• Tidak ada hasil yang ditemukan

2/6/2017. Pertemuan Kedua JARINGAN SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL. Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2/6/2017. Pertemuan Kedua JARINGAN SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL. Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

Pertemuan Kedua

JARINGAN SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL

 Secara garis besar, jaringan cenderung memiliki 2 dampak spasial terhadap arus lalu lintasnya: sentrifugal dan sentripetal, dimana hal tersebut sangat tergantung pada struktur dari jaringan dan hubungannya dengan distribusi dari titik asal ke titik tujuan

(2)

Jaringan Sentifugal

1. Tidak memiliki pusat sentral yang mempunyai aksesibilitas yang lebih tinggi dibandingkan yang lain

2. Pada umumnya jaringannya berbentuk grid (kotak-kotak)

Jaringan Sentripetal

1. Memiliki pusat sentral, dimana suatu/beberapa zona memiliki tingkat aksesibilitas yang lebih tinggi dibandingkan zona yang lain

2. Pada umumnya jaringannya berbentuk radial

STRUKTUR JARINGAN

 Secara konseptual, terdapat 3 macam struktur jalan utama yang dapat didesain untuk melayani kebutuhan perjalanan suatu daerah:

1. Terpusat (Centralized)

Suatu kawasan/zona mempunyai keistimewaan aksesibilitas dibadingkan zona yang lain, yang merepresentasikan zona yang sangat penting (pusat zona/center zone)

2. Decentralized

Meskipun pusat zona tetap menjadi zona yang mempunyai aksesibilitas tertinggi, jaringan dibentuk sedemikian sehingga sub-center juga mempunyai tingkat aksesibilitas yang tinggi pula

(3)

3. Tersebar (Distributed)

Setiap zona mempunyai tingkat aksesibilitas yang cenderung sama

JARINGAN TRANSPORTASI DAN STRUKTUR JARINGAN

Node

Lokasi yang membangkitkan/menarik perjalanan

Link

Infrastruktur transportasi (ruas jalan)

Flow

Jumlah arus lalu lintas yang membebanilink

Feeder

Node yang mendistribusikan perjalanan

(4)

HUB / INTERFACE

Hub, sebagai bagian dari struktur jaringan, membuat tingkat fleksibilitas dalam suatu sistem transportasi menjadi lebih tinggi, yaitu dengan melalui sebuah konsentrasi (pengumpul) dari arus lalu lintas

Titik ke Titik Hub dan Spoke

 Dari gambar tersebut, jaringan dengan titik ke titik memiliki 16 penghubung yang tidak saling terkait, dimana tiap

penghubung dilayani oleh sarana dan prasaran transportasi

 Dengan menggunakan struktur jaringan hub dan spoke, hanya membutuhkan 8 penghubung saja

(5)

JARINGAN SEBAGAI PENGHUBUNG ZONA

 Tujuan dari jaringan transportasi adalah untuk menghubungkan antar zona/wilayah

 Dari gambar terlihat bahwa jaringan A dan B berfungsi untuk melayani suatu area tertentu, tetapi keduanya saling memiliki tingkat discontinuity (khususnya pada jaringan A)

 Namun, jika jaringan A dan B digabungkan (jaringan C), maka akan meningkatkan tingkat continuity

 Titik temu antara jaringan A dan B disebut dengan titik antar moda

DAMPAK PROSES INTEGRASI PADA JARINGAN DAN ARUS

N etw ork Fl ow s

Sebelum Integrasi Setelah Integrasi

(6)

COST

,

REVENUE

, dan

LEVEL OF NETWORK COVERAGE

5 3 7 4 10 Cost: 10 Revenue: 15 Benefit: 5 A Cost: 12 Revenue: 18 Benefit: 6 B Cost: 14 Revenue: 25 Benefit: 11 C Cost: 19 Revenue: 29 Benefit: 10 D

JARINGAN ANTAR MODA DAN MULTI MODA

 Jaringan antar moda adalah jaringan yang terdapat sarana perpindahan moda transportasi dari satu ke yang lain

(7)

JARINGAN TRANSPORTASI DAN KINERJANYA

 Bentuk dari jaringan transportasi sangat berpengaruh terhadap kinerja jaringan transportasi itu sendiri

A B

 Pada Gambar A, kinerja jaringan transportasi cenderung rendah (nilai VCR tinggi) karena orang akan cenderung menggunakan kendaraan pribadi dan frekuensi pelayanan angkutan umum kecil

 Pada Gambar B, kinerja jaringan transportasi cukup baik karena mendorong orang untuk melakukan transportasi antar moda dan frekuensi pelayanan angkutan umum tinggi

