• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA/BUFFER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA/BUFFER."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA POKOK BAHASAN

LARUTAN PENYANGGA/BUFFER

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

PUTRI ROSIDA ROSMAULI NIM : 8136141008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Putri Rosida Rosmauli: Pengembangan Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis Web pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar kimia interaktif berbasis web. Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian termasuk penelitian dan pengembangan (research and development). Subjek penelitian adalah bahan ajar pokok bahasan ikatan kimia. Adapun,sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 20 orang guru kimia kelas XI di kota Medan, 2 orang dosen kimia umum dan dosen media Universitas Negeri Medan, dan 80 orang siswa. Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis diperoleh, aspek standar isi 4,42 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan penyajian 4,13 adalah valid, artinya layak dan tidak perlu revisi. Bahan ajar yang telah dikembangkan kemudian diuji kepada siswa. Pengujian terhadap siswa menggunakan 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terhadap siswa kelas eksperimen diberikan bahan ajar kimia interaktif berbasis web yang telah dikembangkan, sedangkan siswa kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang dibawanya. Berdasarkan hasil tes diperoleh peningkatan hasil belajar (gain) siswa kelas eksperimen (61,36%) lebih tinggi dibandingkan peningkatan hasil belajar (gain) siswa kelas kontrol (68,25%).

(6)

ABSTRACT

Putri Rosida Rosmauli: Development Of Teaching Materials Interactive Chemistry On The Buffer Solution Subject Matter. Thesis. Medan: Study Program of Chemistry, Postgraduate, Universitas Negeri Medan, 2015.

This study aims to obtain web-based interactive chemicals teaching materials. Form of research is a descriptive study. This type of research, including research and development. Subject is basic teaching materials buffer solution. The sample used in this study consisted of 20 chemistry teachers in class XI in Medan, 2 chemistry lecturers, general chemistry lecturer and a media lecturer of Universitas Negeri Medan, and 80 students. The selection of the sample in the study using purposive sampling technique. The results of the analysis based on stadart content, competence and indicator obtained, feasibility aspects of the content of 4.42 is very valid, it means very feasible and does not need to be revised, the feasibility of presenting 4.13 is valid, it means feasible and does not need to be revised. Teaching materials that have been developed then tested to students. Testing of students using two classes, experimental and control classes. Towards the experimental class students are given a developed web-based interactive chemistry teaching materials, while the control class using teaching materials that it carries. Based on test results obtained improvement of learning outcomes (gain) experimental grade students (68.25%) is higher than the increase in learning outcomes (gain) control class (61.36%).

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul: “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Interaktif berbasis Web pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer”.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing I dan juga sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia dan sekaligus sebagai notulen 2. Bapak Eddiyanto, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai Direktur Pascasarjana Unimed

4. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, sekaligus sebagai Dosen Penguji Tesis ini

5. Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S sebagai Dosen Penguji Tesis ini

6. Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si sebagai Dosen Penguji Tesis ini dan Validator

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed yang telah mengajar dan mendidik penulis

8. Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si sebagai validator

9. Bapak Said Iskandar, M.Si yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengajari penulis dalam mengolah web sehingga menjadi Bahan Ajar 10. Ibu Dra. Hj. Safrimi, M.Pd kepala sekolah SMAN 1 Medan, bapak Drs.

(8)

iv

kepala sekolah SMAN 7 Medan, bapak Windu Manik, S.Pd Kepala Sekolah SMA Swasta Teladan Cinta Damai, dan Bapak/Ibu guru kimia yang telah membantu

11. Orangtuaku tercinta, Ev. Edison M Sihotang, S.Th dan Elfrida Purba, juga kepada abangku tercinta Doni Ferijon, SSi atas doa, kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan yang tak terhitung nilainya

12. Teman-temanku di The Master College terlebih Ronal Gomar Purba, M.Si (tulang) yang selalu memberi dukungan; Tia Sinaga, S.Kom; Elisabeth Febrylian, S.P dan Agusmanto Hutauruk, S.Pd, M.Si; Bobel Sihaloho, S.Pd; Jesika Sibarani, SP.d; dan Deswidya Hutauruk, S.Pd, MSi;

13. Teman-teman angkatan 23: ada Rina, Salim, Bro, Devi, Rahmi, Henni, Mariana, Nesfi, Kiky, Uswa, Zakiah, dan Ilfan.

14. Dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa disebut satu per satu, terima kasih semuanya. Semoga Tuhan YME memberi berkat melimpah atas bantuan dan dukungan yang diberikan.

Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka yang ditinjau, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut agar benar-benar bermanfaat. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2015 Penulis

(9)

iv 2.1.2. Manfaat/Peranan Bahan ajar dalam Pembelajaran 16 2.1.3. Kreteria Bahan Ajar yang baik

dan Proses Penyusunannya 17

2.1.4. Penelitian Pengembangan 19

2.1.5. Defenisi E-learning 25

2.1.6. Komponen dan Karakteristik E-learning 26 2.1.7. Model Penyelenggaraan E-learning 28 2.1.8. Bahan Ajar Berbasis web 29 2.1.9. Karakteristik Mata Pelajaran Kimia 32 2.2. Peran Motivasi dalam Proses Belajar Siswa 34

2.3. Penelitian yang Relevan 36

2.4. Kerangka Konseptual 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 38

3.3. Jenis Penelitian 39

3.4. Prosedur Penelitian 39

3.5. Teknik Pengumpulan Data 41

(10)

v BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Web Pembelajaran Kimia 49 4.2. Analisis Bahan Ajar Penerbit A dan B 52 4.3. Analisis Bahan Ajar Kimia Interaktif

Berbasis web yang dikembangkan 53

4.3.1. Berdasarkan Standar Isi 54 4.3.2. Berdasarkan Kelayakan Penyajian

dan Pemrograman 57

4.4. Implementasi Bahan Ajar Kimia

Interaktif Berbasis web 59

4.4.1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa 61 4.4.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Gain) 62 4.5. Analsis Pendapat siswa terhadap Bahan Ajar

Kimia interaktif Berbasis web yang dikembangkan 63 4.6. Analsis Motivasi Belajar Siswa berdasarkan

wawancara dengan Guru Kimia 64

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Simpulan 67

5.2. Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 69

(11)

iv

DAFTAR TABEL

(12)

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Komponen e-learning sebagai suatu sistem pembelajaran

berbantuan teknologi elektronik 27 Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 40 Gambar 4.1. Grafik Penilaian standar isi oleh Dosen 54 Gambar 4.2. Grafik Penilaian standar isi oleh Guru 55 Gambar 4.3. Grafik Kelayakan Penyajian dan Pemrograman

Berdasarkan Penilaian Dosen 57

Gambar 4.3. Grafik Kelayakan Penyajian dan Pemrograman

Berdasarkan Penilaian Guru 58

Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Hasil belajar Siswa 62 Gambar 4.5. Grafik Pendapat siswa terhadap bahan ajar

yang dikembangkan berdasarkan materi

(13)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus, Kompetensi Dasar dan Indikator

Lampiran 2. Analisis Web Pembelajaran Kimia dan Bahan Ajar Kimia SMA Kelas XI Semester II

Lampiran 3. Lembar Instrumen Penelitian untuk Dosen Lampiran 4. Lembar Instrumen Penelitian untuk Guru Lampiran 5. Lembar Instrumen Penelitian untuk Siswa

Lampiran 6. Bahan Ajar Kimia Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Lampiran 7. Pedoman Wawancara Guru

Lampiran 8. Lembar Instrumen Tes untuk Uji Terbatas Siswa

Lampiran 9. Data dan Perhitungan Analisis Bahan Ajar yang dikembangkan Lampiran 10. Lembar Validasi Soal untuk Instrumen tes

Lampiran 11. Data Nilai Kelas Kontrol dan Eksperimen

Lampiran 12. Lembar Perhitungan Homogenitas dan Normalitas Lampiran 13. Lembar Analisis Perhitungan Gain

Lampiran 14. Tampilan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Web yang dikembangkan

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat. Pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan. Di dunia Internasional, kualitas Pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke 64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012. Berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI) pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke 69 dari 127 negara. Dalam laporan terbaru Program Pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629; dengan angka tersebut Indonesia tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (peringkat 18). Permasalahan pendidikan tersebut harus diselesaikan karena kepemilikan atas pengetahuan adalah kunci seseorang mencapai kesejahteraan (Baswedan, USAID 2013).

(15)

dengan jelas hampir pada semua sektor kehidupan misalnya bidang bisnis, ekonomi dan pemerintahan dengan munculnya konsep dan aplikasi berupa e-goverment, e-commerce, e-community dan lain sebagainya. Fenomena tersebut

telah menjadi tren dan secara berangsur-angsur telah merubah pola pikir dan peradaban manusia. Adapun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut secara positif, bijaksana dan bertanggungjawab, khususnya dalam bidang pendidikan baik formal maupun non formal.

Dalam dunia pendidikan dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut saat ini bermunculan istilah e-learning, online learning, web based training, online courses, web based educaition dan

sebagainya. Juga terdapat banyak lembaga pendidikan yang memafaatkan sistem E-learning demi meningkatkan efektifitas dan fleksibilitas pembelajaran (Barak,

2007; Littlejohn, dkk., 2008; Tasri, 2011). TIK dapat berfungsi sebagai alat untuk merancang lingkungan belajar yang baru dan menciptakan pembelajaran yang menarik (Barak, M., 2007). Pendidikan sarjana kimia pada berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat juga melibatkan beberapa jenis interaksi multimedia dan berbagai upaya untuk mempelajari efektifitas pembelajaran dengan memberikan tugas rumah secara online (Richaerds-Babb, dkk, 2011; Parker, 2012). Pemanfaatan TIK atau dalam dunia pendidikan disebut juga dengan e-learning merupakan tren baru dalam pembelajaran untuk mendapatkan momentum pada berbagai tingkat pembelajaran (Kumar dan Kumar, 2013).

(16)

penggunaan jaringan dan mendukung software untuk digunakan sebagai upaya untuk membuat kemajuan dalam pendidikan serta memecahkan masalah yang ada dalam pembelajaran (Shin, dkk, 2002). Penggunaan world wide web (www) harus didukung dengan jaringan atau internet, dimana internet merupakan jaringan global yang memungkinkan manusia untuk terhubung satu sama lain di seluruh dunia melalui komputer (Tasri, 2011). Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat juga membawa implikasi terhadap penambahan bahan ajar.

Sementara itu, waktu yang tersedia bagi guru dan peserta didik untuk bertatap muka di lingkungan sekolah sangat terbatas, bahkan cenderung kurang menuntut terobosan-terobosan yang dapat membantu memperpanjang waktu belajar peserta didik di luar jam sekolah. Teknologi Internet dapat menjadi terobosan yang efektif untuk mengatasi masalah hubungan antara guru dan peserta didik dalam mengolah informasi bahan pelajaran. Penggunaan fasilitas Internet dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya, khususnya bagi kaum intelektual dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara mudah dan murah.

