• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 8 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL - DOCRPIJM 9a519ec234 BAB VIIIBAB VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 8 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL - DOCRPIJM 9a519ec234 BAB VIIIBAB VIII"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 8

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

8.1.

Umum

RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal

lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan

infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di

perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi

acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial,

analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi

perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

8.1.1. Prinsip Dasar Perlindungan

Prinsi-prinsip dasar perlindungan adalah sebagai berikut ini:

1. Semua pihak terkait RPIJM wajib memahami, menyepakati dan

melaksanakan dengan baik dan konsisten kerangka perlindungan

lingkungan dan sosial,

2. Perkuatan kapasitas lembaga pelaksana diperlukan agar pelaksanaan

kerangka perlindungan dapat dilakukan secara lebih efektif,

3. Kerangka perlindungan harus dirancang sesederhana mungkin, mudah

dimengerti, jelas kaitannnya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat

dijalankan sesuai prinsip dalam kerangka proyek,

4. Prinsip utama perlindungan adalah untuk menjamin program investasi

infrastruktur tidak mengakibatkan dampak negatif yang serius. Bila

terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi

yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap

perencanaanm persiapan maupun tahapan pelaksanaannya,

5. Diharapkan RPIJM tidak mebiayai kegiatan investasi yang karena

kondisi lokal tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi

perlindungan dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak

lingkungan atau (PAP-Potentially Affected People) warga terasing dan

rentan (IVP-Isolated and Vlnerable People) atau warga yang terkena

dampak pemindahan (DPDisplaced People), secara memadai,

(2)

7. Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan

dengan

kerangka

perlindungan

harus

dikonsultasikan

dan

didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi

terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut

mengambil

keputusan

dan

menyampaikan

aspirasi

dan/atau

keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat

menimbulkan dampak negatif tau tidak diinginkan bagi mereka.

8.1.2. Lingkup Kerangka Perlindungan

Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana

program investasi infrastruktur, kerangka perlindungan RPIJM infrastruktur

bidang PU / Cipta Karya terdiri dari dua komponen yakni:

1. Perlindungan Sosial

Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota

untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan,

pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan,

promosi manfaat sosial dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi

publik dengan warga yang terkena dampak atau DP (Displaced

People).

2. Perlindungan Lingkungan

Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota

untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan,

pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan,

promosi manfaat lingkungan dan pelaksanaan keterbukaan serta

konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP

(Potentially Affected People).

8.2.

Komponen Perlindungan

8.2.1. Komponen Sosial

(3)

dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan

tanah ini.

Pengadaan tanah dan permukiman kembali atau

land acquisition and

resettlement kegiatan RPI2JM mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut ini:

1. Transparan: Sub proyek dan kegiatan yang terkait harus diinformasikan

secara transparan kepada pihak-pihak yang akan terkena dampak.

Informasi harus mencakup, antara lain, daftar warga dan aset (tanah,

bangunan, tanaman, dan lainnya) yang akan terkena dampak,

2. Partisipatif: Warga yang berpotendi terkena dampak/dipindahkan (DP)

harus terlibat dalam seluruh perencanaan proyek, seperti: penentuan

batas lokasi proyek jumlah dan bentuk kompensasi/ganti tugi, serta

lokasi tempat permukiman kembali,

3. Adil: Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan DP.

Warga tersebut memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang

memadai, sepert tanah pengganti dan atau uang tunai yang setara

dengan harga pasar tanah dan asetnya. Biaya terkait lainnya, seperti

biaya pindah, pengurusan surat tanah dan pajak harus ditanggung oleh

pemrakarsa kegiatan. DP harus diberi kesempatan untuk mengkaji

rencana pengadaan tanah ini secara terpisah di antara mereka sendiri

dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah ganti rugi dan atau

permukiman kembali.

8.2.2. Komponen Lingkungan

Seluruh program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang

diusulkan oleh Kota Tarakan harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai

berikut ini.

1. Penilaian lingkungan (environtment assesment) dan rencana mitigasi

dampak sub-proyek, dirumuskan dalam bentuk:

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisis

Dampak Lingkungan (ANDAL) dikombinasikan dengan Rencana

Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan

Lingkungan (RPL),

Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL),

Standar Operasi Baku (SOP),

(4)

2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan.

Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari

analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan

sub-proyek,

3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan

dampak negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub

proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif

semaksimal

mungkin.

Sub

proyek

yang

diperkirakan

dapat

mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan

dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan

konstruksi sedemikian rupa harus dilengkapi dengan AMDAL,

4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak

dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan

dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan,

wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa.

Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian,

produksi atau penggunaan:

Bahan-bahan perusak ozon,

Bahan-bahan mengandung asbes,

Bahan-bahan mengandung B3,

Pestisida, herbisida, dan insektisida,

Pembangunan bendungan,

Perusakan kekuayaan budaya,

Penebangan kayu.

8.3.

Metode Pendugaan Dampak

8.3.1. Metode Pendugaan Dampak Sosial

Metoda pendugaan perlindungan sosial atau pembebasan tanah dan

permukiman kembali dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang

berlaku antara lain sesuai dengan Keputusan Presiden No 55/1993 tentang

Pembebasan Tanah untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum.

(5)

kembali dari sub proyek yang diusulkan sesuai tabel 5.1; perumusan surat

pernyataan bersama (jika melibatkan hibah sebidang tanah secara sukarela)

atau perumusan Rencana Tindak Pembebasan Tanah dan Permukiman

Kembali (RTPTPK) sederhana atau menyeluruh sesuai kebutuhan didukung

SK Gubernur/Bupati/Walikota.

Pembebasan tanah dan permukimkan kembali yang telah dilaksanakan

sebelum usulan sub proyek disampaikan, harus diperiksa kembali dengan tracer

study. Tracer study ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa proses pembebasan

tanah telah sesuai dengan standar yang berlaku, tidak mengakibatkan kondisi

kehidupan DP menjadi lebih buruk, dan mekanisme penanganan keluhan

dilaksanakan denagn baik.

Tabel 8. 1

Kategori Pendugaan Dampak Pembebasan Tanah dan Permukiman Kembali

Kategori Dampak Persyaratan

A

Sub Proyek tidak melibatkan kegiatan pembebasan tanah

1. Sub Proyek seluruhnya menempati tanah negara

Surat Pernyataan dari pemrakarsa kegiatan

2. Sub Proyek seluruhnya atau sebagian menempati tanah yang dihibahkan secara

sukarela

Laporan yang disusun oleh pemrakarsa kegiatan

B Pembebasan tanah secara sukarela:

Hanya dapat dilakukan bila lahan produktif yang dihubahkan < 10% dan memotong < bidang lahan sejarak 1,5 m dari batas kavling atau garis sepadan bangunan, dan bangunan atau asettidak bergerak lainnya yang dihibahkan senilai < Rp. 1 Juta.

Surat Persetujuan yang disepakati dan ditandatangai bersama antara pemrakarsa kegiatan dan warga yang menghibahkan tanahnya dengan sukarela

C Pembebasan tanah berdampak pada < 200 orang atau 40 KK atau < 10% dari aset

produktif atau melibaykan pemindahan warga

sementara selama masa konstruksi

RTPTPK sederhana

D Pembebasan tanah berdampak pada > 200 orang atau memindahkan warga > 100 orang

RTPTPK menyeluruh

8.3.2. Metode Pendugaan Dampak Lingkungan

(6)

Tabel 8. 2

Kategori Pendugaan Dampak Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah

A Sub proyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan

ANDAL dan RKL/RPL

B Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan

UKL/UPL

C Sub proyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air.

