• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASRTUKTUR BIDANG

CIPTA KARYA

3.1

ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN

PENATAAN RUANG

3.1.1

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

1. Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN Tahun 2015-2019

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA

STRATEGIS INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

(2)

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup:

1. Sasaran Makro;

a. Pembangunan manusia dan masyarakat (Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Masyarakat, Indeks Gini, Meningkatnya kepesertaan penduduk dalam SJSN bidang kesehatan dan ketenagakerjaan)

b. Ekonomi makro (pertumbuhan ekonomi, PDRB perkapita, inflasi, rasio pajak tahun dasar 2010, tingkat kemiskinan, dan tingkat pengangguran terbuka). 2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat:

a. Kependudukan dan Keluarga Berencana b. Pendidikan

c. Kesehatan

d. Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan e. Perlindungan Anak

f. Pembangunan Masyarakat

3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan; a. Kedaulatan Pangan

b. Kedaulatan Energi c. Maritim dan Kelautan

(3)

f. Infrastruktur Dasar dan Konektivitas g. Lingkungan

4. Sasaran Dimensi Pemerataan;

a. Menurunkan Kesenjangan Antar Kelompok Ekonomi

b. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Dasar dan Akses Terhadap Ekonomi Produktif Masyarakat Kurang Mampu.

c. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja d. Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan e. Meningkatkan Kualitas dan Keterampilan Pekerja 5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antar wilayah;

a. Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah b. Pembangunan Perdesaan

c. Pengembangan Kawasan Perbatasan d. Pembangunan Daerah Tertinggal

e. Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi Luar Jawa f. Pembangunan Kawasan Perkotaan

6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. a. Politik Dan Demokrasi

b. Penegakan Hukum

c. Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi

d. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Daerah e. Pertahanan Dan Keamanan

RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita).

(4)

dan bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong".

Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

(5)

Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen; Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia; Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga

air, hemat air dan simpan air secara nasional;

Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung; Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik,

sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk

keserasiannya terhadap lingkungan.

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan perundangan dan amanat perencanaan pembangunan. Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami arahan kebijakan tersebut, sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan pembangunan Bidang Cipta Karya.

Untuk menuju sasaran jangka panjang dan tujuan hakiki dalam membangun, pembangunan nasional Indonesia lima tahun ke depan perlu memprioritaskan pada upaya mencapai kedaulatan pangan, kecukupan energi dan pengelolaan sumber daya maritim dan kelautan. Seiring dengan itu, pembangunan lima tahun ke depan juga harus makin mengarah kepada kondisi peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, warganya berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakatnya memiliki keharmonisan antarkelompok sosial, dan postur perekonomian makin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan iptek sambil bergerak menuju kepada keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.

(6)

dasar masyarakat yang tergolong mendesak. Dengan berlandaskan fondasi yang lebih kuat, pembangunan pada tahun-tahun berikutnya dapat dilaksanakan dengan lancar. Sementara, agenda lima tahun selama tahun 2015-2019 sendiri diharapkan juga akan meletakkan fondasi yang kokoh bagi tahap-tahap pembangunan selanjutnya. Dengan demikian, strategi pembangunan jangka menengah, termasuk di dalamnya strategi pada tahun pertama, adalah strategi untuk menghasilkan pertumbuhan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkelanjutan.

Pembangunan perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan diarahkan untuk mewujudkan kota-kota berkelanjutan dan berdaya saing, melalui pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa, sekaligus mengembangkan kota layak huni, kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana, serta kota cerdas, berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi, dan budaya lokal.Untuk itu, arah kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan tahun 2015-2019 adalah:

a. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN) dengan: (a) Mendorong kawasan perkotaan metropolitan baru sebagai sentra produksi pengolahan barang dan jasa untuk melayani KTI serta memantapkan peran dan fungsi kawasan metropolitan yang sudah ada untuk menjadi pusat berskala global; (b) Meningkatkan konektivitas antar wilayah dan antar pulau di 12 kawasan perkotaan metropolitan dan 20 kota otonom prioritas diluar Pulau Jawa - Bali yang terintegrasi dengan simpul-simpul transportasi dan mengoptimalkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan jalur tol laut;

b. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan

(7)

penanganan kriminalitas dan konflik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);

c. Pembangunan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana dengan: (a) Menata, mengelola, dan memanfaatkan ruang dan kegiatan perkotaan yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan; (b) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam membangun ketahanan kota terhadap perubahan iklim dan bencana (urban resilience); (c) Menyediakan sarana prasarana yang berorientasi pada konsep hijau dan berketahanan, antara lain: green openspace (ruang terbuka hijau), greenwaste (pengelolaan sampah dan limbah), green water (efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan), green transportation (transportasi ramah lingkungan), green energy (pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan dan terbarukan), serta green economy(pengembangan ekonomiyang berwawasan lingkungan);

d. Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal dengan: (a) Mengembangkan perekonomian melalui pencitraan kota (city branding) yang mendukung pencitraan bangsa (nation branding); (b) Menyediakan sarana prasarana dan pelayanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); (c) Membangun modal sosial dan kapasitas masyarakat yang inovatif, kreatif dan produktif.

(8)

2. RENSTRA Ditjen Cipta Karya Tahun 2015-2019

Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, perlu adanya dukungan penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya/Permukiman yang handal. Berdasarkan RPJPN, pembangunan Bidang Cipta Karya berperan dalam peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i) mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam dekade terakhir telah melaksanakan tugasnya dalam merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang Cipta Karya. Berbagai program dan kegiatan telah diselenggarakan, bahkan sebagian diantaranya telah melebihi target output pada RPJMN dan Renstra PU 2010-2014.

Baiknya kinerja Ditjen Cipta Karya disertai dukungan para pemangku kepentingan, menyebabkan cakupan pelayanan infrastruktur Cipta Karya yang terus meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya cakupan pelayanan air minum layak dari 47,7% pada tahun 2009 menjadi 68,36% pada tahun 2014. Cakupan pelayanan infrastruktur sanitasi yang layak juga mengalami peningkatan dari 51% pada tahun 2009 menjadi 61,04% pada tahun 2014. Dengan kecenderungan yang ada, diperkirakan target Millenium Development Goals pada tahun 2015 dapat tercapai, yakni 68,87% untuk air minum dan 62,41% untuk sanitasi layak. Di samping itu, luas permukiman kumuh juga mengalami penurunan yang signifikan dari 57.800 Ha pada tahun 2009 menjadi 38.431 Ha pada tahun 2014. Kondisi ini menunjukan bahwa kegiatan pembangunan yang dilakukan Ditjen Cipta Karya telah menunjukan kemajuan dalam hal kualitas lingkungan permukiman di tanah air menuju kondisi permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

(9)

meningkatkan akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi lokal; b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan dan memperluas lapangan kerja; c) meningkatkan kualitas lingkungan, yang bermaksud untuk mengurangi luas kawasan kumuh, meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan permukiman dan meningkatkan pelayanan infrastruktur permukiman.

Untuk itu, pembangunan infrastruktur permukiman juga diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional lainnya seperti penanggulangan kemiskinan, pengembangan kota hijau, dan penataan kawasan strategis. Dalam hal penanggulangan kemiskinan, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dengan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (P2KP, PPIP, Pamsimas, dan Sanimas), serta program pro rakyat klaster 4 sesuai dengan Direktif Presiden RI. Dalam hal pengembangan kota hijau, Ditjen Cipta Karya turut berperan dengan menginisasi penyelenggaraan green waste

(TPA Sanitary landfill dan TPST 3R), green water (IPA Reverse Osmosis dan Pamsimas),

green building dan green open space (revitalisasi kawasan). Ditjen Cipta Karya juga mendapatkan mandat membangun infrastruktur permukiman pada kawasan strategis seperti daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. Pada kawasan tersebut telah dilaksanakan peningkatan kualitas lingkungan permukiman serta pembangunan prasarana air minum dan sanitasi.

(10)

3.1.2

Arahan Penataan Ruang

Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 - 2017, disusun berdasarkan Misi Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 - 2017 dengan mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014 serta dengan mempertimbangkan isu-isu internasional, isu-isu nasional dan isu-isu daerah.

Berdasarkan analisis isu-isu strategis dan memperhatikan visi, misi, tujuan dan sasaran yang disampaikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, maka telah dirumuskan 12 (dua belas) program unggulan daerah yang menjadi program prioritas pembangunan daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode tahun 2012 - 2017. Adapun program unggulan tersebut yaitu:

1. Pengembangan One Village One Product (OVOP) dan koperasi komoditi. 2. Pengembangan Pariwisata.

3. Penguatan rural urban linkages.

4. Pengembangan infrastruktur dan peningkatan konektivitas antar wilayah 5. Peningkatan kualitas lingkungan hidup.

6. Pengembangan wilayah strategis, tertinggal, pesisir dan pulau-pulau kecil. 7. Peningkatan manajemen pemerintahan dan aparatur.

8. Peningkatan kualitas Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun. 9. Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

10. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. 11. Pengendalian pemanfaatan ruang.

12. Program SATAM EMAS.

(11)

Pusat-pusat kegiatan pada wilayah provinsi merupakan pusat pertumbuhan wilayah provinsi, yang dapat terdiri atas:

PKN yang berada di wilayah provinsi; PKW yang berada di wilayah provinsi; PKSN yang berada di wilayah provinsi; dan

 PKL yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi.

Pusat-pusat di dalam struktur ruang wilayah provinsi memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Mengadopsi pusat-pusat kegiatan yang kewenangan penetapannya berada pada

pemerintah pusat yang terdiri atas: PKN, PKW, dan PKSN yang berada di wilayah provinsi bersangkutan;

Memuat penetapan PKL; dan

Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang wilayah

provinsi serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem perkotaan.

 Memuat pusat-pusat kegiatan selain yang dimaksud di atas dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKN (dengan notasi PKNp);

b) Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKW (dengan notasi PKWp);

c) Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan sebagai PKNp hanya pusat kegiatan yang sudah berstatus PKW;

d) Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan sebagai PKWp hanya kotakota yang memenuhi persyaratan PKL; dan

(12)

f) Pusat permukiman di dalam kawasan perkotaan metropolitan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai PKN dapat ditetapkan menjadi PKL dalam sistem pusat-pusat permukiman dalam struktur ruang wilayah provinsi sesuai dengan fungsi yang diemban dalam skala provinsi;

Sebagaimana yang telah disampaikan pada bab terdahulu bahwa kebijakan RTRWN untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkait rencana struktur ruang adalah sebagai berikut :

1. Kota dan kawasan perkotaan Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan dan Manggar ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

2. Pelabuhan Laut Tanjung Pandan ditetapkan fungsinya sebagai Pelabuhan Nasional yang merupakan pelabuhan utama tersier ;

3. Bandara H.AS. Hanandjoeddin & Depati Amir ditetapkan fungsinya sebagai Bandara Pusat Penyebaran Tersier:

Pada sisi lain juga perlu memperhatikan tipe kawasan perkotaan yang ada di Provinsi Kep. Bangka Belitung pada tahun 2030 yaitu :

1. Kota-kota kecil, seperti: Muntok, Belinyu, Sungai Liat, Kelapa, Tanjungpandan, Sijuk, Membalong, Manggar, Kelapa Kampit dan Gantung, paling tidak harus menyediakan pelayanan berupa fasilitas Rumah Sakit Tipe D; Pasar Induk Lokal; dan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Lokal; sedangkan

2. Kota Sedang seperti Pangkalpinang, paling tidak harus menyediakan pelayanan berupa fasilitas Rumah Sakit Tipe B; Pasar induk Regional dan TPA Regional.

PKW yang direncanakan untuk Provinsi Kep. Bangka Belitung adalah sebagai berikut: 1. PKW Muntok, menjadi orientasi bagi PKL Kelapa di Kab. Bangka Barat, Sungai Liat

dan Belinyu di Kab. Bangka;

2. PKW Pangkal Pinang, menjadi orientasi bagi PKL Koba Kab. Bangka Tengah dan Toboali di Kab. Bangka Selatan;

3. PKW Tanjungpandan, menjadi orientasi bagi PKL Sijuk dan Membalong di Kab. Belitung; dan

(13)

Sedangkan PKL yang direncanakan untuk Provinsi Kep. Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

1. PKL Belinyu (Kabupaten Bangka) 2. PKL Sungai Liat (Kabupaten Bangka 3. PKL Puding Besar (Kabupaten Bangka 4. PKL Kelapa (Kabupaten Bangka Barat 5. PKL Koba (Kabupaten Bangka Tengah)

6. PKL Sungai Selan (Kabupaten Bangka Tengah)

7. PKL Toboali (Kabupaten Bangka Selatan)

8. PKL Payung (Kabupaten Bangka Selatan)

9. PKL Sijuk (Kabupaten Belitung) 10. PKL Membalong (Kabupaten Belitung)

11. PKL Kelapa Kampit (Kabupaten Belitung Timur) 12. PKL Gantung (Kabupaten Belitung Timur)

Lebih lanjut akan disampaikan kebijakan tata ruang nasional (RTRWN) untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kebijakan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, rumusan tujuan RTRW sebelumnya dan arahan pengelolaan isu.

Kebijakan Tata Ruang Nasional; Dalam RTRWN terdapat beberapa kebijakan yang ditetapkan untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu :

1. Kota dan kawasan perkotaan Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan dan Manggar ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

2. Pelabuhan Laut Tanjung Pandan ditetapkan fungsinya sebagai Pelabuhan Nasional;

3. Bandara H.AS. Hanandjoeddin & Depati Amir ditetapkan fungsinya sebagai Bandara Pusat Penyebaran Tersier:

4. Cagar Alam G.Lalang, G.Menumbing, G.Maras, G.Mangkol, G.Permisan, G. Jening, G. Mendayung dan Taman Wisata Alam Laut Perairan Belitung ditetapkan sebagai Kawasan Lindung;

(14)

6. Kawasan laut Bangka ditetapkan sebagai Kawsan Andalan Laut Bangka dengan unggulan Perikanan & Pariwisata

Pusat kegiatan merupakan sistem simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten yang melibatkan kawasan perdesaan dan perkotaan.

Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kawasan perkotaan merupakan pusat kegiatan bagi wilayah di sekelilingnya, yang sering disebut dengan beberapa istilah seperti wilayah pengaruh, wilayah pelayanan, hinterland, dan lain-lain, dengan bermacam fungsi seperti pusat pemasaran produk-produk hinterland atau pusat perdagangan dan jasa-jasa, pusat pengolahan produk-produk hinterland (industri manufaktur), simpul transportasi (transportation hub), jasa pendidikan, dan fungsi-fungsi keterpusatan lainnya.

Melalui UU Penataan Ruang No. 26 tahun 2007, telah ditetapkan istilah baku untuk pusat-pusat perkotaan dalam skala kabupaten tersebut, yaitu secara hirarkis mulai dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Bangka Selatan adalah sebagai berikut.

1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Fungsi kawasan perkotaan di Kabupaten Bangka Selatan ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten ini sebagai berikut:

a. Toboali

Ibu Kota Kecamatan Toboali diharapkan menjadi pusat pertumbuhan penting di Kabupaten Bangka Selatan, dengan kekuatan pada perdagangan dan jasa. Ibu Kota Kecamatan Toboali nantinya diarahkan melayani kawasan kecamatan di sekitarnya dan juga kawasan- kawasan yang ada di Kabupaten Bangka Selatan.

(15)

Ibu Kota Kecamatan Payung merupakan daerah pusat pengembangan sektor perdagangan, wilayah ini diarahkan untuk melayani beberapa Kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan.

2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Kawasan di Kabupaten Bangka Selatan berada di Air Gegas, Sadai di Kecamatan Tukak Sadai, dan Batu Betumpang di Kecamatan Pulau Besar. Pengembangan PPK disesuaikan dengan ketersediaan dan daya dukung lahan terhadap kegiatan yang akan dikembangkan dimasa yang akan datang.

a. Pusat pemerintahan, fasilitas pelayanan umum, perdagangan dan jasa, merupakan pusat orientasi yang memberikan pelayanan bagi penduduk yang ada di kecamatan tersebut dan dialokasikan di ibukota kecamatan sebagai pengikat lingkungan dan fasilitas bersosialisasi. Untuk merangsang pertumbuhan pusat pelayanan sekunder ini, maka pengalokasiannya diarahkan pada simpul-simpul jalan utama kawasan/kota yang mempunyai aksesibilitas baik, sehingga mudah dijangkau dari seluruh bagian wilayah kotanya. Jenis kelengkapan fasilitas pendukung yang dikembangkan di pusat pelayanan sekunder ini berupa: Kantor Kecamatan, Balai Pertemuan/GSG, Kantor Polsekta, Kantor Pos Pembantu, Bank Cabang Pembantu dan jasa keuangan lainnya, Fasilitas Pemadam Kebakaran dengan skala pelayanan lingkungan, Supermarket, Pertokoan ataupun Ruko, Fasilitas Ibadah, Fasilitas Pendidikan hingga setara SLTA/SMEA, Puskesmas, Balai Pengobatan, Poliklinik, Balai Pertemuan/GSG, Rumah makan/Restoran/Pujasera, Salon kecantikan, Taman bermain, Lapangan olahraga, dan fasilitas pendukung lainnya.

b. Pusat perdagangan dan jasa, serta fasilitas pelayanan umum di luar ibukota kecamatan dan berfungsi sebagai pusat orientasi yang memberikan pelayanan bagi penduduk dan sebagai pengikat lingkungan untuk berinteraksi dan bersosialisasi anta rmasyarakat.

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Lingkungan di Kabupaten Bangka Selatan ditetapkan di pusat-pusat desa sebagai pusat pelayanan bagi desa itu sendiri atau beberapa desa di sekitarnya. Jenis fasilitas yang akan dikembangkan, diantaranya:

a. Balai Pertemuan/GSG;

(16)

c. Kantor pos pembantu/Warpostel dan Telepon umum;

d. Fasilitas Pemadam Kebakaran dengan skala pelayanan lingkungan;

e. Pasar, Supermarket, Pertokoan ataupun Ruko, Pujasera dan kegiatan komersial lainnya;

f. Fasilitas ibadah;

g. Fasilitas pendidikan, seperti TK, SD dan SLTP;

h. Balai Pengobatan, Poliklinik ataupun Tempat Praktek Dokter dan Apotik; i. Fasilitas rekreasi dan olahraga;

j. Taman bermain;

k. Fasilitas pendukung lainnya.

Rencana pusat pelayanan lingkungan (PPL) di Kabupaten Bangka Selatan terletak di penutuk Kecamatan Lepar Pongok dan Kecamatan Simpang Rimba.

3.1.3

Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) sebagai arahan pengembangan wilayah dan basis perencanaan keterpaduan infrastruktur PUPR. Lokasi WPS tersebar di seluruh Indonesia yaitu 6 WPS di Pulau Sumatera, 5 WPS di Kepulauan Bali-Nusa Tenggara, 5 WPS di Pulau Sulawesi, 4 WPS di Pulau Kalimantan, 2 WPS di Kepulauan Maluku, dan 4 WPS di Pulau Papua.

(17)

dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur dsk, dan BromoTenggerSemeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP: Kintamani-Danau Batur dsk, MenjanganPemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan EndeKelimutu dsk); Pulau Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk, Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat dsk). Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang, Bandung, Cirebon, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan); Kalimantan (KIP: Batulicin, Ketapang, dan Landak); Pulau Sulawesi (KIP: Palu, Morowali, Bantaeng, Bitung, dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur) dan Pulau Papua (KIP Teluk Bintuni). Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/ Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4 PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10 PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5 PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN, 11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau Papua (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).

(18)

Gambar 3.1 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019

Tabel 3-1 Daftar 35 WPS

Kelompok WPS WPS

WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api; Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru; Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang;

Malang-Surabaya Bangkalan; Yogyakarta-Solo-Semarang; Balikpapan-Samarinda-Maloy; Manado-Bitung-Amurang; Makassar-Pare Pare- Mamuju WPS Pertumbuhan Terpadu

Kemaritiman Ternate-Sofifi-Morotai; Ambon-Seram WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu

Kemaritiman Batam-Bintan-Karimun; Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang) WPS Konektivitas Keseimbangan

(19)

Kelompok WPS WPS WPS Pusat Pertumbuhan Sedang

Berkembang Sibolga-Padang-Bengkulu; Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang;

Banjarmasin- Batulicin-Palangkaraya; Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas;

Gorontalo- Bolaang Mongondow; Palu-Banggai;

Sorong-Manokwari; Manokwari-Bintuni WPS Konektivitas dan Pusat

Pertumbuhan Wisata Denpasar-Padang Bay WPS Pusat Pertumbuhan Sedang

Berkembang dan Hinterland Sabang-Banda Aceh-Langsa

Sumber : Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

3.1.4

Arahan Rencana Pembangunan Daerah

1. Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Arahan RPJMD Kabupaten Bangka Selatan ini terdiri dari visi dan misi pembangunan serta tujuan pembangunan. Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016 – 2021 dinyatakan dalam visi sebagai berikut :

"Terwujudnya Bangka Selatan Mandiri, Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing"

Visi dan misi dalam pembangunan Kabupaten Bangka Selatan perlu diterjemahkan dalam kebijakan umum dan program pembangunan yang spesifik. Melalui rumusan kebijakan umum, diperoleh sarana untuk menghasilkan berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran, dan program-program yang inherent.

Berdasarkan isu - isu strategis pembangunan jangka menengah daerah tahun 2016 - 2021 di Kabupaten Bangka Selatan dan prioritas pembangunan jangka menengah provinsi kep. Bangka Belitung 2012 - 2017, maka dapat dirumuskan prioritas pembangunan jangka menengah daerah tahun 2016 - 2021 sebagai manifestasi dari bentuk kebijakan umum pembangunan daerah. Prioritas pembangunan jangka menengah daerah ini menunjukkan prioritas kebijakan umum yang akan dilaksanakan pemerintah Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021.

1. Percepatan Pembangunan Ekonomi Sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Berbasis Kawasan dan Hilirisasi Produk/Industri Pengolahan;

2. Pengembangan Pariwisata dan Pembenahan Wajah Kota;

(20)

4. Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan Infrastruktur, Konektifitas dan Pengembangan Wilayah dengan Prinsip Keberlanjutan (Sustainable);

5. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif, Efisien, Transparan dan Aman;

6. Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat;

7. Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Yang Berkeadilan dan kondusif.

Tabel 3-2 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

No Kabupaten Bangka Selatan Prioritas Pembangunan Tahun 2016-2021

Sasaran Pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

1. Percepatan Pembangunan Ekonomi Sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Berbasis Kawasan dan Hilirisasi Produk/Industri

Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Komoditas Unggulan.

Meningkatnya Kemandirian dan Daya Saing Koperasi dan UMKM.

Mengembangkan Investasi Daerah Dalam Iklim Usaha Kondusif

Meningkatkan Produktifitas dan Stabilitas Ekonomi Daerah Dengan Prinsip Pemerataan

2. Pengembangan Pariwisata dan

Pembenahan Wajah Kota; Berkembangnya Pariwisata Daerah 3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya

Manusia

Yang Sehat, Cerdas dan Produktif

Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk dan Pelayanan Kesehatan.

Meningkatnya Kualitas Pendidikan

Melalui Peningkatan Ketersediaan Sarana Prasarana dan Mutu Tenaga

Kependidikan.

Meningkatnya Kualitas Ketenagakerjaan, Kependudukan dan Keluarga.

4. Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan

Pelayanan Sektor Air Bersih, Sanitasi, Komunikasi dan Informatika;

Meningkatnya Kualitas Lingkungan, Permukiman dan Perumahan Melalui Optimalisasi Pemanfaatan Ruang dan

Lahan

Meningkatnya Pelayanan Transportasi dan Lalu Lintas Angkutan;

Sumber : RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

(21)

No. Isu - Isu Strategis Prioritas Pembangunan

1. Revitalisasi Komoditas Unggulan Perkebunan dan Pertanian Berorientasi Pasar Percepatan Pembangunan Ekonomi Sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Berbasis Kawasan dan Hilirisasi Produk/Industri 2. Peningkatan Ketahanan Pangan

3. Pengembangan Kepariwisataan Berbasis Industri Agropolitan, Maritim dan Heritage Pengembangan Pariwisata dan Pembenahan Wajah Kota; 4. Pendidikan Dasar Untuk Semua Peningkatan Kualtas Sumber Daya Manusia

Yang Sehat, Cerdas dan Produktif 5. Pelayanan Kesehatan Terjangkau dan Berkualitas

6. Akses Pekerjaan dan Kualitas Tenaga Kerja

7. Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Kawasan Unggulan Strategis Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan Infrastruktur, Konektifitas dan Pengembangan Wilayah dengan Prinsip Keberlanjutan (Sustainable) 8. Ketahanan Air dan Sanitasi Yang Memadai

9. Pengelolaan Ekosistem dan Konservasi Sumber Daya Lingkungan Hidup Pasca timah 10. Konflik Pemanfaatan Ruang

11. Pemerintahan Yang Transparan dan Kompetitif Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif, Efisien, Transparan dan Aman;

12. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat;

13. Perlindungan Sosial Terhadap Anak, Perempuan Serta Kelompok Marginal

Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Yang Berkeadilan dan Kondusif;

14. Antisipasi Dampak Laju Pertumbuhan Penduduk, Urbanisasi dan Migrasi

15. Peningkatan Partisipasi Perempuan dan Pemuda Dalam Pembangunan

Sumber : RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

Tabel 3-4 Korelasi Prioritas Pembangunan Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2012 - 2017 dan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021

No. Prioritas Pembangunan Prov. Bangka Belitung Prioritas Pembangunan Kab. Bangka Selatan

1. Pengembangan One Village One Product (OVOP)

dan Koperasi Komoditi; Percepatan Pembangunan Ekonomi Sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Berbasis Kawasan dan Hilirisasi Produk/Industri

2. Pengembangan Pariwisata Pengembangan Pariwisata dan Pembenahan Wajah Kota;

3. Peningkatan Kualitas Pendidikan

(22)

No. Prioritas Pembangunan Prov. Bangka Belitung Prioritas Pembangunan Kab. Bangka Selatan

4. Peningkatan Pelayanan Kesehatan

5. Penguatan Rural Urban Linkages Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan Infrastruktur,

Konektifitas dan Pengembangan Wilayah dengan Prinsip Keberlanjutan (Sustainable) 6. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

7. Pengembangan Wilayah Strategis, Tertinggal, Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil

8. Pengendalian Pemanfaatan Ruang

9. Pengembangan Infrastruktur Dan Peningkatan Konektivitas Antar Wilayah

10. Peningkatan Manajemen

Pemerintahan Dan Aparatur Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif, Efisien, Transparan dan Aman; 11. Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanggulangan

Kemiskinan Penanggulangan Pemberdayaan Masyarakat; Kemiskinan dan 12 Program SATAM EMAS

Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Yang Berkeadilan dan Kondusif;

Sumber : RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

Tabel 3-5 Prioritas Pembangunan dan Sasaraan Pembangunan Jangka Menengah Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021

No. Prioritas Pembangunan Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021 Sasaran Pembangunan Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021

1. Percepatan Pembangunan Ekonomi Sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Berbasis Kawasan dan Hilirisasi Produk/Industri

Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Komoditas Unggulan.

Meningkatnya Kemandirian dan Daya Saing Koperasi dan UMKM.

Mengembangkan Investasi Daerah Dalam Iklim Usaha Kondusif

Meningkatkan Produktifitas dan Stabilitas Ekonomi Daerah Dengan Prinsip Pemerataan

2. Pengembangan Pariwisata dan

Pembenahan Wajah Kota; Berkembangnya Pariwisata Daerah 3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya

Manusia

Yang Sehat, Cerdas dan Produktif

Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk dan Pelayanan Kesehatan.

Meningkatnya Kualitas Pendidikan

Melalui Peningkatan Ketersediaan Sarana Prasarana dan Mutu Tenaga

(23)

No. Prioritas Pembangunan Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021 Sasaran Pembangunan Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021

Meningkatnya Kualitas Ketenagakerjaan, Kependudukan dan Keluarga.

4. Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan Infrastruktur, Konektifitas dan

Pengembangan Wilayah dengan Prinsip Keberlanjutan

(Sustainable)

Meningkatnya Kehandalan Infrastruktur Jalan, Jembatan, Drainase serta

Pelayanan Sektor Air Bersih, Sanitasi, Komunikasi dan Informatika;

Meningkatnya Kualitas Lingkungan, Permukiman dan Perumahan Melalui Optimalisasi Pemanfaatan Ruang dan

Lahan

Meningkatnya Pelayanan Transportasi dan Lalu Lintas Angkutan;

Sumber : RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

3.2

RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.2.1

Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

3.2.2

Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Sesuai dengan arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dimana pada Tahun 2019 semua kabupaten/kota yang ada di Indonesia telah dilayani 100% untuk sistem penyediaan air minum, maka hal ini akan diterapkan juga pada Kabupaten Bangka Selatan.

Saat ini SPAM di Kabupaten Bangka Selatan baru mencapai 6% pelayanan. Hal tersebut merupakan kondisi yang kurang baik karena angka 6% tersebut belum memenuhi SPM (Standar Pelayanan Minimal) untuk suatu kabupaten/kota.

Dalam rangka mencapai tingkat pelayanan 100% di Tahun 2019 tentu hal tersebut menjadi tugas yang berat bagi Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan. Dengan menganalisa kondisi eksisting SPAM di Kabupaten Bangka Selatan, maka target 100% tersebut dibagi lagi menjadi 2 (dua) sistem, yaitu :

(24)

80% SPAM tersebut sudah termasuk melayani 100% wilayah perkotaan yang ada di Kabupaten Bangka Selatan.

Berdasarkan wilayah adminstrasi Kabupaten Bangka Selatan yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 53 kelurahan/desa. Berdasarkan Tabel 7.1 diatas dapat dilihat bahwa pada saat ini SPAM di Kabupaten Bangka Selatan hanya kecamatan Kepulauan Pongok saja yang belum ada SPAM nya. Walaupun bila bicara skala kelurahan/desa, saat ini dari 53 kelurahan/desa yang ada di Kabupaten Bangka Selatan SPAM baru melayani 18 kelurahan/desa.

Dalam rangka pencapaian Target RPJMN yaitu 100 – 0 – 100 maka dalam hal ini pengembangan wilayah/daerah pelayanan akan mencakup seluruh kelurahan/desa yang ada di Kabupaten Bangka Selatan. Walaupun untuk prioritas awal akan lebih difokuskan pada daerah perkotaan dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan. Berikut ini rencana pengembangan wilayah/daerah pelayanan SPAM di Kabupaten Bangka Selatan, ada 8 (delapan) zona pengembangan SPAM yang pembagiannya mengikuti wilayah administratif Kabupaten Bangka Selatan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3-6 Rencana Pengembangan Daerah Pelayanan SPAM Kabupaten Bangka Selatan

No Zona Administratif Rencana Daerah Pelayanan

Pelayanan Eksisting Rencana Pengembangan

1 ZONA-1 Kecamatan Toboali Kel. Toboali, Kel. Teladan, Kel.

2 ZONA-2 Kecamatan Payung Desa Payung, Ranggung, Irat, Pangkal

Buluh,Bedengung Desa

Bedengung Payung, Ranggung, Pangkal Buluh, Irat

3 ZONA-3 Kecamatan Air Gegas Desa Air Gegas, Sidoarjo, , Bencah

- Air Gegas, Sidoarjo, Bencah, Air Bara 4 ZONA-4 Kecamatan Simpang Rimba Desa Bangka

Kota, Permis Permis, Rijik Simpang Rimba, Bangka Kota 5 ZONA-5

Kecamatan Lepar Pongok Desa Penutuk, Tanjung Sangkar Desa Tanjung Sangkar Tanjung Labu, Tanjung Sangkar, Penutuk 6 ZONA-6 Kecamatan Tukak Sadai Desa sadai,

Tiram Sadai, Tiram, Tukak 7 ZONA-7 Kecamatan Pulau Besar Desa Betumpang Desa Batu

Betumpang Fajar Indah 8 ZONA-8 Kecamatan Kepulauan Pongok - Pongok, Celagen

(25)

Sebagaimana diuraikan pada pembahasan di bab sebelumnya, maka kecenderungan arah perkembaga perkotaan di Kabupaten Bangka Selatan ialah :

1. Kawasan Perkotaan Toboali di Kecamatan Toboali

2. Kawasan Perkotaan Payung di Kecamatan Payung

3. Kawasan Perkotaan Air Gegas di Kecamatan Air Gegas

Kecamatan Toboali sebagai Ibukota Kabupaten Bangka Selatan, saat ini telah berkembang menjadi sebuah kawasan perkotaan, yang juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan pusat peayanan kegiatan jasa dan perdagangan.

Dari sisi perencanaan, saat ini telah disusun Rencana Detail Kawasan Perkotaan Toboali yang menetapkan delineasi Kawasan Perkotaan seluas 2.084,17 Ha, yang terdiri dari 3 (tiga) Kelurahan dan 1 (satu) Desa, yaitu Kelurahan Teladan, Toboali, Tanjung Ketapang, dan Desa Gadung.

