• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Produksi Dan Pengemasan Yoghurtdicv. Cita Nasional Salatiga - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Proses Produksi Dan Pengemasan Yoghurtdicv. Cita Nasional Salatiga - Unika Repository"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROSES PRODUKSI DAN PENGEMASAN

YOGHURTDICV. CITA NASIONAL SALATIGA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Monica Rika Ivana

NIM : 14.I1.0089

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

PROSES PRODUKSI DAN PENGEMASAN

YOGHURT DI CV. CITA NASIONAL SALATIGA

Oleh:

MONICA RIKA IVANA NIM : 14.I1.0089

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada tanggal:2 Juli 2017

Semarang, 12 Juli 2017 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Moh. Nur Ali Muslim, S.Pt. Katharina Ardanareswari, STP, MSc.

Dekan

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat penyertaan, rahmat dan karuniannya, sehingga laporan kerja praktek “Proses Produksi dan Pengemasan Yoghurt di CV. Cita Nasional Salatiga” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Semua ini berkat doa, dukungan, semangat, bimbingan, nasihat dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat serta penyertaan-Nya yang sangat luar biasa.

2. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc sebagai Dekan dari Fakultas Teknologi Pertanian, Progam Studi Teknologi Pangan yang sudah membantu memberikan ijin kepada penulis supaya dapat melaksanakan kerja praktek.

3. Ibu Katharina Ardanareswari, STP, MSc. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, waktu, pikiran, dan tenaganya dari memberi pengarahan sebelum kerja praktek hingga penyusunan laporan akhir.

4. Bapak Moh. Ali Muslim, SPt., selaku pembimbing lapangan yang sudah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek, membimbing dan mendampingi penulis selama masa kerja praktek di CV. Cita Nasional.

5. Mas Agung, Mas Reza, Mas Heri, Mas Frendy, Mas Pram, semua staff serta karyawan CV. Cita Nasional Salatiga yang sudah membantu, memberikan informasi, bimbingan serta menjadi keluarga baru selama masa kerja praktek.

6. Papah, Mamah dan keluarga besar yang sudah memberikan dukungan, doa, semangat selama masa kerja praktek hingga menyelesaikan laporan akhir.

7. Ibu Ir. Caecilia Sunarti, MSc yang telah mengusahakan untuk mencarikan tempat tinggal di Balai Proteksi Tanaman Perkerbunan(BPT-BUN)selama berada di Salatiga.

8. Rangga, Fitri, Venti, Ove, Wenna, Lilian, Merlyn, Alsa, Rachel, Arum, Omita yang selalu menemani dan memberikan doa, dukungan, dan semangat dalam pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan.

(4)

iii

10.Teman-teman baru dari berbagai universitas UNS, UGM, UII, UNY, UB, UNSOED, Trisakti, Mercubuana dan sahabat yang bersama-sama menjalani kerja praktek di CV. Cita Nasional Salatiga.

11.Semua pihak yang telah membantu baik dalam bentuk doa, dukungan, semangat penulis dalam kelancaran baik kerja praktek maupun saat penyusunan laporan kerja praktek yang tidak dapat penulis disebutkan satu per satu.

Penulis mengharapkan supaya para pembaca dapat memberikan kritik dan saran sehingga dapat meningkatkan kemampuan penulis kelak. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca serta pihak yang membutuhkan. Terima kasih

Semarang, 15 Februari 2017

(5)

iv

1.2.Tujuan dan Manfaat ... 2

1.2.1.Tujuan ... 2

1.2.2.Manfaat ... 2

1.3.Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 2

1.4.Metode Kerja Praktek ... 3

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 4

2.1.Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 4

2.2.Visi dan Misi Perusahaan ... 5

2.3.Lokasi dan Tata Letak Perusahaan ... 5

2.4.Struktur dan Sistem Organisasi ... 6

2.5.Tanggung Jawab dan Wewenang Jabatan dan Departemen ... 7

2.5.1. Direktur Utama ... 7

2.5.2. Plant Manager ... 8

2.5.3. Asisten Manager ... 8

2.5.4. Departemen Keuangan ... 9

2.5.5. Depatemen Personalia ... 9

2.5.6. Departemen Laboratorium R&D (Research and Development) dan QC (Quality Control) ... 9

2.5.7. Depatemen Proses Produksi ... 10

2.5.8. Departemen Pengemasan ... 11

2.5.9. Departemen Mekanik dan Elektrik ... 11

2.5.10.Departemen Gudang ... 11

(6)

v

2.5.12.Satpam ... 12

2.6.Managemen Ketenagakerjaan ... 12

2.6.1. Sistem Kerja ... 12

2.6.2. Jam Kerja ... 12

2.7.Sistem Pemasaran ... 13

3. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN SPESIFIKASI PRODUK CV. CITA NASIONAL ... 14

3.1.Spesifikasi Bahan Baku ... 14

3.1.1. Bahan Baku Utama ... 14

3.1.1.1. Susu Segar ... 14

3.1.2. Bahan Baku Tambahan ... 15

3.1.2.1. Gula Pasir (Pemanis) ... 15

3.1.2.2. Flavor ... 17

3.2.Spesifikasi Produk ... 22

3.2.1. Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi ... 22

3.2.2. Yoghurt ... 24

4. PROSES PRODUKSI YOGHURT ... 27

4.1.Persiapan Bahan Baku ... 27

4.1.1. Susu Segar ... 27

(7)

vi

4.2.1. Persiapan Bahan Baku ... 30

4.2.2. Proses Mixing ... 30

4.2.3. Pasteurisasi ... 32

4.2.4. Pendinginan ... 34

4.2.5. Pembuatan Starter F1 ... 34

4.2.6. Pembuatan Starter F2 ... 34

4.2.7. Proses Inokulasi ... 35

4.2.8. Inkubasi ... 35

4.2.9. Pemberian Cita Rasa dan Pewarna ... 35

5. PENGEMASAN YOGHURT ... 37

5.1.Pengemasan Yoghurt Cup ... 37

5.1.1. Alat dan Proses Pengemasan Cup Yoghurt ... 37

5.1.1.1. Filler ... 37

5.1.1.2.Sealer ... 38

5.1.1.3.Cutter ... 39

5.2.Pengemasan Yoghurt Botol ... 39

5.2.1. Alat dan Proses Pengemasan Botol Yoghurt ... 40

5.2.1.1.Mesin Pencentak Tanggal Kadaluarsa (Manual Codding Mechine) . 40 5.2.1.2.Mesin Perekat Labelling (Shirink Tunnel) ... 40

5.2.1.3.Mesin Entry Conveyor ... 41

5.2.1.4.Mesin Filler ... 42

5.2.1.5.Mesin Capping ... 42

5.3.Jenis Kemasan Yoghurt ... 43

5.3.1. Kemasan Cup ... 43

5.4.Proses Penyimpanan Produk Akhir ... 46

6. PEMBAHASAN ... 48

(8)

vii

6.2.Proses Pengujian Berdasarkan Standart Penerimaan Bahan Baku ... 49

6.3.Proses Produksi Yoghurt ... 52

6.4.Proses Pengujian Berdasarkan Standart Produk Jadi ... 53

6.5.Pengertian Kemasan ... 54

6.6.Pengertian Jenis dan Karakteristik Kemasan ... 56

6.7.Proses Sterilisasi Pada Kemasan ... 60

7. KESIMPULANDAN SARAN ... 62

7.1.Kesimpulan ... 62

7.2.Saran ... 62

8. DAFTAR PUSTAKA ... 63

9. LAMPIRAN ... 68

9.1.Denah Lokasi CV. Cita Nasional ... 68

9.2.Standar Mutu Yoghurt SNI 2981:2009 ... 69

9.3.Standar Mutu Yoghurt SNI 3141.1:2011 ... 70

9.4.Skema Fillomatic Kemasan Yoghurt Cup ... 71

9.5.Standar Operating Prosedur Pembuatan Yoghurt Botol ... 72

9.6. Standar Operating Prosedur Pada Mesin Labelling Yoghurt Botol ... 73

9.7.Standar Operating Prosedur Pada Mesin Pengemas Yoghurt Botol ... 74

9.8.Presensi Kerja Praktek ... 75

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Denah Lokasi CV. Cita Nasional... 6

Gambar 2.Struktur Organisasi di CV. Cita Nasional ... 7

Gambar 3.Starter Instan Pada Pembuatan Produksi Yoghurt ... 21

Gambar 4. Produk Kemasan Cup Reguler Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi ... 23

Gambar 5.Produk Kemasan Cup Industri Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi ... 23

Gambar 6.Produk Kemasan Purepack Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi ... 24

