• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 9871d5ea02 BAB IIIBAB 3FIX ARAHAN KEBIJAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 9871d5ea02 BAB IIIBAB 3FIX ARAHAN KEBIJAKAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR 3-1

BAB 3

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan

Penataan Ruang

3.1.1. Arahan Penataan Ruang

Arahan Penataan Ruang Bidang Cipta Karya ini berisikan arahan

spasial untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRW Provinsi dan

RTRW Kabupaten/Kota.

Penataan Ruang

Lebih lanjut guna mengatur penataan ruang di daerah, maka

dalam Peraturan Menteri dalam Negri Nomor 8 Tahun 1998 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah pasal 8 disebutkan bahwa

:

1. Penyusunan rencana tata ruang dilakukan melalui serangkaian

pekerjaan teknis yang meliputi :

a. Penentuan arah dan visi pengembangan wilayah;

b. Pengidentifikasian potensi dan masalah serta analisa

pengembangan wilayah;

c. Perumusan struktur dan pola ruang; dan

(2)

LAPORAN AKHIR 3-2

2. Penyusunan rencana tata ruang di daerah berpedoman pada

Pedoman Teknis sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

3. Dalam proses penyusunan rencana tata ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dilakukan diskusi dan lokakarya atau

sarasehan dengan mengundang instansi terkait, pakar, tokoh

masyarakat, organisasi profesi dan kemasyarakatan serta dunia

usaha.

4. Kepala Daerah wajib mengumumkan rancangan final rencana

tata ruang kepada masyarakat.

Hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan ruang dalam pasal 11

Peraturan Menteri dalam Negri Nomor 8 Tahun 1998 disebutkan bahwa

:

1. Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, Kepala Daerah

mempersiapkan kebijaksanaan yang berisi pengaturan bagi

wilayah atau kawasan yang akan dimanfaatkan sesuai dengan

fungsi lindung dan budidaya yang ditetapkan dalam rencana tata

ruang;

2. Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa

penetapan Keputusan Kepala Daerah tentang ketentuan

persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang untuk kawasan

(3)

LAPORAN AKHIR 3-3

3. Ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang dalam

kawasan lindung dan kawasan budidaya, sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku; dan

4. Penetapan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh

Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa

kebijaksanaan umum dengan mempertimbangkan rona dari

kemampuan wilayah serta nilai budaya setempat.

Penentuan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh Gubernur

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa kebijaksanaan

operasional dengan berpedoman pada kebijakan umum ditetapkan

oleh Presiden.

Penataan ruang dilaksanakan secara menerus dan sinergis antara

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

(1) Perencanaan sebagaimana dimaksud meliputi:

a.Penentuan arah dan visi pengembangan wilayah;

b.Pengidentifikasian potensi dan masalah serta analisa

pengembangan wilayah;

c. Perumusan struktur dan pola ruang; dan

d.Perumusan rencana tata ruang.

(2) Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud meliputi :

a.Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, Kepala Daerah

mempersiapkan kebijaksanaan yang berisi pengaturan bagi

(4)

LAPORAN AKHIR 3-4

fungsi lindung dan budidaya yang ditetapkan dalam rencana

tata ruang;

b.Pengaturan berupa penetapan Keputusan Kepala Daerah

tentang ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang

untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya;

c. Ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang dalam

kawasan lindung dan kawasan budidaya, sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku; dan

d.Penetapan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh

Gubernur berupa kebijaksanaan umum dengan

mempertimbangkan rona dari kemampuan wilayah serta nilai

budaya setempat.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebong, selanjutnya

disebut RTRW Kabupaten Lebong, adalah arahan kebijakan dan

strategi pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lebong.

Berdasarkan Pasal 15 Peraturan Daerah Lebong nomor 14 tahun

2012 tentang penataan ruang, pemerintah kabupaten Lebong

menyusun rencana tata ruang dengan visi “Terwujudnya Kabupaten

Lebong yang lebih maju berbasis pada pemerataan pertumbuhan

ekonomi wilayah dengan bertumpu pada sumberdaya manusia yang

kompetitif sehingga tercapainya masyarakat yang adil dan sejahtera

dengan berlandaskan Iman dan Taqwa” dan untuk mencapai visi

(5)

LAPORAN AKHIR 3-5

1. Mengembangkan wilayah-wilayah yang mempunyai potensi untuk

dijadikan pusat pertumbuhan,dalam kerangka Kabupaten

Konservasi.