Dalam RDTR tersebut, Delineasi Kawasan Perkotaan Toboali dilakukan hanya pada kawasan permukiman yang menjadi ciri urban di Kecamatan Toboali, sehingga batas kawasan Perkotaan tidak identik sama dengan batas administrasi. Tidak seluruh batas administrasi termasuk kedalam batas Kawasan Perkotaan.

Delineasi Kawasan Perkotaan, yang berdasarkan pada sebaran kawasan permukiman, juga menjadi dasar perhitungan untuk menentukan jumlah penduduk pada Kawasan Perkotaan.

Berdasarkan kondisi eksisting dan rencana sistem palayanan yang telah diuraikan sebelumnya, dimana direncanakan untuk SPAM di Kabupaten Bangka Selatan 80% akan dilayani dengan SPAM Perpipaan dan 20% akan dilayani dengan SPAM Non Perpipaan. Menjadi catatan bahwa 80% SPAM Perpipaan tersebut sudah termasuk melayani 100% wilayah perkotaan yang ada di Kabupaten Bangka Selatan. Berikut ini rencana pertahapan pengembangan SPAM di Kabupaten Bangka Selatan.

Tabel 3-7 Target Pengembangan SPAM Kabupaten Bangka Selatan

NO SPAM Pelayanan Wilayah Eksisting Kondisi

Rencana Pengembangan

Jangka Pendek Menengah Jangka Panjang Jangka

(2016 - 2017) (2018 - 2019) (2020 - 2034)

1 Perpipaan Perkotaan 6% 15% 30% 30%

Pedesaa 20% 50% 50%

2 Non Perpipaan Pedesaan 94% 65% 20% 20%

JUMLAH 100% 100% 100% 100%

(26)

Berikut ini rencana pengembangan SPAM di Kabupaten Bangka Selatan yang dibagi berdasarkan wilayah administratif kecamatan, dimana ada 8 (delapan) zona. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 3-8 Rencana Pengembangan Daerah Pelayanan SPAM Kabupaten Bangka Selatan

Sumber : RISPAM Kabupaten Bangka Selatan

Dari tabel tersebut berikut ini pengembangannya menjadi rencana tahapan pengembangan SPAM di Kabupaten Bangka Selatan yang akan dikhususkan untuk pengembangan SPAM Perpipaan. Dimana diuraikan lagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1. SPAM Ibukota Kabupaten

2. SPAM Kecamatan

3. SPAM Pedesaan

Selain masalah teknis akan disusun juga program untuk masalah non teknis, terkait peraturan dan kelembagaan yang mengelola SPAM di Kabupaten Bangka Selatan.

JANGKA

PENDEK MENENGAHJANGKA PANJANGJANGKA (2016 - 2017) (2018 - 2019) (2020 - 2034)

1 ZONA-1 Kecamatan Toboali Kel. Toboali, Kel. Teladan, Kel. Tanjung Ketapang, Desa Rindik, Desa Kepoh

2 ZONA-2 Kecamatan Payung Desa Payung, Ranggung, Irat, Pangkal Buluh

3 ZONA-3 Kecamatan Air Gegas Desa Air Gegas, Sidoarjo, Bedengung, Bencah

4 ZONA-4 Kecamatan Simpang Rimba Desa Bangka Kota, Permis ✓

5 ZONA-5 Kecamatan Lepar Pongok Desa Penutuk, Tanjung Sangkar

6 ZONA-6 Kecamatan Tukak Sadai Desa sadai, Tiram ✓

7 ZONA-7 Kecamatan Pulau Besar Desa Betumpang ✓

8 ZONA-8 Kecamatan Kepulauan Pongok - ✓

NO ZONA PELAYANAN EKSISTING

(27)

3.2.3

Rencana Sanitasi Kota (SSK)

Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan keciptakaryaan antara lain:

Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, maka

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management)

dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama

antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan perumahan dan permukiman.

Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air minum

untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.

Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

(28)

sebagaimana dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka Selatan 2011 - 2015 adalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya tingkat cakupan pelayanan air bersih;

2. Terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber air baku untuk pelayanan air bersih;

3. Tingginya tingkat eksploitasi sumber daya air bawah tanah;

4. Tingginya tingkat pencemaran sumber air bersih;

5. Berkurangnya tingkat pengisian (recharge) air tanah.

Tahapan Pengembangan Sanitasi di Kabupaten Bangka Selatan adalah sebagai berikut :

Pengadaan prasarana sarana pengolahan lumpur tinja berupa truk pengangkut tinja

dan modul IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) komunal yang diprioritaskan berada di setiap unit-unit lingkungan kota

Mengembangan pelayanan air limbah dengan sistem terpusat di Toboali dan Air

Gegas, sistem setempat komunal di Sukarame, dan sistem setempat kawasan kumuh.

pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala kawasan dan kota yang

diprioritaskan pada wilayah-wilayah permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi serta memiliki ketersediaan lahan di Kecamatan Toboali, dan Kecamatan Air Gegas.

Fasilitasi pembangunan instalasi pengolahan limbah untuk kawasan industri rumah

tangga.

Pengendalian limbah hasil kegiatan industri kecil menengah dan jasa melalui studi

AMDAL, RKL, dan UPL dan Kajian Lingkungan Hidup Stretegis. Selain itu setiap kegiatan industri wajib memiliki instalasi pengolahan limbah

Sistem pengelolaan air limbah B3 diatur melalui peraturan perundang-undangan Penerapan sanksi dan pola insentif-disinsentif terkait pengendalian limbah,

khususnya kegiatan industri.

(29)

komunal tersebut dinilai masih belum mampu melayani semua kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat miskin yang membutuhkan fasilitas MCK sehingga belum mengindikasikan keberhasilan pemerintah dalam hal pengelolaan sanitasi disektor air limbah. Selain itu, sampai saat ini juga belum terdapat instalasi pengolahan air limbah baik SPAL komunal, IPAL maupun IPLT yang seharusnya terintegrasi dalam sistem pengelolaan air limbah komunal. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah dibidang pengelolaan air limbah domestik ini dinilai masih sangat minim dari kondisi ideal dalam pengelolaan sektor air limbah domestik. Hampir keseluruhan rumah di wilayah Kab. Bangka Selatan maksimal menggunakan teknologi jamban dengan tangki septik individual. Selebihnya masih menggunakan jamban tanpa tangki septik atau bahkan perilaku BABSnya pun masih tinggi.

Disamping limbah tinja, limbah domestik juga dapat berupa grey water yang bersumber dari aktifitas dapur, mandi, mencuci pakaian, mencuci parabotan dapur. Limbah ini idealnya dapat disalurkan melalui saluran pembuangan air limbah (SPAL) non tinja agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya.

