SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Progam Studi Akuntansi
Diajukan oleh:
Syahrial Briosandhi
0713010038/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
Syahrial Briosandhi
ABSTRACT
This study aims to determine the extent of effort Puskom, Progdi Accounting, lecturers and students use e-learning as a medium of learning. Because of these questions, so the researchers hoped that the research is to know in depth the use of e-learning can help the learning process on students. The method used is qualitative analiysis
Based on the profound observation that the purpose of e-learning on UPN "Veteran" East Java is to civilize the Information Technology (IT) for lecturers and students. E-learning is a global demand in the world of college externally and internally liability of the Rector. Efforts are made by Puskom to run e-learning at the University of National Development "Veteran" East Java with socialization into progdi by organizing training to the lecturers.
Understanding of faculty and students know what it is e-learning. The reason for the ease, effectiveness, and efficiency in conducting learning by using e-learning for students. And for lecturers to improve performance in the teaching of students. Lecturers play an important role in the use of e-learning in accounting progdi UPN because the frequency of students using e-learning depends on the professor.
Due to lack of communication between Puskom going well, Progdi Accounting, and lecturer. Coupled with progdi role that has not been so significant in the use of e-learning in Accounting Progdi lead level of concern using e-learning is reduced.
Syahrial Briosandhi
ABSTRAK
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam membentuk insan yang cerdas dan kompetitif sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi atau bersaing. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan merupakan salah satu bidang yang sudah tersentuh oleh revolusi teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mulai diperkenalkan sebagai sarana pembelajaran untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional untuk menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Penggunaan teknologi informasi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dari keterampilan. Yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. E-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi elektronik internet.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana upaya Puskom, Progdi Akuntansi, dosen dan mahasiswa menggunakan e-learning
sebagai media pembelajaran. Karena dari pertanyaan tersebut, sehingga peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui secara mendalam penggunaan e-learning dapat membantu proses pembelajaran pada mahasiswa. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif.
Berdasarkan observasi mendalam bahwa tujuan adanya e-learning di UPN “Veteran” Jawa Timur yaitu untuk membudayakan Informasi Teknologi (IT) untuk dosen dan mahasiswa. E-learning merupakan tuntutan secara global Perguruan tinggi di dunia secara eksternal dan kewajiban dari Rektor secara internal. Upaya yang dilakukan oleh Puskom untuk menjalankan e-learning di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan sosialisasi ke progdi dengan cara mengadakan pelatihan ke dosen.
Pemahaman dosen dan mahasiswa mengetahui apa itu e-learning. Alasan kemudahan, efektivitas, dan efisiensi dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan e-learning bagi mahasiswa. Dan bagi dosen untuk meningkatkan kinerja dalam pengajaran terhadap mahasiswa. Dosen memegang peranan penting dalam penggunaan e-learning di progdi akuntansi UPN karena frekuensi mahasiswa menggunakan e-learning tergantung dari dosennya.
Akibat kurang berjalan baik komunikasi antara Puskom, Progdi Akuntansi, dan dosen. Ditambah dengan peran progdi yang belum begitu signifikan dalam penggunaan e-learning di Progdi Akuntansi mengakibatkan tingkat kepedulian menggunakan e-learning berkurang.
DAFTAR TABEL ...
iii
DAFTAR GAMBAR ...
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...
v
BAB I : PENDAHULUAN ...
1
1.1. Latar Belakang ...
1
1.2. Permasalahan ...
8
1.3. Tujuan Penelitian ...
8
1.4. Manfaat Penelitian ...
8
1.4.1. Manfaat Teoritis ...
9
1.4.2. Manfaat Praktis ...
10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...
11
2.1. Penelitian Terdahulu ...
11
2.2. Landasan Teori ...
14
2.2.1. Akuntansi Perilaku ...
14
2.2.2.
E-learning ...
15
2.2.2.1. Pengertian dan Konsep
E-learning ...
15
2.2.2.2. Manfaat
E-learning
...
21
2.2.2.3. Kekurangan
E-learning ...
24
2.2.2.4. Perkembangan
E-learning
di Indonesia ...
25
2.2.3. Internet ...
28
2.2.3.1. Pengertian Internet ...
28
2.2.3.2. Manfaat Internet ...
30
2.2.4. Proses Pembelajaran ...
34
2.2.5. Prestasi Mahasiswa ...
36
BAB III : METODE PENELITIAN ...
40
3.1. Jenis Penelitian ...
40
3.2. Fokus Penelitian ...
41
3.3. Alasan Ketertarikan Peneliti ...
41
3.4. Informan ...
42
3.4.1. Deskripsi Informan ...
42
3.5. Lokus ...
44
4.3.
E-learning
UPN “Veteran” Jawa Timur ...
55
4.4. UPN “Veteran” Jawa Timur ...
58
4.4.1. Sejarah UPN “Veteran” Jawa Timur ...
58
4.4.2. Visi, Misi & Tujuan UPN “Veteran” Jawa Timur ...
59
4.4.3. Dosen dan Mahasiswa ...
60
4.4.4. Prestasi UPN “Veteran” Jawa Timur ...
61
4.5. UPT Telematika ...
61
4.5.1. Profil Periodisasi UPT Telematika ...
61
4.5.2. Struktur Organisasi ...
64
4.6. Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur ...
65
4.6.1. Profil Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur ...
65
BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ...
68
5.1. Tujuan
E-learning
UPN ...
68
5.2. Upaya Puskom untuk
E-learning
UPN ...
69
5.3. Upaya Puskom jika
E-learning
UPN Bermasalah ...
70
5.4. Kendala
E-learning
UPN ...
72
5.5. Fungsi
E-learning
bagi Progdi Akuntansi ...
73
5.6. Upaya Progdi Akuntansi untuk
E-learning
UPN ...
75
5.7. Dosen Pengguna
E-learning
UPN ...
76
5.7.1. Pemahaman Dosen tentang
E-learning ...
76
5.7.2. Alasan Dosen Menggunakan
E-learning ...
79
5.7.3. Penggunaan
E-learning
UPN
...
82
5.7.4. Fasilitas
E-learning
yang Digunakan Dosen
...
83
5.7.5. Kendala Dosen Pengguna
E-learning
...
84
5.8. Mahasiswa Pengguna
E-learning ...
86
5.8.1. Pemahaman Mahasiswa tentang
E-learning ...
86
5.8.2. Frekueansi Penggunaan
E-learning
oleh Mahasiswa
...
87
5.8.3.
E-learning
Membantu Proses Pembelajaran Mahasiswa
...
88
5.8.4. Kendala Mahasiswa Penggunaan
E-learning ...
89
5.9. Tingkat Kepedulian (
Concern
) Penggunaan
E-learning
...
90
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ...
97
6.1. Kesimpulan ...
97
Tabel 2.1 Paradigma Perguruan Tinggi ...
26
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan ...
52
Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Progdi Akuntansi ...
67
Tabel 5.1 Refleksi Pemahaman Dosen mengenai
E-learning ...
76
Tabel 5.2 Daftar Dosen Progdi Akuntansi Pengguna
E-learning
...
78
Tabel 5.3 Refleksi Alasan Dosen Menggunakan
E-learning ...
80
Tabel 5.4 Refleksi tentang Penggunaan
E-learning ...
82
Tabel 5.5 Refleksi tentang Fasilitas
E-learning ...
83
Tabel 5.6 Refleksi tentang Kendala Dosen Pengguna
E-learning ...
84
Tabel 5.7 Refleksi Pemahaman Mahasiswa mengenai
E-learning ...
86
Tabel 5.8 Refleksi tentang Penggunaan
E-learning
oleh Mahasiswa ...