: Analisis Dampak Lingkungan : Rencana Pemantauan Lingkungan : Upaya Pengelolaan Lingkungan : Upaya Pemantauan Lingkungan

Pendugaan dampak lingkungan juga mengacu pada Keputusan Menteri

Permukiman dan Prasarana Wilayah No.17/KPTS/M/2003 tentang : Penetapan

Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah

Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

Tabel 8. 3

UKL UPL Berdasarkan KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 1 7/KPTS/M/2003 alam dan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan social ekonomi dan budaya, pengaruh penerapan teknologi pada lingkungan

Perubahan keseimbangan alur sungai, perubahan kondisi sosial ekonomi, masyarakat yang lahannya terpotong proyek b. Kota Sedang 2 Persampahan

a. Tempat fisik, kimia dan

Gangguan kesehatan,

estetika, bau, asap, pembakaran, emisi io

gas (H2S,NOX, Sox, Cox, dixioan), pencemaran air tanah

(7)

No Jenis Usaha/ Kegiatan (Besaran) Skala Pertimbangan Dasar Alasan Ilmiah Khusus

sosial

ekonomi budaya, introduksi jenis kawasan

terhadap keberadaan tempat pembuangan sampah disekitar, dll 3 Pembangunan

Perumahan dan Permukiman

Perubahan bentang alam, eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pemborosan dan kemerosotan,

Perubahan tata guna lahan skala kawasan, Perubahan daya dukung dan tingkat Pelayanan kota, Bangkitan LHR,

bangkitan sampah dan limbah, perubahan tingkat konsumsi air bersih, perubahan volume run-off, perubahan kawasan resap air, kesenjangan

sosial dengan masyarakat a. Kota Metropolitan

(luas) sosial, ekonomi dan budaya dan pelestarian cagar budaya

Perubahan kepadatan penduduk, perubahan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota, perubahan kondisi sosial ekonomi dan budaya, kehilangan bangunan bersejarah atau peningkatan nilai asset bangunan bersejarah a. Kota Metropolitan

dan

5 Pembangunan Instalasi

Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan Instalasi fisik, kimiawi, biologi, sosial, ekonomi dan budaya

Gangguan kesehatan, estetika, bau, perubahan kualitas air tanah maupun air permukaan sekitar IPAL/IPLT, perubahan pola mata pencaharian masyarakat sekitar a. IPLT < 2 Ha

b. IPAL < 3 Ha

6 Pembangunan Sistem lingkungan fisik, kimiawi, proses dan hasil kegiatannya mempengaruhi lingkungan

(8)

No Jenis Usaha/ Kegiatan (Besaran) Skala Pertimbangan Dasar Alasan Ilmiah Khusus

a. Pembangunan saluran di Kota Besar lingkungan fisik, kimiawi, proses dan Hasilnya

mempengaruhi ekonomi dan budaya

Gangguan lalulintas, kerusakan prasarana

sarana umum, ketidapuasan atas nilai kompensasi kerusakan property atau kompensasi pembebasan lahan, perubahan

kualitas air*) pembangunan tertier di kota sedang permukiman padat -Drainase Utama

(panjang)

< 5 Km

-Drainase Skunder dan Tertier (panjang)

1 Km – 5 Km b. Pembangunan

Saluran di Kota Sedang Saluran di Kota Kecil (panjang)

< 5 Km

8 Pembangunan Bangunan Gedung, meliputi apartemen/ perkantran dan rumah sakit kelas A, lingkungan fisik, kimiawi,

proses dan hasilnya

mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya, flora fauna, perubahan intensitas bangunan gedung terhadap linkungan

Gangguan lalulintas, kebisingan, kesehatan, getaran, gangguan genagan lokal, gangguan cahaya, gangguan kebakaran, bangkitan

LHR, air limbah, sampah, peningkatan kebutuhan

pelayanan

prasarana dan sarana perkotaan (air bersih,

air limbah, jalan akses, drainase, area parkir), perubahan KDB, KLB, pningkatan emisi gas, bahan bersifat ozon (Luas Lantai) < 10.000

budaya, eksploiatsi berpotensi

menimbulkan pemborosan maupun kerusakan sumber daya alam,

ekologi waduk

Gangguan lalulintas, kecemburuan sosial pemakaian sumber daya air, perubahan penurunan muka tanah akibat penyedotan air perubahan kualitas air badan penerima limbah hasil proses pengolahan air.