2. Menyediakan prasarana infrastruktur fasilitas pablik dan perumahan

yang memadai, sehingga dapat meningkatkan mobilitas dan alokasi

sumber daya dalam kegiatan produksi dan distribusi barang dan

jasa

3. Menyelenggarakan pemerintahan dengan prinsip- prinsip Good

Governance dan Clean Governence. Pelayanan kepada masyarakat

akan menjadi prioritas utama tanpa membedakan

ras,agama,suku,kedudukan dan lainnya.

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan

pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah guna

mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun

waktu 20 (dua puluh) tahun.

Arahan Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Lebong

dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lebong Nomor 14 Tahun 2012

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebong Tahun

2012-2032 Pasal 6, meliputi:

a. Peningkatan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial

ekonomi dan budaya ke seluruh wilayah kabupaten;

b. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup, serta

(6)

LAPORAN AKHIR 3-6

c. Pengoptimalan pemanfaatan ruang kawasan budi daya sesuai

dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan;

d. Peningkatan produktivitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan

daya dukung lahan;

e. Peningkatan peluang investasi di bidang pertambangan dan energi

dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian wilayah; dan

pengentasan kemiskinan di kawasan tertinggal di kecamatan

pinang belapis dan kecamatan topos.

3.1.2. Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Arahan Rencana Pembangunan Daerah berisikan arahan

pembangunan daerah sesuai dengan RPJMD Provinsi, RPJMD

Kabupaten/Kota, dan Renstra SKPD terkait untuk pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya

Arahan RPJMN terhadap pembangunan bidang Cipta Karya

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi

0% melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas

38.431 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683

kelurahan.

2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung

termasuk keserasiannya terhadap lingkungan melalui

(i) pembinaan dan pengawasan khususnya BGN;

(ii) penyusunan NSPK dan penerapan penyelenggaraan bangunan

(7)

LAPORAN AKHIR 3-7

3. Tercapainya akses air minum yang aman menjadi 100% melalui

penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan

lingkungan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

4. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah

domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 % pada

tingkat kebutuhan dasar melalui penanganan tingkat regional,

kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan

maupun di perdesaan.

Arahan Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Lebong:

1.Optimalisasi Produksi Pangan

2.Optimalisasi Energi

3. Optimalisasi Sumber Daya Alam

4.Peningkatan Pembangunan Jalan Tembus Antar Kabupaten

Propinsi

Dalam musyawarah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) 2016-2021 dengan tujuan Mewujudkan

Kabupaten Lebong yang maju, mandiri dan sejahtera, Pemerintah

Daerah Lebong sudah menyiapkan tujuh program yang akan

dilaksanakan lima tahun kedepan.

Tujuh Program RPJMD Lebong Tahun 2016-2021:

1. Perencanaan jalan tembus lintas kabupaten yaitu jalan tembus

Tanjung Agung-PGE Bukit Daun-Kabupaten Rejang Lebong

2. Perencanaan jalan Tembus Topos-Musirawas

(8)

LAPORAN AKHIR 3-8

4. Menuntaskan pembanguan rumah tidak layak huni dan

penuntasan pemasangan jaringan listrik

5. Mendirikan 100 Usaha Kecil Menengah (UKM)

6. Pencetakan sawah baru dan meargetkan tanam, panen 2-3 kali

dalam setahun.

7. Mengoptimalkan pengelolaah obyek wisata daerah.

3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

rencanaStrategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya berisikan

masing-masing sektor di lingkup Cipta Karya, baik untuk sektor

pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan

lingkungan, air minum, dan sanitasi.

3.2.1.Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar

kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan

yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan.