87
Tabel 5.9 Refleksi tentang Manfaat Penggunaan
E-learning ...
88
hal
Gambar 1.1 Tampilan Dosen Pengguna
E-learning ...
7
Gambar 2.1 Implementasi
E-learning
di Perguruan Tinggi
...
27
Gambar 3.1 Analisis Interaktif Miles dan Huberman ...
49
Gambar 4.1 Tampilan
E-learning
UPN “Veteran” Jawa Timur ...
56
Gambar 4.2 Tampilan
Web
UPN “Veteran” Jawa Timur ...
57
Gambar 4.3 Tampilan Membuat
Account
E-learning
...
57
Gambar 4.4 Struktur Organisasi UPN “Veteran” Jawa Timur ...
65
Gambar 5.1 Grafik Penggunaan
E-learning
UPN “Veteran” Jawa Timur ...
71
Lampiran 1 Foto Wawancara Peneliti dengan Ka Puskom
Lampiran 2 Foto Wawancara Peneliti dengan Progdi Akuntansi
Lampiran 3 Foto Wawancara Peneliti dengan Informan Dosen M
Lampiran 4 Foto Wawancara Peneliti dengan Informan Dosen D
Lampiran 5 Foto Wawancara Peneliti dengan Informan Dosen E
Lampiran 6 Foto Wawancara Peneliti dengan Informan Mahasiswa R
Lampiran 7 Foto Wawancara Peneliti dengan Informan Mahasiswa H
Lampiran 8 Foto Wawancara Peneliti dengan Informan Mahasiswa N
Lampiran 9 Aktivitas
E-learning
Informan Dosen M
Lampiran 10 Aktivitas
E-learning
Informan Dosen D
Lampiran 11 Aktivitas
E-learning
Informan Dosen E
Lampiran 12 Aktivitas
E-learning
Informan Mahasiswa R
Lampiran 13 Aktivitas
E-learning
Informan Mahasiswa H
Lampiran 14 Aktivitas
E-learning
Informan Mahasiswa N
Lampiran 15 Gambar
Mind Maping
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi informasi dan komputer merupakan salah satu teknologi
yang berkembang dengan pesat saat ini. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi ini menyentuh berbagai aspek kehidupan di
masyarakat dan telah mengubah pemikiran baru di masyarakat. Peran
ilmu pengetahuan sangatlah menonjol yang menuntut sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam
mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Sehingga tidak terjadi
ketimpangan antara perkembangan ilmu pengetahuan yang didukung
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan kemampuan
sumber daya manusia yang ada.
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam membentuk insan yang
cerdas dan kompetitif sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu berkompetisi atau bersaing. Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan
merupakan salah satu bidang yang sudah tersentuh oleh revolusi teknologi
informasi dan komunikasi tersebut. Perkembangan teknologi informasi
dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional untuk menghasilkan insan
Indonesia yang cerdas dan kompetitif.
Penggunaan e-learning juga dikarenakan isu Peringkat Universitas
Dunia Webometrics. Webometrics adalah inisiatif untuk mempromosikan
dan membuka akses publikasi ilmiah guna meningkatkan kehadiran
akademik dan lembaga - lembaga penelitian di Situs Web. Peringkatan
dimulai pada tahun 2004 dan didasarkan pada gabungan indikator yang
memperhitungkan baik volume maupun isi Web, visibilitas dan dampak
dari publikasi web sesuai dengan jumlah pranala luar yang diterima.
Peringkat ini diperbaharui setiap bulan Januari dan Juli, penyedia Web
indikator universitas dan pusat penelitian di seluruh dunia. Pendekatan
yang mempertimbangkan berbagai kegiatan ilmiah diwakili di situs
akademik.
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengukur peringkat
Webometric adalah Size, Visibility, Rich file, dan Scholar. Penjabarannya
adalah sebagai berikut :
1. Size (S) atau Ukuran Website, yaitu jumlah halaman yang terindek
oleh empat mesin pencarian utama yaitu : Google, Yahoo, Live
Search dan Exalead.
2. Visibility (V) atau Ketertampakan Website, yaitu: jumlah
keseluruhan tautan ekternal yang unik dan terdeteksi oleh Google
3. Rich Files (R) atau Banyaknya Dokumen, yaitu: banyaknya file
yang terdeteksi, khususnya file yang memiliki tingkat relevansi
terhadap aktivitas akademik dan publikasi ilmiah, dalam bentuk:
Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word
(.doc) dan Microsoft Powerpoint (.ppt).
4. Scholar (Sc) atau Kepakaran, yaitu: paper atau karya ilmiah dan
kutipan-kutipan yang ditemukan dalam Google Scholar.
Webometric bukanlah tujuan akhir, namun webometric yang
merupakaan pemetaan dari kekuatan perguruan tinggi di bidang Social
Networking baik internal sekaligus ekternal. Apapun tujuan webomteric
sangatlah perlu dihargai dan diapresiasi untuk memacu perguruan tinggi
memacu partisipasinya ke masyarakat luas, salah satunya dari publikasi
penelitian. Pengukuran Webometric hanya menekankan pada publikasi
secara elektronik melalui Website, baik dari segi kualitas maupun
Tabel 1.1 Ranking Webometric Perguruan Tinggi di Indonesia
Sumber : prayudi.wordpress.com
E-learning adalah salah satu model atau metode pembelajaran yang
sedang digiatkan oleh pemerintah, khususnya di bidang pendidikan.
Pembelajaran e-learning ini merupakan model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yaitu jaringan Internet.
pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi
yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Penggunaan e-learning sudah banyak digunakan oleh
sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan yang ingin memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dalam meningkatkan prestasi dan kemampuan anak
didiknya. Kemampuan (ability) mahasiswa dalam proses pembelajaran
adalah sejauh mana mahasiswa tersebut dapat mengerti dan memahami
materi ajar yang disampaikan oleh dosen. Banyak hal yang dapat di
jadikan tolak ukur dalam melihat kemampuan mahasiswa dalam
memahami materi ajar. Pemanfaatan pembelajaran e-learning adalah salah
satu upaya yang bisa di terapkan untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa memahami materi ajar dalam perkuliahan. Faktor kemampuan
mahasiswa dalam memahami materi ajar dibagi menjadi 3 aspek pokok
yang dikemukakan oleh Blooms dalam Sahfitri (2009) yaitu kemampuan
pemahaman kognitif yaitu menekankan pada aspek intelektual dan
memiliki jenjang dari yang rendah sampai yang tinggi. Pemahaman secara
kognitif ini meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi. Aspek kemampuan pemahaman yang kedua adalah
afektif yaitu sikap, perasaan emosi dan karakteristik moral yang diperlukan
untuk kehidupan di masyarakat. Dimensi ketiga dari aspek pemahaman ini
adalah pemahaman secara psikomotorik yaitu pemahaman yang
menekankan pada gerakan - gerakan jasmaniah dan kontrol fisik.
keterampilan fisik, baik keterampilan fisik halus maupun kasar. Selain
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman mahasiswa, pemanfaatan
e-learning juga dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk melihat
peningkatan prestasi belajar mahasiswa.
Penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian
solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dari keterampilan. Yang
intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai
hakekat e-learning. E-learning digunakan sebagai istilah untuk segala
teknologi elektronik internet. Namun pada kenyataannya ditemukan
penggunaan e-learning itu mulai ditinggalkan dikarenakan sistem
e-learning yang sering bermasalah sehingga e-learning itu sendiri tidak
banyak digunakan.