(8)

Contoh: Kinerja jaringan jalan di Provinsi DI. Yogyakarta

TOPOLOGI JARINGAN

 Merupakan penyusunan sistem jaringan

 Dapat dikategorikan menjadi 4 macam:

Jaringan Mesh

Jaringan dimana ruas jalan menguhubungkan minimal 2 zona atau bahkan lebih

Jaringan Pengumpul dan Pengumpan

Jaringan dimana pergerakan dari zona-zona dikumpulkan terlebih dahulu ke suatu titik, baru kemudian disebarkan ke titik yang lain

(9)

Jaringan Linier

Jaringan dimana hanya terdapat satu ruas jalan yang menghubungkan antar zona

Jaringan Pohon

Jaringan dimana pergerakan menyebar secara hirarki dari satu zona ke zona yang lain, dan seterusnya

Jaringan A

 Jaringan terpendek

 Mempunyai jarak antar zona paling tinggi

Jaringan B atau C

 Jaringan sedang (tidak terlalu pendek/panjang)

 Akses menuju zona lain mudah

Jaringan D

 Jaringan terpanjang

 Akses menuju zona lain paling pendek J a rin g a n M in im u m J a rin g a n T e rh u b u n g P e n u h Panjang Jaringan P a n ja n g Bag ia n J a rin g a n

(10)

 Beras dari Pulau Sulawesi dikirim ke Pulau Jawa melalui kapal laut masuk ke Pelabuhan Surabaya dan Jakarta

 Di Pelabuhan Surabaya sebesar 200.000 ton, di Jakarta 300.000 ton

 Dari 2 Pelabuhan tersebut, beras kemudian dikirim dengan truk untuk memenuhi kebutuhan di masing-masing daerah

Titik Kota/Kabupaten Kebutuhan Beras 2 Jakarta 100.000

6 Surabaya 70.000 4 Semarang 80.000 5 Yogyakarta 170.000 3 Bandung 60.000

 Diketahui total biaya perjalanan per ton berasnya dari pelabuhan ke masing-masing daerah dengan rute kereta yang mungkin adalah sebagai berikut

CONTOH SIMULASI JARINGAN TRANSPORTASI

Pelabuhan Surabaya Titik 7 Masuk 300.000 ton Pelabuhan Jakarta Titik 1 Masuk 200.000 ton

 Jika diinginkan semua beras dapat dikirim ke kota tujuan denganbiaya yang paling minimal, tentukanlah jumlah suplai dari kedua pelabuhan tersebut ke masing-masing wilayah

DKI Jakarta Titik 2 Butuh 100.000 ton Kota Surabaya Titik 6 Butuh 70.000 ton Rp. 30.000/ton Rp. 50.000/ton Semarang Titik 4 Butuh 80.000 ton Rp. 40.000/ ton Rp. 50.000/ ton Yogyakarta Titik 5 Butuh 170.000 ton Rp. 45.000/ton Rp. 30.000/ton Bandung Titik 3 Butuh 60.000 ton Rp. 50.000/ton Rp. 35.000/ton Rp. 40.000/ton Rp. 35.000/ton Rp. 25.000/ton

(11)

 Titik suplai = Pelabuhan Jakarta (-200.000 ton) dan Pelabuhan Surabaya (-300.000 ton.  tanda positif dan negatif untuk membedakan demand dan suplai

 Titikdemand= Semarang, karena sebagai penerima saja

 Titiktranshipment= Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, karena sebagai penerima dan juga pengirim ke daerah yang lain (tapi bukan penyuplai)

 Cara penyelesaian:

1. Tentukan variable x nya, x = jumlah barang yang akan kita kirim dari titik asal ke titik tujuan

2. Tentukan fungsinya 3. Tentukanconstraintsnya 4. Hitung nilai minimumnya

Pelabuhan Surabaya Titik 7 Masuk 300.000 ton Pelabuhan Jakarta Titik 1 Masuk 200.000 ton DKI Jakarta Titik 2 Butuh 100.000 ton Kota Surabaya Titik 6 Butuh 70.000 ton 120.000 ton 70.000/ton Semarang Titik 4 Butuh 80.000 ton 80.000 ton Yogyakarta Titik 5 210.000ton Bandung Titik 3 20.000 ton

(12)

STRATEGI PENYUSUNAN JARINGAN TRANSPORTASI

 Strategi penyusunan jaringan transportasi sangat penting karena berpengaruh terhadap biaya pembangunan, biaya operasional kendaraan, maupun efektifitas dari jaringan transportasi

 Misalkan terdapat beberapa zona sebagai berikut. Bagaimana anda membentuk tipe jaringannya sedemikian sehingga kinerja dari jaringan tersebut optimal ?

