi ganglia

basalis terutama di substansia nigra pars kompakta ( SNC ) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik

(8)

Parkinsonism yaitu suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas ( kekakuan otot ),

bradikinesia ( berkurangnya kecepatan gerakan ) dan gangguan postural (kesulitan memelihara

keseimbangan dan berjalan ) akibat penurunan kadar dopamin dengan berbagai macam sebab.

(9)

EPIDEMIOLOGI

Penyakit Parkinson biasanya mulai timbul

pada usia 40-70 tahun, dan mencapai

puncak pada decade ke-enam. Onsetnya

terjadi pada sekitar usia 60 tahun.

Penyakit Parkinson yang mulai sebelum

umur 20 tahun disebut sebagai Juvenile

Parkinsonism.

Penyakit Parkinson lebih banyak pada pria

dengan ratio pria dibandingkan wanita 3:2.

Penyakit Parkinson meliputi lebih dari 80%

Parkinsonism.

(10)

ETIOLOGI

Usia Ras

Genetik

Lingkungan

Cedera cranio sereberal Stres emosional

(11)

PATOFISIOLOGI

Sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin

berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit.

Penyakit parkinson terjadi gangguan keseimbangan neuro-humoral di ganglia basal, khususnya traktur nigrostriatum dalam sistem ekstrapiramidal.

(12)

Pada penyakit parkinson konsentrasi dopamin di dalam korpus striatum dan substansia nigra sangat kurang sehingga kondisi di korpus striatum lebih kolinergik daripada dopaminergik. Peningkatan aktivitas

(13)
(14)

KLASIFIKASI

Parkinsonismus primer/

idiopatik/paralysis agitans

Parkinsonismus sekunder atau simtomatik

Sindrom paraparkinson

( Parkinson plus )

(15)

GEJALA KLINIS

Tremor Istirahat (Rest Tremor) yang bersifat kasar (kurang lebih 4 siklus/detik), dan gerakannya seperti memulung pil (pill-rolling) atau seperti menghitung uang logam.

Tremor dapat dimulai dari satu ekstremitas saja pada awal gejala dan dapat menyebar sehingga mengenai seluruh anggota tubuh (lengan, rahang, lidah, kelopak mata, tungkai) bahkan juga suara.

(16)

Tremor dapat menghilang jika otot berelaksasi total ataupun dengan melakukan gerakan volunter.

Tremor yang lainnya dengan frekuensi 7-8 siklus/menit. tetap ada pada gerakan volunter dan tidak

berhubungan dengan posisi diam dari anggota gerak (bukan rest tremor) dan lebih mudah hilang pada posisi otot yang relaksasi.

(17)

Rigiditas (kekakuan) peningkatan tonus otot.

Bradykinesia/Akinesia: Pengurangan atau tidak adanya gerakan sama sekali.

Postural instability (ketidakstabilan postural): Tidak adanya refleks postural sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan dan rasa ingin jatuh.

(18)
(19)

KOMPLIKASI

Hipokinesia

Gangguan fungsi luhur Gangguan postural

Gangguan mental Gangguan vegetatif

(20)

DIAGNOSIS

Kriteria Diagnostik berdasarkan Kriteria Hughes:

Possible: terdapat salah satu dari gejala utama Tremor istirahat

Rigiditas Bradikinesia

Kegagalan reflex postural Probable

Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan reflex postural) atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda motorik).

(21)

Definite

Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu gejala lain

yang tidak simetris (tiga tanda cardinal). Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya

dilakukan pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.

(22)

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan bila ada indikasi, antara lain dengan melakukan pemeriksaan :

(23)

 

SKALA HOEHN DAN YAHR

Stadium satu

Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat gejala yang menggangu tetapi tidak

menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat ( teman ).

Stadium dua

Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap / cara berjalan terganggu.

Stadium tiga

Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai

(24)

Stadium empat

Terdapat gejala yang lebih berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang dibanding stadium sebelumnya.

Stadium lima

Stadium kakhetik ( cachectic stage ), kecacatan total, tidak mampu berdiri dan berjalan, memerlukan

(25)

PENATALAKSANAAN

Non-medikamentosa : Edukasi

(26)

ALGORITME

TATALAKSANA

PARKINSON

(27)

Medikamentosa :

Antagonis NMDA : Amantadin 100-300 mg/hari Antikolinergik :

Benztropine mesylate 1-8 mg/hari Biperiden 3-6 mg/hari

Chlorphenoksamine 150-400 mg/hari Cycrimin 5-20 mg/hari

(28)

Dopaminergik :

Carbidopa + Levodopa 10/100 mg, 25/100 mg, 25/250 mg per hari

(29)

Dopamin agonis :

Bromocriptine mesylate 5-40 mg per hari Pergolide mesylate 0,75-5 mg per hari Pramipexole 1,5-4,5 mg per hari

Ropinirole 0,75-2,4 mg per hari

COMT Inhibitors : Entacapone 200 mg per hari bersamaan dengan setiap dosis levodopa, maksimal 1600 mg per hari

(30)

MAO-Inhibitor : Selegiline 10 mg per hari

Antioksidan : Asam askorbat 500-1000 mg per hari, betakaroten (pro vit A) 4000 IU per hari

(31)

Pembedahan

Terapi ablasi lesi di otak : thalamotomy dan pallidotomy Deep Brain Stimulation

(32)

REHABILITASI MEDIK

Tujuan rehabilitasi medik : Abnormalitas gerakan

Kecenderungan postur tubuh yang salah Gejala otonom

Gangguan perawatan diri Perubahan psikologik

(33)

Terapi fisik ROM ( range of motion ) Peregangan

Koreksi postur tubuh Latihan koordinasi

Latihan jalan ( gait training )

Edukasi dan program latihan di rumah Terapi okupasi

Terapi wicara Psikoterapi

(34)

PROGNOSIS

Penyakit Parkinson bukanlah suatu penyakit yang dengan sendirinya bersifat fatal.

Perkiraan hidup pasien Penyakit Parkinson biasanya lebih rendah dibanding orang yang tidak mempunyai penyakit tersebut.

Pada tahap lanjut, mungkin dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumonia, dan jatuh yang dapat menimbulkan kematian.

Progresi dari gejala PD mungkin akan memakan waktu 20 tahun atau lebih. Pada beberapa orang, progresi penyakit ini dapat berjalan lebih cepat.

(35)

TREMOR

Tremor : gerakan ritmis yang involunter, dihasilkan oleh otot-otot yang kerjanya berlawanan satu sama lain ( resiprokal).

Tremor fisiologis, terjadi dalam keadaan terjaga atau selama fase tertentu selama tidur . Bersifat sangat halus dan tidak dapat dilihat. Meningkat pada kondisi emosi dan latihan fisik.

(36)

Tremor halus ( tremor toksik) terutama terjadi pada jari dan tangan. Kadang sangat halus dan sukar dilihat. Tremor kasar merupakan tremor yang lambat, kasar dan majemuk.

Tremor intensi merupakan tremor yang timbul waktu melakukan gerakan volunter dan lebih nyata ketika gerakan hampir mendekati tujuannya.

(37)

KHOREA

Merupakan gerak otot yang berlangsung cepat, aritmik dan kasar serta dapat melibatkan satu ekstremitas,

separuh badan atau seluruh badan.

Gerakan tidak harmonis antara otot penggerak baik otot sinergis maupun antagonis.

Dapat dijumpai pada penyakit Huntington, Sydenham dan khorea gravidarum.

(38)

Etiologi : herediter, infeksi, lesi desak ruang, obat, toksin, gangguan metabolik sistemik, imbalans elektrolit, hiper-hipoglikemi, dismediasi imunitas dan vaskular.

Patofisiologi :

Mekanisme dopaminergik Mekanisme kolinergik

(39)

GEJALA KLINIS

Gerak korea melibatkan jari-jari dan tangan,

diikuti oleh lengan

Menyebar ke muka dan lidah, bicara menjadi

cadel, bila otot faring terlibat dapat menjadi

disfagia dan kemungkinan pneumonia oleh

aspirasi.

Gerakan terjadi secara tiba-tiba dan tak

terduga, dan berkurang atau menghilang

jika

penderita

tertidur,

tetapi

akan

bertambah buruk jika melakukan aktivitas

atau mengalami tekanan emosional.

(40)

DISTONIA

Distonia merupakan manifestasi postur tubuh yang abnormal untuk waktu yang lama, diakibatkan oleh spasme otot-otot besar di badan dan ekstremitas.

Distonia Musculorum Deformans : pada anak-anak dan diturunkan secara autosomal resesif.

Spasmodik Tortikolis (Why Neck) : kontraksi distonik dari M. Sternokleidomastoideus.

(41)

ATETOSE

Atetose ditandai oleh gerakan yang lebih lamban seperti gerak ular dan terutama melibatkan bagian distal.

Dapat dijumpai pada penyakit yang melibatkan ganglia basalis.

(42)

MIOKLONI

Gerakan yang timbul karena kontraksi otot secara

cepat, tiba-tiba, sebentar , aritmik, asinergik dan tidak terkendali.

Didapatkan pada otot ekstremitas dan badan tetapi dapat meluas dan difus pada muka, rahang, lidah, faring dan laring.

Rangsang emosional, mental, taktil, visual dan auditorik.

(43)

BALISMUS

Gerak otot yang datang tiba-tiba, kasar dan cepat terutama mengenai otot skelet bagian proksimal.

(44)

SPASME

Gerakan abnormal yang terjadi karena kontraksi otot yang biasanya dipersarafi oleh satu saraf.

Timbul akibat iritasi saraf perifer atau otot

Spasme klonik : tiba-tiba, sebentar dan berulang. Spasme tonik : lama dan terus menerus

Trismus

(45)

TIC

Gerakan yang terkoodinir, berulang dan melibatkan sekelompok otot dalam hubungan yang sinergistik. Trauma mental dan shock atau iritasi

Tic motorik Tic vocal

(46)

FASIKULASI

Gerakan halus , cepat dan berkedut dari satu berkas (fasikulus) serabut otot atau satu unit motorik

Iritasi pada sel neuron motorik

Dapat dijumpai pada penyakit sklerosis amiotrofik lateral.

(47)

ETIOLOGI

Induksi obat : antikonvulsan, levodopa, lithium, MAO inhibitor, penisilin.

Trauma

Logam toksik : Mn dan Fe MPTP

(48)

Gambar

Gambar 1. Sistem Ekstrapiramidal
Gambar 1. Dopaminergic neuron
Gambar 2. Gejala klinis Parkinson

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan hal tersebut diatas, setiap Sekolah Menengah Kejuruan wajib memiliki fasilitas atau prasarana berupa bengkel atau workshop yang sesuai dengan

Pada company profile ini akan dibangun berdasarkan data yang di dapat dari perusahaan, menjelaskan proses pemesanan, produk unggulan, dan lokasi perusahaan ChaChaMilkTea

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Research). Sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas II

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika pendidik mampu mengatur anak dan sarana prasarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan

Mahasiswa peserta ujian menunjukkan identitasnya dengan memperlihatkan Kartu Mahasiswa dan Kartu Rencana Studi (KRS) asli. Mahasiswa peserta ujian harus duduk di bangku

Sebagian skripsi saya yang berjudul ” Penentuan Batas Zona Air Asin Dengan Zona Air Bersih Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Dipole-Dipole Di Desa

Berdasarkan permasalahan tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Metode Pemeriksaan Kontak Oleh Kader Kesehatan Terhadap Jumlah Penemuan Penderita Kusta

Perubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat Perubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat terjadinya mutasi gen pada