(17)

jenis-jenis materi pelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20 mengidentifikasi bahwa guru seyogyanya mengembangkan bahan ajarnya sendiri, sehingga ia akan mampu melaksanakan pembelajaran yang harmonis, bermutu dan bermartabat dengan memperhatikan berbagai aturan, prinsip dan kaidah pengembangan bahan ajar.

Bahan ajar yang tersedia di sekolah biasanya hanya berupa buku teks. Seiring degan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan alat bantu media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif seperti penggunaan komputer atau internet (e-learning). Bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni: menyajikan multimedia, menyimpan, mengolah, menyajikan informasi dan hyperlink (Tasri, 2011; Hodge, dkk, 2009).

Pembelajaran kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan bahan ajar berupa buku teks dan LKS sehingga siswa kurang dapat memahami konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi guru dan siswa serta kecepatan belajar siswa seringkali dianggap sebagai kendala dalam pembelajaran kimia, maka dari itu usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan, termasuk peningkatan bahan ajar dan media pembelajaran.

(18)

merupakan percobaaan dan sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari penelitian di laboratorium (Chang, 2004). Belajar kimia pada dasarnya berangkat dari fakta yang ditemukan menuju konsep mikroskopik dan submikroskopik yang kemudian disimbolkan. Sehingga perlu dikembangkan alat bantu berupa media pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari fakta (makroskopik) menuju konsep mikroskopik dan sub mikroskopik.

Materi kimia yang sulit ini semakin sulit karena keterbatasan waktu belajar di sekolah membuat siswa harus mengikuti pelajaran tambahan di luar sekolah seperti bimbingan belajar. Lembaga bimbingan belajar (Bimbel) kini begitu populer dikalangan siswa dan orang tua, dan dapat ditemukan hampir di setiap sudut kota-kota besar. Sekarang bimbel bukan lagi sekedar tren, melainkan sudah menjadi wajib bagi siswa, mulai tingkat SD, SMP, terlebih lagi bagi siswa SMA yang berniat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri favorit seperti UI, ITB, UGM dan PTN terkemuka lainnya. Banyak siswa mengakui bahwa mereka mengikuti bimbel karena keterbatasan waktu, keterbatasan materi pembelajaran yang diberikan guru belum mampu menjadi modal untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), juga karena metode pembelajaran yang membosankan serta kurangnya sarana prasarana penunjang pembelajaran (Siburian, 4014).

(19)

pendidikan anak (Firdaus, 2013). Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya. Motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar anak, bila guru tidak mampu meningkatkan motivasi maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Motivasi dapat mengembangkan keaktifan dan inisiatif siswa, serta dapat meningkatkan ketekunan dalam kegiatan belajar. Saat siswa termotivasi terhadap pelajaran maka ia akan semangat melaksanakan aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian, motivasi harus menjadi pangkal permulaan dari aktivitas siswa. Lembaga bimbingan belajar dianggap mampu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar melalui metode belajar yang menyenangkan dan akan berdampak yang positif terhadap prestasi anak.

Pemerintah hingga saat ini terus melakukan upaya melaksanakan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna menghadapi persaingan bebas dunia. Kemendikbud melakukan sejumlah terobosan guna meningkatkan mutu pendidikan agar mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing secara global di masa yang akan datang. Salah satu terobosan awal tersebut adalah memberlakukan Kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan terhadap pendidikan yakni menghasilkan lulusan yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta berkarakter (Abidin, 2013).

(20)

tersebut yaitu pada sistem pembelajaran dan sistem penilaian, yang ternyata pada penerapannya sangat sulit untuk dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah. Terdapat berbagai masalah konseptual yang dihadapi antara lain mulai dari masalah ketidakselarasan antara ide dengan desain kurikulum hingga masalah ketidakselarasan gagasan dengan isi buku teks. Sedangkan masalah teknis penerapan seperti perbedaan kesiapan sekolah dan guru, belum meratanya dan tuntasnya pelatihan guru dan kepala sekolah, serta penyediaan buku pun belum ditangani dengan baik. Anak-anak, guru dan orang tua pula yang akhirnya harus menghadapi konsekuensi atas ketergesa-gesaan penerapan sebuah kurikulum.

Sesuai dengan surat edaran Mendikbud No.179342/MPK/KR/2014 5 Desember 2014, bahwa K13 telah resmi dihentikan untuk sekolah-sekolah yang telah melaksanakan K13 selama 1 semester dan akan tetap menggunakan kurikulum 2006 sampai benar-benar siap menerapkan K13. Sedangkan, sekolah yang telah menerapkan K13 selama 3 semester dan menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah pengembangan dan percontohan penerapan K13. Salah satu faktor pemberhentian K13 adalah kurangnya bahan ajar yang sesuai. Sehingga untuk menambah sumber bahan ajar peneliti mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis web yang diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya disekolah tetapi juga di luar sekolah.

(21)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA/BUFFER”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah-masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Apakah bahan ajar kimia yang tersedia dalam bentuk buku dan web telah sesuai standar isi, kurikulum dan telah memenuhi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)?

2. Bagaimana kecukupan sumber bahan ajar kimia berbasis web yang dapat di akses dalam menyelenggarakan pendidikan nasional?

3. Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbasis web secara tepat dan benar dilihat dari disiplin ilmu, metode belajar dan pembelajaran, bahasa, ilustrasi dan grafikanya?

4. Apakah bahan ajar berbasis web dapat memberi pengaruh dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar?

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal dalam masalah-masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:

(22)

2. Mengembangkan bahan ajar kimia SMA Kelas XI berupa Materi Pembelajaran dan Latihan Soal pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web

3. Penilaian dan revisi bahan ajar kimia oleh Dosen dan Guru Kimia SMA sehingga dihasilkan bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web

4. Uji coba terbatas bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang ada saat ini baik yang berbasis web ataupun tidak berdasarkan kesesuaian standar isi dan kurikulum?