Jaringan A memiliki biaya konstruksi jaringan yang paling kecil

Jaringan B memiliki biaya operasional kendaraan yang cukup kecil

Jaringan C adalah tipe jaringan dimana untuk menuju ke zona lain harus melewati zona pusat terlebih dahulu, yang menyebabkan biaya operasional menjadi mahal

(13)

Jaringan D adalah tipe jaringan dengan tingkat aksesibilitas antar zonanya sangat tinggi namun dengan biaya konstruksi yang sangat tinggi pula, karena setiap zonanya dihubungkan dengan ruas jalan

Jaringan E adalah tipe jaringan dengan total panjang jalan adalah paling minimal

Jaringan F adalah tipe jaringan dimana secara rerata jarak antar zona nya adalah paling minimal

TIPE DATA JARINGAN JALAN

 Tipe data jaringan jalan dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Topology

 Hanya terdiri dari node dan link saja

 Merepresentasikan zona, ruas jalan, dan arah lalu lintas

2. Cartography

 Sudah mempertimbangkan attribut jalan, seperti nama jalan, jalan utama, ada tidaknya lampu lalu lintas di simpang, nama zona pembangkit/penarik perjalanan, dll.

(14)

3. Geocoding

 Sudah mempertimbangkan nomor ruas jalan untuk mempermudah pengendara mencapai tempat tujuannya

4. Routing

 Sudah mempertimbangkan rute mana yang akan dilewati dari tempat asal menuju tempat tujuan dan kembali ke tempat asal lagi dengan pertimbangan meminimalkan waktu tempuh

JALAN BERDASARKAN PERANNYA

Pengelompokan jalan berdasarkan peranannya adalah sebagai berikut:

Jalan Arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan jarak jauh, dengan kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

Jalan Kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan dan pembagian dengan ciri-ciri merupakan perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Jalan Lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-ratanya rendah dengan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

(15)

JALAN BERDASARKAN FUNGSINYA

Menurut peranan pelayanan jasa distribusinya, sistem jaringan jalan terdiri dari:

Sistem jaringan jalan primer, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan semua simpul jasa distribusi yang berwujud kota.

Sistem jaringan jalan sekunder, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota

JALAN BERDASARKAN STATUSNYA

Pembagian status jalan didasarkan kepada kewenangan pembinaannya (kewajiban dalam pembiayaan dan fungsi strategis jalan tersebut bagi kepentingan sosial, ekonomi, dan pertahanan) Jalan nasional adalah Menteri PU atau pejabat yang ditunjuk.

Jalan propinsi adalah pemprop atau instansi yang ditunjuk. • Jalan kabupaten adalah pemkab atau instansi yang ditunjuk. • Jalan kota adalah pemkot atau instansi yang ditunjuk. • Jalan desa adalah pemerintah desa/kelurahan.

(16)

Klasifikasi Jalan Menurut Peran, Fungsi, dan Status

PKN (Pusat Kegiatan Nasional)

Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

PKW (Pusat Kegiatan Wilayah)

Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

PKL (Pusat Kegiatan Lokal)

Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan

(17)

Contoh: PKN, PKW, PKL di Provinsi DIY Sistem Jaringan Jalan Primer Sistem Jaringan Jalan Sekunder

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Pemeliharaan berkala (Preventive Maintenance) oleh perusahaan Haryati Bordir Tasikmalaya dilaksanakan, meskipun hampir setiap hari sebelum jam opersi perusahaan melakukan

Pada saat heat input dinaikkan maka kalor yang diserap pipa kalor juga meningkat, dan ketika sudut kemiringan semakin vertikal, maka proses perpindahan panas

Dalam proses penelitian, peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti dan diperoleh hasil bahwa terdapat adanya pengaruh

2011 Praktik Lapangan/Laboratorium Filologi Mata kuliah Metode Penelitian Filologi Sasindo. Pembimbing

1) Untuk menceritakan sesuatu, menceritakan disini memiliki maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami, diimpikan, dikhayalkan, maupun yang

bidang kesejahteraan rakyat, meliputi : Lomba tingkat pelajar SD/MI; budaya sehat dan kebersihan lingkungan; pelaksanaan lomba sekolah sehat, lomba gerakan sayang ibu dan lomba

dalam pelaksanaan pengamanan menggunakan pengelabuan (desepsi) dan penyusupan (infiltrasi) untuk melakukan penggalangan terhadap pihak lawan minimal tidak mengganggu

Pada Bab I ketentuan umum Pasal 1 Angka 11 KUHAP ditentukan bahwa putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka,yang dapat