*)skala besaran wajib UKL?UPL untuk pengambilan dari mata air > 5 l/dt s/d <50 l/d (khususnya di P. Jawa dan pulaupulau kecil) *) sepanjang belum diatur oleh instansi yang berwenang

c. Pengambilan Air Baku dan Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya (debit)

50 l/dt<250 l/d*

d.Pembangunan Instalasi Pengelohan Air Lengkap (debit)

< 50 l/d

Perubahan bentang alam, eksploitasi sumber daya alam, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan fisik kimia biologi, Mempengaruhi

Perubahan tata guna lahan kawasan, ketidakpuasan atas pemberian kompensasi penggantian

(9)

No Jenis Usaha/ Kegiatan (Besaran) Skala Pertimbangan Dasar Alasan Ilmiah Khusus

a. Jumlah Penduduk Pendukung Yang Dipindahkan

50 KK – 200 KK

pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam

ekosistem kawasan, Perubahan daya dukung kawasan (lahan, sumber dayaair,pertanian,

kehutanan,perkebunan,dll), perubahan koefisien run off , perubahan KDB, KLB.

Catatan

*) kedalam kegiatan ini termasuk yang dipersiapkan untuk menampung pengungsi dan memukimkan kembali, penduduk yang dipindahkan akibat pembangunan proyek misalnya waduk, jalan, bencana sosial, dll.

b. Atau Luas Lahan Kawasan

2 Ha – 100 Ha

S u m b e r : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.17/KPTS/M/2003

tentang : Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana

Wilayah Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan.

Beberapa

kegiatan

pada

bidang

Pekerjaan

Umum

untuk

mempertimbangkan skal/besaran menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah

populasi, yaitu :

-

Kota Metropolitas

: > 1.000.000 jiwa

-

Kota Besar

:

1.000.000 jiwa

-

Kota Sedang

: 200.000

500.000

-

Kota Kecil

: 20.000

200.000

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang

Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang terkait dengan Bidang Pekerjaan

Umum Cipta Karya adalah sebagai berikut:

Tabel 8. 4

UKL UPL Berdasarkan KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 1 7/KPTS/M/2003

No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

1

Normalisasi Sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir

- Terjadi timbunan tanah galiankanan kiri sungai yang menimbulkan dampak lingkungan, dampak sosial, dan gangguan - Mobilisasi alat besar dapat

menimbulkan gangguan dampak a.Kota besar/ metropolitas

(10)

No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

- Panjang >= 500.000 m3 - Volume pengerukan

c. Perdesaaan

- Panjang >= 15 km - Volume pengerukan >= 500.000 m3

2 Persampahan a. Dampak potensial adalah

pencemaran gas/udara, resiko kesehatan masyarakat dan pencemaran dari leachate b. Dampak potensial berupa

pencemaran dari leachate, udara, bau, vektor, penyakit dan gangguan kesehatan

c. Dampak potensial berupa

pencemaran dari leachate, udara, gas beracun, bau, vektor, penyakit dan gangguan kesehatan

d. Dampak potensial berupa fly ash dan bottom ash, pencemaran udara, emisi biogas, limbah, cooling water, bau dan gangguan kesehatan

a. Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah domestik dengan sistem control landfill atau sanitary landfill dan kapasitas < 5000 ton)

c. Pembangunan Transfer Station (kapasitas operasional)

<1000 ton/ hari

d. Pembangunan intalasi pengolahan sampah terpadu kapasitas

>= 500 ton/ hari e. Dampak potensial berupa pencemaran dari abu, dan ganguan kesehatan

e. Pembangunan incenarator

>= 500 ton/ hari

f. Bangunan Komposting dan Daur Ulang (kapasitas sampah baku)

>= 100 ton/ hari

g. Transportasi sampah dengan kereta api

>= 500 ton/ hari

3 Pembangunan perumahan/ permukiman

Besaran untuk masing- masing tipologi kota diperhitungkan berdasarkan: - Tingkat pembebasan lahan - Daya dukung lahan; seperti daya

dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per hektar

- Tingkat kebutuhan air sehari-hari

- Limbah yang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan

permukiman

- Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material dan mnusia)

- KDB dan KLB a. Kota metropolitan >= ha

b. Kota besar >= 50 ha c. Kota sedang >= 100 ha

4 Air limbah domestik

a. Pembangunan instalasi pengolahan Lumpur tinja(IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya

Luas >= 2 ha

Kapasitas 11 m3 / hari

- Setara dengan layanan untuk 100.000 orang

- Dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, Lumpur sisa yang tidak diolah dengan baik dan gangguan visual

b. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) termasuk fasilitas penunjangnya

Luas >= 3 ha

Kapasitas 2.4 ton/ hari

(11)

No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah

Luas >= 500 ha Kapasitas 16.000 m3 / hari

- Setara dengan layanan untuk 100.000 orang

- Setara dengan 20.000 unit

- Dampak potensial berupa gangguan lalulintas, kerusakan prasarana umum, ketidaksesuaian atau nilai kompensasi 5 Pembangunan saluran

drainase (primer dan/atau skunder) di permukiman

- Berpotensi menimbulkan gangguan lalulintas, kerusakan prasarana umum, pencemaran di daerah hilir, perubahan tata air disekitar jaringan, bertambahnya aliran puncak dan perubahan perilaku masyarakat disekitar jaringan

- Pembangunan jaringan skunder di kota sedang yang melewati permukiman padat

a. Kota besar/ metropolitas

>= 5 km

b. Kota sedang, panjang >= 10 km

6 Jaringan air bersih di kota besar/ metropolitas

Berpotensi menimbulkan dampak hidrologi dan persoalan keterbatasan air

a.Pembangunan jaringan distribusi

>= 500 ha persoalan keterbatasan air

b.Pembangunan jaringan transmisi

>= 10 km

7 Pengambilan air dari danau, sungai, mata air permukaan atau sumber air permukaan lainnya

>= 250 l/d - setara kebutuhan air bersih 200.000 orang

- setara kebutuhan kota sedang 8 Pembangunan pusat

perkantoran, pendidikan, olahraga, kesenian, tempat ibadah, pusat perdagangan/ perbelanjaan relatif terkonsentrasi

Luas lahan >= 5 ha Bangunan >= 10. 000 m3

Besaran diperhitungkan berdasarkan :  Pembebasan lahan

 Daya dukung lahan

 Tingkat kebutuhan air sehari-hari  Limbah yang dihasilkan

 Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara dan lain-lain)

 KDB dan KLB

 Jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang

khusus bagi pusat

perdagangan/perbelanjaan relatif terkonsentrasi dengan luas tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak penting:

 Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya

berlokasi dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi)

 Struktur bangunan bertingkat tinggi dan bassement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar

 Bangkitan pergerakan dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar

 Bangkitan pergerakan dan kebutuhan perkir pengunjung

(12)

No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah

9 Pembangunan kawasan permukiman untuk

pemindahan penduduk/ transmigasi

Luas lahan >= 2000 ha Berpotensi menimbulkan dampak yang disebabkan oleh :

 Pembebasan lahan  Tingkat kebutuhan air

 Daya dukung lahan; sepertidaya dukung tanah,kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per hektar, dan lain-lain

S u m b e r : P e r a t u r a n M e n t e r i N e g a r a L i n g k u n g a n H i d u p N o . 1 1 T a h u n 2 0 0 6

t e n t a n g J e n i s R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n Y a n g W a j i b D i l e n g k a p i

Gambar

Tabel 8. 1  Kategori Pendugaan Dampak Pembebasan Tanah dan Permukiman Kembali
Tabel 8. 2
Tabel 8. 4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini telah menemukan bukti empiris bahwa variabel Internal Locus Of Control, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Komitmen Profesi, Self

Pada penelitian ini, peneliti membahas tentang bagaimana penerimaan remaja mengenai program Genre (Generasi Berencana) melalui iklan layanan masyarakat “Generasi

Penulis dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan gratitude pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus di Surabaya. Gratitude merupakan suatu perasaan yang bersifat

“BSM mobile banking sudah menjadi aplikasi yang sangat penting bagi saya untuk melakukan segala kegiatan transaksi, seperti melalukan pembelian token PLN dll, tapi

Walaupun banyak faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi kecerdasan emosional, tetapi dalam penelitian ini yang akan diteliti hanyalah faktor verbal abuse

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam memberikan nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan

Kedua, terdapat perbedaan antara peserta didik yang memiliki kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis dan interpersonal terhadap kemampuan komunikasi