PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 81 JAKARTA Jl. Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Telp. (021) 8408656
JAKARTA TIMUR PENDALAMAN MATERI TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Bidang studi : Bahasa Indonesia Kelas : IX ( sembilan )
Paket : 2
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan seksama kemudian kerjakan soal no 1 s/d 5 1. (...)
“Uang dari mana ?”
Suara Dalijah melengking di belakang kuduk Kadis dan seketika menghentikan langkahnya ketika sampai di ambang pintu depan. Lalu terdengar pula suara yang lebih nyaring.
“Apa sekarang sudah jadi pegawan Kyai Dofir ?”
Kadis terpaksa berbalik pada istrinya, lalu meletakkan tas kulit di tanah untuk membebaskan tangannya dan berkata dengan mencoba mengendalikan kemarahan.
“Nah, begini kalau tidak pernah ngaji. Rejeki Tuhan itu tidak bisa diduga dari mana dan kapan datangnya. Ngerti ? Pokoknya aku nanti sore pulang bawa duit.”
Dengan berkata begitu Kadis memungut lagi tasnya dan melongok-longok ke halaman. Ia mencari sepeda yang pagi itu sudah disipakan di depan rumah. Dalijah kembali masuk ke dapur ketika terdengar suara Kadis dari luar.
“Mana sepedaku. Ijah ? Dipakai Sodikin, ya ? Anak sembrono !”
(Kadis : Muhammad Diponegoro, Horison XVIII/259-263)
1. Tema kutipan cerpen tersebut adalah... . a. kesabaran c. sembrono
b. keteladanan d. kemiskinan 2. Latar tempat kutipan cerpen tersebut adalah... .
a. di belakang kuduk Kadis c. ke dapur
b. ke halaman d. di rumah Kadis
3. Nama tokoh dan wataknya dari cerpen tersebut adalah...
a. Dalijah rajin c. Kadis bijaksana b. Dalijah pemarah d. Kadis pemurah 4. Contoh kehidupan yang tidak perlu
diteladani dalam keluarga tersebut adalah... .
a. cara berkomunikasi b. cara mencari uang c. cara merawat barang d. cara memahami Tuhan
5. Hal yang bisa diteladani dalam kutipan tersebut adalah...
a. sikap istri terhadap suami b. komunikasi suami terhadap istri c. keyakinan rezeki dari Tuhan d. perkataan ayah terhadap anak
Bacalah teks berikut dengan seksama kemudian kerjakan soal no 6 s/d 7
(1) Aryo : Nik, apa kamu ingin menguji kesabaran ? Aku sudah terlalu muak melihat kamu. Apa kamu mau menunggu agar aku melempar kamu ke luar, ha ?! Biar terbakar oleh sinar mentari (2) Niko : Silakan ! (Tenang). Aku tidak
takut ! anak ingusan baru kemarin, mentang-mentang. Tidak punya kekuasaan apa-apa di rumah ini, eh .... malah berlagak penguasa besar ! Ha ... ha ... ha.... !
(3) Aryo : (Berang) Bangsat ! Apa mau coba “bogeman” petinju ulung ini ?
(4) Purnama : Aryo, jangan kau kasar begitu !
6. Amanat pada kutipan drama tersebut adalah... .
a. janganlah bertengkar, menghina apalagi berbuat kekerasan
b. anak tidak percaya diri sehingga menghina orang lain
c. biasanya orang yang memiliki sifat tenang dan sabar itu, panjang akalnya
d. orang yang bersifat keras, cenderung untuk berkata-kata kasar dan jahat 7. Bukti latar waktu dalam kutipan drama
tersebut terdapat pada dialog... .
a. (1) b. (2) c. (3) d. (4) 8. Riwanto telah meminta cuti agar dapat
Sedangkan dalam hatinya muncul satu tekad, ia sendiri harus kembali ke laut. Berlayar mengarungi samudera luas karena laut sudah merupakan bagian dalam hidupnya.
Konflik dalam kutipan novel tersebut adalah... .
a. Riwanto segera mencari pengganti istrinya atau mengarungi samudera luas
b. Riwanto merasa bertanggung jawab sebagai ayah dari kedua anaknya c. Riwanto mencintai anak-anaknya
atau mencintai ibunya yang sudah tua
d. Riwanto segera menyelesaikan persoalan keluarga, tetapi ia harus segera berlayar
9.
