• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MINAT MEMBACA ANAK PADA JENJANG SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN MINAT MEMBACA ANAK PADA JENJANG SEKOLAH DASAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN MINAT MEMBACA ANAK

PADA JENJANG SEKOLAH DASAR

Pascalian Hadi Pradana IKIP PGRI JEMBER Pascalian10@gmail.com

ABSTRAK

Lewat program bertajuk Gerakan Indonesia Cerdas, kegiatan ini memilih berbagi buku di beberapa sekolah dasar. Karena ingin minat baca di Indonesia meningkat dari angka 0, 001 menjadi jauh lebih besar. Kegiatan ini masih akan kami lakukan di enam Sekolah Dasar yang tersebar di kota Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi dalam rangkaian HARDIKNAS 2016.

Target donasi tahun 2016 sebanyak 2000 buku untuk 10 sekolah. Mekipun awalnya ragu akan donasi yang didapat, namun berkat kerja keras, akhirmya komunitas Pelita Dewantara mendapat dukungan donasi dari Kompas, Djarum Foundation, Anak – anak Terang (AAT), Femina Group, dan beberapa donatur dari panitia penyelenggara. Harapan untuk terus berkontribusi dalam dunia pendidikan dalam miningkatkan minat baca kita wujudkan melaui kegiatan penggalangan dana untuk mendonasikan buku bacaan, sepatu, dan tas sekolah kepada sekolah dan siswa yang membutuhkan. Target kami dalam Meningkatkan Minat Baca Pelajar (Khususnya Siswa SD ). Dalam bertujuan 1) Meningkatkan minat baca para pelajar, 2) Meningkatkan kesadaran para pelajar akan pentingnya membaca, 3) Menjadikan budaya membaca sebagai kebutuhan pokok para pelajar khususnya anak.

Kata kunci: Minat Membaca, Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara berkembang dan mempunyai penduduk yang padat namun juga memiliki permasalahan yang sangat kompleks di berbagai bidang. Mulai dari masalah pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan ketenagakerjaan. Kami selaku tenaga pendidik di Indonesia merasa perlu melakukan tindakan nyata untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dalam bidang pendidikan. Hal ini mengingat latar belakang kita sebagai tenaga pendidik.

Sejalan dengan Nurhadi (2005) menyatakan bahwa membaca efektif artinya pendekatan membaca harus diikuti pula oleh pendekatan pemahaman bacaan. Biasanya harus diikuti pila oleh pendekatan pemahaman terhadap bacaan. Biasanya kecepatan dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan.

Dalam hal ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam membaca. Usaha dapat dilakukan guru diantaranya: 1) dapat menolong para siswa untuk memperkaya kosakata mereka dengan jalan memperkenalkan sinonim kata-kata, antonim, imbuhan, dan menjelaskan arti suatu kata abstrak dengan menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu mereka, 2) dapat membantu para

(2)

2 siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan disertai latihan seperlunya, 3) dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa dengan menyuruh mereka membaca dalam hati, menghindari gerakan bibir, dan menjelaskan tujuan membaca. (Yasrul Efendi, 2008)

Permasalah dalam bidang pendidikan mendorong kita untuk bergerak langsung dan melakukan tindakan nyata dalam dunia pendidikan, sebagai pengabdian masyarakat merupakan bentuk kepedulian kami sebagai pendidik di Indonesia yang sangat kompleks tersebut. Salah satunya yakni rendahnya minat baca dikalangan pelajar. Kegiatan ini merupakan jawaban kita para pendidik terhadap rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, secara khususnya dikalangan pelajar. Membaca merupakan pintu utama dalam mengenal dunia informasi dan pengetahuan melalui kegiatan membaca yang baik dan benar proses memperoleh informasi dan pengetahuan dapat memberikan kemungkinan seni bagi pembacanya.