Fenomena terbukti dari tampilan e-learning yang dimiliki oleh
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Hanya
beberapa dosen saja yang menggunakan fasilitas E-learning sebagai media
Gambar 1.1 Tampilan Dosen Pengguna Fasilitas E-learning
Hal inilah yang melatarbelakangi dibuatnya sebuah gagasan
mengenai “Studi Penggunaan E-learning Progdi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Adapun tujuan peneliti
melakukan penelitian ini adalah, untuk mengetahui bagaimana Mahasiswa
progdi akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur menanggapi fenomena e-learning ini dan menggunakannya sebagai
media untuk meningkatkan proses pembelajaran mahasiswa.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan fokus penellitian yang telah ditetapkan di atas, maka
masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
Bagaimana penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran di
progdi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran mahasiswa progdi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini juga memiliki manfaat bagi:
1. Bagi penulis
Menambah wawasan peneliti terhadap penggunaan e-learning
yang telah sediakan oleh Universitas Pembangungan Nasional
“Veteran” Jawa Timur fakultas ekonomi progdi akuntansi.
2. Bagi Intitusi Pendidikan / Fakultas
Dapat memberikan informasi mengenai apa saja kendala yang
dialami oleh progdi, dosen dan mahasiswa dalam penggunaan
e-learning. Untuk selanjutnya dapat dijadikan saran masukan
kepada Universitas Pembangungan Nasional “Veteran” Jatim
fakultas ekonomi progdi akuntansi sebagai penyedia dan
penyelenggara e-learning.
3. Bagi pengembangan ilmu
Berperan sebagai salah satu penyumbang ilmu pengetahuan
mengenai penggunaan e-learning terhadap proses pembelajaran
mahasiswa sehingga untuk memotivasi penelti-peneliti lain di
masa yang akan datang.
1.4.1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah mengembangkan ilmu
akuntansi terutama pada aspek keperilakuan mahasiswa akuntansi terhadap
penerapan e-learning yang diselengarakan oleh universitas. Serta untuk
1.4.2. Manfaat Praktis
Penerapan e-learning yang telah diselenggarakan oleh universitas,
apabila dimanfaatkan dengan baik, maka dapat meningkatkan proses
pembelajaran mahasiswa sehingga dapat juga meningkatkan prestasi
akademik mahasiswa. Dengan kata lain peneliti dapat menggunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan e-learning sudah pernah
dikaji dalam beberapa skripsi. Pada bagian ini dibahas hal-hal yang
berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat
diketahui persamaan dan perbedaannya.
Penelitian sebelumnya dilakukan Cheng (2008) dengan judul “The
Gap between E-learning Managers anf Users on Satisfaction of E-learning
in the Accounting Industry”. Dari hasil penelitian ini dilakukan kuesioner
survey di dua internasional suatu perusahaan akuntansi di Taiwan untuk
mengetahui kesenjangan antara e-learning manajer dan pengguna pada
kepuasan e-learning di industri akuntansi. Penemuan menyarankan bahwa
kepuasan dengan e-learning memiliki efek positif pada persepsi dari efek
perilaku dan efek keluaran. Pengguna yang lebih puas dengan e-learning
akan lebih dipengaruhi oleh e-learning dalam berperilaku dan kinerja
output. Dengan kata lain, jika sebuah kantor akuntansi dapat menawarkan
memuaskan e-learning kursus untuk karyawan, karyawan akan
menunjukkan peningkatan kinerja dalam perilaku dan output.
Penelitan selanjutnya oleh Samoa (2007) dengan judul “Penerapan
di Perguruan Tinggi di Surabaya”. Dalam penelitian ini peneliti
menemukan penerapan e-learning sangat mempengaruhi peningkatan
kualitas pendidikan akuntansi. Yang dibuktikan dengan tingginya nilai A
pada semua matakuliah yang menggunakan e-learning dalam proses
belajar mengajar dan banyaknya IPK katagori cukup memuaskan,
memuaskan, dan sangat memuaskan. Untuk penerapan e-learning adalah
sebagian besar responden atau hampir seluruh responden merespon positif
penerapan e-learning ini dalam kegiatan pembelajaran mereka. Pertama
memudahkan proses belajar mengajar (mengakses, mengerjakan atau
mengumpulkan tugas, update bahan belajar, komunkasi dengan dosen),
kedua meningkatkan kualitas mahasiswa, ketiga tidak ‘gaptek’. Alasan
lainnya adalah mampu bersaing dengan universitas lain, tidak ketinggalan
informasi, lebih siap menghadapi dunia kerja, efektifitas dan efisiansi
waktu, biaya, dan tempat belajar.
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Sahfitri (2008) yang berjudul
“Pemanfaatan Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar dan Kemampuan Pemahaman Mahasiswa (Studi Kasus Program
Studi Teknik Komputer Univ. Bina Darma)”. Dari hasil penelitian
menyimpulkan bahwa secara parsial tidak ada hubungan atau pengaruh
yang signifikan antara variabel pemanfaatan e-learning terhadap prestasi
belajar mahasiswa. Pada kondisi ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri
pemanfaatan e-learning dengan kemampuan pemahaman mahasiswa
berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan. Pada kondisi ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau
parsial terdapat pengaruh pemanfaatan e-learning terhadap kemampuan
pemahaman mahasiswa. Hasil pengujian regresi yang dilakukan secara
bersama-sama atau uji serentak di peroleh hasil bahwa pengaruh secara
bersama dari variabel pemanfaatan e-learning dengan prestasi belajar
mahasiswa dan kemampuan pemahaman mahasiswa menunjukkan
pengaruh yang signifikan dan positif.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Roshida (2009) yang
berjudul “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Mahasiswa
dengan Penerapan E-learning” peneliti menyimpulkan bahwa computer
experience, computer anxiety berpengaruh signifikan terhadap prestasi
mahasiswa. dan email/web experience oral commucation,
apprehension-dyads, and written commucationan apprehension berpengaruh tidak
signifikan terhadap prestasi mahasiswa. Email/web experience oral
commucation, apprehension-dyads, and written commucationan
apprehension bukanlah variabel penyebab naik turunnya prestasi
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi Perilaku
Konsep perilaku (Behavioral Accounting) pada awalnya merupakan
kajian bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi. Namun faktor
-faktor psikologi dan sosial psikologi seperti motivasi, presepsi, dan
personalia juga sangat relevan dalam bidang akuntansi (Siegal & Marconi,
1986) dalam Anggraini (2009).
Akuntansi perilaku merupakan gabungan antara akuntansi dan ilmu
sosial yang berkaitan dengan bagaimana perilaku manusia dapat
memperngaruhi data akuntansi dan kepatuhan usaha. Selama ini organisasi
umumnya menitik beratkan pada pengukuran pendapatan dan biaya serta
mempelajari prestasi organisasi dimasa lalu untuk memprediksi dimasa
yang akan datang. Padahal disamping itu dampak dari perilaku yang
dilakukan masing - masing individu juga membutuhkan suatu perhatian
yang mendasar.
Organisasi - organisasi cenderung mengabaikan bahwa pengendalian
organisasi efektif harus dimulai dari motivasi dan pengendalian perilaku,
tujuan, dan aspirasi individu yang melibatkan dalam organisasi tersebut.
Tanpa adanya hal tersebut maka akan sulit bagi organisasi untuk
meningkatkan prestasi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu
organisasi harus memperhatikan dampak perilaku dari masing - masing
Penelitian ini mengkaji tentang aspek perilaku manusia dalam
penggunaan e-learning. Dalam hal ini adalah mahasiswa, sehingga
diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan akuntansi perilaku di Indonesia khususnya bidang
pendidikan dalam menerapkan teknologi e-learning.