Gambar 7. Produk Kemasan Minipack Susu Pasturisasi dan Homogenisasi ... 24

Gambar 8.Produk Yoghurt Drink Dengan Kemasan Cup ... 25

Gambar 9. Produk Stirred Yoghurt Dengan Kemasan Botol ... 25

Gambar 10. Produk Set Yoghurt Dengan Kemasan Kaleng ... 26

Gambar 11. Diagram Alir Pembuatan Produk Yoghurt ... 29

Gambar 12. Penampungan Susu Awal di Tank T-301 ... 30

Gambar 13. Corong Untuk Memasukan Bahan Tambahan Ke Tanki Mixing ... 31

Gambar 14. Tanki T-201 Sebagai Tempat Mixing ... 32

Gambar 15. Alat Homogenisasi (Homogennaizer) ... 33

Gambar 16. Plate Heat Exchanger (PHE) Multiple di CV. Cita Nasional ... 33

Gambar 17. Tangki Inkubasi Yoghurt di CV. Cita Nasional ... 35

Gambar 18. Mesin Pengemasan Yoghurt Cup di CV. Cita Nasional ... 37

Gambar 19. Unit Filler pada Mesin Fillomatic: (a) feeder (b) nozzle ... 38

Gambar 20. Unit Sealer pada Mesin Fillomatic: (a) Cooder (b) Sealing ... 38

Gambar 21. Unit Cutter pada Mesin Fillomatic: (a) Cutter (b) Conveyor ... 39

Gambar 22. Mesin Pengemas Yoghurt Botol di CV. Cita Nasional ... 39

Gambar 23. Mesin Pencetak Tanggal Kadaluarsa di CV. Cita Nasional ... 40

Gambar 24. Mesin Perekat Labelling Yoghurt Botol di CV. Cita Nasional ... 41

Gambar 25. Mesin Entry Conveyor Pada Mesin Pengemasan Yoghurt Botol ... 41

Gambar 26. Nozzle Pada Mesin Pengemasan Yoghurt Botol ... 42

Gambar 27. Unit Capping Pada Mesin Pengemas Yoghurt Botol: (a) Mesin Penutup (b)Mesin Penekan ... 42

Gambar 28. Jenis Plastik Yang Digunakan Pada Kemasan Cup Yoghurt... 43

(10)

ix

Gambar 30. Jenis Kemasan Botol Yoghurt di CV. Cita Nasional ... 44

Gambar 31. Jenis Kemasan Tutup Botol Yoghurt di CV. Cita Nasional ... 45

Gambar 32. Kemasan Krat Pada Yoghurt di CV. Cita Nasional ... 46

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Personalia Organisasi di CV. Cita Nasional ... 6

Tabel 2. Standar Mutu Penerimaan Susu Segar CV. Cita Nasional ... 15

Tabel 3. Standar Mutu Gula Pasir Pada CV. Cita Nasional ... 16

Tabel 4. Standar Mutu Flavor Pada CV. Cita Nasional... 18

Tabel 5. Standar Mutu Pewarna Pada CV. Cita Nasional ... 18

Tabel 6. Standar Mutu Susu Bubuk Skim Pada CV. Cita Nasional ... 19

(12)

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang sangat banyak dan memiliki keanekaragaman budaya dan memiliki jenis keanekaragaman makanan dan minuman yang melimpah. Dengan adanya keanekaragaman makanan dan minuman yang semakin melimpah maka masyarakat di masa modern ini harus bisa memilah dan memilih jenis makanan dan minuman yang akan berpengaruh terhadap kesehatan dan keamanan pangan. Dengan adanya keanekaragaman makanan dan minuman mahasiswa progam studi Teknologi Pangan Universitas Soegijapranata Semarang dibekali mengenai ilmu pengetahuan secara tertulis maupun praktek mengenai suatu usaha dibidang pangan. Tidak hanya ilmu pengetahuan mengenai suatu usaha dibidang pangan dapat diperoleh dari kegiatan perkuliahan tetapi juga bisa melaluipengalaman, keterampilan, dan wawasan yang luas yang ada didunia kerja yaitu dapat melalui progam kerja praktek.

(13)

2

1.2.Tujuan dan Manfaat 1.2.1. Tujuan

Tujuan dari dilaksanakannya kerja praktek ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan memahami yang ada pada dunia kerja khususnya pada bidang pangan berbasis susu serta permasalahannya yang timbul dan dunia kerja.

b. Untuk mengetahui dan menambah wawasan baru dibidang pangan yang berbasis susu.

c. Untuk menggunakan teori yang telah dipelajari sebagai pedoman untuk dapat memahami praktik yang terjadi.

1.2.2. Manfaat

Manfaat dari melaksanakan kerja praktek di CV. Cita Nasional ini adalah :

a. Dapat mengetahui proses produksi dari bahan baku mentah hinga menjadi produk yang siap dijual.

b. Dapat mengetahui dan ikut berpatisipasi dalam proses pengemasan produk susu dan yoghurt.

c. Dapat mengetahui pengawasan mutu dari bahan mentah hingga menjadi produk yang siap dijual dari berbagi produk susu dan yoghurt.

1.3.Waktu dan Tempat Pelaksanaan

(14)

1.4.Metode Kerja Praktek

Pada kerja praktek di CV. Cita Nasional Salatiga ini menggunakan beberapa metode yaitu metode pengamatan secara langsung, wawancara dan berdiskusi bersama di tempat kerja praktek serta melalui studi pustaka yang sangat berkaitan dengan praktek yang ada pada lapangan. Beberapakegiatan yang dilakukan selama kerja praktek antara lain:

a. Ikut berperan serta membantu kerja pada setiap bagian yang terdapat pada proses produksi susu pasteurisasi dan yoghurt.

b. Pengamatan lapangan dan orientasi pabrik yang berkaitan dengan proses produksi dan pengemasan.

c. Evaluasi dan diskusi dengan pembimbing lapangan mengenai proses produksi dan Quality Control.

(15)

4

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Semakin modernnya negara Indonesia dan didukung dengan semakin tingginya Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menyiapkan generasi penerus bangsa dan untuk menyukseskan progam dari pemerintah yaitu mencerdaskan dan meningkatkan kesehatan dari masyarakat. Maka pemilik perusahaan sekaligus pendiri perusahaan CV. Cita Nasional memiliki tujuan untuk mendirikan suatu perusahaan yang dapat memproduksi suatu produk yang dapat memenuhi syarat diatas dengan harga yang relatif terjangkau bagi setiap seluruh bagian masyarakat.

Dengan adanya jiwa sebagai pengusaha dan dengan adanya dukungan dari keluarga baik dukungan moral maupun materi, akhirnya Bapak H. Rudi Kurnia Danuwijaya dapat mewujudkan cita – cita yang didambakan yaitu mendirikan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang Industri Pengolahan Hasil Pangan khususnya Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi dan Yoghurt dengan nama perusahaannya adalah “CV. CITA NASIONAL”. Perusahaan CV.Cita Nasional merupakan suatu perusahaan yang merupakan milik perseorangan yang bergerak dalam bidang pangan berbasis Susu Murni menjadi Susu Segar Pasteurisasi dan Homogenisasi yang dikemas dengan menggunakan kemasan cup dan prepack (plastik) dengan merk dagang “SUSU SEGAR NASIONAL”. Dalam perusahaan ini memiliki mesin dengan teknologi modern yang didatangkan dari dari luar negri yang akan menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan akan baik.

(16)

2.2. Visi Dan Misi Perusahaan

Visi dari CV. Cita Nasional adalah menjadi pelopor perusahaan susu pasteurisasi dan homogenisasi yang berskala nasional untuk memenuhi kebutuhan susu dengan harga yang terjangkau dan mudah didapatkan. Sedangkan misi dari CV. Cita Nasional adalah menyukseskan program pemerintah dalam meningkatkan gizi rakyat Indonesia agar generasi penerus bangsa kelak menjadi bangsa yang sehat, kuat dan cerdas.

2.3.Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Lokasi dari perusahaan CV. Cita Nasional terletak di jalan Raya Salatiga-Kopeng KM. 5 Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Pada CV. Cita Nasional memiliki lus area ±5.000 m2, tetapi yang hanya digunakan untuk bangunan pabrik dan lainnya hanya sekitar ±700 m2. Secara letaknya berdasarkan topografi terletak di daerah perbukitan dimana ketinggiannya mencapai 400-500 dpl. Dan suhu didaerah perusahaan CV. Cita Nasional mencapai suhu 23-25o

1. Lokasi perusahaan yang letaknya berdekatan dengan sumber penerimaan susu C dengan kelembapan udaranya 80-90%. Dilihat dari lokasi CV. Cita Nasional merupakan lokasi yang stategis hal ini disebabkan karena Kecamatan Getasan terletak di Kabupaten Semarang yang berdekatan dengan Kabupaten Boyolali, yang merupakan daerah yang menjadi sentral pemasok susu murni yang cukup besar bagi Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) pusat di Jakarta maupun perusahaan pengolahan susu, termasuk CV. Cita Nasional. Beberapa faktor yang dijadikan sebagai penunjang dalam pemilihan letak perusahaan:

2. Tersedianya alat transpotasi yang memadai.

3. Sumber tenaga kerja manusia yang mudah didapat. 4. Sumber air yang mencukupi untuk kebutuhan produksi.

(17)

6

Gambar 1. Denah lokasi CV. Cita Nasional (Sumber: CV. Cita Nasional, 2017)

2.4. Strukutur Dan Sistem Organisasi

CV. Cita Nasional adalah suatu perusahaan yang berbentuk CV (Commanditaire Vennootschap) yang memiliki nomor ijin perusahaan (SIUP) No. 155/KWDPP.11/3.1/IX/2000. Struktur organisasi yang ada di CV. Cita Nasional yaitu dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang berkedudukan di Jakarta dan dalam pelaksanaan kegiatan yang ada di perusahaan dibantu oleh seorang Plant Manager berserta supervisor masing-masing. Personalia di CV. Cita Nasional dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel. 1 Personalia Organisasi di CV. Cita Nasional

Jabatan Nama

Direktur Utama Rudi Kurnia Danuwijaya

Plan Manager Ir. Iskandar Muhklas

Kepala Personalia Enang Komara

Kepala Quality Control dan R&D Moh. Nur Ali Muslim, S.Pt

Kepala Engineering Ade Herman

Kepala Gudang Atang Suparman

Asisten Proses Produksi Nur Haryanto

(18)