2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun berdasarkan penilaian Dosen dan Guru?

3. Bagaimana pendapat siswa terhadap bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun? 4. Bagaimana pengaruh bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan

(23)

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah :

1. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar kimia SMA Kelas XI yang telah beredar dalam bentuk Web dan buku pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer sesuai dengan standar isi

2. Mengetahui tingkat kelayakan berdasarkan penilaian Dosen dan Guru terhadap bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun;

3. Mengetahui pendapat siswa terhadap bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun; 4. Mengetahui pengaruh bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan

Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tersedianya bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan

(24)

2. Bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun dapat membantu guru dalam pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah;

3. Bahan ajar kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer Interaktif berbasis web yang telah disusun dapat membantu siswa dalam belajar di sekolah maupun di luar sekolah;

4. Sebagai masukan bagi peneliti lainnya untuk mengembangkan bahan ajar berbasis web sesuai dengan tuntutan kurikulum.

1.7. Defenisi Operasional

1. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan dengan menggunakan alat atau media tertentu dalam rangka pencapaian mutu dan kualitas sesuatu.

2. Bahan ajar kimia merupakan komponen pembelajaran yang digunakan sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar kimia di kelas.

3. Interaktif adalah tidakan yang bersifat saling melakukan aksi (saling aktif), contoh: dialog antara komputer dan terminal atau antara komputer dengan komputer. Bahan ajar Interaktif adalah salah satu jenis bahan ajar yang dilihat dari teknologi yang digunakan. Bahan ajar ini antara lain ialah CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif,

(25)

selanjutnya. Pengguna akan mendapatkan informasi atau umpan balik sesuai dengan aksi atau navigasi yang dipilih, informasi tersebut menggunakan berbagai bentuk format data seperti teks, gambar, audio, video, simulasi, soal-soal interaktif dan lain-lain.

4. World wide web atau www atau juga dikenal dengan istilah web adalah salah satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet. web ini menyediakan informasi bagi pemakai komputer yang terhubung ke

(26)

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data pada penelitian ini meliputi data analisis web pembelajaran kimia pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer, data analisis pengembangan bahan ajar berbasis web pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang telah dikembangkan sesuai standar isi, kurikulum dan memenuhi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), analisis tanggapan siswa terhadap bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan, analisis data perolehan nilai siswa dengan dan tanpa bahan ajar yang telah dikembangkan, serta analisis wawancara Guru mengenai motivasi belajar siswa.

4.1. Analisis Web Pembelajaran Kimia

Beberapa Web belajar online yang ada di Indonesia yang berbayar maupun gratis menjadi bahan penelitian untuk dianalsis oleh peneliti. Brainly.co.id

(27)

50

akan menjadi kelas raksasa untuk semua siswa yang mau belajar, berbagi, dan mendapatkan pengetahuan. Brainly adalah jaringan sosial bagi siswa, dimana siapa pun, dimana saja di dunia, dapat mendaftarkan diri untuk membantu orang lain dengan pekerjaan rumah.

Ruangguru.com merupakan Web bagi guru dan murid bertemu dalam

sebuah wadah interaktif untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Semua orang baik siswa sekolah menengah, hingga perguruan tinggi bisa belajar lewat Web tersebut. Tak hanya itu pengajar bukan hanya kalangan dari guru formal saja namun juga siapapun yang menguasai pelajaran tertentu bisa menjadi guru. Bahkan pembelajarannya bisa dilakukan secara online hingga bertemu disuatu tempat yang mendukung pembelajaran atau di rumah murid sesuai dengan kesepakatan. Walaupun web ini tidak gratis, namun ruangguru menjadi salah satu Bimbel online paling populer di indonesia saat ini.

Selain itu, Sibejoo.com menyediakan video pembelajaran dan dapat kita manfaatkan secara gratis. Sibejoo yang berarti beruntung ini sedang mengupload video pembalajaran sebanyak 1.000 lebih yang dibuat sendiri dan lebih fokus pada pelajaran IPA seperti matematika, biologi, kimia, fisika. Setiap orang dapat mengaksesnya lewat Web Sibejoo dan bisa menyumbangkan dana bagi mereka yang sudah berniat baik untuk memberikan pembelajaran gratis yang interaktif dan tentunya juga bermanfaat.

(28)

51

di kelas bimbingan belajar. Wisnu sebagai CEO Web A, memiliki keinginan untuk membantu siswa dalam pembelajaran yang lebih efektif serta efisien. Video pembelajaran di Web A ini berbayar, dengan membeli voucher Rp 150.000,00 di Indomaret atau via speedy instan card Telkomsel siswa dapat dengan mudah mengakses video dan berinteraksi dengan guru/tutor di Web A melalui forum chat. Sedangkan Web B merupakan Web yang memberikan akses gratis untuk ringkasan materi, namun untuk bimbingan belajar adalah layanan berbayar dengan paket reguler sebesar Rp. 120.000,00 sampai Rp. 150.000,00 per pertemuannya. Web B adalah media kimia terintegrasi yang bergerak di bidang jasa, edukasi, dan

retail secara terpadu yang bertujuan untuk mengenalkan kimia aplikatif dan kontributif. Video yang terkait dengan pembelajaran dapat diakses dengan mudah dan gratis.