2.2.2. E-learning
2.2.2.1. Pengertian dan Konsep E-learning
Nugraha (2007) dalam Roshida (2009) mengemukakan bahwa
berbagai pengertian tentang e-learning saat ini sebagian besar mengacu
pada pembelajaran yang menggunakan teknologi internet. Seperti
pengertian dari Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi
yang dapat meningkatkan solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002)
yang intinya menggunakan media internet dalam pendidikan sebagai
hakikat e-learning. Bahkan Onno (2002) menjelaskan bahwa istilah “e”
atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah
untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha - usaha
pengajaran lewat teknologi internet.
E-learning adalah salah satu perkembangan yang paling cepat dan
paling menjanjikan didalam bidang pendidikan. Tempat pelatihan online
Downey, et. al., 2005) dalam Roshida (2009) mengatakan bahwa:
e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet,
intranet atau media jaringan komputer lain. E-learning memiliki
fleksibelitas untuk belajar dari mana saja, kapan saja, dan dengan
kecepatannya sendiri. Dalam pusat pelatihan perusahaan yang
menggunakan e-learning, e-learning biasanya lebih singkat, dan lebih
banyak orang dapat dilatih karena waktu pelatihan yang lebih cepat
tersebut. Hasilnya, biaya pelatihan dapat dikurangi, dan dapat menghemat
biaya sewa ruang dan fasilitas yang berhubungan dengan metode pelatihan
tradisional (Rosenberg, 2001) dalam Roshida (2009). Bagaimanapun juga,
tanpa suatu alat penghubung yang efektif suatu sistem e-learning tidak
bisa efisien. Suatu alat penghubung yang dirancang dapat menarik pelajar
adalah perhatian, memotivasi ke arah interaksi dengan sistem, dan
membantu mereka belajar mencapai keberhasilan tanpa kebingungan dan
kelelahan Downey, et. al., (2005), dalam Roshida (2009). Ini juga berperan
untuk mutu dan kegunaan sistem tersebut Downey, et. al., (2005) dalam
Roshida (2009).
E-learning merupakan pembelajaran yang menggunakan web. Ini
dapat dilakukan di dalam ruang kelas sebagai pendukung pengajaran
tradisional, seperti ketika para mahasiswa belajar melalui web di rumah
kelas virtual, di mana semua kegiatan dilakukan online dan pelaksanaan
kelas tidak dilakukan secara langsung.
Menurut Cheng (2006) dalam Roshida (2009), huruf “e” pada kata
e-learning mempunyai beberapa arti tersendiri, antara lain :
1. Exploration : peranti yang digunakan oleh internet untuk
mengeksplorasi informasi.
2. Experience : pengalaman belajar yang dilengkapi dengan internet
untuk pelajar diseluruh area dan dapat meningkatkan keberanian
pelajar untuk mengeksplorasi belajar secara mandiri.
3. Engagement : langkah inovatif yang dilengkapi oleh internet yang
dapat membantu pelajar untuk memperoleh pengetahuan terkini.
4. Ease of use : kemudahan penggunaan yang diberikan oleh internet
untuk mengakses segala macam bentuk pengetahuan.
5. Empowerment : perkembangan dari isi, cara, dan tingkatan dari
pembelajaran yang disediakan oleh internet, sehingga pelajar dapat
memahami secara otodidak.
E-learning pada dasarnya adalah suatu bentuk pendidikan yang
difasilitasi internet dan berbagai komponen teknologinya (Fuller, et. al.,
2006) dalam Roshida (2009). Arti e-learning adalah pelajar mendapatkan
ilmu pengetahuan melalui penggunaan media digital atau elektronik secara
individu, seperti computer, tape, CD, Internet, dan lain-lain.
Terdapat dua konsep e-learning menurut Cheng (2006) dalam
learning mempunyai arti bahwa pelajar mencapai tujuan belajar melalui
media internet maupun internet, konsep ini juga dikatakan web-based
learning (WBL). Sedangkan off-line learning merujuk pada pembelajaran
yang menggunakan komputer dan materi pembelajaran tersimpan dalam
format disket atau CD. Konsep ini dapat dikatakan pula sebagai
computer-based learning (CBL).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat banyak
definisi yang telah ditemukan mengenai E-learning. Berdasarkan definisi
yang dikemukakan oleh Cheng (2006) dalam Roshida (2009), E-learning
adalah transmisi data berupa materi pembelajaran dan replikasi file
menggunakan internet, me-review buku secara on-line dan mengirimkan
gambar multimedia serta efek suara. Sedangkan menurut Trace dan Cheng
(2006) dalam Roshida (2009), diperkirakan E-learning termasuk dalam
tahap pembelajaran yang melibatkan computer-based learning dan
web-based learning. Definisi tersebut diperkuat lagi oleh Cardno (2000),
Cheng (2006) dalam Roshida (2009), yang menyatakan bahwa e-learning
merujuk pada penggunaan aplikasi computer-based learning, web-based
learning, dan kelas virtual yang menggunakan internet. Sedangkan
menurut Cheng (2006), dalam Roshida (2009) definisi e-learning adalah
koneksi web melalui media, menggunakan berbagai macam peralatan
elektronik atau digital, termasuk komputer, telepon seluler, PDA, dan
LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms [Glossary,
2001] dalam Roshida (2009) menyatakan suatu definisi yang lebih luas
bahwa: e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet,
jaringan komputer maupun komputer stand alone. Pengertian tersebut
menyempitkan arti “elektronik” pada huruf “e”dalam istilah “e-learning”.
Selain karena, selain komputer juga masih terdapat alat-alat elektronik
lainnya yang digunakan sebagai media pembelajaran, misalnya radio, tape
audio/video, tv interaktif, cdrom, LCD Proyektor, OHP. Sebelum internet
ditemukan, alat-alat tersebut sudah terlebih dulu digunakan sebagai media
pembelajaran statis maupun interaktif. Mahasiswa bisa menggunakan tape
recorder untuk merekam ceramah dosen di kelas untuk didengarkan dilain
waktu. Dosen juga menggunakan OHP untuk mempresentasikan materi
kuliahnya kepada mahasiswa sehingga hanya menuliskan materi di papan
tulis seperlunya saja. Dosen juga dapat memberikan salinan dokumen
materi kuliah dan referensi dalam bentuk CDROM kepada mahasiswanya
untuk dipelajari dirumah. Media - media elektronik tersebut sangat
membantu mahasiswa agar bisa lebih menguasai materi kuliah.
Pengertian e-learning yang sederhana namun mengena dikatakan
oleh Nugraha dalam Roshida (2009), e-learning terdiri dari dua bagian
yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning yang
berarti pembelajaran. Jadi, e-learning berarti pembelajaran dengan
komputer. Jika dilihat dari berbagai pengertian e-learning, kebanyakan
dari para pakar mengatakan bahwa e-learning merupakan pembelajaran
menggunakan sarana internet. Namun, jika dilihat dari arti harfiah bahwa
e-learning yang mempunyai kepanjangan electronic-learning berarti
pembelajaran yang menggunakan sarana elektronik.
Menurut Wahono (2008) komponen-komponen yang membentuk
E-learning adalah:
1. Infrastruktur E-learning
Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC),
jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia.
2. Sistem dan Aplikasi E-learning
Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar
mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan
materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem
ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen
proses belajar mengajar.