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama

sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kawasan Peruntukan Permukiman dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Lebong Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Lebong Tahun 2012-2032 Pasal 29:

1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam

(9)

LAPORAN AKHIR 3-9

a.kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan

b.kawasan peruntukan permukiman perdesaan.

2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1) huruf a meliputi Kecamatan Pelabai,

Kecamatan Lebong Atas, Kecamatan Lebong Utara, Kecamatan

Amen, Kecamatan Lebong Tengah, dan Kecamatan Lebong

Selatan.

(3) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1) huruf b tersebar di seluruh kecamatan.

3.2.2.Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Lebong Nomor 14 Tahun 2012 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebong Tahun 2012-2032

Pasal 15 pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:

a. sistem sambungan langsung (sambungan rumah dan kran

umum/hidran umum) dengan sumber dari PDAM, direncanakan

melayani kawasan perkotaan yang terdiri dari pusat

perkantoran, pusat kegiatan komersial, industri, kawasan

kumuh dan masyarakat berpenghasilan rendah di Kecamatan

Lebong Utara, Lebong Selatan, Lebong Sakti, dan Bingin

Kuning;

b. sistem sambungan tidak langsung melalui terminal air dan

mobil tangki dengan sumber dari PDAM, direncanakan melayani

kawasan perkotaan yang tidak terjangkau jaringan air minum;

(10)

LAPORAN AKHIR 3-10

c. sistem jaringan air minum perdesaan perpipaan dan non

perpipaan dengan swadaya masyarakat dan pamsimas.

3.2.3.Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Secara umum penanganan sanitasi di Kabupaten Lebong belum

berjalan sesuai yang diharapkan. Pada saat ini penanganan masalah

sanitasi hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Lebong,sedangkan pihak swasta dan masyarakat belum memberikan

perhatian yang serius terhadap permasalahan sanitasi. Namun

kesadaran tersebut telah mulai tumbuh, hal ini dapat dilihat

dibeberapa kantor perbankkan yang telah menyediakan sarana dan

prasarana persampahan. Disepakati oleh Pokja SanitasiKabupaten

Lebong sebagai indikator penentuan area beresiko sanitasi, yaitu:

1. Sumber air minum

2. Air Limbah Domestik

3. Persampahan

4. Banjir/Genangan

(11)

LAPORAN AKHIR 3-11

Gambar 3.1Skema Proses Perencanaan PPSP Kabupaten Lebong

1. Sub.Sektor Air Limbah Domestik.

Pada penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK),

Fungsi pengelolaan air limbah domestik, baik untuk jenis grey water

maupun black water yang belum optimal ditangani oleh seluruh pihak

adalah :

1. Penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik.

2. Pengelolaan air limbah domestik.

3. Pengaturan prosedur penyediaan layanan air limbah domestik,

sosialisasi dan sanksi.

4. Monitoring dan evaluasi kapasitas infrastruktur pengelolaan air

limbah domestik.

Rencana pengembangan percepatan pembangunan dibidang

sanitasi,diilustrasikan dengan pembagian Zona / wilayah

pembangunan jangka pendek,menengah dan panjang.Kriteria khusus

pembagian zona bidang Air Limbah Domestik adalah sebagai berikut :

A. Kriteria Utama :

(1)Kepadatan Penduduk

(2)Fungsi dan Tata Ruang (e.q.Urban) Klasifikasi wilayah

berdasarkan kepadatan penduduk seperti dibawah ini :

Klasifikasi Wilayah Kepadatan Penduduk (Org/ha)

 Rural < 25 Peri

(12)

LAPORAN AKHIR 3-12

(3)Proritas Study EHRA akibat resiko kesehatan.

Diharapkan dari data diatas untuk jangka panjang tingkat

pelayanan Kabupaten untuk improved sanitation 71 % pada

Tahun 2017 bisa tercapai oleh Kabupaten Lebong.

C.RTRW Kabupaten Lebong nomor 14 Tahun 2012.

Wilayah cakupan layanan dan pembangunan dibidang sanitasi di

Kabupaten Lebong terdiri dari 13 Kecamatan dengan 111 desa

/Kelurahan.