Pilihan kata yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut agar berima adalah... .
a. sebantang kara c. laksana bara b. berlimpah dusta d. meracun hati 10. “Kamu, siswa baru, rupanya pintar, ya ?”
ejek Indah, ketua kelas. Begitu pula teman-teman yang lain mengejek Dita sebagai penyontek ulung. “Aku tidak menyontek, sungguh ! Aku mengerjakan sendiri !” sanggah Dita sembari menekan rasa takut.
“Bohong ! Buktinya waktu kamu duduk di belakang itu hasil ulanganmu jelek !” bantah Indah. “Sudah, mana ada pencuri mau mengaku perbuatannya,” “Begini saja, kalau kamu memang betul-betul tidak menyontek, nanti kalau ada ulangan lagi, kamu harus duduk di kursi paling belakang sana itu, dan buktikan bahwa kamu pun bisa memperoleh nilai sembilan tanpa Melati !” ujar Indah memberi keputusan.
Nilai moral yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah... .
a. kejujuran c. persekongkolan b. persahabatan d. penyelewengan Bacalah kutipan novel berikut dengan seksama kemudian kerjakan soal no 11 s/d 13 Dalam suatu pertempuran dengan pemberontak di kota Padang, Syamsul Bahri bertemu dengan Datuk Maringgih. Sebelum pelurunya menghabisi musuhnya itu, sempat ia mencaci maki dia, menggugat semua perbuatan jahatnya terhadap sesama manusia. Mengingatkan Datuk Maringgih terhadap semua dosa-dosanya. Tetapi sebelum pelurunya menghabiskan nyawa musuhnya itu. Musuh ini melompat dan menetakkan pedangnya ke kepala Syamsul
Bahri alias Letnan Mas itu. Datuk Maringgih yang tembus dadanya oleh peluru meninggal di tempat itu juga. Letnan Mas yang berlumuran darah itu diangkut ke rumah sakit oleh anak buahnya.
11. Konflik kutipan novel tersebiu adalah... . a. terbunuhnya Datuk Maringgih dan
Letnan Mas
b. Perasaan Syamsul Bahri terhadap Datuk Maringgih
c. pengobatan Syamsul Bahri ke rumah sakit
d. pengakuan dosa Datuk Maringgih dan keinginan membunuh Syamsul Bahri 12. Latar yang menjadi tempat pertempuran
antara Syamsul Bahri dan Datuk Maringgih adalah... .
a. di rumah sakit
b. di kampung halaman c. di Kota Padang d. di medan laga
13. Karakter tokoh Datuk Maringgih berdasarkan kutipan novel tersebut adalah... .
a. jahat c. culas
b. busuk d. tamak
Cermati kedua kutipan novel berikut ! Kutipan novel 1
Asri telah berusaha sedapat-dapatnya, supaya Saniah dapat dan suka pergaulan hidup di rumah gadang itu. Akan tetapi terlalu susah! Tabiat Saniah hampir tak dapat diubah lagi. Oleh karena itu, kerap kali terjadi perselisihan diantara kedua laki istri itu. Asri lekas marah dan berang, jika Saniah mulai mencela ini dan itu. Kepada Ibu Mariati dan Asanah sudah nyata benar-benar, bahwa percuatan kedua mereka itu makin lama makin tak baik adanya.
Amat malu Asri akan dirinya. Seolah-olah ia tidak tahu akan sifat, tabiat orang, tak pandai bergaul dengan perempuan ! Padahal Saniah pilihannya ! Apa akal ! Bermula dicobanya berpura-pura tak perduli akan percederaan, yang tak berkeputusan itu. Cerca dan celah Saniah dipandangnya sebagai perkara kecil saja. Ia masih berharap, moga-moga timbul juga pikiran yang baik dan juga sempurna di hati istirnya.
Kutipan novel 2
Tiada lama kemudian dari pada itu, rupanya ayahku meminjam duit kepada Datuk Maringgih, banyaknya sepuluh ribu, dengan janji itu bagi ayahku, tiadalah aku ketahui. Barang kali akan membayar utang atau akan dijalankan membangun perniagaannya yang telah jatuh itu. Sekalian orangnya di Terusan dan Painan, lari meninggalkan ayahku dengan membawa uang ada padanya, dan segala langganan ayahku di Padang darat itu pun mungkir pula tiada hendak membayar utang.
“Oleh sebab itu, tatkala akan sampailah janji ayahku itu kepada Datuk Maringgih, pada Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup….