3.2.4

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah: (1) Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras, dan (2) Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

(30)

Rencana Penataan Bangunan Lingkungan dimaksudkan untuk memberikan panduan dan arahan terhadap lingkungan binaan pada daerah-daerah yang dapat memenuhi kepentingan atau aspirasi masyarakat, pemanfaatan sumber daya setempat dan daya dukung lahan yang optimal. Panduan dan arahan lingkungan binaan (urban design guidelines) tersebut dapat melalui panduan yang bersifat mengendalikan pengembangan bagian kota / lingkungan, panduan perancangan kelompok bangunan / lingkungan, panduan perlindungan bangunan dan lingkungan bersejarah, panduan perijinan maupun melalui panduan program investasi.

Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

1) Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Kualitas bangunan di Kabupaten Bangka Selatan dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yaitu:

1. Bangunan Permanen

Adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 (lima belas) tahun.

2. Bangunan Semi Permanen

Adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinayatakan antara 5 (lima) tahun sampai dengan 15 tahun.

3. Bangunan Sementara/ Darurat

Adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 (lima) tahun.

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan melalui Dinas Tata Kota mengeluarkan suatu prosedur tentang perizinan kepada seluruh warga masyarakat yang akan melaksanakan pembangunan/menggunakan lahan dan hak atas tanah/sertifikat diharuskan memiliki ijin peruntukan penggunaan tanah (Keterangan Rencana Kota) dari Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan.

Adapun Keterangan Rencana Kota dimaksud meliputi:

(31)

Konsultansi perencanaan tata letak bangunan Survey dan perencanaan jalur utilitas

Ijin penunjukan penggunaan tanah

Ijin pemanfaatan jasa penataan pada jalur utama dan lokal Ijin penyesuaian peruntukan tanah

Dispensasi kelebihan Koefisien Dasar Bangunan dan Ketinggian Bangunan

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) diperlukan semata-mata bertujuan untuk terwujudnya tertib bangunan. Setiap pengelola pembangunan dan pemanfaatannya harus dilakukan secara tepat guna, tertib, aman, serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup. Adapun maksudnya adalah:

Keselamatan bangunan

Keselamatan pemakaian bangunan, masyarakat dan lingkungan Memberikan jaminan secara legal atas kepemilikan bangunan Melestarikan lingkungan

Memperkaya kebudayaan bangsa

2) Permasalahan dan Tantangan

Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang antara lain:

1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana

Kurangnya prasarana dan sarana hidran kebakaran, bahkan banyak yang tidak

berfungsi dan kurang mendapat perhatian

Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung serta rendahnya

kualitas pelayanan publik dan perijinan

2. Permasalahan dan tantangan di Bidang Gedung dan Rumah Negara

Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

(32)

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasi dengan baik

3. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan Permukiman

Permukiman kumuh di Kabupaten Bangka Selatan yang terdapat pada Kawasan

Tanjung Ketapang dan Suka Damai di Kecamatan Toboali, Kawasan Sadai di Kecamatan Tukak Sadai, Kawasan Perkampungan Nelayan Peermis di Kecamatan Simpang Rimba, dan Kawasan Batu Betumpang di Kecamatan Pulau Besar dengan total luas 40.89 Ha.

Permukiman kumuh di kawasan pantai, sebagian besar terdiri dari

perkampungan nelayan yang berada di Kecamatan Toboali, Kecamatan Tukak Sadai, Kecamatan Simpang Rimba dan Kecamatan Pulau Besar.

Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan

gedung bersejarah, padahal mempunyai potensi wisata

Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk

mendorong pertumbuhan kota

Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan

lain-lain

4. Pokok-pokok permasalahan dan tantangan dalam penataan lingkungan Kabupaten Bangka Selatan adalah sebagai berikut:

Menurunnya daya dukung lingkungan diantaranya dengan meningkatnya

lingkunngan permukiman kumuh

Kondisi fisik dan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan

kesehatan karena tidak tersedianya prasarana dan sarana permukiman yang memadai

Tata letak bangunan tidak teratur dan kondisi bangunan sangat buruk, bahan

bangunan yang digunakan bersifat semi permanent

Kurangnya ketersediaan taman-taman dan ruang terbuka hijau di beberapa

lingkungan permukiman

Bukit-bukit yang dapat dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau telah di

(33)

Hutan kota masih belum optimal berfungsi sebagai ruang terbuka hijau karena

kondisi tanaman yang tidak terpelihara dengan baik

Masih sangat kurangnya pohon-pohon peneduh dan pohon untuk mengurangi

polusi di sepanjang jalan-jalan utama kota.

Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Secara keseluruhan sasaran penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bangka Selatan meliputi: rencana struktur ruang kawasan, rencana tata guna lahan, rencana pemanfaatan ruang, rencana itensitas ruang, rencana tata bangunan, rencana ruang terbuka dan tata hijau, rencana penataan lingkungan dan utilitas lingkungan. Dalam upaya untuk membentuk karakter ruang berdasarkan aktivitas yang memiliki ciri, maka didalam perencanaan dikembangkan kegiatan yang sesuai dengan keahlian penduduk. Pengembangan kegiatan ini selain untuk membentuk karakter sebuah kawasan juga dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat melalui penciptaan lapangan usaha dan penyediaan rauang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan secara rinci penataan bangunan dan lingkungan adalah sebagai berikut: 1. Sasaran pengembangan tata bangunan

Meningkatkan kualitas fungsional dan kualitas visual ruang kawasan sehingga

kawasan menjadi lebih menarik dan nyaman

Adanya keselarasan antara satu karakter bangunan (kelompok bangunan)

dengan lainnya agar dapat mewujudkan satu kesatuan visual dalam keseluruhan kawasan

Merencanakan bangunan dengan memberikan penekanan pada penciptaan

kaidah-kaidah arsitektur dan lingkungan

Mendapatkan kesimbangan dan keserasian antara ruang terbangun dan ruang

terbuka didalam kawasan beserta tata hijaunya agar tercapai suatu lingkungan yang nyaman, aman, menarik dan berwawasan ekologis

Memadukan potensi ruang-ruang terbuka yang ada, baik dalam bentuk taman

maupun koridor

Mengkombinasikan berbagai jenis tanaman pohon dan tanaman berbunga pada

(34)

Pada bangunan yang tidak memiliki ruang untuk mengembangkan ruang terbuka

hijau direncanakan dengan mengembangkan tanaman pada pot ataupun pada lantai atas bangunan

2. Sasaran pengembangan tata lingkungan

Mewujudkan lingkungan fisik kawasan yang bersih, estetis dan nyaman sehingga

dapat menunjang terbentuknya citra kawasan yang mendukung pengembangan ekonomi masyarakat

Perbaikan jaringan pada jaringan-jaringan yang mengalami penurunan fungsi Pengembangan utilitas lingkungan secara terpadu untuk mendukung upaya

pengembangan kawasan perencanaan serta kemudahan pemeliharaan

Kebutuhan penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Bangka Selatan masih sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Bangka Selatan. Dukungan program/ kegiatan dalam penataan bangunan dan lingkungan khususnya di kawasan perkotaan masih sangat dibutuhkan, seperti: pembinaan teknis bangunan gedung, rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL), revitalisasi kawasan dan penataan lingkungan kumuh, selain itu bantuan teknis sangat dibutuhkan untuk meningkatkan tata bangunan dan lingkungan yang lebih baik, terencana dan berwawasan lingkungan, seperti:

- Bantuan Teknis Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK);

- Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) Bangunan Gedung;

- Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dll.