Berdasarkan hasil analisis, Web A ini belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan kurikulum, yaitu:

1) Dalam hal sistematika sebaiknya isi materi dibuat lebih lengkap sesuai Kompetensi Dasar,

2) Urutan sub pokok bahasan sebaiknya disusun sesuai Kompetensi Dasar, 3) Penjelasan tentang contoh-contoh soal sudah baik, namun penambahan

kegiatan pembelajaran sangat diperlukan dalam bentuk contoh percobaan ilmiah Larutan Penyangga/Buffer, latihan soal mandiri ataupun kelompok dalam bentuk essay ataupun pilihan berganda.

(29)

52

1) Dalam hal sistematika sebaiknya isi materi dibuat lebih lengkap sesuai Kompetensi Dasar,

2) Urutan sub pokok bahasan sebaiknya disusun sesuai dengan Kompetensi Dasar, dilengkapi dengan contoh-contoh soal, latihan soal mandiri ataupun kelompok dalam bentuk essay ataupun pilihan berganda.

Berdasarkan hasil analisis bahan ajar Web A dan B pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer dilakukan pengembangan bahan ajar pada pokok bahasan tersebut, adapun kekurangan yang terdapat pada Web A dan B menjadi masukan bagi peneliti untuk diperbaiki dalam pengembangan Bahan Ajar Kimia interaktif berbasis Web.

4.2. Analisis Bahan Ajar Penerbit A dan B pada Larutan Penyangga

Buku Kimia SMA Kelas XI yang dianalisis oleh penelti adalah buku yang berjudul Chemistry for Senior High School (Bilingual) oleh Penerbit A, dan buku Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 2 oleh Penerbit B untuk analisis topik

Larutan Penyangga/Buffer. Berdasarkan analisis, buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) oleh Penerbit A, belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan

(30)

53

dengan baik menggambarkan isi materi dan Kompetensi Dasar, urutan sub pokok bahasan telah disusun sesuai dengan Kompetensi Dasar, isi meteri yang cukup sederhana karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sudah dilengkapi dengan kegiatan percobaan tentang Larutan Penyangga/Buffer, serta terdapat banyak contoh soal dan latihan soal mandiri ataupun kelompok.

4.3. Analisis Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis Web yang telah dikembangkan

Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan menyusun Materi pelajaran yang akan dimasukkan ke dalam web dan yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum. Cakupan materi dalam web yang telah dikembangkan merupakan kajian pustaka bahan ajar berbasis web pada materi Larutan Penyangga/Buffer. Web kimia yang dikembangkan berisi materi pembelajaran, video pembelajaran,

contoh soal, latihan dan soal-soal evaluasi yang interaktif. Ada terdapat banyak soal-soal yang terdapat dalam web beserta pembahasannya, sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Web yang dikembangkan disajikan semenarik mungkin dengan menambahkan gambar-gambar yang dapat mendukung pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Web yang dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran menurut Depdiknas (2008).

(31)

54

mengumpulkan data dari proses validasi isi merupakan angket dan komentar saran mengenai bahan ajar yang dikembangkan. Adapun kriteria yang digunakan untuk melakukan validasi yaitu standar isi, kurikulum dan memenuhi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dan Aspek Penyajian/Tampilan dan Pemrograman (lampiran 3, 4, dan 5). Bahan ajar yang telah divalidasi kemudian diperbaiki. Perbaikan terhadap bahan ajar dilakukan berdasarkan saran dan masukan yang telah diberikan oleh dosen dan guru.

4.3.1. Berdasarkan Standar Isi a. Validasi oleh Dosen

Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan berdasarkan standar isi oleh dosen kimia umum Universitas Negeri Medan (UNIMED) disajikan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Penilaian Standar isi oleh Dosen Keterangan:

1. Cakupan materi 5. Merangsang keingintahuan

2. Keakuratan materi 6. Mengembangkan kecakapan hidup

(32)

55

Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan pada Topik Larutan Penyangga/Buffer berdasarkan standar isi memiliki nilai rata-rata sebesar 4,75 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Terdapat 7 komponen yang terkait standar isi yaitu, (1) Cakupan materi = 5 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (2) Keakuratan materi = 4,36 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (3) Kemutakhiran = 5 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (4) Mengandung wawasan produktivitas = 5 adalah valid, artinya layak dan tidak perlu revisi; (5) Merangsang keingintahuan = 4,33 adalah valid, artinya layak dan tidak perlu revisi; (6) Mengembangkan kecakapan hidup = 4,8 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi (Lampiran 9).

b. Validasi oleh Guru Kimia SMA

Hasil analisis bahan ajar berbasis webyang telah dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan isi oleh guru kimia SMA kelas XI di SMA negeri-swasta sekota Medan disajikan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Grafik Standar Isi oleh Guru

(33)

56

Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer berdasarkan standar isi memiliki nilai rata-rata sebesar 4,09 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Terdapat 7 komponen yang terkait aspek standar isi yaitu, (1) Cakupan Materi = 4,03 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (2) Keakuratan materi = 4,0 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (3) Kemutakhiran = 4,07 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (4) Mengandung wawasan produktivitas = 4,00 adalah valid, artinya layak dan tidak perlu revisi; (5) Merangsang keingintahuan/curiosity = 4,25 adalah valid, artinya layak dan tidak perlu revisi; (6) Mengembangkan kecakapan hidup = 4,16 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi (Lampiran 9).

Tabel 4.1. Hasil analisis kelayakan isi bahan ajar berbasis web

PENILAIAN Rata-rata Penilaian

Dosen Guru

a. Cakupan Materi 5,00 4,03

b. Keakuratan Materi 4,36 4,00

c. Kemutakhiran 5,00 4,07

d. Mengandung Wawasan Produktivitas 5,00 4,00

e. Merangsang Keingintahuan 4,33 4,25

f. Mengembangkan kecakapan hidup 4,80 4,16

Rata-rata 4,75 4,09

Rata-rata total 4,42

(34)

57

4.3.2. Berdasarkan Kelayakan Penyajian/Tampilan dan Pemrograman Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan penyajian/tampilan terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kesesuaian cakupan materi, kemenarikan penyajian web dan pemrograman.

a. Validasi Kelayakan Penyajian dan Pemrograman oleh Dosen

Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan penyajian dan pemrograman oleh dosen kimia umum Universitas Negeri Medan (UNIMED) disajikan pada gambar 4.3

.

Gambar 4.3. Grafik Kelayakan Penyajian dan Pemrograman Berdasarkan Penilaian Dosen

Keterangan:

1. Kesesuaian cakupan materi 2. Kemenarikan tampilan Web

3. Aspek Pemrograman

Hasil analisis Kelayakan penyajian dan Pemrograman ajar berbasis web yang telah dikembangkan pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer berdasarkan aspek kelayakan penyajian dan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,46

(35)

58

adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Terdapat 3 komponen yang terkit komponen kelayakan penyajian yaitu: (1) Kesesuaian cakupan materi = 4,5 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (2) Kemenarikan Web = 4,2 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; dan (3) Pemrograman Web = 4,7 (Lampiran 9).

b. Validasi Kelayakan Penyajian dan Pemrograman oleh Guru Kimia

Hasil analisis bahan ajar berbasis web yang telah dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan penyajian dan pemrograman oleh gurukimia SMA kelas XI di SMA negeri-swasta sekota Medan disajikan pada gambar 4.4.

Gambar. 4.4. Grafik Kelayakan Penyajian dan Pemrograman Berdasarkan Penilaian Guru

Keterangan:

1. Kesesuaian cakupan materi

2. Kemenarikan Web

3. Aspek Pemrograman

Hasil analisis Kelayakan penyajian dan Pemrograman ajar berbasis web yang telah dikembangkan pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer berdasarkan aspek kelayakan penyajian dan memiliki nilai rata-rata sebesar 3,80

(36)

59

adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Terdapat 3 komponen yang terkit komponen kelayakan penyajian yaitu: (1) Kesesuaian cakupan materi

= 3,67 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi; (2) Kemenarikan Web = 3,79 adalah sangat valid, artinya sangat layak dan tidak

perlu revisi; dan (3) Pemrograman Web = 3,94 (Lampiran 9).

Tabel 4.2. Hasil analisis kelayakan penyajian bahan ajar berbasis web

PENILAIAN Rata-rata

Dosen Guru

a. Kesesuaian cakupan materi 4,50 3,67

b. Kemenarikan Tampilan Web 4,20 3,79

c. Aspek Pemrograman 4,70 3,94

Rata-rata 4,46 3,80

Rata-rata total 4,13

Keterangan: 4,20 – 5,00 Sangat valid dan tidak perlu direvisi 3,40 – 4,20 Valid dan tidak perlu direvisi 2,60 – 3,40 Cukup valid dan tidak perlu direvisi 1,80 – 2,60 Kurang valid dan sebagian perlu direvisi 1,00 – 1,80 Tidak valid dan perlu revisi

4.4. Implementasi Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis web

(37)

60 a. Tingkat Kesukaran Tes

Analisis tingkat kesukaran tes digunakan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan termasuk dalam kategori tes yang mudah, sedang ataupun sukar. Hasil uji tingkat kesukaran tes menunjukkan bahwa dari 30 soal yang ada, terdapat 14 soal dengan kategori mudah, 7 soal kategori sedang dan 8 soal kategori sukar dan 1 soal kategori sangat sukar (Lampiran 10).

b. Daya Pembeda Tes

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (kemampuan rendah). Hasil uji daya beda tes, menunjukkan bahwa dari 30 soal, terdapat 4 soal yang tergolong jelek, 9 soal yang tergolong cukup, 12 soal tergolong baik dan 5 soal tergolong baik sekali (Lampiran 10).

c. Distraktor (Pengecoh)

Distraktor (Pengecoh) adalah kemampuan kemampuan option untuk mengecoh jawaban siswa. Hasil distraktor, menunjukkan bahwa ada pengecoh yang sangat baik, baik, kurang baik, buruk dan sangat buruk (lampiran 10).

d. Reabilitas Tes

(38)

61

Dari hasil tingkat kesukaran, daya pembeda, distruktor, dan reabilitas tes diperoleh 21 soal yang singnifikan untuk digunakan sebagai intrumen penelitian dan dipilih sebanyak 20 soal yang signifikan sebagai instrumen tes (lampiran 8).

4.4.1 Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil belajar siswa dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui nomor atau tidaknya suatu distribusi data, sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Adapun hasil uji normalitas dan homogenitas adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov yang ada pada program SPSS 19. Data dikatakan berdistribusi normal jika hasil yang diperoleh > 0,05 (taraf signifikan), dan hasil yang diperoleh 0,089 (lampiran 12). Berdasarkan hasil uji normalitas data sebesar 0,089; secara signifikan lebih tinggi dari 0,05 maka data berdistribusi normal (0,089 > 0,05).

b. Uji Homogenitas

(39)

62 4.4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Gain)

Untuk menghitung besar peningkatan hasil belajar siswa digunakan rata-rata gain kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan rumus:

� = � � − � � �

� ��� �� � − � � �

Persentasi rata-rata keberhasilan belajar dihitung dengan rumus:

% peningkatan hasil belajar siswa = Rata-rata gain x 100 %

Perhitungan Gain dapat dilihat pada lampiran 22. Berdasarkan perhitungan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang diajarkan dengan menggunakan bahan ajar kimia interaktif berbasis web diketahui peningkatan hasil belajar sebesar 68,25%. Sedangkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang tidak menggunakan bahan ajar kimia interaktif berbasis web (menggunakan bahan ajar yang sudah ada disekolah) diketahui peningkatan hasil belajar sebesar 61,36%. Peningkatan hasil belajar siswa disajikan pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

(40)

63

Dari gambar 4.5 diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan bahan ajar kimia interaktif berbasis web lebih tinggi dibandingkan bahan ajar yang sudah ada.

4.5.Analisis Pendapat Siswa terhadap Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis Web yang Telah Dikembangkan

Analisis bahan ajar berbasis web menurut pendapat siswa, ada 2 aspek penting yang dinilai oleh siswa yaitu: aspek pembelajaran/materi, dan aspek tampilan multimedia pemrograman. Hasil analisis web yang telah dikembangkan disajikan pada gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.6. Grafik Pendapat Siswa Terhadap Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis Web

Hasil analisis bahan ajar kimia interaktif berbasis web yang telah dikembangkan pada materi Larutan Penyangga/Buffer berdasarkan pendapat siswa memiliki nilai rata-rata sebesar 3,94 adalah valid, artinya layak. Terdapat

(41)

64

dua komponen yang terkait komponen kelayakan media yaitu, (1) Kesesuaian cakupan materi pembelajaran = 3,93 adalah valid, artinya layak; (2) Pemrograman = 3,96 adalah valid, artinya layak.

4.6. Analisis Motivasi Belajar Siswa berdasarkan wawancara dengan Guru Kimia

Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar. Menurut hasil penelitian melalui observasi langsung, bahwa kebanyakan siswa yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gagah, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar. Motivasi menggerakan individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan. Motivasi individu tidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu tersebut.

(42)

65

siswa termotivasi terhadap pelajaran maka ia akan semangat melaksanakan aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian, motivasi harus menjadi pangkal permulaan dari aktivitas siswa. Tersedianya fasilitas-fasilitas yang memadai di sekolah, misalnya fasilitas perpustakaan, media-media pembelajaran, dan alat peraga juga dapat memotivasi siswa dalam belajar lebih giat dan untuk selalu meningkatkan hasil belajarnya.

Menjamurnya lembaga pendidikan non formal (bimbingan belajar) saat ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan dari pengguna jasa layanan pendidikan meningkat tajam. Alasan bagi siswa yang mengikuti les berdasarkan survey bukan hanya karena untuk memahami materi pelajaran. Berikut ini hasil wawancara langsung dengan beberapa pengajar di beberapa Bimbel yang ada di kota medan menyatakan bahwa alasan siswa ikut les tambahan di luar sekolah dan Bimbel dikarenakan: kurang memahami materi yang dipelajari di kelas; agar nilai-nilai bagus; diwajibkan dari sekolah; ingin menguasai materi tertentu, misalnya Matematika, Fisika, Kimia atau bahasa Inggris; perintah orang tua; juga agar memiliki banyak teman.

(43)

66

Berdasarkan wawancara terhadap guru kimia dibeberapa sekolah tersebut menyatakan bahwa Bimbel mampu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar melalui metode belajar yang menyenangkan dan tentunya akan berdampak yang positif terhadap prestasi anak. Pada umumnya Siswa yang mengikuti Bimbel lebih antusias dan semangat dalam kegiatan belajar disekolah, bila dibandingkan siswa yang tidak mengikuti Bimbel.

Biaya program Bimbel tidaklah murah, bahkan terbilang sangat mahal bagi kalangan menengah ke bawah. Sehingga tidak heran ada banyak siswa yang tidak dapat mengikuti Bimbel. Pada umumnya untuk biaya program khusus IPA untuk satu tahun :

Kelas X SMA : Rp. 3.000.000 – 5.000.000 Kelas XI SMA : Rp. 3.000.000 – 5.000.000 Kelas XII SMA : Rp. 10.000.000 – 15.000.000

Ada banyak siswa yang mengharapkan dapat mengikuti Bimbel saat mereka benar-benar kesulitan dengan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis Web yang dikembangkan oleh peneliti diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar di sekolah maupun di luar sekolah tanpa harus mengeluarkan biaya.

(44)

67

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Bahan ajar Larutan Penyangga yang terdapat dalam bahan ajar Web A dan Web B sudah baik namun masih belum sesuai dengan tuntutan kurikulum

artinya sebagian isi bahan ajar perlu direvisi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan pada bahan ajar tersebut.

2. Berdasarkan Penilaian Dosen dan Guru, Bahan Ajar Kimia Interaktif berbasis web pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang dikembangkan memiliki tingkat kelayakan valid untuk digunakan sebagai sumber belajar.

3. Berdasarkan tanggapan siswa, Bahan Ajar Kimia Interaktif berbasis web pada pokok bahasan Larutan Penyangga/Buffer yang dikembangkan memiliki tingkat kelayakan valid untuk digunakan sebagai sumber belajar. 4. Hasil belajar siswa dengan menggunakan Bahan Ajar Kimia Interaktif

(45)

68

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan maka peneliti menyarankan:

1. Bagi guru dan pengguna bahan ajar sebaiknya terlebih dahulu memperhatikan standar isi, kurikulum dan memenuhi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

2. Bagi penyusun bahan ajar berbasis web hendaknya memperhatikan kelayakan isi bahan ajar web dengan kurikulum yang berlaku.

(46)

69

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y., (2014), Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, Bandung: Refika Aditama

Barak, M., (2007), Transition fro Traditional to ICT-enhanced Learning Environments in Undergraduate Chemestry Course, Elsevier Computers and Education 48:40-43

Baswedan, A., (2013), Kilas Balik Dunia Pendidikan di Indonesia, www.prestasi-iief.org, diakses 8 Desember 2014

Chang, R., (2005), Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1, Erlangga: Jakarta

Dick, W dan Carey, (2005), The Systemic Design Of Intructional (6 th ed). New York: Omegatype Typography, Inc

Depdiknas, 2006, Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu, Jakarta: Depdiknas.

________, (2008), Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, (2010), Petunjuk Teknis

Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas

Djamarah, dkk, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta

Firdaus, F., 2013, Peran Lembaga Bimbingan Belajar Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Anak, http://edukasi.kompasiana.com/, diakses 3 Maret 2015

Hodge, A., Richardson, J, dan York, C, S., (2009), The Impact of Web-Based Homework Tool in University Algebra Courses on Student Learning and Strategies, Journal of Online Learning and Teaching, 5(4):618-629

Holden, J.T., (2005), An Intruction Media Selection Guide for Distance Education, Unaited State Distance Learning Association (USDLA), USA: USDLA Official Publication

(47)

70

Khoerul, Eko., 2012, Teori-Teori Motivasi Belajar, http://ekokhoerul.wordpress.com/, diakses 3 Maret 2015

Kumar, R, K., (2013), Effectiveness of E-learning in Teaching Chemistry with Reference Certain selected Variables, International Journal of Education and Practice 1(1):1-13

Kurniasih, I., dan Berlin, S., (2014), Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013, Surabaya: Kata Pena

Littlejohn, A., Falconer, dan Mcgill (2008), Carakterising Effective E-learning resources, Elsevier Computers and Education 50:757-771

Munafifah, E., (2013), Pengembangan Bahan ajar Buku Teks Pelajaran IPA-Kimia SMP/MTs, Program Studi Pendidikan IPA-Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan

Naidu, S., (2006). E-learning: a Guidebook of Principles, procedures, and Practices (edisi Revisi, 2006), New Delhi: Commonwealth Educational Media Center

National Foundation for Educational Research., (2011), TIMSS 2011 International Results in Mathematics, (https://www.google.com/#q=+TIMSS+2011+, diakses 20 Oktober 2014)

Nugraha, D,A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS Berorientasi Konstruktivistik, Journal of Innovative Science Education 2(1):28

Padmo, D., (2004), Teknologi Pembelajaran: Peningkatan Kualitas Belajar Melalui Teknologi Pembelajaran, Ciputat: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan

Parker, L,L., (2013), Case Study Using Online Homework in Undergraduate Organic Chemistry: Results and Student Attitudes, J, Chem, Educ., 90:37-44

Permendikbud, (2014), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(48)

71

Ratnawati, B.M., Silaban, R, Eddiyanto, (2014), Analisis dan Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Semester I SMK Farmasi Sesuai KTSP, Jurnal Pendidikan Kimia 6(1):1

Rashty, D., (1999), E-learning Process Models, www.addwise.com/artikel/e-learning_Proces_Models.pdf, diakses 19 Februari 2010

Richards, Drelick, Hendry, dan Roberston, (2011), Online Homwork, Help or Hidrance? What Students Think ang How They Perform, J, Coll, Sci, Teach, 40:81-94

Ridwan, (2003), Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta

Setyosari, P., (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Siburian, T., (2014), Rahasia Bimbel, Jakarta: Pustaka Mina

Shin, D., (2002), A Web-based, Ineractive Virtual Laboratory System for Unit Operations and Process System Engineering Education: Issues, Design and Implementaion, Elsevier Computers and Education26:319-330

Stockey, D., (2006), E-learning Definition and Explanationi, www.derekstockey.com, di akses 19 Februari 2010

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendekatan kuatitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Tasri, L., (2011), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web, Jurnal Medtek 3:2 Tim Pascasarjana UNIMED, (2010), Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis

& Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED

(49)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 2.1.  Manfaat Bahan Ajar bagi guru dan siswa
Gambar 2.1. Komponen e-learning sebagai suatu sistem pembelajaran
gambar yang dapat mendukung pemahaman siswa terhadap materi yang akan
Gambar 4.1 Grafik Penilaian Standar isi oleh Dosen  Keterangan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Dampak apa yang terlihat dalam laporan keuangan akibat employee benefit jangka panjang yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya.  Bandingkan kondisi yang sama

dapat dinyatakan sebagai berikut: ketika algoritma konvergen ke suatu titik limit yang terletak di dalam ( interior ) dari daerah layak ( feasible ), maka titik ini adalah suatu

Pertama, pelayanan PDAM Tirta Mangutama dalam peningkatan kepuasan pelanggan di Kuta Selatan dilihat dari indikator kualitas pelayanan serta kepuasan pelanggan pada

Setelah mengadakan observasi mahasiswa dapat belajar banyak dari proses pembelajaran yang sesungguhnya di SMA Negeri 1 Pleret. Maka kemudian mahasiswa mengikuti

The third strategy is translation by paraphrase. According Baker, paraphrase is one of the most common strategies in the translation of idioms. As sometimes it is impossible to find

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis neraca beras Indonesia berdasarkan produksi dan konsumsi dalam negeri, (2) menganalisis provinsi-provinsi di Indonesia yang

Dengan adanya aplikasi prototype sistem arisan yang dirancang dengan menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0 dan pembuatan database dengan menggunakan Microsoft Access

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor 50g/BAHPL/Pj/BPAD/2014 tanggal 16 April 2014 dan Penetapan Penyedia Nomor 52h/PP/Pj/BPAD/2014 tanggal 17 April 2014 kami