Miskin ilmu, miskin harta
Aku lalai di hari pagi Beta lengah di masa muda
Kini hidup….
malamnya, datanglah ia padaku, pertanyakan pikirkan tentang hal ini, karena esoknya tentulah akan datang Datuk ini mendengar keputusan kami.
“Aku tahu, Nur, bahwa engkau tiada suka kepada Datuk Maringgih, “kata ayahku pada malam itu kepadaku.” Pertama umurnya telah tua, kedua karena rupanya tak elok, ketiga karena tabiatnya keji. Itulah sebabnya bukan jodohmu. Aku tahu pula bagaimana hatimu pada Samsul dan hatinya kepadamu. Aku pun tiada lain, melainkan itulah yang aku cita-citakan dan kuharapkan siang dan malam, yakni akan melihat engkau duduk bersama-sama dengan Samsul kelak, karena ialah jodohmu yang sebanding dengan engkau.” 14. Perbandingan persoalan yang
dikemukakan dari kedua kutipan novel tersebut adalah... .
Novel 1 Novel 2
a Perjodohan Adat istiadat b Kehidupan
suami istri
Perjodohan c Cinta kasih istri Kehidupan
keluarga
d Pasangan hidup Kesetian suami istri
Kutipan ini untuk soal nomor 15 dan 16
15. Amanat cerita tersebut adalah... . a. sebaiknya menelpon di siang hari b. bertelepon sebaiknya kepada orang yang kenal
c. kita harus menghormati orang lain d. kalau iseng jangan menelpon pada malam hari
16. Latar tempat dan waktu pada tokoh Rofi dalam kutipan cerpen tersebut adalah... . a. malam hari di kantor
b. malam hari di kamar tidur c. malam hari di tempat tidur d. malam hari di ketika sendiri
17. Suasana cerita tersebut adalah... .
a. tenang c. sunyi
b. mencekam d. ribut
18. Konflik utama dalam kutipan tersebut adalah... .
a. Riri ingin walkman, tapi ibu tidak membelikan
b. Adoy seorang kakak, tetapi pelit c. Riri minta walkman, tapi diberi tape recorder
d. Riri ngotot minta walkman tapi akhirnya dia diam
19.
Kata yang berima dari bait puisi tersebut adalah... .
a. tirani – pikiran c. pikiran – slogan b. tirani – slogan d. yang – pikiran TELEPON
Sori Siregar
Pada suatu malam yang dingin, ketika aku baru saja membaringkan badanku di tempat tidur, aku mendengar dering telepon. Dengan malas aku bangkit dan mengambil telepon.
“Di sini Rof,” kataku.
“Bung Rofi ?” tanya suara dalam telepon itu “Ya, saya sendiri,” balasku
“Syukur, kalau begitu.” “Ada apa ?” tanyaku
“Oh, tidak apa-apa sekedar omong-omong.”
“Sekedar omong-omong ? Di tengah malam begini.”
“Ya, saudara keberatan.”
“Keberatan sih, tidak. Tapi saya pikir saudara terlalu sibuk barangkali, waktu untuk ngomong-ngomong saja terpaksa malam begini.”
“Bukan begitu soalnya,” balas suara itu.” Saya kebetulan lagi piket di kantor dan teman-teman saya lagi tidur. Saya merasa sepi,lalu saya ingin ngomong-ngomong. Pokoknya ngomong itulah. Dengan siapa saya tidak perduli.”
WALKMAN
Riri masih saja merajuk pada maminya yang lagi sibuk di dapur memasak untuk pesanan katering. Riri minta dibelikan walkman seperti punya Adoy, kakaknya. Alasannya, Adoy tidak mau meminjamkan walkman-nya. Terus, aalsan lainnya adalah biar Riri lebih bisa berkonsentrasi dalam belajar. Lho .... apa hubungannya walkman dengan konsentrasi belajar? O .... maksudnya Riri, dia bisa lebih konsentrasi belajar bila sambil mendengarkan musik. Itulah yang menjadi pertanyaan Mami, apakah Riri termasuk ke dalam beberapa orang itu ? Tapi Riri tetap meyakinkan Mami, kalau dia bisa lebih berkonsentrasi bila belajar sambil mendengarkan musik melalui walkman.
“Ya, Mi ... beliin walkman, ya ...”rajuk Riri.
“Kenapa kamu ngga pinjam aja sih sama kakakmu ?” kata Mami dengan santai sambil memasukkan makanan ke tempat makan.
“Ya Mami ... kaya ngga tahu Adoy aja ... dia kan pelit banget walaupun sama Riri, Adiknya sendiri.” Gumam Riri.