2. Sub.Sektor Persampahan.

Rencana pengembangan percepatan pembangunan dibidang

sanitasi,diilustrasikan dengan pembagian Zona / wilayah

pembangunan jangka pendek,menengah dan panjang.Kriteria khusus

pembagian zona bidang Persampahan adalah sebagai berikut:

A. Kriteria Utama :

1. Kepadatan Penduduk

2. Fungsi Tata Ruang(e.q.CBD=Central Business District) Wilayah

(13)

LAPORAN AKHIR 3-13

tradisional,perkantoran,kawasan wisata,terminal

bus,stasiun,pelabuhan laut dan bandara).

B. Kriteria pilihan:

1. Promosi 3 R

2. Infrastruktur Sampah + Jalan Akses ke lokasi TPS +TPA.

3. Prioritas Study EHRA akibat resiko kesehatan Diharapkan dari

data diatas untuk jangka panjang tingkat pelayanan Kabupaten

Lebong untuk pelayanan persampahan pada Tahun 2017 bisa

mencapai 82 % .

C. RTRW Kabupaten Lebong nomor 14 Tahun 2012.

Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Lebong Page v

3. Sub.Sektor Drainase Lingkungan.

Rencana pengembangan percepatan pembangunan dibidang

sanitasi,diilustrasikan dengan pembagian Zona / wilayah

pembangunan jangka pendek,menengah dan panjang.Kriteria khusus

pembagian zona bidang Drainase Lingkungan adalah sebagai berikut :

A. Kriteria Utama :

1. Problem Area Kondisi Tanah pada daerah genangan banjir.

Kondisi ekstrem seperti rob genangan yang disebabkan oleh

pasang surut air laut.

2. Resiko Drainase.

Maksudnya belum terbangunnya saluran drainase di wilayah

genangan banjir atau saluran drainase yang ada tidak sesuai

dengan debit air yang mengalir,sehingga menyebabkan

(14)

LAPORAN AKHIR 3-14

B. Kriteria pilihan :

1. Prioritas Study EHRA akibat resiko kesehatan.

Diharapkan dari data diatas untuk jangka panjang tingkat

pelayanan Kabupaten Lebong untuk pengelolaan Saluran

Drainase Tersier,Sekunder dan primer bisa mencapai untuk

kawasan komersial 20 % dan kawasan permukiman 75 % ,

Sehingga memperkecil genangan banjir hingga 5 % .

C. RTRW Kabupaten Lebong nomor 14 Tahun 2012.

3.3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan selanjutnya disebut

RTBL adalah panduan rancang bangun suatu kawasan untuk

mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana program

bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,

rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana dan pedoman

pengendalian pelaksanaan.

Pemda Kabupaten Lebong melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU)

dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

Lebong terus berupaya merealisasikan program Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pemerintahan Tubei.

Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan Pasal 17 (1):

(1) Persyaratan Peruntukan sebagaimana yang dimaksud pasal 14

adalah Bangunan gedung diselenggarakan harus sesuai dengan

(15)

LAPORAN AKHIR 3-15

tentang rencana tata ruang dan ketentuan tentang tata

bangunan dan lingkungan dari lokasi bersangkutan.

(2) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

belum ditetapkan, ketentuan mengenai peruntukan bangunan

gedung diatur dalam Peraturan Bupati

(3) Persyaratan intensitas bangunan gedung sebagaimana yang

dimaksud pasal 15 adalah yang terdiri dari: a. kepadatan; b.

ketinggian; c. jarak bebas bangunan gedung.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perhitungan

intensitas/kepadatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati dengan

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan.. data kepada pengumpul

“Penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih yang saya lakukan adalah menyuruh siswa

segala rahmat dan karunianya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Intensitas Perilaku

DFD Level 0 menggambarkan sistem yang akan dibuat sebagai suatu entitas.. tunggal yang berinteraksi dengan orang maupun sistem

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kortisol pada kedua kelompok yang diberi obat analgetik ketorolak ataupun kelompok yang diberi

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN

Hal ini bisa dilihat pada program pembelajaran guru, baik pada program semester maupun pada Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci mencantumkan perencanaan waktu

antara kemahiran berbicara dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong