BAB 8
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL
8.1.
Umum
RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal
lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di
perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi
acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial,
analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi
perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
8.1.1. Prinsip Dasar Perlindungan
Prinsi-prinsip dasar perlindungan adalah sebagai berikut ini:
1. Semua pihak terkait RPIJM wajib memahami, menyepakati dan
melaksanakan dengan baik dan konsisten kerangka perlindungan
lingkungan dan sosial,
2. Perkuatan kapasitas lembaga pelaksana diperlukan agar pelaksanaan
kerangka perlindungan dapat dilakukan secara lebih efektif,
3. Kerangka perlindungan harus dirancang sesederhana mungkin, mudah
dimengerti, jelas kaitannnya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat
dijalankan sesuai prinsip dalam kerangka proyek,
4. Prinsip utama perlindungan adalah untuk menjamin program investasi
infrastruktur tidak mengakibatkan dampak negatif yang serius. Bila
terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi
yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap
perencanaanm persiapan maupun tahapan pelaksanaannya,
5. Diharapkan RPIJM tidak mebiayai kegiatan investasi yang karena
kondisi lokal tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi
perlindungan dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak
lingkungan atau (PAP-Potentially Affected People) warga terasing dan
rentan (IVP-Isolated and Vlnerable People) atau warga yang terkena
dampak pemindahan (DPDisplaced People), secara memadai,
7. Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan
dengan
kerangka
perlindungan
harus
dikonsultasikan
dan
didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi
terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut
mengambil
keputusan
dan
menyampaikan
aspirasi
dan/atau
keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat
menimbulkan dampak negatif tau tidak diinginkan bagi mereka.
8.1.2. Lingkup Kerangka Perlindungan
Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana
program investasi infrastruktur, kerangka perlindungan RPIJM infrastruktur
bidang PU / Cipta Karya terdiri dari dua komponen yakni:
1. Perlindungan Sosial
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota
untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan,
pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan,
promosi manfaat sosial dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi
publik dengan warga yang terkena dampak atau DP (Displaced
People).
2. Perlindungan Lingkungan
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota
untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan,
pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan,
promosi manfaat lingkungan dan pelaksanaan keterbukaan serta
konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP
(Potentially Affected People).
8.2.
Komponen Perlindungan
8.2.1. Komponen Sosial
dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan
tanah ini.
Pengadaan tanah dan permukiman kembali atau
land acquisition and
resettlement kegiatan RPI2JM mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut ini:
1. Transparan: Sub proyek dan kegiatan yang terkait harus diinformasikan
secara transparan kepada pihak-pihak yang akan terkena dampak.
Informasi harus mencakup, antara lain, daftar warga dan aset (tanah,
bangunan, tanaman, dan lainnya) yang akan terkena dampak,
2. Partisipatif: Warga yang berpotendi terkena dampak/dipindahkan (DP)
harus terlibat dalam seluruh perencanaan proyek, seperti: penentuan
batas lokasi proyek jumlah dan bentuk kompensasi/ganti tugi, serta
lokasi tempat permukiman kembali,
3. Adil: Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan DP.
Warga tersebut memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang
memadai, sepert tanah pengganti dan atau uang tunai yang setara
dengan harga pasar tanah dan asetnya. Biaya terkait lainnya, seperti
biaya pindah, pengurusan surat tanah dan pajak harus ditanggung oleh
pemrakarsa kegiatan. DP harus diberi kesempatan untuk mengkaji
rencana pengadaan tanah ini secara terpisah di antara mereka sendiri
dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah ganti rugi dan atau
permukiman kembali.
8.2.2. Komponen Lingkungan
Seluruh program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang
diusulkan oleh Kota Tarakan harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut ini.
1. Penilaian lingkungan (environtment assesment) dan rencana mitigasi
dampak sub-proyek, dirumuskan dalam bentuk:
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisis
Dampak Lingkungan (ANDAL) dikombinasikan dengan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL),
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL),
Standar Operasi Baku (SOP),
2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan.
Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari
analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan
sub-proyek,
3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan
dampak negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub
proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif
semaksimal
mungkin.
Sub
proyek
yang
diperkirakan
dapat
mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan
dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan
konstruksi sedemikian rupa harus dilengkapi dengan AMDAL,
4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak
dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan
dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan,
wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa.
Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian,
produksi atau penggunaan:
Bahan-bahan perusak ozon,
Bahan-bahan mengandung asbes,
Bahan-bahan mengandung B3,
Pestisida, herbisida, dan insektisida,
Pembangunan bendungan,
Perusakan kekuayaan budaya,
Penebangan kayu.
8.3.
Metode Pendugaan Dampak
8.3.1. Metode Pendugaan Dampak Sosial
Metoda pendugaan perlindungan sosial atau pembebasan tanah dan
permukiman kembali dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang
berlaku antara lain sesuai dengan Keputusan Presiden No 55/1993 tentang
Pembebasan Tanah untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum.
kembali dari sub proyek yang diusulkan sesuai tabel 5.1; perumusan surat
pernyataan bersama (jika melibatkan hibah sebidang tanah secara sukarela)
atau perumusan Rencana Tindak Pembebasan Tanah dan Permukiman
Kembali (RTPTPK) sederhana atau menyeluruh sesuai kebutuhan didukung
SK Gubernur/Bupati/Walikota.
Pembebasan tanah dan permukimkan kembali yang telah dilaksanakan
sebelum usulan sub proyek disampaikan, harus diperiksa kembali dengan tracer
study. Tracer study ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa proses pembebasan
tanah telah sesuai dengan standar yang berlaku, tidak mengakibatkan kondisi
kehidupan DP menjadi lebih buruk, dan mekanisme penanganan keluhan
dilaksanakan denagn baik.
Tabel 8. 1
Kategori Pendugaan Dampak Pembebasan Tanah dan Permukiman Kembali
Kategori Dampak Persyaratan
A
Sub Proyek tidak melibatkan kegiatan pembebasan tanah
1. Sub Proyek seluruhnya menempati tanah negara
Surat Pernyataan dari pemrakarsa kegiatan
2. Sub Proyek seluruhnya atau sebagian menempati tanah yang dihibahkan secara
sukarela
Laporan yang disusun oleh pemrakarsa kegiatan
B Pembebasan tanah secara sukarela:
Hanya dapat dilakukan bila lahan produktif yang dihubahkan < 10% dan memotong < bidang lahan sejarak 1,5 m dari batas kavling atau garis sepadan bangunan, dan bangunan atau asettidak bergerak lainnya yang dihibahkan senilai < Rp. 1 Juta.
Surat Persetujuan yang disepakati dan ditandatangai bersama antara pemrakarsa kegiatan dan warga yang menghibahkan tanahnya dengan sukarela
C Pembebasan tanah berdampak pada < 200 orang atau 40 KK atau < 10% dari aset
produktif atau melibaykan pemindahan warga
sementara selama masa konstruksi
RTPTPK sederhana
D Pembebasan tanah berdampak pada > 200 orang atau memindahkan warga > 100 orang
RTPTPK menyeluruh
8.3.2. Metode Pendugaan Dampak Lingkungan
Tabel 8. 2
Kategori Pendugaan Dampak Lingkungan
Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah
A Sub proyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan
ANDAL dan RKL/RPL
B Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan
UKL/UPL
C Sub proyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air.
: Analisis Dampak Lingkungan : Rencana Pemantauan Lingkungan : Upaya Pengelolaan Lingkungan : Upaya Pemantauan Lingkungan
Pendugaan dampak lingkungan juga mengacu pada Keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah No.17/KPTS/M/2003 tentang : Penetapan
Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah
Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
Tabel 8. 3
UKL UPL Berdasarkan KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 1 7/KPTS/M/2003 alam dan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan social ekonomi dan budaya, pengaruh penerapan teknologi pada lingkungan
Perubahan keseimbangan alur sungai, perubahan kondisi sosial ekonomi, masyarakat yang lahannya terpotong proyek b. Kota Sedang 2 Persampahan
a. Tempat fisik, kimia dan
Gangguan kesehatan,
estetika, bau, asap, pembakaran, emisi io
gas (H2S,NOX, Sox, Cox, dixioan), pencemaran air tanah
No Jenis Usaha/ Kegiatan (Besaran) Skala Pertimbangan Dasar Alasan Ilmiah Khusus
sosial
ekonomi budaya, introduksi jenis kawasan
terhadap keberadaan tempat pembuangan sampah disekitar, dll 3 Pembangunan
Perumahan dan Permukiman
Perubahan bentang alam, eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pemborosan dan kemerosotan,
Perubahan tata guna lahan skala kawasan, Perubahan daya dukung dan tingkat Pelayanan kota, Bangkitan LHR,
bangkitan sampah dan limbah, perubahan tingkat konsumsi air bersih, perubahan volume run-off, perubahan kawasan resap air, kesenjangan
sosial dengan masyarakat a. Kota Metropolitan
(luas) sosial, ekonomi dan budaya dan pelestarian cagar budaya
Perubahan kepadatan penduduk, perubahan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota, perubahan kondisi sosial ekonomi dan budaya, kehilangan bangunan bersejarah atau peningkatan nilai asset bangunan bersejarah a. Kota Metropolitan
dan
5 Pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan Instalasi fisik, kimiawi, biologi, sosial, ekonomi dan budaya
Gangguan kesehatan, estetika, bau, perubahan kualitas air tanah maupun air permukaan sekitar IPAL/IPLT, perubahan pola mata pencaharian masyarakat sekitar a. IPLT < 2 Ha
b. IPAL < 3 Ha
6 Pembangunan Sistem lingkungan fisik, kimiawi, proses dan hasil kegiatannya mempengaruhi lingkungan
No Jenis Usaha/ Kegiatan (Besaran) Skala Pertimbangan Dasar Alasan Ilmiah Khusus
a. Pembangunan saluran di Kota Besar lingkungan fisik, kimiawi, proses dan Hasilnya
mempengaruhi ekonomi dan budaya
Gangguan lalulintas, kerusakan prasarana
sarana umum, ketidapuasan atas nilai kompensasi kerusakan property atau kompensasi pembebasan lahan, perubahan
kualitas air*) pembangunan tertier di kota sedang permukiman padat -Drainase Utama
(panjang)
< 5 Km
-Drainase Skunder dan Tertier (panjang)
1 Km – 5 Km b. Pembangunan
Saluran di Kota Sedang Saluran di Kota Kecil (panjang)
< 5 Km
8 Pembangunan Bangunan Gedung, meliputi apartemen/ perkantran dan rumah sakit kelas A, lingkungan fisik, kimiawi,
proses dan hasilnya
mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya, flora fauna, perubahan intensitas bangunan gedung terhadap linkungan
Gangguan lalulintas, kebisingan, kesehatan, getaran, gangguan genagan lokal, gangguan cahaya, gangguan kebakaran, bangkitan
LHR, air limbah, sampah, peningkatan kebutuhan
pelayanan
prasarana dan sarana perkotaan (air bersih,
air limbah, jalan akses, drainase, area parkir), perubahan KDB, KLB, pningkatan emisi gas, bahan bersifat ozon (Luas Lantai) < 10.000
budaya, eksploiatsi berpotensi
menimbulkan pemborosan maupun kerusakan sumber daya alam,
ekologi waduk
Gangguan lalulintas, kecemburuan sosial pemakaian sumber daya air, perubahan penurunan muka tanah akibat penyedotan air perubahan kualitas air badan penerima limbah hasil proses pengolahan air.
*)skala besaran wajib UKL?UPL untuk pengambilan dari mata air > 5 l/dt s/d <50 l/d (khususnya di P. Jawa dan pulaupulau kecil) *) sepanjang belum diatur oleh instansi yang berwenang
c. Pengambilan Air Baku dan Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya (debit)
50 l/dt<250 l/d*
d.Pembangunan Instalasi Pengelohan Air Lengkap (debit)
< 50 l/d
Perubahan bentang alam, eksploitasi sumber daya alam, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan fisik kimia biologi, Mempengaruhi
Perubahan tata guna lahan kawasan, ketidakpuasan atas pemberian kompensasi penggantian
No Jenis Usaha/ Kegiatan (Besaran) Skala Pertimbangan Dasar Alasan Ilmiah Khusus
a. Jumlah Penduduk Pendukung Yang Dipindahkan
50 KK – 200 KK
pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam
ekosistem kawasan, Perubahan daya dukung kawasan (lahan, sumber dayaair,pertanian,
kehutanan,perkebunan,dll), perubahan koefisien run off , perubahan KDB, KLB.
Catatan
*) kedalam kegiatan ini termasuk yang dipersiapkan untuk menampung pengungsi dan memukimkan kembali, penduduk yang dipindahkan akibat pembangunan proyek misalnya waduk, jalan, bencana sosial, dll.
b. Atau Luas Lahan Kawasan
2 Ha – 100 Ha
S u m b e r : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.17/KPTS/M/2003
tentang : Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana
Wilayah Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan.
Beberapa
kegiatan
pada
bidang
Pekerjaan
Umum
untuk
mempertimbangkan skal/besaran menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah
populasi, yaitu :
-
Kota Metropolitas
: > 1.000.000 jiwa
-
Kota Besar
:
–
1.000.000 jiwa
-
Kota Sedang
: 200.000
–
500.000
-
Kota Kecil
: 20.000
–
200.000
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang terkait dengan Bidang Pekerjaan
Umum Cipta Karya adalah sebagai berikut:
Tabel 8. 4
UKL UPL Berdasarkan KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 1 7/KPTS/M/2003
No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah
1
Normalisasi Sungai (termasuk sodetan) dan pembuatan kanal banjir
- Terjadi timbunan tanah galiankanan kiri sungai yang menimbulkan dampak lingkungan, dampak sosial, dan gangguan - Mobilisasi alat besar dapat
menimbulkan gangguan dampak a.Kota besar/ metropolitas
No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah
- Panjang >= 500.000 m3 - Volume pengerukan
c. Perdesaaan
- Panjang >= 15 km - Volume pengerukan >= 500.000 m3
2 Persampahan a. Dampak potensial adalah
pencemaran gas/udara, resiko kesehatan masyarakat dan pencemaran dari leachate b. Dampak potensial berupa
pencemaran dari leachate, udara, bau, vektor, penyakit dan gangguan kesehatan
c. Dampak potensial berupa
pencemaran dari leachate, udara, gas beracun, bau, vektor, penyakit dan gangguan kesehatan
d. Dampak potensial berupa fly ash dan bottom ash, pencemaran udara, emisi biogas, limbah, cooling water, bau dan gangguan kesehatan
a. Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah domestik dengan sistem control landfill atau sanitary landfill dan kapasitas < 5000 ton)
c. Pembangunan Transfer Station (kapasitas operasional)
<1000 ton/ hari
d. Pembangunan intalasi pengolahan sampah terpadu kapasitas
>= 500 ton/ hari e. Dampak potensial berupa pencemaran dari abu, dan ganguan kesehatan
e. Pembangunan incenarator
>= 500 ton/ hari
f. Bangunan Komposting dan Daur Ulang (kapasitas sampah baku)
>= 100 ton/ hari
g. Transportasi sampah dengan kereta api
>= 500 ton/ hari
3 Pembangunan perumahan/ permukiman
Besaran untuk masing- masing tipologi kota diperhitungkan berdasarkan: - Tingkat pembebasan lahan - Daya dukung lahan; seperti daya
dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per hektar
- Tingkat kebutuhan air sehari-hari
- Limbah yang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan
permukiman
- Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material dan mnusia)
- KDB dan KLB a. Kota metropolitan >= ha
b. Kota besar >= 50 ha c. Kota sedang >= 100 ha
4 Air limbah domestik
a. Pembangunan instalasi pengolahan Lumpur tinja(IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya
Luas >= 2 ha
Kapasitas 11 m3 / hari
- Setara dengan layanan untuk 100.000 orang
- Dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, Lumpur sisa yang tidak diolah dengan baik dan gangguan visual
b. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) termasuk fasilitas penunjangnya
Luas >= 3 ha
Kapasitas 2.4 ton/ hari
No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah
Luas >= 500 ha Kapasitas 16.000 m3 / hari
- Setara dengan layanan untuk 100.000 orang
- Setara dengan 20.000 unit
- Dampak potensial berupa gangguan lalulintas, kerusakan prasarana umum, ketidaksesuaian atau nilai kompensasi 5 Pembangunan saluran
drainase (primer dan/atau skunder) di permukiman
- Berpotensi menimbulkan gangguan lalulintas, kerusakan prasarana umum, pencemaran di daerah hilir, perubahan tata air disekitar jaringan, bertambahnya aliran puncak dan perubahan perilaku masyarakat disekitar jaringan
- Pembangunan jaringan skunder di kota sedang yang melewati permukiman padat
a. Kota besar/ metropolitas
>= 5 km
b. Kota sedang, panjang >= 10 km
6 Jaringan air bersih di kota besar/ metropolitas
Berpotensi menimbulkan dampak hidrologi dan persoalan keterbatasan air
a.Pembangunan jaringan distribusi
>= 500 ha persoalan keterbatasan air
b.Pembangunan jaringan transmisi
>= 10 km
7 Pengambilan air dari danau, sungai, mata air permukaan atau sumber air permukaan lainnya
>= 250 l/d - setara kebutuhan air bersih 200.000 orang
- setara kebutuhan kota sedang 8 Pembangunan pusat
perkantoran, pendidikan, olahraga, kesenian, tempat ibadah, pusat perdagangan/ perbelanjaan relatif terkonsentrasi
Luas lahan >= 5 ha Bangunan >= 10. 000 m3
Besaran diperhitungkan berdasarkan : Pembebasan lahan
Daya dukung lahan
Tingkat kebutuhan air sehari-hari Limbah yang dihasilkan
Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara dan lain-lain)
KDB dan KLB
Jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang
khusus bagi pusat
perdagangan/perbelanjaan relatif terkonsentrasi dengan luas tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak penting:
Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya
berlokasi dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi)
Struktur bangunan bertingkat tinggi dan bassement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar
Bangkitan pergerakan dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar
Bangkitan pergerakan dan kebutuhan perkir pengunjung
No Jenis Kegiatan Skala/ Besaran Alasan Ilmiah
9 Pembangunan kawasan permukiman untuk
pemindahan penduduk/ transmigasi
Luas lahan >= 2000 ha Berpotensi menimbulkan dampak yang disebabkan oleh :
Pembebasan lahan Tingkat kebutuhan air
Daya dukung lahan; sepertidaya dukung tanah,kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per hektar, dan lain-lain
S u m b e r : P e r a t u r a n M e n t e r i N e g a r a L i n g k u n g a n H i d u p N o . 1 1 T a h u n 2 0 0 6
t e n t a n g J e n i s R e n c a n a U s a h a d a n / a t a u K e g i a t a n Y a n g W a j i b D i l e n g k a p i