“Wajar aja gue pelit ama lo, abis setiap barang yang lo pinjem jadi hak milik, sih,” kata Adoy yang entah kapan sudah berada di dapur sambil memeriksa isi kulkas, siapa tahu ada kue tart atau buah di dalam kulkas yang bisa dia nikmati.
“Udahlah, Doy, pinjemin adiknya.” Pinta Mami.
Tirani adalah pikiran
yang dipindahkan ke dalam slogan
“Iiih, Adin ... Akur jangan tinggalin aku dong ! Aku takut nih !” teriak Somad dari belakang.
Makanya jalan cepet-cepet, dong ! kayak keong aja !” Tanti yang dari tadi berjalan mengikuti Adin, akur, dan Rika kesal juga mendengar si Somad teriak-teriak seperti ketakutan.
“Iya, tapi kalian jalannya pelan-pelan, dong. Entar gorengan yang aku pegang jatuh ! Kalian tega amat sih ke aku ?” Somad memelas. Lalu, Adin jalan pelan mengimbangi jalannya Spmad. Dia berjalan bersama Somad yang beberapa langkah tertinggal di belakang mereka. Mereka pun kini berjalan beriringan. 20. Watak Somad dalam kutipan cerita tersebut adalah... .
a. tidak sabar c. mengabaikan
b. kesal d. penakut
21. Berikut ini komentar positif terhadap isi kutipan tresebut, kecuali... .
a. sesuatu bisa diatasi kalau bersama-sama
b. janganlah jadi penakut karena akan dijauhi orang
c. sifat sabar akan membawa kita pada keberhasilan
d. sebaiknya berkawan itu saling memberi satu sama lain
22. Isi puisi tersebut tentang... .
a. Sumba yang gersang dan mengesankan
b. teringat akan tanah Sumba yang tandus
c. suasana di tanah Sumba sehari-hari d. kerinduan pada kampung halaman Kutipan ini untuk soal nomor 23 dan 24 !
23. Pekerjaan Yosaku adalah... . a. membeli makanan di kota
b. menolong penyelamat binatang di salju
c. mencari dan menjual kayu d. membeli barang dan menenun
24. Amanat cerita tersebut yang tepat adalah... .
a. perbuatan baik akan berbuah baik b. segala sesuatu pasti ada hikmahnya c. jangan mengharapkan imbalan dalam bekerja
d. kita harus selalu bekerja keras
Bacalah kutipan cerita anak berikut dengan seksama, kemudian kerjakan soal nomor 25 dan 26 !
25. Bukti watak tokoh Jalan yang kuat pendiriannya ditandai dengan nomor... .
a. (4) c. (2)
b. (3) d. (1)
26. Berikut komentar positif terhadap cerpen tersebut, kecuali... .
a. anak yang terdidik dengan agama moralnya akan teguh dan kuat dari godaan
b. Memang, orang yang kuat pendiriannya, kuat juga menahan godaan.
c. Perbuatan mencuri menurut agama apapun tidak akan dibenarkan sekalipun mencuri jambu
d. Janganlah bergaul dengan anak-anak yang suka mencuri
Beri Daku Sumba
Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka
Dimana matahari membusur api di atas sana Rinduku pada Sumba adalah rindu peternak perjaka
Bilamana peluh dan tenaga tanpa dihitung harga
Tanah rumput, topi rumput, dan jerami bekashidup seorang pemuda bernama Yosaku.Dahulu kala di suatu tempat di Jepang, Kerjanya mengambil kayu bakar di gunung dan menjualnya ke kota. Uang hasil penjualan dibelikan makanan. Terus seperti itu setiap harinya, hingga pada suatu hari ketika ia berjalan pulang dari kota, ia melihat sesuatu yang menggelepar di atas salju. Setelah didekatinya ternyata burung bangau yang terjerat diperangkap sedang meronta-ronta. Yosaku segera melepaskan perangkap itu. Bangau itu sangat senang, ia berputar-putar di atas kepala Yosaku beberapa kali sebelum terbang ke angkasa. Karena cuaca yang sangat dingin, sesampainya di rumah, Yosaku segera menyalakan tungku dan menyiapkan makan malam. Saat itu terdengar suara ketukan pintu di luar rumah.
Ketika pintu dibuka, tampak seorang gadis yang cantik sedang berdiri di depan pintu. Kepalanya dipenuhi dengan salju. “Masuklah, nona pasti kedinginan. Silahkan hangatkan badanmu dekat tungku,” ujar Yosaku, “Nona mau pergi ke mana sebenarnya ?” tanya Yosaku.”aku bermaksud mengunjungi temanku, tetapi karena salju turun dengan lebat, aku jadi tersesat. Bolehkah aku menginap di sini malam ini?”