3. Konten E-learning
Konten dan bahan ajar yang ada pada E-learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk
Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif)
atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku
2.2.2.2. Manfaat E-learning
Secara teoritis, terdapat banyak manfaat dari e-learning. Belajar
dengan keinginan sendiri dan dengan kecepatan yang disesuaikan sendiri
meningkatkan pemahaman akan isi (Urdan dan Weggen, 2000) dalam
Roshida (2009). Bahan online menawarkan peluang untuk mengirimkan
isi yang paling baru, dengan kualitas tinggi (yang dibuat oleh para ahli)
dan yang konsisten (disajikan dalam cara yang sama setiap waktu). Para
mahasiswa dalam situasi e-learning memiliki fleksibelitas untuk belajar
dari mana saja, kapan saja, dan dengan kecepatannya sendiri. Dalam pusat
pelatihan perusahaan yang menggunakan e-learning, e-learning biasanya
lebih singkat, dan lebih banyak orang dapat dilatih karena waktu pelatihan
yang lebih cepat tersebut. Hasilnya, biaya pelatihan dapat dikurangi, dan
dapat menghemat biaya sewa ruang dan fasilitas.
Beberapa kelemahan memang ada dan dapat menetralkan manfaat
dari e-learning. Para instruktur mungkin perlu dilatih agar dapat mengajar
secara elektronik, dan pembelian peralatan multimedia tambahan mungkin
dibutuhkan. Para mahasiswa harus bisa mengoperasikan komputer dan
mungkin merasa kehilangan interaksi langsung dengan para instrukturnya.
Selain itu terdapat masalah mengenai penilaian pekerjaan mahasiswa
karena instrukturnya tidak benar - benar tahu siapa yang menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
Dari berbagai pengalaman informasi yang tersedia di literatur,
dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Elangovan, 1999; Soekartawi,
2002; Muvihil, 1997; Utarini, 1997) dalam Roshida (2009) antara lain
sebagai berikut:
a. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana dosen dan mahasiswa
dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara
regular atau kapan saja kegiatan komunikasi itu dilakukan dengan
tanpa dibatasi jarak, tempat, dan waktu.
b. Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk
belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga
keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar yang
dipelajari.
c. Mahasiswa dapat belajar atau mengulang kembali bahan ajar setiap
saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar
tersimpan di komputer.
d. Bila mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan
dengan bahan yang dipelajari, ia dapat melakukan akses di internet
secara lebih mudah.
e. Berubahnya peran mahasiswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
f. Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari
pergururan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang
Menurut Hardini (2008) dalam Roshida (2009) secara lebih rinci,
manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut
mahasiswa sebagai peserta dan dosen:
1. Dari Sudut Mahasiswa sebagai Peserta Didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibelitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat
mengakses bahan - bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
Peserta didik dapat berkomunikasi dengan dosen setiap saat. Dengan
kondisi yang demikian ini, peserta dapat lebih memantapkan
penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
2. Dari Sudut Dosen
Dengan adanya kegiatan e-learning beberapa manfaat yang diperoleh
dosen/instruktur antara lain adalah bahwa dosen / instruktur dapat:
a. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi.
b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
d. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan
setelah mempelajari topik tertentu
e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya
2.2.2.3. Kekurangan E-learning
Walaupun banyak manfaat dan kelebihan tetapi penerpan e-learning
juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen,
2001, Beam, 1997) dalam Muzid (2005), antara lain sebagai berikut:
a. Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar
mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat
terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis / komersial.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan
daripada pendidikan.
d. Berubahnya peran dosen dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT.
e. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajat tinggi cenderung
gagal.
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini
berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun
komputer).
Namun dari beberapa kekurangan yang telah dipaparkan,
kekurangan tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan e-learning sebatas
kekurangan diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan individu baik mahasiswa maupun dosen.
2.2.2.4. Perkembangan E-learning di Indonesia
Konsep belajar mengajar masih memiliki makna sebagai sebuah
interaksi antara dosen dengan mahasiswa melalui sebuah pertemuan yang
terjadi secara kasat mata di dalam kelas. Dosen atau pengajar berperan
dominan di dalam ruang kuliah. Padahal, pembelajaran yang efektif
seharusnya terfokus pada karakteristik yang tergambar dari (proses)
pembelajarannya. Pembelajaran dimaksud, sebenarnya, merupakan
paradigma lama yang menggambarkan dominasi dosen dalam
menggunkan berbagai cara dalam memberikan kuliah di perguruan tinggi
(Inglis Ling, dan Joosten, 1999) dalam Damayanti (2007), dalam konteks
ini menunjukkan perbedaan antara paradigma lama dengan paradigma
baru terkait dengan konsep pendidikan peerguran tinggi yang sekarang ini
Tabel 2.1 : Perbedaan antara Paradigma Lama dan Paradigma baru Perguruan Tinggi
Paradigma lama pendidikan tinggi Paradigma baru pendidikan tinggi Matakuliah sesuai yang diberikan
Registrasi dan kegiatan akademik sangat tergantung pada kalender akademik
Universitasnya berada dilokasi tertentu
Lama kuliah dibatasi perolehan gelar Umur berkisar 18-25 tahun
Buku adalah medium utama
Tergantung pada kegiatan intitusinya Keluaran/produknya bersifat tunggal
Mahasiswa diperlakukan sebagai objek
Pembelajaran dilakukan didalam kelas
Single discipline dalam pengetahuan Terfokus pada institusi
Dibiayai pemerintah
Teknologi merupakan investasi yang mahal
Memilih matakuliah sesuai keinginan Registrasi dan keinginan terbuka sepanjang tahun dan kalender fleksibel
Universitasnya bersifat maya
Belajar sepanjang hayat
Umur 18 tahun sampai tak terbatas Segala macam format informasi dipakai
Tergantung penilaian pasar
Informasi yang diperoleh dapat digunakan ulang
Mahasiswa dianggap sebagai konsumen
Pembelajaran dapat dilakukan dimanapun juga
Pengetahuan Multi discipline Terfokus pada pasar
Dibiayai melalui dana masyarakat Teknologi sebagai unsur pembeda
Sumber : Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 8, Nomor 2, September 2007, 99-113
E-learning dapat diimplementasikan pada perguruan tinggi yang
hanya menerapkan sistem pembelajaran tatap muka, pada perguruan tinggi
yang menerapkan konsep pembelajaran jarak jauh, dan pada universitas
yang menerapkan mixed modes (lihat gambar 2.1). Implementasi pada
perguruan tinggi belajar jarak jauh, pada dasarnya, ditujukan untuk
meningkatkan kualitas belajar seorang dosen. Namun demikian, sekarang
ini, e-learning digunakan juga oleh dosen perguruan tinggi konvensional
sebagai salah satu metode mengajar tatap muka untuk mendukung
[image:35.612.168.509.232.522.2]pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
Gambar 2.1 : Implementasi E-learning di Perguruan Tinggi
Face to face university Distance education
university
Single mode Dual modes Single mode
(Enchance the Dominance of (Combination) (Alternative Teaching &
Teaching) Learning Transaction)
Sumber : Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 8, Nomor 2, September 2007, 99-113
Kelas maya (virtual classrom) seharusnya tidak jauh berbeda dengan
kelas nyata (real classroom) atau dengan kelas yang dipergunakan untuk
pelatihan (training room), sebuah kelas yang efektif (Porter, 1997) dalam
Damayanti (2007) seharusnya mampu untuk enam hal sebagai berikut:
1. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan oleh mahasiswa manakala
mereka membutuhkan dan bila tidak memungkinkan untuk
menyediakan semua peralatan yang dibutuhkan dalam kelas, dosen
akan menjelaskan di mana peralatan tersebut dapat diperoleh.
2. Menumbuhkan harapan bagi mahasiswa dan menciptakan
3. Menumbuhkan rasa kebersamaan antara dosen dengan mahasiswa
untuk saling berbagi informasi dan bertukar gagasan.
4. Memungkinkan para mahasiswa untuk secara bebas bereksperimen,
menguji pengetahuan mereka, menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan, dan apabila memungkinkan menerapkan teori yang telah
mereka diskusikan atau telah mereka baca.
5. Menciptakan atau mengembangkan mekanisme untuk meng
evaluasi kemampuan (performance) mahasiswa.
6. Menyediakan tempat aman dan nyaman bagi berlangsungnya
proses pembelajaran.
Kelas maya secara subtansial, seharusnya memang tidak berbeda
dengan kelas nyata. Dosen berencana membangun kelas maya dan
menggunakan semua teknologi yang cocok bagi mahasiswa course yang
diampu. Dosen seharusnya menciptakan lingkungan belajar efektif sesuai
dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
2.2.3. Internet
2.2.3.1. Pengertian Internet
Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat
luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya
dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam
rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet
(huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara
global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket
(packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang
terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan
kaedah ini dinamakan internetworking.
Menurut Widjajanto (2001) dalam Astutik (2009) bukunya Sistem
Informasi Akuntansi Internet adalah suatu jaringan internasional dari
berbagai jaringan yang menghubungkan puluhan juta penduduk pada lebih
dari seratus Negara sehingga merupakan lalu lintas informasi yang luar
biasa di bumi.
Internet adalah jaringan komputer yang ada di seluruh dunia dan
saling terhubung dengan alur telepon kabel maupun satelit. Dalam hal ini
komputer yang dahulunya standalone dapat berhubungan langsung dengan
host atau komputer yang lainnya. Awalnya adalah departemen Pertahanan
Amerika pada tahun 1969 yang membuat jaringan komputer yang tersebar
untuk menghindarkan terjadinya informasi terpusat, sebagai bagian dari
strategi pertahanan. Sistem informasi yang tersebar bila satu bagian dari
sambungan network terganggu akibat serangan musuh, jalur yang melalui
sambungan itu secara otomatis dipindahkan kesambungan lainnya.
2.2.3.2. Manfaat Internet
Internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar sebagai alat
informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan. Saat ini telah
ratusan ribu jaringan lokal terhubung ke internet. Penggunanya kini telah
mencakup berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, surat kabar,
penerbit, stasiun TV, artis, para pendidik, pengelola perpustakaan,
penggemar komputer, dan sebagainya. Dari internet, kita dapat
memperoleh beberapa manfaat:
a. On-Line News, dalam aktifitas bisnis dan administrasi pemerintahan,
dengan internet bias mengurangi biaya pemakaian kertas dan biaya
distribusi.
b. Sarana Informasi dan Komunikasi yang sangat efektif, cepat, dan
murah.
c. E-Goverment, mempercepat pertukaran data dan informasi
pemerintahan.
d. E-Commerce, yaitu fasilitas internet untuk kebutuhan perdagangan.
e. Internet Banking, mempermudah transaksi perbankan lewat internet.
f. E-learning, mempermudah dan membantu dalam pembelajaran
mahasiswa mahasiswa di bidang dunia pendidikan
g. Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi
yang biasanya terhanbat oleh ruang dan waktu. Melalui internet, kita
Menurut Tappscott (1996) berpendapat bahwa bagaimana dampak
teknologi internet pada kehidupan manusia. Hal-hal berikut
menggambarkan besarnya keterlibatan teknologi informasi dalam
kehidupan manusia:
1. Produk yang digerakkan sistem komputer
Di masa depan produk-produk kebutuhan hidup manusia
sehari-hari akan menjadi produk yang cerdas (smart product). Produk
yang cerdas adalah produk yang telah memiliki komponen
inteligensi manusia. Produk yang demikian bisa membantu
manusia untuk melakukan hal terbaik bagi kehidupannya. Berikut
ini berbagai contoh produk yang cerdas:
a. Mobil yang cerdas (smart car). Mobil masa kalau mobil rusak,
sistim komputer akan memberi tahu bagian mana saja yang
rusak. Layar monitor dalam mobil memberi tahu daerah yang
macet lalu lintasnya.
b. Kartu yang cerdas (smart card). Berbagai kartu yang ada
(ATM, SIM, KTP, Asuransi, Kesehatan, dll) akan dihimpun
dalam satu kartu saja. Selain itu kartu bisa digunakan untuk
berbagai fungsi lain, misalnya untuk kunci mobil, kunci
rumah, dll.
c. Rumah yang cerdas (smart house). Rumah bisa diperintah
suhu ruangan, menghidupkan mesin air di bak mandi disaat
pemilik rumah dalam perjalanan menuju rumah
d. Jalan yang cerdas (smart road). Jalan bisa memberi tahu
pengendara mobil kalau ada kecelakaan di depan. Selain itu ia
bisa mengingatkan bahaya kecelakaan jika jarak antar mobil
yang di depan dan di belakang terlalu dekat.
2. Perancangan produk dikelola oleh komputer
Sistem komputer yang sudah menjadi net-work intelligence akan
memudahkan kehidupan konsumen. Melalui internet pembeli dapat
menghubungi berbagai perusahaan yang menwarkan produk. Di
masa depan produk yang akan dibeli dirancang sendiri oleh
konsumen.
3. Proses kerja yang digerakkan oleh komputer
Tersedianya fasilitas intranet dan internet memungkinkan orang
bekerja dari mana saja. Orang bisa berhubungan dengan kantornya
dari rumah, dari pesawat, dan dari kamar hotel. Pekerjaan dapat
dilakukan dari jarak jauh. Kantor menjadi maya (virtual). Bank
tidak perlu lagi mempunyai karyawan terlalu banyak karena
transaksi dilayani secara elektronik. Kini orang berbelanja dari
rumah melalui internet. Biro perjalanan semakin tersaingi oleh
internet, karena orang dapat memesan langsung tiket pesawat, tiket
4. Komputer menjadi sarana komunikasi efektif
Kehadiran bisnis internet telah merubah pola komunikasi. Kiriman
surat semakin berkurang karena orang lebih banyak berkirim surat
dengan e-mail. Orang sekarang bisa mengobrol dari dalam
kamarnya dengan siapa saja tanpa batas ruang dan waktu. Program
internet relay chatting (IRC) yang tersedia dalam komputer bisa
diakses dengan internet, dan pemakai bisa menghubungi siapa saja,
apakah teman chatting berasal dari kota yang sama, atau di kota
lain di seluruh dunia. Internet semakin mengurangi pengggunaan
mesin faksimili, karena dokumen dapat dikirim dalam waktu yang
sangat cepat dengan e-mail. Dokumen dapat dikirim pada banyak
orang diseluruh dunia. Penghematan yang sungguh luar biasa, dari
segi waktu, biaya dan tenaga.
5. Komputer sebagai pusat informasi
Tersedianya website yang bisa diakses melalui internet telah
membuat komputer sebagai suatu pusat informasi. Komputer yang
terhubungi oleh internet menjadi guru buat semua orang. Hampir
semua jenis informasi bisa dicari dari internet. Di beberapa
perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, sudah banyak
dosen yang menyimpan catatan kuliah, artikel jurnal, dan bahan
bacaan lainnya di dalam homepage pribadi mereka. Mahasiswa
dapat dengan leluasa membuka homepage tersebut dan membaca
2.2.4. Proses Pembelajaran
Menurut Prayudi (2007) proses pembelajaran adalah sebuah upaya
bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi dan mengolah
informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk
ter-“internalisasi” dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan
belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan
sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar
berkelanjutan secara mandiri. Sebuah proses pembelajaran yang baik,
paling tidak harus melibatkan 3 aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek
kognitif dan aspek afektif.
Aspek Psikomotorik dapat difasilitasi lewat adanya
praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan eksperimental. Aspek
kognitif difasilitasi lewat berbagai aktifitas penalaran dengan tujuan adalah
terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek afektif dilakukan
lewat aktivitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan tujuan
terbentuknya kematangan emosional. Ketiga aspek tersebut bila dapat
dijalankan dengan baik akan membentuk kemampuan berfikir kritis dan
munculnya kreatifitas. Dua kemampuan inilah yang mendasari skill
problem solving yang diharapkan wujud pada diri mahasiswa.
Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka
1. Tahap berbagi dan mengolah informasi, kegiatan di kelas,
laboratorium, perpustakaan adalah termasuk dalam aktivitas untuk
berbagi dan mengolah informasi.
2. Tahap internalisasi, aktifitas dalam bentuk PR, tugas, paper, diskusi,
tutorial, adalah bagian dari tahap internalisasi.
3. Mekanisme balikan, kuis, ulangan / ujian serta komentar dan survey
adalah bagian dari proses balikan.
4. Evaluasi, aktifitas assesment yang berdasarkan pada test ataupun
tanpa test termasuk assesment diri adalah bagian dari proses evaluasi.
Evaluasi dapat dilakukan secara peer review ataupun dengan survey
terbatas.
Seharusnya implementasi proses pembelajaran di perguruan tinggi
senantiasa dievaluasi untuk memenuhi aspek-aspek diatas.
Menurut Muchith (2008) belajar merupakan hal yang sangat dasar
bagi manusia dan merupakan proses tiada henti dan berkesinambungan
yang mengubah individu dalam berbagai cara. Proses pembelajaran
merupakam inti dari kegiatan kependidikan di perguruan tinggi. Agar
tujuan pendidkan dan pengajaran berjalan dengan benar, maka perlu
pengadministrasian kegiatan - kegiatan belajar mengajar, yang lazim
disebut administrasi kurikulum.
Hal sependapat dikemukakan oleh ahli tentang proses
taksonomi belajar. Kategori jenis-jenis belajar menurut beberapa ahli
diantaranya:
1. Taksonomi Bloom yang paling populer dan mengkategorikan dari 3
tingkatan sebagai domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotorik (Reliawati, 2009).
2. Taksonomi Robert M.Gagne yang berpendapat bahwa kategori
pembelajaran meliputi kecakapan intelektual, strategi kognitif,
keterampilan motoris, informasi verbal dan sikap (Reliawati, 2009).
3. Taksonomi UNESCO yang terdiri dari learning to how, learning to
do, learning together, and learning to be (Reliawati, 2009).
4. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus
dan respon (Reliawati, 2009).
5. Menurut Jerome S. Bruner, seorang ahli pendidikan yang setuju
dengan teori kognitif, pembelajaran adalah proses untuk
membangun kemampuan mengembangkan potensi kognitif yang
ada dalam diri siswa (Reliawati, 2009).
2.2.5. Prestasi Mahasiswa
Menurut kamus besar bahasa Indonesia prestasi akademik adalah
hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dsb.
Kinerja individual adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
peniliti dalam hal ini adalah prestasi mahasiswa karena menurut Jumali
(2005) dalam Roshida (2009) kinerja individu adalah pencapaian
prestasi/hasil kerja dari serangkaian tugas mahasiswa dengan dukungan
teknologi sistem informasi yang ada.
Penilaian prestasi atas seseorang perlu dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan yang telah dicapai, sehingga dapat dikatakan bahwa
penilaian prestasi adalah sebagai penentu secara periodik efektifitas
operasional individu berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditentukan.
Pencapaian kinerja individual dinyatakan dengan pencapaian
serangkaian tugas - tugas individu dengan dukungan teknologi informasi
yang ada. Pengukuran kinerja individual ini melihat dampak sistem yang
baru terhadap efektifitas pneyelesaian tugas, membantu meningkatkan
kinerja dan menjadikan pemakai lebih produktif dan kreatif (Goodhue dan
Thomson, 1995 dalam Roshida 2009).
Pencapaian kinerja individu yang baik jika didukung dengan adanya
teknologi sistem informasi yang memadai. Bagi mahasiswa, kinerja
individu akan terlihat dari prestasi mahasiswa dalam menggunakan
teknologi sistem informasi seperti contohnya komputer sebagai alat
penghasil informasi yang diperlukan oleh mahasiswa dan diperoleh
melalui jaringan internet serta media komunikasi lainnya yang akan
menghasilkan output secara cepat, akurat serta efektif yang dapat
Prestasi mahasiswa dapat meningkat dikarenakan adanya motivasi
yang dapat membentuk kepribadian seseorang dan pengalaman seseorang
untuk mewujudkan kinerja yang diharapkan. Untuk itu digunakan teori
kepribadian sebagai pendukung motivasi
Menurut Robbins (2001: 50) dalam Roshida (2009), Kepribadian
adalah keseluruhan total dari cara seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Berikut ini faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepribadian antara lain :
1. Lingkungan
Diantaranya fakor-faktor yang menekan pada pembentukan
kepribadian kita adalah budaya dimana kita dibesarkan, pengkondisian
dini, norma-norma diantara keluarga, teman-teman, dan
kelompok-kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.
Lingkungan yang dipaparkan pada kita memainkan suatu peran yang
cukup besar dalam membentuk kepribadian kita.
2. Situasi
Situasi mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan
terhadap kepribadian. Kepribadian seseorang, walaupun pada umumnya
mantap dan konsisten, berubah dalam situasi yang berbeda. Tuntutan
yang berbeda dari situasi yang berlainan dari kepribadian seseorang.
Oleh karena itu, hendaknya kita tidak melihat pola kepribadian dalam
Teori humanistik (Gibson, et. al., 1996: 160) dalam Roshida (2009)
dengan pendekatan humanistik guna memahami kepribadian dicirikan oleh
adanya pemusatan perhatian pada perkembangan individu dan aktualisasi
diri dan pentingnya bagaimana seseorang mempersepsi dunianya dan
semua kekuatan yang mempengaruhi mereka.
Berdasarkan paparan teori tersebut diatas menunjukkan bahwa
seorang dosen berusaha memotivasi mahasiswa dalam peningkatan
prestasinya dengan mengadakan forum diskusi dengan harapan mahasiswa
akan terbiasa mengutarakan pendapatnya sehingga tidak adanya rasa
rendah diri atau tertekan untuk mengungkapkan hasil kerjanya baik secara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian menurut jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat
dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan (scoring). Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,
kalimat, skema dan gambar.
Peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui secara
mendalam penggunaan e-learning di Progdi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penelitian ini membahas tentang perilaku manusia khususnya dalam
menggunakan e-learning untuk meningkatkan proses pembelajaran
mahasiswa progdi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Dengan demikian, untuk membahas perilaku
tersebut, diperlukan metode kualitatif yang lebih lanjut, suatu perilaku
dipengaruhi oleh segi budaya didalamnya tercakup segala pengetahuan,
pengalaman, kepercayaan, symbol dan aturan-aturan yang berlaku dalam
3.2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini diarahkan pada empat komponen e-learning dalam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yaitu:
1. Pusat Komunikasi (Puskom)
2. Progdi Akuntansi
3. Dosen
4. Mahasiswa
3.3. Alasan Ketertarikan Peneliti
Alasan peneliti tertarik untuk meneliti tentang permasalahan ini
adalah pengalaman yang dialami sendiri oleh peneliti. Fasilitas e-learning
yang disediakan oleh Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur. Mahasiswa menggunakan fasilitas e-learning untuk download
materi kuliah, atau upload tugas yang diperintahkan atau diberikan oleh
dosen. Peneliti ingin mengetahui tanggapan dosen dan mahasiswa sebagai
pengguna e-learning..
Dengan penelitian ini peneliti berharap dapat mengetahui sampai
sejauh mana upaya Puskom, Progdi Akuntansi, dosen dan mahasiswa
menggunakan e-learning sebagai media pembelajaran. Karena dari
pertanyaan tersebut, sehingga peneliti berharap dengan adanya penelitian
ini dapat mengetahui secara mendalam penggunaan e-learning dapat
3.4. Informan
Informan kunci disini adalah Ketua Pusat Telematika, dikarenakan
informan ini adalah penanggung jawab sistem dan sekaligus penggerak
e-learning di UPN “Veteran” Jawa Timur. Informan kedua adalah Progdi
Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur dimana informan merupakan
penanggung jawab ruang lingkup tempat penelitian ini dilakukan.
Informan ketiga adalah dosen Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur
selaku pengguna e-learning UPN “Veteran” Jawa Timur. Informan
terakhir adalah mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur juga
selaku pengguna sistem e-learning itu sendiri.
3.4.1. Deskripsi Informan
Dalam penelitian ini yang menjadi informan dilihat dari 4 pihak yaitu :
a. UPT Telematika sebagai pengelola fasilitas e-learning UPN
”Veteran” Jawa Timur.
Ir. Kemal Wijaya MTP merupakan Ka Upt Telematika. Berusia 51
tahun bertempat tinggal di daerah Larangan Sidoarjo, pria
merupakan lulusan S1 Geologi ITB dan Magister Perencanaan
UGM. Menjabat sebagai Kepala UPT Telematika sejak tahun 2008.
b. Progdi Akuntansi
Fajar S.A., SE, MAKS merupakan staff dari progdi akuntansi.
Akuntansi UPN tahun 2002 dan Magister Akuntansi S-2 tahun 2006
dengan konsentrasi akuntansi manajemen.
c. Dosen
Peneliti mengambil tiga dosen pengguna e-learning sebagai
informan penelitian yaitu :
a. Drs. Ec Munari
Adalah dosen tetap UPN “Veteran” Jawa Timur di fakultas
ekonomi akuntansi. Bapak Munari Kelahiran 2 April 1961
bertempat tinggal Jl. Griya Kebraon Tengah X blok U no. 28.
Lulusan SMEA Pembina I angkatan 1978. Kemudian
melanjutkan kuliah S-1 di UPN 1981, kuliah S-2 IBMT
Surabaya, Konsentrasi ilmu pangajarannya bidang akuntansi
keuangan.
b. Dra. Ec. Dwi Suhartini
Wanita kelahiran 15 desember 1968, beralamatkan Jl. Gunung
Anyar Lor Gg 3A no.22 merupakan lulusan S-1 Akuntansi
UPN dan S-2 Magister Akuntansi Manajemen. Menjadi tenaga
bantu pengajar tahun 1994 kemudian menjadi dosen tetap
tahun 1998.
c. Drs. Eko Riyadi
Pria kelahiran 01 Mei 1957 yang bertempat tinggal di Sedati
ekonomi progdi akuntansi yang alumni S-1 lulusan UPN
angkatan tahun 1979 dan S-2 UPN Akuntansi Keuangan.
d. Mahasiswa
Peneliti mengambil tiga mahasiswa pengguna e-learning sebagai
informan penelitian yaitu :
a. Risan Adiwitarsa adalah mahasiswa semester VIII jurusan
Akuntansi. Kelahiran Sidoarjo, 3 Februari 1988. Beralamat di
Jl. Delta Sari Indah AA-23 Sidoarjo.
b. Hesti Rahmasari adalah semester VIII jurusan Akuntansi lahir
Surabaya, 3 November 1989 beralamat Jl. Kapuas FI 21
Wisma Tropodo Sidoarjo.
c. Nabila. Kelahiran Sidoarjo, 3 Oktober 1989 mahasiswa
semester VIII mahasiswa dengan nama panggilan Bila ini
tinggal di Jl. Wedoro Masjid no. 42 Waru, Sidoarjo.
Mahasiswa telah menjalani ujian lisan di bulan Februari.
3.5. Lokus
Penelitian ini dilakukan di Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa
Timur dan Pusat Telematika UPN “Veteran” Jawa Timur. Kedua tempat
ini berada dalam satu lokasi yaitu UPN “Veteran” Jawa Timur dimana
Pusat Telematika sebagai penanggung jawab sistem e-learning dan Progdi
3.5. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan sumber data yang diperlukan adalah :
1. Sumber data utama (primer)
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber di
dalam universitas, seperti Pusat Telematika dan Progdi Akuntansi
UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Sumber data kedua (sekunder)
Sumber data kedua merupakan data yang diperoleh dari
sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian, yang diperoleh dari studi
kepustakaan yaitu dengan menggunakan dokumentasi dan
literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan.
Pengumpulan data (login the data) ada 3 (tiga) teknik yang akan
digunakan dalam pengumpulan data, yaitu wawancara mendalam,
dokumen dan observasi.
Ketiga teknik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Wawancara mendalam
Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan dengan struktur ketat, tetapi
dengan pertanyaan yang semakin memfokus pada permasalahan
sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam.
Kelonggaran semacam ini mampu mengorek kejujuran informan
untuk memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara
penelitian terutama untuk mendapatkan data yang valid guna
menjawab masalah penelitian.
b. Observasi
Observasi dalaksanakan oleh peneliti dengan cara observasi
partisipan untuk mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan
mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa timur yang
menggunakan e-learning. Pada penelitian ini, peneliti berperan
sebagai active participant karena peneliti juga pengguna fasilitas
e-learning sehingga akan memudahkan berkomunikasi dan melaukan
pengamatan.
c. Analisis dokumen
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti
penelitian berupa foto-foto yang menujukkan mahasiswa yang
benar-benar menggunakan e-leaning sebagai pembelajaran mereka.
Dalam pengumpulan data penelitian ini ada tiga proses kegiatan yang
dilakukan dalam penelitian, yaitu:
1. Proses memasuki lokasi (getting in)
Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik,
peneliti terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan, baik administrative maupun semua persoalan yang
berhubungan dengan setting dan subyek penelitian dan mencari
pendekatan formal dan informal serta menjalin hubungan yang
akrab dengan informan.
2. Ketika berada di lokasi penelitian (getting along)
Ketika berada di lokasi penelitian, peneliti melakukan hubungan
pribadi dan membangun kepercayaan pada subyek penelitian
(informan). Hal ini dilakukan karena merupakan kunci sukses
untuk mencapai dan memperoleh akurasi dan komprehensivitas
data penelitian.
3.6. Teknik Analisa
Dalam penelitian kualitatif, analisa data dilakukan sejak awal dan
sepanjang proses berlangsung. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model analisa interaktif (interactive model of
analysis) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lokasi penelitian data lapangan dituangkan
dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan
lapangan oleh peneliti direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang
pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema
atau polanya (melalui penyuntigan, pemberian kode, dan pentabelan).
Reduksi data ini dilakukan terus-menerus selama proses penelitian ini
2. Penyajian Data
Peyajian data (display data) dimaksudkan agar memudahkan bagi
peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu dari penelitian. Dengan kata lain merupakan
pengorganisasian data kedalam bentuk tertentu sehingga kelihatan
dengan sosoknya yang lebih utuh.
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi
Verifikasi