Sedangkan dokumen-dokumen perencanaan yang selama ini telah disusun perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan/ implementasi di lapangan sehingga dokumen perencanaan tersebut berguna dan tidak sia-sia.

Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu menindaklanjuti perencanaan yang selama ini telah disusun dan dokumen perencanaan tersebut menjadi acuan pedoman baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

(35)

Tabel 3-9 Program-program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bangka Selatan

Uraian Kegiatan Detail Lokasi

Pengaturan, Pembinaan,

Penyusunan RTBL Kawasan Tugu Nasional Toboali, Kab. Bangka Selatan

Penyusunan RTBL Kawasan KTM

Penyusunan RTBL Kawasan Minapolitan Penyusunan RTBL Kawasan Agropolitan

Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Tanjung Kerasak Penyusunan RISPK Kec. Toboali, Kab. Bangka Selatan Penyusunan Renti Penataan dan

Revitalisasi Kawasan Kawasan Pasar Toboali Kab. Bangka Selatan Penyusunan Renti Penataan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) Kec. Payung Kab. Bangka Selatan Penyusunan Renti Penataan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) Kec. Air Gegas Kab. Bangka Selatan Penyusunan Renti Penataan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) Kec. Toboali, Kab. Bangka Selatan Laporan Pengawasan Pelaksanaan

Penataan Bangunan Dan

Lingkungan, Pengelolaan Gedung Dan Rumah Negara

Rehabiitasi Bangunan Bersejarah Gedung Nasional,Toboali Kab. Bangka Selatan Sarana Dan Prasarana Lingkungan

Permukiman

Pembangunan Sarana & Prasarana

Penanggulangan Bahaya Kebakaran Toboali Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana & Prasarana

Penanggulangan Bahaya Kebakaran Kec. Payung Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana & Prasarana

Penanggulangan Bahaya Kebakaran Kec. Air Gegas Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Revitalisasi Kawasan Pasar Toboali Kel. Teladan Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Revitalisasi Kawasan Pasar Toboali Kel. Teladan Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Revitalisasi Kawasan Kel. Tj.Ketapang Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Revitalisasi Kawasan Kel. Tj.Ketapang Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Toboali Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kec. Payung Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kec. Air Gegas Kab. Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkantoran Pemkab Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sport Center Bangka Selatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Penataan Lingkungan Permukiman

(36)

Uraian Kegiatan Detail Lokasi Pembangunan Sarana dan Prasarana

Penataan Lingkungan Permukiman

Tradisional/Bersejarah Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan

Sumber : RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2013-2017

3.2.5

Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Tabel 3-10 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

No Produk Rencana (Ada/Tidak Status Ada)

Arahan

Pembangunan Program/Kegiatan Indikasi Lokasi

RKP - Penyusunan DED PSD Permukiman Kumuh Kawasan Toboali

Tanjung Ketapang, Sukadamai

- Peningkatan Permukiman Kualitas Kumuh Kawasan Toboali

Kawasan Sadai Desa Sadai

- Peningkatan Permukiman Kualitas Kumuh

Kawasan Sadai Desa Sadai

- Pengawasan dan Supervisi Kawasan Teknik

Kumuh Sadai Desa Sadai

(37)

RISPAM

- Pembangunan SPAM Kawasan Minapolitan

Lepar Pongok Lepar Pongok

- Pembangunan SPAM Kawasan Minapolitan

Tukak Sadai Tukak Sadai

- Pembangunan SPAM Kawasan Minapolitan

Pulau Besar Pulau Besar

- Penyusunan DED SPAM Gadung-Toboali Gadung-Toboali - Penyusunan DED SPAM Simpag rimba

-Simpang Rimba

- Penyusunan DED SPAM Tanjung Labu - Lepar Pongok

Tanjung Labu - Lepar Pongok

- Penyusunan DED SPAM Celagen - Kep. Pongok Celagen Kep. Pongok - - Penyusunan DED SPAM Kawasan Minapolitan

Tukak Sadai Tukak Sadai

- Penyusunan DED SPAM Kawasan Minapolitan

Pulau Besar Pulau Besar

- Penyusunan DED SPAM Pongok - Kep. Pongok Pongok - Kep. Pongok SSK - Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat Toboali

- Pembangunan Sistem Air Limbah Skala

- Pengadaan Pencacah Sampah Alat Toboali

- Pengadaan Pengkompoan Alat Toboali

- Pengadaan Alat Berat Toboali

-

RTBL Penyusunan Koridor Jalan Sudirman Jl. Sudirman RTBL

Penyusunan RTBL CBD

Toboali Toboali Penyusunan RTBL

Kawasan Minapolitan Sadai Penyusunan RTBL

Kawasan Agropolitan Air Gegas Penyusunan RTBL

Kawasan Sentra

Gambar

Gambar 3.1 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019
Tabel 3-2 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021
Tabel 3-4 Korelasi Prioritas Pembangunan Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2012 - 2017 dan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Kab
Tabel 3-5 Prioritas Pembangunan dan Sasaraan Pembangunan Jangka Menengah
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jika informasi mengenai peraturan lainnya yang berlaku belum tersedia di bagian lain dalam lembaran data keselamatan bahan ini, maka hal ini akan dijelaskan dalam bagian ini.

NO MAHASISWA TIM PENGUJI JUDUL TUGAS AKHIR WAKTU RUANG HARI/TGL KODE. Cindria Ayudita Pembimbing 1 :

Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut. Sampai usia dua tahun, perkembangan anak terpusat pada pengenalan lingkungan, penguasaan gerak fisik, dan belajar

SISTEM DTMF SEBAGAI PENGENDALI JARAK JAUH PADA RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS ALAT PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK PENGHASIL PUPUK PADAT.. (2016 : xvii + 65halaman + 46gambar

Hubungan Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan Intensi Menggunakan Alat Kontrasepsi Setelah Kelahiran Anak Pertama pada Wanita Usia Subur yang

4 Menurut Sanafiah Faisal yang dikutip oleh Spradly mengemukakan bahwa sampel sebagai sumber data atau sumber informasi sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Pada lansia hal yang menjadi sumber stres bisa berupa : kondisi fisik yang semakin menurun sehingga tidak sekuat pada masa muda dulu dan seringkali diikuti dengan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi pendidikan terutama yang menyangkut