FIN

AL

CONFIDE

NTIAL

Asisten Supervisor Filling & Sealing Santosa Kepala Administrasi

Konsultan Industri Konsultan Industri

Supriyati Ir. Heri Hidayat Arifin

(Sumber: Arsip CV. Cita Nasional, 2014)

Gambar 2. Stuktur Organisasi di CV. Cita Nasional (Sumber: Arsip CV. Cita Nasional, 2015)

2.5.Tanggung Jawab dan Wewenang Jabatan dan Departemen

Tanggung jawab dan wewenang jabatan dan departemen di perusahaan CV. Cita Nasional adalah sebagai berikut:

2.5.1. Direktur Utama

(19)

8

2.5.2. Plant Manager

Plant manager merupakan salah satu kayawan yang memiliki tugas untuk membantu

pimpinan perusahaan dalam menjalankan aktivitas perushaan sehari- hari dan memiliki tanggung jawab terhadap semua aktivitas tersebut. Dalam menjalankan tugas sebagai

Plan Managerperlu adanya bantuan dari Asisten Manager. Tugas dari Plant Manager

adalah memberikan pengarahan serta pengawasan dan mengadakan kontrol kepada semua pelaksanaan pekerjaan atau dengan kata lain melaksanakan semua fungsi manajerial yang meliputi:

1. Mengontrol dan mengawasi semua kegiatan-kegiatan pada setiap bagian. 2. Menilai karyawan dan mengusulkan promosi dan mutasi karyawan kepada

Direktur Utama.

3. Mengusulkan pengadaan sarana kerja kepada Direktur Utama

4. Memberikan petunjuk, nasehat serta bimbingan kepada semua bawahannya. 5. Meminta nasihat, petunjuk serta bimbingan kepada Direktur Utama.

6. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir, dan laporan kepada Direktur Utama dan instansi yang berhubungan dengan perusahaan

7. Bertanggung jawab kelancaran serta pencapaian target produksi.

8. Mengambil keputusan semua hal yang berkaitan dengan pengendalian sistem managemen, baik operasional maupun non- operasional di perusahaan.

9. Memimpin jalannya operasional pabrik serta melakukan pengawasan dan pengendalian progam kerja.

2.5.3. Asisten Manager

Asisten manager merupakan seseorang yang bertugas membantu Plant manager dalam

mengawasi dan mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh pekerja disuatu perusahaan.

Asisten Manager dibantu oleh bagian umum, yaitu bagian administrasi dan bagian

(20)

2.5.4.Departemen Keuangan

Departemen keuangan memiliki tugas sebagai berikut:

1. Membuat RAB (Rancangan Anggaran Belanja) perusahaan sehingga bisa tercapai efesiensi dengan baik.

2. Bertanggung jawab terhadap semua keuangan perusahaan, baik pengeluaran dana untuk penggajian karyawan ataupun melakukan suatu produksi (termasuk pembayaran bahan baku).

3. Bersama manajer menandatangani atau mengesahkan surat berharga, pengujian kontrol pengeluaran atau pengambilan uang dari atau ke bank atau pihak yang ada hubungannya dengan perusahaan.

4. Bertanggung jawab terhadap pengeluaran, pemasukan, dan penyimpanan keuangan.

5. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan dan memberikan segala bukti dan catatan yang berhubungan dengan laporan tersebut.

6. Bertanggung jawab kepada Plant Manager.

2.5.5.Departemen Personalia

Departemen Personalia memiliki tugas sebagai berikut:

1. Mencatat semua kegiatan, data yang masuk dan data yang keluar dari perusahaan.

2. Bertanggung jawab kepada sistem kepegawaian dalam hal penerimaan, pengangkatan, penggajian serta pemberhentian karyawan.

3. Bertanggung jawab atas keamanan secara keseluruhan, baik yang menyangkut barang produksi maupun karyawan.

4. Bertanggung jawab kepada Plant manager.

2.5.6.Departemen R&D (Research and Development) dan QC (Quality Control)

(21)

10

1. Bertanggung jawab dan melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan yang mencakup dalam persyaratan mutu pada bahan produksi ataupun produk yang sudah jadi sesuai dengan mutu yang ditetapkan.

2. Memprakarsai kegiatan untuk mencegah terjadinya ketidak sesuaian yang berkaitan dengan produk serta menemukan cara permasalahannya.

3. Mengadakan percobaan untuk membuat inovasi produk baru.

4. Mengidetifkasi dan mencatat semua masalah yang berkaitan dengan dengan produk serta menemukan cara pemecahannya.

5. Memberikan nasihat, petunjuk, dan bimbingan kepada asisten Supervisor R&D dan QC.

6. Bertanggung jawab kepada Plant Manager.

Asisten Supervisor R&D dan QC bertugas untuk membantu Supevisor R&D dan QC dalam mengawasi dan mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh operator laboratorium. Sedangkan untuk operator laboratorium bertugas untuk melakukan pengujian terhadap barang mentah yaitu susu yang berasal dari KUD (Koperasi Unit Desa), produk setengah jadi, produk jadi dan saldo harian produk. Selain itu, operator laboratorium juga bertugas untuk menyiapkan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan produk sesuai dengan formula yang ada.

2.5.7.Departemen Proses Produksi

Dalam departemen ini supervisor dibantu dengan operator produksi dalam menjalankan tugasnya. Tugas supervisor produksi adalah:

1. Merencanakan dan melaksanakan proses produksi dengan teknologi yang tepat guna.

2. Memberikan pengarahan dan nasihat kepada operator produksi. 3. Bertanggung jawab terhadap semua proses produksi.

4. Bertanggung jawab terhadap Plant Manager

(22)

2.5.8. Departemen Pengemasan

Dalam depatemen pengemasan ini terdiri dari Supervisor fillingand sealing dan dibantu oleh asisten operator dalam menjalankan tugasnya. Tugas dari Supervisor fillingand

sealing adalah sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab tehadap prosesfilling,sealing, andpacking.

2. Memberikan pengarahan dan nasihat kepada asisten dan operator fillingand sealing.

3. Bertanggung jawab kepada Plant Manager.

Asisten filling and sealing bertugas untuk membantu supervisor filling and sealing

dalam mengawsi dan mengontrol dalam kegiatan yang dilakukan oleh operator filling

and sealing. Operator felling and sealing bertugas untuk mengoprasikan mesin filling

and sealing, memasang cup pada mesin, mengganti tanggal kadaluarsa produk, memasang plastik penutup cup, menjaga kebersihan ruangan, dan mengecek ada tidaknya kebocoran pada cup produk jada setelah proses sealing, sekaligus menata cup-cup tersebut kedalam krat yang sudah disediakan.

2.5.9.Departemen Mekanik dan Elektrik

Supervisor mekanik dan elektrik dibantu oleh operator dalam melaksanakan tugasnya. Tugas supervisor mekanik dan elektrik adalah:

1. Bertangung jawab atas kesiapan mesin-mesin untuk kelancaran aktivitas produksi.

2. Menjaga dan memelihara mesin dan peralatan, atas kesediaan cadang mesin dan bahan kimia maupun bahan bakar.

3. Bertanggung jawab terhadap kelistrikan pabrik. 4. Memonitor pekerjaan operator mekanik dan elektrik. 5. Bertanggung jawab kepada Plant Manager.

2.5.10. Departemen Gudang

Bagian gudang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

(23)

12

3. Mengetahui jumlah barang- barang yang ada di gudang. 4. Mencatat keluar masuknya barang dari gudang.

5. Bertanggung jawab kepada Plant Manager.

2.5.11.Departemen Kebersihan dan Krat

Bagian kebersihan ini akan memiliki tugas dan tanggung jawab atas kebersihan lingkungan pabrik dan ruangan dapur, serta menyiapkan minum untuk para karyawan pabrik. Sedangkan pada bagian krat bertugas untuk membersihkan dan menyiapkan krat-krat yang digunakan, membereskan dan menata krat yang telah digunakan, serta menjada dan memelihara krat agar tidak rusak.

2.5.12.Satpam

Satpam bertanggung jawab menjaga keamanan lingkungan pabrik, memeriksa tamu yang datang, melapor pada bagian manejerial apabila ada tamu yang datang, serta memeriksa absensi karyawan.

2.6.Managemen Ketenagakerjaan 2.6.1. Sistem Kerja

Kesuksesan dan kelancaran suatu roses produksi sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang memiliki syarat yang naik dari kegi kualitas, kuantitas, tanggung jawab, serta loyalitas. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 25 tahun 1997, menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang baik laki-laki maupun perempuan yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan operasi sehari-hari baik dalam proses produksi maupun administrasi perusahaan, CV.Cita Nasional memiliki tenaga kerja 118 orang yang terdiri dari 112orang karyawan dan 6 orang karyawati.

2.6.2. Jam kerja

(24)

dimulai pukul 08.00-16.00 WIB. Sedangkan untuk pengecekan sebelum kegiatan produksi dimulai, karyawan bagian produksi dan laboratorium yang bertugas, umumnya datang lebih awal yaitu pukul 06.00-17.00 WIB. Sedangkan untuk hari Sabtu dimulai pukul 08.00-13.00 WIB. Pada setiap harinya adanya waktu istirahat ± 60 menit.

2.7. Sistem Pemasaran

Sistem pemasaran yang digunakan oleh CV. Cita Nasional adalah dengan cara bekerja sama dengan pihak pemasaran dalam hal ini adalah suatu perusahaan pemasaran yang bernama CV. Cita Karsa Bersama. Kantor pusat dari pemasaran ini berada di Jakarta. Wilayah yang dijadikan pemasaran dari produk perusahaan CV. Cita Nasional meliputi kota-kota yaitu Semarang, Yogyakarta, Solo,Surabaya, dan Jakarta sendiri. Berdasarkan potensi pasar, maka wilayah pemasaran dibagi menjadi beberapa wilayah antara lain:

1. Wilayah Semarang meliputi beberapa daerah yaitu Semarang, Ungaran,Kendal, Pati, Pekalongan dan Tegal dengan total share 7%.

2. Wilayah Yogyakarta meliputi beberapa daerah yaitu Yogyakarta, Solo, Puwokerto, Puworejo, Temanggung dan Magelang dengan total share 8%. 3. Wilayah Surabaya meliputi beberapa daerah Surabaya, Sidoarjo, Malang,

Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto, dan Lamongan dengan

market share 15%.

4. Wilayah Jakarta meliputi beberapa daerah yaitu Jakarta, Bandung, Bogor, Tanggerang, Bekasi dengan total share sebesar 70%.

(25)

14

3. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN SPESIFIKASI PRODUK CV. CITA NASIONAL

3.1. Spesifikasi Bahan Baku

3.1.1. Bahan Baku Utama 3.1.1.1.Susu Segar

Susu segar adalah bahan baku utama yang digunakan di CV. Cita Nasional untuk membuat semua produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam bahan baku utama ini adalah yoghurt dan susu pasteurisasi. Bahan baku ini diperoleh dari beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) yaitu KUD Cepogo, KUD Sumber Karya, KUD Andini Luhur, KUD Boyolali Kota, dan Capita Farm (dari pertenakan CV. Cita Nasional). Pada setiap KUD memiliki kapasitas susu murni yang berbeda-bedauntuk KUD Cepogo sekitar 8.000 liter/hari, KUD Sumber Karya sekitar 3.000 liter/hari, KUD Andini Luhur 5.600 liter/hari, KUD Boyolali Kota sekitar 2.500 liter sampai 3.000 liter/hari, sedangkan dari Capita Farm hanya 1.300 liter/hari. Setiap KUD dalam sehari maksimal hanya tiga kali dalam pengiriman. Dengan demikian, kapasitas untuk kebutuhan produksi setiap harinya dapat tercukupi. Hal ini dikarenakan CV. Cita Nasional membutuhkan susu murni sebanyak 45.000 liter/hari.

(26)

Tabel 2. Standar Mutu Penerimaan Susu Segar CV. Cita Nasional.

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Warna (Organoleptik) - Normal, putih kekuningan 2 Rasa (Organoleptik) - Nomal, gurih manis khas susu 3 Aroma(Organoleptik) - Normal, aroma khas susu segar

4 Kotoran - Tidak ada

Sumber: Arsip CV. Cita Nasional, 2017

3.1.2.Bahan Baku Tambahan

3.1.2.1. Gula Pasir (Pemanis)

(27)

16

adalah gula yang memiliki warna kecoklatan beda dengan gula rafinasi.Gula pasir yang didatangkan pada suplier harus memenuhi beberapa standar mutu yang akan digunakan dalam proses produksi. Standar mutu yang digunakan ini meliputi uji kelayakan atau uji kualitas yang meliputi uji organoleptik (warna, rasa, dan aroma), kontaminan fisik berupa kotoran, pengendapan, kekentalan dan kadar gula. Standar mutu pada gula pasir yang ditetapkan oleh CV. Cita Nasional ditunjukan pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Mutu Gula Pasir pada CV. Cita Nasional.

No Kriteria Uji Persyaratan

1. Organoleptik

a. Warna Normal, putih kekuningan bersih b. Rasa Normal, manis gula

c. Aroma Normal, tidak ada aroma yang

menyimpang

2. Kotoran Tidak ada (larutan gula tidak sampai keruh karena kotoran)

3. Pengendapan Tidak ada 4. Kekentalan Normal

5. Kadar gula 40-50%

Sumber: CV. Cita Nasional, 2015

Secara umum gula pasir yang digunakan harus berkualitas baik. Hal ini disebabkan dengan kualitas gula yang baik akan mempengaruhi hasil produksi akhir yang baik pula. Gula yang digunakan memiliki fungsi yang lain yaitu sebagai pengental karena memiliki berat jenis yang tinggi. Selain itu gula sebagai bahan pengawet karena gula tersebut akan memiliki sifat yaitu akan mengikat air bebas dan mengikat air lemah yang terkandung pada bahan pangan tersebut, sehingga dapat menurunkan water activity

(28)

3.1.2.2. Flavor

Flavor merupakan bahan tambahan yang sangat penting dalam produksi susu

pasteurisasi dan homogenisasi sertaproduksi yogurth. Pada produk susu pasteurisasi dan homogenisasi menggunakan jenisflavor coklat, strawberry, moka, jeruk dan vanilla, sedangkan untuk produk yogurth flavor yang digunakan adalah flavor mangga,anggur,

strawberry, dan blueberry. CV. Cita Nasional untuk produksi susu pasteurisasi dan

homogenisasi menggunakan jenisflavor coklat, strawberry, dan moka yang berasal dari produsen PT. Givaudan Indonesia, Indonesia dengan supllier PT. Karya Aroma Sejahtera. Sedangkan untuk flavor vanilla dan jeruk menggunakan produsen PT. Scents Image, Indonesia dengan supplier PT. Scents Image sendiri. Jenis flavoryang digunakan dalam produksi yoghurt yang digunakan oleh CV. Cita Nasional berasal dari beberapa perusahaan yang berbeda yaitu untuk flavor yoghurt mangga berasal dari PT. Scents Image,Indonesia dengan suplier Alrich, sedangkan untuk flavoryoghurt strawberry

berasal dari International Flavor & Fragrances PTE, Ltd dengan suplier IFF, untuk

flavor yoghurt blueberry berasal dari PT. OSF Flavor, Inc, USA dengan suplier PT.

OSF Aroma Indonesia, flavor yoghurt anggur berasal dari suplier VK. Aromatics Internasional, Singapore dengan supplierCV. Suwanti Pujanti.

Kode pada setiap flavor yang digunakan untuk produksi susu pasturisasi dan homogenisasi berbeda-beda. Pada flavor coklat menggunakan kode DI 04253, untuk flavor strawberry memiliki kode DI 04231, flavor moka kodena QL 96939. Sedangkan untuk jeruk dan vanilla memiliki kode bahan yaitu SS 1048 dan SS 8210. Sedangkan untuk flavor yoghurt memiliki kode yang berbeda pula untuk flavor yoghurt mangga memiliki kode SS 8905, sedangkan untuk flavor yoghurt strawberryD-3509. Tujuan dari penambahan flavor ini adalah untuk memberikan aroma dan rasa yang spesifik yang menjadi ciri khas pada produk di suatu perusahaan.

Flavor yang ditambahkan harus memiliki standar mutu yang telah ditentukan. Uji yang

(29)

18

Tabel 4. Standar Mutu Flavor pada CV. Cita Nasional.

No Kriteria Uji Persyaratan

1 Organoleptik (sebelum ditambahkan ke produk)

a. Warna Normal, khas sesuai dengan label b. Kenampakan Normal, cair, tidak kotor.

2 Warna (organoleptik setelah ditambahkan dalam formula)

Aroma produk baik dan normal sesuai dengan harapan

Sumber: CV. Cita Nasional, 2015

3.1.2.3. Pewarna

Pewarna merupakan bahan baku tambahan dalam proses produksi susu pasteurisasi dan homogenisasi serta produksi yoghurt. Pewarna yang digunakan di CV. Cita Nasional berasal dari PT. Roha Lautan Pewarna baik dari pewarna susu pasteurisasi dan homogenisasi serta yoghurt. Pewarna yang digunakan hanya untuk susu pasteurisasi hanyalah untuk susu rasa strawberry dan susu rasa jeruk.Untuk pewarna yoghurt antara lain adalahpewarna untuk rasa strawberry, mangga, blueberry dan anggur. Untuk pewarna susu strawberry menggunakan kode Ponceau 4 R, sedangkan untuk suus jeruk menggunakan kode 2163, dan untuk pewarna dari yoghurt untuk pewarna strawberry

menggunakan kode 2164, sedangkan yoghurt mangga menggunakan kode 2162. Tujuan dari penambahan pewarna adalah untuk memberikan warna khas dan dapat menarik keinginan konsumen.

Begitupun dengan bahan baku tambahan pewarna memerlukan adanya standar mutu yang telah ditetapkan. Uji yang dilakukan pun sama dengan bahan baku tambahan yaitu degan uji kualitas dan uji kelayakan. Standar mutu yang telah ditetapkan oleh CV. Cita Nasional ditunjukan oleh tabel 5.

Tabel 5. Standar Mutu Pewarna pada CV. Cita Nasional.

No Kriteria Uji Persyaratan

1 Organoleptik (sebelum ditambahkan ke produk)

(30)

b. Kenampakan Normal,bubuk halus , tidak menggumpal.

2 Warna (organoleptik

setelah ditambahkan dalam formula)

Warna produk baik dan normal sesuai dengan harapan (indera penglihatan).

Sumber: CV. Cita Nasional, 2015.

Keputusan untuk penerimaan pewarna yang dipakai tergantug dengan hasil coba yang dilakukan oleh panelis. Apabila panelis menerima pewarna tersebut maka akan dilakukan pemesanan lebih banyak dari supplier tersebut. Pewarna tersebut yang memenuhi standar maka akan dipercaya oleh perusahaan untuk digunakan dalam pembuatan produk.