Masalah-masalah yang timbul karena akibat rendahnya minat baca di kalangan pelajar harus mendapat perhatian dan penanganan khusus, agar aktivitas membaca tidak lagi menjadi aktivitas yang membosankan melainkan justru menjadi budaya yang digemari oleh anak pelajar. Mengingat generasi muda menjadi tonggak bertahannya bangsa, sehingga pengetahuan mereka harus luas agar tetap dapat menjaga kedaulatan dan eksistensi bangsa Indonesia.

METODE PELAKSANAAN

Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan ini: 1. Deskriptif

2. Penyuluhan dan membagikan buku – buku bacaan.

3. Kajian Pustaka dilakukan mencari literatur di internet dan buku – buku panduan PEMBAHASAN

Buku adalah jendela dunia. Kalimat yang sering kita dengar dari kecil hingga dewasa. Tanpa harus berkeliling dunia, membaca buku dapat mengetahui sesuatu yang menakjubkan tentang dunia luar. Membaca merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Membaca juga dapat menjauhkan kita dari jurang kebodohan dan menjauhkan pula dari kemiskinan.

(3)

3 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca dapat bersifat personal dan institusional. Faktor personal antara lain: inteligensi usia, jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan psikologis. Sedangkan faktor institusional antara lain tersedianya bacaan yang sesuai, latar belakang status sosial ekonomi, dan kelompok etnis serta pengaruh teman sebaya, orang tua, guru, televisi, dan film.

1. Lingkungan

a) Lingkungan keluarga

Lingkungan yang pertama kali kita kenal adalah lingkungan keluarga. Oleh karena itu lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat utama dalam mempengaruhi pribadi seseorang. Sosok ibu merupakan memegang peran penting dalam menanamkan karakter anaknya.

b) Lingkungan Masyarakat

Dalam melakukan aktivitas ataupun rutinitas keseharian kita lebih berkecimpung dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, lingkungan masyarakat turut menyumbang peran yang besar pula. Lingkungan masyarakat dapat kita sebut teman, sahabat, dunia kerja, dan masyarakat itu sendiri. Seseorang yang memiliki teman yang suka menunda-nunda tugas, suka mbolos dan senang berbelanja akan ikut terbawa dengan kebiasaan-kebiasaan buruk temannya. Oleh karena itu lingkungan masyarakat memiliki peranan penting dalam membentuk kebiasaan dan karakter kita. 2. Teknologi yang semakin canggih

Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini semakin canggih. Akan tetapi tidak diimbangi dengan penggunaan, pengawasan, pengendalian yang baik. Generasi muda merupakan pengguna terbesar kemajuan teknologi informasi ini. Tersedia banyak media hiburan seperti TV, komputer,handphone, VCD, tape recorder, dan lain–lain sangat memanjakan penggunanya. Tanpa kita sadari kemanjaan sangat menyita waktu. Sehingga generasi muda kita terlelap dalam kemanjaan dan tidak memiliki waktu untuk kegiatan membaca.

3. Siswa kurang didorong membaca untuk belajar ( reading to learn )

Kebanyakan dari pembelajaran yang digunakan hanya menggunakan model penjelasan, siswa tidak diarahkan untuk mencari materi atau membaca buku referensi sehingga

(4)

4 cenderung pasif hanya sebagai penerima saja, dan tidak ada keinginan atau untuk berusaha membaca untuk belajar.

4. Kurangnya Kesadaran

Meskipun kedua faktor di atas tidak ada, hobi membaca tidak akan tercipta jika kita tidak menanamkan kesadaran akan manfaat membaca. Namun sebaliknya, meskipun kedua faktor di atas ada, jika masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca, tentu saja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan menjadi kebutuhan bagi diri kita.

5. Rendahnya Motivasi

Motivasi dari berbagai pihak amat dibutuhkan. Di sekolah motivasi dan tauladan dibawa oleh sosok guru. Akan tetapi faktanya saat disaat waktu senggang seperti istirahat guru lebih banyak menghabiskan untuk ngobrol, merokok, menonton televisi ataupun bermain catur. Di rumah sosok orang tua sangat berperan dalam memberi motivasi membaca. Motivasi terpokok yaitu motivasi dari diri sendiri yang harus ditumbuhkan sehingga dapat memberikan pedoman yang kuat dan tetap konsisten untuk senantiasa membaca. 6. Kondisi perpustakaan masih lemah

Kondisi perpustakaan di Indonesia sekarang secara umum masih lemah. 7. Kurangnya referensi buku di perpustakaan

Referensi buku yang terbatas menyebabkan minat baca di kalangan generasi muda menurun, jangankan untuk membacanya, mendatanginya pun enggan karena terbatasnya referensi buku–buku di perpustakaan.

8. Suasana Perpustakaan yang kurang nyaman

Penataan ruangan, penataan buku yang kurang rapi menjadi alasan seseorang enggan untuk pergi ke perpustakaan dalam rangka membaca dan mencari sumber referensi. Selain itu pelayanan, pencahayaan dan sirkulasi udara juga turut menjadi pertimbangan seseorang akan mengunjungi perpustakaan. Faktor ini dapat menjadikan seseorang yang awalnya sudah berniat ataupun sudah mengunjungi perpustakaan akan enggan melanjutkan kegiatannya di perpustakaan.

Upaya Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini

Ada beberapa indikator yang menunjukkan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Sementara itu, infrastruktur yang mengkondisikan agar minat baca tumbuh dan berkembang di masyarakat masih rendah. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya yang dilakukan

(5)

5 agar minat baca dapat tumbuh sejak anak usia sekolah atau bahkan sejak dini. Sejak anak-anak dapat membaca buku secara lancar.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan minat baca anak sejak usia ini antara lain dilakukan dengan cara :

1. Proses pembelajaran di sekolah harus dapat mengarahkan kepada peserta didik untuk rajin membaca buku dengan memanfaatkan literatur yang ada di perpustakaan atau sumber belajar lainnya.

2. Menekan harga buku bacaan maupun buku pelajaran agar terjangkau oleh daya beli masyarakat. Minat membeli buku masyarakat rendah, karena harga buku-buku saat ini relatif cukup mahal. Dengan demikian apabila harga buku dapat terjangkau, maka minat membeli buku bacaan oleh masyarakat akan menjadi tinggi. Dengan banyak memiliki buku, maka minat membaca buku akan menjadi meningkatkan secara bertahap.

3. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca anak-anak. Baik di rumah maupun di sekolah. Di sekolah, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menceriterakan kembali buku yang telah dibaca, mengadakan lomba meresensi buku, bedah buku, pameran buku bekerjasama dengan penerbit dan masyarakat pecinta buku. Di rumah oranglah yang harus dapat menciptakan kondisi lingkungan agar anak gemar membaca. Para orang tua hendaknya menyediakan bacaan di rumah, seperti majalah, koran, kamus, buku ilmu pengetahuan, dsbnya.

4. Menumbuhkan minat baca sejak dini. Bahkan sejak anak mengenal huruf.

5. Meningkatkan frekuensi pameran buku di setiap kota/kabupaten dengan meli-batkan penerbit, LSM, perpustakaan, masyarakat pecinta buku, Depdiknas, dan sekolah-sekolah. Dengan mewajibkan siswa untuk berkunjung pada pameran buku tersebut.

6. Di rumah orang tua memberikan contoh membaca untuk anak-anaknya. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orang tua agar orang tua dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya sebagaimana diuraikan berikut ini.

Harapan untuk terus berkontribusi dalam dunia pendidikan dalam miningkatkan minat baca kita wujudkan melaui kegiatan penggalangan dana untuk mendonasikan buku bacaan, sepatu, dan tas sekolah kepada sekolah dan siswa yang membutuhkan. Target kami dalam “Meningkatkan Minat Baca Pelajar (Khususnya Siswa SD)”. Dalam bertujuan 1) Meningkatkan minat baca para pelajar, 2) Meningkatkan kesadaran para pelajar akan pentingnya membaca, 3) Menjadikan budaya membaca sebagai kebutuhan pokok para pelajar.