“Boleh saja Nona, tapi aku orang miskin, tak punya kasur dan makanan,” kata Yosaku.”Tidak apa-apa, aku hanya ingin diperbolehkan menginap.” Kemudian gadis itu merapikan kamarnya dan memasakkan makanan yang enak. Ketika terbangun
(1) “Jalal ! Pagi ini kuamati yang matang betul ada empat biji. Memang engkau tidak perlu ikut mencurinya, tetapi jatah memang tersedia buatmu sebiji. Kami bukannya rakus.”
(2) “Itulah barang haram, Mam ! Aku tidak bisa memakannya. Maaf saja kawan !” (3) “Bukan main teguhnya imanmu.” Desis Imam.
27.
Isi puisi tersebut adalah... .
a. mengharapkan bunga teratai agar tidak layu
b. agar bangsa Indonesia menjaga taman
c. kebun yang tumbuh subur bagaikan taman yang indah
d. mengharapkan sesuatu untuk dipertahankan
28. Pada suatu hari, wanita miskin yang menempati gubuk reot di tepi hutan itu mencari kayu bakar. Tiba-tiba sayup-sayup telinganya mendegar tangisan bayi. Wanita itu berhenti sejenak. Menoleh ke kanan dan ke kiri, untuk mengetahui dari mana datangnya suara itu. Setelah yakin dari mana suara itu datang, dengan hati was-was wanita itu melangkah mendekati suara itu.
Semakin dekat, semakin jelas suara tangisan bayi itu, Ternyata suara itu berasa dari kuburan tua yang tak jauh di depannya.
Betapa kagetnya wanita itu .... ternyata di bawah sebuah pohon beringin ... dilihatnya bayi mungkil terbungkus kain kumal.
Wanita itu segera menghampiri bayi itu, lalu digendongnya dan didekapnya erat-erat. Sambil ditimang-timang, dipandangnya wajah bayi yang masih merah itu. Diambilnya air dari kendi yang dibawanya lalu ditetasan pada lidah bayi tersebut, Berhentilah tangis bayi itu.
Sambil menggendong bayi, ia tengadahkan kepalanya ke langit serat berkata.”Ya Gusti Allah ! Engkau Maha Pemurah, telah Engkau karuniakan anak ....berkat kuasa dan kemurahan-Mu, engkau berikan seorang anak laki-laki kepada hamba!” Dengan hati yang penuh suka cita digendongnya bayi itu pulang.
Berikut realitas dalam kehidupan yang sesuai dengan kutipan cerita tersebut, kecuali... .
a. Masih ada orang yang membuang bayinya untuk melepas tanggung jawab
b. Orang ingin mempunyai anak, tetapi Allah belum mengaruniai, sementara yang dikaruniai anak malah membuangnya
c. Allah menunjukkan keagungan dan kekuasaannya dengan berbagai cara, kapan saja, dan di mana saja
d. Seyogyanya sesama manusia itu harus harga-menghargai, mempunyai rasa kasih sayang kepada siapa pun 29. Amanat yang bukan dari kutipan cerita
tersebut adalah...
a. Sesama manusia harus saling menghargai
b. Hati seorang ibu tidak akan tega membuang darah dagingnya sendiri c. Bersyukurlah kepada Allah atas
karunia yang dilimpahkan pada diri kita
d. Janganlah berbuat kejahatan dan kemunafikan kepada orang lain
Cermati kutipan cerpen berikut ! ...
(1) Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda huruf C. Jumlah uang tiga ratus rupiah. Apa yang keliru ? Bukankah tadi Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?
(2) “Tidak”, jawab laki-laki itu. “Nona tadi memberikan kepada saya bukan tiga lembar kertas ratusan, tapi empat lembar, Jadi empat ratus rupiah yang saya terima tadi.”
...
(3) “Oh, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru. Kata si pegawai akhirnya dengan kemalu-maluan.” Maklum banyak kerja, ... Jadi, Saudara mau kembalikan uang seratus rupiah itu kepada saya, sekarang?
(4) “Betul saya akan mengembalikan kepada nyonya.”
30. Nilai moral yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah... .
a. kejujuran c. kecerobohan b. kekeliruan d. kebiasaan […..]
Teruslah, O Teratai Bahagia