3.1.2.4. Susu Skim Bubuk

Susu skim ini adalah bahan baku tambahan sangatlah penting hususnya untuk produksi pembuatan yoghurt. Susu bubuk skim yang dipakai oleh CV. Cita Nasional diambil dari produsen PT. Menara Sumberdaya Indonesia. Susu skim ini sangatlah penting karena susu skim bubuk ini adalah sebagai bahan tambahan dalam pembuatan starter yoghurt. Hal ini ditambahkan karena susu skim memilki kandungan unsur gizi yang sangat tinggi dengan memiliki kandungan lemak yang rendah dalam susu skim. Hal ini juga dapat mendukung pertumbuhan mikroba yang cepat. Dalam pembuatan yoghurt, susu skim bubuk ini berperan dalam memfortifikasi susu segar sehingga menghasilkan yoghurt semi solid dan lembut. Jika hanya menggunakan susu segar saja,maka akan menghasilkan yoghurt yang lebih encer.

Susu skim yang digunakan untuk proses produksi harus memiliki standar mutu yang sudah ditetapkan oleh CV. Cita Nasional. Standar mutu untuk susu susu skim dapat dilihat pada Tabel 6

Tabel 6. Standar Mutu Susu Skim Bubuk CV. Cita Nasional.

No Kriteria Uji Persyaratan

1 Organoleptik

(31)

20

c. Aroma Normal, aroma susu, tidak ada aroma yang menyimpang

2 Endapan Tidak ada

3 Total solid 8-10%

4 Kadar lemak 0%

Sumber: CV. Cita Nasional, 2015

3.1.2.5. Bubuk Coklat

Bubuk coklat adalah bahan tambahan yang digunakan pada CV. Cita Nasional yang khususnya digunakan pada produksi susu pasteurisasi dan homogenisasi. Sedangkan untuk produksi yoghurt tidak menggunakan bahan ini karena yoghurt tidak memproduksi yoghurt rasa coklat. CV Cita Nasional menggunakan bubuk coklat ini yang diproduksi oleh PT. Bumi Tangerang Mesindotama, Indonesia dengan supplier

oleh perusahaan CV. Antatirta Kirana. Dan penambahan pada bubuk coklat ini haruslah sesuai dengan formula yang akan dibuat untuk satu kali produksi. Apabila bubuk coklat ini digunakan tidak sesuai dengan takaran yang ada pada formula maka bubuk coklat ini akan menyebabkan rasa pahit pada susu pasteurisasi dan homogenisasi yang dihasilkan.

3.1.2.6. Whey

Bahan tambahan yang digunakan untuk pembuatan susu pasteurisasi dan yoghurt adalah

whey. Pada whey ini digunakan untuk menaikan dari total solid pada susu yang akan dgunakan dalam menghasilkan pada suatu produk.

3.1.2.7. Starter

Starter merupakan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt.Starter

yang digunakan pada pembuatan yoghurt di CV. Cita Nasional adalah memakai starter

yang instan yang bernama “Yogourmet” (Gambar 4) yang diimpor langsung dari Kanada. Hal ini digunakanstarter yoghurt instan hal ini supaya dalam pembuatan

starter tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama dan juga dikarenakan dalam

pembuatan produksi membutuhkan. Pada starter ini terdapat bakteri yang dapat digunakan yaitu bakteriLactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus serta bakteri probiotik yaitu bakteri Lactobacilus acidophilus. Dua bakteri Lactobacillus

(32)

optimum pada suhu 40-45OC. Pada awal fermentasi,bakteri Streptococcus

thermophilusmerupakan bakteri yang tumbuh dengan cepat yang mengakibatkan adanya

akumulasi asam laktat dan asam asetat, asetaldehida, diasetil serta asam format. Dengan adanya bakteri Streptococcus thermophilus juga menyebabkan perubahan potensial oksidasi dan akan merangsang pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri

Lactobacillus bulgaricus efektif untuk mengubah pH 5 menjadi 4. Dan pada pH 4

adalah yang paling cocok untuk bakteri Lactobacilus acidophilus. Bakteri Lactobacilus

acidophilus ini manghasilkan rasa yang sedap atau lezat pada produk yaitu produk

yoghurt. Fermentasi akhir yoghurt akan menghasilkan pH 4,2 sampai 4,3.

Gambar 4. Stater Yoghurt

Gambar 3. Stater Instan Pada Pembuatan Produksi Yoghurt Sumber: Dokumentasi Pribadi

Starter yang digunakan pada proses pembuatan yogurt di CV. Cita Nasional merupakan

starter dengan turunan kedua (F2). Starter yang digunakan didapatkan dari pengenceran

kedua starter utama (Yogourmet) yang sebelumnya sudah diencerkan pada pengenceran pertama (F1). Penggunaan turunan starter yang kedua ini dimaksudkan untuk meminimalkan biaya produksi yoghurt.

3.1.3. Bahan Baku Penolong 3.1.3.1.Stabilizer

Stabilizer yang digunakan di CV. Cita Nasional yaitu Carboxyl Methyl Cellulose

(33)

22

Tujuan dari penambahan stabilizer yaitu sebagai bahan penyatu bahan tambahan yaitu bubuk coklat dan pewarna, dan juga sebagai pengental pada produk susu dan yoghurt. CMC hanya digunakan untuk produk susu pasteurisasi dan homogenisasi, sedangkan pektin digunakan untuk produk yoghurt. Hal ini disebabkan karena pektin digunakan stabilizer yang baik pada pH yang rendah atau asam. Pada pektin ini didapatkan dari produsen Yantai Andre Pectin Co., Ltd., China dengan supllier Bataco.

CMC sebelum digunakan untuk produksi harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Sama dengan bahan yang lain perlunya ada uji kualitas atau uji kelayakan dari CMC yaitu untuk memastikan bahwa CMC yang digunakan sesuai dengan standar mutu yaitu meliputi uji kekentalan dan uji pengendapan. Standar untuk CMC dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Standar Mutu CMC pada CV. Cita Nasional.

No Kriteria Uji Persyaratan

1 Kekentalan Normal, sedikit lebih kental

dibanding susu 2 Pengendapan Tidak ada endapan Sumber: CV. Cita Nasional, 2015

3.2.Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan oleh CV. Cita Nasional dibagi menjadi 2 produk yaitu:

3.2.1.Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi

Susu pasteurisasi dan homogeniasasi merupakan hasil olahan susu sapi yang telah mengalami proses pasteurisasi dan homogenisasi. Jenis yang dihasilkan pada susu pasteurisasi dan homogenisasi menurut kemasannya dibagi menjadi dua yaitu cup,

purepack, dan minipack. Untuk kemasan cup dibagi menjadi dua kelompok yaitu cup

(34)

Nasional. Sedangkan untuk kemasan cup reguler memiliki berbagai macam rasa yaitu coklat, stroberi, mocca, dan jeruk (milk juice) dan dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Kemasan Cup Reguler Susu Pasteurisasi Dan Homogenisasi “Susu Segar Nasional” 150 ml ; (A) rasa coklat ; (B) rasa stroberi ; (C) rasa mocca ; (D) rasa jeruk

(milk juice).

Sumber: CV. Cita Nasional,2017

Sedangkan untuk kemasan cup industri hanya memiliki 3 rasa yaitu coklat, stoberi, dan mocca dan dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Kemasan Cup Industri Susu Pasteurisasi Dan Homogenisasi “Susu Segar Nasional” 170 ml ; (A) rasa coklat ; (B) rasa stroberi ; (C) rasa mocca

Sumber: CV. Cita Nasional,2017

Selain kemasan cup, susu pasteurisasi dan homogenisasi di CV. Cita Nasional juga memproduksi kemasan purepack dengan volume 200ml dan 500ml, serta kemasan

minipack dengan volume 75ml. Pada kemasan purepack hanya memiliki 2 rasa yaitu

rasa tawar (plain) dan putih manis, dan dapat dilihat pada pada Gambar 6.

A B C D

(35)

24

Gambar 6. Kemasan Purepack Susu Pasteurisasi Dan Homogenisasi “Susu Segar Nasional” ; (A) rasa tawar 500 ml ; (B) rasa putih manis 200 ml ; (C) rasa coklat 200

ml ; (D) rasa sroberi 200 ml. Sumber: Data CV. Cita Nasional, 2017

Untuk kemasan minipack terdapat rasa coklat, putih manis, dan stoberi dan dapat dilihat pada Gambar 7. Dengan volume pada kemasan minipack hanya 75 ml.

Gambar 7. Kemasan Minipack Susu Pasteurisasi Dan Homogenisasi “ Susu Segar Nasional”(A) Rasa Coklat; (B) Rasa Stoberi; (C) Rasa Putih Manis

Sumber: Data CV. Cita Nasional, 2017

3.2.2. Yoghurt

Tidak hanya memproduksi susu pasteurisasi dan homogenisasi saja, CV. Cita Nasional juga memproduksi produk susu fermentasi yaitu yoghurt dengan merek “Yoghurt Nasional”. Yoghurt merupakan suatu hasil dari susu yang telah mengalami

A B C D

(36)

fermentasi yang dibantu oleh bakteri asam laktat sehingga menghasilkan rasa asam dengan aroma yang khas, dan memiliki tekstur semi padat dan halus. Jenis yoghurt yang dihasilkan di CV. Cita Nasional dibagi menjadi 3 jenis yaitu yoghurt drink,

stirred yoghurt, dan set yoghurt. Untuk yoghurt drink ini dikemas dengan kemasan

cup dan memiliki berbagai rasa yaitu rasa mangga, rasa blueberry, rasa anggur, rasa stroberi. Volume pada kemasan cup 150 ml. Macam yoghurt drink dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Macam Yoghurt Drink Dengan Kemasan Cup Berbagai Rasa; (a) rasa mangga ; (B) rasa blueberry (C) rasa anggur ; (D) rasa stroberi.

Sumber: CV. Cita Nasional, 2017

Sedangkan untuk produk stirred yoghurtdengan volume 250 ml dikemas dengan kemasan botol dan hanya memiliki dua jenis rasa yaitu rasa plain (tawar) dan rasa stroberi.Macam stirred yoghurt dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Macam Stirred Yoghurt Dengan Kemasan Botol Berbagai Rasa; (A) rasa

plain (tawar); (B) rasa stroberi.

Sumber: CV. Cita Nasional, 2017

A B C D

(37)

26

Sedangkan untuk produk set yoghurtdengan ukuran 2,5kg dikemas dengan kemasan kaleng dan hanya memiliki satu rasa yaitu plain (tawar). Set yoghurt dapat dilhat pada Gambar 10.

(38)

27

4. PROSES PRODUKSI YOGHURT

4.1.Persiapan Bahan Baku Produksi Yoghurt 4.1.1.Susu segar

Susu segar adalah bahan baku yang sangatlah penting dalam pembuatan yoghurt. Susu pada CV. Cita Nasional ini berasal dari berbagai Koperasi Unit Desa (KUD) yang sebelumnya diuji oleh laboratorium. Susu segar ini yang digunakan perlu adanya uji kualitas mutu yang perlu diperhatikan. Apabila dari kualitas mutu susu yang kurang baik maka akan mempengaruhi kualitas dari yoghurt yang dihasilkan. Dari beberapa uji yang dilakukan maka uji antibiotik sangatlah penting. Apabila susu segar dalam uji antibiotik mempunyai nilai positif maka susu segar tersebut tidak dapat digunakan sebagai produksi yoghurt. Apabila bernilai positif dijadikan dalam yoghurt maka stater yang digunakan untuk mencampur dan bakteri yang ada dalam pembuatan yoghurt akan mati.

4.1.2.Susu Skim

Susu Skim merupakan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan produksi yoghurt khususnya dalam pembuatan stater. Susu Skim ini memiliki manfat yaitu sebagai tambahan yang dapat mendukung pertumbuhan mikroba secara cepat. Dalam pembuatan yoghurt, susu skim bubuk ini berperan dalam memfortifikasi susu segar sehingga menghasilkan yoghurt semi solid dan lembut.

4.1.3.Flavor

Flavor pada pembuatan yoghurt merupakan bahan tambahan yang sangatlah penting hal

ini dikarenakan flavor adalah sebagai penambah rasa pada produk yang dihasilkan. Pada

flavor yang digunakan di CV. Cita Nasional adalah flavor mangga, flavor anggur,

flavorstroberi dan flavor blueberri. Pada setiap flavor ini memiliki suplier yang

berbeda-beda dan flavor ini dijadikan sebagai ciri dari suatu perusahaan pada produk yang dihasilkan.

(39)

28

Pewarna yang digunakan sangatlah penting sebagai bahan tambahan pada produksi yoghurt. Hal ini dikatakan penting karena pewarna digunakan untuk menarik konsumen sehingga produksi yoghurt bisa disukai atau dipasarkan dalam masyarakat. Pewarna yang digunakan pada yoghurt CV. Cita Nasional merupakan pewarna yang menjadikan ciri khas pada suatu perusahaan.

4.1.5. Starter dan pektin

Starter merupakan bahan yang digunakan dalam pembuatan produksi yoghurt, pada

starter ini yang digunakan pada CV. Cita Nasional adalah starter yang instan. Hal ini

disebabkan karena starter instan ini sangatlah mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Dan pada starter ini digunakan karena starter ini menghasilkan tiga bakteri yang cocok dalam pembuatan yoghurt. Bakteri yang dapat hidup dalam starter ini adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus serta bakteri probiotik yaitu bakteri Lactobacilus acidophilus. Pektin digunakan sebagai bahan tambahan untuk produk yoghurt. Hal ini disebabkan karena pektin digunakan sebagai stabilizer yang baik pada pH yang rendah atau asam. Pada pektin ini didapatkan dari produsen Yantai Andre Pectin Co., Ltd., China dengan supllier Bataco.

4.1.6. Gula

(40)

4.2.Alur Proses Produksi Yoghurt

Susu Segar

Pendinginan awal dengan Plate Heat

Exchanger (PHE) Plate Cooler, Temp ± 4OC,

Mixing, pemanasan melalui PHE (Plate Heat

Exchanger) Temp ±50-60OC. Tangki Mixing

Agitasi, Balance tank (produk setengah jadi)

Pemanasan dengan PHE Regeneratif I, Temp 63oC

Homogenisasi dengan Homogenizer

(±1300-1400 psi)

Pasteurisasi dengan PHE pastpasteurisasi, Temp 80OC,selama 15 detik

Inkubasi 43OC selama 5 jam

Pengadukan Gula, flavor,

pewarna, dan stabilizer Starter F2

Produk akhir

Pengisian produk dan pengemasan primer Bahan Pengemas

(41)

30

(42)

4.2.1. Persiapan bahan baku

Pada sebelum dilakukan produksi yoghurt perlunya adanya persiapan bahan baku dan bahan tambahan. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan yoghurt adalah susu, stater atau bibit, skim, gula, flavor dan pewarna. Bahan baku yang digunakan adalah susu segar yang didapat dari beberapa KUD. Apabila susu segar sudah diuji kelayakan oleh laboratorium dan dianggap lolos, maka susu ditampung pada tangki T-301. Pada suhu awal susu yang berasal dari KUD adalah maksimal 7oC dan distabilkan oleh Plate Heat

Excanger (PHE) sehingga suhu diubah menjadi suhu 5oC. Apabila ingin digunakan

sebagai bahan pembuatan yoghurt, susu dari T-301 harus tidak mengandung antibiotik. Pada tangki T-301 ini dapat menampung 20.000 liter susu setiap harinya. Gambar penampung susu awal dapat dilihat di Gambar 12.

Gambar 12. Penampungan susu awal di tangki T-301 Sumber: Dokumentasi Pribadi.

4.2.2.Proses Mixing (Pencampuran)

(43)

31

memiliki fungsi untuk memasukan bahan tambahan kedalam tangki mixing. Corong yang digunakan ini dapat dilihat pada Gambar 13. Pada proses pencampuran ini harus memperhatikan formulasi yang dibuat oleh bagian laboratorium. Apabila dalam proses pencampuran ini salah akan mempengaruhi hasil yang dihasilkan mulai dari segi rasa, tekstur dan warna yang dihasilkan.

Gambar 13. Corong untuk memasukan bahan tambahan ke tangki mixing. Sumber: Dokumentasi Pribadi

(44)

Gambar 14. Tangki T-201 sebagai tempat mixing

Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.2.3. Pasteurisasi

Setelah bahan semua dimixing dan mencapai suhu 60oC dialirkan pada tangki T-403. Tangki ini merupakan tangki yang mempunyai fungsi untuk menampung hasil campuran dari bahan yang telah dimixing. Penyaluran susu yang dimixing ini menggunakan pipa – pipa yang steril dan higenis penyaluran ini dibantu dengan tekanan air. Setelah semua bahan masuk ke tangki T-403kemudian dialirkan ke balance tank.

Balance tank ini memiliki fungsi untuk mengatur flow untuk masuk ke proses

homogenisasi dan untuk menangkal saat pasteurisasi. Dan pada balance tank ini disalurkan melalui pipa-pipa untuk melakukan proses pasteurisasi. Proses pasteurisasi ini berfungsi untuk mematikan bakteri patogen yang ada pada susu. Proses pasteurisasi ini dibantu dengan alat PHE (Plate Heat Exchanger). Pada PHE ini adanya pemanasan pada suhu 80oC selama 15 detik. Pada PHE dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

(45)

33

Gambar 15. Alat Homogenisasi (Homogennaizer)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bagian II: Setelah adanya proses homogenisasi bahan keluar dan masuk ke PHE (Plate

Heat Exchanger) (gambar 16) untuk dilakukan proses bagian dua. Pada proses bagian

dua ini terjadi proses pasteurisasi. Pada proses pasteurisasi ini adanya kenaikan suhu menjadi 80oC. Hal ini digunakan untuk mematikan bakteri yang ada pada susu. Dan suhu yang didapat harus 80oC apabila suhu kurang dari 80oC maka susu akan masuk pada tangki T-202. Dan apabila suhu lebih dari 80oC maka sensor yang ada akan berbunyi dan secara otomatis panas yang ada pada produk akan dibuang. Apabila suhu sudah sesuai 80oC maka bahan masuk ke pipa holding selama 15 detik. Dan kemudian masuk ke bagian ketiga.

Gambar 16. Plate Heat Exchanger(PHE) Multiple Di CV. Cita Nasional Sumber: Dokumentasi Pribadi

(46)

suhu yang baik untuk inkubasi susu yang akan dijadikan yoghurt, dan juga suhu 42oC merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri yoghurt. Apabila suhu sudah mencapai 42oC maka susu bahan yoghurt sudah siap dialirkan pada tangki inkubasi untuk tahap selanjutnya.