(6)

6 Kegiatan ini akan diselenggarakan dikarenakan waktu dan jarak sekolah sasaran berjauhan, maka membagi sekolah dan komunitas sasaran menjadi dua tahap. Tahap pertama ada empat sekolah yang kami kunjungi. Adapun sekolah tersebut yakni:

Tabel 1. Tahap Kegiatan Pertama

Hari/Tanggal Sekolah Sasaran Alamat Minggu, 1 Mei 2016 SD Katolik Yos Sudarso Ambulu, Jember Minggu, 1 Mei 2016 SD NU 03 Nurul Huda Wuluhan, Jember Minggu, 1 Mei 2016 SD Katolik Yos Sudarso Balung, Jember Minggu, 1 Mei 2016 MI Bustanul Ulum Balung, Jember

Evaluasi Kegiatan Tahap I: Kegiatan berjalan dengan lancar. Semua panitia bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Namun ada beberapa kelemahan antara lain, kesiapan dalam mengordinir acara. Dampaknya terdapat beberapa acara yang kurang dikuasai oleh peserta. Perlengkapan dokumentasi juga masih belum baik. Akibatnya di tengah acara kamera kehabisan baterai. Sehingga ada beberapa gambar yang akhirnya diambil menggunakan kamera handphone. Jarak sekolah sasaran juga kurang dipertimbangkan. Akibatnya mobilitas relawan terlalu lama dan menguras tenaga para relawan. Waktu banyak dihabiskan di perjalanan.

Tabel 2. Tahap Kegiatan Kedua

Hari, Tanggal Sekolah/Komunitas Sasaran Alamat Minggu, 15 Mei 2016 Komunitas Tanoker Ledokombo, Jember Jumat, 27 Mei 2016 SD Al Hidayah Jember

Senin, 30 Mei 2016 MI Sabiellil Muttaqien Bondowoso Sabtu, 11 Juni 2016 TK Siswa Rini 01 Jember Sabtu, 11 Juni 2016 TK Siswa Rini 02 Jember Sabtu, 11 Juni 2016 SDK Maria Fatimah 1 Jember Sabtu, 11 Juni 2016 SDK Maria Fatimah 3 Jember

Evaluasi Kegiatan Tahap II : Kegiatan tahap kedua lebih banyak kekurangan dibandingkan tahap pertama. Kendala terbesar dalam kegiatan donasi tahap pertama yakni 1) terkait keikutsertaan relawan dalam pendonasian, 2) terletak pada kegiataan saat pendonasian. Dikarenakan menurunnya jumlah relawan yang terlibat pada tahap kedua, membuat acara pendonasian hanya bersifat seremonial semata. Kurang ada persiapan untuk membuat acara menjadi lebih menarik seperti pada tahap pertama, 3) sekolah sasaran yang kurang koordinasi. Hal ini membuat beberapa kali harus berganti sekolah sasaran karena ada beberapa sekolah

(7)

7 yang berhalangan untuk menerima kegiatan komunitas. Beberapa alasan antara lain bebarengan dengan jadwal ujian sekolah.

Tabel 3. Total Penggunaan Kegiatan

No Keterangan Bentuk Donasi Alamat

1 Harian Kompas,

Surabaya 25 Potong Kaus Polo

Gedung Kompas Gramedia Lt.3 Jalan Raya Jemusari No.64 Surabaya

2

Femina Group dan Anak-anak Terang (AAT) Bandung

2000 Buku Bacaan Anak-anak (Menanggung biaya pengiriman)

Jalan Gunung Mas E-25 Ciumbuleuit, Bandung, Jawa Barat.