4.2.4. Pendinginan

Pada saat penyaluran ke tangki inkubasi suhu tetap dijaga dan suhu yang diturunkan menjadi 43oC. Pada saat pendinginan ini berfungsi untuk menjaga suhu optimum bagi pertumbuhan stater dan memberikan kondisi optimal bagi pertumbuhan bakteri serta bakteri yang ditambahkan tidak mati.

4.2.5. Pembuatan starter F1

Pembuatan starter yang dilakukan masih sangatlah sederhana. Pada pembuatan starter

F1 menyiapkan aquades sebanyak 2 liter yang dipanaskan hingga suhu mencapai 43oC. Pada suhu pemanasan ini harus tepat, apabila suhu aquades yang dipanaskan lebih maka bakteri yang akan ditambahkan akan mati dan apabila kurang dari suhu 43oC bakteri tidak dapat tumbuh. Kemudian setelah dipanaskan ditambahkan susu skim bubuk 500 gram dan diaduk hingga rata, dan diusahakan pencampuran benar-benar tidak ada yang menggumpal. Setelah susu skim telah rata maka disaring untuk menghindari penggumpalan dan menghindari kotoran yang masuk pada pembuatan starter. Setelah disaring ditambahkan starter bubuk instan yang bernama “Yogourtmet” sebanyak 2 sachet atau sekitar 10gram dan diaduk rata. Inkubasi dalam oven dengan suhu 43oC selama 5 jam.

4.2.6.Pembuatan starter F2

(47)

35

4.2.7.Proses Inokulasi (penambahan stater/bibit)

Susu yang telah disalurkan kedalam tangki inkubasi dan susu dalam keadaan dingin ditambahkan starter yang berasal dari starter F2. Pada penambahan starter ini harus dalam keadaan steril dan keadaan tertutup. Kemudian dilakukan inkubasi kembali.

4.2.8.Inkubasi

Prosess inkubasi ini membutuhkan waktu5 jam dan suhu 43oC yang selalu dijaga. Proses inkubasi ini terjadi pada tanki inkubasi yang memiliki double jacket hal ini bertujuan untuk menjaga suhunya tidak turun. Pada tangki inkubasi ini memiliki rongga yang digunakan sebagai pembatas yang berisi air yang selalu diganti. Pada proses inkubasi ini starter yang ditambahkan terdapat tiga bakteri yang digunakan atau menggunakan tiga kombinasi. Proses kombinasi yang pertama bakteri Streptoccocus

thermophilus mulai bekerja yaitu dengan menurunkan pH dari 7 smpai 6 ke pH 5.

Apabila pH telah mencapai 5 maka bakteri yang bekerja adalah bakteri

Lactobaccilusbulgaricusefektif juga untuk menurunkan pH menjadi 4. Pada pH 4 ini

bakteri yang efektif untuk tumbuh adalah bakteriLactobacillus acidophilusdan bakteri ini bertujuan untuk membuat yoghurt menjadi sedap atau lezat. Tangki inkubasi dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Tangki Inkubasi Yoghurt di CV. Cita Nasional Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.2.9.Pemberian cita rasa dan pewarna

(48)
(49)

37

5. PENGEMASAN YOGHURT

5.1.Pengemasan Yoghurt Cup

Pada pengemasan yoghurt cup ini menggunakan alat yang digunakan CV. Cita Nasional adalah filomatic automatic in-line cup filler and sealer (gambar 18). Penggunaan mesin ini difungsikan untuk mengisi yoghurt kedalam pengemasan yang berbentuk cup. Pada mesin ini, memiliki sealer yang digunakan untuk menutup kemasan cup dengan menggunakan suhu 200oC.

Gambar 18. Mesin Pengemasan YoghurtCup. Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.1.1 Alat dan Proses Pengemasan Cup

Produk yoghurt “YOGHURT NASIONAL” dikemas dengan menggunakan mesin

fillomatic automatic in line cup filler and sealer. Mesin ini memiliki fungsi sebagai alat

pengisi yoghurt kedalam cup sekaligus sebagai pengemas. Pada CV. Cita Nasional memiliki 2 buah mesin ini dengan kapasitas sedang hanya untuk pengemas yoghurt. Mesin ini dibagi menjadi tiga unit yaitu filler, sealer, dan cutter. Pada produksi yoghurt ini memiliki kapasitas yang dihasilkan dari satu mesin yaitu sebesar 60 krat/jam.

5.1.1.1.Filler

Pada unit filler ini atau yang disebut dengan unit pengisian, pengemasan cup ditempatkan pada bagian depan yaitu feeder pada mesin fillomatic (gambar 19a). Feeder

ini berfungsi untuk meletakan cup dan untuk penyiapan kemasan cup. Selanjutnya kemasan cup akan dibawa oleh conveyor yang berlubang menuju ke bagian nozzle

(50)

(filling) yoghurt yang sebelumnya ditampung pada tangki penampung (storage tank). Pada mesin filomatic degan kapasitas kecil ini hanya memiliki 4 buah nozzle. Pada proses pengisian yoghurt harus dikontrol agar saat proses pengisian tidak kelebihan atau kekurangan volume yoghurt pada kemasan cup.

Gambar 19. Unit Filler Pada Fillomatic; (a) feeder; (b) nozzle

Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.1.1.2.Sealer

Pada unit sealer, proses yang terjadi adalah adanya proses penutupan kemasan cup. Pada proses sealer ini diawali dengan pencentakan tanggal kadaluarsa pada gulungan

lidcup yang menggunakan bagian mesin fillomatic yang disebut dengancoder (gambar

20a). Pada pencentakan tanggal kadaluarsa pada lidcup dilakukan pada suhu 150oC. Setelah tanggal kadaluarsa tercetak pada lidcup, kemasan cup akan ditutup dengan

lidcup. Setelah ditutup dengan lidcup akan melewati bagian sealer (gambar 20b). Pada

bagian sealer ini memiliki fungsi untuk merekatkan lidcup pada bagian atas kemasan cup. Pada proses perekatan ini suhu yang digunakan sebesar 240oC dan dilakukan sebanyak dua kali hal ini agar cup tidak mengalami kebocoran.

Gambar 20. Unit Sealer Pada Fillomatic; (a) coder; (b) sealing. Sumber: Dokumentasi Pribadi

a b

(51)

39

5.1.1.3. Cutter

Pada bagian terakhir pada mesin fillomatic adalah unit cutter atau pemotongan. Proses pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan cutter hal ni berfungsi untuk memotong lidcup sesuai dengan area bagian atas kemasan cup (gambar 21a). Sisa lidcup yang terpotong akan digulung keatas dan sisa dari lidcup tersebut akan dibuang. Dan produk akhir dari yoghurt cup akan melewati conveyor dan siap untuk dikemas dalam bentuk krat (gambar 21b).

Gambar 21. Unit cutter pada fillomatic; (a) cutter; (b) conveyor

Sumber: dokumentasi pribadi

5.2. Pengemasan Yoghurt Botol

Pada pengemasan yoghurt botol ini menggunakan alat yang digunakan CV. Cita Nasional hanya memiliki satu mesin dengan kapasitas yang besar(gambar 22). Penggunaan mesin ni difungsikan untuk mengisi yoghurt kedalam pengemasan yang berbentuk botol plastik. Yang dapat mengemas yoghurt botol sekitar 1000 botol.

Gambar 22. Mesin Pengemas Yoghurt Botol di CV. Cita Nasional Sumber: dokumentasi pribadi

(52)

5.2.1. Alat dan Pengemasan Botol

Produk yoghurt botol “ YOGHURT NASIONAL” dikemas dengan menggunakan mesin. Mesin ini memiliki fungsi sebagai alat pengisi yoghurt kedalam botol sekaligus juga sebagai pengemas. CV. Cita Nasional hanya memiliki 1 buah mesin ini dengan kapasitas besar. Pada mesin pengemasan botol ini tidak memiliki alat sebagai pencentak tanggal kadaluarsa (stampexpiringdate) dan mesin sebagai perekat label (Shirink

Tunnel).Sedangkan mesin pengemasan botol ini dibagi menjadi 3 unit atau bagian yaitu

EntryConveyor, filling, dan capper. Pada mesin pengemasan yoghurt ini dapat

menghasilkan 60 krat/jam.

5.2.1.1.Mesin Pencetak Tanggal Kadaluarsa (Manual Codding Mechine)

Pada mesin ini digunakan untuk mencetak tanggal kadaluarsa pada label yang akan dipasang pada botol. Mesin ini yang digunakan adalah mesin manual yaitu dengan setiap harinya diganti tanggal kadaluarsa dan adanya penggantian karbon agar tanggal kadaluarsa dapat dicetak. Pencetakan ini menggunakan energi listrik, apabila mesin sudah panas maka diletakan label dan mulai ditarik pegangan yang berada disebelah kanan. Pada pencentakan tanggal kadaluarsa ini dilakukan secara satu persatu pada tiap label yang akan digunakan. Gambar mesin pencetak kadaluarsa dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar 23. Mesin Pencetak Tanggal Kadaluarsa Di CV. Cita Nasional Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.2.1.2.Perekat Labelling (Shirink Tunnel)

(53)

41

menyebabkan label akan tertempel pada kemasan botol. Dan suhu yang digunakan sebesar 200 0C dan harus dijaga, apabila suhu yang digunakan pada mesin lebih dari suhu tersebutakan membuat botol akan rusak dan berubah bentuk. Sebaliknya apabila suhu yang tidak sesuai atau tidak terlalu panas maka akan membuat label tidak dapat merekat kuat. Mesin perekat label dapat dilihat pada gambar 24.

Gambar 24. Mesin Perekat Label Pada Kemasan Botol Yoghurt di CV. Cita Nasional. Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.2.1.3. Mesin Entry Conveyor

Pada bagian mesin ini berfungsi untuk menyalurkan botol dan antri untuk ke proses

filling. Pada proses ini dibantu dengan adanya angin sehingga botol hingga dapat

didorong dari ujung hingga sampai ke bagian filling. Pada pemasukan pada bagian unit ini adalah dengan cara memasukan pada bagian mulut botol/ leher botol sehingga akan masuk. Pada mesin EntryConveyor ini dapat dilihat gambar 25.

(54)

5.2.1.4.Filler

Pada bagian mesin ini sering disebut dengan bagian pengisian. Pada mesin filling ini memiliki bagian yaitu nozzle. Hal ini memiliki fungsi yang sama pada nozzle pada mein cup yaitu berfungsi sebagai pengisian yoghurt khususnya pada kemasan botol. Pada mesin ini memiliki 8 buah nozzle dan memiliki nozzle yang sesuai dengan volume. Untuk volume botol yoghurt sebesar 250 ml. Gambar nozzle pada mesin pengemas botol dapat dilihat pada gambar 26.

Gambar 26.NozzlePada Mesin Pengemas Botol di CV. Cita Nasional Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.2.1.5.Capping

Pada unit terakhir ini adalah bagian capping atau yang sering disebut bagian yang digunakan untuk penutup botol. Pada mesin ini tutup botol akan diletakan pada

conveyor dan ditampung berada diatas. Dan penutup botol akan turun dengan posisi

yang sesuai agar cepat pada proses penutupan yang sudah berisi yoghurt (gambar 27a). Dan apabila kemasan sudah diberi tutup maka akan dikencangkan dengan mesin penekan dan pada mesin ini berbentuk seperti nozzle tetapi berfungsi untuk pengecangan dari tutup botol (gambar 27b).

Gambar 27. Mesin CappingPada Pengemas Yoghurt Botol ; (a) Mesin Penutup Botol (b)Mesin Penekan Tutup Botol

Sumber: Dokumentasi Pribadi

(55)

43

5.3. Jenis Kemasan Yoghurt

5.3.1. Cup

Kemasan cup ini adalah salah satu jenis kemasan yang digunakan sebagai pengemasan dalam produk yoghurt dengan merek “ YOGHURT NASIONAL”. Kemasan cup ini memiliki bahan dasar jenis plastik polypropylene atau PP. Volume pada kemasan cup yohurt ini adalah 150 ml. Suplier kemasan cup (gambar 28) yang digunakan CV. Cita Nasional dipesan dari PT. Innopack, Surabaya. Pada jenis kemasan cup ini digunakan untuk mengemas yoghurt dengan rasa strawberry, blueberry, mangga, dan rasa anggur. Plastik jenis ini memiliki sifat yang ringan, daya tembus cahaya yang rendah, stabil pada suhu tinggi, kuat, dan harga yang lebih murah.

Gambar 28. Jenis Plastik Yang Digunakan Pada Kemasan Cup Yoghurt Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.3.2. Lidcup

Selain kemasan cup yang digunakan pada pengemasan cup tetapi ada jenis kemasan yang lain yaitu lidcup. Lidcup ini memiliki fungsi untuk menutup bagian atas dari kemasan cup. Pada lidcup ini memiliki bahan dasar plastik dengan jenis polyethlene

(56)

Gambar 29. LidcupPada Kemasan Cup Yoghurt Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.3.3. Botol

Botol merupakan kemasan yang digunakan pada yoghurt di CV.Cita Nasional. Pada kemasan botol ini didapat pada supllierPT. Innopack, Surabaya. Kemasan botol ini dipakai berfungsi untuk mengemas yoghurt yang memiliki volume 250 ml. Kemasan botol ini digunakan untuk pengemasan stirred yoghurt yang memiliki rasa strawberry

dan plain (tawar). Jenis kemasan yang dipakai untuk kemasan botol adalah jenis

Polyethylene terephthalate (PET) yang memiliki sifat yaitu jernih, kuat, kedap gas dan

air. Gambar jenis dan kemasan botol dapat dilihat pada gambar 30.

Gambar 30. Jenis Kemasan Botol Yoghurt di CV. Cita Nasional Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.3.4.Tutup botol

(57)

45

Cita Nasional menggunakan supllier PT. Innopack, Surabaya. Tutup botol memiliki fungsi untuk melindungi yoghurt dari kontaminan yang akan merusak dari kualitas produk. Di CV. Cita Nasional sendiri menggunakan jenis kemasan High Density

Polyethylene (HDPE) yang memiliki sifat keras, tahan terhadap bahan kimia dan

kelembapan.

Gambar 31. Jenis Kemasan Tutup Botol Yoghurt di CV. Cita Nasional Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.3.5.Labelling

Proses labelling merupakan suau proses dimana dilakukan untuk memerikan identitas produk yang dihasilkan pada suatu perusahaan. Sistem pelabelan di CV. Cita Nasional meliputi dua hal yaitu prosedur pelabelan dan informasi yang akan disampaikan kepada konsumen. Pada proses pelabelan ini meliputi beberapa tahap yaitu:

1. Desaign label adalah merancang tata letak seluruh informasi atau keterangan yang akan disampaikan kepada konsumen.

2. Pembutan isi informasi yang dicantumkan meliputi seperti komposisi bahan baku, kandungan gizi, dan cara penyimpanan.

3. Persetujuan antara pihak perusahaan dengan departemen kesehatan dan supllier.

Label pada kemasan produk yoghurt “YOGHURT NASIONAL”berisi berbagai informasi da keterangan antara lain:

1. Nama produk: berisi tentang merek dagang produk. 2. Nama produsen: berisi nama dan alamat perusahaan . 3. Bahan baku: berisi sama bahan baku yang digunakan. 4. Nilai gizi: berisi kandungan yang ada pada produk.

(58)

6. Nomor izin dari Departemen Kesehatan. 7. Volume dan isi produk.

8. Tanggal kadaluarsa: berisi mengenai tanggal kadaluarsa produk yoghurt yang dihitung satu bulan setelah proses pembuatan dan pengemasan yoghurt.

9. Kode produksi.

5.3.6. Krat

Pada pengemasankrat merupakan jenis kemasan sekunder yang digunakan untuk mengemas produk jadi yang sebelumnya telah dikemas dengan kemasan primer. Pada kemasan krat ini CV. Cita Nasional memilih jenis plastik PVC (Polyvinylchloride). Pada jenis plastik ini memiliki sifat yaitu kaku dan kuat. Hal ini pada setiap produk memiliki kapasitas yang berbeda pada setiap kratnya. Pada produk yoghurt dengan pengemasan cup dapat menampung 108 cup setiap krat dengan volume 150 ml dan untuk kemasan botol dapat menampung 85 botol. Krat-krat (gambar 32) yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu dengan penggunaan kaporit dan penyemprotan air. Krat ini digunakan sebagai mempermuda dalam proses pengangkutan dan untuk mencegah kerusakan produk yang akan dipasarkan.

Gambar 32. Kemasan Krat Pada Yoghurt di CV. Cita Nasional Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.4.Proses Penyimpanan dan Penanganan Produk Akhir

(59)

47

didistribusikan dengan menggunakan truk kontainer. Pada pengiriman produk dengan truk kontainer harus dijaga kondisi suhunya dan di CV. Cita Nasional untuk menjaga suhu dengan menggunakan balok balok es batu. Hal ini digunakan karena dengan penggunaan es batu dapat menghemat dari pengeluaran dan lebih murah. Apabila pada produk akhir masih sisa akan disimpan di dalam box cooler (gambar 33). Suhu pada box cooler ini harus dijaga sekitar suhu 4-6oC.penyimpanan produk akhir di box

coolerdisusun tidak terlalu rapat agar terjadinya pertukaran udara didalam ruangan.

Gambar 33. Penyimpanan Produk Akhir Dalam Box Cooler

Gambar

Gambar 33. Penyimpanan Produk Akhir dalam Box Cooler ........................................
Tabel 7. Standar Mutu CMC Pada  CV. Cita Nasional  ................................................
Gambar 1. Denah lokasi CV. Cita Nasional
Gambar 2. Stuktur Organisasi di CV. Cita Nasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Varietas berpengaruh nyata pada tinggi tanaman pada 4 sampai 7 MST, jumlah anakan produktif, kejadian penyakit pada 8 dan 9 MST, bobot brangkasan, jumlah gabah bernas

1) Siswa menunjukan aktivitas dan kreatifitas yang sangat tinggi karena di siklus III ini siswa berada di luar ruangan kelas karena media yang digunakan

Hasil perhitungan indeks keanekaragaman jenis pada ketiga stasiun, yaitu menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman di ekosistem pertanian DAS Brantas Desa Sumberejo

Dalam penelitian ini penulis menemukan data dimana data ini sangat kecil dan cenderung konstan atau tidak ada lonjakan data seperti data yang lain, awalnya penulis mengira hal ini

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 100% responden menyatakan bahwa tidak ada upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten Bojonegoro terhadap penanganan banjir

Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu, yang bisa menjadi alternatif sumber pakan peternakan. Bahan pakan ini mudah didapat serta memiliki kandungan

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening

Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas kerja karyawan adalah kemampuan seorang pegawai menghasilkan barang atau jasa dari