3 PT Djarum Foundation Uang tunai sejumlah Rp 9.000.000 (Pajak 2 %) PT. Djarum Jl. KS Tubun II C/57Jakarta, 11410 Tahap I Rp 5.688.540 Tahap II Rp 3.353.740 Total Rp 9.042.280 SIMPULAN

1. Minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak diwilayah Jember relatif rendah. Disebabkan beberapa faktor lingkungan, teknologi yang semakin canggih, siswa kurang didorong membaca untuk belajar (reading to learn ), kurangnya kesadaran, rendahnya motivasi, kondisi perpustakaan masih lemah, kurangnya referensi buku di perpustakaan, dan suasana perpustakaan yang kurang nyaman, tidak berkembangnya kreativitas.

2. Minat baca perlu ditumbuhkan sejak anak usia dini. Sejak mereka telah bisa membaca. 3. Minimnya koleksi buku-buku di perpustakaan. Di samping itu, perpustakaan yang ada

tidak dikelola secara optimal. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Budaya Membaca di Kalangan Anak Muda.(2016). Online(http://eprints.uns.ac.id/ 11141/1/295-1556-2-PB.pdf) Efendi, Yasrul.2008. Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Dngan Menggunakan Metode Speed Reading.

Online (https://id.forums.wordpress.com/topic/peningkatan-kemampuan-membaca-cepat-dengan-menggunakan-metode-speed-reading).

Karyono, Hari.(2016). Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini. Diperoleh pada 19 Oktober 2016, dari https://harikaryo.wordpress.com/2012/04/06/menumbuhkan-minat-baca-sejak-usia-dini/.

Nurhadi. (2005). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca? (Suatu Teknik Memahami Literatur Efisensi). Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suyatinah. (2006). Keefektifan Pembelajaran Membaca dengan Menggunakan Penguatan dan Media Gambar. Jurnal Kependidikan, 2006 (2 ) , 243-249.

Wuryandani, Wuri.(2010). Membangun Karakter Bangsa melalui Penanaman Nilai Nasionalisme untuk Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian Inovasi dan Perekayasa Pendidikan, 2010 (3), 472-495.

(8)

8 Lampiran :

A. Foto-Foto Kegiatan Gerakan Indonesia Cerdas 2016

Gambar 1 : SD Katolik Yos Sudarso Ambulu, Jember

(9)

9 Gambar 3 : MI Bustanul Ulum, Balung, Jember

(10)

10 Gambar 4 : SD Katolik Yos Sudarso, Balung, Jember

Gambar 5 : Relawan Gerakan Indonesia Cerdas 2016

(11)
(12)

Gambar

Gambar 1 : SD Katolik Yos Sudarso Ambulu, Jember
Gambar 6 : Kelas Inspirasi di MI Bustanul Ulum, Jember

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah adalah sebuah institusi yang awalnya digagas oleh masyarakat sebagai sarana untuk mendidik generasi muda dalam rangka mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan

untuk meningkatkan minat baca anak- anak sekolah dasar melalui interaksi. dengan orang tua khusunya untuk

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat menyekolahkan anak dalam jenjang

Media yang digunakan oleh Kantor Arsip Perpustakaan dan Pengelolaan data Elektronik Kota Cimahi dalam Event Gelar Baca SD menggunakan media seperti halnya disesuaikan

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu adanya perbaikan pembelajaran yang menitik beratkan pada upaya guru untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar materi

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk untuk: 1) mengetahui strategi guru PAI dalam meningkatkan minat membaca dan menghafal Alquran pada siswa di SDN 31 Pagaralam, 2)

Selain itu, dari penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Depdiknas 2005-2006 (dalam Noor, 2008), ditemukan beberapa permasalahan berkaitan dengan kemampuan baca

Selain itu, dari penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Depdiknas 2005-2006 (dalam Noor, 2008), ditemukan beberapa permasalahan berkaitan dengan kemampuan baca